Dokumen tersebut membahas periodesasi kehidupan manusia purba di Indonesia, dimulai dari Zaman Paleolitikum hingga Zaman Logam. Mencakup perkembangan alat batu, pola kehidupan, dan budaya yang berkembang pada setiap zamannya. Zaman Paleolitikum ditandai dengan alat batu yang sangat sederhana, berburu dan mengumpulkan makanan. Zaman Mesolitikum dan Neolitikum mengalami kemajuan dengan alat batu yang le
2. Periodesasi kehidupan manusia
purba
Berdasarkan taraf kehidupan
masyarakat membagi menjadi
zaman batu
– Batu tua (Paleolithikum)
– Batu madya (Mezolithikum)
– Batu muda (Neolithikum)
3. • Zaman logam
• Tembaga
• Perunggu
• Besi
Di Indonesia tidak mengenal zaman tembaga,
zaman besi waktunya bersamaan dengan zaman
perunggu sehingga zaman perunggulah yang lebih
berada.
7. Budaya
Budaya merupakan hasil cipta, rasa, dan
karsa yang dimiliki manusia baik sebagai
makhluk individu maupun sosial.
Setiap manusia yang berakal tentunya
akan menghasil kan kebudayaan, begitu
juga manusia purba.
Kebudayaan selalu berkembang
mengikuti tingkatan-tingkatan zaman.
Pada tingkat permulaan budaya, manusia
membuat alat-alatnya sangat sederhana
terbuat dari: batu, tulang, duri ikan, dan
kayu.
10. Zaman palaeolithikum
Kebudayaan pada zaman ini berkembang
cukup lambat karena alam yang tidak
stabil.
Alat-alat yang digunakan masih sangat
sederhana karena hanya berupa pecahan-
pecahan batu.
Secara garis besar kebudayaan Zaman
Palaeolithikum dibagi menjadi:
Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan
Ngandong.
12. Kebudayaan pacitan
Alat-alat batu dari Pacitan ditemukan oleh
Von Koenigswald (1935) di kali Baksoso,
desa Punung, Pacitan,Jawa Timur..
Peralatan dari kebudayaan Pacitan
berupa:
1. Kapak genggam/Kapak Tak Bertangkai
2. Kapak Penetak dan Kapak Perimbas
3. Alat-alat serpih (flake)
Alat-alat batu tersebut berasal dari
lapisan Pleistosen Tengah.
13. Selain di pacitan, alat – alat batu tersebut
ditemukan juga di Sukabumi, Tambangsawah
(Bengkulu), Lahat(Sumatra Selatan),
Kalianda(Lampung), Awangbangkal(Kalimantan
Selatan), Batu Tring(Sumbawa),
Maumere(Flores), dan Atambua Timor.
21. Kebudayaan ngandong
Kebudayaan Ngandong ditemukan di
Ngawi, Jawa Timur.
Peninggalannya berupa:
1. Kapak genggam
2. Alat serpih (flake)
3. Peralatan dari tulang
Peralatan dari tulang digunakan untuk:
menggali, mata anak panah, dan menguliti
binatang.
22. Manusia pendukung dari masa Palaeolithikum:
1. Phitecanthropus Erectus (Kebudayaan
Pacitan)
2. Homo Wajakensis (Kebudayaan Ngandong)
3. Homo Soloensis (Kebudayaan Ngandong)
Pola hidup: Berburu dan mengumpulkan
makanan (hunting and food gathering)
nomaden.
Pada masa ini belum ditemukan adanya
bentuk kepercayaan, bahkan penguburan
mayat juga belum dilakukan.
23. Nomaden dengan kelompok kecil
di Pulau Jawa diperkirakan ada 500 orang
Contohnya hidup
nomaden adalah
masyarakat Aborigin
30. Zaman mesolithikum
Perkembangan kebudayaan pada zaman ini
lebih cepat dari masa sebelumnya karena:
1. Kondisi alam sudah mulai stabil
2. Manusia pendukungnya sudah cukup cerdas
Peralatan yang digunakan sudah lebih baik
dari masa sebelumnya karena peralatan
batunya sudah ada yang dihaluskan.
Sudah mulai mengenal pembuatan gerabah,
yaitu benda pecah belah yang terbuat dari
tanah liat.
31. Bentuk-bentuk peninggalan pada Zaman
Mesolithikum adalah:
1. Kjokkenmoddinger
Merupakan tumpukan kulit siput dan kerang
yang telah membatu.
2. Abris Saus Roche
Merupakan gua-gua tempat tinggal manusia
purba.
3. Kebudayaan tulang dan kebudayaan batu.
33. Kebudayaan tulang sampung
Ditemukan pertama kali oleh Van Stein
Callenfels.
Dinamakan Kebudayaan Tulang Sampung
karena sebagian besar alat yang ditemukan
terbuat dari tulang.
Meskipun sebagian besar peralatannya terbuat
dari tulang, namun peralatan batu masih tetap
digunakan. Seperti: alat-alat serpih (flake) dan
kapak genggam.
34. Kebudayaan toala
Kebudayaan Toala perama kali ditemukan oleh
Fritz Sarasin dan Paul Sarasin.
Peralatan yang dihasilkan oleh Kebudayaan
Toala adalah:
1. Alat-alat serpih (flake)
2. Peralatan tulang
3. Batu penggiling
4. Gerabah
5. Kapak genggam (pebble)
35. Kebudayaan kapak genggam
sumatera
Kebudayaan Kapak Genggam Sumatera berasal dari
Kebudayaan Bacson-Hoabinh di Indo-Cina.
Kebudayaan ini ditemukan oleh Van Stein Callenfels
pada 1925.
Hasil dari kebudayaan ini:
1. Kapak genggam (pebble)
2. Batu-batu penggiling
3. Pisau batu
4. Alu dan lesung batu
36. Manusia pendukung dari Zaman Mesolithikum
adalah manusia cerdas Homo Sapiens.
Pola kehidupan:
1. Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat
lanjut.
2. Sebagian telah menetap dan bercocok tanam
secara sederhana (berladang).
Pada masa ini telah ditemukan seni lukis yang
berhubungan dengan kepercayaan terhadap roh
nenek moyang (animisme, dinamisme, totemisme).
Telah ditemukan adanya bukti-bukti penguburan
mayat.
38. Zaman Neolithikum
• Kebudayaan pada Zaman Neolithikum sudah
sangat maju dibandingkan sebelumnya,
sebab kondisi alamnya sudah stabil.
• Kebudayaan Neolithikum menjadi dasar dari
kebudayaan Indonesia sekarang.
• Contoh dari peradaban Neolithikum seperti:
Peradaban Lembah Sungai Indus, dan
Peradaban Lembah Sungai Eufrat-Tigris.
• Peninggalan dari kebudayaan ini adalah:
Kapak Persegi, Kapak Lonjong, dan Gerabah.
39. Kapak persegi
• Kapak Persegi (Beliung Persegi),
merupakan Kapak batu yang berbentuk
persegi dengan bagian sisi bawahnya dibuat
tajam.
• Kapak Persegi ditemukan hampir di
sebagian besar wilayah Indonesia, seperti:
Sumatera, Jawa, dan Bali.
• Beberapa Kapak Persegi terbuat dari batu-
batu yang indah dan biasanya digunakan
untuk: upacara adat, simbol kebesaran, alat
barter, dan jimat.
40. Kapak lonjong
• Kapak Lonjong berbentuk lonjong atau
bulat telur, dan pada ujungnya yang lancip
digunakan untuk tangkai.
• Sebagian besar Kapak Lonjong ditemukan
di wilayah Indonesia Timur: Sulawesi,
Maluku, Flores, Papua. Di Papua kapak ini
masih digunakan hingga sekarang.
• Kapak Lonjong juga ada yang terbuat dari
batuan Indah dengan fungsi: alat upacara,
alat barter, simbol kebesaran, dan jimat.
41. gerabah
• Gerabah dalam Zaman Neolithikum
memegang peranan penting sebagai wadah
atau tempat.
• Gerabah terbuat dari tanah liat yang dibakar,
dan beberapa ada yang dibuat dengan motif
indah.
• Gerabah banyak ditemukan di Jawa dan
Sumatera.
• Pada masa ini Gerabah banyak digunakan
karena pola hidup yang menetap sehingga
diperlukan penyimpanan makanan jangka
panjang.
42. • Manusia pendukung pada Masa
Neolithikum terbagi menjadi:
1. Proto Melayu dan Duetero Melayu untuk
wilayah Indonesia Barat.
2. Papua Melanesoid untuk wilayah
Indonesia Timur.
• Pola kehidupan:
1. Hidup menetap secara sederhana dan
membentuk perkampungan.
2. Hidup dengan berladang, bersawah, dan
beternak.
• Telah mengenal adanya kepercayaan.
44. megalithikum
Kebudayaan Megalithikum adalah
kebudayaan yang menghasilkan bangunan-
bangunan monumental yang terbuat dari
batu-batu besar.
Kebudayaan Megalithikum sebenarnya
muncul di akhir masa Neolithikum.
Sebagian besar hasil kebudayaan
Megalithikum berkaitan dengan praktik-
praktik kepercayaan (religi).
45. peninggalan
Menhir
Merupakan tiang atau tugu batu yang
terbuat dari batuan tunggal yang berfungsi
sebagai:
1. Sebagai sarana pemujaan terhadap roh
nenek moyang.
2. Sebagai penghormatan terhadap orang
yang telah meninggal.
3. sebagai tempat menampung kedatangan
roh.
46. Punden Berundak
Bangunan pemujaan yang bertingkat-
tingkat, biasanya terdapat di atas bukit.
Bentuknya yang bertingkat-tingkan
memiliki makna untuk mendekatkan
manusia kepada sang pencipta.
Diatas Punden Berundak terkadang
diletakkan sebuah Dolmen, yang berfungsi
sebagai tempat meletakkan sesaji.
47. Dolmen
Merupakan meja batu yang berfungsi
sebagai tempat meletakkan sesaji
(persembahan).
Dolmen memiliki banyak kombinasi seperti:
1. Dolmen yang kaki-kakinya berupa Menhir,
seperti yang ditemukan di Sumatera
Selatan.
2. Dolmen yang digunakan sebagai kubur
batu di bagian bawahnya, seperti yang
ditemukan di Jawa Timur.
3. Dolmen yang diletakkan di atas Punden
Berundak.
48. Kubur Peti Batu
Peti jenazah yang terpendam di dalam
tanah berbentuk persegi panjang yang
terbuat dari lempengan batu.
Sarkofagus
Peti jenazah yang berbentuk seperti
lesung dan memiliki tutup diatasnya.
Waruga
Peti jenazah kecil yang berbentuk kubus
dan memiliki tutup seperti atap rumah.
49. Zaman logam
Zaman Logam disebut juga dengan
zaman perundagian (telah ada pembagian
kerja secara jelas).
Pada masa ini Indonesia mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan Dongson
(Vietnam).
Pada Zaman Logam peralatan yang
banyak ditemukan di Indonesia terbuat
dari perunggu.
50. teknologi
Teknik Bivalve
Teknik membuat benda logam dengan
menggunakan dua cetakan yang dirapatkan
dan diberi lubang di tengahnya. Cara ini
dapat digunakan berulang-ulang.
Teknik A Cire Perdue
Teknik membuat benda logam dengan
menggunakan cetakan dari lilin dan tanah
liat. Cara ini hanya dapat digunakan sekali
saja.
51. Peralatan
Kapak Corong
Kapak yang bagian atasnya berbentuk
corong. Kapak Corong yang salah satu
bagian sisinya memanjang disebut Candrasa.
Nekara
Genderang besar yang terbuat dari
perunggu.
Moko
Genderang seperti Nekara namun
ukurannya lebih kecil, dan biasanya berfungsi
sebagai alat musik.
53. Perkembangan ekonomi
€ Pada masa awalnya manusia purba hidup
dengan cara berburu dan mengumpulkan
makanan (hunting and food gathering).
€ Mereka melakukan berburu dan
mengumpulkan makanan karena belum
dapat menghasilkan makanan sendiri,
sehingga harus bergantung pada alam.
€ Pada masa ini manusia hidup berkelompok
dalam jumlah kecil untuk memudahkan
mobilisasi (perpindahan).
54. € Dalam perkembangannya manusia purba
mulai bercocok tanam dan berladang, pada
masa ini mereka sudah mulai tinggal di goa-
goa (Abris Saus Roche).
€ Karena sudah dapat menghasilkan
makanannya sendiri, maka mereka tidak lagi
hidup secara nomaden.
€ Manusia pendukung dari masa ini adalah
Homo sapiens.
€ Peralatan hidup pada masa ini sudah lebih
baik dari sebelumnya, dan telah ada
pembagian kerja.
55. € Pada tahapan yang terakhir manusia purba
sudah dapat melakukan pelayaran dan
perdagangan.
€ Pada masa ini mereka telah bertempat
tinggal menetap dalam perkampungan-
perkampungan. Mereka dipimpin oleh
kepala suku yang dipilih berdasarkan
kekuatan.
€ Pada masa ini juga telah ada pembagian
kerja yang lebih kompleks lagi.
€ Masa ini menjadi dasar bagi kehidupan
masyarakat Indonesia sekarang.
56. Sistem kepercayaan
Animisme
Kepercayaan terhadap roh-roh nenek
moyang.
Dinamisme
Kepercayaan kepada benda-benda yang
dianggap memiliki kekuatan (kesaktian).
Totemisme
Kepercayaan terhadap hewan yang
dianggap suci (memiliki kekuatan gaib).