Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
DINAMIKA KEBIJAKAN & FOKUS PROGRAM (SESBA).pptx
1. DINAMIKA KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN
FOKUS PROGRAM
BADAN LITBANG PERTANIAN 2015-
2019
Kepala Balitbangtan
Disampaikan pada Reentry Program Petugas Belajar
Balitbangtan, 27 Februari – 2 Maret 2017
3. NAWACITA KEDAULATAN PANGAN
2015-2018
3
No REALISASI 2015-2016 RENCANA 2017 RENCANA 2018
1 142.394 Ha 80.000 Ha 383.900 Ha
2 73.533 Ha 2.243.840 Ha 1.143.840 Ha
3 3.054.253 Ha 100.000 Ha 200.000 Ha
4
5 1.035.000 Ha 5.000 Ha -
6 1.116 Desa 200 Desa 300 Desa
7 9 Unit 148 Unit 947 Unit
8 17.808 Lembaga Tani
21.109 Petani
21.220 Lembaga
Tani
3.560 Petani
-
9
10 575 Desa 350 Desa 600 Desa
11 26 TP dan 10 SP Lanjutan Lanjutan
12 493 TTI 2000 TTI 3000 TTI
SASARAN NAWACITA
Perluasan Sawah 1 Juta Ha
Perluasan Lahan Kering 1 Juta Ha
Perbaikan Irigasi untuk 3 Juta Ha
Pengendalian Konversi Lahan UU 41 Tahun 2009 (LP2B) Sudah Perda Prov dan Kab
Tidak Impor Beras, Impor Jagung -60%, Impor Buah Turun
1.000 Desa Pertanian Organik
100 Techno Park dan 34 Science Park
Toko Tani Indonesia (TTI)
Pemulihan Kesuburan Lahan
1.000 Desa mandiri benih
Bangsal Pasca Panen Hortikultura
Peningkatan Kemampuan Petani
Pengendalian Impor Pangan
4. PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
4
PRIORITAS
NASIONAL
Pelayanan
Pendidikan Pelayanan
Kesehatan
Perumahan
dan
Permukiman
Kedaulatan
Pangan
Kedaulatan
Energi
Kemaritiman
dan Kelautan
Pembangunan
Pariwisata
Percepatan
Pertumbuhan
Industri dan
KEK
Antar
Kelompok
Pendapatan
Daerah
Tertinggal dan
Daerah
Perbatasan
Desa dan
Kawasan
Perdesaan
Perkotaan
Peningkatan
Konektivitas
Nasional
Reforma
Agraria
Konsolidasi
Demokrasi dan
Reformasi
Birokrasi
Stabilitas
Keamanan,
Ketertiban,
Kepastian
Penegakan
Hukum, dan
Reformasi
Regulasi
Peningkatan
Ekspor Non
Migas,
Peningkatan Iklim
Investasi, dan
Reformasi Fiskal
Revolusi
Mental
5. Fokus Pangan
Strategis
Fokus sentra/
kawasan
Fokus Pangan
Strategis
Fokus sentra/
kawasan
Regulasi
Infrastruktur
On-farm dan pasca panen
Investasi & Hilirisasi
Tata Niaga
Kendalikan Impor &
Dorong Ekspor
Berdaulat Pangan
Petani Sejahtera
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
5
6. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEMENTAN 2015 - 2019
Melakukan Upaya percepatan peningkatan produksi melalui
pemanfaatan secara optimal sumberdaya pertanian
1
6
Melaksanakan koordinasi kebijakan di bidang peningkatan
diversifikasi pangan dan pemantapan ketahanan pangan
2
Membangun dengan pendekatan kawasan,
pengarusutamaan gender dan menjalin kerjasama luar
negeri
3
Memperkuat faktor pendukung kesuksesan
pembangunan pertanian
4
SWASEMBADA DAN KEDAULATAN PANGAN
10. SPIRIT RENSTRA BALITBANGTAN 2015-2019
Semangat Science, Inovasion, Networks
Penelitian berbasis OUTPUT serta berorientasi scientific
recognation dan impact recognation
Renstra Balitbangtan bukan kumpulan renstra UK
melainkan corporate renstra
Sebagai lembaga riset di bawah kementerian, Badan
Litbang harus mendukung percepatan capaian sasaran
pembangunan pertanian, termasuk melaksanakan
tugas-tugas ad-hock dan tugas-tugas eskalatif
Kementerian Pertanian
10
11. 11
Balibangtan adalah Unit Eselon 1 Kementan:
Kebijakan litbang harus mengacu renstra Kementan
dan Nasional
Visi Pembangunan Nasional
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri dan Berkepribadian,
Berlandaskan Gotong Royong”
Visi Kementan
Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan
Kesejahteraan Petani”
MEMPERHATIKAN DAN SEIRING RENSTRA
KEMENTAN
12. CORPORATE RENSTRA
BALITBANGTAN
RENSTRA
KEMENTAN
RENSTRA BALITBANGTAN
RENSTRA
LITBANG
TANAMAN
PANGAN
(BB PADI,
BALITKABI,
BALITSERE
AL, LOLIT
TUNGRO)
RENSTRA
LITBANG
HORTIKULT
URA
(BALITSA,
BALITBU,
BALITHIAS,
BALITJESTRO
)
RENSTRA
LITBANG
PETERNA
KAN
(BALITNAK,
BB LITVET,
LOLITKAMP
OT,
LOLITSAPO
T)
RENSTRA
PERKEBU
NAN
(BALITTAS,
BALITPAL
MA,
BALITTRI,
BALITTRO)
PSEKP, PUSTAKA, BBBIOGEN, BBSDLP, BBMEKTAN,
BBPASPA, BBP2TP
SEKRETARIAT BADAN
RENSTRA KEMENTAN
FOCAL
POINT
SETTING
PRIORITAS
SETTING
TARGET
DUKUNGAN
YANG
KONVERGEN
LINK
and
MATC
H
LINGS
TRA
13. www.litbang.deptan.go.id
HILIRISASI INOVASI DALAM KERANGKAN KERJA LITKAJI-BANG-
DIKLATLUH-RAP
KOMISI
PENELITIAN
PERTANIAN
KOMISI
TEKNOLOGI
PERTANIAN
PENGEM-
BANGAN
MODEL
PENGEM-
BANGAN
PENERAPAN
TEKNOLOGI
PENGEM-
BANGAN
USAHA
AGRIBISNIS
I. TAHAP PENELITIAN II. TAHAP PENGKAJIAN
TEKNOLOGI
III. TAHAP PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI
IV. TAHAP PENERAPAN
DAN UMPAN BALIK
UMPAN BALIK
PENELITIAN KOMPONEN
TEKNOLOGI
SIAP KAJI
PENGKAJIAN TEKNOLGI
SPESIFIK
LOKASI
PENGEMBANGAN, DIKLATLUH DAN PENERAPAN
PENELITIAN / PENGKAJIAN
HILIRISASI
AKTOR: Balitbangtan, Ditjen Terkait, Pemda,
PT, Balitbangda, Penyuluh dan komunitas
(Masy. dan Pelaku Bisnis)
14. KEGIATAN STRATEGIS BALITBANGTAN
• Disepakati adanya empat imam yang akan jadi
ujung tombak yaitu Tanaman Pangan, Perkebunan,
Peternakan dan Hortikultura.
• Ke empat Imam ini didukung oleh seluruh UK/UPT
terkait untuk menghasilkan varietas, galur/klon,
teknologi, model pengembangan, kebijakan, dan
produk inovasi.
• Pemilihan komoditas sesuai prioritas di tingkat
Kementerian.
14
16. 16
VISI MISI TUJUAN SASARAN PROGRAM
Menjadi lembaga
penelitian terkemuka
penghasil teknologi
dan inovasi pertanian
modern untuk
mewujudkan
kedaulatan pangan
dan kesejahteraan
petani
Menghasilkan dan
mengembangkan
teknologi pertanian
modern yang memiliki
scientific recognition
dengan produktivitas dan
efisiensi tinggi
1.Menyediakan
varietas/galur/klon
unggul yang adaptif,
produktivitas tinggi, dan
sesuai preferensi
pengguna;
1.Tersedianya varietas dan
galur/klon unggul baru;
2.Menyediakan teknologi
yang lebih produktif dan
efisien serta ramah
lingkungan
2.Tersedianya teknologi
dan inovasi Pertanian;
3.Tersedianya model
pengembangan inovasi
4.Tersedianya
rekomendasi kebijakan
pembangunan Pertanian
Hilirisasi dan masalisasi
teknologi pertanian
modern sebagai solusi
menyeluruh
permasalahan pertanian
yang memiliki impact
recognition
3. Mempercepat dan
meningkatkan diseminasi
inovasi dan teknologi di
tingkat pengguna
5. Tersedia dan
terdistribusinya produk
inovasi pertanian
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PROGRAM
17. SASARAN PROGRAM, TARGET OUTPUT
BALITBANGTAN
TAHUN 2015-2019 Target Output
2015 2016 2017 2018 2019
1. Tersedianya varietas
dan galur/klon unggul
baru
Jumlah Varietas /klon unggul
baru
79 82 82 85 89
2. Tersedianya teknologi
dan inovasi Pertanian
Jumlah teknologi dan inovasi
untuk peningkatan produksi
pertanian
195 270 309 312 322
3. Tersedianya model
pengembangan inovasi
pertanian
Jumlah model pengembangan
inovasi pertanian
77 68 79 79 79
Jumlah Taman Sains Pertanian
(TSP)
6 4 10 10 4
Jumlah Taman Teknologi
Pertanian (TTP)
16 10 20 30 24
17
18. INDIKATOR KINERJA, DAN TARGET OUTPUT
BALITBANGTAN TAHUN 2015-
2019 Target
2015 2016 2017 2018 2019
4. Tersedianya
rekomendasi kebijakan
pembangunan pertanian
Jumlah rekomendasi
kebijakan pembangunan
pertanian
91 90 52 52 52
5. Tersedia dan
terdistribusinya produk
inovasi pertanian
Jumlah benih sumber
tanaman
3.487 1.725 1.801 1.814 1.814
Jumlah bibit sumber ternak 11.675 13.500 14.235 14.570 14.960
Jumlah teknologi yang
diseminasikan ke pengguna
96 164 148 198 198
KEBUTUHAN
ANGGARAN (Rp M)*)
1.990 1.891 2.435 2.757 2.702
*) Belum termasuk untuk ASP dan
ATP
19. ARAH KEBIJAKAN
1. Prioritas dalam 5 tahun ke depan pada upaya optimalisasi
pemanfaatan lahan sub optimal dan mendorong diversifikasi
pangan untuk mengantisipasi pengembangan kelas menengah
dengan pola konsumsi yang berbeda.
2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan
sumberdaya pertanian.
3. Mendorong terciptanya suasana keilmuan dan kehidupan ilmiah
yang kondusif untuk mengoptimalkan sumberdaya manusia dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta diseminasi hasil
penelitian.
4. Meningkatkan kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan antara
UK/UPT di lingkup Balitbangtan dan antara Balitbangtan dengan
berbagai lembaga terkait di dalam dan luar negeri.
20. Strategi 1 (Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru)
20
1. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung
penelitian terapan yang inovatif;
2. Mengembangkan kegiatan penelitian melalui konsorsium
dengan berbagai lembaga terkait.
3. Melaksanakan kegiatan penelitian berbasis kebutuhan
konsumen/ pengguna/stakeholder;
4. Memanfaatkan pengembangan teknologi yang telah
dilakukan berbagai pihak termasuk advanced technology
dalam mempercepat penciptaan teknologi unggul baru
mendukung pengembangan bioindustri.
5. Melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan kekayaan
sumberdaya genetik
21. Strategi 2 (Tersedianya teknologi dan inovasi Pertanian)
21
1. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk penelitian
terapan yang inovatif secara mandiri (in-house) atau bekerjasama
dengan berbagai pihak;
2. Merencanakan kegiatan penelitian berbasis kebutuhan
konsumen yang bersifat pemecahan masalah dan siap diterapkan
pengguna akhir dan pengguna antara (eselon satu terkait lingkup
Kemeneterian Pertanian);
3. Pengembangan teknologi berbasis kekayaan sumberdaya dan
kearifan lokal dengan tetap memperhatikan pengembangannya
diberbagai lingkungan strategis.
22. Strategi 3 (Tersedianya model pengembangan inovasi
)
22
1. Membangun model pembangunan pertanian spesifik lokasi
berbasis sumberdaya lokal dengan melibatkan secara aktif
stakeholder (Pemda, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat)
2. Menginisiasi model pengembangan inovasi yang memadukan
beragam komponen teknologi yang saling menunjang dan
mendukung pengembangan pertanian bioindustri;
3. Membangun model penerapan inovasi yang siap dikembangkan
oleh eselon satu terkait dilingkup Kementerian Pertanian.
4. Mengembangkan Taman Sains Pertanian dan Taman
Teknologi Pertanian sebagai model percepatan
diseminasi teknologi dan inovasi pertanian.
5. Mengembangkan pola pendampingan dan pengawalan
teknologi dan inovasi pada program strategis Kementeria
Pertanian seperti Upaya Khusus (UPSUS) dan
pengembangan kawasan pertanian nasional.
23. Strategi 4 (Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian)
23
1. Mengembangkan kajian untuk menghasilkan rekomendasi
kebijakan yang bersifat antisipatif.
2. Mengembangkan kajian untuk menghasilkan rekomendasi
kebijakan yang bersifat responsive dan pemecahan masalah.
3. Mengembangkan kajian sebagai basis dalam penyusunan
peraturan perundangan yang terkait dengan pembangunan
pertanian.
4. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan
untuk meningkatkan efektivitas sinergi program pembangunan
pertanian
24. Strategi 5 (Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian)
24
1. Mengembangkan sistem penelitian, pengkajian,
pengembangan, dan penerapan (litkajibangrap) teknologi
dan inovasi pertanian;
2. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil
penelitian melalui Spektrum Diseminasi Multi Channel
(SDMC) kepada seluruh stakeholders nasional maupun
internasional;
3. Meningkatkan kapasitas dan sinergi lembaga inovasi
(penelitian, diseminasi, penyuluhan) yang saling
menguatkan;
4. Meningkatkan kapasitas dan peran Unit Pengelola Benih
Sumber (UPBS) dan mengembangkan Model Kawasan
Mandiri Benih;
25. KEGIATAN STRATEGIS LITBANG KOMODITAS
1. Litbang Tanaman Pangan
a. Mendukung swasembada padi, jagung, kedelai,
b. Mendukung peningkatan produksi tanaman pangan lainnya;
2. Litbang Hortikultura
a. Mendukung stabilisasi harga cabai dan bawang merah
b. Mendukung peningkatan daya saing hortikultura lainnya
3. Litbang Perkebunan
a. Mendukung peningkatan produksi gula
b. Mendukung peningkatan produksi tanaman perkebunan berdaya saing
c. Mendukung peningkatan produksi tanaman perkebunan penyedia BBM
4. Litbang Peternakan
a. Mendukung peningkatan produksi daging sapi
b. Mendukung peningkatan produksi daging lainnnya
25
26. 26
Ditetapkan sebagai pedoman
perencanaan litbang pertanian
bagi UK/UPT lingkup
Balitbangtan melalui keputusan
Kepala Balitbangtan Nomor:
156.1/Kpts/RC.020/I/04/2016
28. PROGRAM URAIAN
Program Penciptaan
Teknologi dan Inovasi
Pertanian Inovasi
Pertanian Bio-Industri
Berkelanjutan
Belanja Barang Non Operasional Kegiatan Prioritas
1. Produksi Benih Padi dan Teknologi Pendukung serta Penguatan
Sistem Perbenihan Mendukung Kemandirian Benih
2. Produksi Benih Jagung dan Teknologi Pendukung serta
Penguatan Sistem Perbenihan Mendukung Kemandirian Benih
3. Produksi Benih Kedelai dan Teknologi Pendukung serta
Penguatan Sistem Perbenihan Mendukung Kemandirian Benih
4. Produksi Benih Bawang Merah dan Teknologi Pendukung serta
Penguatan Sistem Perbenihan Mendukung Kemandirian Benih
5. Produksi Benih Cabai dan Teknologi Pendukung serta Penguatan
Sistem Perbenihan Mendukung Kemandirian Benih
6. Pendampingan Teknologi SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting)
RINCIAN KEGIATAN PRIORITAS TA. 2017
29. PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS
Program Penciptaan
Teknologi dan Inovasi
Pertanian Inovasi
Pertanian Bio-Industri
Berkelanjutan
7. Perakitan Teknologi Mekanisasi, Pascapanen dan Budidaya
Pertanian
8. Dukungan Inovasi Pertanian untuk Peningkatan Produksi 7
Komoditas Strategis Kementan di Perbatasan
9. Pendampingan Teknologi untuk UPSUS Peningkatan Indeks
Pertanaman Padi
(Lahan Sawah Tadah Hujan)
10. Pemetaan (Mapping) Pewilayahan 7 Komoditas Strategis
Kementan
Lanjutan ..
RINCIAN KEGIATAN PRIORITAS TA. 2017
30. Penyediaan Benih Sumber dan Benih Sebar
BS : 15 ton; FS : 66 ton; SS : 203 ton ; ES : 661 ton (untuk Mendukung Sistem Logistik
Benih termasuk di Lahan Sub Optimal) Salah Satu Keputusan RAKER Komisi IV
DPR-RI, benih harus memanfaatkan VUB Balitbangtan
• Tekn. Peningkatan IP lahan sub optimal dan tadah hujan
• Teknologi Jarwo Super : (TA 2017 Litbang bekerjasama dengan
Ditjen TP memiplementasikan demfarm di 10 propinsi, 1000
ha
• Teknologi Largo Super (Larikan Padi Gogo Super untuk Lahan kering )
• Alat Pascapanen dan Alsin : Jarwo Transplanter, Combine Harvester, Mico Combine Harvester,
Multicrops Combine Harvester, Traktor Speklok, dll)
Varietas Amphibi (Sawah dan kering):
• Situbagendit (toleran kekeringan, tahan blast, potensi 6,5 ton/ha)
• Inpari 38 tadah hujan, toleran kekeringan, tahan blast, potensi 8,16 t/ha
• Inpari 39 tadah hujan, toleran kekeringan, tahan blast, potensi 8,48 t/ha
• Inpari 41 tadah hujan, tahan blast, potensi 7,83 t/ha
• Inpago 8, toleran kering tahan blast, tol aluminium, potensi 8,1 t/ha
• Inpago 9, tahan blast, toleran kekeringan, aluminium potensi 8,4 t/ha
• Inpago 10, toleran kekeringan dan aluminium, tahan blast potensi 7,3 t/ha
Pendampingan UPSUS di 31 provinsi
30
LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
PADI
31. LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
JAGUNG
31
Penyediaan Benih Sumber dan Benih Sebar Komposit dan Hibrida: BS: 7 ton; FS: 14 ton; SS: 2 ton;
ES: 277 ton Mendukung Pengembangan Jagung di 3 Juta Ha RAKER Komisi IV DPR-RI, benih
harus memanfaatkan VUB Balitbangtan, minimal 40% dari luas tanam
Teknologi budidaya, pascapanen dan alsin (Combine
Harvester, Multicrops Combine Harvester, Rota Tanam, dll)
Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Peningkatan Produksi
Jagung, Hilirisasi, Diseminasi
• Varietas (2 Varietas)
• 1 Var Hibrida : toleran naungan, genjah umur < 100 hari dan
potensi hasil 12 t/ha;
• 1 jagung komposit merah tahan bulai, 8-9 t/ha;
• Nasa 29 (Nama diberikan oleh Bapak Presiden RI saat HPS di
Boyolali bulan Oktober 2016) jagung prolitik tongkol 2
berpotensi meningkatkan produktivitas 100 persen
Pendampingan UPSUS di 9 Propinsi
32. 32
Penyediaan Benih Sumber dan Benih Sebar (170 Ton):
BS: 16,25 ton, FS: 30 ton, SS: 36 ton; ES: 147 ton
Teknologi budidaya, pascapanen, dan alsin
(Combine Harvester, Seed drill, rota tanam, dll)
Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Peningkatan Produksi Kedelai, Hilirisasi,
Diseminasi
Varietas Unggul Kedelai di lahan sub optimal:
• Anjasmoro (tahan pecak polong, lahan pasang surut), potensi 2,3
t/ha, umur 87 hari
• Deja 1 dan deja 2 (toleran genangan), potensi 2,6-2,87 t/ha, umur
79 hari
• Dering 1 (Adaptif lahan kering), potensi 2 t/ha, umur 81 hari
• Dena 1 (Adaptif naungan), potensi 1,5-2,9 t/ha, biji sedang, umur
78 hari
• Dena 2 (Adaptif naungan), potensi 2,3 t/ha, biji sedang, umur 71-
84 hari
• Demas (adaptif lahan masam), potensi 2,51 t/ha, umur 84 hari, biji
sedang
• Tanggamus (adaptif masam), potensi 1,22 t/ha, umur 88 hari
Pendampingan UPSUS di 14 Propinsi
LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
KEDELAI
33. LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
BAWANG MERAH
33
Penyediaan Benih Sumber dan Benih Sebar dalam bentuk Umbi dan TSS
(16,7 Ton)
Teknologi perbenihan, budidaya, dan pascapanen (Instore Dryer, Cold
Storage, dll)
VUB off season:
• Trisula, potensi 21,21 t/ha, adaptif musim hujan
• Sembrani, potensi 24,4 t/ha, adaptif musim
hujan, dataran rendah dan tinggi
• Pancasona, potensi 23,7 t/ha, adaptif musim
hujan, dataran rendah dan tinggi
• Bima, 18 t/ha, adaptif musim hujan, dataran
rendah dan tinggi
Teknologi Spesifik Lokasi Peningkatan Produksi Bawang Merah,
Hilirisasi, Diseminasi dan Gelar Teknologi
Pengawalan UPSUS bawang merah (7 Propinsi)
LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG
MERAH
34. 34
Penyediaan Benih Sumber dan Benih Sebar (66 Kg)
Teknologi budidaya, pascapanen dan alsin
(Instore Dryer)
VUB off season: kencana, potensi 18,4 t/ha,
tahan genangan.
Inovasi Teknologi Spesifik Lokasi Peningkatan Produksi
Cabai, Hilirisasi, Diseminasi dan Gelar Teknologi
Pengawalan UPSUS cabai (7 Propinsi)
LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI CABAI
2017
35. 35
Penyediaan Benih
• Teknologi juring ganda
• Teknologi produksi benih dengan kultur jaringan
• Teknologi pemupukan spesifik lokasi berbasis tipe tanah
• Teknologi rawat ratoon
• Teknologi mekanisasi (alat kepras-pedot oyot-bumbun)
Varietas Unggul Tebu lahan kering dengan bulan
hujan pendek, rendemen tinggi, dan tahan kering:
• Cening, potensi 90 t/ha (rendemen 11-12%)
• PS 881 (pasuruan), potensi 95 t/ha (rendemen
10-12 %)
• PA 028 (RNI) Cirebon, potensi 80 t/ha (rendemen
12-13%)
Pengawalan UPSUS
LITBANG UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI GULA
2017
36. Galur unggul sapi & var. tanaman pakan ternak
tahan lahan salin, lahan masam & tahan naungan
Teknologi pemuliaan, pakan, reproduksi,
veteriner & pascapanen
Pendampingan Teknologi SIWAB (Sapi Indukan Wajib
Bunting)
Tes kit kebuntingan sapi mendukung SIWAB
Rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner
Pendampingan UPSUS di 26 Propinsi
LITBANG UNTUK PENYEDIAAN BIBIT SAPI
UNGGUL
36
37. 37
Litbang Untuk Pengelolaan Tata Air Irigasi Mendukung
Peningkatan IP Lahan Non Irigasi
Pegembangan berbagai teknologi serta
infrastruktur air dan panen air: Waduk,
bendungan, dam, Pompanisasi, Embung,
Long Storage dan berbagai teknologi
eksploitasi dan penampungan terutama di
daerah lahan sub optimal
Sistem distribusi air :
1. Sistem Saluran Terbuka (open channel)
2. Sistem Saluran Tertutup (pipeline
irrigation system)
Teknik Irigasi:
Pemberian irigasi dengan jumlah air yang sama
produksi meningkat
Irigasi dengan jumlah air lebih sedikit produksi sama
atau lebih tinggi
Nisbah antara produksi (kg/ha) dan volume air yang
digunakan untuk menghasilkan panen (m3/ha)
meningkat
38. 38
FOKUS KEGIATAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR PANEN AIR TA 2017
PEMETAAN LAHAN IP
100 DAN ANALISIS
KRITERIA
INFRASTRUKTUR
IDENTIFIKASI DAN
KARAKTERISASI
CALON LOKASI
SEBARAN
TARGET LAHAN
PENINGKATAN
IP
DESAIN
INFRASTRUKTU
R
OPTIMALISASI
PEMANFAATAN
SDA
PENINGKATAN IP
DAN
PRODUKTIVITAS
LAHAN
INSTALASI
INFRASTRUKTUR
PANEN AIR
IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI
PENGELOLAAN SDL
SERTA BUDIDAYA
TANAMAN
LOKASI DEFINITIF
LOKASI INDIKATIF
(Seluruh Propinsi)
DEMFARM, TOT,
PENDAMPINGAN
DI SELURUH
PROPINSI OLEH
TIM LITBANG
(TERMASUK
BPTP)
39. 39
MODEL-MODEL PERTANIAN PEDESAAN PADA LAHAN EKS-
TAMBANG
KEGIATAN Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun
2019
Demplot
Teknologi
A. Perbaikan
kesuburan
lahan+cover
crop+tanaman
tahunan/
Perkebunan
a. Keg A lanjut+
tanaman pangan
b. Pengadaan kandang
ternak+ternak+pakan
ternak
a. Keg A lanjut
b. Monitoring/Per
awatan
c. Model
Percepatan
Pemanfaatan
LBT
d. Teknologi
Percepatan
a. Keg A
lanjut
b. Monitoring
/Perawatan
c. Sosialisasi
Model
Pengelolaa
n LBT
(Semnas,
workshop)
Analisis Finansial d. Publikasi
(Buku, Jurnal,
Prosiding)
Analisis resiko toksisitas logam berat
Implementasi TA 2017 (di eks tambang Timah Babel dan Batubara Kaltim):
• Demplot LBT Batubara dan Timah
• Scaling up beberapa taman koleksi, rumput pakan yang toleran
• Uji invivo pada sapi atau kambing untuk melihat efek logam berat terhadap ternak
• Modifikasi input super impose: Fly ash, Rock Phosphate, Hidrogel, Biochar
• Fertigasi, Erosi/Geofilter
• Kajian logam berat, uji lingkungan
• Analisis finansial
40. 40
68 Model Pertanian Bioindustri
Berbasis Sumberdaya Lokal di 33
Provinsi (melibatkan semua BPTP)
dan stakeholder di daerah
• Dukungan Inovasi Pertanian untuk
Peningkatan Produksi 7 Komoditas
Strategis Kementan di Perbatasan (13
Prop; 41 Kabupaten focus 5 Prop; 6 Kab)
• Implementasi 2017 di 13 Propinsi (Aceh,
Sumut, Riau, Kepri, Kalbar, Kaltim, Kaltara,
NTT, Sulut, Maluku, Malut, Papua, dan
Papua Barat) dan 41 Kabupaten
LITBANG UNTUK PENGEMBANGAN MODEL-MODEL
PERTANIAN PEDESAAN DAN PENGEMBANGAN LAHAN
TIDUR
Pengembangan Sorgum di Lahan
Kering (Lahan Tidur) (Inisiasi
Model 1000 Ha di Desa Kawalelo-
Flores Timur, NTT)
41. 41
Pembangunan TSP-TTP
Pembangunnan TSP-TTP TA 2017 (Lanjutan TA 2015 dan TA 2016):
• 10 Taman Sain Pertanian di 10 propinsi
• 26 Taman Teknologi Pertanian di 26 Kabupaten
Pembangunan Taman Sains dan Taman Teknologi Pertanian untuk
memberdayakan pemuda tani dalam pengembangan inkubator bisnis
di bidang pertanian.
42. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional
(National Science Techno Park) diarahkan berfungsi
sebagai :
Pusat pengembangan sains dan teknologi maju;
Pusat penumbuhan wirausaha baru di bidang
teknologi maju;
Pusat layanan teknologi maju ke dunia usaha dan
industri.
Arah Pengembanan STP berdasarkan RPJMN 2015-2019)
Pembangunan Taman Sains Pertanian (TSP) di Provinsi diarahkan berfungsi sebagai :
Penyedia pengetahuan teknologi terkini kepada masyarakat;
Penyedia solusi–solusi teknologi yang tidak terselesaikan di techno park;
Sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP) di Kabupaten/Kota diarahkan berfungsi
sebagai :
Pusat penerapan teknologi untuk mendorong perekonomian di Kabupaten/Kota;
Tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis ke
masyarakat luas;
Pusat bimbingan Teknologi kepada Kelompok Tani dan Pemuda Tani
43. Teknologi yang diintroduksi BUKAN yang sudah diadopsi masyarakat/petani
secara luas, TETAPI teknologi unggul yang memiliki kebaruan yang dapat
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing.
Teknologi yang diintroduksi harus utuh, memiliki skim bisnis dan
menguntungkan; contoh:
Integrasi sapi-sawit yang profitable
Kebun durian yang berbuah sepanjang tahun
Setiap TSP dan TTP harus memiliki identitas (identity)
TSP/TTP harus mempunyai nilai bisnis, tidak hanya pameran teknologi.
Harus ada fihak swasta yang terlibat, karena kegiatan TTP harus merupakan
kegiatan bisnis yang profitable dan sustainable.
Pemilihan lokasi TTP harus di kabupaten yang bupatinya memberi respons
yang baik dan tapak pusat pengembangan pada lahan yang statusnya jelas
(pemda atau Balitbangtan)
Fokus kegiatan TSTP
44. Aplikasi Tanam (Teknologi Pertanian Modern)
Aplikasi Teknologi Pertanian Modern
selanjutnya disingkat “tanam” adalah
aplikasi yang disediakan bagi pengguna
(masyarakat, petani) untuk memulai
bertani dengan informasi dari “Hulu”
sampai dengan “Hilir”. Aplikasi “tanam”
merupakan aplikasi yang berbasis pada
Smartphone, untuk tahun 2016 ini
pengembangan Aplikasi “tanam” baru
dihadirkan bagi pengguna Android.
Di launching oleh Bapak Menteri Pertanian
pada tanggal 22 Desember 2016 di Bogor
45. c
Aplikasi “tanam”
Informasi Produksi Komoditas pada suatu
daerah disajikan dalam bentuk grafik
batang
Menyajikan informasi terkait rekomendasi
varietas hasil Penelitian dan
Pengembangan Balitbangtan pada lokasi
yang aktif atau berdasarkan pilihan
Menyajikan informasi terkait kesesuaian
lahan pada daerah tertentu dengan
dibatasi data kesesuaian lahan sampai
dengan Kecamatan dalam satuan ha
Fasilitas chat yang di peruntukkan untuk
pengguna untuk bertanya atau berdiskusi
dengan para ahli sesuai dengan
keahliannya
Menyajikan informasi terkait dengan Saprodi yaitu ketersediaan:
• Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dengan informasi lokasi penjual/penyedia dan ketersediaan Alsintan,
• Pupuk, dengan informasi lokasi penjual/penyedia dan ketersediaan Pupuk,
• Benih, dengan informasi lokasi penjual/penyedia dan ketersediaan Benih.