Teori-teori psikologi perkembangan manusia menekankan pentingnya interaksi sosial dan lingkungan dalam membentuk identitas seseorang. Menurut Erikson, pembentukan identitas merupakan proses seumur hidup yang melibatkan delapan tahapan. Vygotsky menambahkan bahwa interaksi dengan orang lain, terutama orang dewasa, dapat memandu pemahaman anak dan membantunya berkembang ke tingkat berikutnya.
Semua ide, pikiran kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. (Stuart dan Sundeen, 2005)
2. Carl Gustav Jung
• Pikiran atau psike terbagi menjadi tiga bagian:
– Ego sadar (aspek dari kepribadian yang disadari)
– Ketidaksadaran personal (pemikiran yang tidak
sedang di permukaan –tapi bukan juga dibawah
sadar-, misalnya sedang di kelas, jadi tidak
memikirkan kencan tadi malam)
– Ketidaksadaran kolektif (arketipe – pemikiran
nenek moyang, tentang alam, pahlawan dll)
3. Menurut Jung ada 4 fungsi pikiran
Tidak Rasional
• Mengindrai (sensing) –
apakah ada sesuatu di luar
sana?
• Berintuisi (intuiting)- dari
mana asalnya dan kemana
perginya?
Rasional
• Berpikir (thinking)- apakah
yang ada di luar sana?
• Merasa (feeling)-apa arti
dari benda tersebut?
6. Alfred Adler
• Psikologi Individual
• Tiap manusia memiliki motivasi unik
• Inti dari kepribadian adalah pencarian dan
perjuangan untuk menggapai superioritas
• Ketika orang merasa sangat tidak mampu dia
tenggelam dalam inferiority complex
• Orang yang terlalu sombong biasanya sedang
berjuang untuk mengalahkan ic-nya (ingin
diakui)
7. Karen Horney
• Budaya dan Feminisme
• Fokus menyoroti bayi/anak-anak yang masih
tidak berdaya
• Konsep kecemasan dasar, yaitu ketakutan
akan ditinggal sendiri, tidak berdaya dan
perasaan tidak aman
8. Erik Erickson
• Menolak anggapan Freud bahwa identitas
sudah ada sejak anak-anak, menurutnya
pembentukan identitas adalah proses yang
berlansung seumur hidup
• Seseorang harus memiliki tanggung jawab
personal atas hidupnya sendiri
10. Physical
Environment
Culture
Social Institutional
& Social Structure
Dyads
Families
Small
Goups
Formal
Organization
Communities
Social
Movement
Environment
Person
Biological
Psychological
Spiritual
Life
course
Time
Life
event
Constan
Trends
Cycles
Shift
11. Person in Environment (PIE)
Budhi Wibhawa (2010:170)
• Person in Environment (PIE) adalah suatu metode
untuk menggambarkan, mengklasifikasi dan
mengkoding permasalahan-permasalahan pasien dan
klien dewasa yang memperoleh pelayanan pekerja
sosial.
• PIE sistem adalah suatu “holistic model system” yang
mengidentifikasi dan mengklasifikasi permasalahan-
permasalahan klien atau pasien dalam pengalamannya
dengan keberfungsian sosial.
• Di dalamnya termasuk assessment mengenai hubungan
sosial
12. Struktur dari PIE terdiri dari empat
faktor sistem
• Faktor I : mengidentifikasi dan menggambarkan
permasalahan klien dalam keberfungsian sosial. Gambaran
berisikan permasalahn peran sosial, jenis
permasalahan, ragam dan durasi permasalahan, dan
kapasitas klien dalam mengatasinya.
• Faktor II : menggambarkan awal permasalahan dari
lingkungan yang mempengaruhi keberfungsian klien. Hal
tersebut juga menggambarkan tiap masalah serta ragam
dan durasinya.
• Faktor III : menggambarkan permasalahan kesehatan
mental klien yang mungkin dialami.
• Faktor IV : menyediakan suatu statement tentang
permasalahan kesehatan fisik klien.
13. Erickson 8 Stages of Development
• Basic Trust vs. Mistrust - Infant
stage / 0-1 year. Does the child believe its
caregivers to be reliable?
14. 1. Trust vs Mistrust
• Jika ibu dapat memenuhi kebutuhan bayinya
(pengasuhan, kehangatan) maka ia akan
mengembangkan kemampuan untuk
mempercayai dan mengembangkan asa.
• Jika gagal, bayi akan mengembangkan rasa curiga,
suatu perasaan bahwa dunia ini tidak aman, dan
sulit percaya dengan orang lain
15. • Anak belajar bahwa ia memiliki
kontrol atas tubuhnya
• Orang tua sebaiknya menuntun tapi
tidak dengan kasar
• Kesalahan pada tahap ini akan
berakibat anak mengembangkan
perasaan seperti “saya selalu
salah,..saya selalu tidak baik dll
16. • Autonomy vs. Shame and Doubt -
Toddler stage / 1–3 years. Child needs to learn
to explore the world. Bad if the parent is too
smothering or completely neglectful.
17.
18. • Anak yang berhasil melewati ini ia akan tahu
bahwa ia merupakan individu yang
independen dan mandiri
• Ketidakberhasilan pada tahap ini membuat
anak takut untuk mengejar mimpi-mimpinya
19. • Industry vs. Inferiority - School-
age / 6-11. Child comparing self worth to
others (such as in a classroom environment).
Child can recognize major disparities in
personal abilities relative to other children.
Erikson places some emphasis on the
teacher, who should ensure that children do
not feel inferior.
20. 4. Industry vs Inferiority
• Anak belajar untuk memperoleh kesenangan
dan kepuasan dari menyelesaikan tugas
(akademis)
• Kegagalan di tahap ini membuat anak akan
merasa inferior dan tidak mampu membuat
solusi
21. • Identity vs. Role Confusion -
Adolescent / 12 years till 20. Questioning of
self. Who am I, how do I fit in? Where am I
going in life? Erikson believes that if the
parents allow the child to explore, they will
conclude their own identity. However, if the
parents continually push him/her to conform
to their views, the teen will face identity
confusion.
22. Identity vs Role
Confusion
• Remaja bereksperimen dengan berbagai peran
dan mengintegrasikannya dengan identitas yang
telah ia dapatkan di tahapan sebelumnya
• Kegagalan tahap ini membuat remaja kehilangan
jati diri, limbung dan plin plan, dan selalu mencari
jati dirinya dalam kebingungan
23. •Intimacy vs. isolation- This
is the first and very crucial stage of development.
This development usually happens during young
adulthood, which is between the ages of 20 to
24. Dating, marriage, family and friendships are
important during the stage in their life. By
successfully forming loving relationships with
other people, individuals are able to experience
love and intimacy. Those who fail to form lasting
relationships may feel isolated and alone
24. Intimacy vs
Isolation
• Orang dewasa mudah mempelajari cara
berinteraksi secara lebih mendalam
• Mereka memperbolehkan orang lain
mengenal diri mereka
• Ketidakmampuan untuk membuat ikatan
sosial yang kuat akan menciptakan rasa
kesepian, alih-alih cinta.
25. • Generativity vs. stagnation is the second
stage of adulthood and happens between the
ages of 25-64. During this time, people are
normally settled in their life and know what is
important to them.
• A person is either making progress in their career
or treading lightly in their career and unsure
about if this is what they want to do for the rest
of their working lives.
• Also during this time, a person is enjoying raising
their children and participating in activities that
gives them a sense on purpose. If a person is not
comfortable with the way their life is progressing;
they're usually regretful about the decisions and
feel a sense of uselessness
26. • Memberikan sesuatu pada dunia sebagai
balasan dari apa yang telah diberikan dunia
• Setelah tujuan pribadi tercapai, ingin
menolong sesama
• Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan
generatif akan menciptakan perasaan bahwa
hidup ini tidak berharga dan membosankan
27. • Ego integrity vs. despair. This stage affects
the age group of 65 and on. During this time you
have reached the last chapter in your life and
retirement is approaching or has already taken
place. Many people have achieved what was
important to them look back on their lives and
feel great accomplishment and a sense of
integrity. The ones who had a difficult time during
middle adulthood may look back and feel a sense
of despair.
28. Ego integrity vs
despair
• Individu memperoleh kebijaksanaan dari
pengalaman masa lalunya
• Kegagalan pada tahap ini akan mengakibatkan
rasa putus asa; saya belum menyelesaikan apa
yang saya inginkan dalam hidup ini, dan
sekarang semuanya terlambat
29. • Lev Vygotsky
– emphasized the importance of interacting with other
people, particularly adults or capable peers who can
guide the child’s understanding
• Zone of proximal development
– difference between what the child can understand
without help and what she can understand with help
– the distance between the child’s actual developmental
level and the child’s potential developmental level if
the child has appropriate guidance
30. Actual developmental level
Problems child can solve
on his own
Mentoring, sca
ffolding
Potential developmental level
Problems child can solve
with assistance
Zone of Proximal
Development
31. • The type of assistance that helps the child move to the next level:
– Scaffolding
– The adult adjusts the amount of guidance to fit the child’s level of
understanding
– A skilled teacher will provide experiences that are above the lower
limit, but below the upper limit, of the child’s zone of proximal
development
– The teacher tapers off the assistance as the child acquires the next
level of understanding
– Examples: asking focused questions, encouraging, providing examples
– sharing the problem-solving experience
32. • Each child is capable of solving problems on his
own, but he is also capable of solving problems
with assistance
• This range is the zone of proximal development
• Main idea: the child’s abilities and understanding
are constantly developing and, with the right
assistance, he can move to the next level