Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
MENINGKATKAN KREATIFITAS
1. 1
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA DALAM MATA PELAJARAN AERODINAMIKA DENGAN EKSPERIMEN PAPERPLANE BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA KELAS X DI SMK PENERBANGAN SEMARANG TAHUN 2014 / 2015
OLEH : MOCHAMAD KURNIYANTO N0. 14 03 63 470 1 1507 SMK PENERBANGAN KARTIKA AQASA BHAKTI
JL. JEMBAWAB NO. 20.A
SEMARANG 2014
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Mata pelajaran aerodinamika yang terdapat di dalam kurikulum yang ada dan dituntuk agar siswa mengetahui dan memahaminya. Mata pelajaran Aerodinamika hal yang sangat penting di dalam ilmu teknik penerbangan, terutama tentang karakteristik pesawat terbang, sikap-sikap terbang, gaya-gaya, model-model pesawat yang menyebabkan pesawat tersebut dapat terbang pada fluida udara. Pelajaran aerodinamika ini sangat penting sekali diketahui terutama di bidang Ilmu penerbangan dan untuk seorang calon teknisi sekalipun.
Mata pelajaran Aerodinamika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap asing oleh peserta didik terutama di kelas X, hal ini dikarenakan pada waktu kelas VIII peserta didik belum mengetahui tentang apa itu aerodinamika pesawat. Dalam pembelajaran selama ini siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami, mendiskripkan, mengekploitasi mata pelajaran aerodinamika, yang dilaksanakan secara riil dan monoton, sehingga dibutuhkan suatu strategi yang dapat meningkatkan pengetahuan dana ketrampilan siswa dalam waktu efektif dan efisien.
Persoalan yang muncul sekarang adalah bagaimana kita sebagai guru mapel menemukan cara untuk menyampaikan materi yang kita ajarkan agar siswa dapat mengingat konsep tersebut lebih melekat di benaknya. Selain itu, dalam kondisi tertentu siswa siap mengkombinasikan pengetahuan yang ada dalam benak pikirannya untuk menyelesaikan masalah di dalam kehidupan real.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi dan kreatifitas belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang berperan sebagai pembimbingan untuk menemukan konsep pemahaman yang jelas dan menyenangkan bagi peserta didik tentang mata pelajaran aerodinamika yang di simulasikan lewat model paper plane atau pesawat kertas.
3. 3
Dalam hal ini dibutuhkan suatu variasi pembelajaran yang menyenangkan dan bersifat ekperimen, mengamati dan secara berkelompok. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya. CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning), yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring ini diharapkan peserta didik mampu mencapai kompetensi secara maksimal.
B. Pembatasan Masalah.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X supaya pemahaman tentang mata pelajaran aerodinamika dapat dimengerti dan dipahami dan menyenangkan.
C. Rumusan Masalah
Berdasakan dari latar belakang masalah yang ada, maka dapat diidentifikasi perlunya diadakan suatu pembelajaran yang bersifat experimental dan konseptual dan juga bersifat kemasyarakatan atau sudah pernah ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dipadukan dengan permasalahan yang ada, supaya permasahalan yang ada dapat terpecahkan secara menyenangkan.
1. Bagaimana model pembelajaran Conseptual Teaching Learning (CTL) ini mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi ?
2. Dengan Model pembelajaran ini apakah akan menjadikan tingkat pemahaman siswa tentang Mata pelajaran aerodinamika akan terpenuhi dan dipahami secara efektif dan efisien?
4. 4
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menerapkan Motode belajar Conseptual Teaching Learning (CTL) dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
2. Meningkatkan pemahaman dan kreatifitas siswa dalam mengerti dan memahami mata pelajaran aerodinamika dengan model pembelajaran Conseptual Teaching Learning (CTL).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Melatih siswa agar dapat bekerja sama antara teman dan kelompok dalam menemukan suatu lewat suatu percobaan (experiencing)
2. Siswa dapat menghubungkan mata pelajaran aerodinamika dengan sesuatu hal yang sering ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari (relating),
3. Melatih siswa menerapkan mata pelajaran aerodinamika pada model paperplane (applying)
4. Melatih siswa agar dapat bekerja sama (cooperating)
5. Melatih siswa agar dapat mentransfer ilmu mata pelajaran dalam kehidupan sehari-hari
5. 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian menerapkan unsur pengalaman, pemecahan masalah, percobaan (eksperimen) yang mengamati dan menyelaraskan mata pelajaran aerodinamika dengan kegiatan di lingkungan sehari-hari yang dianggap biasa dan menyenangkan.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah konsep pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Karakteristik pembelajaran berbasis CTL adalah: kerjasama, saling menunjang, gembira, belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, siswa kritis, dan guru kreatif. (Berns, Robert G, and Ericson, Patricia M, 2002: 46)
Adapun komponen utama dalam pembelajaran menggunakan pendekatan CTL adalah:
1) konstruktivisme (constructivism), 2) penemuan (inquiry), 3) bertanya (questioning),4) masyarakat belajar (learning community),5) pemodelan (modeling),6) refleksi (reflection), 7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) (Berns, Robert G, and Ericson, Patricia M, 2002: 46-48)
6. 6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan desain Kemmis dan Tagger.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini laksanakan di kelas X September-Oktober (Tengah Semester I), SMK Penerbangan Semarang yang berjumlah 37 siswa dengan maksud siswa setidaknya sudah mendapatkan mata pelajaran dan pengetahuan tentang aerodinamika meskipun masih belum optimal.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lapangan / halaman sekolah yang luas dan memungkinkan peserta didik dapat langsung mempraktikkan, ber-eksperimen secara berkelompok.
D. Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas X-AP.C SMK Penerbangan Semarang yang berjumlah 37 siswa.
E. Prosedur Penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Teggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Teggart yang dikutip oleh Sukardi (2004:214) yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang saling terkait.
1. Siklus I
a. Rencana tindakan
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pmbelajaran ( RPP) tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kelas.
2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mngenai partisipasi siswa.
Perencanaan
Refleksi
Tindakan dan Observasi
7. 7
3) Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk siswa.
4) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran.
5) Mempersiapkan soal test untuk siswa yang akan diberikan pada akhir pembelajaran dan test yang diberikan pada akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan. Selama pembelajaran guru sebagai fasilitator memandu tentang pokok bahasan, kemudian peserta didik akan memperhatikan, menalar, dan mengeksploitasi apa yang sudah diberikan dari guru sesuai dengan ciri khas masing masing peserta didik secara berkelompok.
c. Observasi.
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlagsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana siswa berpartisipasi secara aktif sehingga menemukan suatu pemahaman melalui eksperiment yag telah dilakukannya.
d. Refleksi
Data yang diperoleh pada lembar observasi dianalisis, kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru kepada peserta didik dan dijawab secara tertulis maupun lisan tentang apa yang teah berhasil dilakukan dan pembelajaran tersebut. Siwa menyimpulkan kegiatan hasil pembelajaran yang bersifat experimen dan ekploitasi ini dengan membuat suatu laporan, dan mempresentasikannya di depan kelas. Diskusi atau presentasi tersebut untuk mengevalusi hasil penemuan atau tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dan sagala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul agar dapat dibuat rencara perbaikan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Pesiapan Tindakan.
Persiapan yang dilakukan pada siklus II memperhatikan pada siklus I. Persiapan siklus II meliputi :
8. 8
1). Membuat RPP
2). Mempersiapkan lembar observasi
3). Mempersiapkan pedoman wawancara dan lembar angket.
4). Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran
5). Mempersiapkan soal test
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan pada siklus II pada intinya sama dengan siklus I yaitu guru hanya sebagai fasilitator dan menyimpulkan dalam kegiatan pembelajaran, anggota dan kelompok pada siklus II ini sama seperti pada siklus I.
c. Observasi.
Observasi dilakukan oleh guru dengan pedoman lembar observasi. Setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siswa diberikan angket isian, wawancara dan diskusi mempresentasikan apa yang telah dilaksanakan dan menyimpulkannya.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan dari hasil siklus I dengan siklus II apakah ada peningkatan pertisipasi, ekxploitasi dalam hasil belajar siswa atau tidak, jika belum terdapat peningkatan, maka siklus II dapat diulang kembali.
3.
F. Rancangan Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
Obsevasi, Metode Wawancara dan Presentasi, Metode Dokumentasi, Angket dan Test.
G. Instrumen Penilaian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Lembar Observasi, Pedoman Wawancara dan Presentasi, Dokumentasi, dan Tes Hasil Belajar.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran, lembar penilaian wawancara dan presentasi hasil exploitasi dan eksperimen, angket siswa pada akhir siklus, dan test hasil belajar.
1. Analisis data observasi
2. Anallisis data hasil presentasi
9. 9
3. Analisis angket siswa
4. Analisis tes hasil belajar
I. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah :
1. Meningkatnya pemahaman dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran Aerodinamika yang dapat dilihat selama proses pembelajaran berlangsung,
2. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menyampaikan dan menyimpulkan suatu pembelajaran yang bersifat eksperimen dan eksploitasi dan pengetahuannya yang telah didapat melalui komunikasi verbal di depan kelas / presentasi.
3. Menghasilkan karya siswa dalam pembelajaran / produk yang beragam betuknya.
4. Meningkatnya rata-rata hasil belajar Aerodinamika yang telah dicapai siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Modul PLPG.(2014).Yogyakarta. Kebijakan Pengembangan Profesi Guru dan Penelitian Tindakan Kelas.
Sadono & Kana Hidayati. (2004 ). Yogyakarta. IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html diakses pada tanggal 11 sep 2014.