Masalah qodlo' dan qodar bermula dari terjemahan kitab-kitab filsafat Yunani ke bahasa Arab, yang menimbulkan pertanyaan mengenai kehendak Allah dan manusia. Dokumen ini menjelaskan bahwa kehendak Allah mencakup segala sesuatu, termasuk kehendak manusia, tetapi manusia diberi kebebasan untuk memilih perbuatannya sesuai syariat, yang akan dihisab di akhirat. Perbuatan yang melanggar syariat akan m
2. PENGANTAR…
Masalah qodlo’ dan qodar tidak pernah muncul di
jaman shahabat.
Masalah qodlo’ dan qodar muncul sekitar abad IV
Hijriyah.
Masalah mulai muncul ketika banyak ulama’ yang
menerjemahkan buku-buku filsafat yunani ke dalam
bahasa arab.
Masalah tersebut pernah menjadi bahasan di kalangan
pendeta nasrani tapi gagal untuk menyelesaikannya.
Ulama’ tertantang untuk menyelesaikan masalah yang
ada dalam kajian filsafat yunani tersebut.
3. Apa masalahnya?
Jika manusia menulis, kemampuan menulis itu atas
kehendak siapa?
Kehendak Tuhan atau kehendak manusia?
Jika manusia sholat, itu atas kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia shodaqah, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia mencuri, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
Jika manusia berzina, itu kehendak siapa?
Kehendak Allah atau kehendak manusia?
4. Konsekuensi jawaban:
Jika jawabannya adalah: itu semua kehendak Allah!
Mengapa Allah menghendaki, ada manusia yang
“dipaksa” untuk berbuat baik?
Mengapa ada manusia yang “dipaksa” untuk berbuat
jahat?
Dimana keadilan Allah?
Mengapa kalau manusia “dipaksa” berbuat jahat,
ketika di akherat harus disiksa di dalam neraka?
Apakah Allah itu dzalim?
Subhanallah, apakah demikian?
5. Jika sebaliknya:
Itu semua adalah kehendak manusia!
Berarti manusia mempunyai kebebasan untuk berbuat.
Jika manusia memiliki “lingkaran kebebasan” berbuat,
maka kehendak Allah itu terbatas.
Berarti Allah tidak akan mengetahui apa yang akan
diperbuat manusia, apakah dia akan pulang ke rumah
atau terus pergi ke kantor?
Berarti, Allah juga belum mengetahui, apakah seorang
manusia itu akan masuk surga atau akan masuk
neraka nantinya.
Berarti, Iradah (kehendak) Allah itu terbatas,
termasuk Ilmu Allah itu juga terbatas?
Subhanallah, apakah demikian?
6. Jika tidak:
• Berarti Allah Maha Berilmu, Allah Maha Mengetahui apa
yang sudah terjadi, sedang terjadi maupun yang belum
terjadi, termasuk yang lahir maupun yang batin.
• Berarti Allah pasti sudah mengetahui, apa yang belum
dilakukan manusia, apakah nantinya akan menjadi baik
atau akan menjadi jahat?
• Termasuk, Allah juga mengetahui secara pasti, manusia itu
besok akan masuk surga atau masuk neraka.
• Jika Allah sudah tahu pasti, untuk apa sekarang manusia
harus rajin beribadah? Harus rajin sholat? Harus rajin
berdoa agar besuk dimasukkan ke dalam surga?
• Tidak ada gunanya! Karena Allah sudah tahu pasti surga
dan nerakanya orang tersebut.
• Subhanallah, apakah demikian?
7. Masalah terus berkembang…
• Menyangkut masalah hidayah…
• Apakah hidayah itu kehendak Allah atau atas hasil usaha
manusia?
• Masalah tawakkal…
• Apakah manusia harus berpasrah secara total kepada Allah,
ataukah manusia harus senantiasa berusaha?
• Masalah rejeki…
• Apakah rejeki itu ketentuan Allah ataukah dari hasil usaha
manusia?
• Masalah Ajal…
• Apakah ajal itu ketetapan Allah , ataukah tergantung dari
usaha manusia?
• Masalah doa..
• Apakah do’a bisa mengubah ketentuan Allah ataukan
tidak?
• Dan masih banyak masalah lainnya…
8. Di kalangan Ummat Islam…
Sejarah mencatat, ummat Islam akhirnya terbelah
menjadi 2 kelompok ekstrim.
Kelompok pertama diwakili oleh golongan
mu’tazilah dan qodariyah yang memahami bahwa
manusia itu memiliki kebebasan berkehendak.
Kelompok dua diwakili golongan jabariyah yang
memahami bahwa manusia itu tidak memiliki
kebebasan, semua yang terjadi adalah atas
kehendak Allah.
Mana kelompok yang benar? Ingatlah cerita
perdebatan antara orang qadariyah dan jabariyah.
Siapakah pemenangnya?
9. Dalil-dalil Qodlo’ dan Qodar
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah
ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145)
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka
apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
dapat (pula) memajukannya”. (QS. Al-A’raf: 34)
10. • Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadiid: 22)
11. • “Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun yang ada di
langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu
dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)", (QS. Saba’: 3).
“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari,
kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk
disempurnakan umur (mu) yang telah ditentukan, kemudian
kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan”.(QS. AL NA’AM : 60).
12. Masalah qodlo’ dan qodar
1.
2.
3.
4.
Sesungguhnya masalah qodlo’ dan qodar itu tidak
menyangkut 4 hal:
Perbuatan manusia, apakah diciptakan Allah atau
diciptakan manusia?
Iradah Allah, apakah meliputi seluruh kejadian atau
tidak?
Ilmu Allah, apakah sudah mengetahui sebelum, selama
dan sesudah kejadian atau tidak?
Kitab Lauhul Mahfudz, apakah sudah mencatat semua
kejadian dan tidak mungkin dirubah atau tidak?
Mengapa masalah qodlo’ dan qodar tidak
membahas ke-4 masalah di atas?
13. Apa yang seharusnya dibahas?
JAWABLAH SECARA JUJUR!
KETIKA KITA BERBUAT
APAKAH TERPAKSA?
BENARKAH KITA
BEBAS BERBUAT?
MENGAPA KITA
TIDAK BISA
MENGENDALIKAN
DETAK JANTUNG KITA?
MENGAPA?
MENDAPAT
PAHALA?
MENDAPAT
SIKSA?
14. Bagaimana yang benar?
AKAN DIHISAB
OLEH ALLAH
SESUAI
SYARI’AT
MELANGGAR
SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
15. Bagaimana dengan qodar?
•Api: membakar
•Pisau: memotong
•Roti: mengenyangkan
AKAN
DIHISAB
OLEH ALLAH
BEBAS DIGUNAKAN
MANUSIA
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT
DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
ALLAH BERHAK
MENCABUT
KHASIYAT
TERSEBUT
16. Bagaimana dengan manusia?
•Mata: melihat
•Telinga: mendengar
•Kaki: berjalan
•Perut: lapar
•Kelamin: …..
TERMASUK AQAL MANUSIA
JUGA MEMILIKI KHASIYAT
AKAN
DIHISAB ALLAH
MEMPUNYAI
KEHENDAK BEBAS
DIGUNAKAN
SESUAI SYARI’AT
DIGUNAKAN
MELANGGAR SYARI’AT
MENDAPAT
PAHALA
MENDAPAT
SIKSA
TIDAK DIHISAB
OLEH ALLAH
QS. ASY-SYAMS:7-8
QS. AL BALAD: 10
17. Selanjutnya, bagaimana kita harus mengaitkan
dua kehendak?
Bagaimana kita dapat mengaitkan antara kehendak
Allah dengan kehendak manusia?
Iradah Allah memang meliputi segala sesuatu,
termasuk terhadap kehendak manusia.
Bagaimana kehendak Allah terhadap kehendak
manusia?
Ternyata, Allah telah berkehendak kepada manusia
untuk memiliki kehendak bebas.
Sehingga, ketika aqal manusia memiliki kemampuan
untuk bebas memilih perbuatannya, itu adalah
kehendak Allah juga.
19. CONTOH KASUS:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kasus manusia bunuh diri dengan menusukkan pisau
sampai mati, bagaimana hal itu dapat dijelaskan?
Untuk menjelaskan kasus tersebut harus diuraikan
kejadian demi kejadian:
Mengapa dia bunuh diri?
Karena diputus cinta oleh pacarnya, sehingga hatinya
sangat pedih.
Diputus cinta Qodlo’ Allah tidak dihisab oleh
Allah.
Hatinya bisa mengalami kepedihan (khasiat hati)
Qodar Allah tidak dihisab oleh Allah.
Ketika hatinya pedih, dia memiliki kebebasan untuk
memilih: apakah akan bertaubat atau akan bunuh diri.
Dia ternyata memilih untuk bunuh diri dihisab oleh
Allah.
20. 7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Dengan apa dia akan bunuh diri?
Dia memiliki kebebasan untuk memilih: apakah minum
racun atau menusukkan pisau.
Racun dan pisau memiliki khasiyat Qodar Allah
tidak dihisab.
Ternyata dia memilih pisau dihisab oleh Allah.
Pisau memiliki khasiyat merusak tubuh manusia Qodar
Allah tidak dihisab.
Dia memahami bahwa menusukkan pisau bisa mematikan
dirinya dihisab oleh Allah.
Ketika pisau menghunjam ke dalam dirinya dia mati
Qodlo’ Allah tidak dihisab.
Kesimpulan: karena dia mati dengan proses seperti di
atas: dia dihisab sebagai orang yang melakukan bunuh
diri perbuatan dosa akan disiksa dalam neraka.
Na’udzubillahi min dzalik !
21. Penutup:
Seharusnya manusia lebih waspada terhadap
perbuatan-perbuatan yang berasal dari
kehendak bebasnya.
Karena perbuatan itu akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah.
Terhadap kejadian-kejadian yang menimpa
kita, harus kita imani bahwa itu adalah
ketentuan Allah.
Jika kejadiannya menyenangkan kita, harus
kita syukuri.
Jika kejadiannya menyusahkan kita, kita
harus bersabar.
Semuanya harus kita kembalikan kepada
Allah SWT.