Dokumen ini membahas tentang munasabah dalam Al-Quran. Munasabah adalah hubungan antar bagian dalam Al-Quran. Terdapat beberapa bentuk munasabah seperti penjelasan ayat sebelumnya, penguatan, dan penjelasan. Munasabah penting untuk memahami Al-Quran secara utuh meskipun terdapat pandangan berbeda mengenai sejauh mana munasabah dapat diterapkan.

1. MEMAHAMI
ILMU
MUNASABAH
Kelompok 8 :
Nasa Putra Mukhilisin
(1902046028)
Mutiara Tembang Langit
(1902046051)
Fitria Lestari (1902046049)

2. PENGERTIAN MUNASABAH
Secara harfiah, kata munasabah berarti
perhubungan, pertalian, pertautan, persesuaian,
kecocokan, dan kepantasan.
Adapun yang dimaksud dengan munasabah
dalam terminology ahli-ahli ilmu Al-Qur’an ialah
segi-segi hubungan atau persesuaian Al-Qur’an
antara bagian demi bagian dalam berbagai
bentuknya.

3. BENTUK MUNASABAH
1) Suatu ayat yang menjelaskan ayat sebelumnya. (Al-Baqarah
(2): 3-5)
2) Tawkid (menguatkan). (Al-Baqarah (2): 149-150)
3) Tafsir (menjelaskan). (Al-Baqarah (2): 26-27)

4. MACAM-MACAM MUNASABAH
1. Sifat
 zhahir al-irtibath : persesuaian atau kaitan yang tampak jelas,
karena kalimat yang satu dengan yang lain erat sekali sehingga yang
satu tidak bisa menjadi kalimat yang sempurna bila dipisahkan dengan
kalimat lainnya.
 Khafiy al-irtibath : persesuaian atau kaitan yang samar antara ayat
yang satu dengan ayat yang lain sehingga tidak tampak adanya
hubungan antara keduanya.
2. Materi
• Munasabah antarayat : munasabah antara ayat satu dengan yang lain,
berbentuk persambungan-persambungan ayat.
• Munasabah antar surat : munasabah antar surat tidak lepas dari
pandangan holistic al-qur’an yang menyatakan al-qur’an sebagai “satu
kesatuan” yang “bagian-bagian strukturnya terkait secara integral”.

5. URGENSI MENGETAHUI MUNASABAH
Secara sepintas jika diamati urutan teks dalam Al-Quran,
terdapat kesan bahwa Al-Quran memberikan informasi yang
tidak sistematis dan melompat-lompat. Satu sisi realitas teks ini
menyulitkan pembacaan secara utuh dan memuaskan, tetapi
sebagimana telah disinggung oleh Abu Zaid, realitas teks iu
menunjukkan “Stilistika” (Retorika bahasa) yang merupakan
bagian dari kemukjizatan Al-Quran pada aspek kesusastraan
dan gaya bahasa, maka dalam konteks pembacaan secara
holistic pesan spiritual Al-Quran, salah satu instrument
teoritika adalah dengan ilmu munasabah.

6. PANDANGAN ULAMA SEPUTAR MUNASABAH AL-QURAN
Para ulama memiliki pendapat yang berbeda-beda, yang
pertama dari Manna’ al-Qaththan dan Subhi as-Shalih merupakan
dua orang yang mewakili ahli ilmu-ilmu Al-Quran kontemporer
tidka menyetujui pemaksaan ilmu munasabah untuk seluruh ayta-
ayat Al-Quran. Menurut keduanya, sungguh tidak pada tempatnya
seorang mufasir memaksakan tali hubungan (keberadaan
munasabah) untuk seluruh ayat al-quran. Dan sebagian ulam
ayang lain berkeyakinan bahwa hubungan al-quran antara bagian
demi bagian dan ayat demi ayat serta surat demi surat dan lain-
lain pasti dapat ditelusuri seperti pendapat az-Zarkasyi
menyatakan bahwa al-munasabah tergolong hal yang bersifat
rasional, dan akan terjangkau oleh akal manakala diserahi tugas
(minat) untuk itu.