Dokumen tersebut merupakan rencana pembangunan gedung tambahan Dinas PUPR Provinsi Sulawesi Barat yang akan dilaksanakan selama 120 hari dengan nilai proyek Rp. 789.805.740,12 serta menjelaskan rincian pekerjaan dan metode pelaksanaannya."
1. ACTION PLANT
15 AGUSTUS 2022
Pembangunan Gedung Tambahan Dinas PUPR Prov. Sulbar
APBD TA. 2022
DINAS PEKERJAAN
UMUM DAN PENATAAN
RUANG
2. INFORMASI UMUM DATA PROYEK
• Nama kegiatan : Pembangunan Gedung Tambahan Dinas PUPR Prov. Sulbar
• Lokasi Kegiatan : Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat
• Jangka Waktu Pelaksanaan : 120 (seratus dua puluh) hari kalender
• Jangka Waktu Pemeliharaan : 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
• Pembiayaan : APBD TA. 2022
• Nilai Paket Kontrak : Rp. 789.805.740,12
• Nama Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi
Sulawesi Barat
• Alamat Pengguna Jasa : Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi Barat
• Nama Penyedia Jasa : CV. SENJA TIMUR INDONESIA
• Alamat Penyedia Jasa : BTN Graha Nusa 5 Blok N No. 32 Kab. Mamuju
• Sistim Kontrak : Lampsum, kontrak satu tahun
3. STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
Manager Proyek
SOPLIADI
Direksi Pelaksana
Petugas K3 Konstruksi
NUKY YANUARI, ST
Pelaksana Lapangan
NOOR KHORIS, ST
Kepala Administrasi & Keuangan
AMIRUL MS
DIREKSI KONSULTAN PENGAWAS
16. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran Elevasi & Pemasangan Bouwplank
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
• Pengukuran batas luas lahan.
• Pengukuran batas bangunan.
• Pengukuran as bangunan.
• Penemuan peil bangunan berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan.
17. • Melakukan koordinasi dengan pihak Direksi/konsultan untuk pengukuran.
• Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak Direksi.
• Melakukan Pengukuran dengan menggunakan theodolit dan waterpass.
• Pembuatan patok acuan (bouwplank) setiap 2 meter atau sesuai
petunjuk/arahan dari Direksi, dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam
40 cm dan diberi cat warna merah untuk memudahkan pandangan. Untuk
keperluan acuan elevasi dipakai papan kayu 2.5/25 cm atau kayu 2.5/7 cm yang
dipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi bouwplank disesuaikan dengan hasil
pekerjaan setting out.
• Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.
• Ploting data ukur ke construction.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
18. 2. Mobilisasi Peralatan Kerja & Bahan Kerja
3. Penerapan SMK3 Konstruksi
• Mobilisasi Peralatan.
• Mobilisasi Tenaga Kerja.
• Mobilisasi Bahan.
• Meliputi alat dan metode kerja sesuai standarisasi kesehatan dan
keselamatan kerja.
19. II. PEKERJAAN SUB-STRUKTUR
Pekerjaan Galian
Persiapan
• Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
• Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi Pekerjaan.
• Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel listrik, kabel
telpon dll.
• Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
• Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
• Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
• Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
• Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
• Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
1. Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
20. PEKERJAAN GALIAN
Metode galian yang dipilih dipengaruhi oleh hal-hal
sebagai berikut :
Luas Tanah
Kedalaman galian
Jenis tanah dan strukturnya
21. • Persiapan Pekerjaan Galian.
• Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok batas galian dan penggalian
yang akan dilaksanakan.
• Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang benar-benar aman.
Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.
• Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau yang diperintahkan untuk
digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam dan dinding penahan
rembesan (cutoff wall).
• Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja, maka galian yang lebih
dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.
• Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.
• Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus diberi rambu tambahan
pada malam hari berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat putih beserta lampu merah atau
kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
• Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi muka air tanah.
22. Penggalian
• Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan material/bahan
dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu,
bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak dipakai lagi.
• Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian tanah yang
dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah yang tidak bisa dijangkau
oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan penggalian secara manual.
• Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.
• Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.
• Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi yang
sudah ditentukan.
• Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas yang
akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
• Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan stabil.
24. MARKING TITIK YANG AKAN
DIBUAT PONDASI DEDUAI
GAMBAR RENCANA PONDASI
FOOTPLATE
GALI TANAH HINGGA MENCAPAI
DIMENSI RENCANA
TAHAPAN PEKERJAAN PONDASI FOOTPLATE
25. 2. Pekerjaan Footplate
Hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pondasi telapak/Footplate
adalah:
• Kedalaman harus memadai untuk menghindari pergerakan tanah lateral
dari bawah pondasi, untuk pondasi telapak bila tanah keras berada pada
kedalaman 1-2 meter.
• Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah, dan korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
• Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri
konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan.
• Metode pelaksanaan harus seekonomis mungkin.
26.
27. 3. Pekerjaan Pondasi/Pasangan Batu
TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Galian.
2. Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring harus disediakan bilamana
disyaratkan sesuai dengan ketentuan dalam Drainase Porous.
3. Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi
beton mungkin diperlukan. Beton yang digunakan harus memenuhi ketentuan.
4. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus
dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
5. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah
terpasang.
6. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang
cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh
7. Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai 5 cm dan merupakan
kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi
penuh.
28. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN BATU
8. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga
batu hanya dipasang pada adukan baru yang belum mengeras.
9. Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan.
10. Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi harus
dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m.
11. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan
pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
12. Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus
dibersihkan dari bekas adukan.
13. Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan
dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut
rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang
dibulatkan.
14. Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.
15. Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih
dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan
16. Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang
antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang
lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.
29.
30. III. PEKERJAAN SUPER-STRUKTUR
1. Sloef Beton
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
RENCANA
PENULANGAN SLOOF
LAKUKAN PENGUKURAN DAN
PEMASANGAN BOWPLANG
SESUAI DENGAN GAMBAR
PELAKSANAAN, GALI TANAH
HINGGA KEDALAMAN DAN
DIMENSI RENCANA.
TAHAPAN PEKERJAAN SLOOF
31. RANGKAI PEMBESIAN SLOOF
SESUAI GAMBAR MELALUI
ANTAR KOLOM , IKATKAN
DENGAN BENDRAT
PASANG BEKISTING YANG TELAH
DIFABRIKASI SEBELUMNYA DENGAN
JARAK SELIMUT BETON ± 2 CM,
KUATKAN DENGAN KASO DAN
DIPAKU
32. LAKUKAN PENGECORAN,
PADATKAN DENGAN
MENGGUNAKAN VIBRATOR,
RATAKAN BAGIAN PERMUKAAN
SLOOF DENGAN RISKAN ATAU
JIDAR.
PASANG BEKISTING YANG TELAH
DIFABRIKASI SEBELUMNYA DENGAN
JARAK SELIMUT BETON ± 2 CM,
KUATKAN DENGAN KASO DAN
DIPAKU.
33. Pemasangan steck besi
kolom dengan panjang
penjangkaran minimum
40D.
Penyambungan besi stek dengan
tulangan kolom yang telah
dipabrikasi.
34. 2. Kolom Beton
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
Untuk menjamin ketepatan kolom
pada as-nya, dibuat sepatu kolom.
Pemasangan bekisting kolom
menggunakan multipleks 9mm ,
kayu kaso.
Harus diperiksa kelurusan dan
vertikalitasnya.
TAHAPAN PEKERJAAN KOLOM
35. LAKUKAN PENGECORAN TIAP TINGGI
KOLOM MAKSIMAL 2 M, PADATKAN
DENGAN VIBRATOR, LANJUTKAN
HINGGAA MENCAPAI TINGGI
RENCANA.
SETELAH BEKISTING DI BONGKAR,
LAKUKAN CURRING DENGAN
MENYELIMUTI KOLOM
MENGGUNAKAN KARUNG YANG
DIBASAHI HINGGA UMUR ± 20
HARI
36. 3. Ringbalk Beton
Berikut tahapan pelaksanaan pekerjaan galian biasa :
MARKING LEBAR DAN ELEVASI
BAWAH BALOK, TARIK DENGAN
BENANG, SUSUN PERANCAH
MENGGUNAKAN SKAFOLDING,
PASANG BEKISTING DINDING BAWAH
BALOK YANG TELAH DIFABRIKASI
RANGKAI PEMBESIAN BALOK,
PADA POSISI PERTEMUAN BALOK,
KOLOM DAN TUMPUAN KUDA-KUDA
BAJA MARKING POSISI BAUT DAN
PLAT PLENDES DAN DI LAS.
TAHAPAN PEKERJAAN BALOK
38. 4. Pekerjaan Plat Lantai
Metode pekerjaan plat lantai dengan bondek dan wiremesh, bisa
kita bagi kedalam 3 (tiga) metode pekerjaan, diantaranya yaitu :
Dalam metode ini, balok dan plat
lantai akan dikerjakan bersamaan.
Sewaktu kita membuat bekisting
untuk balok, kita perlu menyiapkan
posisi bekisiting bagian dalam plat
untuk digunakan sebagai bagian dari
tumpuan bondek.
Pada metode ini, kita akan
langsung melakukan pengecoran
balok bersamaan dengan plat lantai
yang menggunakan bondek dan
wiremesh.
Balok dan Plat dikerjakan bersamaan.
39. Pada metode ini, kita akan mengecor
balok terlebih dahulu sebelum kita
mengerjakan plat lantai. Tetapi,
pengecoran balok hanya kita lakukan
3/4 dari ketinggian balok, atau 75%
dari tinggi balok(h). Setelah itu,
barulah kita mulai mengerjakan plat
lantai.
Konsepnya hampir sama dengan
metode 1, jadi pada bagian bekisting
dalam balok, kita akan gunakan
sebagai tumpuan dari bondek dan
wiremesh. Sisah dari balok yang
belum dicor yaitu sekitar 25%, itu kita
gunakan untuk merakit besi
wiremesh, kemudian barulah kita
akan lakukan pengecoran sisa balok
bersamaan dengan plat lantai.
BALOK DI COR 3/4 DARI KETINGGIAN BALOK
40. Pada metode ini, kita akan melakukan
pengecoran terlebih dahulu untuk
balok, lalu kemudian barulah kita
mengerjakan plat lantai. Namun hal
yang sangat penting dalam pekerjaan
dengan metode ini yaitu adalah
pemasangan angker atau stek.
Pada metode ini, hal yang paling penting
yang tidak boleh kita lupakan adalah
pemasangan angker ataupun stek. Sewaktu
kita melakukan pekerjaan pembesian pada
balok, kita perlu memasangkan angker atau
stek pada pada balok sebelum balok di cor.
Agar lebih aman, angker yang dipasangkan
berjarak 20 cm antar angker dan dari
permukaan atas balok, panjang angker
yang digunakan untuk ikatan ke wiremesh
adalah 40-50cm.
BALOK DI COR TERPISAH DENGAN PLAT LANTAI
41. Pekerjaan dinding diawali dengan memasang batu bata kemudian
dilanjutkan pekerjaan plesteran. Pekerjaan dinding dilakukan setelah
pekerjaan kolom, balok, dan plat selesai.
Pemasangan pasangan batu bata dilakukan diatas sloof. Pemasangan
harus lurus, tegak, tidak siar dan tidak ada batu bata yang pecah
melebihi 5 % dan pemasangan batu bata maksimal 1 m per hari.
Pekerjaan plester yaitu bagian yang akan diplester disiram dengan air
terlebih dahulu dan plesteran harus menghasilkan bidang yang rata
dan sponeng yang lurus. Semua dinding harus diplester dengan 1pc :
3ps untuk pasangan.
Pekerjaan
Dinding
42. Pekerjaan Kusen, Pintu dan
Jendela
Pekerjaan kusen,pintu dan jendela merupakan
pekerjaan kering harus dipisahkan dari
pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton
yang merupakan pekerjaan basah. Pemisahan
ini untuk memperjelas jenis pekerjaannya dan
tidak saling menggaggu pekerjaan dan
pengangkutan material.
43. • Pekerjaan penutup atap diawali dengan
pemasangan kuda-kuda, kemudian pemasangan
rangka atap, gording, reng, usuk, dan terakhir
pemasangan Spandek.
Pekerjaan Penutup
Atap
44. Pekerjaan keramik terdiri dari lantai keramik dan dinding keramik.
Bahan lantai keramik 60 x 60 cm dan keramik 25 x 25cm. Sedang
bahan dinding keramik adalah keramik 25 x 25 cm.
Keramik yang akan dipasang menggunakan spes dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Pemasangan nat sesuai
dengan warna keramik dan lantai tidak boleh bergelombang.
Pekerjaan Keramik
45. Pekerjaan instalasi listrik
dikerjakan mulai saat atau setelah
pemasangan Bowplank atau
sebelum pemasangan plafond
dan sebelum pengecatan dinding.
Pekerjaan ini meliputi
pemasangan titik lampu pada
tempat yang telah ditentukan dan
pemasangan saklar dan stop
kontak. Pemasangan kabel pada
dinding menggunakan pipa
sebagai selubung kabel.
Penyelesaian dinding sebagai
akibat dari pemasangan saklar
perlu diperhatikan dan
permukaan dinding harus rapi.
Pekerjaan Instalasi
Listrik
46. • Pekerjaan sanitasi dikerjakan mulai saat atau setelah
pemasangan Bouwplank atau setelah pemasangan
plafond dan sebelum pemasangan lantai. Pekerjaan ini
meliputi pembuatan septictank, pemasangan pipa-pipa,
pemasangan kloset dan bak mandi.
• Pemasangan kloset dan pipa perlu diperhatikan agar
semuanya berfungsi dengan baik dan tidak ada yang
bocor.
Pekerjaan
Sanitasi
47. Setelah semua pekerjaan selesai kemudian
mengecat bangunan dan terakhir merapikan dan
membersihkan bangunan kembali.
Pekerjaan
Finishing