DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
rangkuman korelasi pada penelitian kuantitatif.docx
1. Riskawati (160321800991)
Izzati (160321800499)
Irvany Nurita Pebriana (160321801196)
PENELITIAN KUANTITATIF NON-EKSPERIMEN
(KORELASIONAL)
1. Dasar Desain Korelasi
1. Definisi Desain Korelasi
Desain korelasi merupakan desain yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara
variabel. Dalam desain penelitian korelasi, peneliti menggunakan uji statistik korelasi
untuk menggambarkan dan mengukur tingkat asosiasi (atau hubungan) antara dua atau
lebih variabel atau set data. Dalam desain korelasi, para peneliti tidak memanipulasi
variabel seperti percobaan, namun peneliti menggunakan korelasi statistik nilai dua atau
lebih untuk setiap orang.
2. Penggunaan Desain Korelasi
Desain korelasi digunakan ketika akan mencari hubungan antara dua atau lebih variabel
untuk melihat apakah dua atau lebih variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lain
(Ketner, Smith, & Parnell, 1997).
2. Tipe Desain Korelasi
Terdapat dua desain utama korelasi, yaitu explanatory desain dan prediction desain.
1. Explanatory Desain adalah desain korelasional dimana peneliti tertarik pada sejauh mana
dua variabel atau lebih dimana perubahan dalam satu variabel tercermin dalam variabel
lainnya.
Karakteristik desain Explanatory:
a. Peneliti mengkorelasikan dua atau lebih variabel
b. Peneliti mengumpulkan data pada satu waktu
c. Peneliti menganalisis semua partisipan sebagai satu kelompok
d. Peneliti memperoleh minimal dua nilai untuk setiap individu dalam kelompok (satu
nilai untuk masing-masing variabel)
e. Peneliti melaporkan penggunaan uji statistik korelasi pada analisis data
f. Membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hasil uji statistik
2. Prediction Desain. Tujuan dari desain penelitian prediksi adalah untuk mengidentifikasi
variabel yang akan memprediksi hasil atau kriteria. Dalam penelitian, peneliti
mengidentifikasi satu atau lebih variabel prediktor dan variabel kriteria (hasil). Variabel
prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat perkiraan tentang hasil
penelitian korelasional. Hasil yang diprediksi dalam penelitian korelasional disebut
2. Riskawati (160321800991)
Izzati (160321800499)
Irvany Nurita Pebriana (160321801196)
variabel kriteria. Untuk mengidentifikasi studi prediksi, ada beberapa karakteristik,
antara lain:
a. Penulis biasanya memasukkan kata prediksi ke dalam judul, mungkin juga pada tujuan
atau pertanyaan penelitian
b. Peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu waktu dan variabel kriteria
pada satu waktu kemudian.
c. Penulis memperkirakan kinerja masa depan. Ini biasanya berada pada tujuan atau
pertanyaan penelitian.
3. Karakteristik Utama Desain Korelasi
1. Tampilan Nilai Data. Jika kita memiliki dua nilai data, dalam penelitian korelasi kita
dapat memplot nilai-nilai itu pada grafik (scatterplot) atau mempresentasikannya
melalui tabel (matrix correlation).
a. Scatterplot. Peneliti memgambarkan nilai dari dua variabel pada grafik untuk
mendapatkan gambaran visual bentuk nilai data yang didapatkannya. Hal ini
memberikan akses bagi peneliti untuk mengidentifikasi jenis hubungan antara
variabel-variabel. Plot itu juga mengindikasikan arah hubungan (misal nilai satu
variabel naik dan nilai yang lainnya pula atau sebaliknya) dan derajat asosiasi
(apakah hubungannya sempurna, dengan nilai korelasi 1,0 atau kurang dari itu).
Plot dapat membantu untuk menilai hubungan antara dua variabel dari peserta
penelitian. Scatterplot (scattergram) merupakan gambar yang ditampilakan sebagai
sumbu X dan Y dengan X adalah nilai yang direpresentasikan pada sumbu
horizontal dan Y adalah nilai pada sumbu vertikal. Berdasarkan jenis grafiknya,
korelasi dapat dibedakan menjadi korelasi positif, korelasi negatif dan tidak ada
korelasi.
b. Matriks Korelasi dapat ditampilkan melalui koefesien korelasi dalam suatu
matriks. Matriks korelasi menunjukkan tampilan visual dari koefesien korelasi
untuk semua variabel studi.
2. Hubungan antara nilai data digunakan untuk memahami makna hubungan, bentuk
distribusi dan derajat asosiasi serta kekuatannya.
a. Arah asosiasi digunakan untuk mengidentifikasi jika terdapat titik yang
berpotongan, atau bergerak dalam arah yang sama atau berlawanan. Pada korelasi
positif (ditunjukkan dengan nilai "1" koefisien korelasi) titik-titik bergerak dalam
arah yang sama yaitu, ketika X bertambah, begitu juga Y atau, jika X berkurang,
3. Riskawati (160321800991)
Izzati (160321800499)
Irvany Nurita Pebriana (160321801196)
begitu juga dengan Y. Dalam korelasi negatif (ditunjukkan dengan "-" koefisien
korelasi), titik-titik bergerak dalam arah yang berlawanan yaitu, ketika X
meningkat, Y berkurang dan sebaliknya ketika X berkurang, Y bertambah.
b. Bentuk Asosiasi digunakan untuk mengidentifikasi bentuk skor yang diplot sebagai
grafik linear atau nonlinear.
c. Derajar dan kekuatan asosiasi berarti bahwa hubungan antara dua variabel atau
sekumpulan nilai adalah memiliki koefisien korelasi -1,00 untuk 1,00 dengan 0,00
menunjukkan tidak adanya hubungan linear sama sekali. Hubungan antara dua nilai
mencerminkan konsistensi, prediksi hubungan antara nilai-nilai (Gravetter &
Wallnau, 2007). Biasanya peneliti menghitung koefesien determinasi, yang menilai
proporsi variabilitas dalam satu variabel yang dapat ditentukan atau dijelaskan oleh
variabel kedua.
3. Analisis multi variabel digunakan untuk memprediksi hasil berdasarkan lebih dari satu
variabel prediktor. Terdapat dua pendekatan dalam analisis multi variabel yaitu korelasi
parsial dan multi regresi.
a. Korelasi parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud mengetahui
pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen,
dimana salah satu variabel independennya dibuat tetap/dikendalikan.
b. Multiple Regression
Peneliti korelasi menggunakan statistik korelasi untuk memprediksi skor di masa
depan. Untuk melihat apa dampak beberapa variabel terhadap hasil, peneliti
menggunakan analisis regresi.
4. Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian dengan desain korelasi
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan masalah penelitian
2. Mengidentifikasi individu-individu untuk penelitian
3. Identifikasi Dua atau Lebih Langkah-langkah untuk Setiap individu dalam Penelitian
4. mengumpulkan data dan melihat kemungkinan masalah yang akan muncul
5. Analisis Data dan Menunjukan Hasil
6. Menafsirkan Hasil