SlideShare a Scribd company logo
RENCANA DISEMINASI HASIL PEN
PENINGKATAN
DISEMINASI
BADAN LITBANG PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
1
RENCANA DISEMINASI HASIL PENELITI
(RDHP)
PENINGKATAN KOMUNIKASI, KOORDINASI
DISEMINASI HASIL INOVASI TEKNOLOGI
BADAN LITBANG PERTANIAN
Priatna Sasmita
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN
2018
ELITIAN
KOMUNIKASI, KOORDINASI DAN
TEKNOLOGI
SUMATERA SELATAN
2
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi
Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian
2. Unit Kerja : BPTP Sumatera Selatan
3. Alamat Unit Kerja : Jl. Kolonel H. Burlian Km. 6 No. 83 Palembang
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Sumatera Selatan TA. 2018
5. Status Kegiatan : Lanjutan
6. Penanggung Jawab
a. Nama : Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si
b. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/ IVb
c. Jabatan : Kepala BPTP
7. Lokasi : Propinsi Sumatera Selatan dan Luar Propinsi
Sumatera Selatan
8. Agroekosistem : Lahan rawa lebak, pasang surut, lahan kering dan
irigasi
9. Tahun Mulai : 2018
10. Tahun Selesai : 2018
11.Output Tahunan : 1. Peningkatan kapasitas (capacity building)
penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan
diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa
penyuluhan pertanian pusat dan daerah.
3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang
tersinkronisasi dengan programa penyuluhan
pusat dan daerah.
4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan
keterampilan penyuluh dan petani dalam
penerapan inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
3
7. Percepatan penyebaran informasi inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada
pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh).
8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan spesifik lokasi.
9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan
stakeholders di daerah.
10.Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka
menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil
litkaji meningkat.
11.Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil
litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh
pertanian.
12. Output Akhir : Percepatan penyebaran inovasi teknologi
Balitbangtan melalui peningkatan Komunikasi,
Koordinasi dan Diseminasi Inovasi Pertaniandi
Provinsi Sumatera Selatan
Koordinator Program Penanggungjawab Kegiatan
Budi Raharjo, STP., M.Si
NIP.19710828 200003 1 001
Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi.
NIP. 19641104 199203 1 001
Mengetahui:
Kepala Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sumatera Selatan
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA
NIP. 19680415 199203 1 001
Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi.
NIP. 19641104 199203 1 001
4
RINGKASAN
1 Judul : Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi
Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian
2 Unit Kerja : BPTP Sumatera Selatan
3 Lokasi : Provinsi Sumatera Selatan dan luar provinsi
4 Agroekosistem : Lahan rawa lebak, pasang surut, lahan kering dan
irigasi
5 Status (L/B) : Lanjutan
6 Tujuan2018 : 1. Meningkatkan kapasitas (capacity building)
penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan
diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
2. Menyamakan persepsi dalam penyusunan
programa penyuluhan pertanian pusat dan
daerah.
3. Sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan
dengan programa penyuluhan pusat dan daerah.
4. Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
5. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan penyuluh dan petani dalam
penerapan inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
6. Menjaring umpan balik (feedback) penerapan
inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
7. Mempercepat penyebaran informasi inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada
pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh).
8. Mengkaji inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan
spesifik lokasi.
9. Mensinergikan kegiatan litkajibangrap BPTP
dengan stakeholders di daerah.
10. Meningkatkan kemampuan peneliti dan penyuluh
dalam rangka penyebarluasan informasi dan
teknologi hasil litkaji.
11. Menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil
litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh
pertanian.
7 Keluaran : 1. Peningkatan kapasitas (capacity building)
penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan
diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa
penyuluhan pertanian pusat dan daerah.
5
3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang
tersinkronisasi dengan programa penyuluhan
pusat dan daerah.
4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan
penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
7. Percepatan penyebaran informasi inovasi teknologi
hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna
(stakeholders, petani, dan penyuluh).
8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan spesifik lokasi.
9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan
stakeholders di daerah.
10. Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka
menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil
litkaji meningkat.
11. Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil
litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh
pertanian.
8 Hasil tahun
lalu
: 1. Mendapatkan suatu persamaan dalam penetapan
komoditas strategis kementan (padi, jagung dan
cabe).
2. Inovasi teknologi hasil pengkajian BPTP pada
komoditas strategis Kementan melalui kegiatan
Gelar Lapang Inovasi Pertanian (GLIP)
dimanfaatkan oleh petani/pengguna teknologi .
3. Menghasilkan bahan cetakan berupa leaflet,
brosur/ juknis, dan terbentuknya klinik Agribisnis
dan cyber extension.
4. Terlaksananya kegiatan temu koordinasi, temu
teknis, temu lapangserta mendapatkan
persamaan persepsi atau sinergis
program/kegiatan BPTP dengan stakeholders
terkait.
5. Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah berkaitan dengan
adopsi inovasi pertanian yang telah
diintroduksikan/ didiseminasikan melalui kegiatan
pengkajian/diseminasi.
9 Perkiraan
Manfaat
: 1. Meningkatnya sinergi program Badan Litbang
Pertanian dan Kementerian Pertanian dengan
stakeholders di daerah.
2. Meningkatnya kapasitas institusi Badan Litbang
dalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian
spesifik lokasi di Daerah.
6
3. Adanya keberlanjutan penerapan inovasi
teknologiyang telah diintroduksikan.
4. Meningkatnya kapasitas SDM penyuluh BPTP dan
penyuluh di daerah.
5. Berkembangnya diseminasi hasil-hasil litkaji
kepada pengguna inovasi teknologi.
10 Perkiraan
Dampak
: 1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian
di wilayah.
2. Meningkatnya kesejehteraan petani di daerah.
3. Meningkatkan kompetensi penyuluh dalam
mendiseminasikan inovasi hasil litkaji Balitbangtan.
11 Prosedur : 1. Pendekatan : pertemuan tatap muka, on farm trial,
partisipatif, spesifik lokasi
2. Lingkup kegiatan : training of trainers, pertemuan,
temu teknis, demonstrasi farm, demonstrasi plot,
seminar, temu lapang, penerbitan bahan informasi
3. Tahapan :
Persiapan : Pertemuan tim, koordinasi dengan
stakeholders, penentuan lokasi, identifikasi inovasi
yang akan didiseminasikan, penyusunan instrumen
evaluasi.
Pelaksanaan : penyiapan bahan informasi,
implementasi berbagai inovasi teknologi,
pengamatan, pelaksanaan training of trainers,
pertemuan, temu lapang, temu teknis, seminar,
pelaksanaan sosialisasi. Pengukuran kinerja
kegiatan, pengolahan data.
4. Evaluasi dan Pelaporan:laporan perkembangan
bulanan, tengah tahun dan laporan akhir dan
penyusunan KTI.
12 Jangka Waktu : Tahunan
7
SUMMARY
1 Title : Improved Communication, Coordination and
Dissemination of Agricultural Innovation in
Sumatera Selatan Province
2 Unit of Work : AIAT (BPTP)Sumatera Selatan
3 Location : Sumatera Selatan Province
4 Agroecosystems : -
5 Status (C/N) : New
6 Purposes : 1. Enhancing synergies, Communication and
Dissemination Program Strategic Agricultural
Research Agency and the Ministry of Agriculture
with the relevant Technical Office, and
Universities
2. Increase the capacity of institutions (Research
Agency) in accelerating the dissemination of
specific Agricultural Innovation in the Regions
through workshops, seminars, exhibitions,
technology degree, exposure / open house,
technical meeting, socializing, gathering
information
3. Expanding and developing technological
innovations that have been introduced
7 Output : 1. The improvement synergy, coordination,
Communication and Dissemination Program
Strategic Agricultural Research Agency and the
Ministry of Agriculture with the relevant
Technical Office, and Universities
2. The improvement institutional capacity
(Research Agency) in accelerating the
dissemination of specific Agricultural Innovation
in the Regions through workshops, seminars,
exhibitions, technology degree, exposure / open
house, technical meeting, socializing, gathering
information
3. The development of the sustainability of
technological innovations that have been
introduced
8
10 Expected Impact : 1.Accelerate the improvement of agricultural
productivity in the region
2. Increasing the welfare of farmers in the Region
11
12
13
Procedure
Duration
Budget
:
:
:
1. Aproach : direct communication, partisipatif on
farm trial, spesifik location
2. Activities scope : workshops, seminars,
exhibitions, technology degree, exposure / open
house, technical meeting, socializing, gathering
information, publishing information materials.
3. Stape :
Preparation: metting tim, coordination to
stakeholders, hunting location, identification of
inovation wiil be disemination, to make
questionere, to desain of variouse extention
method
Aplication : preparation of information materials,
the implementation of a variety of technological
innovations, observations, seminar / workshops,
a technology degree, socialization, information
retrieval, technical inventiveness. performance
measurement activities, data processing
Evaluation and Report :Monthly , thirdmonth,
half year, and final report; to make topic KTI
Annually
Rp. 1.485.855.000,- (One billion four hundred
Eighty five million eight hundred and fifty five
thousandrupiah)
9
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu tugas yang diemban oleh Badan Litbang Pertanian bukan
hanya pada proses penelitian hingga menghasilkan teknologi yang dapat
dengan mudah dapat diterapkan oleh petani tetapi juga pada mekanisme
penyampaian inovasi teknologi tersebut sehingga bisa diadopsi secara
sempurna oleh petani dan pelaku agribisnis lainnya (Badan Litbang Pertanian,
2005). Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji) pertanian
ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasilnya oleh pengguna/sasaran.
Penerapan teknologi hasil litkaji tersebut diharapkan dapat mendorong
pembangunan pertanian di daerah, sehingga sektor pertanian mampu
berfungsi sebagai mesin penggerak perekonomian nasional.
Output kegiatan litkajiyang layak akan ditindaklanjuti dengan kegiatan
desiminasi. Output litkaji disebut “layak” apabila hasil litkaji merupakan output
yang berpotensi untuk memberikan outcome, benefid dan dampak kepada
pengguna. Selain output tersebut, kinerja perluasan dan percepatan suatu
inovasi pertanian juga sangat dipengaruhi oleh(i) ketepatan (efektif dan
efisien) strategi pemasyarakatan inovasi pertanian, (ii) sinergi hubungan antar
pelaku inovasipertanian (peneliti, penyuluh, petani, penentu kebijakan, swasta)
dan (iii) sinergi hubungan kelembagaan antar institusi yang terkait dengan
pembangunan pertanian.
Kinerja Sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila
mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu (i)
kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan,
dan (iii) kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu
rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih
teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana
teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi
informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda
penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai
inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha
10
sektor pertanian).Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan
inovasi/teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk
diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai
juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji (Kasryno, 2006). Untuk itu, perlu
strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif.
Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan petani-peternak adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan
pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang
ditujukan kepada petani-peternak dan keluarganya untuk meningkatkan
pengetahuannya di sektor pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan
penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media
penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan.
Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan
sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan
maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda. Pernyataan ini didukung
oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan pembangunan pertanian
tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan
pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi
dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang
berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar
petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses
pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan
pendapatan/keuntungan.
Dalam Pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi,
institusi Provinsi termasuk BPTP harus memberikan dukungan dan fasilitasi di
BP3K. salah satu permasalahan penyelenggaraan penyuluhan di Sumatera
Selatan antara lain kemampuan penyuluh dalam mendiseminasikan
rekomendasi teknologi belum optimal (Jajar Legowo, Varietas Unggul
Bersertifikat, Kalender Tanam), oleh karena itu dipandang perlu untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih
berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani
sesuai dengan perkembangan pembangunan.
Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum diadopsi oleh
petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka akan
11
dilakukan beberapa kegiatan diseminasi dalam skala yang lebih luas misalnya
gelar teknologi padi,jagung, kedele pada luasan 5 – 10 ha yang melibatkan
100 peserta. Pada tahun 2018 inikegiatan diseminasi juga akan
mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi.
1.2.Dasar Pertimbangan
Sejak Otonomi Daerah, implementasi UU no 16/2006 di setiap daerah
sangat beragam khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian.
Berbagai kegiatan penyuluhan yang dirasakan sangat efektif dalam
penyampaian informasi pertanian di masa lalu (mimbar sarasehan, pertemuan
teknis, pertemuan tugas, penyebaran informasi secara masif) kurang
dirasakan bahkan cenderung telah ditinggalkan. Adanya target pemenuhan
penyuluh 1 desa 1 penyuluh, dilakukan pengangkatan penyuluh lapangan
yang berstatus tenaga lepas yang dibiayai APBN maupun APBD, namun tidak
dibekali dengan kemampuan teknis budidaya.
Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup
berat (pencapaian swasembada pangan), sehingga bekal kemampuan teknis
harus dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di
lapangan sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis
Balitbangtan memiliki berbagai inovasi/ teknologi baru yang cukup banyak dan
siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. Inovasi BPTP masih
terbatas sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat
penyampaian inovasi/teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan
media penyuluhan yang lebih banyak.
Melalui kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi, dan Diseminasi
Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian di Provinsi Sumatera Selatan
diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan
dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode
penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna.
Hasil kegiatan tahun 2017 antara lain : 1) Mendapatkan suatu
persamaan dalam penetapan komoditas strategis kementan (padi, jagung dan
cabe). 2) Inovasi teknologi hasil pengkajian BPTP pada komoditas strategis
Kementan melalui kegiatan Temu Lapang Inovasi Pertanian dimanfaatkan oleh
12
petani/pengguna teknologi. 3) Menghasilkan bahan cetakan berupa leaflet,
brosur/ juknis, dan terbentuknya klinik Agribisnis dan cyber extension. 4)
Terlaksananya kegiatan temu koordinasi, temu teknis, temu lapangserta
mendapatkan persamaan persepsi atau sinergis program/kegiatan BPTP
dengan stakeholders terkait. 5) Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah berkaitan
dengan adopsi inovasi pertanian yang telah diintroduksikan/ didiseminasikan
melalui kegiatan pengkajian/diseminasi.
1.3.Tujuan
TUJUAN JANGKA PANJANG
1. Meningkatkankapasitas komunikasi, koordinasi dan diseminasidalam
rangka percepatan inovasi pertaniandi Provinsi Sumatera Selatan
2. Meningkatkan Kapasitas intitusi dalamdalampercepatandiseminasi Inovasi
Pertanian spesifik lokasi di Provinsi Sumatera Selatan
TUJUAN TAHUN 2018
1. Meningkatkan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah
dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
2. Menyamakan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian
pusat dan daerah.
3. Sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan dengan programa
penyuluhan pusat dan daerah.
4. Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
5. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani
dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
6. Menjaring umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
7. Mempercepat penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh).
8. Mengkaji inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi.
9. Mensinergikan kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di
daerah.
10. Meningkatkan kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka
penyebarluasan informasi dan teknologi hasil litkaji.
13
11. Menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait
khususnya penyuluh pertanian.
1.4. Keluaran Yang Diharapkan
Keluaran Jangka Panjang
1. Meningkatnyakapasitas komunikasi, koordinasi dan diseminasi dalam
rangka percepatan inovasi pertaniandi Provinsi Sumatera Selatan
2. MeningkatkanKapasitas intitusi dalam dalampercepatandiseminasi Inovasi
Pertanian spesifik lokasi di Provinsi Sumatera Selatan
Keluaran tahun 2018
1. Peningkatan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah
dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian
pusat dan daerah.
3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang tersinkronisasi dengan
programa penyuluhan pusat dan daerah.
4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani
dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan.
7. Percepatan penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji
Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh).
8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi.
9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah.
10. Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan
informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat.
11. Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait
khususnya penyuluh pertanian.
14
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat
1. Meningkatnya sinergi program Badan Litbang Pertanian dan Kementerian
Pertanian dengan stakeholders di daerah.
2. Meningkatnya kapasitas institusi Badan Litbang
dalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian spesifik lokasi di Daerah.
3. Adanya keberlanjutan penerapan inovasi teknologiyang telah
diintroduksikan.
4. Meningkatnya kapasitas SDM penyuluh BPTP dan penyuluh di daerah.
5. Berkembangnya diseminasi hasil-hasil litkaji kepada pengguna inovasi
teknologi.
Dampak
1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah.
2. Meningkatnya kesejehteraan petani di daerah.
3. Meningkatkan kompetensi penyuluh dalam mendiseminasikan inovasi hasil
litkaji Balitbangtan.
15
II TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Kerangka Teoritis
Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah
menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang
dihasilkan baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak
swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan
secara berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan
informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu
mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia (2002),
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat
apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan (khalayak pengguna). Untuk itu, BPTP memerlukan suatu
sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien
agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi yang
dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat.
Sebagai terjemahan dari hal“extension”, penyuluhan dapat diartikan
sebagai proses penyebarluasanyang dalam ini, merupakan penyebarluasan
informasi tentangilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan
olehperguruan tinggi ke dalam praktekatau kegiatan praktis
(Mardikantodalam Risna, dkk,2012). Penyuluhan pertanian adalah sistem
pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar
berubah perilakunya untuk bertani lebihbaik (better farming), berusahatani
lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living),
dan bermasyarakat lebih baik (better community )serta menjaga kelestarian
lingkungannya (better environment ).Metode penyuluhan pertanian dapat
diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para
penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung
maupun tidak langsung, agar mereka tahu, maudan mampu menerapkan
inovasi/teknologi baru (Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993). Sedangkan
teknik penyuluhanpertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan-
keputusan yang dibuatoleh sumberatau penyuluh dalam memilih serta
16
menata simbul dan isipesan menentukan pilihan cara dan frekuensi
penyampaian pesan sertamenentukan bentuk penyajian pesan.
Kegiatan penyuluhan sebagaisuatu sistem pendidikan
nonformaldimaksudkan agar penerima manfaatutama penyuluhan yaitu
petani dankeluarganya bersedia merubah perilakumereka yang meliputi
perubahan padaaspek pengetahuan, sikap, danketerampilan sehingga
mereka mampumemecahkan masalah yang dihadapi dandapat menolong
dirinya sendiri untukmemperbaiki taraf hidup danmeningkatkan
kesejahteraannya.Dalam hal ini peran penyuluhpertanian dirasa sangat
penting, karenapenyuluh bertugas melaksanakankegiatan penyuluhan di
wilayah kerjanyadan berhubungan langsung dengan petanisehingga
penyuluh dapat mengenalimasalah-masalah yang dihadapi petaniserta
membantu mencari cara pemecahanmasalah-masalah tersebut.
Untukmewujudkan keberhasilan penyuluhan,diperlukan tenaga-tenaga
penyuluh yanghandal dan profesional agar dapatmelaksanakan kegiatan
penyuluhanseperti yang direncanakan (Wijianto, Arip, 2008).Peran utama
bagi penyuluh pertanianadalah penyuluh sebagai penasehat/advisor,
penyuluh sebagai teknisi,penyuluh sebagai
penghubung/middleman,penyuluh sebagai organisatoris danpenyuluh
sebagai agen pembaharuan (Marzukidalam Saridewi, T. R dan Siregar, A.N,
2010).
Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman
penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip
dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin
melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang
memberipengaruh baik.
3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan
kegiatanlainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya
kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan
berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.
17
Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993)
mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian
:
1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu
mengacukepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya
masyarakat tani.
2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika
mampumelibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga
petani.
3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan
adanyakeragaman budaya.
4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan
mengakibatkanperubahan budaya.
5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif
jikamenggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama
dalammelaksanakan program-program penyuluhan yang telah
dicanangkan.
6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus
selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar
setiap alternatif.
7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian
harusdiupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau
belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan.
8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus
dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan
kondisilingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya.
9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang
hanyabertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu
mengembangkankepemimpinan.
10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang
telahmengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai
denganfungsinya sebagai penyuluh
11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga
sebagaisatu kesatuan dari unit sosial.
Dalam pelaksanaan Sistem kerja latihan, kun
digambarkan sebagai berikut
18
sanaan Sistem kerja latihan, kunjungan dan supervisi (LAKUSUSI)
berikut.
jungan dan supervisi (LAKUSUSI)
Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup
strategis seperti pada bagan berikut.
19
Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup
strategis seperti pada bagan berikut.
Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup
20
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) dalam Badri.M (2008)
berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai
berikut: 1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap
pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting
pada tahap persuasi; 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap
pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi;
3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran
antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter
akhir (late adopter); dan 4) saluran kosmopolit relatif lebih penting
dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter)
dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).
Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi (2013) tentang
BerbagaiMetode Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong (RGL) Di
Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulumenunjukkan bahwauntuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan
agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petanimembutuhkan media informasi
berupa film pertanian, klinik tani (TVRI), siaran pedesaan, pertemuan
kelompok, dan koran.Sedangkan petugas/penyuluh lapangan membutuhkan
media berupabuku saku, berita TV, berita radio, kursus/pelatihan,
anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang/temu teknis,
dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk
menunjukkan 64,29% petani memiliki persepsi yang baik,dan 35,71% petani
memiliki persepsi yang kurang baik.Media cetak lebih efektif digunakan dalam
proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media
audiovisual
Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong
disimpulkan bahwa Media cetak (leaflet, liptan, buku saku) lebih efektif
digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL
dibandingkan dengan media audiovisual (film dan presentasi). Secara statistik
penggunaan media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani;
sedangkan Temu Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar
21
74,19%, sedangkan pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani
sebesar 40% (Astuti, dkk. 2013)
Hasil pengkajian Wijianto, A (2008) tentang Hubungan Antara Peran
Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada
hubungan yang signifikanantara peranan penyuluh denganpartisipasi anggota
dalam kegiatankelompok tani. Hal ini berarti setiapkenaikan nilai pada
variabel perananpenyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilaipada variabel
partisipasi anggota.Demikian juga sebaliknya, setiappenurunan nilai pada
variabel perananpenyuluh akan diikuti oleh menurunnyanilai pada variabel
partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani.
Risna, dkk (2012) dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh
Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi
Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan
dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai
supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu
pada kelompok tani.
Pengkajian oleh Abdullah, A (2008) mengenai Peranan Penyuluhan
dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam
Peternakan Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangatmemiliki
peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnyadalam
penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adopsi teknologi
peternakan kepadapeternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan
oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu
ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.
22
IIIPROSEDUR
1.1. Pendekatan
Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Inovasi Pertanian di
Propinsi Sumatera Selatandilaksanakan dengan metode/pendekatan :
pertemuan langsung dan tidak langsung
on farm trial partisipatif dan spesifik lokasi
Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC)
1.2. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember
2018 di 17 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan
1.3. Bahan dan Metode Kegiatan
3.3.1 Bahan Kegiatan
1. Bahan sarana produksi dan pendukung lainnya : benih, bibit, pupuk,
pestisida,tool kit, kuesioner sebagai alat memperoleh indikator yang
diukur
2. Alat tulis kantor dan komputer suplies (kertas, Tinta, pena, stepler, USB,
kertas koran, display, dll)
3. Bahan pendukung kegiatan diseminasi (bahan cetakan, media
elektronikmeeting kit, Software dll)
3.3.2 Metode Kegiatan
Ruang Lingkup Kegiatan
1. Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP Sumatera Selatan. Kegiatan ini
merupakan kegiatan diseminasi untuk mendukung capacity building penyuluh
di BPTP dan institusi, dalam menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan kegiatan diseminasi inovasi teknologi dan tindak lanjut hasil
training secara aplikatif. Tujuan kegiatan iniadalah untuk
meningkatkankapasitas penyuluh BPTP dalam percepatan diseminasi inovasi
teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
23
Prosedur pelaksaan meliputikegiatan :
- Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur,
koordinasi.
- Pelaksanaan : training dengan materi penyusunan programa, IPW,
RKTP, penyusunan media diseminasi (cetak dan elektronik),
penyusunan KTI ilmiah dan populer.
- Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.
Parameter yang diukur :
Pengetahuan, sikap dan respon penyuluh terhadap materi training.
Analisis data :
- Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik
Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) :
D
൤
ࡿࡰ
√ࡺ
൨
Dimana : t : nilai t hitung
ˍ
D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2
N : jumlah sampel
- Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan
Riduwan dan Alma (2009) :
Dimana :
U = Nilai Uji Mann Whitney U
N1 = Sampel 1
N2 = Sampel 2
Ri = Ranking ukuran sampel
2. Kegiatan Sinkronisasi Materi Hasil Litkaji dan Programa Penyuluhan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan diseminasi dalam rangka persamaan
persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan
daerah serta sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji balitbangtan dengan
programa penyuluhan pusat dan daerah.
Prosedur :
- Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur,
koordinasi, FGD dalam rangka identifikasi materi inovasi hasil litkaji
24
Balitbangtan yang dibutuhkan, penyusunan matrik programa
penyuluhan BPTP, penyusunan buku rekomendasi teknologi.
- Pelaksanaan : pertemuan antara penyuluh BPTP, penyuluh daerah dan
dinas intansi terkait dalam rangka penyusunan programa penyuluhan
- Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.
3. Temu Teknis Inovasi Pertanian (Peneliti, Penyuluh BPTP), Penyuluh dan petani
Maju (Penyuluh Swadaya dan Swasta), kegiatan ini bertujuan untuk 1).
Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan ; 2) Meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan
inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan; 3)Menjaring umpan balik (feedback)
penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
Prosedur :
- Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi,
FGD dalam rangka identifikasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang
dibutuhkan, penyusunan bahan informasi teknologi, penyusunan materi
inovasi hasil litkaji Balitbangtan, penyusunan instrumen evaluasi kegiatan
temu teknis.
- Pelaksanaan : temu teknis antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan
penyuluh dan petani maju (penyuluh swadaya dan swasta), evaluasi
kegiatan temu teknis.
- Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.
Parameter yang diukur :
Pengetahuan dan respon peserta terhadap metode temu teknis.
Analisis data :
- Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik
Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) :
D
൤
ࡿࡰ
√ࡺ
൨
Dimana : t : nilai t hitung
ˍ
D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2
N : jumlah sampel
- Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan
Riduwan dan Alma (2009) :
25
Dimana :
U = Nilai Uji Mann Whitney U
N1 = Sampel 1
N2 = Sampel 2
Ri = Ranking ukuran sampel
4. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Daerah, kegiatan ini bertujuan untuk 1).
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani
dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan; 2). Umpan balik
(feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
Prosedur pelaksaan meliputi kegiatan :
- Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi.
- Pelaksanaan : training dengan materi penyusunan media diseminasi
melalui cetak maupun media elektronik
- Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.
Parameter yang diukur :
Pengetahuan, sikap dan respon penyuluh terhadap materi training.
Analisis data :
- Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik
Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) :
D
൤
ࡿࡰ
√ࡺ
൨
Dimana : t : nilai t hitung
ˍ
D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2
SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2
N : jumlah sampel
- Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan
Riduwan dan Alma (2009) :
Dimana :
U = Nilai Uji Mann Whitney U
N1 = Sampel 1
N2 = Sampel 2
Ri = Ranking ukuran sampel
26
5. Kaji Terap Inovasi Pertanian, kegiatan ini bertujuan untuk: 1). Mempercepat
penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada
pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh); 2). Mengkaji inovasi teknologi
hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi.
Prosedur pelaksaan meliputi kegiatan:
- Persiapan : pembuatan demplot, demfarm, demarea
- Pelaksanaan : temu lapang, aplikasi paket teknologi
- Pelaporan : hasil pelaksanaan kegiatan, laporan bulanan, tengah tahun dan
akhir tahun.
Parameter yang diukur :
Data pertumbuhan tanaman, data produktivitas tanaman, pengetahuan, sikap
dan respon petani terhadap teknologi yang diaplikasikan.
6. Kerjasama Penelitian, kegiatan ini bertujuan untuk Mensinergikan kegiatan
litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah.
Prosedur pelaksanaan meliputi kegiatan:
- Persiapan : koordinasi dengan Dinas dan stakeholder, penetapan jadwal
kegiatan,
- Pelaksanaan : pengawalan teknologi, pengendalian dan pembinaankaji
terap, penyusunan pedoman juklak dan juknis
- Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun.
Parameter yang diukur :
Monitoring dan evaluasi ketersediaan benih
7. Temu Teknologi dan Informasi Penyuluh dan Peneliti, kegiatan ini bertujuan
untuk : 1). Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan
informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat; 2). Tersebarluasnya
informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh
pertanian.
Prosedur pelaksanaan meliputi kegiatan:
1. Persiapan
- Persiapan dalam kegiatan ini meliputi diskusi internal di BPTP Sumatera
Selatan yang melibatkan peneliti, penyuluh dan teknisi. Selanjutnya
hasil diskusi internal akan disusun menjadi rencana pelaksanaan
kegiatan. Output dari kegiatan ini adalah dihasilkannya pedoman umum
27
untuk pelaksanaan kegiatan temu teknologi dan informasi sehingga
nantinya bisa dijadikan acuan untuk pelaksanaan kegiatan.
2. Pembentukan Kepanitiaan
- Untuk menunjang serta memantapkan pembagian tugas dalam rangka
pelaksanaan kegiatan maka dilakukan pembentukan panitia pelaksana
seminar maupun pameran teknologi. Dengan dibentuknya kepanitiaan
maka setiap pelaksana akan mengetahui perannya masing-masing
dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Penyusunan Bahan Seminar
- Bahan seminar berupa leaflet disusun untuk selanjutnya disebarluaskan
ke institusi-institusi lainnya, gunanya untuk menjaring peneliti/penyuluh
maupun kalangan akademisi untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan.
Selanjutnya, sebelum pelaksanaan seminar dilakukan penyusunan buku
panduan. Buku panduan ini berisikan informasi mengenai pelaksanaan
seminar baik jadwal maupun materi yang disampaikan pada seminar.
Materi dimaksud merupakan kumpulan abstrak yang sudah
disampaikan oleh peserta seminar.
4. Koordinasi dengan dinas/instansi terkait
- Koordinasi terutama dilakukan dengan instansi vertikal yakni Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian di Bogor
dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan menjadi berskala nasional.
Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan dinas/instansi terkait serta
beberapa lembaga penelitian/perguruan tinggi serta pihak swasta
dengan tujuan untuk menginformasikan pelaksanaan kegiatan temu
teknologi dan informasi. Output dari kegiatan ini adalah temu teknologi
dan informasi yang telah direncanakan dapat melibatkan berbagai
pihak tidak hanya yang berasal dari Sumatera Selatan.
5. Penyebarluasan Undangan terkait Pelaksanaan Kegiatan
- Agar kegiatan yang telah direncanakan dapat bersifat nasional,
diperlukan keiikutsertaan berbagai pihak yang berasal dari luar
Sumatera Selatan baik dari lembaga penelitian, perguruan tinggi,
maupun pihak swasta. Oleh karena itu, agar informasi dapat diterima
pihak tersebut dengan cepat, dilakukan penyebarluasan undangan baik
melalui bahan cetakan berupa leaflet maupun poster serta melalui
28
media online berupa website. Output dari kegiatan ini yaitu informasi
mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan dapat diterima oleh berbagai
pihak terkait.
6. Pelaksanaan Seminar Nasional dan Pameran Teknologi Pertanian
- Pelaksanaan kegiatan seminar nasional dan pameran teknologi
pertanian direncanakan berlangsung selama 3 hari, dimana seminar
nasional dimulai pada hari pertama hingga kedua, sedangkan pameran
dilaksanakan hingga hari ketiga. Seminar nasional bertujuan untuk
menyebarluaskan teknologi dan informasi hasil-hasil litkaji ke berbagai
pihak terkait terutama penyuluh dan petani. Peserta seminar
direncanakan berjumlah 200 orang yang berasal dari berbagai kalangan
seperti peneliti, penyuluh, akademisi, swasta, petani, pelajar dan
mahasiswa serta dinas/instansi terkait. Sebagai pembicara utama
(keynote speaker) direncanakan berasal dari Balitbangtan, Perguruan
Tinggi, Swasta dan Dinas/Instansi terkait. Pada seminar nasional juga
akan dilaksanakan pemaparan makalah-makalah penunjang hasil litkaji.
- Pameran dan demonstrasi teknis mengenai teknologi unggulan akan
dimulai sejak hari pertama hingga ketiga, dimana pada kegiatan ini
akan menampilkan berbagai teknologi pertanian unggulan baik yang
dihasilkan lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi maupun
pihak swasta. Pameran dan demonstrasi teknis ini akan dilaksanakan
pada stand-stand yang sudah disiapkan, dimana Balitbangtan akan
menampilkan teknologi unggulannya terutama dalam mendung
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Pameran direncanakan
melibatkan pihak swasta seperti PT. Rutan, PT. Quick, PT. SHS,
Syngenta dan Buyer. Dengan adanya pameran teknologi ini diharapkan
informasi dan teknologi yang telah dihasilkan dapat dengan mudah
diketahui oleh petani.
29
7. Pembuatan Laporan dan Prosiding
- Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, di akhir
pelaksanaan kegiatan akan dibuat laporan tertulis baik dari panitia
maupun penanggungjawab kegiatan. Selanjutnya, hasil seminar akan
dituangkan dalam bentuk prosiding yang akan diperbanyak dan
diperuntukkan bagi seluruh peserta seminar.
30
IV ANALISIS RESIKO
Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan
mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun strategi ataupun
cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif.
Daftar Resiko dalam Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi,
dan Diseminasi Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian Tahun 2018
NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK
1.
2.
3.
Inovasi teknologi
yang
didiseminasikan
tidak
dikembangkan oleh
stakeholders.
Ketidak sesuaian
petani kooperator
Gagal panen
Inovasi teknologi tidak
disebarkan oleh
stakeholders sehingga tidak
sampai di petani
Terbatasnya koordinasi dan
kurang cermat menentukan
sasaran
Banjir, kekeringan, atau
serangan hama
Tidak dapat meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilan petani serta
penurunan hasil pertanian
dan pendapatan petani
.
Tidak diperoleh data yang
valid, analisis secara
kuantitatif sulit dilakukan
Produktivitas turun
31
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN
5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan
No Nama Jabatan
Struktural/
Fungsional
Jabatan
dalam
Kegiatan
Bidang
keahlian
Alokasi
Waktu (Jam
/minggu)
1 Dr. Ir.Priatna Sasmita, M.Si Kepala Balai Pemulia 10
2. Ir. Hj. Harnisah Penyuluh Utama Perikanan 10
3 Drh. Aulia Evi Susanti, M.Sc KasieKSPP Peternakan 6
4. Budi Raharjo, S.TP, M.Si Peneliti Madya Mekanisasi 6
5. Ir. Triyandar Arief, M.Si Penyuluh Madya Ilmu Tanah 6
6. Ir. Sih Nugrahaeni W. Penyuluh Madya Peternakan 6
7. Dr. Yustisia, M.Si Peneliti Muda Agronomi 6
8. Ir. Yanter Hutapea, M.Si Peneliti Utama Sosial
Ekonomi
6
9. Tumarlan Thamrin, SP.MP Peneliti Madya Agronomi 6
10. Ir. NP Sri Ratmini, M.Sc Peneliti Madya Ilmu Tanah 6
11. Ir. Dedeh Hadiyanti, M.Si Penyuluh Madya Budidaya 6
12. Suri Emma, SP. Penyuluh Muda Budidaya 6
13. IKW Edi, SP Penyuluh Muda Budidaya 6
14. Yanto Pandu APH, SP Penyuluh Pertama Sosek 6
15. Usman Setiawan, SP Penyuluh Pertama Sosek 6
16. Mahdalena, SP Penyuluh Muda Agronomi 6
17. Maya Dhania Sari, SP Penyuluh Pertama Sosek 6
18. Yayan Suryana, SST Penyuluh Pertama Peternakan 6
19. Bunaiyah Honorita, SP Penyuluh Muda Sosek 6
20. Maulida Surayya, SP Penyuluh Pertama Sosek 6
21. Annisa, SP Calon Penyuluh Agronomi 6
22. Yeni Eliza, S.TP, M.Si Peneliti Pertama Pasca panen 6
32
5.2. JADWAL KEGIATAN
Uraian Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I Persiapan :
1. Penyusunan RDHP X
2. Pembahasan/
seminar, perbaikan
RODHP
X X
3. Koordinasi X X
II Pelaksanaan :
4. Pengadaan ATK X X X
5. Penentuan petani
Demplot,
X
6. Persiapan,
Pertemuandi
lapangan, field day
X X X X X X X X
7. Pelaksanaan
Demplot, demcara
X X X X X X
8. Penyusunan bahan
cetakan dan
elektronik
X X X X X
9. Pertemuan petani,
penyuluh lapangan
di BP3K
X X X X
10 Pelaksanaan Kaji
Terap
X X X X X X X X
III Evaluasi :
7. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X
8 Analisis Data X X
9 Laporan tengah
tahun, akhir tahun
X X
10 Seminar Hasil X
11 Penyusunan KTI X X
33
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Agustina. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk
Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong. Prosiding
Seminar Nasional Sapi Potong, 24 November 2008. Palu.
Azwar.S, 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Astuti,UP dan Ruswendi, 2013. Makalah Seminar Nasional : Berbagai Metode
Diseminasi Teknologi Jeruk RGL di Kabupaten Lebong.
Astuti, UP, 2013.Laporan Akhir Tahun : Efektifitas Berbagai Metode Diseminasi
dalam Mendukung MP3MI berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong
Badan Litbang Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian serta
Program Informasi, Komunikasi, dan Diseminasi di BPTP. Badan Litbang
Pertanian, Jakarta.
Badan Litbang Pertanian. 2004. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program Hasil
Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian,
Jakarta.
Bakorluh Provinsi Sumatera Selatan, 2015. Kebijakan Penyuluhan Provinsi
Sumatera Selatan 2015 (bahan tayang Pertemuan Koordinasi Penyuluhan
Provinsi Sumatera Selatan). Sumatera Selatan
Badri.M. 2008. Kontribusi Teori-teori Komunikasi dalam Komunikasi Inovasi,
www.teori difusi.
Hubies.S.A.V.Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional terhadap Peningkatan
Pengetahuan Petani tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi,
Volume 25 No.1, Mei 2007 : 1 – 10.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret
University Press. Solo.
Risna, Rosni, M, dan Mariani. 2012. Peran Penyuluhan Pertanian Terhadap
Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas
Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan
Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Agribisnis Perdesaan Volume 02
Nomor 03 September 2012.
Saridewi, T.R dan Siregar, A.N. 2010. Hubungan antara Peran Penyuluh dan Adopsi
Teknologi oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten
Tasikmalaya. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1.
Wijianto, Arip. 2008. Hubungan antara Peranan Penyuluh dengan Partisipasi
Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono
Kabupaten Boyolali. Agritexts No. 24.
Wiriatmadja. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. C.V. Yasaguna. Jakarta.

More Related Content

What's hot

(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
Pengelola Air
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
septianm
 
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013 rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
Amir Badri
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
Pengelola Air
 
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan IIIPenjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
Ryadhi EthniCitizen
 
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
Pengelola Air
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
megiriandi
 
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Dpc Pkb Aceh Tamiang
 
Bagan rancangan aktualisasi
Bagan rancangan aktualisasiBagan rancangan aktualisasi
Bagan rancangan aktualisasi
Taufiq Hidayat
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
Pengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkbPengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkb
Stiunus Esap
 
Laphir bptp sumsel ta 2016
Laphir bptp sumsel ta 2016 Laphir bptp sumsel ta 2016
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
TPRP Strategic Partner
 
Dallap 2011
Dallap 2011Dallap 2011
Dallap 2011
Afrizal Bob
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Panembahan Senopati Sudarmanto
 
Materi pelatihan ptp di pkm bandaran
Materi pelatihan ptp di pkm bandaranMateri pelatihan ptp di pkm bandaran
Materi pelatihan ptp di pkm bandaranRofii Muzammil
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Joy Irman
 
Format penawaran adm teknis madani
Format penawaran adm teknis madaniFormat penawaran adm teknis madani
Format penawaran adm teknis madani
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
(PRESENTASI) Petunjuk Pelaksanaan Pembahasan SIH3
 
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
SOP PENYELENGGARAAN PEMETAAN PARTISIPATIF DAN PENGENDALIAN KUALITAS PETA PART...
 
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013 rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
rencana kerja konsultan pemberdayaan ifad pare 2013
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
 
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
Petunjuk Pelaksanaan Perumusan Bahan Pertimbangan TKPSDA Untuk Penetapan Pola...
 
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan IIIPenjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
Penjelasan Seminar Aktualisasi Diklat Prajabatan Gol II dan III
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
(PRESENTASI) Tata Cara Penyelenggaraan Sidang Rencana SDA
 
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpdBuku pegangan plkb,pkb,tpd
Buku pegangan plkb,pkb,tpd
 
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
Pedoman teknis perluasan areal tanaman pangan tahun 2014
 
Bagan rancangan aktualisasi
Bagan rancangan aktualisasiBagan rancangan aktualisasi
Bagan rancangan aktualisasi
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
Pengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkbPengelolaan pak pkb
Pengelolaan pak pkb
 
Laphir bptp sumsel ta 2016
Laphir bptp sumsel ta 2016 Laphir bptp sumsel ta 2016
Laphir bptp sumsel ta 2016
 
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesiaLaporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
Laporan draf akhir rpkpp martapura kalimantan selatan indonesia
 
Dallap 2011
Dallap 2011Dallap 2011
Dallap 2011
 
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi JambiContoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
Contoh MoU Penetapan dan Penegasan Batas Desa Kab. Merangin-Provinsi Jambi
 
Materi pelatihan ptp di pkm bandaran
Materi pelatihan ptp di pkm bandaranMateri pelatihan ptp di pkm bandaran
Materi pelatihan ptp di pkm bandaran
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
 
Format penawaran adm teknis madani
Format penawaran adm teknis madaniFormat penawaran adm teknis madani
Format penawaran adm teknis madani
 

Similar to Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1

Rktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama ksppRktm kerjasama kspp
Rktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasiRktm lab diseminasi
Rktm program
Rktm programRktm program
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN
 
Rktm perpustakaan
Rktm perpustakaanRktm perpustakaan
Laphir BPTP 2018
Laphir BPTP 2018Laphir BPTP 2018
Pk 2016 ok
Pk 2016 okPk 2016 ok
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptxDINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
Herwenita
 
Laphir 2017
Laphir 2017Laphir 2017
6. yustisia sinkronisasi
6. yustisia sinkronisasi6. yustisia sinkronisasi
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemenRktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pembayaran gaji dan tunjangan
Rktm pembayaran gaji dan tunjanganRktm pembayaran gaji dan tunjangan

Similar to Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1 (20)

Rktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama ksppRktm kerjasama kspp
Rktm kerjasama kspp
 
Rktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasiRktm lab diseminasi
Rktm lab diseminasi
 
Rktm program
Rktm programRktm program
Rktm program
 
Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018Rdhp upsus 2018
Rdhp upsus 2018
 
Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012Lakip bptp sumsel 2012
Lakip bptp sumsel 2012
 
Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011Lakip bptp sumsel 2011
Lakip bptp sumsel 2011
 
Rdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasiRdhptaman agro inovasi
Rdhptaman agro inovasi
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1Sinkronisasi rumusan 1
Sinkronisasi rumusan 1
 
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
3.fp unsri bahan paparan peragi andy mulyana new
 
Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010Lakip bptp sumsel 2010
Lakip bptp sumsel 2010
 
Rktm perpustakaan
Rktm perpustakaanRktm perpustakaan
Rktm perpustakaan
 
Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018Rptp anjak 2018
Rptp anjak 2018
 
Laphir BPTP 2018
Laphir BPTP 2018Laphir BPTP 2018
Laphir BPTP 2018
 
Pk 2016 ok
Pk 2016 okPk 2016 ok
Pk 2016 ok
 
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptxDINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
 
Laphir 2017
Laphir 2017Laphir 2017
Laphir 2017
 
6. yustisia sinkronisasi
6. yustisia sinkronisasi6. yustisia sinkronisasi
6. yustisia sinkronisasi
 
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemenRktm pemeliharaan akreditasi manajemen
Rktm pemeliharaan akreditasi manajemen
 
Rktm pembayaran gaji dan tunjangan
Rktm pembayaran gaji dan tunjanganRktm pembayaran gaji dan tunjangan
Rktm pembayaran gaji dan tunjangan
 

More from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN

EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN
 

More from BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN SUMATERA SELATAN (20)

daftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdfdaftar-aset-2021.pdf
daftar-aset-2021.pdf
 
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdfPENCEGAHAN COVID-19.pdf
PENCEGAHAN COVID-19.pdf
 
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdfMITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
MITIGASI BENCANA BANJIR.pdf
 
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdfEVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
EVAKUASI GEMPA BUMI-SEBELUM.pdf
 
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdfSurat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
Surat tugas Ka balai, Ka TU, Ka KSPP.pdf
 
simak bmn.pdf
simak bmn.pdfsimak bmn.pdf
simak bmn.pdf
 
Laporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdfLaporan Keuangan 2021.pdf
Laporan Keuangan 2021.pdf
 
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdfNOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT MARET-JUNI 2022.pdf
 
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdfNOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
NOTULENSI RAPAT JUL-OK 2022.pdf
 
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdfSURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
SURAT PERNYATAAN LELANG.pdf
 
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdfRealisasiAnggarantw2 2021.pdf
RealisasiAnggarantw2 2021.pdf
 
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdfRealisasiAnggarantw1 2022.pdf
RealisasiAnggarantw1 2022.pdf
 
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdfSTATISTIK LAP KEU 2022.pdf
STATISTIK LAP KEU 2022.pdf
 
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdfREKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
REKAP KEPEGAWAIAN 2022.pdf
 
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdfJUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
JUMLAH PEGAWAI 2015-2021.pdf
 
Agenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdfAgenda KEG INSTANSI.pdf
Agenda KEG INSTANSI.pdf
 
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdfSURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
SURAT KELUAR DAN MASUK.pdf
 
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdfDaftar Rancangan Peraturan.pdf
Daftar Rancangan Peraturan.pdf
 
SE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdfSE Larangan Mudik.pdf
SE Larangan Mudik.pdf
 
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
SE Sekjen Nomor 1829 tentang penyesuaian sistem kerja ASN dalam New Normal (3...
 

Rdhp peningkatan komunikasi 2018 01 final-1

  • 1. RENCANA DISEMINASI HASIL PEN PENINGKATAN DISEMINASI BADAN LITBANG PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN 1 RENCANA DISEMINASI HASIL PENELITI (RDHP) PENINGKATAN KOMUNIKASI, KOORDINASI DISEMINASI HASIL INOVASI TEKNOLOGI BADAN LITBANG PERTANIAN Priatna Sasmita BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN 2018 ELITIAN KOMUNIKASI, KOORDINASI DAN TEKNOLOGI SUMATERA SELATAN
  • 2. 2 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP : Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian 2. Unit Kerja : BPTP Sumatera Selatan 3. Alamat Unit Kerja : Jl. Kolonel H. Burlian Km. 6 No. 83 Palembang 4. Sumber Dana : DIPA BPTP Sumatera Selatan TA. 2018 5. Status Kegiatan : Lanjutan 6. Penanggung Jawab a. Nama : Dr. Ir. Priatna Sasmita, M.Si b. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I/ IVb c. Jabatan : Kepala BPTP 7. Lokasi : Propinsi Sumatera Selatan dan Luar Propinsi Sumatera Selatan 8. Agroekosistem : Lahan rawa lebak, pasang surut, lahan kering dan irigasi 9. Tahun Mulai : 2018 10. Tahun Selesai : 2018 11.Output Tahunan : 1. Peningkatan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah. 3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang tersinkronisasi dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. 4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
  • 3. 3 7. Percepatan penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh). 8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. 9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. 10.Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat. 11.Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian. 12. Output Akhir : Percepatan penyebaran inovasi teknologi Balitbangtan melalui peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Inovasi Pertaniandi Provinsi Sumatera Selatan Koordinator Program Penanggungjawab Kegiatan Budi Raharjo, STP., M.Si NIP.19710828 200003 1 001 Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi. NIP. 19641104 199203 1 001 Mengetahui: Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA NIP. 19680415 199203 1 001 Dr. Ir. Priatna Sasmita, MSi. NIP. 19641104 199203 1 001
  • 4. 4 RINGKASAN 1 Judul : Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian 2 Unit Kerja : BPTP Sumatera Selatan 3 Lokasi : Provinsi Sumatera Selatan dan luar provinsi 4 Agroekosistem : Lahan rawa lebak, pasang surut, lahan kering dan irigasi 5 Status (L/B) : Lanjutan 6 Tujuan2018 : 1. Meningkatkan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 2. Menyamakan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah. 3. Sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. 4. Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 5. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 6. Menjaring umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 7. Mempercepat penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh). 8. Mengkaji inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. 9. Mensinergikan kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. 10. Meningkatkan kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka penyebarluasan informasi dan teknologi hasil litkaji. 11. Menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian. 7 Keluaran : 1. Peningkatan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah.
  • 5. 5 3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang tersinkronisasi dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. 4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 7. Percepatan penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh). 8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. 9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. 10. Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat. 11. Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian. 8 Hasil tahun lalu : 1. Mendapatkan suatu persamaan dalam penetapan komoditas strategis kementan (padi, jagung dan cabe). 2. Inovasi teknologi hasil pengkajian BPTP pada komoditas strategis Kementan melalui kegiatan Gelar Lapang Inovasi Pertanian (GLIP) dimanfaatkan oleh petani/pengguna teknologi . 3. Menghasilkan bahan cetakan berupa leaflet, brosur/ juknis, dan terbentuknya klinik Agribisnis dan cyber extension. 4. Terlaksananya kegiatan temu koordinasi, temu teknis, temu lapangserta mendapatkan persamaan persepsi atau sinergis program/kegiatan BPTP dengan stakeholders terkait. 5. Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah berkaitan dengan adopsi inovasi pertanian yang telah diintroduksikan/ didiseminasikan melalui kegiatan pengkajian/diseminasi. 9 Perkiraan Manfaat : 1. Meningkatnya sinergi program Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian dengan stakeholders di daerah. 2. Meningkatnya kapasitas institusi Badan Litbang dalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian spesifik lokasi di Daerah.
  • 6. 6 3. Adanya keberlanjutan penerapan inovasi teknologiyang telah diintroduksikan. 4. Meningkatnya kapasitas SDM penyuluh BPTP dan penyuluh di daerah. 5. Berkembangnya diseminasi hasil-hasil litkaji kepada pengguna inovasi teknologi. 10 Perkiraan Dampak : 1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah. 2. Meningkatnya kesejehteraan petani di daerah. 3. Meningkatkan kompetensi penyuluh dalam mendiseminasikan inovasi hasil litkaji Balitbangtan. 11 Prosedur : 1. Pendekatan : pertemuan tatap muka, on farm trial, partisipatif, spesifik lokasi 2. Lingkup kegiatan : training of trainers, pertemuan, temu teknis, demonstrasi farm, demonstrasi plot, seminar, temu lapang, penerbitan bahan informasi 3. Tahapan : Persiapan : Pertemuan tim, koordinasi dengan stakeholders, penentuan lokasi, identifikasi inovasi yang akan didiseminasikan, penyusunan instrumen evaluasi. Pelaksanaan : penyiapan bahan informasi, implementasi berbagai inovasi teknologi, pengamatan, pelaksanaan training of trainers, pertemuan, temu lapang, temu teknis, seminar, pelaksanaan sosialisasi. Pengukuran kinerja kegiatan, pengolahan data. 4. Evaluasi dan Pelaporan:laporan perkembangan bulanan, tengah tahun dan laporan akhir dan penyusunan KTI. 12 Jangka Waktu : Tahunan
  • 7. 7 SUMMARY 1 Title : Improved Communication, Coordination and Dissemination of Agricultural Innovation in Sumatera Selatan Province 2 Unit of Work : AIAT (BPTP)Sumatera Selatan 3 Location : Sumatera Selatan Province 4 Agroecosystems : - 5 Status (C/N) : New 6 Purposes : 1. Enhancing synergies, Communication and Dissemination Program Strategic Agricultural Research Agency and the Ministry of Agriculture with the relevant Technical Office, and Universities 2. Increase the capacity of institutions (Research Agency) in accelerating the dissemination of specific Agricultural Innovation in the Regions through workshops, seminars, exhibitions, technology degree, exposure / open house, technical meeting, socializing, gathering information 3. Expanding and developing technological innovations that have been introduced 7 Output : 1. The improvement synergy, coordination, Communication and Dissemination Program Strategic Agricultural Research Agency and the Ministry of Agriculture with the relevant Technical Office, and Universities 2. The improvement institutional capacity (Research Agency) in accelerating the dissemination of specific Agricultural Innovation in the Regions through workshops, seminars, exhibitions, technology degree, exposure / open house, technical meeting, socializing, gathering information 3. The development of the sustainability of technological innovations that have been introduced
  • 8. 8 10 Expected Impact : 1.Accelerate the improvement of agricultural productivity in the region 2. Increasing the welfare of farmers in the Region 11 12 13 Procedure Duration Budget : : : 1. Aproach : direct communication, partisipatif on farm trial, spesifik location 2. Activities scope : workshops, seminars, exhibitions, technology degree, exposure / open house, technical meeting, socializing, gathering information, publishing information materials. 3. Stape : Preparation: metting tim, coordination to stakeholders, hunting location, identification of inovation wiil be disemination, to make questionere, to desain of variouse extention method Aplication : preparation of information materials, the implementation of a variety of technological innovations, observations, seminar / workshops, a technology degree, socialization, information retrieval, technical inventiveness. performance measurement activities, data processing Evaluation and Report :Monthly , thirdmonth, half year, and final report; to make topic KTI Annually Rp. 1.485.855.000,- (One billion four hundred Eighty five million eight hundred and fifty five thousandrupiah)
  • 9. 9 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tugas yang diemban oleh Badan Litbang Pertanian bukan hanya pada proses penelitian hingga menghasilkan teknologi yang dapat dengan mudah dapat diterapkan oleh petani tetapi juga pada mekanisme penyampaian inovasi teknologi tersebut sehingga bisa diadopsi secara sempurna oleh petani dan pelaku agribisnis lainnya (Badan Litbang Pertanian, 2005). Keberhasilan kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji) pertanian ditentukan oleh tingkat pemanfaatan hasilnya oleh pengguna/sasaran. Penerapan teknologi hasil litkaji tersebut diharapkan dapat mendorong pembangunan pertanian di daerah, sehingga sektor pertanian mampu berfungsi sebagai mesin penggerak perekonomian nasional. Output kegiatan litkajiyang layak akan ditindaklanjuti dengan kegiatan desiminasi. Output litkaji disebut “layak” apabila hasil litkaji merupakan output yang berpotensi untuk memberikan outcome, benefid dan dampak kepada pengguna. Selain output tersebut, kinerja perluasan dan percepatan suatu inovasi pertanian juga sangat dipengaruhi oleh(i) ketepatan (efektif dan efisien) strategi pemasyarakatan inovasi pertanian, (ii) sinergi hubungan antar pelaku inovasipertanian (peneliti, penyuluh, petani, penentu kebijakan, swasta) dan (iii) sinergi hubungan kelembagaan antar institusi yang terkait dengan pembangunan pertanian. Kinerja Sistem alih teknologi akan berhasil dan berdaya guna apabila mendapat dukungan dari tiga kelembagan yang saling terkait yaitu (i) kelembagaan penelitian dan pengembangan, (ii) kelembagaan penyuluhan, dan (iii) kelembagaan petani. Ketiga lembaga tersebut merupakan satu rangkaian yang saling mendukung dan terkait dalam suatu sistem alih teknologi dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi, komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda penggerak dalam mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha
  • 10. 10 sektor pertanian).Diseminasi adalah cara dan proses penyebarluasan inovasi/teknologi hasil-hasil litkaji kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan. Kegiatan diseminasi hasil litkaji dapat dimaknai juga sebagai upaya scalling up hasil litkaji (Kasryno, 2006). Untuk itu, perlu strategi atau mekanisme yang efisien dan efektif. Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani-peternak adalah melalui penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Penyuluhan Pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani-peternak dan keluarganya untuk meningkatkan pengetahuannya di sektor pertanian. Keberhasilan penyelenggaraan penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan kebutuhan. Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda. Pernyataan ini didukung oleh Mardikanto (1993), bahwa keberhasilan pembangunan pertanian tergantung ataupun dipengaruhi oleh ketersediaan materi penyuluhan pertanian yang merupakan materi pendukung. Penyebarluasan informasi dalam penyuluhan pertanian mencakup penyebaran informasi yang berlangsung antar penentu kebijakan, antar peneliti, antar penyuluh, antar petani maupun antar pihak-pihak yang berkedudukan setingkat dalam proses pembangunan pertanian sehingga peningkatan produksi, pertambahan pendapatan/keuntungan. Dalam Pelaksanaan Sistem Kerja Latihan, Kunjungan dan Supervisi, institusi Provinsi termasuk BPTP harus memberikan dukungan dan fasilitasi di BP3K. salah satu permasalahan penyelenggaraan penyuluhan di Sumatera Selatan antara lain kemampuan penyuluh dalam mendiseminasikan rekomendasi teknologi belum optimal (Jajar Legowo, Varietas Unggul Bersertifikat, Kalender Tanam), oleh karena itu dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya guna dan memenuhi pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan perkembangan pembangunan. Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima, maka akan
  • 11. 11 dilakukan beberapa kegiatan diseminasi dalam skala yang lebih luas misalnya gelar teknologi padi,jagung, kedele pada luasan 5 – 10 ha yang melibatkan 100 peserta. Pada tahun 2018 inikegiatan diseminasi juga akan mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan karakteristik spesifik lokasi. 1.2.Dasar Pertimbangan Sejak Otonomi Daerah, implementasi UU no 16/2006 di setiap daerah sangat beragam khususnya dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Berbagai kegiatan penyuluhan yang dirasakan sangat efektif dalam penyampaian informasi pertanian di masa lalu (mimbar sarasehan, pertemuan teknis, pertemuan tugas, penyebaran informasi secara masif) kurang dirasakan bahkan cenderung telah ditinggalkan. Adanya target pemenuhan penyuluh 1 desa 1 penyuluh, dilakukan pengangkatan penyuluh lapangan yang berstatus tenaga lepas yang dibiayai APBN maupun APBD, namun tidak dibekali dengan kemampuan teknis budidaya. Tuntutan pencapaian tujuan pembangunan pertanian saat ini cukup berat (pencapaian swasembada pangan), sehingga bekal kemampuan teknis harus dikuasai oleh petugas di lapangan. Materi penyuluhan oleh penyuluh di lapangan sangat terbatas, di lain pihak, BPTP sebagai unit pelaksanan teknis Balitbangtan memiliki berbagai inovasi/ teknologi baru yang cukup banyak dan siap didiseminasikan kepada penyuluh di lapangan. Inovasi BPTP masih terbatas sampai di pengguna, sehingga perlu upaya mempercepat penyampaian inovasi/teknologi baru melalui berbagai metode, saluran dan media penyuluhan yang lebih banyak. Melalui kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi, dan Diseminasi Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian di Provinsi Sumatera Selatan diharapkan mampu membantu dan memperlengkapi penyuluh di lapangan dalam teknologi serta menumbuhkan kembali berbagai kegiatan dan metode penyuluhan yang efektif sesuai kebutuhan pengguna. Hasil kegiatan tahun 2017 antara lain : 1) Mendapatkan suatu persamaan dalam penetapan komoditas strategis kementan (padi, jagung dan cabe). 2) Inovasi teknologi hasil pengkajian BPTP pada komoditas strategis Kementan melalui kegiatan Temu Lapang Inovasi Pertanian dimanfaatkan oleh
  • 12. 12 petani/pengguna teknologi. 3) Menghasilkan bahan cetakan berupa leaflet, brosur/ juknis, dan terbentuknya klinik Agribisnis dan cyber extension. 4) Terlaksananya kegiatan temu koordinasi, temu teknis, temu lapangserta mendapatkan persamaan persepsi atau sinergis program/kegiatan BPTP dengan stakeholders terkait. 5) Menghasilkan Karya Tulis Ilmiah berkaitan dengan adopsi inovasi pertanian yang telah diintroduksikan/ didiseminasikan melalui kegiatan pengkajian/diseminasi. 1.3.Tujuan TUJUAN JANGKA PANJANG 1. Meningkatkankapasitas komunikasi, koordinasi dan diseminasidalam rangka percepatan inovasi pertaniandi Provinsi Sumatera Selatan 2. Meningkatkan Kapasitas intitusi dalamdalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian spesifik lokasi di Provinsi Sumatera Selatan TUJUAN TAHUN 2018 1. Meningkatkan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 2. Menyamakan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah. 3. Sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. 4. Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 5. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 6. Menjaring umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 7. Mempercepat penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh). 8. Mengkaji inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. 9. Mensinergikan kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. 10. Meningkatkan kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka penyebarluasan informasi dan teknologi hasil litkaji.
  • 13. 13 11. Menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian. 1.4. Keluaran Yang Diharapkan Keluaran Jangka Panjang 1. Meningkatnyakapasitas komunikasi, koordinasi dan diseminasi dalam rangka percepatan inovasi pertaniandi Provinsi Sumatera Selatan 2. MeningkatkanKapasitas intitusi dalam dalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian spesifik lokasi di Provinsi Sumatera Selatan Keluaran tahun 2018 1. Peningkatan kapasitas (capacity building) penyuluh BPTP dan daerah dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 2. Persamaan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah. 3. Materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang tersinkronisasi dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. 4. Terdiseminasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 5. Peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 6. Umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. 7. Percepatan penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh). 8. Teradaptasinya inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. 9. Sinergi kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. 10. Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat. 11. Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian.
  • 14. 14 1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak Manfaat 1. Meningkatnya sinergi program Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian dengan stakeholders di daerah. 2. Meningkatnya kapasitas institusi Badan Litbang dalampercepatandiseminasi Inovasi Pertanian spesifik lokasi di Daerah. 3. Adanya keberlanjutan penerapan inovasi teknologiyang telah diintroduksikan. 4. Meningkatnya kapasitas SDM penyuluh BPTP dan penyuluh di daerah. 5. Berkembangnya diseminasi hasil-hasil litkaji kepada pengguna inovasi teknologi. Dampak 1. Mempercepat peningkatan produktivitas pertanian di wilayah. 2. Meningkatnya kesejehteraan petani di daerah. 3. Meningkatkan kompetensi penyuluh dalam mendiseminasikan inovasi hasil litkaji Balitbangtan.
  • 15. 15 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kerangka Teoritis Dalam konteks transfer teknologi, Badan Litbang Pertanian telah menggunakan berbagai media sebagai wahana promosi teknologi yang dihasilkan baik itu diseminasi hasil-hasil litkaji kepada petani-peternak, pihak swasta dan pengguna lain perlu dilakukan melalui media yang tepat dan secara berkelanjutan. Kegiatan diseminasi bukan sekedar penyebarluasan informasi dan teknologi pertanian, tetapi petani diharapkan mampu mengadopsi dan menerapkan hasil litkaji tersebut dalam usaha pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Menurut Fauzia (2002), ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan BPTP akan bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (khalayak pengguna). Untuk itu, BPTP memerlukan suatu sistem informasi dan komunikasi serta diseminasi yang efektif dan efisien agar khalayak penggunanya dapat memperoleh informasi teknologi yang dibutuhkannya dengan mudah dan relatif cepat. Sebagai terjemahan dari hal“extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasanyang dalam ini, merupakan penyebarluasan informasi tentangilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dihasilkan olehperguruan tinggi ke dalam praktekatau kegiatan praktis (Mardikantodalam Risna, dkk,2012). Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebihbaik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living), dan bermasyarakat lebih baik (better community )serta menjaga kelestarian lingkungannya (better environment ).Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknikpenyampaian materi penyuluhan oleh para penyuluh kepada para petani besertakeluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka tahu, maudan mampu menerapkan inovasi/teknologi baru (Wiriatmadja, 1976; Mardikanto, 1993). Sedangkan teknik penyuluhanpertanian dapat didefinisikan sebagai keputusan- keputusan yang dibuatoleh sumberatau penyuluh dalam memilih serta
  • 16. 16 menata simbul dan isipesan menentukan pilihan cara dan frekuensi penyampaian pesan sertamenentukan bentuk penyajian pesan. Kegiatan penyuluhan sebagaisuatu sistem pendidikan nonformaldimaksudkan agar penerima manfaatutama penyuluhan yaitu petani dankeluarganya bersedia merubah perilakumereka yang meliputi perubahan padaaspek pengetahuan, sikap, danketerampilan sehingga mereka mampumemecahkan masalah yang dihadapi dandapat menolong dirinya sendiri untukmemperbaiki taraf hidup danmeningkatkan kesejahteraannya.Dalam hal ini peran penyuluhpertanian dirasa sangat penting, karenapenyuluh bertugas melaksanakankegiatan penyuluhan di wilayah kerjanyadan berhubungan langsung dengan petanisehingga penyuluh dapat mengenalimasalah-masalah yang dihadapi petaniserta membantu mencari cara pemecahanmasalah-masalah tersebut. Untukmewujudkan keberhasilan penyuluhan,diperlukan tenaga-tenaga penyuluh yanghandal dan profesional agar dapatmelaksanakan kegiatan penyuluhanseperti yang direncanakan (Wijianto, Arip, 2008).Peran utama bagi penyuluh pertanianadalah penyuluh sebagai penasehat/advisor, penyuluh sebagai teknisi,penyuluh sebagai penghubung/middleman,penyuluh sebagai organisatoris danpenyuluh sebagai agen pembaharuan (Marzukidalam Saridewi, T. R dan Siregar, A.N, 2010). Mardikanto (1993) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut: 1. Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkin melibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu. 2. Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberipengaruh baik. 3. Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatanlainnya. Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.
  • 17. 17 Lebih lanjut Dahama dan Bhatnagar dalam Mardikanto (1993) mengemukakan bahwa yang mencakup prinsip-prinsip penyuluhan pertanian : 1. Minat dan kebutuhan; artinya penyuluhan akan efektif jika selalu mengacukepada minat dan kebutuhan masyarakat, utamanya masyarakat tani. 2. Organisasi masyarakat bawah; artinya penyuluhan akan efektif jika mampumelibatkan organisasi masyarakat bawah dari setiap keluarga petani. 3. Keraguan budaya; artinya penyuluhan harus memperhatikan adanyakeragaman budaya. 4. Perubahan budaya; artinya setiap penyuluhan akan mengakibatkanperubahan budaya. 5. Kerjasama dan partisipasi; artinya penyuluhan hanya akan efektif jikamenggerakkan partisipasi masyarakat untuk selalu bekerjasama dalammelaksanakan program-program penyuluhan yang telah dicanangkan. 6. Demokrasi dalam penerapan ilmu; artinya dalam penyuluhan harus selalumemberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menawar setiap alternatif. 7. Belajar sambil bekerja; artinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian harusdiupayakan agar masyarakat dapat belajar sambil berbuat, atau belajar daripengalaman tentang segala sesuatu yang ia kerjakan. 8. Penggunaan metode yang sesuai; artinya penyuluhan harus dilakukandengan penerapan metode yang selalu disesuaikan dengan kondisilingkungan fisik, kemampuan ekonomi, dan nilai sosial budaya. 9. Kepemimpinan; artinya penyuluh tidak melakukan kegiatan yang hanyabertujuan untuk kepuasan sendiri, tetapi harus mampu mengembangkankepemimpinan. 10. Spesialis yang terlatih; artinya penyuluh harus benar-benar orang yang telahmengikuti latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai denganfungsinya sebagai penyuluh 11. Segenap keluarga; artinya penyuluh harus memperhatikan keluarga sebagaisatu kesatuan dari unit sosial.
  • 18. Dalam pelaksanaan Sistem kerja latihan, kun digambarkan sebagai berikut 18 sanaan Sistem kerja latihan, kunjungan dan supervisi (LAKUSUSI) berikut. jungan dan supervisi (LAKUSUSI)
  • 19. Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup strategis seperti pada bagan berikut. 19 Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup strategis seperti pada bagan berikut. Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K cukup
  • 20. 20 2.2. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Rogers dan Beal (1960) dalam Badri.M (2008) berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut: 1) saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi; 2) saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal relatif lebih penting pada tahap persuasi; 3) saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter); dan 4) saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter). Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi (2013) tentang BerbagaiMetode Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong (RGL) Di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulumenunjukkan bahwauntuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petanimembutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani (TVRI), siaran pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran.Sedangkan petugas/penyuluh lapangan membutuhkan media berupabuku saku, berita TV, berita radio, kursus/pelatihan, anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang/temu teknis, dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk menunjukkan 64,29% petani memiliki persepsi yang baik,dan 35,71% petani memiliki persepsi yang kurang baik.Media cetak lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong disimpulkan bahwa Media cetak (leaflet, liptan, buku saku) lebih efektif digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual (film dan presentasi). Secara statistik penggunaan media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan Temu Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar
  • 21. 21 74,19%, sedangkan pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40% (Astuti, dkk. 2013) Hasil pengkajian Wijianto, A (2008) tentang Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikanantara peranan penyuluh denganpartisipasi anggota dalam kegiatankelompok tani. Hal ini berarti setiapkenaikan nilai pada variabel perananpenyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilaipada variabel partisipasi anggota.Demikian juga sebaliknya, setiappenurunan nilai pada variabel perananpenyuluh akan diikuti oleh menurunnyanilai pada variabel partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani. Risna, dkk (2012) dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani. Pengkajian oleh Abdullah, A (2008) mengenai Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangatmemiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnyadalam penguatan kelompok tani dan peningkatan proses adopsi teknologi peternakan kepadapeternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.
  • 22. 22 IIIPROSEDUR 1.1. Pendekatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi dan Diseminasi Inovasi Pertanian di Propinsi Sumatera Selatandilaksanakan dengan metode/pendekatan : pertemuan langsung dan tidak langsung on farm trial partisipatif dan spesifik lokasi Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) 1.2. Waktu dan Tempat Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2018 di 17 Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Selatan 1.3. Bahan dan Metode Kegiatan 3.3.1 Bahan Kegiatan 1. Bahan sarana produksi dan pendukung lainnya : benih, bibit, pupuk, pestisida,tool kit, kuesioner sebagai alat memperoleh indikator yang diukur 2. Alat tulis kantor dan komputer suplies (kertas, Tinta, pena, stepler, USB, kertas koran, display, dll) 3. Bahan pendukung kegiatan diseminasi (bahan cetakan, media elektronikmeeting kit, Software dll) 3.3.2 Metode Kegiatan Ruang Lingkup Kegiatan 1. Peningkatan Kapasitas Penyuluh BPTP Sumatera Selatan. Kegiatan ini merupakan kegiatan diseminasi untuk mendukung capacity building penyuluh di BPTP dan institusi, dalam menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan diseminasi inovasi teknologi dan tindak lanjut hasil training secara aplikatif. Tujuan kegiatan iniadalah untuk meningkatkankapasitas penyuluh BPTP dalam percepatan diseminasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan.
  • 23. 23 Prosedur pelaksaan meliputikegiatan : - Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi. - Pelaksanaan : training dengan materi penyusunan programa, IPW, RKTP, penyusunan media diseminasi (cetak dan elektronik), penyusunan KTI ilmiah dan populer. - Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. Parameter yang diukur : Pengetahuan, sikap dan respon penyuluh terhadap materi training. Analisis data : - Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) : D ൤ ࡿࡰ √ࡺ ൨ Dimana : t : nilai t hitung ˍ D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2 N : jumlah sampel - Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) : Dimana : U = Nilai Uji Mann Whitney U N1 = Sampel 1 N2 = Sampel 2 Ri = Ranking ukuran sampel 2. Kegiatan Sinkronisasi Materi Hasil Litkaji dan Programa Penyuluhan. Kegiatan ini merupakan kegiatan diseminasi dalam rangka persamaan persepsi dalam penyusunan programa penyuluhan pertanian pusat dan daerah serta sinkronisasi materi inovasi hasil litkaji balitbangtan dengan programa penyuluhan pusat dan daerah. Prosedur : - Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi, FGD dalam rangka identifikasi materi inovasi hasil litkaji
  • 24. 24 Balitbangtan yang dibutuhkan, penyusunan matrik programa penyuluhan BPTP, penyusunan buku rekomendasi teknologi. - Pelaksanaan : pertemuan antara penyuluh BPTP, penyuluh daerah dan dinas intansi terkait dalam rangka penyusunan programa penyuluhan - Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. 3. Temu Teknis Inovasi Pertanian (Peneliti, Penyuluh BPTP), Penyuluh dan petani Maju (Penyuluh Swadaya dan Swasta), kegiatan ini bertujuan untuk 1). Mendiseminasikan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan ; 2) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan; 3)Menjaring umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. Prosedur : - Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi, FGD dalam rangka identifikasi materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan yang dibutuhkan, penyusunan bahan informasi teknologi, penyusunan materi inovasi hasil litkaji Balitbangtan, penyusunan instrumen evaluasi kegiatan temu teknis. - Pelaksanaan : temu teknis antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan penyuluh dan petani maju (penyuluh swadaya dan swasta), evaluasi kegiatan temu teknis. - Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. Parameter yang diukur : Pengetahuan dan respon peserta terhadap metode temu teknis. Analisis data : - Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) : D ൤ ࡿࡰ √ࡺ ൨ Dimana : t : nilai t hitung ˍ D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2 N : jumlah sampel - Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) :
  • 25. 25 Dimana : U = Nilai Uji Mann Whitney U N1 = Sampel 1 N2 = Sampel 2 Ri = Ranking ukuran sampel 4. Peningkatan Kapasitas Penyuluh Daerah, kegiatan ini bertujuan untuk 1). Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dan petani dalam penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan; 2). Umpan balik (feedback) penerapan inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan. Prosedur pelaksaan meliputi kegiatan : - Persiapan : Penyusunan Rencana Operasional, studi literatur, koordinasi. - Pelaksanaan : training dengan materi penyusunan media diseminasi melalui cetak maupun media elektronik - Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. Parameter yang diukur : Pengetahuan, sikap dan respon penyuluh terhadap materi training. Analisis data : - Peningkatan kapasitas SDM penyuluh dianalisis dengan Uji Statistik Paired Sample T Test berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) : D ൤ ࡿࡰ √ࡺ ൨ Dimana : t : nilai t hitung ˍ D : rata-rata selisih pengukuran 1 dan 2 SD: standar deviasi pengukuran 1 dan 2 N : jumlah sampel - Respon penyuluh dianalisis Uji Statistik Mann Whitney U berdasarkan Riduwan dan Alma (2009) : Dimana : U = Nilai Uji Mann Whitney U N1 = Sampel 1 N2 = Sampel 2 Ri = Ranking ukuran sampel
  • 26. 26 5. Kaji Terap Inovasi Pertanian, kegiatan ini bertujuan untuk: 1). Mempercepat penyebaran informasi inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan kepada pengguna (stakeholders, petani, dan penyuluh); 2). Mengkaji inovasi teknologi hasil litkaji Balitbangtan spesifik lokasi. Prosedur pelaksaan meliputi kegiatan: - Persiapan : pembuatan demplot, demfarm, demarea - Pelaksanaan : temu lapang, aplikasi paket teknologi - Pelaporan : hasil pelaksanaan kegiatan, laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. Parameter yang diukur : Data pertumbuhan tanaman, data produktivitas tanaman, pengetahuan, sikap dan respon petani terhadap teknologi yang diaplikasikan. 6. Kerjasama Penelitian, kegiatan ini bertujuan untuk Mensinergikan kegiatan litkajibangrap BPTP dengan stakeholders di daerah. Prosedur pelaksanaan meliputi kegiatan: - Persiapan : koordinasi dengan Dinas dan stakeholder, penetapan jadwal kegiatan, - Pelaksanaan : pengawalan teknologi, pengendalian dan pembinaankaji terap, penyusunan pedoman juklak dan juknis - Pelaporan : laporan bulanan, tengah tahun dan akhir tahun. Parameter yang diukur : Monitoring dan evaluasi ketersediaan benih 7. Temu Teknologi dan Informasi Penyuluh dan Peneliti, kegiatan ini bertujuan untuk : 1). Kemampuan peneliti dan penyuluh dalam rangka menyebarluaskan informasi dan teknologi hasil litkaji meningkat; 2). Tersebarluasnya informasi dan teknologi hasil litkaji ke stakeholder terkait khususnya penyuluh pertanian. Prosedur pelaksanaan meliputi kegiatan: 1. Persiapan - Persiapan dalam kegiatan ini meliputi diskusi internal di BPTP Sumatera Selatan yang melibatkan peneliti, penyuluh dan teknisi. Selanjutnya hasil diskusi internal akan disusun menjadi rencana pelaksanaan kegiatan. Output dari kegiatan ini adalah dihasilkannya pedoman umum
  • 27. 27 untuk pelaksanaan kegiatan temu teknologi dan informasi sehingga nantinya bisa dijadikan acuan untuk pelaksanaan kegiatan. 2. Pembentukan Kepanitiaan - Untuk menunjang serta memantapkan pembagian tugas dalam rangka pelaksanaan kegiatan maka dilakukan pembentukan panitia pelaksana seminar maupun pameran teknologi. Dengan dibentuknya kepanitiaan maka setiap pelaksana akan mengetahui perannya masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan. 3. Penyusunan Bahan Seminar - Bahan seminar berupa leaflet disusun untuk selanjutnya disebarluaskan ke institusi-institusi lainnya, gunanya untuk menjaring peneliti/penyuluh maupun kalangan akademisi untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan. Selanjutnya, sebelum pelaksanaan seminar dilakukan penyusunan buku panduan. Buku panduan ini berisikan informasi mengenai pelaksanaan seminar baik jadwal maupun materi yang disampaikan pada seminar. Materi dimaksud merupakan kumpulan abstrak yang sudah disampaikan oleh peserta seminar. 4. Koordinasi dengan dinas/instansi terkait - Koordinasi terutama dilakukan dengan instansi vertikal yakni Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian di Bogor dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan menjadi berskala nasional. Selain itu, koordinasi juga dilakukan dengan dinas/instansi terkait serta beberapa lembaga penelitian/perguruan tinggi serta pihak swasta dengan tujuan untuk menginformasikan pelaksanaan kegiatan temu teknologi dan informasi. Output dari kegiatan ini adalah temu teknologi dan informasi yang telah direncanakan dapat melibatkan berbagai pihak tidak hanya yang berasal dari Sumatera Selatan. 5. Penyebarluasan Undangan terkait Pelaksanaan Kegiatan - Agar kegiatan yang telah direncanakan dapat bersifat nasional, diperlukan keiikutsertaan berbagai pihak yang berasal dari luar Sumatera Selatan baik dari lembaga penelitian, perguruan tinggi, maupun pihak swasta. Oleh karena itu, agar informasi dapat diterima pihak tersebut dengan cepat, dilakukan penyebarluasan undangan baik melalui bahan cetakan berupa leaflet maupun poster serta melalui
  • 28. 28 media online berupa website. Output dari kegiatan ini yaitu informasi mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan dapat diterima oleh berbagai pihak terkait. 6. Pelaksanaan Seminar Nasional dan Pameran Teknologi Pertanian - Pelaksanaan kegiatan seminar nasional dan pameran teknologi pertanian direncanakan berlangsung selama 3 hari, dimana seminar nasional dimulai pada hari pertama hingga kedua, sedangkan pameran dilaksanakan hingga hari ketiga. Seminar nasional bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi dan informasi hasil-hasil litkaji ke berbagai pihak terkait terutama penyuluh dan petani. Peserta seminar direncanakan berjumlah 200 orang yang berasal dari berbagai kalangan seperti peneliti, penyuluh, akademisi, swasta, petani, pelajar dan mahasiswa serta dinas/instansi terkait. Sebagai pembicara utama (keynote speaker) direncanakan berasal dari Balitbangtan, Perguruan Tinggi, Swasta dan Dinas/Instansi terkait. Pada seminar nasional juga akan dilaksanakan pemaparan makalah-makalah penunjang hasil litkaji. - Pameran dan demonstrasi teknis mengenai teknologi unggulan akan dimulai sejak hari pertama hingga ketiga, dimana pada kegiatan ini akan menampilkan berbagai teknologi pertanian unggulan baik yang dihasilkan lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi maupun pihak swasta. Pameran dan demonstrasi teknis ini akan dilaksanakan pada stand-stand yang sudah disiapkan, dimana Balitbangtan akan menampilkan teknologi unggulannya terutama dalam mendung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Pameran direncanakan melibatkan pihak swasta seperti PT. Rutan, PT. Quick, PT. SHS, Syngenta dan Buyer. Dengan adanya pameran teknologi ini diharapkan informasi dan teknologi yang telah dihasilkan dapat dengan mudah diketahui oleh petani.
  • 29. 29 7. Pembuatan Laporan dan Prosiding - Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan, di akhir pelaksanaan kegiatan akan dibuat laporan tertulis baik dari panitia maupun penanggungjawab kegiatan. Selanjutnya, hasil seminar akan dituangkan dalam bentuk prosiding yang akan diperbanyak dan diperuntukkan bagi seluruh peserta seminar.
  • 30. 30 IV ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif. Daftar Resiko dalam Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Koordinasi, dan Diseminasi Hasil Inovasi Teknologi Badan Litbang Pertanian Tahun 2018 NO. RESIKO PENYEBAB DAMPAK 1. 2. 3. Inovasi teknologi yang didiseminasikan tidak dikembangkan oleh stakeholders. Ketidak sesuaian petani kooperator Gagal panen Inovasi teknologi tidak disebarkan oleh stakeholders sehingga tidak sampai di petani Terbatasnya koordinasi dan kurang cermat menentukan sasaran Banjir, kekeringan, atau serangan hama Tidak dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani serta penurunan hasil pertanian dan pendapatan petani . Tidak diperoleh data yang valid, analisis secara kuantitatif sulit dilakukan Produktivitas turun
  • 31. 31 V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN 5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan No Nama Jabatan Struktural/ Fungsional Jabatan dalam Kegiatan Bidang keahlian Alokasi Waktu (Jam /minggu) 1 Dr. Ir.Priatna Sasmita, M.Si Kepala Balai Pemulia 10 2. Ir. Hj. Harnisah Penyuluh Utama Perikanan 10 3 Drh. Aulia Evi Susanti, M.Sc KasieKSPP Peternakan 6 4. Budi Raharjo, S.TP, M.Si Peneliti Madya Mekanisasi 6 5. Ir. Triyandar Arief, M.Si Penyuluh Madya Ilmu Tanah 6 6. Ir. Sih Nugrahaeni W. Penyuluh Madya Peternakan 6 7. Dr. Yustisia, M.Si Peneliti Muda Agronomi 6 8. Ir. Yanter Hutapea, M.Si Peneliti Utama Sosial Ekonomi 6 9. Tumarlan Thamrin, SP.MP Peneliti Madya Agronomi 6 10. Ir. NP Sri Ratmini, M.Sc Peneliti Madya Ilmu Tanah 6 11. Ir. Dedeh Hadiyanti, M.Si Penyuluh Madya Budidaya 6 12. Suri Emma, SP. Penyuluh Muda Budidaya 6 13. IKW Edi, SP Penyuluh Muda Budidaya 6 14. Yanto Pandu APH, SP Penyuluh Pertama Sosek 6 15. Usman Setiawan, SP Penyuluh Pertama Sosek 6 16. Mahdalena, SP Penyuluh Muda Agronomi 6 17. Maya Dhania Sari, SP Penyuluh Pertama Sosek 6 18. Yayan Suryana, SST Penyuluh Pertama Peternakan 6 19. Bunaiyah Honorita, SP Penyuluh Muda Sosek 6 20. Maulida Surayya, SP Penyuluh Pertama Sosek 6 21. Annisa, SP Calon Penyuluh Agronomi 6 22. Yeni Eliza, S.TP, M.Si Peneliti Pertama Pasca panen 6
  • 32. 32 5.2. JADWAL KEGIATAN Uraian Kegiatan Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I Persiapan : 1. Penyusunan RDHP X 2. Pembahasan/ seminar, perbaikan RODHP X X 3. Koordinasi X X II Pelaksanaan : 4. Pengadaan ATK X X X 5. Penentuan petani Demplot, X 6. Persiapan, Pertemuandi lapangan, field day X X X X X X X X 7. Pelaksanaan Demplot, demcara X X X X X X 8. Penyusunan bahan cetakan dan elektronik X X X X X 9. Pertemuan petani, penyuluh lapangan di BP3K X X X X 10 Pelaksanaan Kaji Terap X X X X X X X X III Evaluasi : 7. Laporan bulanan X X X X X X X X X X X X 8 Analisis Data X X 9 Laporan tengah tahun, akhir tahun X X 10 Seminar Hasil X 11 Penyusunan KTI X X
  • 33. 33 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Agustina. 2008. Peranan Penyuluhan dan Kelompok Tani Ternak untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi dalam Peternakan Sapi Potong. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong, 24 November 2008. Palu. Azwar.S, 2013. Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Pustaka Pelajar. Yogyakarta Astuti,UP dan Ruswendi, 2013. Makalah Seminar Nasional : Berbagai Metode Diseminasi Teknologi Jeruk RGL di Kabupaten Lebong. Astuti, UP, 2013.Laporan Akhir Tahun : Efektifitas Berbagai Metode Diseminasi dalam Mendukung MP3MI berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong Badan Litbang Pertanian. 2005. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian serta Program Informasi, Komunikasi, dan Diseminasi di BPTP. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Badan Litbang Pertanian. 2004. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program Hasil Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Bakorluh Provinsi Sumatera Selatan, 2015. Kebijakan Penyuluhan Provinsi Sumatera Selatan 2015 (bahan tayang Pertemuan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Sumatera Selatan). Sumatera Selatan Badri.M. 2008. Kontribusi Teori-teori Komunikasi dalam Komunikasi Inovasi, www.teori difusi. Hubies.S.A.V.Pengaruh Desain Pesan Video Instruksional terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 25 No.1, Mei 2007 : 1 – 10. Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Solo. Risna, Rosni, M, dan Mariani. 2012. Peran Penyuluhan Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Agribisnis Perdesaan Volume 02 Nomor 03 September 2012. Saridewi, T.R dan Siregar, A.N. 2010. Hubungan antara Peran Penyuluh dan Adopsi Teknologi oleh Petani Terhadap Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1. Wijianto, Arip. 2008. Hubungan antara Peranan Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Agritexts No. 24. Wiriatmadja. 1977. Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. C.V. Yasaguna. Jakarta.