1. ABSTRACT
The skin of mahogany trees has been known by many people as widely grown in tropical
regions such as in Indonesia . In addition to widely grown in tropical regions mahogany skin
as well as khususnnya natural dyes in textile dyes because they contain tannins and
flavonoids which can produce a nice color . In this study , mahogany skin cut into small
pieces and then extracted . The extraction process is done with water at a ratio of 1 : 5 at a
temperature of boiling water until the remaining approximately one third the previous volume
. Mahogany skin from the first extraction was extracted again with fresh water as the
extraction of the first until no more dye out of turmeric ( ± 3x extraction ) .
The results were divided into two treatment extraction , the first direct identification of
dyestuffs and other results made dyes in powder form . The dye used for dyeing process
with variations NaCl 5g / L , 10 g / L , then the fabric dyeing process is carried fixation results
using alum and lotus . Then the results of dyeing fabric ( fabric that has been in the
procession variation ) Other testing ( aging color fastness , rub -resistant wet and dry ) ,
Tests conducted showed rub resistance and washing resistance are less well when the
process thus iring.Walaupun , mahogany leather dyes have good properties to be used as
dyes . This meant that the substance can be used as a mahogany color dyes are more eco-
friendly textiles
ABSTRAK
Kulit dari pohon mahoni telah dikenal oleh banyak orang karena banyak tumbuh di daerah
tropis seperti di indonesia. Selain banyak tumbuh di daerah tropis kulit mahoni juga sebagai
zat warna alam khususnnya di bidang tekstil karena mengandung zat warna yaitu tanin dan
flavonoid yang dapat menghasilkan warna yang bagus. Dalam studi ini, kulit mahoni
dipotong kecil-kecil kemudian diekstraksi. Proses ekstraksi dilakukan dengan air dengan
rasio 1 : 5 pada suhu mendidih hingga air yang tersisa sekitar 1/3 volume sebelumnya. Kulit
mahoni dari ekstraksi pertama diekstraksi kembali dengan air segar seperti ekstraksi yang
pertama hingga tak ada lagi zat warna yang keluar dari kunyit ( ±3x ekstraksi).
Hasil ekstraksi dibagi menjadi dua perlakuan, yang pertama langsung dilakukan identifikasi
zat warna dan hasil yang lainnya dibuat zat warna dalam bentuk serbuk. Zat warna tersebut
digunakan untuk proses pencelupan dengan variasi NaCl 5g/L, 10 g/L, kemudian kain hasil
pencelupan dilakukan proses fiksasi dengan menggunakan tawas dan tunjung. Kemudian
kain hasil pencelupan (kain yang telah di variasi iring) dilakukan pengujian lainnya (ketuaan
warna, tahan luntur, tahan gosok basah dan kering),
Pengujian yang dilakukan menunjukan ketahanan gosok dan ketahanan cuci yang kurang
baik bila dengan proses iring.Walaupun demikian, zat warna kulit mahoni memiliki sifat-sifat
yang baik untuk dijadikan zat warna. Hal ini dimaksudkan agar zat warna kulit mahoni dapat
dijadikan zat warna tekstil yang lebih ramah lingkungan.