SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PENGARUH VARIASI METODE PENCELUPAN PADA KAIN NYLON
MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN ALPUKAT TERHADAP
KETAHANAN LUNTUR
Disusun oleh:
Kelompok 1
Indri Arfiyani 14050003
Beni Kurniawan 14050008
Fitria Nurul Putri 14050014
Grup : 1B1
Dosen : Ida Nuramdhani.,S.ST.M.Sc
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2015
ABSTRAK
Tujuan dari percobaan ini adalah membuat zat warna alam dari daun alpukat dengan
metode ekstraksi. Daun alpukat sebanyak 250 g direbus selama kurang lebih 2-3 jam
hingga diperoleh ekstraks berwarna cokelat pekat sebanyak 3 L. Hasil ekstrak yang
diperoleh digunakan sebagai zat pewarna pada proses pencelupan. Pada proses ini
menggunakan contoh uji kain nilon dengan 3 metode pencelupan, yaitu metode celup-
mordan, metode mordan-celup dan metode celup non mordan. Suhu yang digunakan
pada saat proses pencelupan pun sama, yaitu pada suhu 70°C. Hasil pencelupan zat
warna ini menghasilkan warna cokelat yang relatif sama dengan ketiga metode yang
digunakan. Selanjutnya dilakukan uji tahan gosok dan uji tahan cuci terhadap kain
nylon yang telah dicelup agar diketahui ketahanan luntur dan intensitas warna kain.
Hasil percobaan dengan ke-3 metode pencelupan memberikan efek berbeda.
Berdasarkan evaluasi yang telah kami lakukan, metode celup non mordan merupakan
hasil yang paling bagus di antara ke-2 metode celup lainnya. Sedangkan untuk hasil
ketuaan warna, metode mordan-celup merupakan hasil yang paling bagus.
ABSTRACT
The purpose of this experiment is to make natural dyes from avocado leaves with
extraction method. 250 g avocado leaves boiled for approximately 2-3 hours to obtain
a thick brown extract as much as 3 L. The results of the extract obtained is used as a
dye in the dyeing process. In this process using nylon fabric sample with 3 immersion
method, there are dye-mordant method, mordant-dye method and non mordant
dyeing method . The temperature used during the dyeing process is the same, the
temperature is 70°C. The results of this color generating substances immersion
brown color that is relatively similar to the third method used. Furthermore, the
rubbing resistance test and washing resistance test against nylon fabric which has
been dyed so that unknown fastness and color intensity of the fabric. The results
experiments with three methods of dyeing give different effects. Based on the
evaluation we have done, non mordant dyeing method is the result of the best among
with the other two dye method. As for the results of aging color, mordant-dye method
is the best results.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Belakangan ini, pemakaian zat warna alami sebagai pewarna tekstil
mengalami peningkatan. Hal ini desebabkan oleh adanya larangan pemakaian zat
pewarna sintetis (ZPS) tertentu terutama zat pewarna sintetis yang mengandung
gugus azo (bersifat korsinogenetik) yang di duga kuat dapat mengakibatkan alergi
kulit dan nantinya akan menjadi kanker kulit dan kerusakan otak . Selain itu zat
warna sintetis mengandung logam berat yang akan menimbulkan dampak
lingkungan, antara lain pencemaran tanah, air, udara serta harga dari pewarna
sintetis yang relative mahal.
Pada penelitian yang kami lakukan, contoh uji pencelupan menggunakan
berbagai jenis serat tekstil, dimana hasil pencelupanya memiliki ketuaan warna yang
bagus. Dari segi kualitas, serat sutera pada umumnya memiliki warna paling bagus
dibandingkan dengan bahan dari nylon, kapas dan serat lainnya, sehingga saat
dilakukan pencelupan dengan zat warna alami ini serat yang akan kami pilih adalah
serat nylon. Karena penggunaan zat warna alami dengan menggunakan ekstraksi
daun alpukat pada kain sutera sudah sering dan biasa dilakukan untuk proses
penelitian tertentu. Oleh sebab itu kelompok kami menggunkan serat nylon sebagai
bahan praktikum ini,karena warna yang dihasilkan oleh serat nylon unik , masih
sedikit dan jarang sekali digunakan sebagai bahan prktikum selain itu mengapa
kelompok kami menggunakan serat nylon dan bukan sutera karena harga serat
nylon lebih ekonomis dibanding serat sutera.
Berbeda dengan zat warna sintetis, zat warna alami lebih ramah lingkungan
dimana sisa limbah padat yang dihasilkan dapat didegradasi alam atau dapat
digunakan sebagai kompos dan harga zat warna alami relative lebih murah karena
sumber utamanya dapat diperoleh dari alam. Pewarna alami dapat dihasilkan dari
tumbuhan, seperti dari bagian batang,akar, daun, bunga, kulit batang. Salah satu
sumber daya alam yang berpotensi besar untuk dapat dikembangkan menjadi zat
pewarna alam tekstil adalah “Ekstrak Warna Daun Alpukat (persea Americana
miller)”. Hal ini dengan pertimbangan bahwa :
- Berdasarkan eksperimen awal yang telah dilakukan, ternyata daun Alpukat/
Avokat (Persea Americana Miller) menghasilkan efek warna yang sangat indah
pada jenis kain sutera, nylon, berkolin (cotton), dan satin (sintetis).
- Tanaman Alpukat/ Avokat (Persea Americana Miller) merupakan tanaman yang
potensial dan mudah didapatkan di sekitar kita, karena Indonesia merupakan
salah satu negarapenghasil alpukat yang terbesar di Asia Tenggara.
- Untuk meningkatkan nilai tambah karena selama ini daun alpukat belum banyak
dimanfaatkan untuk kehidupan manusia.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud :Membuat ekstraksi dari daun alpukat serta melakukan pencelupan
pada kain nylon dengan berbagai variasi metode
Tujuan :Mengetahui dan membandingkan pengaruh variasi metode
pencelupan pada kain nylon menggunakan ekstrak daun alpukat
dilihat dari ketahanan luntur warnanya terhadap pencucian dan tahan
gosok
1.3. HIPOTESA
Daun alpukat memiliki kandungan zat tanin yang terdapat pada flavonoid. Dengan
adanya kandungan tersebut maka daun alpukat dapat dijadikan sebagai zat warna
alam. Kandungan tanin yang terdapat pada flavonoid memiliki gugus OH, sehingga
dapat berikatan dengan serat nylon yang memiliki gugus NH2. Ikatan yang terbentuk
tersebut adalah ikatan ionik. Adanya kandungan tanin yang terdapat pada flavonoid
menyebabkan zat warna alam daun alpukat dapat menghasilkan warna kuning
hingga kecoklatan.
1.4. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan yang kami lakukan adalah pencelupan menggunakan ekstrak
daun alpukat pada kain nilon dengan variasi berbagai metode.
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
Celup-Mordan Mordan-Celup Celup Tanpa Mordan
DIAGRAM ALIR
*Mordan dengan tawas
Bahan Daun Alpukat Kering (250 g)
Ekstrasi zat warna
(8 L diambil 3 L)
Pencelupan (Nylon)
Mordan-Celup Celup Tanpa MordanCelup-Mordan
Tahan Gosok Tahan Cuci
Evaluasi
Pembuatan Zat
Warna Bubuk
Identifikasi zat warna
BAB II
TEORI PENDEKATAN
2.1. KARAKTERISTIK UMUM
Tanaman alpukat atau sering juga disebut tanaman avokat, berasal dari
daerah di sekitar kawasan Chiapas-Guatemala dan Honduras. Tanaman ini juga
ditemukan oleh orang Spanyol di daerah Amerika Tengah, Peru, dan Venezuela.
Kemudian pada abad ke17, tanaman alpukat ini telah menyebar luas hingga
kepulauan Karibia, Amerika Tengah, hingga Asia Tenggara. Dan sekarang ini,
tanaman alpukat tersebut telah meluas di seluruh dunia baik di daerah tropis maupun
subtropik. Secara taksonomi, tanaman alpukat ini termasuk jenis tumbuhan
Spermatophyta, golongan Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, Sub kelas
Dialypetalae, Ordo Polycarpicae (Ranales atau Ranunculales), Familia Lauraceae,
Genus Persea, dan mempunyai nama latin Persea Americana Miller (Gembong,
1993).
Tanaman alpukat ini merupakan tanaman tahunan, dimana daunnya hadir
setiap musim di daerah tropis. Batangnya dapat mencapai ketinggian 20 m, akar
pancarnya dapat menembus tanah hingga kedalaman 3-4 m. Daunnya spiral
melingkar, bentuk batangnya bervariasi, mempunyai tangkai daun dengan panjang
1,5 – 5 cm, lembaran daun ellips hingga bulat telur atau lonjong, panjang antara 5-40
cm dan lebar 3-15 cm, warna daunnya merah saat masih muda kemudian berubah
menjadi hijau setelah tua.
2.2. SIFAT DAN STRUKTUR KIMIA
Hasil penelitian yang telah dilakukan Maryati dkk (2007) bahwa penapisan
fitokimioa daun alpukat (Persea Americana Mill.) menunjukkan adanya golongan
senyawa flavonoid, tanin katekat, kunoin, saponin dan steroid/triterpenoid.
Kandungan kimia daun alpukat juga dibuktikan oleh Anita et al., (2005) bahwa
alpukat mengandung saponin, tanin, phlobatanin, flavonoid, alkaloid, dan
polisakarida. Penelitian lai pada ekstrak methanol pada daun alpukat juga
mengandung steroid, tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, antaquinon, triterpen (Assolu
et al., 2010 dalam Prawirs, 2012:5).
Tabel 1. Struktur Kimia yang Terkandung dalam Daun Alpukat
(a) Flavonoid (b) Tanin
TANIN
Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol
mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Secara kimia
tanin dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi atau tanin katekin dan
tanin terhidrolisis (Robinson, 1995). Tanin terkondensasi terdapat dalam paku-
pakuan, gimnospermae dan angiospermae, terutama pada jenis tumbuh-tumbuhan
berkayu. Tanin terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua.
Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat
dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil).
Monomer tanin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari
campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya tergabung dengan
karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tanin akan dapat
berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap
formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi.
Adapun kandungan senyawa daun alpukat yang dimanfaatkan untuk zat
warna yaitu tanin. Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua
yang terkonjugasi pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya
gugus (OH) sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna kuning-
coklat.
2.3. TEKNIK EKSTRAKSI ZAT WARNA
Zat pewarna alami atau vegetable dyes/ natural dyes(tumbuhan alami)
adalah agensia pewarna yang berasal dari tanaman. Zat pewarna alami ini
diekstraksi melalui permentasi, pendidihan atau perlakuan kimiawi dari substansi
kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman.
Proses ekstraksi analog dengan proses pemisahan dimana zat-zat yang
terlarut yang kepolarannya berbeda akan terdistribusi di antara 2 pelarut yang tidak
bisa bercampur. Rasio masing-masing zat terlarut pada tiap pelarut tersebut
dinyatakan dengan
Kd adalah koefisien distribusi atau koefisien partisi yang merupakan kostanta
kesetimbangan khusus berkait dengan kelarutan suatu zat dalam dua pelarut yang
berbeda, seperti air dengan pelarut organik, sehingga senyawa anorganik dan
senyawa organik yang polar akan lebih banyak larut dalam air, sedang senyawa
organik yang non polar akan lebih banyak larut pada pelarut organik.
Pada dasarnya cara ekstraksi yang tepat bergantung pada tekstur dan
kandungan air bahan tumbuhan yang di ekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi.
Umumnya kita harus mengisolasi jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya
oksidasi enzim atau hidrolisis dengan cara memasukkan bahan tumbuhan segar (bila
perlu di potong-potong) kedalam larutan etanol mendidih. Selanjutnya bahan
ditumbuk sampai halus (dilumatkan), lalu disaring hal ini dilakukan jika kita
menginginkan hasil ekstraksi habis.Bila ingin mengisolasi senyawa dari jaringan
hijau, keberhasilan ekstraksi dengan alkohol tergantung dari berapa banyak klorofil
yang tertarik oleh pelarut tersebut.
2.4. PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA ALAM
Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil
pigmen – pigmen penimbul warna yang berada di dalam tumbuhan baik terdapat
pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi pengambilan
pigmen zat warna alam disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi ini dilakukan
dengan merebus bahan dengan pelarut air. Bagian tumbuhan yang di ekstrak adalah
bagian yang diindikasikan paling kuat/banyak memiliki pigmen warna misalnya
bagian daun, batang, akar, kulit buah, biji ataupun buahnya.
Kendala pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam adalah
ketersediaan variasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang
tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan
larutan pewarna tekstil. Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis
penggunaannya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki
potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki
pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusif.
Untuk itu, sebagai upaya mengangkat kembali penggunaan zat warna alam untuk
tekstil maka perlu dilakukan pengembangan zat warna alam dengan melakukan
eksplorasi sumber- sumber zat warna alam dari potensi sumber daya alam Indonesia
yang melimpah.
BAB III
PERCOBAAN
3.1. ALAT DAN BAHAN
3.1.1. Alat
Alat utama :
- Timbangan digital - Thermometer
- Gelas piala - Pipet
- Pengaduk - Tabung ukur
- Kaki tiga - Oven
- Kasa - Cawan
- Pembakar (Kompor atau Bunsen) - Panci
- Thermometer
- Kulkas
Alat Uji :
- Alat uji tahan gosok
- Alat uji tahan cuci
- Kelereng
- Spektofotometer
- Grey scale dan staining scale
3.1.2. Bahan
Bahan utama :
- Daun Alpukat kering
- Kain nylon
- Air
Bahan Pembantu :
- NaCl - Kain kapas
- Tawas - Kain poliester
- Air Sabun - Mesin Jahit
3.2. RESEP
3.2.1. Resep pencelupan metode Celup-Mordan dan Mordan-Celup
No Resep
1 Tawas ( Al2SO4 ) 3 g/L
2 NaCl 10 g/L
3 Suhu 70°C
4 Vlot 1:50
3.2.2. Resep pencelupan metoda Tanpa Mordan
No Resep
1 NaCl 10 g/L
2 Suhu 70°C
3 Vlot 1:50
3.3. PROSEDUR KERJA
1.3.1. Ekstrasi Zat Warna
1. Daun alpukat dipotong-potong menjadi ukuran yang relatif kecil.
2. Kemudian dikeringkan (dijemur).
3. Daun alpukat yang sudah kering kemudian direbus dalam air.
4. Pemberian air pada saat direbus yaitu sampai bahan terendam semua.
5. Daun alpukat direbus sampai warna dari daun alpukat keluar sesuai dengan
yang diinginkan.
6. Buat ekstrasi sampai 3 L, bila pada ekstraksi pertama belum 3 L, maka buat
ekstraksi yang kedua dengan cara seperti pada ekstraksi yang pertama.
7. Kemudian daun alpukat disaring untuk memisahkan ekstrak dan ampasnya,
8. Hasil ekstraksi disimpan di dalam botol.
1.3.2. Pembuatan Zat Warna Bubuk
1. Ekstrak daun alpukat diambil 50 ml dan diletakkan dalam cawan.
2. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam oven.
3. Ekstrak tersebut dibiarkan sampai mongering.
1.3.3. Pencelupan
1. Pencelupan
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Timbang kain nilon
- Semua kebutuhan zat (NaCl+zat warna) dihitung sesuai resep ,
kemudian buat larutan untuk pencelupan
- Masukkan kain ke dalam larutan, kemudian panaskan hingga suhu
mencapai 70°C selama 30”
- Kemudian angkat dan cuci kain
2. Mordan
- Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
- Timbang kain nilon
- Semua kebutuhan zat (NaCl+ Al2SO4) dihitung sesuai resep ,
kemudian buat larutan untuk mordan
- Masukkan kain ke dalam larutan, kemudian panaskan hingga suhu
mencapai 70°C selama 30”
- Kemudian angkat dan cuci kain
1.3.4. Uji Tahan Gosok
- Kain contoh uji yang telah dicelup dipotong-potong dengan ukuran
5x20 cm dan siapkan potongan kain kapas putih sebagai
pembanding.
- Kemudian kain contoh uji digosokkan dengan menggunakan alat yang
telah tersedia di laboratorium sebanyak 10x gosokan.
- Dilakukan dalam keadaan serat kapas kering dan basah
- Membandingkan serat kapas yang telah diuji tahan gosok tadi,
dengan menggunakan staining scale.
1.3.5. Uji Tahan Luntur
- Siapkan tabung besi yang sudah bersih, kemudian masukkan sabun
netral yang telah disiapkan dan 5 buah kelereng besi ke dalam tabung
tersebut.
- Kemudian siapkan kain contoh uji dan dipotong dengan ukuran 5x10
cm, begitu pula pada kain kapas dan polyester sebagai pembanding.
- Kemudian ketiga kain tersebut dijahit dengan posisi kain nylon berada
di tengah kain pembanding.
- Kemudian masukkan contoh uji yang telah dijahit pada tabung besi
yang telah disediakan
- Masukkan tabung besi kedalam mesin HTHP selama 45 menit.
- Kemudian keringkan kain, dan bandingkan kain dengan grey scale
dan staining scale.
1.3.6. Uji Spektofotometri
- Spektrofotometer disambungkan ke komputer dan program dibuka.
- Sebelum digunakan, spektrofotometri dikalibrasi terlebih dahulu
dengan warna hitamdan warna putih.
- Kain diuji dengan meletakkan kain pada lubang di alat dan dijepit
- Akan muncul grafik yang menunjukkan nilai
2
BAB IV
HASIL DAN DISKUSI
4.1. KANDUNGAN AIR BAHAN
Berat basah daun alpukat =1,347 g
Berat akhir daun alpukat = g
Kandungan air = = =
4.2. HASIL PENCELUPAN
Metode Celup-Mordan Metode Mordan-Celup Metode Celup non Mordan
Warna
Coklat pastel Coklat muda Coklat pucat
TABEL KETUAAN WARNA
Teknik
Pencelupan
Hasil Uji Dengan Spektrofotometri
Maxʎ
(n/m)
Reflektansi
(%)
Nilai
L°
Nilai
a°
Nilai
b°
Nilai K/S
CELUP+ MORDAN 400 16,10 71,60 8,70 14,32 2,1860
MORDAN+CELUP 400 12,89 68,30 11,42 17,79 2,9433
CELUP TANPA
MORDAN
400 13,41 68,48 10,83 16,62 2,7953
4.3. KETAHANAN LUNTUR
PENGUJIAN DAYA TAHAN CUCI PADA KAIN NYLON YANG TELAH MENGALAMI
PROSES PENCELUPAN DENGAN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM DAUN
ALPUKAT
Celup+mordan Mordan+celup Celup non mordan
HASIL UJI DAYA TAHAN CUCI (LUNTUR)
Kain Kapas
Polyester
PENGUJIAN DAYA TAHAN GOSOK PADA KAIN NYLON YANG TELAH MENGALAMI
PROSES PENCELUPAN DENGAN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM DAUN
ALPUKAT
Celup+Mordan Mordan+Celup Celup Non Mordan
HASIL UJI DAYA TAHAN GOSOK
Uji gosok basah
Uji gosok kering
4.3.1. Tahan Pencucian
No Metode Grey Scale
Stainning Scale
Kapas Poliester
1 Celup-Mordan 4 4 5
2 Mordan-Celup 4 4 5
3 Celup Tanpa Mordan 4 4/5 5
4.3.2. Tahan Gosok
No Metoda
Tahan Gosok
Kering Basah
1 Celup-Mordan 4/5 5
2 Mordan-Celup 4/5 4/5
3 Celup Tanpa Mordan 4/5 5
DISKUSI
Zat warna yang dihasilkan dari 250 g daun alpukat menghasilkan warna yang cukup
pekat jika dilihat secara kasat mata. Untuk penampang ataupun kondisi dari daun itu sendiri
berpengaruh terhadap hasil ekstraksi. Untuk jenis serat yang kami gunakan, kami lebih
memilih serat nylon karena pada gugus amina serat nylon memiliki muatan positif. Hal ini
menyebabkan kain bisa tercelup dengan rata menggunakan ekstrak daun alpukat, walaupun
hasil setelah dilakukan proses pencelupan lebih bagus warna yang ada pada serat sutera
dibanding serat nylon. Sebelumnya dilakukan berbagai macam uji ketahanan terhadap daya
luntur warna kain.
Perbedaan warna yang dihasilkan dari proses pencelupan dengan ketiga teknik
metode ini sangat menonjol. Dimana pada metode mordan-celup menghasilkan warna yang
sedikit lebih tua dikarenakan zat warna terserap lebih banyak oleh serat.
Pada metoda celup-mordan menghasilkan warna coklat pastel sedangkan pada
metode celup non mordan menghasilkan warna coklat pucat. Hali ini disebabkan oleh
proses mordanting yang berakibat meningkatnya daya tarik zat warna alam terhadap bahan
serat nylon serta menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik
Setelah proses pencelupan dilakukan evaluasi tahan luntur kain yaitu uji tahan cuci
dan uji tahan gosok. Berdasarkan evaluasi yang telah kami lakukan, metode celup non
mordan merupakan hasil yang paling bagus diikuti metode mordan-celup dan metode
celup-mordan.
Kendala yang kami alami ketika melakukan praktikum yaitu pada saat melakukan
evaluasi uji tahan luntur kain nilon terhadap uji tahan gosok dan uji tahan cuci dengan
membaca hasil kain dengan menggunakan staining scale dan gray scale. Mengapa
demikian? Karena hasil yang warna diperoleh tidak jauh berbeda satu sama lain di antara
ke-3 variasi metode pencelupan yang digunakan.
Selain kendala diatas, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pada praktikum ini
yaitu, kesalahan menggunakan resep zat mordan yang terlalu tinggi, kesalahan teknis
dalam menggunakan alat-alat, kurangnya ketelitian saat perhitungan bahan sehingga kami
masih perlu meninjau ulang proses yang dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak daun alpukat dapat mewarnai serat nylon dengan cukup baik.
2. Metoda celup-mordan menghasilkan warna coklat pastel sedangkan pada metode
celup non mordan menghasilkan warna coklat pucat.
3. Zat warna dengan menggunkan teknik mordan+celup dapat menghasilkan
ketuaan dan ketajaman warna yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknik
celup+mordan maupun teknik celup non mordan.
4. Hasil pengujian tahan luntur dalam pencucian paling bagus diperoleh dengan
teknik celup non mordan.
5. Hasil pengujian tahan gosok kering memperlihatkan hasil yang sebanding
diantara ketiga metode yaitu 4/5 sedangkan untuk uji gosok basah metoda
celup+mordan dan celup non mordan memperlihatkan hasil yang sama yaitu 5
dan untuk metoda mordan+celup memperlihatkan hasil 4/5.
SARAN
Agar hasil dari pencelupan zat warna alam dengan teknik ekstrasi menggunakan daun
alpukat lebih baik maka :
1. Memperhatikan waktu saat melakukan ekstraksi
2. Agar praktikkan memperoleh hasil pencelupan yang optimal maka disarankan
memakai variasi metode mordan+celup
DAFTAR PUSTAKA
Widyaningsih, 2012, Kimia Analisis Teknik Penyempurnaan Tekstil, Pemalang: SMK
Texmaco
Karyana, Dede, dkk. 2005. Bahan Ajar Kimia Zat Warna. Bandung: Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil.
Moerdoko, Wibowo, dkk. 1973. Evaluasi Tekstil Bagian Fisika. Bandung: Institut teknologi
Tekstil.
Muhammad Ichwan, AT., M.Engi. dan Rr.Wiwiek Eka Mulyani, S.ST., MT Bk. Teks.2013.
Bahan Ajar Praktikum Pencelupan 2. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
Evaluasi Tekstil Bagian Kimia, Institut Teknologi Tekstil, Bandung 1975
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-widihastuti-spdmpd/ringkasan-lappen-
metode-pencelupan-dengan-ekstrak-warna-daun-alpukat.pdf (Diunduh pada 15 Mei 2015
20:30)
http://www.academia.edu/9121878/Kandungan_Kimia_Daun_Alpukat (Diunduh pada 15 Mei
2015 21:05)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-widihastuti-spdmpd/pemanfaatan-ekstrak-
warna-daun-alpukat-naskah-wuny.pd (Diunduh pada 27 Maret 2015 pukul 17:00)

More Related Content

What's hot

laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonCha Bela
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiwd_amaliah
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anionTillapia
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanFransiska Puteri
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISLinda Rosita
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometriandi septi
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetrilombkTBK
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanwd_amaliah
 

What's hot (20)

laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
GC kolom
GC kolomGC kolom
GC kolom
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Sintesis Asetanilida
Sintesis AsetanilidaSintesis Asetanilida
Sintesis Asetanilida
 
Kelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbonKelompok 4 senyawa karbon
Kelompok 4 senyawa karbon
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
HIDROKARBON
HIDROKARBONHIDROKARBON
HIDROKARBON
 
Laporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasiLaporan rekristalisasi
Laporan rekristalisasi
 
Uji kation anion
Uji kation   anionUji kation   anion
Uji kation anion
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawabanITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
ITP UNS SEMESTER 2 Latihan soal gravimetri & jawaban
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
Ir dan ftir
Ir dan ftirIr dan ftir
Ir dan ftir
 
Titrasi argentrometri
Titrasi argentrometriTitrasi argentrometri
Titrasi argentrometri
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
Aldehid Keton
Aldehid KetonAldehid Keton
Aldehid Keton
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Iodometri
IodometriIodometri
Iodometri
 

Viewers also liked

Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)Cipta Ilahi
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriRidha Faturachmi
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranRezza Adzmi
 

Viewers also liked (6)

Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
Pemanfaatan Buah Kesumba Sebagai Zat Pewarna Tekstil ( Karya Ilmiah)
 
9 zat warna alami
9 zat warna alami9 zat warna alami
9 zat warna alami
 
Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjangLap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
Lap 2.tlw thd keringat & uji keranjang
 
Makalah zat pewarna pada makanan
Makalah zat pewarna pada makananMakalah zat pewarna pada makanan
Makalah zat pewarna pada makanan
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 

Similar to Contoh laporan zat warna alam by abbey

Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasiranganTugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasiranganMutiara Cess
 
Pembahasn jurnal
Pembahasn jurnalPembahasn jurnal
Pembahasn jurnalEfi Sari
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINaji indras
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)aufia w
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxekasaputri27
 
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbianYuni Qurrota
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisYuke Puspita
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWARepository Ipb
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)Repository Ipb
 
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUPRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUMuhayan Al-Idris
 
Bab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratBab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratfitradarsal
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2aji indras
 
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroidLaporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroidLathifuddinSiddiq
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolErvi Afifah
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxDodolaneNoya
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...Dody Perdana
 

Similar to Contoh laporan zat warna alam by abbey (20)

Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasiranganTugas atnopedagogie Kain sasirangan
Tugas atnopedagogie Kain sasirangan
 
contoh Abstract laporan
contoh Abstract laporancontoh Abstract laporan
contoh Abstract laporan
 
Pembahasn jurnal
Pembahasn jurnalPembahasn jurnal
Pembahasn jurnal
 
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGINPENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
PENCELUPAN KAIN KAPAS SECARA BATCHING (CPB) DENGAN ZAT WARNA REAKTIF DINGIN
 
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
Laporan praktikum kromatografi 1 (autosaved)
 
simplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptxsimplisia ciplukan..pptx
simplisia ciplukan..pptx
 
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbianlaporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
laporan pengetahuan bahan pangan umbi umbian
 
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipisCara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
Cara Pemisahan menggunakan kromotografi lapis tipis
 
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWAEKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
EKSTRAK SECANG BERUKURAN NANO DENGAN KAOLIN SEBAGAI PEMBAWA
 
Bab i 5
Bab i 5Bab i 5
Bab i 5
 
221 301-1-pb
221 301-1-pb221 301-1-pb
221 301-1-pb
 
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SURIAN (Toona sinensis)
 
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAUPRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
PRESENTASI KTI PESTISIDA TEMBAKAU
 
Bab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan seratBab 1 kerajinan serat
Bab 1 kerajinan serat
 
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
Bu Ainur - Proses Pengelantangan H2O2
 
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroidLaporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
Laporan praktikum kimia organik triterpen dan steroid
 
Pembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanolPembuatan bioetanol
Pembuatan bioetanol
 
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptxPPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
PPT_nurya_polos-edit TKU.pptx
 
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai  di ta...
Pengaruh komposisi kompos organik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai di ta...
 
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptxPPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
PPT TUGAS BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN PRODUK TAPE UBI KAYU.pptx
 

Recently uploaded

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 

Recently uploaded (12)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 

Contoh laporan zat warna alam by abbey

  • 1. PENGARUH VARIASI METODE PENCELUPAN PADA KAIN NYLON MENGGUNAKAN EKSTRAK DAUN ALPUKAT TERHADAP KETAHANAN LUNTUR Disusun oleh: Kelompok 1 Indri Arfiyani 14050003 Beni Kurniawan 14050008 Fitria Nurul Putri 14050014 Grup : 1B1 Dosen : Ida Nuramdhani.,S.ST.M.Sc POLITEKNIK STTT BANDUNG 2015
  • 2. ABSTRAK Tujuan dari percobaan ini adalah membuat zat warna alam dari daun alpukat dengan metode ekstraksi. Daun alpukat sebanyak 250 g direbus selama kurang lebih 2-3 jam hingga diperoleh ekstraks berwarna cokelat pekat sebanyak 3 L. Hasil ekstrak yang diperoleh digunakan sebagai zat pewarna pada proses pencelupan. Pada proses ini menggunakan contoh uji kain nilon dengan 3 metode pencelupan, yaitu metode celup- mordan, metode mordan-celup dan metode celup non mordan. Suhu yang digunakan pada saat proses pencelupan pun sama, yaitu pada suhu 70°C. Hasil pencelupan zat warna ini menghasilkan warna cokelat yang relatif sama dengan ketiga metode yang digunakan. Selanjutnya dilakukan uji tahan gosok dan uji tahan cuci terhadap kain nylon yang telah dicelup agar diketahui ketahanan luntur dan intensitas warna kain. Hasil percobaan dengan ke-3 metode pencelupan memberikan efek berbeda. Berdasarkan evaluasi yang telah kami lakukan, metode celup non mordan merupakan hasil yang paling bagus di antara ke-2 metode celup lainnya. Sedangkan untuk hasil ketuaan warna, metode mordan-celup merupakan hasil yang paling bagus. ABSTRACT The purpose of this experiment is to make natural dyes from avocado leaves with extraction method. 250 g avocado leaves boiled for approximately 2-3 hours to obtain a thick brown extract as much as 3 L. The results of the extract obtained is used as a dye in the dyeing process. In this process using nylon fabric sample with 3 immersion method, there are dye-mordant method, mordant-dye method and non mordant dyeing method . The temperature used during the dyeing process is the same, the temperature is 70°C. The results of this color generating substances immersion brown color that is relatively similar to the third method used. Furthermore, the rubbing resistance test and washing resistance test against nylon fabric which has been dyed so that unknown fastness and color intensity of the fabric. The results experiments with three methods of dyeing give different effects. Based on the evaluation we have done, non mordant dyeing method is the result of the best among with the other two dye method. As for the results of aging color, mordant-dye method is the best results.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Belakangan ini, pemakaian zat warna alami sebagai pewarna tekstil mengalami peningkatan. Hal ini desebabkan oleh adanya larangan pemakaian zat pewarna sintetis (ZPS) tertentu terutama zat pewarna sintetis yang mengandung gugus azo (bersifat korsinogenetik) yang di duga kuat dapat mengakibatkan alergi kulit dan nantinya akan menjadi kanker kulit dan kerusakan otak . Selain itu zat warna sintetis mengandung logam berat yang akan menimbulkan dampak lingkungan, antara lain pencemaran tanah, air, udara serta harga dari pewarna sintetis yang relative mahal. Pada penelitian yang kami lakukan, contoh uji pencelupan menggunakan berbagai jenis serat tekstil, dimana hasil pencelupanya memiliki ketuaan warna yang bagus. Dari segi kualitas, serat sutera pada umumnya memiliki warna paling bagus dibandingkan dengan bahan dari nylon, kapas dan serat lainnya, sehingga saat dilakukan pencelupan dengan zat warna alami ini serat yang akan kami pilih adalah serat nylon. Karena penggunaan zat warna alami dengan menggunakan ekstraksi daun alpukat pada kain sutera sudah sering dan biasa dilakukan untuk proses penelitian tertentu. Oleh sebab itu kelompok kami menggunkan serat nylon sebagai bahan praktikum ini,karena warna yang dihasilkan oleh serat nylon unik , masih sedikit dan jarang sekali digunakan sebagai bahan prktikum selain itu mengapa kelompok kami menggunakan serat nylon dan bukan sutera karena harga serat nylon lebih ekonomis dibanding serat sutera. Berbeda dengan zat warna sintetis, zat warna alami lebih ramah lingkungan dimana sisa limbah padat yang dihasilkan dapat didegradasi alam atau dapat digunakan sebagai kompos dan harga zat warna alami relative lebih murah karena sumber utamanya dapat diperoleh dari alam. Pewarna alami dapat dihasilkan dari tumbuhan, seperti dari bagian batang,akar, daun, bunga, kulit batang. Salah satu sumber daya alam yang berpotensi besar untuk dapat dikembangkan menjadi zat pewarna alam tekstil adalah “Ekstrak Warna Daun Alpukat (persea Americana miller)”. Hal ini dengan pertimbangan bahwa : - Berdasarkan eksperimen awal yang telah dilakukan, ternyata daun Alpukat/ Avokat (Persea Americana Miller) menghasilkan efek warna yang sangat indah pada jenis kain sutera, nylon, berkolin (cotton), dan satin (sintetis).
  • 4. - Tanaman Alpukat/ Avokat (Persea Americana Miller) merupakan tanaman yang potensial dan mudah didapatkan di sekitar kita, karena Indonesia merupakan salah satu negarapenghasil alpukat yang terbesar di Asia Tenggara. - Untuk meningkatkan nilai tambah karena selama ini daun alpukat belum banyak dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud :Membuat ekstraksi dari daun alpukat serta melakukan pencelupan pada kain nylon dengan berbagai variasi metode Tujuan :Mengetahui dan membandingkan pengaruh variasi metode pencelupan pada kain nylon menggunakan ekstrak daun alpukat dilihat dari ketahanan luntur warnanya terhadap pencucian dan tahan gosok 1.3. HIPOTESA Daun alpukat memiliki kandungan zat tanin yang terdapat pada flavonoid. Dengan adanya kandungan tersebut maka daun alpukat dapat dijadikan sebagai zat warna alam. Kandungan tanin yang terdapat pada flavonoid memiliki gugus OH, sehingga dapat berikatan dengan serat nylon yang memiliki gugus NH2. Ikatan yang terbentuk tersebut adalah ikatan ionik. Adanya kandungan tanin yang terdapat pada flavonoid menyebabkan zat warna alam daun alpukat dapat menghasilkan warna kuning hingga kecoklatan. 1.4. RANCANGAN PERCOBAAN Rancangan percobaan yang kami lakukan adalah pencelupan menggunakan ekstrak daun alpukat pada kain nilon dengan variasi berbagai metode. Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Celup-Mordan Mordan-Celup Celup Tanpa Mordan
  • 5. DIAGRAM ALIR *Mordan dengan tawas Bahan Daun Alpukat Kering (250 g) Ekstrasi zat warna (8 L diambil 3 L) Pencelupan (Nylon) Mordan-Celup Celup Tanpa MordanCelup-Mordan Tahan Gosok Tahan Cuci Evaluasi Pembuatan Zat Warna Bubuk Identifikasi zat warna
  • 6. BAB II TEORI PENDEKATAN 2.1. KARAKTERISTIK UMUM Tanaman alpukat atau sering juga disebut tanaman avokat, berasal dari daerah di sekitar kawasan Chiapas-Guatemala dan Honduras. Tanaman ini juga ditemukan oleh orang Spanyol di daerah Amerika Tengah, Peru, dan Venezuela. Kemudian pada abad ke17, tanaman alpukat ini telah menyebar luas hingga kepulauan Karibia, Amerika Tengah, hingga Asia Tenggara. Dan sekarang ini, tanaman alpukat tersebut telah meluas di seluruh dunia baik di daerah tropis maupun subtropik. Secara taksonomi, tanaman alpukat ini termasuk jenis tumbuhan Spermatophyta, golongan Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, Sub kelas Dialypetalae, Ordo Polycarpicae (Ranales atau Ranunculales), Familia Lauraceae, Genus Persea, dan mempunyai nama latin Persea Americana Miller (Gembong, 1993).
  • 7. Tanaman alpukat ini merupakan tanaman tahunan, dimana daunnya hadir setiap musim di daerah tropis. Batangnya dapat mencapai ketinggian 20 m, akar pancarnya dapat menembus tanah hingga kedalaman 3-4 m. Daunnya spiral melingkar, bentuk batangnya bervariasi, mempunyai tangkai daun dengan panjang 1,5 – 5 cm, lembaran daun ellips hingga bulat telur atau lonjong, panjang antara 5-40 cm dan lebar 3-15 cm, warna daunnya merah saat masih muda kemudian berubah menjadi hijau setelah tua. 2.2. SIFAT DAN STRUKTUR KIMIA Hasil penelitian yang telah dilakukan Maryati dkk (2007) bahwa penapisan fitokimioa daun alpukat (Persea Americana Mill.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, tanin katekat, kunoin, saponin dan steroid/triterpenoid. Kandungan kimia daun alpukat juga dibuktikan oleh Anita et al., (2005) bahwa alpukat mengandung saponin, tanin, phlobatanin, flavonoid, alkaloid, dan polisakarida. Penelitian lai pada ekstrak methanol pada daun alpukat juga mengandung steroid, tanin, saponin, flavonoid, alkaloid, antaquinon, triterpen (Assolu et al., 2010 dalam Prawirs, 2012:5). Tabel 1. Struktur Kimia yang Terkandung dalam Daun Alpukat (a) Flavonoid (b) Tanin TANIN
  • 8. Tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang bersifat fenol mempunyai rasa sepat dan mempunyai kemampuan menyamak kulit. Secara kimia tanin dibagi menjadi dua golongan, yaitu tanin terkondensasi atau tanin katekin dan tanin terhidrolisis (Robinson, 1995). Tanin terkondensasi terdapat dalam paku- pakuan, gimnospermae dan angiospermae, terutama pada jenis tumbuh-tumbuhan berkayu. Tanin terhidrolisis penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat dalam bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil). Monomer tanin adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan biasanya tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tanin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi. Adapun kandungan senyawa daun alpukat yang dimanfaatkan untuk zat warna yaitu tanin. Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang terkonjugasi pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya gugus (OH) sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna kuning- coklat. 2.3. TEKNIK EKSTRAKSI ZAT WARNA Zat pewarna alami atau vegetable dyes/ natural dyes(tumbuhan alami) adalah agensia pewarna yang berasal dari tanaman. Zat pewarna alami ini diekstraksi melalui permentasi, pendidihan atau perlakuan kimiawi dari substansi kimia yang terdapat dalam jaringan tanaman. Proses ekstraksi analog dengan proses pemisahan dimana zat-zat yang terlarut yang kepolarannya berbeda akan terdistribusi di antara 2 pelarut yang tidak bisa bercampur. Rasio masing-masing zat terlarut pada tiap pelarut tersebut dinyatakan dengan Kd adalah koefisien distribusi atau koefisien partisi yang merupakan kostanta kesetimbangan khusus berkait dengan kelarutan suatu zat dalam dua pelarut yang berbeda, seperti air dengan pelarut organik, sehingga senyawa anorganik dan senyawa organik yang polar akan lebih banyak larut dalam air, sedang senyawa organik yang non polar akan lebih banyak larut pada pelarut organik.
  • 9. Pada dasarnya cara ekstraksi yang tepat bergantung pada tekstur dan kandungan air bahan tumbuhan yang di ekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi. Umumnya kita harus mengisolasi jaringan tumbuhan untuk mencegah terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis dengan cara memasukkan bahan tumbuhan segar (bila perlu di potong-potong) kedalam larutan etanol mendidih. Selanjutnya bahan ditumbuk sampai halus (dilumatkan), lalu disaring hal ini dilakukan jika kita menginginkan hasil ekstraksi habis.Bila ingin mengisolasi senyawa dari jaringan hijau, keberhasilan ekstraksi dengan alkohol tergantung dari berapa banyak klorofil yang tertarik oleh pelarut tersebut. 2.4. PENCELUPAN DENGAN ZAT WARNA ALAM Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen – pigmen penimbul warna yang berada di dalam tumbuhan baik terdapat pada daun, batang, buah, bunga, biji ataupun akar. Proses eksplorasi pengambilan pigmen zat warna alam disebut proses ekstraksi. Proses ektraksi ini dilakukan dengan merebus bahan dengan pelarut air. Bagian tumbuhan yang di ekstrak adalah bagian yang diindikasikan paling kuat/banyak memiliki pigmen warna misalnya bagian daun, batang, akar, kulit buah, biji ataupun buahnya. Kendala pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam adalah ketersediaan variasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna tekstil. Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusif. Untuk itu, sebagai upaya mengangkat kembali penggunaan zat warna alam untuk tekstil maka perlu dilakukan pengembangan zat warna alam dengan melakukan eksplorasi sumber- sumber zat warna alam dari potensi sumber daya alam Indonesia yang melimpah.
  • 10. BAB III PERCOBAAN 3.1. ALAT DAN BAHAN 3.1.1. Alat Alat utama : - Timbangan digital - Thermometer - Gelas piala - Pipet - Pengaduk - Tabung ukur - Kaki tiga - Oven - Kasa - Cawan - Pembakar (Kompor atau Bunsen) - Panci - Thermometer - Kulkas Alat Uji : - Alat uji tahan gosok - Alat uji tahan cuci - Kelereng - Spektofotometer - Grey scale dan staining scale
  • 11. 3.1.2. Bahan Bahan utama : - Daun Alpukat kering - Kain nylon - Air Bahan Pembantu : - NaCl - Kain kapas - Tawas - Kain poliester - Air Sabun - Mesin Jahit 3.2. RESEP 3.2.1. Resep pencelupan metode Celup-Mordan dan Mordan-Celup No Resep 1 Tawas ( Al2SO4 ) 3 g/L 2 NaCl 10 g/L 3 Suhu 70°C 4 Vlot 1:50 3.2.2. Resep pencelupan metoda Tanpa Mordan No Resep 1 NaCl 10 g/L 2 Suhu 70°C 3 Vlot 1:50
  • 12. 3.3. PROSEDUR KERJA 1.3.1. Ekstrasi Zat Warna 1. Daun alpukat dipotong-potong menjadi ukuran yang relatif kecil. 2. Kemudian dikeringkan (dijemur). 3. Daun alpukat yang sudah kering kemudian direbus dalam air. 4. Pemberian air pada saat direbus yaitu sampai bahan terendam semua. 5. Daun alpukat direbus sampai warna dari daun alpukat keluar sesuai dengan yang diinginkan. 6. Buat ekstrasi sampai 3 L, bila pada ekstraksi pertama belum 3 L, maka buat ekstraksi yang kedua dengan cara seperti pada ekstraksi yang pertama. 7. Kemudian daun alpukat disaring untuk memisahkan ekstrak dan ampasnya, 8. Hasil ekstraksi disimpan di dalam botol. 1.3.2. Pembuatan Zat Warna Bubuk 1. Ekstrak daun alpukat diambil 50 ml dan diletakkan dalam cawan. 2. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam oven. 3. Ekstrak tersebut dibiarkan sampai mongering. 1.3.3. Pencelupan 1. Pencelupan - Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
  • 13. - Timbang kain nilon - Semua kebutuhan zat (NaCl+zat warna) dihitung sesuai resep , kemudian buat larutan untuk pencelupan - Masukkan kain ke dalam larutan, kemudian panaskan hingga suhu mencapai 70°C selama 30” - Kemudian angkat dan cuci kain 2. Mordan - Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan - Timbang kain nilon - Semua kebutuhan zat (NaCl+ Al2SO4) dihitung sesuai resep , kemudian buat larutan untuk mordan - Masukkan kain ke dalam larutan, kemudian panaskan hingga suhu mencapai 70°C selama 30” - Kemudian angkat dan cuci kain 1.3.4. Uji Tahan Gosok - Kain contoh uji yang telah dicelup dipotong-potong dengan ukuran 5x20 cm dan siapkan potongan kain kapas putih sebagai pembanding. - Kemudian kain contoh uji digosokkan dengan menggunakan alat yang telah tersedia di laboratorium sebanyak 10x gosokan. - Dilakukan dalam keadaan serat kapas kering dan basah - Membandingkan serat kapas yang telah diuji tahan gosok tadi, dengan menggunakan staining scale.
  • 14. 1.3.5. Uji Tahan Luntur - Siapkan tabung besi yang sudah bersih, kemudian masukkan sabun netral yang telah disiapkan dan 5 buah kelereng besi ke dalam tabung tersebut. - Kemudian siapkan kain contoh uji dan dipotong dengan ukuran 5x10 cm, begitu pula pada kain kapas dan polyester sebagai pembanding. - Kemudian ketiga kain tersebut dijahit dengan posisi kain nylon berada di tengah kain pembanding. - Kemudian masukkan contoh uji yang telah dijahit pada tabung besi yang telah disediakan - Masukkan tabung besi kedalam mesin HTHP selama 45 menit. - Kemudian keringkan kain, dan bandingkan kain dengan grey scale dan staining scale. 1.3.6. Uji Spektofotometri - Spektrofotometer disambungkan ke komputer dan program dibuka. - Sebelum digunakan, spektrofotometri dikalibrasi terlebih dahulu dengan warna hitamdan warna putih. - Kain diuji dengan meletakkan kain pada lubang di alat dan dijepit - Akan muncul grafik yang menunjukkan nilai
  • 15. 2 BAB IV HASIL DAN DISKUSI 4.1. KANDUNGAN AIR BAHAN Berat basah daun alpukat =1,347 g Berat akhir daun alpukat = g Kandungan air = = = 4.2. HASIL PENCELUPAN Metode Celup-Mordan Metode Mordan-Celup Metode Celup non Mordan Warna Coklat pastel Coklat muda Coklat pucat TABEL KETUAAN WARNA Teknik Pencelupan Hasil Uji Dengan Spektrofotometri Maxʎ (n/m) Reflektansi (%) Nilai L° Nilai a° Nilai b° Nilai K/S CELUP+ MORDAN 400 16,10 71,60 8,70 14,32 2,1860 MORDAN+CELUP 400 12,89 68,30 11,42 17,79 2,9433
  • 16. CELUP TANPA MORDAN 400 13,41 68,48 10,83 16,62 2,7953 4.3. KETAHANAN LUNTUR PENGUJIAN DAYA TAHAN CUCI PADA KAIN NYLON YANG TELAH MENGALAMI PROSES PENCELUPAN DENGAN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM DAUN ALPUKAT Celup+mordan Mordan+celup Celup non mordan HASIL UJI DAYA TAHAN CUCI (LUNTUR) Kain Kapas Polyester
  • 17. PENGUJIAN DAYA TAHAN GOSOK PADA KAIN NYLON YANG TELAH MENGALAMI PROSES PENCELUPAN DENGAN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM DAUN ALPUKAT Celup+Mordan Mordan+Celup Celup Non Mordan HASIL UJI DAYA TAHAN GOSOK Uji gosok basah Uji gosok kering
  • 18. 4.3.1. Tahan Pencucian No Metode Grey Scale Stainning Scale Kapas Poliester 1 Celup-Mordan 4 4 5 2 Mordan-Celup 4 4 5 3 Celup Tanpa Mordan 4 4/5 5 4.3.2. Tahan Gosok No Metoda Tahan Gosok Kering Basah 1 Celup-Mordan 4/5 5 2 Mordan-Celup 4/5 4/5 3 Celup Tanpa Mordan 4/5 5 DISKUSI Zat warna yang dihasilkan dari 250 g daun alpukat menghasilkan warna yang cukup pekat jika dilihat secara kasat mata. Untuk penampang ataupun kondisi dari daun itu sendiri berpengaruh terhadap hasil ekstraksi. Untuk jenis serat yang kami gunakan, kami lebih memilih serat nylon karena pada gugus amina serat nylon memiliki muatan positif. Hal ini menyebabkan kain bisa tercelup dengan rata menggunakan ekstrak daun alpukat, walaupun hasil setelah dilakukan proses pencelupan lebih bagus warna yang ada pada serat sutera dibanding serat nylon. Sebelumnya dilakukan berbagai macam uji ketahanan terhadap daya luntur warna kain. Perbedaan warna yang dihasilkan dari proses pencelupan dengan ketiga teknik metode ini sangat menonjol. Dimana pada metode mordan-celup menghasilkan warna yang sedikit lebih tua dikarenakan zat warna terserap lebih banyak oleh serat. Pada metoda celup-mordan menghasilkan warna coklat pastel sedangkan pada metode celup non mordan menghasilkan warna coklat pucat. Hali ini disebabkan oleh proses mordanting yang berakibat meningkatnya daya tarik zat warna alam terhadap bahan serat nylon serta menghasilkan kerataan dan ketajaman warna yang baik
  • 19. Setelah proses pencelupan dilakukan evaluasi tahan luntur kain yaitu uji tahan cuci dan uji tahan gosok. Berdasarkan evaluasi yang telah kami lakukan, metode celup non mordan merupakan hasil yang paling bagus diikuti metode mordan-celup dan metode celup-mordan. Kendala yang kami alami ketika melakukan praktikum yaitu pada saat melakukan evaluasi uji tahan luntur kain nilon terhadap uji tahan gosok dan uji tahan cuci dengan membaca hasil kain dengan menggunakan staining scale dan gray scale. Mengapa demikian? Karena hasil yang warna diperoleh tidak jauh berbeda satu sama lain di antara ke-3 variasi metode pencelupan yang digunakan. Selain kendala diatas, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pada praktikum ini yaitu, kesalahan menggunakan resep zat mordan yang terlalu tinggi, kesalahan teknis dalam menggunakan alat-alat, kurangnya ketelitian saat perhitungan bahan sehingga kami masih perlu meninjau ulang proses yang dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
  • 20. KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Ekstrak daun alpukat dapat mewarnai serat nylon dengan cukup baik. 2. Metoda celup-mordan menghasilkan warna coklat pastel sedangkan pada metode celup non mordan menghasilkan warna coklat pucat. 3. Zat warna dengan menggunkan teknik mordan+celup dapat menghasilkan ketuaan dan ketajaman warna yang lebih baik jika dibandingkan dengan teknik celup+mordan maupun teknik celup non mordan. 4. Hasil pengujian tahan luntur dalam pencucian paling bagus diperoleh dengan teknik celup non mordan. 5. Hasil pengujian tahan gosok kering memperlihatkan hasil yang sebanding diantara ketiga metode yaitu 4/5 sedangkan untuk uji gosok basah metoda celup+mordan dan celup non mordan memperlihatkan hasil yang sama yaitu 5 dan untuk metoda mordan+celup memperlihatkan hasil 4/5. SARAN Agar hasil dari pencelupan zat warna alam dengan teknik ekstrasi menggunakan daun alpukat lebih baik maka : 1. Memperhatikan waktu saat melakukan ekstraksi 2. Agar praktikkan memperoleh hasil pencelupan yang optimal maka disarankan memakai variasi metode mordan+celup DAFTAR PUSTAKA
  • 21. Widyaningsih, 2012, Kimia Analisis Teknik Penyempurnaan Tekstil, Pemalang: SMK Texmaco Karyana, Dede, dkk. 2005. Bahan Ajar Kimia Zat Warna. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Moerdoko, Wibowo, dkk. 1973. Evaluasi Tekstil Bagian Fisika. Bandung: Institut teknologi Tekstil. Muhammad Ichwan, AT., M.Engi. dan Rr.Wiwiek Eka Mulyani, S.ST., MT Bk. Teks.2013. Bahan Ajar Praktikum Pencelupan 2. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Evaluasi Tekstil Bagian Kimia, Institut Teknologi Tekstil, Bandung 1975 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-widihastuti-spdmpd/ringkasan-lappen- metode-pencelupan-dengan-ekstrak-warna-daun-alpukat.pdf (Diunduh pada 15 Mei 2015 20:30) http://www.academia.edu/9121878/Kandungan_Kimia_Daun_Alpukat (Diunduh pada 15 Mei 2015 21:05) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-widihastuti-spdmpd/pemanfaatan-ekstrak- warna-daun-alpukat-naskah-wuny.pd (Diunduh pada 27 Maret 2015 pukul 17:00)