Dokumen ini membahas zaman Mesolitikum di Indonesia, termasuk jenis manusia pendukung pada zaman itu seperti ras Australomelanesoid dan Mongoloide, pola hidup mereka yang berburu-mengumpul dan bercocok tanam, kepercayaan mereka yang mengenal penguburan dan lukisan bermakna, serta peninggalan budaya seperti Kjokkenmoddinger, kapak Sumatralith, dan kebudayaan tulang dari Sampung.
3. MANUSIA PENDUKUNG PADA ZAMAN
MESOLITHIKUM
Manusia Pendukung pada zaman ini adalah Homo Sapiens ,
yaitu :
Ras Austromelannosoide (Mayoritas) :
Melanesoid(Papua)
Aborigin(Austral ia)
Ras Mongoloide (Minoritas) :
Semang (Malaysia)
Atca (Filipina)
Bukti :
Fosil – Fosil Manusia Ras Papua Melanosoid , pada kebudayaan
tulang sampang maupun di bukit – bukit kerang Sumatera
4. POLA HIDUP
Sebagian manusia pada kebudayaan ini masih tetap berburu dan
mengumpulkan makanan , tetapi sebagian dar i mereka sudah mulai
ber tempat t inggal menetap di gua - gua dan bercocok tanam secara
sederhana . Dan manusia yang hidup di pesisi r , mereka hidup dengan cara
menagkap Ikan , siput dan kerang
Ci r i utama peradaban zaman ini adalah sebagian manusia telah ber tempat
t inggal .
Tempat t inggal yang mereka pi l ih umumnya ber lokasi di tepi pantai
(Kjokkenmoddinger ) dan goa - goa (Abr is Sous Roche)
5.
6. KEPERCAYAAN MASYARAKAT PADA
ZAMAN MESOLITHIKUM
Masyarakat mesol i thikum sudah mengenal kepercayaan dan penguburan
mayat
Lukisan pada dinding yang dianggap magis . contoh : Gambar tangan untuk
penolakan bala , gambar kadal sebagai penjelmaan roh nenek moyang ,
gambar perahu sebagai alat t ranpor tasi roh nenek moyang ke alam baka
Totenmisme yai tu penyembahan terhadap binatang - binatang diseki tar
yang dipercayai memi l iki kekuatan gaib
7.
8. PENINGGALAN PENTING KEBUDAYAAN
Pebble-Culture
MESOLITHIKUM
Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
9. PEBBLE-CULTURE
Kjokkenmoddinger (Sampah
Dapur)
Suatu corak istimewa dari
mesolitikum adalah adanya
peninggalan-peninggalan yang
disebut dengan perkataan Denmark
Kjokkenmoddinger (kjokken= dapur,
modding= sampah, jadi arti
sebenarnya: sampah- sampah
dapur).
Pebble (kapak genggam mesolitikum Sumatera
= Sumateralith)
Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels
melakukan penelitian di bukit kerang dan
hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak
genggam tersebut dinamakan dengan
pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith)
sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu
dipulau Sumatra. Bahan-bahan untuk
membuat kapak tersebut berasal batu kali
yang dipecah-pecah.
10. PEBBLE-CULTURE
Hachecourt (kapak pendek)
Bentuknya pendek (setengah lingkaran)
yang disebut dengan hachecourt/kapak
pendek. Melihat dari bentuknya,
kemungkinan besar kapak pendek ini
dibentuk dengan cara dipukul dan
dipecahkan.Hal ini dikarenakan sebagian
besar alatnya berbentuk lonjong dan
dikerjakan pada satu sisi saja
(monofacialhands-axe) , Kapak Pendek
ini ditemukan di bukit Karang
Pipisan
Di bukit karang juga ditemukan berbagai
pipisan (batu-batu penggiling beserta
landasannya) Pipisan ini rupanya tidak
hanya untuk menggiling makanan,
tetapi juga dipergunakan untuk
menghaluskan cat merah . Tridisi seperti
itu masih dilakukan sampai sekarang
oleh oran-orang yang masih bertahan
dan percaya pada ajaran mistis,
terutama sihir.
11. BONE-CULTURE (ALAT KEBUDAYAAN DARI
TULANG)
• Berdasarkan alat-alat
kehidupan yang ditemukan
di goa lawa di Sampung
(daerah Ponorogo - Madiun
Jawa Timur) tahun 1928 -
1931, ditemukan alat-alat
dari batu seperti ujung
panah dan flakes, kapak
yang sudah diasah, alat dari
tulang, tanduk rusa, dan
juga alat-alat dari perunggu
dan besi
Kebudayaan Tulang
dari Sampung
(Sampung Bone
Culture)