SlideShare a Scribd company logo
Hakikat Bahasa
Pada dasarnya, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen dengan pola yang tetap dan dapat memiliki beberapa kaidah di
dalamnya. Atas adanya pernyataan tentang bahasa adalah sebuah sistem yang
memiliki pola tertentu, maka jelas dalam suatu bahasa akan terdapat adanya
subsistem di dalamnya. Subsistem ini mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Menurut Keraf (2001) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kembali pada
konsep individu yang hidup di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka
tentu saja membutuhkan adanya kemampuan komunikasi bahasa dengan sesama
individu supaya sifat sosial tersebut dapat terlaksana. Kemudian, menurut Chaer
(2009), berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam
berkomunikasi itu. Beberapa pakar linguistik lainnya juga menyatakan bahwa
bahasa “berjalan” sebagai suatu sistem lambang yang bersifat arbitrer.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mengenai hakikat bahasa,
yakni sebuah alat komunikasi verbal yang digunakan manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-hari dan mempunyai sistem dengan pola tertentu.
Sifat-Sifat Bahasa
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa bahasa itu bersifat arbitrer. Padahal
sebenarnya, ada suatu bahasa itu mempunyai sifat-sifat lain selain sifat arbitrer
tersebut. Sifat-sifat itulah yang membangun bahasa menjadi sebuah sistem yang
berpola. Nah, berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat bahasa yang ada.
1. Bahasa Sebagai Sistem
Grameds pasti sudah memahami bahwa ‘sistem’ itu berarti susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Begitu pula
dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di dalamnya. Komponen-komponen
yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus tersusun secara teratur supaya
dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya.
Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai
komponen-komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin
ilmu morfologi.
2. Bahasa Merupakan Lambang
Seperti yang sudah dituliskan bahwa bahasa itu merupakan sistem, maka dalam
sifat ini adalah berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi. Artinya, lambang-
lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai bunyi bahasa.
Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya disebut
dengan makna atau konsep.
Misalnya, kamu membaca sebuah kata [kambing], pasti kamu membayangkan
sebuah makna atau konsep mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang
memiliki suara mengembik dan sering dijadikan sebagai makanan sate’.
Semua lambang bunyi yang memiliki atau menyatakan suatu makna atau konsep
maka dapat disebut sebagai lambang ujaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam Bahasa Indonesia ini, satuan bunyi seperti [kabel], [cermin], dan [kapas] itu
adalah wujud nyata dari lambang ujaran karena memiliki makna. Sementara itu,
satuan bunyi seperti [akud], [ea], dan [ajem] bukanlah lambang ujaran sebab tidak
memiliki makna yang pasti.
3. Bahasa Bersifat Arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa
berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi
tersebut dapat “mengonsepi” makna tertentu.
Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya digunakan untuk konsep atau makna
‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk dan biasa digunakan untuk
membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan secara konkrit. Andaikata, kamu
hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau [banteng] itu sah-sah saja. Hal
tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata
untuk suatu makna atau konsep yang sama.
4. Bahasa Bersifat Konvensional
Dalam hal ini, setiap penutur suatu bahasa (manusia) harus mematuhi adanya
hubungan antara lambang dengan konsep yang dilambangkannya. Apabila sang
penutur suatu bahasa tidak memahami hubungan tersebut, maka besar
kemungkinan komunikasi yang tengah dijalinnya akan terhambat.
Contohnya, untuk menyebut ‘kaca bening yang menampilkan bayangan’ kamu
dapat menggunakan lambang bunyi [cermin]. Apabila terdapat seseorang yang
seenaknya mengganti lambang bunyi menjadi [mincer], [nimrec], atau [recnim],
tentu saja akan menghambat komunikasi dengan individu lain.
5. Bahasa Bersifat Produktif
Apakah Grameds menyadari bahwa bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam
jumlah yang tidak terbatas. Yap, sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran
bahasa itu memiliki jumlah yang hampir tidak terbatas. Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia saja ternyata memuat kurang lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata
tersebut dapat pula dibuat menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
6. Bahasa Bersifat Dinamis
Dalam hal ini, maksudnya adalah bahasa itu tidak akan terlepas dari adanya kemungkinan
perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Apalagi bahasa itu berkembang mengikuti
perkembangan budaya zaman, yang mana dua hal tersebut tentu tidak akan berhenti dan ajeg
begitu saja, melainkan akan berkembang secara terus-menerus. Perubahan-perubahan tersebut
dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari fonologis, morfologis, sintaksis, semantik,
hingga leksikon.
Tataran bahasa yang paling jelas kedinamisannya adalah pada leksikon. Pada setiap waktu
tertentu, akan ada kosakata baru yang muncul, kemudian kosakata lama akan tenggelam tidak
digunakan lagi, atau bahkan sebaliknya. Contohnya adalah kata “perigi”, “kempa”, dan
“centang-perenang” nyatanya pada zaman sekarang ini sudah tidak dipakai oleh penutur bahasa.
Sementara kata-kata seperti “riset”, “konklusi”, dan “pandemi” yang dulu tidak terlalu dikenal,
saat ini sudah biasa dipergunakan.
7. Bahasa Itu Beragam
Dalam hal ini, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam. Beragam ini dapat dilihat dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon.
Misalnya, Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan “terlihat” berbeda.
8. Bahasa Bersifat Manusiawi
Dalam hal bahasa yang bersifat manusiawi ini berarti bahwa bahasa adalah sebagai alat
komunikasi verbal yang hanya dimiliki dan dituturkan oleh manusia saja, sementara hewan dan
tumbuhan tidak dapat melakukannya. Meskipun hewan dapat berkomunikasi, tetapi tidak serta-
merta menggunakan bahasa manusia ini, melainkan menggunakan bunyi atau gerak isyarat
terhadap sesama hewan.
Fungsi-Fungsi Bahasa
Dalam disiplin ilmu sosiolinguistik, fungsi-fungsi bahasa ini mengacu pada sudut pandang
penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraannya.
Dilihat dalam sudut pandang penuturnya, maka bahasa dapat berfungsi sebagai personal atau
pribadi. Maksudnya adalah si penutur dapat menyatakan sikap bergantung pada ujaran apa yang
hendak dituturkan. Si penutur tidak hanya mengungkapkan emosinya lewat bahasa, tetapi juga
memperlihatkan emosi tersebut ketika menyampaikan ujarannya. Dalam hal ini, pihak lawan
bicara atau pendengar dapat menduga apakah si penutur tengah berada dalam emosi sedih,
marah, atau bahagia berdasarkan ujarannya.
Dilihat dalam sudut pandang pendengar atau lawan bicara, maka bahasa dapat berfungsi
direktif, yakni mengatur tingkah laku pendengarnya. Maksudnya, bahasa itu dapat membuat si
pendengar bersedia melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan kemauan si pembicara.
Hal tersebut dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat yang menyatakan perintah,
himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Dilihat dalam sudut pandang kontak antara penutur dengan pendengar, maka bahasa
berfungsi fatik atau interactional. Maksudnya, fungsi ini menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial antara penutur dengan pendengar.
Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam hal ini adalah seperti ketika tengah berjumpa,
pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan anggota keluarga lain.
Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa bersifat referensial atau informatif. Yakni, bahasa
berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang tengah terjadi di sekeliling
penutur atau yang ada di dalam budaya pada umumnya.
Dilihat dari segi kode yang yang digunakan, maka bahasa berfungsi metalingual atau
metalinguistik. Artinya, bahasa tersebut digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
Memang agak aneh ya Grameds, tetapi nyatanya bahasa dapat digunakan untuk membicarakan
berbagai bidang masalah yang ada di kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial,
hukum, hingga pertanian.
Dilihat dari segi amanat, maka bahasa berfungsi imaginatif. Artinya, bahasa dapat digunakan
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang secara sebenarnya maupun
hanya khayalan atau rekaan saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya sastra, misalnya
puisi, cerita, dongeng, lelucon, pantun, dan lain-lain.

More Related Content

Similar to Hakikat Bahasa.docx

3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
QurrotaAyuNeina
 
Bahasa
BahasaBahasa
BahasaJ-M
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
dibafauzia
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
SriAstuti566194
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Orangpintar Smartist
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
Agus Maulana
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
Muhammad Idris
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
SriAstuti566194
 
Seful anwar
Seful anwarSeful anwar
Seful anwar
iwan Alit
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
Muhammad Idris
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ssuserc83cb6
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
Siti Zuariyah
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
META GUNAWAN
 
Konsepsi Bahasa
Konsepsi BahasaKonsepsi Bahasa
Konsepsi Bahasa
Wisnu Nugroho Aji
 
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptxBahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
webotrenet
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
Saliza M. Ali
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
roviantoelieser
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptx
AbdiJustin
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
noorabib
 

Similar to Hakikat Bahasa.docx (20)

Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3
 
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 
Materi sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptxMateri sesi 1.pptx
Materi sesi 1.pptx
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
sesi 1.pptx
sesi 1.pptxsesi 1.pptx
sesi 1.pptx
 
Seful anwar
Seful anwarSeful anwar
Seful anwar
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
 
Arti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasaArti fungsi dan ragam bahasa
Arti fungsi dan ragam bahasa
 
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKAUAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
UAS FILSAFAT DAN SEJARAH MATEMATIKA
 
Konsepsi Bahasa
Konsepsi BahasaKonsepsi Bahasa
Konsepsi Bahasa
 
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptxBahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
Bahasa dan fungsi bahasa 1,2.pptx
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
Bahasa indonesia sebagai media komunikasi baru (2)
 
HAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptxHAKIKAT BAHASA.pptx
HAKIKAT BAHASA.pptx
 
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayuSemantik dan peristilahan bahasa melayu
Semantik dan peristilahan bahasa melayu
 

Recently uploaded

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
IrfanAudah1
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
HengkiRisman
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptxmodul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
modul 1.4 Desiminasi-Budaya-Positif.pptx.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG  MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM TENTANG MENGUKUR KEANEKARAGAMAN JENIS FLORA D...
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 

Hakikat Bahasa.docx

  • 1. Hakikat Bahasa Pada dasarnya, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen dengan pola yang tetap dan dapat memiliki beberapa kaidah di dalamnya. Atas adanya pernyataan tentang bahasa adalah sebuah sistem yang memiliki pola tertentu, maka jelas dalam suatu bahasa akan terdapat adanya subsistem di dalamnya. Subsistem ini mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis. Menurut Keraf (2001) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kembali pada konsep individu yang hidup di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka tentu saja membutuhkan adanya kemampuan komunikasi bahasa dengan sesama individu supaya sifat sosial tersebut dapat terlaksana. Kemudian, menurut Chaer (2009), berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu. Beberapa pakar linguistik lainnya juga menyatakan bahwa bahasa “berjalan” sebagai suatu sistem lambang yang bersifat arbitrer. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mengenai hakikat bahasa, yakni sebuah alat komunikasi verbal yang digunakan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan mempunyai sistem dengan pola tertentu. Sifat-Sifat Bahasa Sebelumnya, telah disebutkan bahwa bahasa itu bersifat arbitrer. Padahal sebenarnya, ada suatu bahasa itu mempunyai sifat-sifat lain selain sifat arbitrer tersebut. Sifat-sifat itulah yang membangun bahasa menjadi sebuah sistem yang berpola. Nah, berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat bahasa yang ada. 1. Bahasa Sebagai Sistem Grameds pasti sudah memahami bahwa ‘sistem’ itu berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Begitu pula dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di dalamnya. Komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus tersusun secara teratur supaya dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya. Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai komponen-komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin ilmu morfologi.
  • 2. 2. Bahasa Merupakan Lambang Seperti yang sudah dituliskan bahwa bahasa itu merupakan sistem, maka dalam sifat ini adalah berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi. Artinya, lambang- lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai bunyi bahasa. Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya disebut dengan makna atau konsep. Misalnya, kamu membaca sebuah kata [kambing], pasti kamu membayangkan sebuah makna atau konsep mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki suara mengembik dan sering dijadikan sebagai makanan sate’. Semua lambang bunyi yang memiliki atau menyatakan suatu makna atau konsep maka dapat disebut sebagai lambang ujaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam Bahasa Indonesia ini, satuan bunyi seperti [kabel], [cermin], dan [kapas] itu adalah wujud nyata dari lambang ujaran karena memiliki makna. Sementara itu, satuan bunyi seperti [akud], [ea], dan [ajem] bukanlah lambang ujaran sebab tidak memiliki makna yang pasti. 3. Bahasa Bersifat Arbitrer Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi tersebut dapat “mengonsepi” makna tertentu. Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya digunakan untuk konsep atau makna ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk dan biasa digunakan untuk membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan secara konkrit. Andaikata, kamu hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau [banteng] itu sah-sah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata untuk suatu makna atau konsep yang sama. 4. Bahasa Bersifat Konvensional Dalam hal ini, setiap penutur suatu bahasa (manusia) harus mematuhi adanya hubungan antara lambang dengan konsep yang dilambangkannya. Apabila sang penutur suatu bahasa tidak memahami hubungan tersebut, maka besar kemungkinan komunikasi yang tengah dijalinnya akan terhambat.
  • 3. Contohnya, untuk menyebut ‘kaca bening yang menampilkan bayangan’ kamu dapat menggunakan lambang bunyi [cermin]. Apabila terdapat seseorang yang seenaknya mengganti lambang bunyi menjadi [mincer], [nimrec], atau [recnim], tentu saja akan menghambat komunikasi dengan individu lain. 5. Bahasa Bersifat Produktif Apakah Grameds menyadari bahwa bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam jumlah yang tidak terbatas. Yap, sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran bahasa itu memiliki jumlah yang hampir tidak terbatas. Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia saja ternyata memuat kurang lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata tersebut dapat pula dibuat menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. 6. Bahasa Bersifat Dinamis Dalam hal ini, maksudnya adalah bahasa itu tidak akan terlepas dari adanya kemungkinan perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Apalagi bahasa itu berkembang mengikuti perkembangan budaya zaman, yang mana dua hal tersebut tentu tidak akan berhenti dan ajeg begitu saja, melainkan akan berkembang secara terus-menerus. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, hingga leksikon. Tataran bahasa yang paling jelas kedinamisannya adalah pada leksikon. Pada setiap waktu tertentu, akan ada kosakata baru yang muncul, kemudian kosakata lama akan tenggelam tidak digunakan lagi, atau bahkan sebaliknya. Contohnya adalah kata “perigi”, “kempa”, dan “centang-perenang” nyatanya pada zaman sekarang ini sudah tidak dipakai oleh penutur bahasa. Sementara kata-kata seperti “riset”, “konklusi”, dan “pandemi” yang dulu tidak terlalu dikenal, saat ini sudah biasa dipergunakan. 7. Bahasa Itu Beragam Dalam hal ini, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam. Beragam ini dapat dilihat dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon. Misalnya, Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan “terlihat” berbeda. 8. Bahasa Bersifat Manusiawi Dalam hal bahasa yang bersifat manusiawi ini berarti bahwa bahasa adalah sebagai alat komunikasi verbal yang hanya dimiliki dan dituturkan oleh manusia saja, sementara hewan dan tumbuhan tidak dapat melakukannya. Meskipun hewan dapat berkomunikasi, tetapi tidak serta- merta menggunakan bahasa manusia ini, melainkan menggunakan bunyi atau gerak isyarat terhadap sesama hewan.
  • 4. Fungsi-Fungsi Bahasa Dalam disiplin ilmu sosiolinguistik, fungsi-fungsi bahasa ini mengacu pada sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraannya. Dilihat dalam sudut pandang penuturnya, maka bahasa dapat berfungsi sebagai personal atau pribadi. Maksudnya adalah si penutur dapat menyatakan sikap bergantung pada ujaran apa yang hendak dituturkan. Si penutur tidak hanya mengungkapkan emosinya lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi tersebut ketika menyampaikan ujarannya. Dalam hal ini, pihak lawan bicara atau pendengar dapat menduga apakah si penutur tengah berada dalam emosi sedih, marah, atau bahagia berdasarkan ujarannya. Dilihat dalam sudut pandang pendengar atau lawan bicara, maka bahasa dapat berfungsi direktif, yakni mengatur tingkah laku pendengarnya. Maksudnya, bahasa itu dapat membuat si pendengar bersedia melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan kemauan si pembicara. Hal tersebut dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan. Dilihat dalam sudut pandang kontak antara penutur dengan pendengar, maka bahasa berfungsi fatik atau interactional. Maksudnya, fungsi ini menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial antara penutur dengan pendengar. Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam hal ini adalah seperti ketika tengah berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan anggota keluarga lain. Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa bersifat referensial atau informatif. Yakni, bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang tengah terjadi di sekeliling penutur atau yang ada di dalam budaya pada umumnya. Dilihat dari segi kode yang yang digunakan, maka bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa tersebut digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Memang agak aneh ya Grameds, tetapi nyatanya bahasa dapat digunakan untuk membicarakan berbagai bidang masalah yang ada di kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial, hukum, hingga pertanian. Dilihat dari segi amanat, maka bahasa berfungsi imaginatif. Artinya, bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang secara sebenarnya maupun hanya khayalan atau rekaan saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya sastra, misalnya puisi, cerita, dongeng, lelucon, pantun, dan lain-lain.