Dokumen ini membahas tentang pengertian dan sejarah munasabah sebagai disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antar ayat dan surat Al-Qur'an berdasarkan penyusunannya dalam mushaf. Terdapat beberapa jenis munasabah seperti antar surat, antar ayat, antara kandungan ayat dengan fashilah, dan antar kelompok ayat. Munasabah bermanfaat untuk memahami makna ayat secara utuh dan keindahan b
kitab suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan di dalamnya
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Q.S. Al-Baqarah:2)
Makalah Masail Fiqhiyyah - Nikah Mut'ah dalam Pandangan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berjalannya waktu, fenomena dan segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan social manusia semakin kompleks. Banayak permasalahan yang terjadi pada dewasa ini belum atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada zaman Rasulullah dan para ulama ahli fiqh lainnya. Sehingga sering sekali terjadi silang pendapat untuk menyelesaikannya. Dalam kehidupan manusia, pada usia tertentu, bagi seorang pria maupun seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama dengan lawan jenisnya. Hidup bersama antara seorang pria dan wanita tersebut tidak selalu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, namun terkadang juga keinginan untuk mendapat anak keturunannya, ataupun hanya untuk memenuhi hawa nafsu belaka.
Allah menetapkan adanya aturan tentang pernikahan bagi manusia. Tujuannya untuk menyelamatkan dan mengatur kehidupan manusia. Manusia tidak boleh berbuat semaunya seperti binatang, menikah dengan lawan jenis semaunya. Allah telah memberikan batas dengan peraturan-peraturannya, yaitu dengan syari’at yang terdapat dalam kitab-Nya dan hadits rasul-Nya dengan hukum-hukum pernikahan. Pernikahan adalah sunnatullah, hukum alam dunia dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita. Namun, dewasa ini mulai popular adanya kawin kontrak, atau dalam istilah fiqh disebut dengan nikah mut’ah. Bagaimanakah Islam menanggapi fenomena tersebut? Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kawin kontrak menurut sudut pandang Islam.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Nikah Mut’ah dalam Perspektif, diantaranya :
1. Apa itu Nikah Mut’ah?
2. Bagaimana Islam memandang status hokum Nikah Mut’ah?
3. Apa saja faktor dilarangnya Nikah Mut’ah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari tentang Nikah Mut’ah dalam Perpektif Hukum Islam) serta pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti Dalil-dalil dan hikmah atas pelarangannya.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh yang mempelajari tentang Bab Bentuk Pernikahan yang dilarang syariat Islam.
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahRika Nuralfiyuni
Jurnal ini salah satu tugas mata kuliah Ulumul Quran yang diambil dari:
Kitab Al-Burhan fii Ulumil Quran
Kitab Al-Itqon fii Ulumil Quran
Karya Ulama Klasik.
Mohon maaf jika ada kesalahan dari penulisan dan kata-kata, karena saya masih banyak belajar.
kitab suci bagi umat Islam, tidak ada keraguan di dalamnya
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (Q.S. Al-Baqarah:2)
Makalah Masail Fiqhiyyah - Nikah Mut'ah dalam Pandangan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berjalannya waktu, fenomena dan segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan social manusia semakin kompleks. Banayak permasalahan yang terjadi pada dewasa ini belum atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada zaman Rasulullah dan para ulama ahli fiqh lainnya. Sehingga sering sekali terjadi silang pendapat untuk menyelesaikannya. Dalam kehidupan manusia, pada usia tertentu, bagi seorang pria maupun seorang wanita timbul kebutuhan untuk hidup bersama dengan lawan jenisnya. Hidup bersama antara seorang pria dan wanita tersebut tidak selalu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, namun terkadang juga keinginan untuk mendapat anak keturunannya, ataupun hanya untuk memenuhi hawa nafsu belaka.
Allah menetapkan adanya aturan tentang pernikahan bagi manusia. Tujuannya untuk menyelamatkan dan mengatur kehidupan manusia. Manusia tidak boleh berbuat semaunya seperti binatang, menikah dengan lawan jenis semaunya. Allah telah memberikan batas dengan peraturan-peraturannya, yaitu dengan syari’at yang terdapat dalam kitab-Nya dan hadits rasul-Nya dengan hukum-hukum pernikahan. Pernikahan adalah sunnatullah, hukum alam dunia dan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita. Namun, dewasa ini mulai popular adanya kawin kontrak, atau dalam istilah fiqh disebut dengan nikah mut’ah. Bagaimanakah Islam menanggapi fenomena tersebut? Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai kawin kontrak menurut sudut pandang Islam.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan beberapa rumusan masalah tentang Nikah Mut’ah dalam Perspektif, diantaranya :
1. Apa itu Nikah Mut’ah?
2. Bagaimana Islam memandang status hokum Nikah Mut’ah?
3. Apa saja faktor dilarangnya Nikah Mut’ah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah mempelajari tentang Nikah Mut’ah dalam Perpektif Hukum Islam) serta pembahasan yang mencakup ruang lingkup di dalamnya seperti Dalil-dalil dan hikmah atas pelarangannya.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penyusun adalah dengan menggunakan metode pustaka (Library research) yaitu mencari dan mengumpulkan data-data ilmiah yang relevan dengan tema yang akan dibahas, terutama yang terdapat dalam kitab-kitab fiqh yang mempelajari tentang Bab Bentuk Pernikahan yang dilarang syariat Islam.
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahRika Nuralfiyuni
Jurnal ini salah satu tugas mata kuliah Ulumul Quran yang diambil dari:
Kitab Al-Burhan fii Ulumil Quran
Kitab Al-Itqon fii Ulumil Quran
Karya Ulama Klasik.
Mohon maaf jika ada kesalahan dari penulisan dan kata-kata, karena saya masih banyak belajar.
Abstrak: Ma'ani al-Quran are two different words, both of which have their own definitions. Ma'ani is the plural form of the word meaning, which means meanings. While the Quran is the word of God revealed to the Prophet Muhammad, both the pronunciation and the meaning. The Koran in terms of the classification of meanings has two different meanings, namely he original meaning and the meaning of tsanawi. Judging from the balaghah, there are nakirah, ma'rifah, taqdim, and takhir. The aspects of the review of the pronunciation of the Koran can be viewed in terms of the clarity of its meaning, in terms of the scope of its meaning, and in terms of understanding its meaning. In essence all that is focused on muhkam and mutasyabih. Therefore this diversity provides evidence that the Qoran has its own special features.
soal dan jawaban untuk hari sabtu 04/01/2014 jam 11.00 wib.
silahkan di dowload free dan harap ganti soal no 9 dengan dua pertanyaan kawan2 sesuia materi kelompok. di harapkan jangan sama. THanks :)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
3. A.Pengertian Munasabah Ayat
1.Secara Etimologi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Munasabah berarti cocok, sesuai, tepat benar, kesesuaian,
kesamaan..
2. Secara Terminologi
Munasabah merupakan satu disiplin ilmu yg membicarakan tentang pertautan antara ayat-ayat Al-Qur’an
atau antara surah-surahnya berdasarkan penyusunan dalam mushaf.
4. B. Sejarah Munasabah
Abu Bakar al-Nasyáburi (Wafat 324 H) dikenal sebagai orang yang pertama
kali mengangkat persoalan munasabah ini di Baghdad, Irak. Namun karya
besarnya dalam tafsir sulit ditemui. Perhatiannya terhadap ilmu ini tampak ketika
ia mempertanyakan alasan dan rahasia penempatan ayat dan surat secara kritis
terhadap ulama Baghdad pada masa itu. Upayanya menjadikan ia dikenal
sebagai pelopor munasabah maka ia di nobatkan sebagai peletak dasar ilmu
munasabah.Dalam perkembangan selanjutnya, munasabah meningkat hingga
menjadi cabang ilmu al-Qur’an. Walaupun tidak semua Ulama Islam menyatujui
cabang Ilmu munasabah dikarenakan metodologi yang di anggap Sulit.
5. C. Macam-Macam Munasabah.
Pertama, zhahirul irtibath, yang artinya munasabah ini terjadi karena
bagian al-Qur’an yang satu dengan yang lain nampak jelas dan kuat
disebabkan kuatnya kaitan kalimat yang satu dengan yang lain.
Contoh : hubungan antara ayat 1 dan 2 dari surat al-Isra.
kedua, khafiyul irtibath, artinya munasabah ini terjadi karena antara
bagian-bagian al-Qur’an tidak ada kesesuaian,.
Contoh : dalam surat al-Ghosyiyah ayat 17-20 ditandai dengan huruf
‘athaf
6. Menurut Nashr Hamid Abu Zaid hubungan (munasabah) Al-Qur’an dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu
1. Munasabah antar surat
a.Hubungan stilistika-kebahasaan.contohnya adalah hubungan khusus antara surat
al-fatihah dengan surat al-baqarah
b.Hubungan antara “dalil” dengan “keraguan akan dalil” atau disebut juga dengan
hubungan ta’wil. Contohnya adalah hubungan antar surat al-Baqarah dengan surat
Ali Imron.
c.Hubungan ritmik yang didasarkan pada ritme “fashilah”. Contohnya adalah
hubungan antara surat al-Lahab dengan surat al-Ikhlas.
d.Hubungan antar surat pendek adalah hubungan kekontrasan, yaitu tipe yang dapat ditemukan antar
surat al-Maun dengan surat al-Kautsar disatu sisi dan antara surat ad-Duha dan al-Syarh disisi lain.
7. 2.Munasabah antar ayat
a.Hubungan antara nama-nama surat. Misalnya surat al-Mu’minun, dilanjutkan dengan surat an-Nur, lalu
diteruskan
b.Hubungan antara permulaan surat dan penutupan surat sebelumnya. Misalnya permulaan surat al-
Hadid dan penutupan surat al-waqi’ah.
c.Hubungan antar awal surat dan akhir surat. Misalnya, dalam surat al-Qashash dimulai dengan kisah nabi
Musa dan Fir’aun serta kroni-kroninya, sedangkan
penutup surat tersebut menggambarkan pernyataan
d.Hubungan antara dua surat dalam soal materi dan isinya. Misalnya antara surat al-Fatihah dan surat al-
Baqarah. Yang mana dalam surat al-Fatihah berisi tema global tentang aqidah, muamalah, kisah, janji, dan
ancaman. Sedangkan dalam surat al-Baqarah menjadikan penjelas yang lebih rinci dari isi surat al-Fatihah.
8. 3.Munasabah antara kandungan ayat dengan fashilah ayat
Contoh. Firman Allah dalam Surat Al-Hujurat/49: 12
4. Munasabah antar kelompok ayat
Contoh, firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 1 - 5,
Kelima ayat ini merupakan sekelompok ayat yang berbicara
tentang golongan orang-orang yang bertaqwa (muttaqin), yaitu
kategori orang yang baik-baik.
9. D. Kegunaan/fungsi Munasabah
1.Dari sisi balagah, korelasi antara ayat dengan ayat menjadikan keutuhan yang indah
dalam tata bahasa al-Qur’an, dan bila dipenggal maka keserasian, kehalusan dan
keindahan ayat akan hilang. Untuk itu imam Ar-Razi berkata,”kebanyakan kehalusan
dan keindahan al-Qur’an dibuang begitu saja, yakni dalam tertib hubungan dan
susunanya (al-Munasabah)
2.Ia memudahkan orang dalam memahami makna ayat atau surat, sebab penafsiran Al-
Qur’an dengan ragamnya (Bil Ma’tsur dan Bir- Ra’yi) jelas membutuhkan pemahaman
korelasi (munasabah) antara satu ayat dengan ayat yang lain. Akan fatal akibatnya bila
penafsiran ayat dipenggal-penggal sehingga menghilangkan keutuhan makna.[6]
10. E.Cara Mengetahui Munasabah
1. Antara ayat atau surat yang satu dengan yang lainnya membahas masalah yang sama.
Contohnya surah al-Ikhlas dengan surah al-Kafirun, yang mana munasabahnya adalah
kedua surat tersebut sama-sama membicarakan keesaan Allah SWT sehingga tidak boleh
ada toleransi dalam hal keimanan dan peribadatan.
2. Adanya huruf yang memunasabahkan ayat tersebut. Contoh dalam surah al-Baqaroh ayat
189, yaitu :
penggalan ayat tersebut saling berhubungan yaitu penggalan ayat pertama Allah
menyuruhumat mengurus urusannya jangan mengurus yang bukan urusannya karena
akan mempersulit diri sendiri, dan penggalan kedua Allah menyuruh manusia melakukan
pekerjaan menurut keharusannya jangan sebaliknya, jadi munasabahnya adalah kedua
suruhan yang ada dalam ayat tersebut merupakan tanda seseorang yang bertaqwa.
11. 3. Tidak menggunakan kalimat penghubung, wajah munasabahnya memerlukan penelitian
mendalam. Contoh surah al-Kautsar dan surah al-Ma’un masing-masing sebagai surat
yang sudah lengkap berisi petunjuk tersendiri. Tapui setelah diteliti lebih mendalam
ternyata kedua surat ini berkaitan erat, munasabahnya adalah:
Ayat-ayat pada surat al-Ma’un menjelaskan 4 macam sifat orang-orang munafiq yaitu
kikir, meninggalkan sholat, riya dan enggan membayar zakat. Sedangkan ayat-ayat pada
surah al-Kautsar memberantas sifat-sifat orang-orang munafiq yaitu menyuruh bersifat
pemurah karena Allah, berkekalan mengerjakan solat jangan riya dan menyuruh
berkurban.