Soxhletasi adalah proses ekstraksi yang menggunakan pelarut secara berulang-ulang untuk mengekstraksi senyawa kimia dari bahan alam. Metode ini melibatkan pemanasan pelarut di bawah titik didihnya sehingga uap pelarut mengembun di atas sampel, melarutkan senyawa yang diinginkan. Proses ini berulang sampai semua senyawa ter ekstraksi. Alat utama soxhletasi terdiri dari labu, ekstraktor,
Teks tersebut menjelaskan tentang ekstraksi Soxhlet, yaitu metode ekstraksi yang melibatkan penyaringan berulang-ulang zat aktif dari bahan alam padat menggunakan pelarut organik tertentu. Proses ini memanfaatkan siklus penguapan dan kondensasi pelarut untuk memisahkan komponen yang diinginkan secara berulang hingga hasil ekstraksinya sempurna. Teks tersebut juga menjelaskan prinsip, mekan
Dokumen tersebut membahas analisis kadar aspirin dalam obat oskadon. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang aspirin sebagai bahan aktif dalam obat tersebut, proses sintesis aspirin, sifat fisika dan kimia aspirin, serta komposisi dan cara kerja obat oskadon yang merupakan kombinasi parasetamol dan ibuprofen.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis obat, termasuk obat golongan sulfa, barbiturat, morfin, amfetamin, dan efek negatif dari penyalahgunaan obat-obat tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan cara identifikasi obat-obat tersebut secara kimiawi dan fisik.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan sediaan sirup gliseril guaiakolat. Terdapat tujuan pembuatan sediaan, dasar teori, bahan dan alat yang digunakan, formula, pemerian bahan, perhitungan jumlah dan dosis bahan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk membuat sediaan sirup gliseril guaiakolat.
Teks tersebut menjelaskan tentang ekstraksi Soxhlet, yaitu metode ekstraksi yang melibatkan penyaringan berulang-ulang zat aktif dari bahan alam padat menggunakan pelarut organik tertentu. Proses ini memanfaatkan siklus penguapan dan kondensasi pelarut untuk memisahkan komponen yang diinginkan secara berulang hingga hasil ekstraksinya sempurna. Teks tersebut juga menjelaskan prinsip, mekan
Dokumen tersebut membahas analisis kadar aspirin dalam obat oskadon. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang aspirin sebagai bahan aktif dalam obat tersebut, proses sintesis aspirin, sifat fisika dan kimia aspirin, serta komposisi dan cara kerja obat oskadon yang merupakan kombinasi parasetamol dan ibuprofen.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis obat, termasuk obat golongan sulfa, barbiturat, morfin, amfetamin, dan efek negatif dari penyalahgunaan obat-obat tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan cara identifikasi obat-obat tersebut secara kimiawi dan fisik.
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatzakirafi
Laporan ini merangkum hasil praktikum identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam karboksilat. Praktikum ini bertujuan untuk mengenali gugus fungsional dari senyawa-senyawa tersebut melalui reaksi kimia khas. Beberapa senyawa diuji meliputi etanol, gliserin, mentol, fenol, dan asam tartrat. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaksi esterifikasi pada alkohol dan pembentukan kompleks
Dokumen ini memberikan informasi tentang pembuatan sediaan sirup gliseril guaiakolat. Terdapat tujuan pembuatan sediaan, dasar teori, bahan dan alat yang digunakan, formula, pemerian bahan, perhitungan jumlah dan dosis bahan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk membuat sediaan sirup gliseril guaiakolat.
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen tersebut membahas tentang kelarutan dan distribusi zat, termasuk definisi larutan jenuh, kelarutan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat dalam cairan seperti temperatur, penambahan zat lain, polaritas pelarut, pH larutan, ukuran partikel, dan molekul. Dokumen ini juga membahas tentang larutan isotonis dan isohidris serta metode menghitung tonisitas larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Laporan praktikum kimia organik mengenai asam karboksilat. Percobaan membuat asam karboksilat dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida menggunakan asam kromat, dan mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada asam karboksilat seperti esterifikasi, penggaraman, dan reduksi.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian, peraturan pembuatan, persyaratan, penggolongan, dan contoh resep salep. Secara ringkas, salep adalah sediaan setengah padat yang digunakan sebagai obat luar yang terdiri atas bahan aktif dan dasar salep. Pembuatannya mematuhi aturan tertentu sesuai sifat zat aktifnya.
Laporan ini memberikan ringkasan dari praktikum analisis kualitatif senyawa fenol. Dua sampel diuji untuk menentukan jenis fenolnya. Sampel pertama diidentifikasi sebagai rivanol berdasarkan hasil uji organoleptik, golongan, dan penegasan. Sampel kedua diidentifikasi sebagai β-naphtol melalui serangkaian uji serupa. Laporan ini berisi tujuan, teori dasar, alat dan bahan, prosedur
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
Suatu metode pemisahan dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2 fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang terikat pada selulosa kertas dan fasa geraknya berupa zat cair
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxAnggiHerlindia
Sokletasi adalah metode ekstraksi yang melibatkan penggunaan alat soklet untuk memisahkan komponen kimia dari zat padat dengan cara penyarian berulang-ulang menggunakan pelarut yang mudah menguap. Proses ini memanfaatkan sifat pelarut untuk menguap dan kemudian mengembun kembali di atas sampel, sehingga penyarian dapat berlangsung berulang kali dengan efisien.
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Dokumen tersebut membahas tentang kelarutan dan distribusi zat, termasuk definisi larutan jenuh, kelarutan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat dalam cairan seperti temperatur, penambahan zat lain, polaritas pelarut, pH larutan, ukuran partikel, dan molekul. Dokumen ini juga membahas tentang larutan isotonis dan isohidris serta metode menghitung tonisitas larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai bentuk sediaan obat padat seperti serbuk, pulveres, kapsul, dan tablet serta cara pembuatannya. Dokumen juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat dan menggunakan berbagai bentuk sediaan obat tersebut seperti derajat halus serbuk, cara membuat dan menyimpan pulveres, jenis kapsul, serta komposisi tablet.
Laporan praktikum kimia organik mengenai asam karboksilat. Percobaan membuat asam karboksilat dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida menggunakan asam kromat, dan mengidentifikasi reaksi-reaksi yang terjadi pada asam karboksilat seperti esterifikasi, penggaraman, dan reduksi.
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengertian, peraturan pembuatan, persyaratan, penggolongan, dan contoh resep salep. Secara ringkas, salep adalah sediaan setengah padat yang digunakan sebagai obat luar yang terdiri atas bahan aktif dan dasar salep. Pembuatannya mematuhi aturan tertentu sesuai sifat zat aktifnya.
Laporan ini memberikan ringkasan dari praktikum analisis kualitatif senyawa fenol. Dua sampel diuji untuk menentukan jenis fenolnya. Sampel pertama diidentifikasi sebagai rivanol berdasarkan hasil uji organoleptik, golongan, dan penegasan. Sampel kedua diidentifikasi sebagai β-naphtol melalui serangkaian uji serupa. Laporan ini berisi tujuan, teori dasar, alat dan bahan, prosedur
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan cara membagi zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur. Terdapat beberapa jenis ekstraksi seperti ekstraksi dingin, panas, cair-cair, dan padat-cair yang bergantung pada faktor seperti ukuran partikel, jenis pelarut, suhu, dan pengadukan. Ekstraksi memiliki berbagai penerapan seperti pemurnian asam benzo
Suatu metode pemisahan dimana komponen yang akan dipisahkan terdistribusi di antara 2 fasa yaitu fasa diam berupa molekul air yang terikat pada selulosa kertas dan fasa geraknya berupa zat cair
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxAnggiHerlindia
Sokletasi adalah metode ekstraksi yang melibatkan penggunaan alat soklet untuk memisahkan komponen kimia dari zat padat dengan cara penyarian berulang-ulang menggunakan pelarut yang mudah menguap. Proses ini memanfaatkan sifat pelarut untuk menguap dan kemudian mengembun kembali di atas sampel, sehingga penyarian dapat berlangsung berulang kali dengan efisien.
Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien
b. Prinsip kerja sokletasi
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana
Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut anhydrous.
Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan.
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxAmeliaMoniq1
Metode-metode analisis yang dijelaskan dalam dokumen tersebut meliputi ekstraksi, elektrogravimetri, dan beberapa teknik terkait seperti maserasi, perkolasi, sokletasi, refluks, dan destilasi uap. Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan ekstraksi dijelaskan seperti sifat pelarut, suhu, dan waktu proses. Alat dan cara kerja masing-masing metode pun dipaparkan secara singkat.
Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid piperin dari buah lada putih melalui ekstraksi soxhlet menggunakan etanol, pemisahan dengan KOH-etanol, dan kristalisasi yang menghasilkan kristal piperin. Kristal, filtrat, dan ekstrak kemudian diuji menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi piperin.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
[Ringkasan]
Percobaan ini bertujuan untuk mengekstrak iodium ke dalam pelarut organik kloroform dan menghitung koefisien distribusi iodium antara fasa air dan kloroform. Iodium diekstrak ke dalam kloroform dengan mencampur larutan iodium dan kloroform, yang menghasilkan dua lapisan terpisah. Volume iodium pada masing-masing fasa diukur dengan titrasi menggunakan natrium tiosulfat. Koefisien distribusi didapatkan dari perband
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.”
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses ekstraksi, termasuk metode-metode ekstraksi seperti maserasi, perkolasi, refluks, soxhlet, dan destilasi uap. Ekstraksi adalah proses pemisahan zat aktif dari bahan nabati menggunakan pelarut yang sesuai untuk memperoleh ekstrak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan metode ekstraksi seperti sifat bahan dan senyawa yang diinginkan.
Percobaan ini melibatkan pengukuran pH tanah dan air serta penghitungan massa jenis zat. pH digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasaan, sedangkan massa jenis untuk mengetahui kerapatan suatu zat. Berbagai sampel diuji menggunakan indikator pH dan dibandingkan dengan petunjuk warna untuk menentukan nilai pHnya.
Dokumen tersebut merangkum proses isolasi senyawa limonena dari kulit jeruk bali dengan metode ekstraksi soxhletasi. Langkah-langkahnya meliputi persiapan sampel kulit jeruk yang dikeringkan dan dihaluskan, ekstraksi dengan pelarut aseton selama 5 jam, destilasi hasil ekstraksi hingga volume 10 mL, dan kristalisasi untuk memperoleh kristal limonena berwarna coklat kekuningan dengan rendemen 28,60%.
Proses ekstraksi padat-cair (leaching) dilakukan untuk memisahkan zat terlarut dari padatan. Dokumen ini menjelaskan prosedur percobaan leaching daun teh hijau di laboratorium untuk mengurangi kadar kafein menggunakan uap air sebagai pelarut. Beberapa parameter seperti suhu, tekanan, dan kekeruhan larutan diukur untuk mengevaluasi proses.
2. MATERI
1. Pengertian soxhleatsi
2. Prinsip kerja soxhelatsi
3. Prosedur Pengerjaan soxhelatsi
4. Syarat-syarat pelarut dan sampel pada soxhelatsi
5. Komponen –komponen alat soklet
6. Langkah-langkah penggunaan ekstraktor soxhlet
7. Keuntungan dan kerugian perkolasi
3. Pengertian soxhletasi
1. soxhletasi adalah proses pemisahan dari suatu komponen
yang etrdapat dalam bahan padat dengan cara penyarian
berulang-ulang menggunakan pelarut tertentu.
2. Soxhletasi adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut
yang selalu baru menggunakan alat soklet sehingga terjadi
ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Soxhletasi adalah metode penyarian secara berulang dari
senyawa kimia yang etdapat dalam bahan alam dengan
menggunakan soxhlet.
4. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik
menggunakan alat soklet dimana antara pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.
5. Suatu metode pemisahan dengan suatu komponen yang
terdapat didalam contoh padat dengan cara penyarian
berulang dengan pelarut tertentu sehingga semua komponen
yang diinginkan dapat tersari dengan sempurna dan pelarut
yang digunakan tergantung pada jenis komponen yang
dipisahkan.
4. Prinsip kerja soxhletasi
Soxhletasi meruapan proses ekstraksi dari senyawa kimia yang etrdapat
dalam bahan alam menggunakan pelarut yang mudah menguap dan dapat
melarutkan senyawa kimia yang etrdapat dalam bahan alam tersebut
dengan cara penyarian berulang-ulang.
Sokletasi umumnya menggunakan pelarut yang mudah menguap dan
melarutkan senyawa kimia yang etrdapat pada bahan tetapi tidak
melarutkan zat apadat yang tidak diinginkan.
Metode soxheltasi ini seolah-olah merupakan gabungan antara maserasi
dengan perkolasi karena metoda ini diguankan pelarut tertentu yang
dipanaskan.
Uap yang ditimbulkan akibat pemanasan dengan adanya pendingin balik
secara kontinue akan mebasahi sampel.
Secara teratur pelarut akan masuk kembali kedalam soklet membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi (tetesan teratur =perkoalsi) hasil tetesan
lama-lama akan merendam sampel (merendam=maserasi)
5. Syarat-syarat pelarut dan sampel pada soxhletasi
Dalam sexhelatsi pelarut berfungsi untuk melarutkan senaywa yang akan
diekstraksi.
Biasanya pelarut yang digunakan non polar seperti metana.
Pelarut tersebut akan menguap dengan pemanasan, uap apnas pelarut
dengan adanya kondensor, akan mengembun dan jatuh mengenai material
padat, sehingga senyawa yang trekandung dalam material padat akan larut
bersama larutan tersebut.
Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses soxhelatsi adalah
1. Pelarut yang diguankan mudah menguap seperti n-heksan, eter,
petroleum eter, metil klorida dan alkohol.
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang tidak diinginkan
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau non polar.
6. Persyaratan sampel yang dapat diekstraksi secara soxhletasi
Sampel yang diguankan mempunyai pori-pori harus lebih besar contoh teh
Sampel yang digunakan tidak dapat dilarutkan oleh pelarut yang digunakan.
Dinding sampel yang digunakan harus mudah ditembus oleh pelarut.
7. Komponen-komponen alat soklet
Secara umum alat sokhletasi terdiri dari 3 bagian besar yaitu
1. Labu soxlet
2. Ekstraktor soxhlet
3. Kondensor
8. Bagian-bagian dari alat soklet antara lain
1. Kondensor
2. Thimble
3. Pipa F
4. Sifon
5. Labu alas bulat
6. Hot plate
9. Fungsi dari masing-masing komponen
1. Kondensor : berfiungsi sebagaimpendingin dan emmpercepat proses
pengembunan.
2. Thimble : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F ; Berfungsi sebagai jalan uap bagi pelarut.
4. Sifon : berfungsi sebagai penghitung siklus soxhletasi. Apabial sifon penuh,
amka larutan akan jatuh k elabu alas bualt maka hal ini dinamakan satu
siklus.
5. Labu alas bualt : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
10. Langkah-langkah pengerjaan soxhletasi
1. Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan dibungkus kertas saring
agar material padat tidak ikut larut bersama pelarut. Sampel kemudian
ditempat dalam timbal( selongsong tempat sampel).
2. Masukan pelarut ke dalam alas bulat (biasanya volume pelarut 2 kali
sirkualsi) dan tambahkan beberapa butir batu didih untuk meratakan panas.
3. Soxhlet dirangkai seperti gambar pada slide 8 dan pastikan air untuk
pendingin berjalan.
4. Panaskan pelarut dengan cara refluk, dimana suhu pemanas harus lebih
renndah dari titik didih senyawa yang akan diekstraksi.
5. Pelarut akan mencapai titik didihnya, kemudian akan menguap dan naik
melewati pipa F menuju kondensor akan mengembunkan uap pelarut
sehingga kembali ke fasa cair, kemudian menetas secara teratur pada
timbal (selonsong) yang berisi sampel. Pelarut secara perlahan merendam
sampel dan melarutkan zat aktif yang terdapat dalam thimble. Ketika
pelarut telah memenuhi ruangan bahan, sifon akan mengeluarkan seluruh
pelarut kembali menuju labu alas bulat.
11. 6. Satu siklus asoklet berakhir ketika sifon mengeluarkan seluruh
isinya menuju labu alas bulat. Siklus tersebut dilakukan berulang-
ulang hingga seluruh senyawa yang diinginkan terekstraksi.
7. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan zat aktif dapat
dipisahkan melalui proses penyulingan.
12. 1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tektur yang lunak.
2. Sampel dapat diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan
berulang-ulang.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda masearsi atau
perkolasi.
4. Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu
didinginkan dengan adanya kondensor dan dapat diguankan
lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
5. Waktu yang digunakan lebih efisien.
6. Proses soxhletasi berlangsung cepat.
7. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
8. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
13. 1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan –bahan
tumbuhan yang mudah rusak dengan adanya pemanasan karena
menyebabkan penguraian contoh betakaroten.
2. Terjadintya reaksi penguraian akibat proses daur ulang pelarut.
Ekstrak yang terkumpul dibagian bawah wadah akan terus menerus
dipanaskan sehingga dapat menyebabkan rekasi penguraian.
3. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
emnggunakan pereaksi meyer, wagner dan reagen lainnya.
4. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah sehingga
mudah menguap.
5. Jumlah total senyawa –senyawa yang diekstraksi akan melampau
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan dibutuhkan pelarut dalam jumlah yang bayak
untuk melarutkan..