Dokumen ini membahas metodologi penelitian tentang pengaruh campuran pelarut dan penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat. Metode yang digunakan meliputi pembuatan larutan dengan variasi komposisi pelarut dan konsentrasi surfaktan, penambahan zat sampai jenuh, titrasi asam basa untuk menentukan kelarutan zat, dan pembuatan grafik hasilnya.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Makalah tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Makalah tugas mata kuliah Farmasi Industri tentang Praregistrasi Sediaan Farmasi, Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Jurnal ilmiah milik Mamik Ponco Rahayu dkk dijadikan bahan diskusi bagi mahasiswa Akademi Farmasi Samarinda dalam mata kuliah Farmakognosi (Metode Ekstraksi). Dalam hal ini, kami sekadar membahas mengenai metode ektraksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman kami mengenai metode ektraksi. Nantikan slide kami mengenai bahasan ini.
Resume ini berkaitan dengan jurnal ilmiah berjudul OPTIMASI FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.) dengan CAMPURAN AVICEL PH 101 dan LAKTOSA SECARA SLD ( Simple Lattice Design)
1. BAB III
METODOLOGI KERJA
A. Uraian Bahan
1. Air (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Air Suling, Aqua Destillata.
b. RM/BM : H2O/18,02
c. Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
d. Kelarutan : -
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
f. Kegunaan : Zat tambahan, pelarut.
2. Asetosal (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Acidum Acetylsalicylicum, Asam Asetilsalisilat.
b. Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam.
c. Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol
(95%)P, larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
d. Khasiat : Analgetikum, antipiretikum.
3. Propilenglikol (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Propylenglycolum.
b. Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
agak manis, higroskopik.
c. Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan
dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter P, tidak
dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan
minyak lemak.
d. Kegunaan : Zat tambahan sebagai pelarut.
19
2. 4. Asam Benzoat (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Acidum Benzoicum.
b. RM/BM : C7H6O2/122
c. Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak berbau.
d. Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam lebih
kurang 3 bagian etanol (95%)P, dalam 8 bagian
kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
e. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
f. Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur.
5. NaOH (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Natrii Hydroxydum.
b. Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan hablur,
putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
c. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.
d. Kegunaan : Zat tambahan.
6. Tween-80 (Anonim, 1979)
a. Sinonim : Polysorbatum-80, Polisorbat-80.
b. Pemerian : Cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam
lemak, khas.
c. Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P, dalam etil
asetat P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin
cair P dan dalam minyak biji kapas P.
d. Kegunaan : Zat tambahan.
7. Fenoftalein P (Anonim, 1995)
a. Pemerian : Serbuk hablur putih atau agak kekuningan.
b. Kelarutan : Tidak larut dalam air, larut dalam etanol.
20
3. B. Alat dan Bahan
Alat ;
Mixer
Buret
Erlenmeyer
Labu ukur
Corong
Beaker Glass
Pipet Tetes
Pipet Ukur
Cawan
Bahan :
Air
Asetosal
Propilen glikol
Tween 80
Asam Benzoat
NaOH
Indikator Fenolftalein
Kertas Saring
C. Cara Kerja
1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat
Dibuat campuran pelarut-pelarut seperti yang tertera pada tabel di
bawah ini :
Air ( % v/v ) Alkohol ( % v/v ) Propilen glikol ( % v/v )
60 0 40
60 20 20
21
4. 60 40 0
Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit dalam masing-masing
campuran pelarut sampai didapat larutan yang jenuh.
Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit, jika ada endapan yang
larut selama pengocokan tambahkan lagi asetosal sampai didapat
larutan yang jenuh kembali.
Disaring larutan. Tentukan kadar asetosal yang larut dengan cara
titrasi asam basa. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator
larutan fenolftalein.
1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 mg C₉H₈O₄
Dibuat grafik antara kelarutan asetosal dengan % pelarut yang
ditambahkan.
2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat
Dibuat 50 ml larutan tween 80 dengan konsentrasi : 10, 50, dan 100
mg/ 100 ml air.
Dilarutkan asam benzoat sedikit demi sedikit sampai diperoleh larutan
yang jenuh.
Dikocok larutan dengan mixer selama 5 menit. Kalau ada endapan
yang larut selama pengocokan, tambahkan lagi asam benzoat sampai
didapat larutan yang jenuh kembali.
Disaring dan tentukan kadar asam benzoat yang terlarut dalam
masing-masing larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan
indikator larutan fenolftalein.
1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg asam benzoat
Dibuat grafik antara kelarutan asam benzoat dengan konsentrasi tween
80 yang digunakan.
22
5. D. Skema Kerja
1. Pengaruh Campuran Pelarut Terhadap Kelarutan Zat
Dibuat campuran pelarut seperti berikut :
Air Alkohol PEG
( % v/v ) ( % v/v ) ( % v/v )
60 0 40
60 20 20
60 40 0
Dilarutkan asetosal sedikit demi sedikit
ad larutan jenuh
Dikocok 5 menit, jika ada endapan
tambahkan asetosal lagi
Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH
0,1 N, indikator fenolftalein
Dibuat grafik
23
6. 2. Pengaruh Penambahan Surfaktan Terhadap Kelarutan Zat
Dibuat 50 ml larutan tween 80, konsentrasi : 10,
50 dan 100 mg / 100 ml
Ditambah asam benzoat sedikit demi sedikit ad
larutan jenuh
Dikocok 5 menit, jika ada endapan tambahkan
asam benzoat lagi
Disaring larutan. Titrasi dengan NaOH 0,1 N,
indikator fenolftalein
Dibuat grafik
24