Ibnu Samak meminta segelas air dan mengatakan: “Wahai, Amirul Mukminin.
Seandainya engkau dihalangi dari (meminum) minuman ini (padahal engkau
kehausan), kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan
menebus segelas air itu dengannya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak pun mengatakan: “Minumlah dengan puas, semoga Allah memberkahi
Anda”. Ketika Khalifah telah minum,
Ibnu Samak berkata kepadanya: “Wahai, Amirul Mukminin. Beritahukan kepadaku,
seandainya engkau dihalangi mengeluarkan minuman ini dari (diri)mu, kecuali dengan
(membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebusnya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak mengatakan: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan dengan sesuatu
(yakni dunia seisinya) yang seteguk air lebih baik darinya?”
“Sungguhَّnikmatَّyangَّakanَّditanyakanَّpadaَّhambaَّpertamaَّkaliَّpadaَّhariَّkiamatَّkelak adalah dengan
pertanyaan:َّ“BukankahَّKamiَّtelahَّmemberikanَّkesehatanَّpadaَّbadanmuَّdanَّtelahَّmemberikanَّ
padamuَّairَّyangَّmenyegarkan?”َّ(HR.َّTirmidziَّno.َّ3358)
Air yang menghilangkan dahaga kita akan Allah tanya di hari kiamat kelak, apakah kita sudah
mensyukurinya? Nabi Shallallahu alayhi wa Sallam mengajarkan kita doa untuk mensyukuri nikmat
minuman ini.
Air itukeberadaan nya tak dihargai kalau tidak ada baru dicari-cari, Ketika tidak ada baru
dicari itulah air. Selama ini kita melimpah air kita selalu Bersama air melimpah Bersama air.
Namun tatkala air sulit dicari makai akan terasa sangat berharga bahkan lebih berharga dari emas
permata.
'Air saat ada keberadaanya seringkali tak
dihargai, saat langka ianya dicari-cari. Ketika
sulit didapatkan air menjadi begitu berharga
bahkan lebih dari emas' Pernyataan tersebut
mengawali tadabbur Quran pada mata
perkuliahan Quranic View bersama
Ustadzuna Baihaqi, Lc, 5 Ramadhan 1441 H.
Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam al-Qur'an
yang mengandung kata air dan segala yang
berhubungan dengannya. Kalimat 'air' disebutkan
sebanyak 63 kali yang tersebar dalam 42 surah.
'Selain di Bumi ada dimanakah air itu?'
Pertanyaan tersebut mengawali tadabbur
Quran pada mata perkuliahan Quranic View
bersama Ustadzuna Baihaqi, Lc, 26 Sya'ban
1441 H.
Air merupakan ciptaan Allah Azza Wa Jalla
yang begitu vital bagi seluruh makhluk
hidup. Kita semua bergantung pada air,
tanpanya bumi akan mati. Selain di bumi ada
di mana lagi air berada? Dari mana air
bermula?
Batu granit dan meskipun keras dan memiliki kohesi yang kuat
dan tidak ada ruang kosong di dalamnya, namun tetap
memungkinkan air melewatinya melalui pori-pori yang sangat
kecil. Keistimewaan inilah yang membuat air ketika turun dari
langit tersimpan di bumi setelah melewati pori-pori batuan ini,
sekiranya tidak ada keistimewaan yang diberikan Allah melalui
batu bumiini maka tidak mungkin air dapat meresap ke tempat
yang memiliki kedalaman yang besar yang berada di bawah
permukaan bumi.
Masihkah Khawatir Akan Rezeki Kita?1
Seperti dalam muqoddimah, penulis sudah menjelaskan bahwa segala apa yang terjadi di dalam
hidup kita sudah Allah program (takdirkan) termasuk rezeki. Jadi dalam hal rezeki pun sudah
Allah atur dan tetapkan.
Seperti perkataan Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda,
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit
dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Dalam hadits lainnya disebutkan,
“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya,
‘Tulislah!’. Qalam mengatakan,’Apa yang akan aku tulis?’. Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai
takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’” (HR. Abu Daud (4700), dari
‘Ubadah bin Ash-Shoomit. Juga diriwayatkan oleh Tirmidzi (2156) dalam Al-Qadr dan (3316)
dalam attafsir dan selainnya. Ini adalah hadits shahih. Hadits ini dikatakan shahih oleh Syaikh AlAlbani dalam Shahih wan Dha’if Sunan Abi Daud no. 4700 dan Sunan wa Dha’if Sunan At
Tirmidzi no. 2155)
"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kalian berdua dustakan?" Belajar mensyukuri
nikmat Allah yang datang tak berperi. Sebab seringkali, kita memusingkan keinginan atau suatu
nikmat yang ada di hadapan tetapi abai terhadap nikmat Allah yang datang bertubi-tubi.
Semoga kisah berikut dapat membuka mata hati kita, juga menjadi pencerahan untuk kehidupan.
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya, tiba-tiba beliau menjumpai sahabat Abu Bakar dan
Umar radhiallahu ‘anhuma.
Spontan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya, ‘Apakah yang
menyebabkan kalian berdua keluar dari rumahmu pada saat seperti ini?’
Mereka menjawab, ‘Ya Rasulullah, rasa laparlah yang menjadikan kami keluar rumah.’
Mendengar jawaban keduanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda,
‘Dan sungguh -demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya- karena rasa lapar pula aku keluar
rumah, maka mari ikutilah aku.’
Keduanya pun mengikuti langkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuju rumah salah
seorang sahabat dari kaum Anshar. Namun, sahabat tersebut tidak sedang berada di rumah.
“Sungguhَّnikmatَّyangَّakanَّditanyakanَّpadaَّhambaَّpertamaَّkaliَّpadaَّhariَّkiamatَّkelak adalah dengan
pertanyaan:َّ“BukankahَّKamiَّtelahَّmemberikanَّkesehatanَّpadaَّbadanmuَّdanَّtelahَّmemberikanَّ
padamuَّairَّyangَّmenyegarkan?”َّ(HR.َّTirmidziَّno.َّ3358)
Air yang menghilangkan dahaga kita akan Allah tanya di hari kiamat kelak, apakah kita sudah
mensyukurinya? Nabi Shallallahu alayhi wa Sallam mengajarkan kita doa untuk mensyukuri nikmat
minuman ini.
Air itukeberadaan nya tak dihargai kalau tidak ada baru dicari-cari, Ketika tidak ada baru
dicari itulah air. Selama ini kita melimpah air kita selalu Bersama air melimpah Bersama air.
Namun tatkala air sulit dicari makai akan terasa sangat berharga bahkan lebih berharga dari emas
permata.
'Air saat ada keberadaanya seringkali tak
dihargai, saat langka ianya dicari-cari. Ketika
sulit didapatkan air menjadi begitu berharga
bahkan lebih dari emas' Pernyataan tersebut
mengawali tadabbur Quran pada mata
perkuliahan Quranic View bersama
Ustadzuna Baihaqi, Lc, 5 Ramadhan 1441 H.
Terdapat lebih dari 200 ayat di dalam al-Qur'an
yang mengandung kata air dan segala yang
berhubungan dengannya. Kalimat 'air' disebutkan
sebanyak 63 kali yang tersebar dalam 42 surah.
'Selain di Bumi ada dimanakah air itu?'
Pertanyaan tersebut mengawali tadabbur
Quran pada mata perkuliahan Quranic View
bersama Ustadzuna Baihaqi, Lc, 26 Sya'ban
1441 H.
Air merupakan ciptaan Allah Azza Wa Jalla
yang begitu vital bagi seluruh makhluk
hidup. Kita semua bergantung pada air,
tanpanya bumi akan mati. Selain di bumi ada
di mana lagi air berada? Dari mana air
bermula?
Batu granit dan meskipun keras dan memiliki kohesi yang kuat
dan tidak ada ruang kosong di dalamnya, namun tetap
memungkinkan air melewatinya melalui pori-pori yang sangat
kecil. Keistimewaan inilah yang membuat air ketika turun dari
langit tersimpan di bumi setelah melewati pori-pori batuan ini,
sekiranya tidak ada keistimewaan yang diberikan Allah melalui
batu bumiini maka tidak mungkin air dapat meresap ke tempat
yang memiliki kedalaman yang besar yang berada di bawah
permukaan bumi.
Masihkah Khawatir Akan Rezeki Kita?1
Seperti dalam muqoddimah, penulis sudah menjelaskan bahwa segala apa yang terjadi di dalam
hidup kita sudah Allah program (takdirkan) termasuk rezeki. Jadi dalam hal rezeki pun sudah
Allah atur dan tetapkan.
Seperti perkataan Nabi صلى الله عليه وسلمbersabda,
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit
dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Dalam hadits lainnya disebutkan,
“Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya,
‘Tulislah!’. Qalam mengatakan,’Apa yang akan aku tulis?’. Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai
takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’” (HR. Abu Daud (4700), dari
‘Ubadah bin Ash-Shoomit. Juga diriwayatkan oleh Tirmidzi (2156) dalam Al-Qadr dan (3316)
dalam attafsir dan selainnya. Ini adalah hadits shahih. Hadits ini dikatakan shahih oleh Syaikh AlAlbani dalam Shahih wan Dha’if Sunan Abi Daud no. 4700 dan Sunan wa Dha’if Sunan At
Tirmidzi no. 2155)
"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kalian berdua dustakan?" Belajar mensyukuri
nikmat Allah yang datang tak berperi. Sebab seringkali, kita memusingkan keinginan atau suatu
nikmat yang ada di hadapan tetapi abai terhadap nikmat Allah yang datang bertubi-tubi.
Semoga kisah berikut dapat membuka mata hati kita, juga menjadi pencerahan untuk kehidupan.
Sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu mengisahkan, “Pada suatu hari, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya, tiba-tiba beliau menjumpai sahabat Abu Bakar dan
Umar radhiallahu ‘anhuma.
Spontan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya, ‘Apakah yang
menyebabkan kalian berdua keluar dari rumahmu pada saat seperti ini?’
Mereka menjawab, ‘Ya Rasulullah, rasa laparlah yang menjadikan kami keluar rumah.’
Mendengar jawaban keduanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menimpalinya dengan bersabda,
‘Dan sungguh -demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya- karena rasa lapar pula aku keluar
rumah, maka mari ikutilah aku.’
Keduanya pun mengikuti langkah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menuju rumah salah
seorang sahabat dari kaum Anshar. Namun, sahabat tersebut tidak sedang berada di rumah.
Suatu saat Rasulullah SAW menemui sahabat Sa'ad yang sedang berwudhu. Ia berwudhu dengan
banyak menggunakan air. Melihat hal ini Rasulullah SAW menegurnya. ''Mengapa engkau berbuat boros,
wahai Sa'ad?'' Sa'ad menjawab, ''Apakah dalam air juga ada pemborosan?''
Air meliputi sekitar 71% permukaan Bumi. Science telah membuktikan bahwa
proporsi air di permukaan bumi 71% dan proporsi tanah 29%, dan yang menakjubkan
adalah bahwa bahwa Al-Qur’an menyebutkan kata (laut) 33 kali, dan kata (darat) 13
kali, dan di sini kita menemukan bahwa total penyebutan darat dan laut adalah 33+13 =
46.
Dan angka ini mewakili proporsi darat dan laut, dan rasio dari pengulangan kata
(laut) adalah: 33 ÷ 46, ini sama dengan 71% yang merupakan proporsi laut, sedangkan
rasio pengulangan (daratan) adalah 13 ÷ 46 ini sama dengan 29%, inilah proporsi yang
sebenarnya tentang ke daratan atau tanah kering, dan pertanyaan kita adalah: Apakah
jumlah ini terjadi secara tiba-tiba atau Allah yang telah menyatakannya?1.
Ada juga yang mengatakan bahwa, kata "Laut" 32 kali dan "Darat" 13 kali. Nisbah
"Laut" dengan jumlah (Laut + Darat) = 32 / (32 + 13) = 71%.2 Dalam tulisan lainnya menyebutkan bahwa, di dalam Al-Qur’an, kata al-barr dengan arti “darat” disebut 12
kali, sedangkan kata al-bahr (laut) – baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya – disebut 40
kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di
planet bumi ini.
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
Ini fakta tentang syarat beramal dengan mafhum dalam kebanyakan kondisi, bahwa mafhum itu diabaikan, jika dinyatakan untuk menyatakan kondisi galibnya. Atau, jika dibatalkan oleh nash, misalnya, Allah berfirman,
]وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ[
_"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan." (TQS al-Isra’: 31)_
Takut kemiskinan (khasyyah imlaq) merupakan sifat yang memberikan pemahaman (washfun mufhimun), yaitu khasyyatul faqri (takut kemiskinan). Demikian juga pernyataan itu menunjukkan kondisi pada galibnya. Mereka membunuh anak-anak karena takut miskin. Kemudian bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan dengan nash,
]وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ[
_"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam." (TQS an-Nisa’: 93)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan bahwa "yang haram adalah membunuh anak-anak karena takut kemiskinan, dan menjadi halal jika ia membunuhnya karena kaya!" Akan tetapi pembunuhan itu tetap haram dalam dua kondisi itu, baik karena kemiskinan ataupun karena kaya.
Demikian juga ayat,
]لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً[
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda." (TQS Ali Imran: 130)_
Kata adh'afan mudha'afatan (berlipat ganda) merupakan washfun mufhimun (sifat yang memberikan pemahaman), dan demikian juga menyatakan kondisi pada galibnya. Mereka mengambil riba berlipat ganda. Kemudian mafhum ini diabaikan dengan nash,
_"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (TQS al-Baqarah: 275)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan "yang haram adalah riba yang banyak/berlipat ganda, sedangkan riba yang sedikit maka boleh!" Akan tetapi, berapa pun banyaknya riba, adalah haram, sebab mafhum (adh'afan mudha'afatan) diabaikan seperti yang kami katakan.
Begitulah. Jadi, mafhum kata "ummiyah" pada hadis di atas diabaikan seperti yang sudah kami jelaskan, yaitu bahwa rukyat hilal jika terhalang mendung atau hujan, maka wajib menggenapkan hitungan bulan menjadi tiga puluh hari, baik kita mengetahui hisab (perhitungan) ataupun tidak mengetahui.
*KEDUA,*
Pendapat mereka, jika hisab dijadikan sandaran untuk penetapan waktu-waktu shalat, dan jika demikian, maka penetapan waktu puasa juga disandarkan pada hisab, maka jawaban hal itu adalah sebagai berikut.
Siapa yang menelaah dalil-dalil yang menyatakan tentang puasa, maka ia akan mendapati hal itu berbeda dari dalil-dalil yang menyatakan tentang shalat. Artinya, dalil yang digunakan untuk penetapan puasa dan shalat itu berbeda. Puasa dikaitkan dengan berbuka dan dengan rukyat.
]مَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ (
_"Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." (TQS al-Baqarah: 185)_
Tempat yang di janjikan oleh Allah yaitu surga firdaus
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Suatu saat Rasulullah SAW menemui sahabat Sa'ad yang sedang berwudhu. Ia berwudhu dengan
banyak menggunakan air. Melihat hal ini Rasulullah SAW menegurnya. ''Mengapa engkau berbuat boros,
wahai Sa'ad?'' Sa'ad menjawab, ''Apakah dalam air juga ada pemborosan?''
Air meliputi sekitar 71% permukaan Bumi. Science telah membuktikan bahwa
proporsi air di permukaan bumi 71% dan proporsi tanah 29%, dan yang menakjubkan
adalah bahwa bahwa Al-Qur’an menyebutkan kata (laut) 33 kali, dan kata (darat) 13
kali, dan di sini kita menemukan bahwa total penyebutan darat dan laut adalah 33+13 =
46.
Dan angka ini mewakili proporsi darat dan laut, dan rasio dari pengulangan kata
(laut) adalah: 33 ÷ 46, ini sama dengan 71% yang merupakan proporsi laut, sedangkan
rasio pengulangan (daratan) adalah 13 ÷ 46 ini sama dengan 29%, inilah proporsi yang
sebenarnya tentang ke daratan atau tanah kering, dan pertanyaan kita adalah: Apakah
jumlah ini terjadi secara tiba-tiba atau Allah yang telah menyatakannya?1.
Ada juga yang mengatakan bahwa, kata "Laut" 32 kali dan "Darat" 13 kali. Nisbah
"Laut" dengan jumlah (Laut + Darat) = 32 / (32 + 13) = 71%.2 Dalam tulisan lainnya menyebutkan bahwa, di dalam Al-Qur’an, kata al-barr dengan arti “darat” disebut 12
kali, sedangkan kata al-bahr (laut) – baik mufrad, mutsanna, dan jamaknya – disebut 40
kali. Perbandingan tersebut sama dengan perbandingan antara daratan dan lautan di
planet bumi ini.
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
Ini fakta tentang syarat beramal dengan mafhum dalam kebanyakan kondisi, bahwa mafhum itu diabaikan, jika dinyatakan untuk menyatakan kondisi galibnya. Atau, jika dibatalkan oleh nash, misalnya, Allah berfirman,
]وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ[
_"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan." (TQS al-Isra’: 31)_
Takut kemiskinan (khasyyah imlaq) merupakan sifat yang memberikan pemahaman (washfun mufhimun), yaitu khasyyatul faqri (takut kemiskinan). Demikian juga pernyataan itu menunjukkan kondisi pada galibnya. Mereka membunuh anak-anak karena takut miskin. Kemudian bahwa mafhum tersebut telah dibatalkan dengan nash,
]وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ[
_"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam." (TQS an-Nisa’: 93)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan bahwa "yang haram adalah membunuh anak-anak karena takut kemiskinan, dan menjadi halal jika ia membunuhnya karena kaya!" Akan tetapi pembunuhan itu tetap haram dalam dua kondisi itu, baik karena kemiskinan ataupun karena kaya.
Demikian juga ayat,
]لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً[
_"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda." (TQS Ali Imran: 130)_
Kata adh'afan mudha'afatan (berlipat ganda) merupakan washfun mufhimun (sifat yang memberikan pemahaman), dan demikian juga menyatakan kondisi pada galibnya. Mereka mengambil riba berlipat ganda. Kemudian mafhum ini diabaikan dengan nash,
_"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (TQS al-Baqarah: 275)_
Oleh karena itu, mafhum ini diabaikan. Tidak bisa dikatakan "yang haram adalah riba yang banyak/berlipat ganda, sedangkan riba yang sedikit maka boleh!" Akan tetapi, berapa pun banyaknya riba, adalah haram, sebab mafhum (adh'afan mudha'afatan) diabaikan seperti yang kami katakan.
Begitulah. Jadi, mafhum kata "ummiyah" pada hadis di atas diabaikan seperti yang sudah kami jelaskan, yaitu bahwa rukyat hilal jika terhalang mendung atau hujan, maka wajib menggenapkan hitungan bulan menjadi tiga puluh hari, baik kita mengetahui hisab (perhitungan) ataupun tidak mengetahui.
*KEDUA,*
Pendapat mereka, jika hisab dijadikan sandaran untuk penetapan waktu-waktu shalat, dan jika demikian, maka penetapan waktu puasa juga disandarkan pada hisab, maka jawaban hal itu adalah sebagai berikut.
Siapa yang menelaah dalil-dalil yang menyatakan tentang puasa, maka ia akan mendapati hal itu berbeda dari dalil-dalil yang menyatakan tentang shalat. Artinya, dalil yang digunakan untuk penetapan puasa dan shalat itu berbeda. Puasa dikaitkan dengan berbuka dan dengan rukyat.
]مَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ (
_"Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu." (TQS al-Baqarah: 185)_
Tempat yang di janjikan oleh Allah yaitu surga firdaus
Hewan, Tumbuhan, bahkan Gunung dan Lautan semuanya bertasbih kepada Allah SWT. Dan diantara makhluk-makhluk Allah tersebut, ada beberapa Hewan yang sangat istimewa.
Abstrak : Ayat Kauniyah merupakan ayat-ayat yang dikaitkan dengan alam semesta yaitu ciptaan Dzat
yang Maha Esa, Ia ciptakan dan ada, ia adalah: langit, bumi, gunung, dataran, sungai, matahari, bulan,
tumbuhan, hewan, benda mati, penemuan manusia, dan tanda-tanda Rabb yang Mahakuasa di
cakrawala dan apa yang ada di antara mereka dari makhluk lainnya. Sedangkan pendidikan keimanan
adalah membentuk kepribadian anak sedikit demi sedikit sampai mencapai tingkatan lengkap dan
sempurna, dalam hal keimanan yakni keyakinan di dalam hatinya, perkataan dengan lisannya, dan
perealisasian dalam amalan perbuatannya. Dengan rukun iman yang 6 sebagai pilarnya juga 60-70an
cabang sebagai turunannya. Dalam hal ini, penulis berusaha mengkaji keterkaitan antara 2 hal ini.
Metode yang digunakan adalah library research. Hasil penelaahan menunjukkan memperkenalkan
peserta didik dapat menjadi salah satu metode pendidikan keimanan. Hal ini perlu dikaitkan pula
dengan segmen tauhid lain yaitu Uluhiyah dan Asma wa sifat mengingat tauhid rububiyah belum
cukup menjadikan seseorang muslim. Wallahu a'lam.
Tumbuhan yang mekar di pagi hari, tumbuhan yang berbuah,
apakah ia berbuah untuk dirinya sendiri? Untuk alam
sekitarnya, terkhusus untuk manusia.
Pohon memiliki akar, bukan hanya untuk mengokohkan
dirinya sendiri tetapi ia juga mengokohkan tanah yang
berada disekitarnya.
Pohon juga menyimpan air dan air itu pun tidak untuk dirinya
sendiri.
Belajarlah dari tanaman, ketika ia memiliki sesuatu, sesuatu
tersebut bukan hanya untuk dirinya tapi kebaikan nya juga untuk
sekitar.
Allah banyak menyebutkan perumpamaan dalam Al-Qur'an.
Di antaranya, jenis makhluk satu ini. Berikut sedikit dari
perumpamaan yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dan
hadits nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
Sesungguhnya Allah SWT, Malikat dan para penghuni Langit dan Bumi, sampai seekor semut dan ikan di Laut mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada Manusia.
Apa hikmahnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala menggunakan kata
? بهر danشجرة
sesuatu yang sangat luas kemudian dipadu dengan pepohonan
yang di mana شجرةdan بهرdalam ayat ini memiliki banyak
kuantitasnya. Allah ingin menunjukkan betapa banyak ragam
jenis tumbuhan yang ada di muka bumi
Satu Pena saja yang kita miliki bisa kita gunakan untuk menulis beribu-ribu kalimat. Lalu bagaimana dengan satru Pohon, yang darinya kita bisa mendapatkan puluhan, bahkan ratusan Pena.
Ketika kita melakukan sesuatu untuk menegakkan kalimat Allah, kita berbuat untuk sesuatu yang amat besar. Hingga seluruh pepohonan di bumi menjadi pena,
seluruh laut menjadi tinta, ditambah lagi setelahnya 7 lautan takkan habis dituliskan kalimat Allah. Masyaallah. Laa haulaa wa laa quwwata illaa billah.
Pohon kurma merupakan salah satu tanaman yang paling sering disebutkan
dalam Al-Quran. Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari Timur
Tengah. Namun, pohon kurma juga bisa ditemukan di berbagai daerah lain di
dunia salah satunya Indonesia. Dikarenakan iklim yang tidak mendukung,
pohon kurma di Indonesia seringkali tidak mampu menghasilkan buah.
Batang pohon kurma keras dan beruas-ruas seperti sisik ikan. Diameter batang
mencapai 30-40 cm dengan tinggi mencapai sekitar 3 meter. Warna batangnya
abu-abu kecoklatan.
Kisah perang badr. QS. Al-Anfal : 9-11 Yang ketika
perang Allah turunkan Malaikat untuk membantu kaum
Muslimin dan Allah menurunkan hujan untuk
menyucikan dan menghilangkan gangguan setan.
Jin dan anak-anak keturunannya, telah
menghuni bumi 2000 tahun sebelum
penciptaan Adam kemudian berbuat
kerusakan dan menumpahkan darah.
Allah mengutus tentara dari kalangan malaikat
untuk memerangi mereka hingga mendesak
mereka ke lautan. Sehingga lautan menjadi
wilayah yang sangat menyeramkan hingga
saat ini. Pendapat ini senada dengan ibnu jarir
at Thobari yang pertama menghuni bumi jin
berbuat kerusakan menumpahkan darah dan
membunuh.
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah)
bagi mereka adalah malam; Kami
tanggalkan siang dari (malam) itu,
maka seketika itu mereka (berada
dalam) kegelapan, dan matahari
berjalan di tempat peredarannya.
Demikianlah ketetapan (Allah)
Yang Maha Perkasa, Maha
Mengetahui.” –QS. Yasin: 37-38—
“ Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk
beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. “ ( Qs Al An’am : 96 )
Ayat di atas menunjukkan bahwa malam berfungsi untuk
mencari ketenangan, yaitu dengan beristirahat di dalamnya.
Sedangkan siang harus dimanfaatkan untuk melakukan
segala bentuk aktivitas, termasuk di dalamnya mencari
karunia Allah.
Ragam Ciptaan Allaah Diantaranya Siang Dan Malam Di Ayat Al-Furqon
Disebutkan Bagi Orang Yang Ingin Mengambil Pelajaran Atau Yang Ingin
Bersyukur.
Allah Menjadikan Siang Dan Malam Saling Bergantian.
Mereka Terus Datang Silih Berganti Tanpa Henti. Jika Siang Datang Maka Malam
Hilang, Demikian Sebaliknya.
Di Dalam Qs.Yasin:40
‘Tidakkah Mungkin Bagi Matahari Mengejar Bulan Dan Malam Pun Tidak Dapat
Mendahului Siang.Masing-masing Beredar Pada Garis Edarnya.
Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-ustaimin –Rahimahullah- Menjelaskan, “Yakni
Allah Menjadikan Malam Sebagai Pakaian Yang Menyelimuti Bumi, Seolah-olah
Jilbab Yang Menutupinya. Hal Ini Tidak Akan Dapat Diketahui Secara Sempurna
Kecuali Dengan Melihatnya Langsung Dari Atas Bumi. Kami Telah Melihat Tandatanda Kebesaran Allah Yang Sangat Menakjubkan Ketika Menaiki Pesawat
Terbang, Saat Itu Matahari Tenggelam Ke Permukaan Bumi, Kami Saksikan Seolah
Bumi Diselimuti Dengan Kain Hitam. Dan Allah Telah Menjadikan Siang Sebagai
Waktu Untuk Mencari Penghidupan. Manusia Mencari Rezeki Di Siang Hari Sesuai
Dengan Kedudukan Dan Keadaan Mereka Masing-masing. Ini Merupakan Salah
Satu Nikmat Allah Atas Hamba-hamba-nya.
Sesungguhnya Tuhanmu (wahai Nabi) mengetahui bahwa
kamu shalat tahajjud di malam hari, terkadang kurang
dari dua pertiga malam, terkadang setengah malam,
terkadang sepertiga malam. Sebagian sahabatmu juga shalat
malam bersamamu. Hanya Allah semata yang menetapkan
ukuran malam dan siang, dan Dia mengetahui kadar keduanya,
apa yang telah berlalu dari keduanya dan apa yang tersisa. Allah
tahu bahwa kalian tidak mungkin shalat sepanjang malam, maka
Allah meringankan atas kalian, maka bacalah dalam shalat
malam ayat al-Quran yang mudah bagi kalian untuk membacanya.
Diantara keajaiban yang Allah sebutkan dalam Al Qur'an adalah terdapatnya surat dalam Al-Qur’an yang
bernama surat Al-Lail (malam), bahwa malam menutupi segala sesuatu, dan ini juga telah ditetapkan oleh
para ilmuwan di jagat raya ini.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
QV 13 ELVIERA KARTINI AGA6.pdf
1. 1
ARTIKEL
Qur’anic View
Materi Pertemuan ke-3 Mustawa 6 : Sabtu, 17 April 2021
Nama: Elviera Kartini
NIM: 206-1008
Dosen: Ustadz Muhammad Abduh Al Baihaqi,Lc Hafidzahullaahu Ta’ala
2. 2
Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Sholawat dan salam
semoga tercurahkan kepada sebaik-baik Nabi dan Rasul, Nabi kita Muhammad n
kepada keluarga dan juga seluruh sahabat Beliau n. Amma ba'du.
اانْقُزْاراو ًالِط اَب الِطاابال َناِرَأاو اةاعاابِتلا اانْقُزْاراو ًاّقاح َّ
اقحلا َناِرَأ َّمُهللا
ِتْجا
ايِ ِ
اْحَّالر اماحْرَأ اَي اكِتا ْ
ْحارِب ،ُهاباان
“Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya,
dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya.”
Adapun dalam penulisan artikel ini merupakan hasil catatan penulis dari
perkuliahan Qur’anic View pada mustawa 6 dengan Ustadz Muhammad Abduh Al
Baihaqi, Lc Hafidzahullahu Ta’ala.
Penulis berupaya semaksimal mungkin sesuai kemampuan di dalam menulis
artikel. Apabila benar maka itu datangnya dari Allah dan inilah yang penulis
harapkan. Namun jika salah, maka tentunya ini berangkat dari diri penulis sendiri dan
syaithon karenanya penulis beristighfar (memohon ampun) kepada Allah .
Demikianlah, penulis memohon kepada Allah agar menjadikan hasil
tulisan ini ikhlas mengharap wajah-Nya yang mulia, dan dapat memberikan manfaat,
baik bagi penulisnya maupun pembacanya. Di tangan Allah Taufiq, semoga
sholawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad n
3. 3
P E N D A H U L U A N
Sebuah Kenikmatan Akan Keberadaan Air
Ada sebuah istilah:
Ia yang keberadaannya tidak dihargai, kalau tidak ada dicari-cari. Ketika tidak ada
baru terlihat, jadi saat sulit didapatkan barulah dicari-cari. Sehingga begitu sangat
berharga keberadaannya. Jika sulit dicari, maka kita butuh mengeluarkan biaya lebih.
Dan Ia yang dimaksud adalah A I R.
~~
Dari Abu Hurairah, Nabi n bersabda,
َ
كَمْسِج
َ
ك
َ
ل ََّح ِ
ص
ُ
ن ْم
َ
ل
َ
أ ُ َ
َل
َ
ال
َ
ق
ُ
ي
ْ
ن
َ
أ ِيمِعََّال َنِم َدْبَع
ْ
ال ِ
ِن
ْ
ع
َ
ي ِةَامَيِق
ْ
ال َمْوَي
ُ
ه
ْ
ن
َ
ع
ُ
ل
َ
أْسُي اَم
َ
لََّو
َ
أ
ََّ
نِإ
ِدِارَ ْ
اْل ِءاَم
ْ
ال َنِم
َ
يكِوْر
ُ
نَو
“Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat
kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada
badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi no.
3358. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
“
”
4. 4
Allah berfirman:
ِْعن اْوُّدُع
َ
ت
ْ
ِناَو
ٌمِْيحَّر ٌرْو
ُ
ف
َ
غ
َ
ل َ ه
اّٰلل
َّ
ِناۗ ا
َ
هْو ُ
ص
ْ ُ
ُت
َ
َل ِ
ه
اّٰلل
َ
ةَم
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[Qs. An Nahl 16:18]
Nabi n telah menyebutkan dengan sabdanya :
ْنَم
َحَب ْ
ص
َ
أ
ْم
ُ
ك
ْ
نِم
ً
افَعُم
ِ
ف
ِهِد َسَج
اًنِمآ
ِ
ف
ِهِبْ
ِ
ِس
ُهَد
ْ
نِع
ُ
وت
ُ
ق
ِهِمْوَي
اَم
َّ
ن
َ
أ
َ
ك
َ
ف
ْ
تَزيِح
ُ َ
َل
اَي
ْ
نُّادل
Barang siapa di antara kamu masuk pada waktu pagi dalam keadaan sehat badannya,
aman pada keluarganya, dia memiliki makanan pokoknya pada hari itu, maka seolah-
olah seluruh dunia dikumpulkan untuknya. (HR Ibnu Majah, no. 4141; dan lain-lain;
dihasankan oleh Syaikh Al Albani di dalam Shahih Al Jami’ush Shaghir, no. 5918)
Sebuah hikmah: Ibnu Samak masuk menemui Khalifah Harun Ar Rasyid memberikan
nasihat, sampai Sang Khalifah menangis.
Ibnu Samak meminta segelas air dan mengatakan: “Wahai, Amirul Mukminin.
Seandainya engkau dihalangi dari (meminum) minuman ini (padahal engkau
kehausan), kecuali dengan (membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan
menebus segelas air itu dengannya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak pun mengatakan: “Minumlah dengan puas, semoga Allah memberkahi
Anda”. Ketika Khalifah telah minum,
Ibnu Samak berkata kepadanya: “Wahai, Amirul Mukminin. Beritahukan kepadaku,
seandainya engkau dihalangi mengeluarkan minuman ini dari (diri)mu, kecuali dengan
(membayar) dunia dan seisinya, apakah engkau akan menebusnya?”
Khalifah menjawab: “Ya”.
Ibnu Samak mengatakan: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan dengan sesuatu
(yakni dunia seisinya) yang seteguk air lebih baik darinya?”
5. 5
Ini menunjukkan bahwa kenikmatan Allah yang berupa minum air pada saat
kehausan lebih besar daripada memiliki dunia seisinya. Kemudian kemudahan di
dalam mengeluarkan dengan buang air termasuk kenikmatan yang terbesar! Ini juga
menunjukkan besarnya nikmat kesehatan.1
Allah berfirman:
ِمْيِعَّانل ِنَع ٍذِٕىَمْوَي َّن
ُ
لَـ ْس
ُ
ت
َ
ل َّم
ُ
ث
kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang
megah di dunia itu) [Qs. At Takatsur 102;8]
Allah telah memberikan kita berbagai nikmat: air susu yang berasal dari
darah sang ibu untuk bayinya, tempat tinggal, pakaian yang layak, makanan yang
enak. Semua nikmat ini akan ditanyakan kelak, baik itu kenikmatan yang halal akan
dihisab maupun yang haram akan dihisab pula. Kehidupan kita di dunia tidak bisa
lepas dari akhirat.
Mudah-mudahan kita dapat menyalurkan segala nikmat dalam kebaikan, dengan
mengakui dalam hati bahwa itu adalah nikmat dari Allah , menyebut
‘alhamdulillah’ dalam lisan, dan menyalurkan nikmat tersebut dalam ketaatan, bukan
dalam maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad
1
Mukhtashar Minhajul Qashidin, hlm. 366, Imam Ibnu Qudamah, ta’liq dan takhrij Syaikh Ali bin Hasan Al
Halabi
6. 6
P E M B A H A S A N
A I R (Lanjutan)
Air yang Allah hadirkan di bumi ini bermacam-macam, diantaranya:
• Berupa air hujan
• Berupa awan yang mendung
• Berupa uap
• Berupa lautan
• Berupa sungai yang mengalir ke samudera
• Berupa air yang tersimpan di dalam tanah
• Berupa benda padat (yang berasal dari air awalnya: misal membeku menjadi
es)
Perhatikan sekitar kita berapa banyak sumber air berperan hidup kita. Allah
menyebutkan di dalam Al Qur’an untuk memperhatikan hal-hal tersebut,
dalam firman-Nya:
ۗ
ْمُه ُس
ُ
ف
ْ
ن
َ
اَو ْمُهُامَع
ْ
ن
َ
ا ُه
ْ
ِنم
ُ
ل
ُ
ك
ْ
أ
َ
ت ا
ًعْرَز ٖهِب ُجِر
ْ
خُن
َ
ف ا ِ
ضْر
َ ْ
اَل
َ
َِلا َاءَم
ْ
ال
ُ
قْو ُس
َ
ن ا
َّ
ن
َ
ا اْوَرَي ْم
َ
لَو
َ
َل
َ
ف
َ
ا
َ
نْوُ ِ
ِصْبُي
Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang
mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu)
tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat
makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan? [Qs. Sajdah 32:27].
7. 7
Allah mengajarkan kita untuk
kembali memperhatikan AIR
yang kita minum dari-Nya:
Al-Qur’an berbicara: proses ini bukan di tempat Al-Qur’an itu turun baik itu di
Mekkah atau Madinah, semua ini merupakan kenikmatan yang Allah berikan
untuk semua makhluknya di muka bumi.
Ayat berikutnya kembali kita diminta untuk memperhatikan air, Allah berfirman:
ْ ُّ
ّم ا
ًعْرَز ٖهِب ُجِر
ْ ُ
ُي َّم
ُ
ث ِ
ضْر
َ ْ
اَل ِ
ِف َعْيِباَنَي ٗه
َ
ك
َ
ل َس
َ
ف ااءَم ِءاَم َّالس َِنم
َ
لَز
ْ
ن
َ
ا َ ه
اّٰلل
َّ
ن
َ
ا َر
َ
ت ْم
َ
ل
َ
ا
َّم
ُ
ث ٗه
ُ
انَو
ْ
ل
َ
ا ا
ا
ِفلَت
ِ
ابَ ْ
ْل
َ ْ
اَل ِ
وِل
ُ
ِ
َل ىٰر
ْ
ِك
َ
َل
َ
ِكل
ٰ
ذ ْ ِ
ِف
َّ
ِناۗ ااام َ
طُح ٗه
ُ
لَع
ْ َ
َي َّم
ُ
ث اًّر
َ
ف ْ
صُم ُىهٰ َ
َت
َ
ف ُجْيِهَي ࣖ
Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-
Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering,
َّ
ن
َ
ا
ا
ُ
قْو ُس
َ
ن
ِ
ضْر
َ ْ
اَل
َ
َِلا َاءَم
ْ
ال
ُجِر
ْ
خُن
َ
ف ا
Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi
yang tandus.
Air di permukaan bumi Allah yang mengarahkan,
bahkan air di dalam bumi Allah yang
mengarahkan pada tempat jauh dari sumber air sebab
hujan atau ada aliran air yang Allah kehendaki.
ۗ
َ
نْوُبَ ْ
ْش
َ
ت ِْي
َّ
اَل َاۤءَم
ْ
ال ُمُتْيَءَر
َ
ف
َ
ا
Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu
minum?
ْوُمُ ْ
ْلَز
ْ
ن
َ
ا ْمُت
ْ
ن
َ
اَء
َ
نْو
ُ
لِ
ْ
ْنُم
ْ
ال ُن
ْ َ
َن
ْ
م
َ
ا ِنْزُم
ْ
ال َِنم ُه
Kamukah yang menurunkannya dari awan
ataukah Kami yang menurunkan?
Dari awan: yaitu langit, hingga tumbuh tanaman
(ada akar yang menyerap airnya).
8. 8
lalu engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-
derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal sehat. [Qs. Az-Zumar 39:21]
ااءَم ِءاَم َّالس َِنم
َ
لَز
ْ
ن
َ
ا َ ه
اّٰلل
bahwa Allah menurunkan air dari langit.
ِ
ضْر
َ ْ
اَل ِ
ِف َعْيِباَنَي ٗه
َ
ك
َ
ل َس
َ
ف
lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
Allah : Dengan air itu ditumbuhkan tanaman yang
bermacam-macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu
kekuning-kuningan, hingga hancur berderai-derai.
ااام َ
طُح ٗه
ُ
لَع
ْ َ
َي
dijadikan-Nya hancur berderai-dera,
ااام َ
طُح
Asal kata: pecah/hancur
1. Ayat yang mengandung unsur ilmiah atau
(sains)
2. Mengandung pelajaran agar manusia
bersyukur
3. Ada nilai tauhid
4. Gambaran hakikat kehidupan kehidupan
yaitu:
Air turun dari langit, lalu timbul
tumbuhan dari tanah dunia berhias, lalu
Allah jadikan kering daun-
daunnya.
9. 9
Inilah dunia yang banyak membuat orang
teperdaya. Ia tak lain sekadar permainan yang
hasilnya hanya kecapekan dan kelalaian
belaka. Dunia menyibukkan orang dari hal-hal
yang bermanfaat untuk kehidupan akhirat.
Dunia tak lebih dari sebuah tanaman yang
tumbuh subur di musim hujan, yang tidak
seberapa lama kemudian layu dan mengering
di musim kemarau. Dan akhirnya bak anai-
anai yang beterbangan ditiup angin. Sungguh,
betapa cepatnya tanaman itu binasa.
Beginilah hakikat dunia, wahai saudaraku! Jangan sampai ia menipumu. Bukankah
kita datang ke dunia ini atas kehendak dari sang Pencipta? Kita pun kelak akan
berpulang atas kehendak-Nya juga. Dan jika Ia telah menghendaki, kita tidak akan
pernah mampu menolaknya.
Berapa banyak orang yang sudah berpulang mendahului kita? Dan berapa banyak
orang yang akan datang menggantikan kita? Perumpamaannya seperti sebuah ombak
di lautan yang datang silih berganti. Satu ombak hilang ditelan pantai, datang
berikutnya susul-menyusul. Begitu pula dunia ini, hilang satu tumbuh seribu. Jika
saatnya nanti tiba, semua akan binasa.
10. 10
Al-Qur’an dan Sains: Air Bagi Kehidupan
Manfaat dan potensi dahsyat air putih telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Disebutkan
bahwa air adalah sumber kehidupan. Tanpa air akan terhentilah sistem kehidupan
dunia. Allah berfirman:
َ
ونُِنم
ْ
ؤُي
َ
َل
َ
ف
َ
أ ۖ ٍ
ي َ
ح ٍء ْ َ
َش
َّ ُ
ُك ِءاَم
ْ
ال َِنم اَن
ْ
لَعَجَو
“.....Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?.” [QS. Al-Anbiya 21: 30].
Di dalam tubuh kita juga terdapat
AIR, tahukan berapa
persentasenya?2
60-70% dari masa tubuh manusia
adalah AIR. Bahkan kandungan dari
salah satu komponen darah yaitu
plasma darah 90% nya adalah air
sisanya adalah zat terlarut. Diantara
manfaanya bagi tubuh, dimana sifat
air itu: Air adalah salah satu zat
kimia pelarut yang paling baik.
2
https://mesjidui.ui.ac.id/mengungkap-rahasia-keajaiban-air-dalam-al-quran/
Kebutuhan air masing-masing organ tubuh:
Otak : 75%
Jantung : 86%
Paru : 86%
Liver : 86%
Ginjal : 83%
Darah: 83%
Otot : 75%
Tulang : 22%
11. 11
Yang mana hampir semua zat dapat terlarut didalamnya. Oleh karena itu, air dapat
dengan mudah mentransferkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh atau membuang
zat-zat yang bersifat racun hasil metabolisme.
Air juga sebagai pengatur keseimbangan suhu tubuh dengan tidak mudah panas
namun sulit juga untuk didinginkan maka suhu tubuh akan terjaga dengan baik.
Fakta ini telah diteliti oleh para ilmuwan terdahulu tentang manfaat air bagi tubuh
manusia. Dan fakta lain dari ahli astronomi juga menyebutkan bahwa hanya bumi
yang memiliki kandungan air pada atmosfernya. Oleh karena itu, ini juga sebagai
bukti bahwa hanya bumi yang memiliki kehidupan, seperti halnya kandungan air
pada tubuh makhluk hidup.
الطهارة Thoharoh (Bersuci)
Itu baru manfaat dari segi duniawi, dimana sifat air yang melarutkan zat seperti yang
disebutkan diatas. Manfaat lainya ketika air dapat melunturkan kotoran ukhrowi yaitu
dosa-dosa kita. Secara bahasa, thoharoh artinya adalah bersuci. Sedangkan menurut
syara’, yakni bersuci dari hadast dan najis. Terdapat dua bagia dalam bersuci.
Pertama, bersuci dari hadast yaitu dengan mengerjakan wudhu, mandi dan tayamum.
Kedua, bersuci dari najis yaitu menghilangkan segala najis yang terdapat pada badan,
pakaian maupun tempat.3
3
Buku Panduan Shalat Terlengkap Wajib dan Sunnah Disertai Zikir dan Doa Sehari-hari karya M. Suhadi, Lc.
Dan Kholifatun Nasriyah, Lc. Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap karya Drs. Moh. Rifa’i.
12. 12
Rasulullah n bersabda :
َ
ل
ُ
أ
َّ
ضَوَت
َ
ي
لُجَر
ُن ِس
ْ
حُي
َ
ف
ُهَوء ُ
ضُو
َّم
ُ
ث
ِ
ّل َ
صُي
َ
ة
َ
َل َّ
الص
َّ
لِإ
َرِف
ُ
غ
ُ َ
َل
اَم
ُ
ه
َ
ن
ْ
يَب
َ ْ
يَبَو
ِة
َ
َل َّ
الص
ِ
ت
َّ
ال
اَيهِل
َ
ت
Tidaklah seorang muslim berwudhu lalu ia menyempurnakan wudhunya dan
melaksanakan shalat, kecuali Allah akan mengampuni dosa-dosa yang dilakukannnya
antara shalat yang dia kerjakan itu sampai dengan shalat berikutnya. [Muttafaqun
’alaihi].
Seorang Muslim saat akan
menunaikan shalat dan bisa menjadi
sebab terhapusnya dosa orang yang
melakukannya adalah wudhu’.
Barangsiapa berwudhu’ dengan
sempurna, maka dosa-dosanya akan
keluar bersama tetesan air atau
diakhir tetesan air wudhu’nya. Jika
setelah wudhu’, dia kemudian
melakukan shalat, maka dia akan
menjadi seperti bayi baru terlahir
tanpa dosa.
Rasûlullâh n ketika ditanya tentang
keutamaan wudhu’ oleh salah
seorang shahabat, Beliau n
menjawab :
اَم
ْم
ُ
ك
ْ
نِم
لُجَر
ُ
بِر
َ
ق
ُ
ي
ُهَوء ُ
ضَو
،
ُ
ضَم
ْ
ضَمَتَي
َ
ف
ُ
ق ِش
ْ
نَتْسَيَو
ُ ِ
ثَت
ْ
نَي
َ
ف
َّ
لِإ
ْ
تَّر
َ
خ
اَاي َط
َ
خ
،ِهِه
ْ
جَو
ِهيِفَو
،ِهِميِاشَي
َ
خَو
َّم
ُ
ث
ا
َ
ذِإ
َ
ل َس
َ
غ
ُ
هَه
ْ
جَو
اَم
َ
ك
ُهَرَم
َ
أ
،ُاهلل
َّ
لِإ
ْ
تَّر
َ
خ
اَاي َط
َ
خ
ِهِه
ْ
جَو
ْنِم
ِ
افَر ْط
َ
أ
ِهِتَيْ ِ
ِل
َعَم
،ِءاَم
ْ
ال
َّم
ُ
ث
ُ
ل ِس
ْ
غ
َ
ي
ِهْيَدَي
َ
لِإ
، ِ
ْ
ي
َ
ق
َ
فْرِم
ْ
ال
َّ
لِإ
ْ
تَّر
َ
خ
اَاي َط
َ
خ
ِهْيَدَي
ْنِم
ِهِلِما
َ
ن
َ
أ
َعَم
،ِءاَم
ْ
ال
َّم
ُ
ث
ُح َسْم
َ
ي
،
ُ
هَس
ْ
أَر
َّ
لِإ
ْ
تَّر
َ
خ
اَاي َط
َ
خ
ِهِس
ْ
أَر
ْنِم
ِ
افَر ْط
َ
أ
ِهِر
ْ
ع
َ
ش
َعَم
،ِءاَم
ْ
ال
َّم
ُ
ث
13. 13
ُ
ل ِس
ْ
غ
َ
ي
ِهْيَمَد
َ
ق
َ
لِإ
، ِ
ْ
يَب
ْ
ع
َ
ك
ْ
ال
َّ
لِإ
ْ
تَّر
َ
خ
اَاي َط
َ
خ
ِهْي
َ
ل
ْ
جِر
ْنِم
ِهِلِما
َ
ن
َ
أ
َعَم
،ِءاَم
ْ
ال
ْ
نِإ
َ
ف
َو
ُ
ه
َام
َ
ق
،
َّ
َّل َ
ص
َ
ف
َدِمَح
َ
ف
َاهلل
َ
ِن
ْ
ث
َ
أَو
ِهْي
َ
لَع
ُهَد
َّ َ
َمَو
يِ
َّ
اَّلِب
َو
ُ
ه
ُ َ
َل
،ل
ْ
ه
َ
أ
َ
غَّر
َ
فَو
ُ
هَب
ْ
ل
َ
ق
،ِ
َّ
ِ
ّلِل
َّ
لِإ
َ
فَ َ
َص
ْ
ان
ْنِم
ِهِت
َ
يئِط
َ
خ
ِهِت
َ
ئْيَه
َ
ك
َمْوَي
ُ
ه
ْ
تَ َ
دلَو
ُ
هُّم
ُ
أ
Tidak ada seorang pun diantara yang mendekatkan air wudhu’nya lalu dia berkumur,
memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya kecuali akan berjatuhan
kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya dan kesalahan-
kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allâh, kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari
ujung jenggotnya. Kemudian mencuci kedua tangannya sampai siku, kecuali
kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya.
Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan
berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air. Lalu jika dia mencuci kakinya
sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari
kakinya bersama tetesan air. Jika kemudian, ia berdiri lalu shalat, kemudian dia
memuji Allâh menyanjung dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan
yang menjadi hak-Nya dan mengosongkan hatinya hanya untuk Allâh kecuali dia
terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya
[Muttafaqun ’alaihi]. Maa syaa Allah...
Pertannyaanya: apakah kita memperhatikan wudhu’ kita? Betapa besarnya manfaat
air sampai bisa melarutkan dosa-dosa di anggota tubuh kita. Lalu sudahkah kita hitung
berapa banyak air yang sudah kita habiskan selama 1 hari? Ingat.. semua itu akan
ditanyakan kelak oleh Allah .
14. 14
Air Makhluk Allah Memiliki Perasaan
Tahukah kamu bahwa ternyata air layaknya seperti manusia yang memiliki perasaan?
Katanya, apa yang kita ucapkan akan mempengaruhi bentuk molekul serta manfaat
dari air tersebut.
Dr. Masaru Emoto yang merupakan salah seorang ilmuwan Jepang, dalam buku The
Hidden Message in Water menguraikan bahwa air bisa merekam pesan, seperti pita
magnetik atau compact disk. Dalam penelitiannya, ditemukan ada perubahan-
perubahan molekul air saat doa baik atau ayat suci Al-Qur’an dibacakan. Dan
ternyata, air itu kemudian membentuk kristal yang indah. Sedangkan, air yang
diperdengarkan ucapan buruk ataupun musik sedih justru membentuk kristal yang
tidak beraturan dan tak enak untuk dipandang.
Dr. Emoto juga menegaskan bahwa semakin kuat konsentrasi pemberi pesan atau
pemberi doa, maka semakin dalam pula pesan yang akan tercetak di dalam molekul
air tersebut. Jauh sebelum itu, Rasulullah n ternyata telah lebih dulu mengungkapkan
hal ini.
Adapun air yang terbaik di permukaan bumi ini ialah air zam-zam, seperti dalam
sabda Nabi n,
ِم
ْ
ق ُّالس َنِم اء
َ
ف ِشَو ِم
ْ
ع ُّالط َنِم امَع َط ِهيِف َمَز
ْ
مَز ُاءَم ِ
ضْر
َ ْ
اْل ِه
ْ
جَو
َ َ
لَع ٍءاَم ُ ْ
ْي
َ
خ
15. 15
“Air terbaik di seluruh
permukaan bumi adalah air
zamzam, di dalamnya
terdapat makanan (yang
membangkitkan) selera, obat
dari berbagai penyakit” (HR.
Ath-Thabrani dalam Al-
Mu’jam Al-Kabir 11/98).
Dari Jabir berkata, Saya mendengar Rasulullah n bersabda, “Air zamzam itu
tergantung niat orang yang meminumnya,” [Diriwayatkan oleh Ibnu Majah 2/1018,
Ahmad 3/357, Al-Baihaqi dalam Sunan 5/148. Dan dihasankan oleh Ad-Dimyathi
dalam Al-Matjar Rabih h. 318, Ibnu Qayyim dalam Zādul Ma’ād 4/393, Az-Zarkasyi
dalam At-Tadzkirah h. 151.]
Hendaklah seseorang memperbanyak do’a ketika meminum air zam-zam. Ketika
meminumnya, hendaklah ia meminta pada Allah kemaslahatan dunia dan
akhiratnya. Sebagaimana hal ini terdapat dalam hadits, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah n bersabda:
ُاءَم
َمَز
ْ
مَز
اَمِل
َ
بِ
ُ
ُش
ُ َ
َل
“Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya.” [HR. Ibnu Majah, 2/1018. Lihat
Al Maqosid Al Hasanah, As Sakhowiy hal. 359. (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan lighoirihi. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1165)]4
Sungguh luar biasa ciptaan Allah . Air yang selama ini kita anggap sebagai zat
cair biasa ternyata mampu merekam dan mengekspresikan hal yang didengar melalui
pembentukan molekul dan manfaat bagi yang meminumnya.
Mulai sekarang, mari kita sama-sama membiasakan diri untuk berdoa serta
bermunajat baik sebelum minum agar kebermanfaatan air tersebut dapat kita
dirasakan.
4
https://rumaysho.com/582-khasiat-air-zam-zam.html
16. 16
Manusia Diciptakan Dari Saripati Tanah, Dan Akan Dikembalikan Ke Tanah
Penciptaan manusia dari tanah “ ٍ
ابَر
ُ
”ت
َِندع ٰ َ
ِيَسع
َ
ل
َ
ثَم
َّ
نِإ
ٱ
ِ
َّ
ّٰلل
ُه
َ
ق
َ
ل
َ
خ ۖ َم
َ
ادَء ِل
َ
ثَم
َ
ك
ۥ
ٍ
ابَر
ُ
ت ِنم
َ
ق َّم
ُ
ث
َ
ال
ُ َ
ل
ۥ
ُ
ون
ُ
كَي
َ
ف ن
ُ
ك
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah
seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah“
(seorang manusia), maka jadilah dia. [Qs. Ali-‘Imran
3:59]
Penciptaan manusia dari tanah yang bercampur air/tanah
basah “ ٍِيط ِْنم”
َ
ق
َ
ل
َ
خ ٍءْ َ
َش
َّ ُ
ُك َن َسْح
َ
أ ِي
َّ
اَل
ِان َس
ْ
نِ
ْ
اْل َ
ق
ْ
ل
َ
خ
َ
أَدَبَو ۖ ُه
ٍِيط ِْنم
Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan
yang memulai penciptaan manusia dari tanah [Qs. As-
Sajdah 32:7]
Penciptaan manusia dari tembikar kering dan sedikit
berbau “ ٍال َ
ص
ْ
ل َ
ص”
َ
ان َس
ْ
نِ
ْ
اَل اَن
ْ
ق
َ
ل
َ
خ ْد
َ
ق
َ
لَو
ٍنْوُن ْسَّم ٍاَ َ
َح ِْنيم ٍال َ
ص
ْ
ل َ
ص ِْنم
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi
bentuk. [Qs. Al-Hijr 15:26]
Manusia berasal dari sari pati tanah yang ada campuran
air, lalu dibentuk seperti tembikar kering dan berbau.
Dibararnya tidak bersingungan dengan api.
17. 17
Bila diamati lebih dalam dapat disimpulkan bahwa manusia berasal dari
dua jenis yaitu dari benda padat dan benda cair. Benda padat berbentuk tanah
(turab), tanah yang sudah mengandung air (thin), tanah liat (hama’), dan tembikar
(shalshal). Benda cair berbentuk air mani dalam Qs. Al-Mu’min ayat 67:
َو
ُ
ه
ٱ
ِى
َّ
َل
َّم
ُ
ث ٍ
ابَر
ُ
ت ِنيم م
ُ
ك
َ
ق
َ
ل
َ
خ
ٍة
َ
ف ْط
ُّ
ن ِنم
ۢ
(Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani). Dari tanah
manusia itu diciptakan Allah , dan kepada tanah pula manusia itu kelak akan
dikembalikan-Nya.
Jika Dikaitkan Dengan Api
Jadi semua yang ada di dunia ini ada 2 unsur seperti sisi koin: ada manfaat dan
mudharatnya. Jadi apa yang disediakan Allah di dunia bukan hanya untuk
kenikmatan, sebab kenikmatan sesungguhnya hanyalah di akhirat kelak.
-Wallahu waliyyut taufiq-
Baarakallahu fiikum Ustadz M. Abduh Al Baihaqi Hafidzahullahu Ta’ala
2 Sifat API:
Panas
Cahaya (Nur)= dipancarkan
2 sifat ini, Allah titipkan kepada API.
Jadi jangan hanya kagum, ambilah ‘ibrohnya.
Ketika nabi Musa ‘alayhissalam berada di
dalam kegelapan, api menjadi penerang dan
menghangatkan (Qs. Al-Qashshas:29).
Lalu di kisah Nabi Ibrahim ‘alayhissalam,
Allah hilangkan sifat panasnya
menjadi sejuk (Qs. Al-Anbiya:69).
Dan perumpamaan orang munafik yang Allah
gambarkan di dalam (Qs. Al-
Baqarah:17) bahwa Allah lenyapkan cahaya
penerang dari api tetapi panasnya masih ada.