Bahan bacaan ini menjelaskan 10 hakikat bahasa, yaitu: (1) bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, (2) bahasa bersifat produktif dan unik pada setiap bahasa, (3) bahasa digunakan untuk mengidentifikasi diri kelompok sosial, dan (4) bahasa memiliki berbagai fungsi yang bergantung pada konteks penggunaannya.
Makalah ini membahas tentang sifat-sifat bahasa. Beberapa sifat bahasa yang dijelaskan antara lain bahasa sebagai sistem yang terdiri dari unsur-unsur dan aturan-aturan, bersifat lambang berupa bunyi, bermakna, bersifat arbitrer namun konvensional, universal, dinamis, bervariasi, manusiawi, dan produktif.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri bahasa dan ragam bahasa. Ciri-ciri bahasa yang dijelaskan antara lain bahwa bahasa bersifat sistematis, bermakna, arbitrer, konvensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, dan manusiawi. Ragam bahasa yang disebutkan adalah ilmiah, jurnalistik, sastra, dan undang-undang.
Bahan bacaan ini menjelaskan 10 hakikat bahasa, yaitu: (1) bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, (2) bahasa bersifat produktif dan unik pada setiap bahasa, (3) bahasa digunakan untuk mengidentifikasi diri kelompok sosial, dan (4) bahasa memiliki berbagai fungsi yang bergantung pada konteks penggunaannya.
Makalah ini membahas tentang sifat-sifat bahasa. Beberapa sifat bahasa yang dijelaskan antara lain bahasa sebagai sistem yang terdiri dari unsur-unsur dan aturan-aturan, bersifat lambang berupa bunyi, bermakna, bersifat arbitrer namun konvensional, universal, dinamis, bervariasi, manusiawi, dan produktif.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri bahasa dan ragam bahasa. Ciri-ciri bahasa yang dijelaskan antara lain bahwa bahasa bersifat sistematis, bermakna, arbitrer, konvensional, unik, universal, produktif, bervariasi, dinamis, dan manusiawi. Ragam bahasa yang disebutkan adalah ilmiah, jurnalistik, sastra, dan undang-undang.
Ringkasan presentasi tutor mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di SD adalah:
1. Mata kuliah ini membahas konsep dasar bahasa dan sastra serta kaidah bahasa Indonesia.
2. Terdiri atas 9 modul yang mencakup hakikat bahasa, tata bahasa, kosa kata, konsep sastra, dan jenis-jenis karya sastra anak.
3. Tujuannya agar mahasiswa dapat menguasai konsep dan keterampilan pengajaran
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan kajian bahasa secara ilmiah. Kajian bahasa sebagai ilmu baru yang berkembang seiring kemajuan peradaban manusia, meskipun bahasa telah ada dan dipraktikkan sejak ribuan tahun yang lalu. Kajian bahasa mencakup aspek sosial bahasa sebagai sistem komunikasi antarmanusia dan karakteristik bahasa sebagai sistem lambang yang kompleks."
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar bahasa dan sastra Indonesia, meliputi 9 modul pelajaran seperti hakikat bahasa, tata bahasa, kosa kata, jenis-jenis sastra anak, dan apresiasi sastra. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam pengajaran bahasa dan sastra di sekolah
Dokumen tersebut membahas hubungan antara bahasa dan manusia, serta perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi dan menyampaikan ide, sedangkan bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu dan secara resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928.
Dokumen tersebut membahas tentang linguistik morfologi yang mencakup pengertian kata, leksem, jenis kata berdasarkan morfem pembentuknya, jenis kata polimorfemik berdasarkan afiks, dan proses morfologis seperti afiksasi dan reduplikasi.
1. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia dalam berbagai lingkungan.
2. Bahasa terdiri dari bermacam-macam ragam yang membedakan penutur satu dengan lainnya berdasarkan faktor tempat, media, bidang, dan waktu.
3. Ragam bahasa dapat berbentuk lisan maupun tulisan, dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial penuturnya.
Dokumen ini membahas konsepsi dan fungsi bahasa menurut beberapa ahli. Konsepsi bahasa dijelaskan sebagai sistem lambang bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, sedangkan fungsinya meliputi ekspresi, komunikasi, adaptasi, dan kontrol sosial. Fungsi bahasa Indonesia mencakup sebagai bahasa persatuan, nasional, negara, dan baku untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan peristilahan bahasa Melayu. Secara ringkas, semantik adalah kajian makna kata dan ayat, yang melibatkan makna leksikal, makna dalam konteks kalimat, serta hubungan antara semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sastra.
Ringkasan presentasi tutor mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di SD adalah:
1. Mata kuliah ini membahas konsep dasar bahasa dan sastra serta kaidah bahasa Indonesia.
2. Terdiri atas 9 modul yang mencakup hakikat bahasa, tata bahasa, kosa kata, konsep sastra, dan jenis-jenis karya sastra anak.
3. Tujuannya agar mahasiswa dapat menguasai konsep dan keterampilan pengajaran
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah dan perkembangan kajian bahasa secara ilmiah. Kajian bahasa sebagai ilmu baru yang berkembang seiring kemajuan peradaban manusia, meskipun bahasa telah ada dan dipraktikkan sejak ribuan tahun yang lalu. Kajian bahasa mencakup aspek sosial bahasa sebagai sistem komunikasi antarmanusia dan karakteristik bahasa sebagai sistem lambang yang kompleks."
Dokumen tersebut membahas tentang makna dalam linguistik, terutama dalam bidang semantik. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian makna, jenis-jenis makna seperti makna leksikal, gramatikal, dan kontekstual, serta relasi antara tanda bahasa dan konsep yang dimaksud.
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar bahasa dan sastra Indonesia, meliputi 9 modul pelajaran seperti hakikat bahasa, tata bahasa, kosa kata, jenis-jenis sastra anak, dan apresiasi sastra. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dalam pengajaran bahasa dan sastra di sekolah
Dokumen tersebut membahas hubungan antara bahasa dan manusia, serta perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi dan menyampaikan ide, sedangkan bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu dan secara resmi ditetapkan sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 1928.
Dokumen tersebut membahas tentang linguistik morfologi yang mencakup pengertian kata, leksem, jenis kata berdasarkan morfem pembentuknya, jenis kata polimorfemik berdasarkan afiks, dan proses morfologis seperti afiksasi dan reduplikasi.
1. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia dalam berbagai lingkungan.
2. Bahasa terdiri dari bermacam-macam ragam yang membedakan penutur satu dengan lainnya berdasarkan faktor tempat, media, bidang, dan waktu.
3. Ragam bahasa dapat berbentuk lisan maupun tulisan, dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial penuturnya.
Dokumen ini membahas konsepsi dan fungsi bahasa menurut beberapa ahli. Konsepsi bahasa dijelaskan sebagai sistem lambang bunyi yang disepakati untuk berkomunikasi, sedangkan fungsinya meliputi ekspresi, komunikasi, adaptasi, dan kontrol sosial. Fungsi bahasa Indonesia mencakup sebagai bahasa persatuan, nasional, negara, dan baku untuk mempersatukan masyarakat Indonesia.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya ilmu semantik bagi guru bahasa Melayu dan menjelaskan beberapa aspek makna yang perlu diketahui, yaitu: (1) makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan referensial yang membentuk makna kata, (2) hubungan semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sejarah, serta (3) pentingnya memahami as
Dokumen tersebut membahas tentang semantik dan peristilahan bahasa Melayu. Secara ringkas, semantik adalah kajian makna kata dan ayat, yang melibatkan makna leksikal, makna dalam konteks kalimat, serta hubungan antara semantik dengan disiplin ilmu lain seperti falsafah, psikologi, antropologi, dan sastra.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Hakikat Bahasa.docx
1. Hakikat Bahasa
Pada dasarnya, bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh
sejumlah komponen dengan pola yang tetap dan dapat memiliki beberapa kaidah di
dalamnya. Atas adanya pernyataan tentang bahasa adalah sebuah sistem yang
memiliki pola tertentu, maka jelas dalam suatu bahasa akan terdapat adanya
subsistem di dalamnya. Subsistem ini mencakup fonologi, morfologi, dan sintaksis.
Menurut Keraf (2001) bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kembali pada
konsep individu yang hidup di tengah masyarakat sebagai makhluk sosial, maka
tentu saja membutuhkan adanya kemampuan komunikasi bahasa dengan sesama
individu supaya sifat sosial tersebut dapat terlaksana. Kemudian, menurut Chaer
(2009), berpendapat bahwa bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam
berkomunikasi itu. Beberapa pakar linguistik lainnya juga menyatakan bahwa
bahasa “berjalan” sebagai suatu sistem lambang yang bersifat arbitrer.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mengenai hakikat bahasa,
yakni sebuah alat komunikasi verbal yang digunakan manusia dalam menjalani
kehidupan sehari-hari dan mempunyai sistem dengan pola tertentu.
Sifat-Sifat Bahasa
Sebelumnya, telah disebutkan bahwa bahasa itu bersifat arbitrer. Padahal
sebenarnya, ada suatu bahasa itu mempunyai sifat-sifat lain selain sifat arbitrer
tersebut. Sifat-sifat itulah yang membangun bahasa menjadi sebuah sistem yang
berpola. Nah, berikut adalah penjelasan dari sifat-sifat bahasa yang ada.
1. Bahasa Sebagai Sistem
Grameds pasti sudah memahami bahwa ‘sistem’ itu berarti susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Begitu pula
dengan bahasa, yang memiliki sistem tertentu di dalamnya. Komponen-komponen
yang terdapat di dalam suatu sistem bahasa harus tersusun secara teratur supaya
dapat dimengerti oleh penutur dan lawan penuturnya.
Dalam Bahasa Indonesia, komponen-komponen tersebut berupa Subjek (S),
Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Untuk mempelajari mengenai
komponen-komponen yang mengatur suatu bahasa dapat ditemukan dalam disiplin
ilmu morfologi.
2. 2. Bahasa Merupakan Lambang
Seperti yang sudah dituliskan bahwa bahasa itu merupakan sistem, maka dalam
sifat ini adalah berupa lambang-lambang yang berbentuk bunyi. Artinya, lambang-
lambang tersebut berwujud bunyi yang biasanya disebut sebagai bunyi bahasa.
Setiap lambang dari bahasa dapat melambangkan sesuatu yang nantinya disebut
dengan makna atau konsep.
Misalnya, kamu membaca sebuah kata [kambing], pasti kamu membayangkan
sebuah makna atau konsep mengenai ‘sejenis binatang berkaki empat yang
memiliki suara mengembik dan sering dijadikan sebagai makanan sate’.
Semua lambang bunyi yang memiliki atau menyatakan suatu makna atau konsep
maka dapat disebut sebagai lambang ujaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam Bahasa Indonesia ini, satuan bunyi seperti [kabel], [cermin], dan [kapas] itu
adalah wujud nyata dari lambang ujaran karena memiliki makna. Sementara itu,
satuan bunyi seperti [akud], [ea], dan [ajem] bukanlah lambang ujaran sebab tidak
memiliki makna yang pasti.
3. Bahasa Bersifat Arbitrer
Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa
berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi
tersebut dapat “mengonsepi” makna tertentu.
Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya digunakan untuk konsep atau makna
‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki tanduk dan biasa digunakan untuk
membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan secara konkrit. Andaikata, kamu
hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau [banteng] itu sah-sah saja. Hal
tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi yang memiliki padanan kata
untuk suatu makna atau konsep yang sama.
4. Bahasa Bersifat Konvensional
Dalam hal ini, setiap penutur suatu bahasa (manusia) harus mematuhi adanya
hubungan antara lambang dengan konsep yang dilambangkannya. Apabila sang
penutur suatu bahasa tidak memahami hubungan tersebut, maka besar
kemungkinan komunikasi yang tengah dijalinnya akan terhambat.
3. Contohnya, untuk menyebut ‘kaca bening yang menampilkan bayangan’ kamu
dapat menggunakan lambang bunyi [cermin]. Apabila terdapat seseorang yang
seenaknya mengganti lambang bunyi menjadi [mincer], [nimrec], atau [recnim],
tentu saja akan menghambat komunikasi dengan individu lain.
5. Bahasa Bersifat Produktif
Apakah Grameds menyadari bahwa bahasa itu sangat produktif yang dapat berkembang dalam
jumlah yang tidak terbatas. Yap, sejalan dengan sifat bahasa yang dinamis, satuan-satuan ujaran
bahasa itu memiliki jumlah yang hampir tidak terbatas. Contohnya, dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia saja ternyata memuat kurang lebih sekitar 23.000 buah kata, yang mana kata-kata
tersebut dapat pula dibuat menjadi banyak kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
6. Bahasa Bersifat Dinamis
Dalam hal ini, maksudnya adalah bahasa itu tidak akan terlepas dari adanya kemungkinan
perubahan yang terjadi sewaktu-waktu. Apalagi bahasa itu berkembang mengikuti
perkembangan budaya zaman, yang mana dua hal tersebut tentu tidak akan berhenti dan ajeg
begitu saja, melainkan akan berkembang secara terus-menerus. Perubahan-perubahan tersebut
dapat terjadi pada semua tataran bahasa, mulai dari fonologis, morfologis, sintaksis, semantik,
hingga leksikon.
Tataran bahasa yang paling jelas kedinamisannya adalah pada leksikon. Pada setiap waktu
tertentu, akan ada kosakata baru yang muncul, kemudian kosakata lama akan tenggelam tidak
digunakan lagi, atau bahkan sebaliknya. Contohnya adalah kata “perigi”, “kempa”, dan
“centang-perenang” nyatanya pada zaman sekarang ini sudah tidak dipakai oleh penutur bahasa.
Sementara kata-kata seperti “riset”, “konklusi”, dan “pandemi” yang dulu tidak terlalu dikenal,
saat ini sudah biasa dipergunakan.
7. Bahasa Itu Beragam
Dalam hal ini, meskipun bahasa itu mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
disampaikan oleh penutur yang heterogen yang memiliki latar belakang sosial dan kebiasaan
yang berbeda, maka bahasa dapat menjadi beragam. Beragam ini dapat dilihat dalam tataran
fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon.
Misalnya, Bahasa Jawa pada dasarnya mempunyai kaidah atau pola yang sama, tetapi apabila
dituturkan oleh masyarakat di Surabaya dan di Pekalongan, tentu saja akan “terlihat” berbeda.
8. Bahasa Bersifat Manusiawi
Dalam hal bahasa yang bersifat manusiawi ini berarti bahwa bahasa adalah sebagai alat
komunikasi verbal yang hanya dimiliki dan dituturkan oleh manusia saja, sementara hewan dan
tumbuhan tidak dapat melakukannya. Meskipun hewan dapat berkomunikasi, tetapi tidak serta-
merta menggunakan bahasa manusia ini, melainkan menggunakan bunyi atau gerak isyarat
terhadap sesama hewan.
4. Fungsi-Fungsi Bahasa
Dalam disiplin ilmu sosiolinguistik, fungsi-fungsi bahasa ini mengacu pada sudut pandang
penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraannya.
Dilihat dalam sudut pandang penuturnya, maka bahasa dapat berfungsi sebagai personal atau
pribadi. Maksudnya adalah si penutur dapat menyatakan sikap bergantung pada ujaran apa yang
hendak dituturkan. Si penutur tidak hanya mengungkapkan emosinya lewat bahasa, tetapi juga
memperlihatkan emosi tersebut ketika menyampaikan ujarannya. Dalam hal ini, pihak lawan
bicara atau pendengar dapat menduga apakah si penutur tengah berada dalam emosi sedih,
marah, atau bahagia berdasarkan ujarannya.
Dilihat dalam sudut pandang pendengar atau lawan bicara, maka bahasa dapat berfungsi
direktif, yakni mengatur tingkah laku pendengarnya. Maksudnya, bahasa itu dapat membuat si
pendengar bersedia melakukan sesuatu atau kegiatan yang sesuai dengan kemauan si pembicara.
Hal tersebut dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat yang menyatakan perintah,
himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Dilihat dalam sudut pandang kontak antara penutur dengan pendengar, maka bahasa
berfungsi fatik atau interactional. Maksudnya, fungsi ini menjalin hubungan, memelihara,
memperlihatkan perasaan bersahabat, atau solidaritas sosial antara penutur dengan pendengar.
Ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan dalam hal ini adalah seperti ketika tengah berjumpa,
pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan anggota keluarga lain.
Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa bersifat referensial atau informatif. Yakni, bahasa
berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang tengah terjadi di sekeliling
penutur atau yang ada di dalam budaya pada umumnya.
Dilihat dari segi kode yang yang digunakan, maka bahasa berfungsi metalingual atau
metalinguistik. Artinya, bahasa tersebut digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
Memang agak aneh ya Grameds, tetapi nyatanya bahasa dapat digunakan untuk membicarakan
berbagai bidang masalah yang ada di kehidupan manusia, mulai dari politik, ekonomi, sosial,
hukum, hingga pertanian.
Dilihat dari segi amanat, maka bahasa berfungsi imaginatif. Artinya, bahasa dapat digunakan
untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik yang secara sebenarnya maupun
hanya khayalan atau rekaan saja. Fungsi imaginatif ini biasanya berupa karya sastra, misalnya
puisi, cerita, dongeng, lelucon, pantun, dan lain-lain.