Makalah ini membahas teori psikologi analitik Carl Jung, termasuk struktur kepribadian menurut Jung, empat fungsi psikologis fundamental, dan dinamika kelompok psikis seperti kausalitas lawan teleologi, proses individuasi, dan fungsi transenden.
Presentasi tentang psikologi analitis Carl Jung, tokoh yang mengembangkan teori psikoanalisa selain Sigmund Freud. Berisi biografi singkat dan paparan tentang teori dan konsep psikoanalisa versi Jung. Semoga bermanfaat :D
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Presentasi tentang psikologi analitis Carl Jung, tokoh yang mengembangkan teori psikoanalisa selain Sigmund Freud. Berisi biografi singkat dan paparan tentang teori dan konsep psikoanalisa versi Jung. Semoga bermanfaat :D
Fungsionalisme: Mempelajari fungsi tingkah laku dan proses mental.
Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme ini dikenal dengan nama Metode Observasi Tingkah Laku yang terdiri dari dua bagian yaitu Metode Fisiologi dan Metode Variasi Kondisi.
Metode Fisiologi: Menguraikan tingkah laku dari sudut anatomi dan ilmu faal.
Metode Variasi Kondisi: Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi, karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran dan perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Pemikiran jung adalah realisasi diri atau kelahiran kembali secara psikologis, ialah proses untuk menjadi seorang individu atau pribadi seutuhnya. Psikologi analitik pada esensinya merupakan psikologi mengenai hal-hal yang berlawanan, dan realisasi diri adalah proses untuk mengintegrasikan kutub-kutub yang berlawanan dalam satu individu tunggal yang homogen.
Proses menjadi diri sendiri berarti seseorang memiliki semua komponen psikologis yang berfungsi dalam kesatuan, dengan melewati suatu proses yang memanusiakannya. Orang yang melewati proses ini telah mencapai realisasi diri, meminimkan persona, mengenali anima atau animus mereka, dan mencapai kesemibangan antara introversi dan ekstraversi. Selain itu, individu yang merealisasikan diri sudah mengembangkan fungsi psikologis sampai ke tingkat superior, sebuah prestasi yang sangat sulit dicapai.
Realisasi diri sangat jarang dan hanya bisa dicapai oleh orang yang sanggup mengasimilasikan alam bawah sadar mereka ke dalam kepribadian total mereka. Manusia yang merealisasikan dirinya sanggup mengembangkan dunia eksternal maupun internal mereka. Tidak seperti individu yang terganggu secara psikologis, mereka hidup di dunia nyata, dan melakukan konsensi yang dibutuhkan untuk itu.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Pemikiran jung adalah realisasi diri atau kelahiran kembali secara psikologis, ialah proses untuk menjadi seorang individu atau pribadi seutuhnya. Psikologi analitik pada esensinya merupakan psikologi mengenai hal-hal yang berlawanan, dan realisasi diri adalah proses untuk mengintegrasikan kutub-kutub yang berlawanan dalam satu individu tunggal yang homogen.
Proses menjadi diri sendiri berarti seseorang memiliki semua komponen psikologis yang berfungsi dalam kesatuan, dengan melewati suatu proses yang memanusiakannya. Orang yang melewati proses ini telah mencapai realisasi diri, meminimkan persona, mengenali anima atau animus mereka, dan mencapai kesemibangan antara introversi dan ekstraversi. Selain itu, individu yang merealisasikan diri sudah mengembangkan fungsi psikologis sampai ke tingkat superior, sebuah prestasi yang sangat sulit dicapai.
Realisasi diri sangat jarang dan hanya bisa dicapai oleh orang yang sanggup mengasimilasikan alam bawah sadar mereka ke dalam kepribadian total mereka. Manusia yang merealisasikan dirinya sanggup mengembangkan dunia eksternal maupun internal mereka. Tidak seperti individu yang terganggu secara psikologis, mereka hidup di dunia nyata, dan melakukan konsensi yang dibutuhkan untuk itu.
Melanie Klein (1882-1960), psicoanalista austriaca, pionera en el establecimiento del psicoanálisis infantil. De sus observaciones en el Desarrollo del niño propone la existencia de dos etapas cruciales a las que llama Posición Esquizoparanoide, que ha de sortearse durante los primeros tres o cuatro meses de vida; y la Posición Depresiva, que ubica en la segunda mitad del primer año. M. Klein señala que cada una de estas etapas implica una configuración específica de las relaciones objetales, generada con base en las ansiedades y defensas que el niño va experimentando. Comparten las tres la característica de persistir a lo largo de la vida.
Por Relaciones Objetales se entiende el estudio psicoanalítico de la naturaleza y el origen de las relaciones interpersonales y de las estructuras intrapsíquicas que derivan de las relaciones internalizadas del pasado. Concretamente, las relaciones objetales se establecen durante el primer año de vida, provienen de la interacción del niño con su entorno, persisten toda la vida y suelen reactivarse en el contexto de las relaciones interpersonales presentes, como podrían ser una relación laboral o una relación de pareja.
Mengajak masyarakat indonesia khususnya para pemuda indonesia untuk ikut aktif mendukung dan memberikan aspirasinya kepada politik indonesia terutama dalam bidang pemuda dan olahraga. Kemenpora yang dapatmenjadi sandaran masyarakat, mau mendengarkan harapan dan aspirasi para pemuda indonesia #setujubantuketujuh
bagian terpenting dari teori anna freud adalah mengenai 2 hal, yaitu fokusnya pada six developmental of child atau perkembangan anak, dan juga fokusnya pada mekanisme pertahanan diri yang dikembangankan dari teori ayahnya Sigmund Freud. metode yang digunakana dalam meneliti ini disebut metode profil metapsikologis .
semoga bermanfaat :)
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
1. MAKALAH
PSIKOLOGI ANALITIK
Nama kelompok :
1. Ayu Rakhmawati (1112500208)
2. Azipatul Azipah (1112500010)
3. Citra Widya P (1112500076)
4. Yuli Listiowati (1112500055)
2. DASAR-DASAR TEORI ANALITIK JUNG
Teori kepribadian Jung dipandang sebagai
teori psikoanalitik karena tekanannya pada proses-
proses tak sadar, namun berbeda dalam sejumlah
hal penting dengan teori kepribadian Freud.
Menurut Jung, tingkah laku manusia ditentukan
tidak hanya oleh sejarah individu dan rasi
(kausalitas) tetapi juga oleh tujuan-tujuan dan
aspirasi-aspirasi (teleologi). Baik masa lampau
sebagai aktualitas maupun masa depan sebagai
potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku
orang sekarang.
3. STRUKTUR KEPRIBADIAN
1. Ego
2. Ketidaksadaran Pribadi
3. Ketidaksadaran Kolektif
4. Sikap kepribadian
5. fungsi psikologis fundamental
4. ADA EMPAT FUNGSI PSIKOLOGIS
FUNDAMENTAL
Pikiran.
Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia
berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri.
Perasaan.
Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-benda,entah
bersifat positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan
memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya
tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan,
kegembiraan dan cinta.
Pendriaan.
Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia
menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia.
Intuisi.
Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah
ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta,
perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan.
5. DINAMIKA KELOMPOK DI BAGI MENJADI :
1. Energi psikis
2. Kausalitas versus Teleologi
3. Sinkronisitas
4. Hereditas
5. Tahap-tahap perkembangan
6. Progresi dan Regresi
7. Proses individuasi
8. Fungsi transenden
9. Sublimasi dan represi
10. Perlambangan
6. LANJUTAN. . .
Energi Psikis
Energi yang menjalankan fungsi kepribadian
disebut energi psikis(Jung,1948b). Energi psikis
merupakan menifestasi energi kehidupan, yakni
energi organisme sebagai sistem biologis. Energi
psikis lahir seperti semua energi vital lain,yakni dari
proses-proses metabolik tubuh.
Kausalitas versus Teleologi
Ide tentang tujuan yang membimbing dan
mengarahkan nasib manusia pada haikikatnya
merupakan penjelasan teleologis dan penjelasan
finalistis
7. . . .
Sinkronisitas
Gejala-gejala sinkronistik bisa dijelaskan
berdasarkan hakikat arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe
dikatakan bersifat psychoid yakni bersifat psikologis
dan fisik sekaligus.
Hereditas
Hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis
yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan
reproduksi.
Tahap-tahap perkembangan
Dalam tahun-tahun yang paling awal, libido di
salurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan
supaya tetap hidup.
8. Progresi dan Regresi
Perkembangan dapat mengikuti gerak
maju, progesif, atau gerak mundur, regresif.
Proses individuasi
Perkembangan adalah mekarnya kebulatan asli
yang tidak berdiferensiasi yang dimiliki manusia
pada saat dilahirkan.
Fungsi transenden
Apabila keanekaragaman telah dicapai lewat
proses indiiduasi, maka sistem-sistem yang
berdiferensiasi itu kemudian diintegrasikan oleh
fungsi transenden ( Jung, 1916b ).
9. Sublimasi dan represi
Sublimasi bersifat progesif, represi bersifat regresif.
Sublimasi menyebabkab psikhe bergerak maju,
sedangakan represi menyebabkan psikhe bergerak
mundur
Perlambangan
Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua
fungsi utama. Lambang merupakan usaha untuk
memuaskan impuls instingtif yang terhambat, di lain
pihak lambang merupakan perwujudan bahan
arkhetipe.
10. KESIMPULAN . . .
Pandangan Jung tentang kepribadian adalah
prospektif dalam arti bahwa ia melihat ke depan ke
arah garis perkembangan sang pribadi di masa
depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia
memperhatikan masa lampau. Bagi Freud, hanya
ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas
tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi
Jung, ada perkembangan yang konstan dan sering
kali kreatif, pencarian ke arah keparipurnaan dan
kepenuhan, serta kerinduan untuk lahir kembali.