SlideShare a Scribd company logo
BAB III
                           METODOLOGI KERJA


A.   Uraian Bahan
1.   Air (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Air Suling, Aqua Destillata.
     b. RM/BM        : H2O/18,02
     c. Pemerian     : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
                          mempunyai rasa.
     d. Kelarutan    : -
     e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
     f. Kegunaan     : Zat tambahan, pelarut.


2.   Asetosal (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat.
     b. Pemerian     : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
                          berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam.
     c. Kelarutan    : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
                          (95%)P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
     d. Khasiat      : Analgetikum, antipiretikum.


3.   Propilenglikol (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Propylenglycolum.
     b. Pemerian     : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
                          agak manis, higroskopik.
     c. Kelarutan    : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan
                          dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak
                          dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan
                          minyak lemak.
     d. Kegunaan     : Zat tambahan sebagai pelarut.



                                                                              19
4.   Asam Benzoat (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Acidum Benzoicum.
     b. RM/BM        : C7H6O2/122
     c. Pemerian     : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.
     d. Kelarutan    : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih
                        kurang 3 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian
                        kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
     e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
     f. Khasiat      : Antiseptikum ekstern, antijamur.


5.   NaOH (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Natrii Hydroxydum.
     b. Pemerian     : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
                        kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur,
                        putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
                        Segera menyerap karbondioksida.
     c. Kelarutan    : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.
     d. Kegunaan     : Zat tambahan.


6.   Tween-80 (Anonim, 1979)
     a. Sinonim      : Polysorbatum-80, Polisorbat-80.
     b. Pemerian     : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam
                        lemak, khas.
     c. Kelarutan    : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam etil
                        asetat P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin
                        cair P dan dalam minyak biji kapas P.
     d. Kegunaan     : Zat tambahan.


7.   Fenoftalein P (Anonim, 1995)
     a. Pemerian     : Serbuk hablur putih atau agak kekuningan.
     b. Kelarutan    : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol.

                                                                            20
B.   Alat dan Bahan
     Alat ;
        Mixer
        Buret
        Erlenmeyer
        Labu ukur
        Corong
        Beaker Glass
        Pipet Tetes
        Pipet Ukur
        Cawan


     Bahan :
        Air
        Asetosal
        Propilen glikol
        Tween 80
        Asam Benzoat
        NaOH
        Indikator Fenolftalein
        Kertas Saring


C.   Cara Kerja
1.   Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat
              Dibuat campuran pelarut-pelarut seperti yang tertera pada tabel di
              bawah ini :
                Air ( % v/v )    Alkohol ( % v/v ) Propilen glikol ( % v/v )
                     60                 0                      40
                     60                 20                     20

                                                                               21
60                    40                  0
         Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit dalam masing-masing
         campuran pelarut sampai didapat larutan yang jenuh.
         Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit, jika ada endapan yang
         larut selama pengocokan tambahkan lagi asetosal sampai didapat
         larutan yang jenuh kembali.
         Disaring larutan. Tentukan kadar asetosal yang larut dengan cara
         titrasi asam basa. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator
         larutan fenolftalein.
                  1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C₉H₈O₄
         Dibuat grafik antara kelarutan asetosal dengan % pelarut yang
         ditambahkan.


2.   Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat
         Dibuat 50 ml larutan tween 80 dengan konsentrasi : 10, 50, dan 100
         mg/ 100 ml air.
         Dilarutkan asam benzoat sedikit demi sedikit sampai diperoleh larutan
         yang jenuh.
         Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit. Kalau ada endapan
         yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi asam benzoat sampai
         didapat larutan yang jenuh kembali.
         Disaring dan tentukan kadar asam benzoat yang terlarut dalam
         masing-masing larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan
         indikator larutan fenolftalein.
               1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat
         Dibuat grafik antara kelarutan asam benzoat dengan konsentrasi tween
         80 yang digunakan.




                                                                           22
D.   Skema Kerja
1.   Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat


          Dibuat campuran pelarut seperti berikut :
              Air          Alkohol           PEG
            ( % v/v )      ( % v/v )       ( % v/v )
               60             0               40

               60             20              20

               60             40              0




           Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit
                        ad larutan jenuh




             Dikocok 5 menit, jika ada endapan
                    tambahkan asetosal lagi




           Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH
                 0,1 N, indikator fenolftalein




                         Dibuat grafik




                                                        23
2.   Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat

        Dibuat 50 ml larutan tween 80, konsentrasi : 10,
                    50 dan 100 mg / 100 ml



         Ditambah asam benzoat sedikit demi sedikit ad
                         larutan jenuh




         Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan
                     asam benzoat lagi




         Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N,
                     indikator fenolftalein




                         Dibuat grafik




                                                            24

More Related Content

What's hot

Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
Dokter Tekno
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
akqj10oke
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
eruna18
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
Surya Amal
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
Andriana Andriana
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
Annie Rahmatillah
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
Rani Ye
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Ahmad Dzikrullah
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutanYaumil Fajri
 

What's hot (20)

Emulsi Farmasi
Emulsi FarmasiEmulsi Farmasi
Emulsi Farmasi
 
Sediaan semi solid
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solid
 
laporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docxlaporan praktikum 3.docx
laporan praktikum 3.docx
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Rheologi
RheologiRheologi
Rheologi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI, MINYAK LEMAK, LEMAK, DAN LILIN (NEW)
 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
 
nitrimetri
nitrimetrinitrimetri
nitrimetri
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan30435971 farmasi-fisika-kelarutan
30435971 farmasi-fisika-kelarutan
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 

Similar to Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Maulana Sakti
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksirnzaraa
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholKezia Hani Novita
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
Dewi Triastuti
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunder
aji indras
 

Similar to Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika) (7)

Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan mentholLaporan resmi emulgel kamfer dan menthol
Laporan resmi emulgel kamfer dan menthol
 
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab vi kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Tujuan percobaan
Tujuan percobaanTujuan percobaan
Tujuan percobaan
 
Laporan standar sekunder
Laporan standar sekunderLaporan standar sekunder
Laporan standar sekunder
 

More from Eva Apriliyana Rizki

Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
Eva Apriliyana Rizki
 
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Eva Apriliyana Rizki
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Eva Apriliyana Rizki
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
Eva Apriliyana Rizki
 
Presentation Laktosa
Presentation LaktosaPresentation Laktosa
Presentation Laktosa
Eva Apriliyana Rizki
 
Resume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosaResume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosa
Eva Apriliyana Rizki
 
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang LaktosaJurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Eva Apriliyana Rizki
 

More from Eva Apriliyana Rizki (20)

Autoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan HipersensitivitasAutoimun dan Hipersensitivitas
Autoimun dan Hipersensitivitas
 
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
Bahan Diskusi Farmakognosi (Metode Ekstraksi)
 
Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1Makalah dermatitis atopik part 1
Makalah dermatitis atopik part 1
 
Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2Makalah dermatitis atopik part 2
Makalah dermatitis atopik part 2
 
Presentasi Mr Tys
Presentasi Mr TysPresentasi Mr Tys
Presentasi Mr Tys
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
Judul kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
Daftar pustaka (Farmasi Fisika)
 
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
Daftar isi kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iv kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab ii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Tabel (laporan) Farmasi Fisika
Tabel (laporan) Farmasi FisikaTabel (laporan) Farmasi Fisika
Tabel (laporan) Farmasi Fisika
 
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Bab ii kelarutan
Bab ii kelarutanBab ii kelarutan
Bab ii kelarutan
 
Laporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi FarmasiLaporan Teknologi Farmasi
Laporan Teknologi Farmasi
 
Presentasi Farmakognosi
Presentasi FarmakognosiPresentasi Farmakognosi
Presentasi Farmakognosi
 
Presentation Laktosa
Presentation LaktosaPresentation Laktosa
Presentation Laktosa
 
Resume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosaResume jurnal ilmiah laktosa
Resume jurnal ilmiah laktosa
 
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang LaktosaJurnal Ilmiah Tentang Laktosa
Jurnal Ilmiah Tentang Laktosa
 
Jintan
JintanJintan
Jintan
 

Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)

  • 1. BAB III METODOLOGI KERJA A. Uraian Bahan 1. Air (Anonim, 1979) a. Sinonim : Air Suling, Aqua Destillata. b. RM/BM : H2O/18,02 c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. d. Kelarutan : - e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat. f. Kegunaan : Zat tambahan, pelarut. 2. Asetosal (Anonim, 1979) a. Sinonim : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat. b. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam. c. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%)P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P. d. Khasiat : Analgetikum, antipiretikum. 3. Propilenglikol (Anonim, 1979) a. Sinonim : Propylenglycolum. b. Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik. c. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak. d. Kegunaan : Zat tambahan sebagai pelarut. 19
  • 2. 4. Asam Benzoat (Anonim, 1979) a. Sinonim : Acidum Benzoicum. b. RM/BM : C7H6O2/122 c. Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau. d. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih kurang 3 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P. e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. f. Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur. 5. NaOH (Anonim, 1979) a. Sinonim : Natrii Hydroxydum. b. Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida. c. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P. d. Kegunaan : Zat tambahan. 6. Tween-80 (Anonim, 1979) a. Sinonim : Polysorbatum-80, Polisorbat-80. b. Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak, khas. c. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam etil asetat P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak biji kapas P. d. Kegunaan : Zat tambahan. 7. Fenoftalein P (Anonim, 1995) a. Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kekuningan. b. Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol. 20
  • 3. B. Alat dan Bahan Alat ; Mixer Buret Erlenmeyer Labu ukur Corong Beaker Glass Pipet Tetes Pipet Ukur Cawan Bahan : Air Asetosal Propilen glikol Tween 80 Asam Benzoat NaOH Indikator Fenolftalein Kertas Saring C. Cara Kerja 1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat Dibuat campuran pelarut-pelarut seperti yang tertera pada tabel di bawah ini : Air ( % v/v ) Alkohol ( % v/v ) Propilen glikol ( % v/v ) 60 0 40 60 20 20 21
  • 4. 60 40 0 Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit dalam masing-masing campuran pelarut sampai didapat larutan yang jenuh. Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit, jika ada endapan yang larut selama pengocokan tambahkan lagi asetosal sampai didapat larutan yang jenuh kembali. Disaring larutan. Tentukan kadar asetosal yang larut dengan cara titrasi asam basa. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein. 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C₉H₈O₄ Dibuat grafik antara kelarutan asetosal dengan % pelarut yang ditambahkan. 2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat Dibuat 50 ml larutan tween 80 dengan konsentrasi : 10, 50, dan 100 mg/ 100 ml air. Dilarutkan asam benzoat sedikit demi sedikit sampai diperoleh larutan yang jenuh. Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit. Kalau ada endapan yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi asam benzoat sampai didapat larutan yang jenuh kembali. Disaring dan tentukan kadar asam benzoat yang terlarut dalam masing-masing larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein. 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat Dibuat grafik antara kelarutan asam benzoat dengan konsentrasi tween 80 yang digunakan. 22
  • 5. D. Skema Kerja 1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat Dibuat campuran pelarut seperti berikut : Air Alkohol PEG ( % v/v ) ( % v/v ) ( % v/v ) 60 0 40 60 20 20 60 40 0 Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit ad larutan jenuh Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan asetosal lagi Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N, indikator fenolftalein Dibuat grafik 23
  • 6. 2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat Dibuat 50 ml larutan tween 80, konsentrasi : 10, 50 dan 100 mg / 100 ml Ditambah asam benzoat sedikit demi sedikit ad larutan jenuh Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan asam benzoat lagi Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N, indikator fenolftalein Dibuat grafik 24