SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
1. Sistem Penambangan
Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan
atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan
induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar
dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta
meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.
Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam definisi sistem penambangan di atas,
maka cara penambangan yang diterapkan harus dapat menjamin :
1.

Ongkos penambangan yang seminimal mungkin.

2.

Perolehan atau mining recovery harus tinggi.

3.

Efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan,
sinkronisasi kerja yang baik, tenaga kerja yang terampil, organisasi dan manajemen
yang baik.

Secara garis besarnya, sistem dan metode penambangan dibagi atas 4 (empat) bagian,
yaitu :
1.

Tambang terbuka (surface mining).

2.

Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining).

3.

Tambang bawah air (underwater mining).

4.

Tambang di tempat (insitu mining).

]

2. Tambang Bawah Tanah
Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode
penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah
permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
Segi positif dari penambangan ini adalah:
1.

Pencemaran lingkungan relatif kecil.

2.

Tidak memerlukan tempat penimbunan material yang luas.
3.

Endapan bahan galian yang letaknya sangat dalam tetap dapat ditambang dengan
menguntungkan.

Sedangkan segi negatif dari penambangan ini adalah:
1.

Kondisi kerjanya berat dan keselamatan kerja perlu perhatian khusus.

2.

Produksi yang relatif kecil karena alat yang digunakan berukuran kecil.

3.

Penggunaan bahan peledak yang banyak (boros) dan berkualifikasi tinggi.

Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai
macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan
timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu
dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi
beberapa:
1.

Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.

2.

Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.

3.

Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Gambar 1 Macam lubang bukaan tambang bawah tanah

Tambang bawah tanah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1.

Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method).

2.

Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method).

3.

Metode ambrukan (Caving Method).

2.1. Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method)
Unsupported Methods adalah suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau filling
dalam menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall. Penyanggaan pada
dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan baut batuan digunakan untuk penyanggaan
local. Unsupported methods dapat diklasifikasikan menjadi:
1.

Room and Pillar mining

Pada metode penambangan Room and Pillar, batubara diekstraksi dengan
meninggalkan pilar yang difungsikan sebagai penyangga ruang kosong (room) pada
lapisan batubara di dalam tanah. Ruang kosong itu sendiri terbentuk sebagai akibat
terambilnya batubara pada lapisan yang bersangkutan. Adapun ukuran pilar ditentukan
dengan menghitung kekuatan batuan atap, lantai serta karakteristik lapisan batubara,
yang dalam hal ini adalah tingkat kekuatan atau kekerasannya.
Pada praktiknya, area yang akan ditambang dibagi terlebih dulu ke dalam bagian-bagian
yang disebut panel, dimana pengambilan batubara dilakukan di dalamnya. Sebagaimana
terlihat pada gambar di bawah, barrier pillar berfungsi untuk memisahkan panel-panel
penambangan, sedangkan panel pillar berfungsi untuk menahan ruang kosong pada
panel saja. Dengan demikian, meskipun masih terdapat resiko runtuhan atap pada suatu
panel, tapi keberadaan barrier pillar akan memberikan jaminan keamanan melalui
penyanggaan area tambang secara keseluruhan.
Room and Pillar adalah metode penambangan yang sederhana dan tidak memerlukan
biaya yang besar. Akan tetapi, cara ini hanya akan menghasilkan recovery batubara
yang rendah, umumnya maksimal 60%, disamping memerlukan kondisi lapisan
batubara yang landai (flat) dan relatif tebal. Selain itu, Room and Pillar hanya bisa
diterapkan pada penambangan lapisan batubara yang dekat dengan permukaan tanah
karena tekanan batuannya belum begitu besar. Seiring makin dalamnya lokasi
penambangan berarti tekanan batuan akan membesar, serta potensi emisi gas dan
keluarnya air tanah akan bertambah. Pada kondisi demikian, Room and Pillar sudah
tidak layak lagi untuk dilakukan sehingga diperlukan metode lain yang lebih aman dan
ekonomis, yaitu Long Wall.

2.

Stope and Pillar mining

a. Open Stope Dengan Underhand Stoping.
Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan raise,dan
penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga terbentuk
jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri. Bijih lepas kemudian ditarik setahap
demi setahap sampai menapai raise,selanjutnyan dijatuhkan ke level drive dibawahnya.
Jadi bijih ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju
haulage drive secara grafitasi sehingga meminimumkan transportasi mekanikal.
b. Open stope dengan overhand stoping
Overhand stope secara praktis berlawanan dengan underhand stoping yaitu tempat
pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan ditambang. Bijih
ditambang selapis demi selapis dan memungkinkan bijih lepas jatuh ke haulage level
yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih atau timber mat.
c. Open Stope Dengan Breast Stoping (Stope And Pillar)
Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih
yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana kondisi ini tidak
memungkinkan dilakukan dari atas kebawah. Penyanggaan atap (roof) pada breast
stoping biasanya secara permanen atau semi permanen pillar yang terdiri dari bijih itu
sendiri.
Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode ini
digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadang-kadang
diperkuat dengan semen sekelilingnya. Pada cebakan yang datar dengan ketebalan
kurang dari 4-5 m, metode ini dilakukan dengan menggali bijih sehingga terbentuk ”
Wide diifts ” dan secar sistematis dengan interval teratur ditinggalkan bijih sebagai
pillar.

3.

Shrinkage Stoping

Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50˚-90˚
(sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan
secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan
mengembang dila dihancurkan maka sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan
setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja
untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap.
Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut
batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih
lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara
keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope
atau metode shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan,
dan hal ini tidak diinginkan, maka stope dapat diisi oleh water yang berasal dari stope
atau kegiatan diatasnya, dalam kasus ini membentuk filled stope atau metode shrinkage
and fill.
Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyai
sublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian
bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang
memisahkan stope yang berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet pada
shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari bawah stope dan terus
maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang,
yang berfungsi sebagai platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk men
support dinding-dinding stope.
Melalui blasting, batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena
itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama
penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan bawah
ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope yang
direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di ambil. Ore
body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area yang lebih besar dari ore
body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar untuk menstabilkan hanging
wall. Pillar biasanya dapat diambil setelah penambangan yang reguler selesai.
Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore body dengan :
a. Dip yang tegak atau >70%.
b. Ore nya kuat.
c. Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif.
d. Ore body homogeny.
e. Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang cenderung terbakar
dan terpisah ketika terekspos ke udara.

Development untuk shrinkage stoping terdiri atas :
a. Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope.
b. Crosscut ke ore di bagian bawah stope.
c. Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut.
d. Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan..
e. Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk menyediakan
akses dan ventilasi ke stope.
Keuntungan metode Shrinkage stoping :
a. Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan sedikit
alat-alat.
b. Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute.
c. Mengeliminasi hand-loading.
d. Dapat langsung berproduksi.
e. Mining Recovery tinggi.

Kerugian metode Shrinkage stoping :
Kondisi kerja sulit dan berbahaya. Contoh : Mouska Mine, Canada; Schwartzwalder
Mine, Colorado

4.

Sub Level Stoping

Sub-level stoping adalah sistem dimana dibuat sublevel-sublevel dengan jarak tertentu.
Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara 2 buah stope
yang terbentuk dipisahkan oleh pillar. Ketinggian stope dibatasi oleh kekuatan batuan
dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet.
Sub-level stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand.
Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stell timber yang menyangga
dan melintang pada Sub level stoping dipasang pada geometri yang sistematis, berfungsi
sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih, membentuk corong dan manway
lining, dan sebagai penyangga lekat.
Gambar 2 Sistem pertambangan bawah tanah

2.2. Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method)
1.

Cut and Fill

Cut and fill adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil bagian demi
bagian (slice by) dimana bagian yang sudah ditambang dikeluarkan orenya lalu
dimasukan material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan.
Material pengisi berfungsi sebagai berikut :
a. Tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya.
b. Sebagai penyanggah batuan sekelilingnya.
c. Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan.
Sistem ini cocok untuk endapan sebagai berikut :
a. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450.
b. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
c. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak.
d. Orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi
guna menutupi ongkos.
e. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan banyak
terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih). Diantara endapan
bijih yang sedang ditambang.
Keuntungan :
a. Cukup fleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat
mengadakan selektif mining.
b. Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih
selanjutnya.
c. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi.
d. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran jarang
terjadi.
e. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi.
f. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga
produksinya besar.
g. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan
Kerugian:
a. Selain menambang juga harus mencari material pengisi
b. Harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material
pengisi agar tidak terjadi pengotoran
c. Ongkos penambangan relatif tinggi
2.

Stull Stoping

Stull Stoping adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu
(timber), dan penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga
ini disebut stull. Penyanggaan ini bias sistimatis, tetapi bisa juga hanya dipasang
setempat bila bila keadaan batuan memungkinkan.
a. Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :
b. Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga
c. kekuatan batuan samping mudah pecah
d. Kemiringan endapan tidak terlalu berpenggaruh
e. Ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias dicapai oleh penyangga
kayu tanpa sambungan (timber)
f. Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi.
Cara penambangan
a.

Penerapannya dibatasi oleh panjang stull.

b.

Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi degan
material pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut and fill.

c.

Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan
kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing.

Segi positif stull stoping :
a.

Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggaan ini tidak sulit
sehingga tidak memerlukan banyak karyawan yang terampil

b.

Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock.

c.

Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya bisa
tinggi.

d.

Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau cut
and fill, karena ukuran endapan bijihnya tipis.

Segi negatif Stull Stoping :
a. Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta kebakaran.
b. Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.
c. Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas-bekas
lombong.
3. Square Set Stoping
Square set stoping merupakan sistem penambangan dengan penyanggaan secara
sitematis yang saling tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi). Penyangga ini memilki
kerangka berupa kubus maupun empat persegi panjang.
Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat :
a. Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh.
b. Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh
c. Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalnya
mempunyai off shoot, pocket, dan lain-lain.
d. Kemiringan endapan > 45° yang berbentuk urat bijih.
e. Ukuran endapan minimum 3,5 m.
f. Memiliki kadar bijih yang sangat tinggi.
Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara
penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain. Akan tetapi kalau
sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface subsidence
tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat
bijihnya tipis.
Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara
penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau
penyangga under cat pada block caving. Kecuali square setting sering dipergunakan
untuk mengambil pillar yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi
dengan filling material.
Segi positif Square Set Stoping :
a. Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan bijih,
asal kemiringan >45°, luwes dalam arti dapat menambang segala macam bentuk
endapan.
b. Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak dan
mudah runtuh.
c. Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan mining recovery yg tinggi >
90% (high mining extraction).
d. Ventilasi lebih mudah diatur.
e. Dapat memberi keamanan kerja yang tinggi.
Segi negatif Squar Set Stoping :
a. Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan
manjadi mahal, kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi
pembusukan sehingga akan terbentuk gas-gas beracun.
b. Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%,
sedangkan volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.
c. Sukar diubah kesistem penambangan yang lain.

2.3.

Metode Ambrukan (Caving Method)

Metode penambangan ambrukan (Caving) terdiri dari :
a. Longwall mining.
b. Sublevel caving.
c. Block caving.
Keuntungan penambangan caving method :
a. Sistem penambangan ini tidak terlalu mahal di bandingkan dengan sistem
penambangan lainnya karena relatif sedikitnya pemboran, peledakan dan
penyanggaan.
b. Produksi yang terpusat membuat pengawasan menjadi efisien dan pemeriksaan
kondisi kerja menjadi lebih teliti.
c. Pembuatan sistem ventilasi tidak terlalu kompleks di bandingkan sistem
penambangan bawah tanah lainnya.
d. Produktifitas tinggi (antara 15 – 50 ton per shift per karyawan, maksimum 40 – 50
ton per shift per karyawan).
e. Metode penambangan bawah tanah dengan tingkat produksi tinggi.
f. Recovery tinggi.
g. Ventilasi sangat memuaskan, kondisi kesehatan dan keselamatan bagus (kecuali
daerah undercut dan bagian penarikan bijih).
Kerugian metode penambangan caving method :
a. Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung di penuhi karena di
butuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan block tambahan untuk produksi.
b. Penghentian penarikan bijih selama waktu tertentu akan menyebabkan kehilangan
bukaan yang telah ada pada area yang berpengaruh jika bukaan tersebut merupakan
titik konsentrasi berat.
c. Metode ini tidak fleksibel karena sulit dilakukan perubahan kebentuk panambangan
bawah tanah lainnya.
d. Peronggan dan penurunan permukaan tanah terjadi dalam skala besar sehingga
permukaan tanah berbahaya
e. Pemeliharaan bukaan di daerah produksi sangat penting dan mahal jika terbentuk
pilar yang menerima beban terlalu besar.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah:

development

(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali
adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan
penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan
yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara
ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.Selain
mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua
udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh
peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke
terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik
pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja. Sedangkan tahap production adalah pekerjaan menggali
sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai
bisa dihasilkan.
Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain :
1.

Penyangga Alamiah

Adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses
penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi:
a. Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
b. Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini
ditinggalkan sebagai penyangga.
c. Waste.
d. Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang.

2.

Penyangga Buatan (Artificial Support)

Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah
tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat
berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.

More Related Content

What's hot

Model endapan bahan galian
Model endapan bahan galianModel endapan bahan galian
Model endapan bahan galianseed3d
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Amiin Majiid Nugroho
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanMuhammad Nafis
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdaUDIN MUHRUDIN
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineralrramdan383
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-feronika purba
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillSastra Diharlan
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambanganfridolin bin stefanus
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakanUDIN MUHRUDIN
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangNoveriady
 

What's hot (20)

Model endapan bahan galian
Model endapan bahan galianModel endapan bahan galian
Model endapan bahan galian
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
Sistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbtSistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbt
 
pola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamdapola peledakan tamka dan tamda
pola peledakan tamka dan tamda
 
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Pola peledakan
Pola peledakanPola peledakan
Pola peledakan
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -Penyanggaan  tambang bawah tanah - isya ansyari -
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang1.geoteknik tambang
1.geoteknik tambang
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
 
Endapan Placer
Endapan PlacerEndapan Placer
Endapan Placer
 
Metode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and FillMetode Penambangan Cut and Fill
Metode Penambangan Cut and Fill
 
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi PertambanganMata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pertambangan
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Pemboran tambang
Pemboran tambangPemboran tambang
Pemboran tambang
 
Perencanaan peledakan
Perencanaan peledakanPerencanaan peledakan
Perencanaan peledakan
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
 
Istilah-istilah Pertambangan
Istilah-istilah  PertambanganIstilah-istilah  Pertambangan
Istilah-istilah Pertambangan
 

Viewers also liked (20)

ppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanahppt tambang bawah tanah
ppt tambang bawah tanah
 
Lecture 4: Underground Mining
Lecture 4: Underground MiningLecture 4: Underground Mining
Lecture 4: Underground Mining
 
Sistem penambangan
Sistem penambanganSistem penambangan
Sistem penambangan
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
Cut and Fill Stoping
Cut and Fill StopingCut and Fill Stoping
Cut and Fill Stoping
 
Mining (1)
Mining (1)Mining (1)
Mining (1)
 
Sublevel stoping..Underground mining methods
Sublevel stoping..Underground mining methodsSublevel stoping..Underground mining methods
Sublevel stoping..Underground mining methods
 
Longwall mining
Longwall miningLongwall mining
Longwall mining
 
tambang bawah tanah
tambang bawah tanahtambang bawah tanah
tambang bawah tanah
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
Sabtu
SabtuSabtu
Sabtu
 
Mt
MtMt
Mt
 
Perancangan underpass
Perancangan underpass Perancangan underpass
Perancangan underpass
 
70 si-ta-2013
70 si-ta-201370 si-ta-2013
70 si-ta-2013
 
Petunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_miPetunjuk pi 2013_mi
Petunjuk pi 2013_mi
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
26 ars nina nurdiani_pondasi tiang pancang_ok
 
Manual Pesain Perkerasan
Manual Pesain PerkerasanManual Pesain Perkerasan
Manual Pesain Perkerasan
 
Metode Pelaksanaan
Metode PelaksanaanMetode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan
 
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan RayaPerencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
Perencaan Tebal Perkerasan Jalan Raya
 

Similar to TAMBAH TANAH

Istilah istilah underground mining
Istilah istilah underground miningIstilah istilah underground mining
Istilah istilah underground miningalam_budiman
 
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptxIwan Kasema
 
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptx
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptxTAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptx
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptxyudipurnama051
 
metode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptmetode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptMusicOfHeart1
 
Gophering and Glory Hole Underground Mining
Gophering and Glory Hole Underground MiningGophering and Glory Hole Underground Mining
Gophering and Glory Hole Underground MiningIhsan Arif
 
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUAN
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUANEKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUAN
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUANNesha Mutiara
 
Metode Galian Tanah.pptx
Metode Galian Tanah.pptxMetode Galian Tanah.pptx
Metode Galian Tanah.pptxvanrubysyah1
 
Pengoperasian kapal keruk
Pengoperasian kapal kerukPengoperasian kapal keruk
Pengoperasian kapal kerukRio Anggara
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingHBieb Almospy
 
Tahapanpenambanganbatubara
TahapanpenambanganbatubaraTahapanpenambanganbatubara
Tahapanpenambanganbatubarayannick99
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilagungtri07
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxAkilaZaalan
 
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial mine
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial minePenambangan emas sekunder dengan metode aluvial mine
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial mineMul Hadramy
 
Makalah sistem penambangan auger kel 5
Makalah sistem penambangan auger kel 5Makalah sistem penambangan auger kel 5
Makalah sistem penambangan auger kel 5Daud Manatap Sitorus
 
dari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasdari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasMustajab Manar
 

Similar to TAMBAH TANAH (20)

Istilah istilah underground mining
Istilah istilah underground miningIstilah istilah underground mining
Istilah istilah underground mining
 
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI  PPT - 06 - 08 -23.pptx
01 MELKI TANDIRETUNG - TEKNIK EKSPLORASI PPT - 06 - 08 -23.pptx
 
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptx
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptxTAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptx
TAMBANG_BAWAH_TANAH_BATUBARA (1).pptx
 
metode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).pptmetode swa sangga (3) (1).ppt
metode swa sangga (3) (1).ppt
 
Gophering and Glory Hole Underground Mining
Gophering and Glory Hole Underground MiningGophering and Glory Hole Underground Mining
Gophering and Glory Hole Underground Mining
 
pertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdfpertemuan 1.pdf
pertemuan 1.pdf
 
Penambangan Batubara
Penambangan BatubaraPenambangan Batubara
Penambangan Batubara
 
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUAN
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUANEKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUAN
EKSTRAKSI DAN PEMBUANGAN LIMBAH BATUAN
 
Metode Galian Tanah.pptx
Metode Galian Tanah.pptxMetode Galian Tanah.pptx
Metode Galian Tanah.pptx
 
Metoda Penambangan
Metoda PenambanganMetoda Penambangan
Metoda Penambangan
 
Pengoperasian kapal keruk
Pengoperasian kapal kerukPengoperasian kapal keruk
Pengoperasian kapal keruk
 
Galian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise buildingGalian tanah dan batu proyek highrise building
Galian tanah dan batu proyek highrise building
 
Tahapanpenambanganbatubara
TahapanpenambanganbatubaraTahapanpenambanganbatubara
Tahapanpenambanganbatubara
 
Dewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipilDewatering pada pekerjaan sipil
Dewatering pada pekerjaan sipil
 
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptxTEKNIK PENAMBANGAN.pptx
TEKNIK PENAMBANGAN.pptx
 
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial mine
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial minePenambangan emas sekunder dengan metode aluvial mine
Penambangan emas sekunder dengan metode aluvial mine
 
Operasi produksi sand control
Operasi produksi sand controlOperasi produksi sand control
Operasi produksi sand control
 
Makalah sistem penambangan auger kel 5
Makalah sistem penambangan auger kel 5Makalah sistem penambangan auger kel 5
Makalah sistem penambangan auger kel 5
 
dari mana datangnya migas
dari mana datangnya migasdari mana datangnya migas
dari mana datangnya migas
 
jenis jenis tambang terbuka
jenis jenis tambang terbukajenis jenis tambang terbuka
jenis jenis tambang terbuka
 

More from heny novi

Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambangheny novi
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRheny novi
 
Paper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckPaper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckheny novi
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambanganheny novi
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALheny novi
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanheny novi
 
Batubara bersih
Batubara bersihBatubara bersih
Batubara bersihheny novi
 

More from heny novi (9)

Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungTeknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsung
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMR
 
Paper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckPaper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truck
 
Disposal Pertambangan
Disposal PertambanganDisposal Pertambangan
Disposal Pertambangan
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Batubara bersih
Batubara bersihBatubara bersih
Batubara bersih
 

TAMBAH TANAH

  • 1. 1. Sistem Penambangan Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Agar dapat tercapai hal-hal yang terdapat dalam definisi sistem penambangan di atas, maka cara penambangan yang diterapkan harus dapat menjamin : 1. Ongkos penambangan yang seminimal mungkin. 2. Perolehan atau mining recovery harus tinggi. 3. Efisiensi kerja harus tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan, sinkronisasi kerja yang baik, tenaga kerja yang terampil, organisasi dan manajemen yang baik. Secara garis besarnya, sistem dan metode penambangan dibagi atas 4 (empat) bagian, yaitu : 1. Tambang terbuka (surface mining). 2. Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining). 3. Tambang bawah air (underwater mining). 4. Tambang di tempat (insitu mining). ] 2. Tambang Bawah Tanah Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar. Segi positif dari penambangan ini adalah: 1. Pencemaran lingkungan relatif kecil. 2. Tidak memerlukan tempat penimbunan material yang luas.
  • 2. 3. Endapan bahan galian yang letaknya sangat dalam tetap dapat ditambang dengan menguntungkan. Sedangkan segi negatif dari penambangan ini adalah: 1. Kondisi kerjanya berat dan keselamatan kerja perlu perhatian khusus. 2. Produksi yang relatif kecil karena alat yang digunakan berukuran kecil. 3. Penggunaan bahan peledak yang banyak (boros) dan berkualifikasi tinggi. Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut. Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng, nikel, dan timbal. Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa: 1. Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah. 2. Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih. 3. Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
  • 3. Gambar 1 Macam lubang bukaan tambang bawah tanah Tambang bawah tanah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method). 2. Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method). 3. Metode ambrukan (Caving Method). 2.1. Metode tanpa penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method) Unsupported Methods adalah suatu metoda yang tidak menggunakan timber atau filling dalam menyangga dinding, baik hanging wall maupun footwall. Penyanggaan pada dinding dilakukan dengan pilar-pilar dan baut batuan digunakan untuk penyanggaan local. Unsupported methods dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Room and Pillar mining Pada metode penambangan Room and Pillar, batubara diekstraksi dengan meninggalkan pilar yang difungsikan sebagai penyangga ruang kosong (room) pada lapisan batubara di dalam tanah. Ruang kosong itu sendiri terbentuk sebagai akibat terambilnya batubara pada lapisan yang bersangkutan. Adapun ukuran pilar ditentukan dengan menghitung kekuatan batuan atap, lantai serta karakteristik lapisan batubara, yang dalam hal ini adalah tingkat kekuatan atau kekerasannya.
  • 4. Pada praktiknya, area yang akan ditambang dibagi terlebih dulu ke dalam bagian-bagian yang disebut panel, dimana pengambilan batubara dilakukan di dalamnya. Sebagaimana terlihat pada gambar di bawah, barrier pillar berfungsi untuk memisahkan panel-panel penambangan, sedangkan panel pillar berfungsi untuk menahan ruang kosong pada panel saja. Dengan demikian, meskipun masih terdapat resiko runtuhan atap pada suatu panel, tapi keberadaan barrier pillar akan memberikan jaminan keamanan melalui penyanggaan area tambang secara keseluruhan. Room and Pillar adalah metode penambangan yang sederhana dan tidak memerlukan biaya yang besar. Akan tetapi, cara ini hanya akan menghasilkan recovery batubara yang rendah, umumnya maksimal 60%, disamping memerlukan kondisi lapisan batubara yang landai (flat) dan relatif tebal. Selain itu, Room and Pillar hanya bisa diterapkan pada penambangan lapisan batubara yang dekat dengan permukaan tanah karena tekanan batuannya belum begitu besar. Seiring makin dalamnya lokasi penambangan berarti tekanan batuan akan membesar, serta potensi emisi gas dan keluarnya air tanah akan bertambah. Pada kondisi demikian, Room and Pillar sudah tidak layak lagi untuk dilakukan sehingga diperlukan metode lain yang lebih aman dan ekonomis, yaitu Long Wall. 2. Stope and Pillar mining a. Open Stope Dengan Underhand Stoping. Pada metode ini,bagian level atas level bawah dihubungkan dengan raise,dan penambangan dimulai dengan memotong bagian atas dari raise sehingga terbentuk jenjang pada cebakan dimana para pekerja berdiri. Bijih lepas kemudian ditarik setahap demi setahap sampai menapai raise,selanjutnyan dijatuhkan ke level drive dibawahnya. Jadi bijih ditambang dari atas kebawah dengan jenjang menurun dan dijatuhkan menuju haulage drive secara grafitasi sehingga meminimumkan transportasi mekanikal. b. Open stope dengan overhand stoping Overhand stope secara praktis berlawanan dengan underhand stoping yaitu tempat pekerja mengarah keatas dan berada dibawah bijih yang akan ditambang. Bijih
  • 5. ditambang selapis demi selapis dan memungkinkan bijih lepas jatuh ke haulage level yang biasanya dilindungi oleh pilar dari bijih atau timber mat. c. Open Stope Dengan Breast Stoping (Stope And Pillar) Pada metoda ini,pembongkaran bijih dilakukan secara maju (advancing) terhadap bijih yang terletak horizontal dengan tinggi kurang dari 3 m, dimana kondisi ini tidak memungkinkan dilakukan dari atas kebawah. Penyanggaan atap (roof) pada breast stoping biasanya secara permanen atau semi permanen pillar yang terdiri dari bijih itu sendiri. Untuk cebakan yang lebih tebal, maka bijih ditambang secara berjenjang metode ini digunakan untuk cebakan sampai ketebalan 13 m. pillar yang dibuat kadang-kadang diperkuat dengan semen sekelilingnya. Pada cebakan yang datar dengan ketebalan kurang dari 4-5 m, metode ini dilakukan dengan menggali bijih sehingga terbentuk ” Wide diifts ” dan secar sistematis dengan interval teratur ditinggalkan bijih sebagai pillar. 3. Shrinkage Stoping Shrinkage stoping diterapkan untuk badan bijih yang besar, kemiringan 50˚-90˚ (sleeply). Metode ini terletak antara kelas open stope dan filled stope. Bijih dihancurkan secara metode overhand dan dibiarkan terkumpul dalam stope. Mengingat bijih akan mengembang dila dihancurkan maka sekitar 35% dari volume batuan yang dihancurkan setiap peledakan harus diambil untuk memberikan ruangan yang cukup dagi pekerja untuk bekerja diantara bagian atas bijih lepas dengan atap. Apabila bijihnya lemah, maka bagian atap diatas pekerja dapat disangga dengan baut batuan selama penambangan. Dinding stope secara otomatis akan disangga oleh bijih lepas sampai kegiatan penambangan bijih selesai. Selanjutnya bijih diambil secara keseluruhan, membentuk stope yang kosong. Dalam kasus ini membetuk open stope atau metode shrinkage stoping general. Apabila dikhawatirkan akan terjadi keruntuhan, dan hal ini tidak diinginkan, maka stope dapat diisi oleh water yang berasal dari stope atau kegiatan diatasnya, dalam kasus ini membentuk filled stope atau metode shrinkage and fill.
  • 6. Development yang dilakukan mirip dengan sublevel stoping, kecuali tidak mempunyai sublevel. Penambangan bijih dilakukan pada sayatan horizontal dimulai dari bagian bawah mengarah ketas melalui suatu manway. Manway dibuat dekat pillar vertical yang memisahkan stope yang berdekatan. Pillar vertical berukuran lebar diatas 40 feet pada shrinkage stoping, ore di angkut di horizontal slice, dimulai dari bawah stope dan terus maju ke atas. Bagian dari ore yang hancur ditinggalkan di stope yang telah ditambang, yang berfungsi sebagai platform kerja untuk menambang ore bagian atas dan untuk men support dinding-dinding stope. Melalui blasting, batuan menambah volume yang didudukinya sekitar 50%, oleh karena itu 40% dari ore yang telah di blasting harus diambil secara kontinyu selama penambangan untuk menjaga supaya keseimbangan headroom antara atas dan bawah ore yang telah diblasting. Ketika stope telah maju ke batas atas dari stope yang direncanakan, hal ini dihentikan, dan sisanya yang 60% dari ore dapat di ambil. Ore body yang lebih kecil dapat ditambang dengan satu stope, area yang lebih besar dari ore body dibagi atas beberapa stope yang terpisah oleh pillar untuk menstabilkan hanging wall. Pillar biasanya dapat diambil setelah penambangan yang reguler selesai. Shrinkage stoping dapat dipakai pada ore body dengan : a. Dip yang tegak atau >70%. b. Ore nya kuat. c. Hanging wall dan foot wall stabil secara komparatif. d. Ore body homogeny. e. Ore tidak dipengaruhi storage di stope (seperti sulfida ore yang cenderung terbakar dan terpisah ketika terekspos ke udara. Development untuk shrinkage stoping terdiri atas : a. Drift pengangkutan sepanjang bagian bawah stope. b. Crosscut ke ore di bagian bawah stope. c. Finger raise dan cones dari crosscut ke undercut. d. Undercut atau lapisan bawah stope 5-10 m di atas drift pengangkutan..
  • 7. e. Raise dari level pengangkutan melalui undercut ke level utama untuk menyediakan akses dan ventilasi ke stope. Keuntungan metode Shrinkage stoping : a. Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan sedikit alat-alat. b. Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute. c. Mengeliminasi hand-loading. d. Dapat langsung berproduksi. e. Mining Recovery tinggi. Kerugian metode Shrinkage stoping : Kondisi kerja sulit dan berbahaya. Contoh : Mouska Mine, Canada; Schwartzwalder Mine, Colorado 4. Sub Level Stoping Sub-level stoping adalah sistem dimana dibuat sublevel-sublevel dengan jarak tertentu. Pada metode ini, blok bijih dibagi sepanjang jurus cebakan, dan diantara 2 buah stope yang terbentuk dipisahkan oleh pillar. Ketinggian stope dibatasi oleh kekuatan batuan dan lebar stope yang kadang-kadang mencapai 500 feet. Sub-level stoping termasuk kedalam penyanggaan yang dilakukan secara overhand. Dengan menggunakan pillar buatan dari waste rock dan stell timber yang menyangga dan melintang pada Sub level stoping dipasang pada geometri yang sistematis, berfungsi sebagai berpijak pekerja dan sebagai peluncur bijih, membentuk corong dan manway lining, dan sebagai penyangga lekat.
  • 8. Gambar 2 Sistem pertambangan bawah tanah 2.2. Metode dengan penyanggaan (Supported Stope Method) 1. Cut and Fill Cut and fill adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil bagian demi bagian (slice by) dimana bagian yang sudah ditambang dikeluarkan orenya lalu dimasukan material pengisi sebelum penambangan berikutnya dilakukan. Material pengisi berfungsi sebagai berikut : a. Tempat berpijak untuk pemboran dan penggalian berikutnya. b. Sebagai penyanggah batuan sekelilingnya. c. Untuk mencegah terjadinya penurunaan permukaan. Sistem ini cocok untuk endapan sebagai berikut : a. Untuk endapan yang berbentuk Paint dengan dip 450. b. Untuk endapan dengan ketebalan 1-6 meter.
  • 9. c. Batuan sampingnya agak lunak/kurang kompak. d. Orenya memiliki nilai yang tinggi dan memerlukan mining recovery yang tinggi guna menutupi ongkos. e. Dapat dipergunakan untuk endapan bijih yang batasnya kurang teratur dan banyak terdapat Barrent rock (batuan sekelilingnya masuk kedalam bijih). Diantara endapan bijih yang sedang ditambang. Keuntungan : a. Cukup fleksibel sehingga dapat menambang bagian-bagian yang sulit dan dapat mengadakan selektif mining. b. Dari stope dapat dilakukan eksplorasi untuk mengetahui arah penyebaran bijih selanjutnya. c. Barrent rock/Wasle dapat dipakai material pengisi. d. Pemakai timber sedikit sehingga kemungkinan kebusukan kayu dan kebakaran jarang terjadi. e. Bisa mendapatkan mining Recovery yang tinggi. f. Bila memungkinkan penambangan dilakukan pada beberapa tempat sehingga produksinya besar. g. Kecil kemungkinan terjadinya penurunaan permukaan Kerugian: a. Selain menambang juga harus mencari material pengisi b. Harus dilakukan pemisahaan yang cukup baik antara endapan bijih dengan material pengisi agar tidak terjadi pengotoran c. Ongkos penambangan relatif tinggi 2. Stull Stoping Stull Stoping adalah suatu metode penambangan yang menggunakan penyanggaan kayu (timber), dan penyangga dipasang langssung dari hanging wall ke foot wall. Penyangga ini disebut stull. Penyanggaan ini bias sistimatis, tetapi bisa juga hanya dipasang setempat bila bila keadaan batuan memungkinkan.
  • 10. a. Metode penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut : b. Kekuatan bijih agak tebal, sehingga tidak perlu disangga c. kekuatan batuan samping mudah pecah d. Kemiringan endapan tidak terlalu berpenggaruh e. Ukuran endapan antara 1-3 meter, yaitu ketebalan masih bias dicapai oleh penyangga kayu tanpa sambungan (timber) f. Kadar bijih tinggi, karena ongkos penambangan juga tinggi. Cara penambangan a. Penerapannya dibatasi oleh panjang stull. b. Untuk menghindari amblesan (Surface Subsidence) maka harus diisi degan material pengisi sehingga dapat berubah manjadi cut and fill. c. Kalau penurunan permukaan bumi, maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan kosong dan runtuh sendiri maka biasanya yang dipakai top slicing. Segi positif stull stoping : a. Cara penambangan sangat sederhana karena cara penyanggaan ini tidak sulit sehingga tidak memerlukan banyak karyawan yang terampil b. Bisa meninggalkan pillar yang terbuat dari barent rock. c. Karena luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya bisa tinggi. d. Memiliki jaminan keamanan yang cukup baik dibandingkan square setting atau cut and fill, karena ukuran endapan bijihnya tipis. Segi negatif Stull Stoping : a. Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta kebakaran. b. Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran. c. Dapat menyebabkan amblesan kecuali diikuti dengan pengisian bekas-bekas lombong.
  • 11. 3. Square Set Stoping Square set stoping merupakan sistem penambangan dengan penyanggaan secara sitematis yang saling tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi). Penyangga ini memilki kerangka berupa kubus maupun empat persegi panjang. Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat : a. Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh. b. Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh c. Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat, misalnya mempunyai off shoot, pocket, dan lain-lain. d. Kemiringan endapan > 45° yang berbentuk urat bijih. e. Ukuran endapan minimum 3,5 m. f. Memiliki kadar bijih yang sangat tinggi. Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena itu cara penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain. Akan tetapi kalau sangat terpaksa, misalnya karena keadaan batuan agak keras dan surface subsidence tidak boleh terjadi, maka dapat diubah ke cara cut and fill atau stull stoping bila urat bijihnya tipis. Cara penambangan ini dapat dipakai sebagai pelengkap atau pembantu cara penambangan lain bila bentuk bijihnya tidak baik, misalnya ditemukan off shoot, atau penyangga under cat pada block caving. Kecuali square setting sering dipergunakan untuk mengambil pillar yang terletak diantara lombong-lombong yang sudah diisi dengan filling material. Segi positif Square Set Stoping : a. Dapat digunakan untuk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan bijih, asal kemiringan >45°, luwes dalam arti dapat menambang segala macam bentuk endapan. b. Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak dan mudah runtuh.
  • 12. c. Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan mining recovery yg tinggi > 90% (high mining extraction). d. Ventilasi lebih mudah diatur. e. Dapat memberi keamanan kerja yang tinggi. Segi negatif Squar Set Stoping : a. Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan manjadi mahal, kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi pembusukan sehingga akan terbentuk gas-gas beracun. b. Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%, sedangkan volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%. c. Sukar diubah kesistem penambangan yang lain. 2.3. Metode Ambrukan (Caving Method) Metode penambangan ambrukan (Caving) terdiri dari : a. Longwall mining. b. Sublevel caving. c. Block caving. Keuntungan penambangan caving method : a. Sistem penambangan ini tidak terlalu mahal di bandingkan dengan sistem penambangan lainnya karena relatif sedikitnya pemboran, peledakan dan penyanggaan. b. Produksi yang terpusat membuat pengawasan menjadi efisien dan pemeriksaan kondisi kerja menjadi lebih teliti. c. Pembuatan sistem ventilasi tidak terlalu kompleks di bandingkan sistem penambangan bawah tanah lainnya. d. Produktifitas tinggi (antara 15 – 50 ton per shift per karyawan, maksimum 40 – 50 ton per shift per karyawan). e. Metode penambangan bawah tanah dengan tingkat produksi tinggi.
  • 13. f. Recovery tinggi. g. Ventilasi sangat memuaskan, kondisi kesehatan dan keselamatan bagus (kecuali daerah undercut dan bagian penarikan bijih). Kerugian metode penambangan caving method : a. Permintaan produksi yang meningkat tidak dapat langsung di penuhi karena di butuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan block tambahan untuk produksi. b. Penghentian penarikan bijih selama waktu tertentu akan menyebabkan kehilangan bukaan yang telah ada pada area yang berpengaruh jika bukaan tersebut merupakan titik konsentrasi berat. c. Metode ini tidak fleksibel karena sulit dilakukan perubahan kebentuk panambangan bawah tanah lainnya. d. Peronggan dan penurunan permukaan tanah terjadi dalam skala besar sehingga permukaan tanah berbahaya e. Pemeliharaan bukaan di daerah produksi sangat penting dan mahal jika terbentuk pilar yang menerima beban terlalu besar. Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development (pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain. Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
  • 14. Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga keselamatan semua pekerja. Sedangkan tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan. Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain : 1. Penyangga Alamiah Adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi: a. Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang. b. Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga. c. Waste. d. Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang. 2. Penyangga Buatan (Artificial Support) Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga material filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.