2. PENDAHULUAN
Inkontinensia urin: ketidakmampuan mengatur berkemih sering
pada orang tua
Prevalensi inkontinensia pada laki-laki < 39 tahun 2,4%, > 60 tahun
10,4%, pada perempuan 7,3-19,3%
Inkontinensia urin sering terjadi karena multiple faktor risiko
perubahan fisiologis, patologis dan fungsional
3. DEFINISI
Beberapa penyakit menyebabkan inkontinensia urin, mayoritas inkontinensia urin stress (pada aktivitas
fisik, bersin/batuk) dan urgensi
Kombinasi stress + urgensi = mixed
Overactive bladder: urinary urgency yang disertai dengan frequency dan nocturia, dengan atau tanpa
inkontinensia urin urgensi, tanpa adanya infeksi saluran kencing atau patologi lain
Nocturia (sering berkemih pada malam hari), nocturnal enuresis (mengompol), inkontinensia fungsional
(inkontinensia akibat gangguan fisik atau kognitif, tanpa penyakit saluran kencing bagian bawah)
4. DEFINISI
Dengan MRI fungsional, overactive bladder berkaitan dengan perubahan aliran
darah serebral ke bagian otak tertentu
Perubahan pada white matter (hiperintensitas pada MRI) dihubungkan dengan
beberapa sindrom geriatrik, seperti penurunan kognitif, mobilitas dan kontinensia
Supresi dari urinary urgency memerlukan upaya bawah sadar pada orang tua, dan
berhubungan dengan jumlah hiperintensitas white matter
5.
6.
7. Traktus Urinari Bawah
Traktus urinari bagian bawah terdiri dari kandung kemih, uretra, sfingter uretra internal dan eksternal
Kandung kemih terdiri dari otot polos, detrusor, yang menjaga tegangan tetap rendah selama regangan yang
diinduksi oleh peningkatan volume selama pengisian
Sistem saraf pusat dan perifer
Sfingter uretra internal
Sfingter uretra eksternal berkontraksi bila diperlukan
8.
9.
10.
11. INKONTINENSIA URIN STRESS
Peningkatan tekanan intraabdomen secara tiba-tiba yang disebabkan karena aktivitas fisik,
batuk, bersin, yang tidak diikuti dengan peningkatan tekanan uretra yang cukup
menyebabkan pembalikan gradient tekanan antara kandung kemih dan outlet
keluarnya urin
Defisiensi uretral pada wanita (uretra lebih pendek, dan bladder neck lebih lemah)
12. INKONTINENSIA URIN STRESS
• Pada keadaan normal: dasar pangggul cukup kuat, terdapat peningkatan tekanan
abdomen akan menghasilkan transmisi tekanan yang sama ke kandung kemih dan
uretra
• Melemahnya dasar panggul menyebabkan penurunan dan rotasi keluar dari pelvis
bladder neck dan proksimal uretra selama peningkatan tekanan intraabdomen
• Tekanan intraabdomen tidak akan ditransmisikan secara merata, dan kandung kemih
akan menyerap tekanan lebih besar
• Hal ini akan menyebabkan pembalikan gradient tekanan antara bladder dan uretra
pengeluaran urin
• Hipermobilitas uretra disebabkan oleh kerusakan saraf pelvis, otot, jaringan ikat
pelvic floor
Hipermobilitas uretra
13. PENILAIAN
Riwayat pengobatan dan pemeriksaan fisik penting untuk
eksklusi penyakit lain dan diagnosis atau identifikasi faktor lain
/ komorbiditas yang dapat mempengaruhi kontinensia pasien
Catatan harian bladder minimum 3 hari dapat memberikan
riwayat
14. KOMORBIDITAS
Suatu penelitian menunjukkan bahwa inkontinensia urin berkaitan dengan memiliki minimal satu kondisi geriatric 60%
peserta, minimal 2: 29%, dan minimal 3: 13%
Komorbiditas: hipertensi, CHF, artritis
DM dapat menyebabkan inkontinensia urin dengan multiple mekanisme aktivitas detrusor yang berlebihan, dan diabetic
cystopathy dengan pengosongan bladder tidak komplit atau kontrol gula darah buruk yang menyebabkan diuresis
osmotic dan polyuria
Depresi pada orang tua dengan inkontinensia urin mungkin tidak terdiagnosis dan tidak tertangani
15. KOMORBIDITAS
Sindrom geriatric seperti falls berkaitan dengan inkontinensia urin
Inkontinensia urin berkaitan dengan kondisi neurologis seperti penyakit Alzheimer, demensia multi infark, stroke,
demensia dengan Lewy bodies, penyakit Parkinson, hidrosefalus tekanan normal, dan atropi multi system
Demensia Alzheimer: inkontinensia urin lebih sering berkaitan dengan onset dari penurunan kognitif berat
Demensia Lewy body, inkontinensia urin mendahului gangguan kognitif berat
Prevalensi inkontinensia urin meningkat dengan penurunan skor MMSE
16. PENGOBATAN
Polifarmasi sering pada orang tua dan predisposisi inkontinensia
Inhibitor cholinesterase untuk demensia berkaitan dengan peningkatan risiko urinary urgency dan
inkontinensia urgensi
Gliflozin dapat menyebabkan diuretik osmotic dan predisposisi inkontinensia
Antimuskarinik berkaitan dengan penurunan kognitif dan peningkatan insiden demensia
Penggunaan antimuskarinik untuk inkontinensia urgensi dan cholinesterase inhibitor untuk demensia
tidak memperburuk kognisi dan menyebabkan delirium
17.
18. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan urogenital untuk menilai atrofi urogenital, prolapse,
ukuran dan massa prostat, faecal loading, bladder yang teraba
Urinalisis dan ultrasound post voiding residual volume dilakukan
pada semua pria dan pada wanita bila mengeluh gejala berkemih
Pemeriksaan fisik menyeluruh termasuk kognisi
19. MANAJEMEN AWAL
Manajemen asupan cairan penting, untuk mencapai keseimbangan antara dehidrasi dan minum berlebihan, menghindari alcohol dan kafein
Menurunkan berat badan melalui diet atau pengobatan mempunyai keuntungan teteapi sulit dicapai, khususnya pada orang tua yang frail
Kontrol diabetes yang baik
Manajemen konstipasi
Untuk overactive bladder atau sindrom urgensi-frekuensi, menahan kandung kemih konservatif
Inkontinensia stress dan campuran, terapi otot dasar pelvis (senam kegel)
20. MANAJEMEN AWAL
Latihan selama 3 bulan yang melibatkan minimal 10 repetisi
3 kali sehari diperlukan
Kontraksi otot dasar pelvis dapat digunakan untuk
menghindari episode inkontinensia saat dihadaptkan dengan
urgensi
21. MANAJEMEN BEHAVIORAL
Prompted voiding: Meningkatkan inisiasi pasien sendiri untuk meminta ke toilet dan
menurunkan inkontinensia urin
Habit retraining (pelatihan ulang kebiasaan): pola berkemih individu diidentifikasi melalui
catatan bladder. Jadwal kemudian dirancang untuk mencegah inkontinesia urin
Timed voiding: kunjungan ke toilet dengan interval tetap, misalnya setiap 3 jam. Program
toilet pasif
Kombinasi prompted voiding dan terapi exercise: latihan intervensi fungsional melibatkan
yang merawat, menggabungkan latihan penguatan dan rutinitas toilet
22. MANAJEMEN BEHAVIORAL
Semua teknik memerlukan partisipasi aktif yang merawat pasien
Intervensi prompted voiding, percobaan 3 hari dilakukan untuk
mengetahui manfaat
Bila terjadi pengurangan episode inkontinensia <20%, intervensi tidak
efektif dan pengembalian ke “cek dan mengganti continence pads”
23. MANAJEMEN FARMAKOLOGI
Inkontinensia urgensi merupakan penyebab utama inkontinensia urin pada orang tua
Antimuskarinik pengobatan lini pertama sejak pengenalan oxybutynin lebih dari 30 tahun
Sejak itu, ada perbaikan pada toleransi dan efek samping pengobatan untuk overactive bladder
Agonis beta3 adrenoreseptor mirabegron digunakan di Inggris untuk terapi overactive bladder di Inggris
LUTS pada laki-laki tua kecuali bila tidak ada gejala berkemih, seharusnya dimulai dengan antagonis adenoseptor alfa, seperti tamsulosi
Prostat dengan ukuran besar > 40 gram baik diberikan obat antagonis reseptor 5 alfa seperti finasteride atau dutasteride
24. MANAJEMEN FARMAKOLOGI
Bila gejala tidak membaik, dapat diberikan
antimuskarinik
Inkontinensia urin stress, duloxetine tidak
direkomendasikan
25. Manajemen Surgikal
Bila terapi konservatif dan medis gagal, dapat diberikan injeksi toksin onabotulinum
Injeksi ke bladder untuk overaktivitas detrusor refrakter dan overactivity bladder
Risiko volume urin residual post void dapat berkurang setelah penggunaan dosis rendah dari toksin tersebut
Mid urethral tape untuk inkontinensia urin stress
Intervensi surgical de obstruksi (reseksi transurethral prostat) digunakan untuk yang obstruksi saluran keluar
26.
27. Containment products
Kateterisasi intermiten mungkin diperlukan pada orang tua dengan
gangguan berkemih
Volume residual post miksi dan kelemahan detrusor operasi de-
obstructing tidak diperlukan atau diindikasikan
Kondom kateter dipilih dibandingkan pads pada laki-laki