Dokumen tersebut membahas perencanaan perkerasan lentur jalan yang mencakup latar belakang, maksud dan tujuan, jenis perkerasan, susunan lapisan perkerasan lentur, fungsi masing-masing lapisan, perhitungan beban lalu lintas, penentuan nilai struktural, dan perhitungan tebal lapisan perkerasan berdasarkan parameter-parameter yang ditetapkan.
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
OPTIMAL PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
1.
2. PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
LATAR BELAKANG
MAKSUD DAN TUJUAN
PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
HASIL LABORATORIUM
ESTIMASI BIAYA
3. LATAR BELAKANG
Perkerasan lentur umumnya digunakan sebagai
konstruksi jalan nasional dengan berbagai kelebihannya,
yaitu kualitas permukaan yang lebih rata, lebih ekonomis,
dapat dilakukan konstruksi bertahap, perbaikan dan
perawatan yang mudah.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud : merencanakan perkerasan lentur jalan raya
berdasarkan metoda yang dikeluarkan Bina Marga sesuai
dengan standar ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Tujuan : seluruh pegawai dalam lingkungan Bina Marga
dapat mengetahui dasar-dasar pengetahuan, prinsip dan
standar perencanaan perkerasan lentur jalan nasional di
Indonesia.
5. SUSUNAN PERKERASAN LENTUR
Lap. Permukaan (AC-WC; AC
Binder; AC Base)
Lap. Pondasi Atas (LPA)
Lap. Pondasi Bawah (LPB)
Lap. Tanah Dasar
6. Fungsi Lapis Perkerasan Lentur
Lapisan Permukaan
Sebagai lapis pertama penahan beban roda, lapis aus penahan gesekan, lapis
kedap air, serta lapis yang menyebarkan beban ke lapisan dibawahnya.
Lapis Pondasi Atas (LPA)
Sebagai perletakan atau lantai kerja terhadap lapis permukaan.
Sebagai lapisan yang memikul, membagikan, dan mendistribusikan tegangan-
tegangan yang ditimbulkan oleh lalu lintas ke lapisan yang berada dibawahnya
(CBR > 90%, PI≤6%).
7. Fungsi Lapis Perkerasan Lentur
Lapis Pondasi Bawah (LPB)
Sebagai pembagi beban serta meneruskan beban yang diterima dari lapis
pondasi atas (CBR > 60%, PI < 10%)
Tanah Dasar
Memberikan daya dukung tanah dan sebagai penentu ketebalan lapisan
diatasnya (CBR 6%)
8.
9. 9
Desain Service Ability Loss
Δpsi=IPo – IPt
Beban Gandar Standard
(W18)
Menentukan Nilai
Struktural Number (SN)
Faktor Ekivalen
(E)
Menentukan :
1.Koefisien Drainase (mi)
2.Koefisien Kekuatan relative
(ai)
Tebal Perkerasan Lentur
(Flexible Pavement)
10. 10
Perhitungan Perencanaan Jalan baru :
1. Menentukan faktor ekivalen (E) masing2 kendaraan
2. Mencari beban gandar standar kumulatif (W18)
3. Mencari struktural number (SN) nomogram
4. Mencari desain service ability loss ( Δpsi=IPo – IPt )
5. Menentukan koefisien drainase
6. Menentukan koefisien kekuatan relatif ( ai ) untuk
masing-masing lapis perkerasan
7. Menghitung tebal masing2 lapisan
11.
12. 12
Perencanaan jalan baru :
• Umur rencana : 20 tahun
• Tipe jalan : jalan arteri 2 lajur 2 arah ( 2/2 TB )
• Asumsi faktor distribusi arah (DD) : 50%.
• Tingkat pertumbuhan : 9% per tahun.
Data lalu lintas :
Kendaraan ringan 2 T : 1000 kendaraan > 1200
Bus 8 T : 300 kendaraan > 350
Truk 2 as 13 T : 50 kendaraan > 75
Truk 3 as 20 T : 30 kendaraan >40
Truk 5 as 30 T : 10 kendaraan> 20
Parameter-parameter lainnya diasumsikan sebagai berikut :
- Lapisan Permukaan Aspal beton , MR = 25.000 Psi
- LPA granular CBR 90%
- LPB CBR 60%
- ITP : 4.0
- IPT : 2.0
- EAC : 450.000 psi
- EBS : 30.000 psi
- ESB : 11.000 psi
- SN rencana : 4,6
15. 15
• Kendaraan Ringan 2 T ( 1+1 )
= ( 10 kN/53 kN )4 + 0,0002
= 0,0015 ESAL
• Bus 8 T ( 3+5 )
= ( 30 kN/53 kN )4 + 0,134
= 0,237 ESAL
• Truk 2 as 13 T ( 5+8 )
= ( 50 kN/53 kN )4 + 0,903
= 1,695 ESAL
• Truk 3 as 20 T ( 6+7.7 )
= ( 60 kN/53 kN )4 + 0,693
= 2,335 ESAL
• Truk 5 as 30 T ( 6+7.7 ) (5+5)
= ( 60 kN/53 kN )4 + 0,693 + 0,268
= 2,603 ESAL
Angka Ekivalen Masing-masing
Tipe Kendaraan
16.
17. Lalu Lintas Pada Lajur Rencana
Lajur Rencana : lajur yang paling berat menerima beban L.L
w18 = DD x DL x ŵ18
Dimana :
DD = faktor distribusi arah ~ 0.5.
DL = faktor distribusi lajur.
ŵ18 = beban gandar standar kumulatif untuk dua arah (ESAL)
.
Jumlah lajur per arah % beban gandar standar
dalam lajur rencana
1 100
2 80 – 100
3 60 – 80
4 50 – 75
18. Contoh Jumlah Lajur dan Arah
1 lajur 1 arah
4 lajur 2 arah
2 lajur 1 arah
2 lajur 2 arah
19. Jumlah Lajur
Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 1.000 1.000 1.000 1.000
2 0.600 0.500 0.700 0.500
3 0.400 0.400 0.500 0.475
4 0.300 0.450
5 0.250 0.425
6 0.200 0.400
Koefisien Distribusi Kendaraan
Kendaraan ringan : Berat < 5 ton
20. g
g
x
w
W
n
t
1
)
1
(
18
Dimana :
Wt = jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif (ESAL).
w18 = beban gandar standar kumulatif selama 1 tahun (ESAL).
n = umur pelayanan (tahun).
g = perkembangan lalu lintas (%).
21. 21
•Mencari beban gandar standar untuk lajur rencana per tahun
w18 per hari = ∑ (volume kendaraan x E)
= 1000 x 0,0015 + 300 x 0,237 + 50 x 1,695 + 30 x 2,335
+ 10 x 2,603
= 253,43 ESAL
W18 per hari = DD x DL x w18
= 0,5 x 1,0 x 253,43 = 126,715 ESAL
W18 per tahun = W18 per hari x 365
= 126,715 x 365 = 46251 ESAL
•Beban gandar tunggal standar kumulatif
Wt =( W18 x (1+ g)n – 1 )/ g
Wt =( 46251 x (1+ 0,09)20 – 1 )/ 0,09
Wt = 2.366.207 ESAL
23. Indeks permukaan ini menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan perkerasan yang
berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat. Adapun beberapa ini IP
beserta artinya adalah seperti yang tersebut di bawah ini :
IP = 2,5 : menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
IP = 2,0: menyatakan tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap.
IP = 1,5 : menyatakan tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus).
IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat
mengganggu lalu-lintas kendaraan.
Indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo)
Jenis Lapis Perkerasan IP0
Ketidakrataan *) (IRI,
m/km)
L A S T O N
LASBUTAG
L A P E N
> 4
3,9 – 3,5
3,9 – 3,5
3,4 – 3,0
3,4 – 3,0
2,9 – 2,5
< 1,0
> 1,0
< 2,0
> 2,0
< 3,0
> 3,0
24. Indeks Permukaan (IP)
Asumsi:
IP0 = 4
IPt = 2.0
∆Psi = IPo – IPt
= 4.0 – 2.0
= 2.0
Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt)
Klasifikasi Jalan
Lokal Kolektor Arteri
Bebas
hambatan
1,0 – 1,5
1,5
1,5 – 2,0
-
1,5
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
1,5 – 2,0
2,0
2,0 – 2,5
2,5
-
-
-
2,5
26. Reliabilitas (R)
Konsep reliabilitas merupakan upaya untuk menyertakan derajat
kepastian (degree of certainty) ke dalam proses perencanaan untuk
menjamin bermacam-macam alternatif perencanaan akan bertahan
selama selang waktu yang direncanakan (umur rencana).
Rekomendasi tingkat reliabilitas untuk bermacam-macam
klasifikasi jalan
Klasifikasi jalan
Rekomendasi tingkat reliabilitas
Perkotaan Antar kota
Bebas hambatan
Arteri
Kolektor
Lokal
85 – 99.9
80 – 99
80 – 95
50 – 80
80 – 99,9
75 – 95
75 – 95
50 – 80
27. Tingkat Realibility
Untuk tingkat reliabilitas (R) yang diberikan, reliability
factor merupakan fungsi dari deviasi standar
keseluruhan (overall standard deviation,S0) yang
memperhitungkan kemungkinan variasi perkiraan lalu-
lintas dan perkiraan kinerja untuk W18 yang diberikan.
Deviasi Standar (So) harus dipilih yang mewakili
kondisi setempat. Rentang nilai So adalah 0,40 – 0,50
Asumsi :
R = 95 %
So = 0.4
32. 32
Kualitas drainase untuk lapis pondasi atas baik sekali
lapis pondasi bawah baik
dengan persen waktu 6%, sehingga didapat:
Lapis pondasi atas , m2 = 1,2
Lapis pondasi bawah, m3 = 1,0
Tabel Koefisien drainase (m) untuk memodifikasi koefisien
kekuatan relatif material untreated base dan subbase pada
perkerasan lentur.
Kualitas drainase
Persen waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh
kadar air yang mendekati jenuh
< 1 % 1 – 5 % 5 – 25 % > 25 %
Baik sekali
Baik
Sedang
Jelek
Jelek sekali
1,40 – 1,30
1,35 – 1,25
1,25 – 1,15
1,15 – 1,05
1,05 – 0,95
1,35 – 1,30
1,25 – 1,15
1,15 – 1,05
1,05 – 0,80
0,08 – 0,75
1,30 – 1,20
1,15 – 1,00
1,00 – 0,80
0,80 – 0,60
0,60 – 0,40
1,20
1,00
0,80
0,60
0,40
33. Tebal Lapis Perkerasan
Tebal Lapis Permukaan (D1)
D1* = SN 1 / a1 SN1*= a1 x D1
= 2,5 / 0,46 =0,45 x 5,5
= 5,4 ≈ 5,5 inch = 2,5
Tebal Lapis Pondasi Atas (D2)
D2* = (SN2 – SN1*)/(a2 x m2) SN2 * = D2* x a2 x m2
= (3,5 – 2,6 ) / (0,138 x 1,2) = 5,5 x 0,138 x 1,2
= 6,04 ≈ 6,5 inch = 1,0
Tebal Lapis Pondasi Bawah (D3)
D3 = ( SN3 – ( SN1* + SN2* ) / ( a3 x m3 ) )
= ( 4,6 – ( 2,5 + 1,0) / ( 0,128 x 1,0 ) )
= 8,59 inch ≈ 8,75 Inch
36. HASIL PENGUJIAN TANAH
No Judul Pengujian Nomor SNI Hasil Pengujian Satuan
1 Pengujian Berat Jenis Tanah SNI 03-1964-1990 2,18 gr/cm3
2 Pengujian Batas-batas Atterberg
-Batas Cair
-Batas plastis
-Plasticity index
SNI 03-1967-1990
SNI 03-1966-1990
55
36,97
18,03
%
%
%
3 Pengujian CBR Laboratorium SNI 03-1744-1989 7 %
4 Pengujian Kadar Air Tanah SNI 03-1965-1990 15,71 %
38. HASIL PENGUJIAN ASPAL
No Jenis Pengujian Hasil Uji
Persyaratan
Metode Pengujian Satuan Keterangan
Min. Max.
1 Penetrasi pada 25oC 71,6 60 79 SNI 06-2456-1991 0,1 mm Memenuhi
2 Titik lembek 51,25 50 58 SNI 06-2434-1991 oC Memenuhi
3 Daktilitas pada 25oC, 5 cm/menit 150 100 - SNI 06-2433-1991 cm Memenuhi
4 Kelarutan dalam C2HCL3 98,54 99 - SNI 06-2432-1991 % Memenuhi
5 Titik Nyala (COC) 285 200 - SNI 06-2441-1991 oC Memenuhi
6 Berat Jenis 1,035 1,0 - SNI 06-6721-1991 gr/cc Memenuhi
7 Viskositas
- Suhu pencampuran
- Suhu pemadatan
163oC
153oC
155
135
165
142
SNI 03-6721-2002 oC
Memenuhi
Tidak memenuhi
8 Kehilangan Berat (TFOT) -0,007 0,8 SNI 06-2434-1991 % aspal
asli
Tidak memenuhi
9 Penetrasi, setelah TFOT 35,75 54 - SNI 06-2438-1991 % asli Tidak memenuhi
10 Titik lembek, setelah TFOT 53,125 - - SNI 06-2440-1991 oC Memenuhi
11 Daktilitas, setelah TFOT 100% 50 - SNI 06-2434-1991 % asli Memenuhi
39.
40. BUDGETING
ASUMSI -ASUMSI
Tebal Lapis Perkerasan :
Lapis Permukaan = 14 cm
ACWC = 4 cm
ACBC = 5 cm
AC Base = 5 cm
LPA = 16 cm
LPB = 22 cm
Jalan Arteri, 2 Lajur 2 Arah Tak Berbagi (2/2 TB)
Lebar Lajur : 3,5 m
Lebar Bahu : 2 m
Perkerasan lentur (Flexibe Pavement)
Kondisi tanah datar
Sistem drainase baik sekali
41. 41
Asumsi Pembuatan Jalan Baru = 1 Km
Tonase Hotmix Perkerasan
Panjang jalan x lebar jalan x tebal jalan x berat jenis hotmix
(ACWC) = 11 x 1000= 11000 m2
(ACBC) = 7 x 1000 x 0.05= 350 m3
Volume Lapis Perkerasan
Panjang jalan x lebar jalan x tebal jalan
(Base A) = 1000 m x 2 x (3,5 m + 2 m) x 0.21 m = 2310 m3
(Base B) = 1000 m x 2 x (3,5 m + 2 m) x 0.22 m =2420 m3
42. 42
R
E
N
C
AN
A AN
G
G
AR
AN B
IAYA
Proyek : D
E
PAR
TE
M
E
N PE
KE
R
JAAN U
M
U
MD
ITJE
N BIN
A M
AR
G
A
Kegiatan : PE
M
BAN
G
U
N
AN JALAN BAR
U
Pekerjaan : PE
M
BAN
G
U
N
AN JALAN BAR
U
I PE
KE
RJAAN PE
RSIAPAN
1M
obilisasi dan D
em
obilisasi ls 1 881
,530,000.00 881
,530,000.00
Sub Total I 881
,530,000.00
II PE
KE
RJAAN TANAH
1G
alian Selokan D
rainase dan Saluran Air m
³ 1
280 26,934.1
4 34,475,699.20
2 Pasangan Batu dengan M
ortar m
³ 1
28 437,350.41 55,980,853.00
Sub Total II 90,456,552.20
III PE
KE
RJAAN G
ALIAN
1G
alian Biasa m
³ 880 58,789.85 51
,735,068.00
Sub Total III 51
,735,068.00
JUM
LAH HARG
A
NO ITE
M PE
KE
RJAAN SAT VO
LUM
E HARG
A SATUAN
43. 43
IV PE
KE
RJAAN LAPIS PO
NDASI
1Lapis Pondasi Agregat Kelas A m
³ 1
760 458,587.66 807,1
1
4,281
.60
2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B m
³ 2420 432,592.1
8 1
,046,873,075.60
Sub Total IV 1
,853,987,357.20
V PE
KE
RJAAN PE
RKE
RASAN
1Bitum
en Lapis R
esap Pengikat (Prim
e C
oat) ltr 1
050 5,550.36 5,827,880.97
2 Bitum
en Lapis Pengikat (Tack C
oat) ltr 21
00 6,446.25 1
3,537,1
25.00
3 ACBase m
³ 350 1
,649,801
.00 577,430,350.00
4 Asphalt C
oncrete Binder C
ourse m
³ 350 1
,734,269.48 606,994,31
8.00
5 Asphalt C
oncrete W
earing C
ourse m
² 1
1
000 71
,846.43 790,31
0,766.97
Sub Total V 1
,994,1
00,440.93
VI PE
KE
RJAAN LAIN-LAIN
1M
arka Jalan m
² 357.69231 1
1
4,81
1
.00 41
,067,01
1
.54
Sub Total VI 41
,067,01
1
.54
TO
TAL PE
KE
R
JAAN 4,91
2,876,429.88
PPN 1
0 % 491
,287,642.99
JU
M
LAH TO
TAL 5,404,1
64,072.86
D
IBU
LATKAN 5,404,1
64,000.00
Terbilang :
Lim
a M
ilyar Em
pat Ratus Em
pat Juta Seratus Enam Puluh Em
pat Ribu Rupiah
JUM
LAH HARG
A
NO ITE
M PE
KE
RJAAN SAT VO
LUM
E HARG
A SATUAN
44. 44
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh menurut standar Bina Marga,
untuk Beban gandar tunggal standar kumulatif 2.366.207 ESAL, tebal
perkerasan yang diperlukan :
Tebal Lapis Permukaan = 14 cm
ACWC = 4 cm
ACBC = 5 cm
AC Base= 5 cm
Tebal Lapis Pondasi Atas = 16 cm
Tebal Lapis Pondasi Bawah = 22 cm
Biaya yang diperlukan untuk membangun jalan baru sebesar Rp.
5.404.164.000,00 per Km