SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Standar Nasional Indonesia
SNI 1972:2008
Cara uji slump beton
ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
i
Daftar isi
Daftar isi ........................................................................................................................ i
Prakata .......................................................................................................................... ii
Pendahuluan.................................................................................................................... iii
1 Ruang lingkup ......................................................................................................... 1
2 Acuan normatif .................................................................................................... 1
3 Istilah dan definisi ................................................................................................. 2
4 Rangkuman dari cara uji............................................................................................ 2
5 Peralatan ............................................................................................................. 2
6 Contoh uji ............................................................................................................. 4
7 Langkah kerja ...................................................................................................... 4
8 Laporan ................................................................................................................ 5
9 Ketelitian dan penyimpangan .............................................................................. 5
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
ii
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji slump beton revisi dari SNI 03 – 1972 –
1990 Metode pengujian slump. Adapun revisi terdapat pada :
1. Ketentuan bahwa cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran
maksimum agregat kasar hingga 37,5 mm (sebelumnya tidak ada ketentuan ukuran
maksimum agregat kasar).
2. Ketentuan tebal logam bahan cetakan harus minimal 1,5 mm (sebelumnya 1,2 mm).
3. Penjelasan mengenai persyaratan kondisi cetakan.
4. Ketentuan diizinkan menggunakan cetakan dengan material alternatif selain logam.
5. Uraian langkah kerja yang lebih terperinci, termasuk petunjuk apabila terjadi keruntuhan
geser pada contoh uji.
6. Uraian mengenai ketelitian dan penyimpangan (sebelumnya tidak ada).
Di samping hal-hal tersebut di atas terdapat juga beberapa catatan berkaitan dengan uraian
yang bersangkutan untuk lebih memperjelas bagaimana seharusnya menerapkan cara uji ini
tanpa adanya kesalahan-kesalahan.
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 08:2007 dan dibahas pada forum rapat
konsensus pada tanggal 5 Mei 2006 di Pusat Penilitian dan Pengembangan Jalan dan
Jembatan Bandung, oleh Subpanitia Teknik yang melibatkan para nara sumber, pakar dan
lembaga terkait.
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
iii
Pendahuluan
Cara uji slump beton ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi para pengguna
untuk menentukan slump dari beton semen hidrolis plastis. Cara uji ini memuat ruang
lingkup, arti kegunaan, rangkuman dari cara uji, peralatan, langkah kerja, laporan serta
ketelitian dan penyimpangan.
Hasil uji ini digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton dan pengendalian
mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
1 dari 5
Cara uji slump beton
1 Ruang lingkup
1.1 Umum
Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump beton, baik di laboratorium maupun di lapangan.
Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan sebagai
standar.
Standar ini tidak memasukkan masalah keselamatan yang berkaitan dengan
penggunaannya. Pengguna standar ini bertanggung jawab untuk menyediakan hal-hal yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan serta peraturan dan batasan-batasan dalam
menggunakan standar ini.
Catatan dalam tulisan standar ini memuat materi penjelasan. (tidak termasuk apa yang
tercantum dalam tabel- tabel dan gambar-gambar) tidak boleh dipertimbangkan sebagai
persyaratan dari standar.
1.2 Arti dan kegunaan
Cara uji ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi pengguna untuk menentukan
slump dari beton semen hidrolis plastis.
CATATAN 1 Sebetulnya, cara uji ini merupakan suatu teknik untuk memantau homogenitas dan
workability adukan beton segar dengan suatu kekentalan tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai
slump . Dalam kondisi laboratorium, dengan material beton yang terkendali secara ketat, nilai slump
umumnya meningkat sebanding dengan nilai kadar air campuran beton, dengan demikian berbanding
terbalik dengan kekuatan beton. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan harus hati-hati, karena
banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan adukan beton pada pencapaian nilai slump
yang ditentukan, sehingga hasil slump yang diperoleh di lapangan tidak sesuai dengan kekuatan
beton yang diharapkan.
Cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum agregat
kasar hingga 37,5 mm (1 ½ in.). Bila ukuran agregat kasar lebih besar dari 37,5 mm (1 ½
in.), metode pengujian dapat diterapkan bila digunakan dalam fraksi yang lolos saringan 37,5
mm (1 ½ in.), dengan agregat yang ukurannya lebih besar dibuang/disingkirkan sesuai
dengan Bagian “Additional Procedures for Large Maximum Size Aggregate Concrete” dalam
AASHTO T 141. Cara uji ini tidak dapat diterapkan pada beton non-plastis dan beton non-
kohesif.
CATATAN 2 Beton dengan nilai slump < 15 mm mungkin tidak cukup plastis dan beton yang
slumpnya > 230 mm mungkin tidak cukup kohesif untuk pengujian ini. Oleh karena itu harus ada
perhatian yang seksama dalam menginterpertasikan hasil pengujian.
2 Acuan normatif
AASHTO T 119-99, Standard method of test for slump of hydraulic cement cement.
SNI 03 – 2458 – 1991 : Metode pengambilan contoh untuk beton segar
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
2 dari 5
3 Istilah dan definisi
3.1
beton segar
adukan beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agegat halus, agregat kasar, semen,
dan air, dengan atau tanpa bahan tambah atau bahan pengisi
3.2
slump beton
penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang diukur segera setelah
cetakan uji slump diangkat
3.3
workability beton
kemudahan pengerjaan beton segar
4 Rangkuman dari cara uji
Satu contoh campuran beton segar dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang memiliki
bentuk kerucut terpancung dan dipadatkan dengan batang penusuk. Cetakan diangkat dan
beton dibiarkan sampai terjadi penurunan pada permukaan bagian atas beton. Jarak antara
posisi permukaan semula dan posisi setelah penurunan pada pusat permukaan atas beton
diukur dan dilaporkan sebagai nilai slump beton
5 Peralatan
5.1 Alat uji
Alat uji harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang tidak lengket dan
tidak bereaksi dengan pasta semen. Ketebalan logam tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1,5
mm dan bila dibentuk dengan proses pemutaran (spinning), maka tidak boleh ada titik
dalam cetakan yang ketebalannya lebih kecil dari 1,15 mm.
Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter atas
102 mm, tinggi 305 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan
sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Batas toleransi
untuk masing-masing diameter dan tinggi kerucut harus dalam rentang 3,2 mm dari ukuran
yang telah ditetapkan. Cetakan harus dilengkapi dengan bagian injakan kaki dan untuk
pegangan seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Bagian dalam dari cetakan relatif harus
licin dan halus, bebas dari lekukan, deformasi atau mortar yang melekat. Cetakan harus
dipasang secara kokoh di atas pelat dasar yang tidak menyerap air. Pelat dasar juga harus
cukup luas agar dapat menampung adukan beton setelah mengalami slump.
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
3 dari 5
Gambar 1 Cetakan untuk uji slump (kerucut Abram)
5.2 Cetakan dengan material alternatif
Cetakan yang terbuat selain dari bahan logam diperbolehkan bila persyaratan berikut
dipenuhi. Cetakan harus memenuhi persyaratan ukuran sesuai Butir 5.1. Cetakan harus
cukup kaku untuk menjaga ukuran yang telah ditetapkan dan toleransi selama penggunaan,
tahan terhadap gaya tumbuk dan harus tidak menyerap air. Cetakan harus diuji coba untuk
mendapatkan hasil-hasil yang dapat dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh jika
menggunakan cetakan logam sesuai persyaratan Butir 5.1. Uji banding harus dilakukan oleh
laboratorium yang independen atas nama pembuat cetakan. Uji banding harus terdiri
minimum 10 sampel pada masing-masing dari tiga nilai slump yang berbeda dengan rentang
dari 50 mm sampai 125 mm. Tidak boleh ada hasil-hasil uji slump individual yang berbeda
lebih dari 15 mm dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan cetakan logam. Hasil uji
rata-rata dari masing-masing pengujian slump yang diperoleh dengan menggunakan cetakan
material alternaif tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm dari hasil uji rata-rata yang diperoleh
dengan cetakan logam. Bila ada perubahan material atau metode pembuatan, pengujian
untuk uji banding harus diulangi.
Injakan kaki
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
4 dari 5
Bila kondisi cetakan individual diduga telah menyimpang dari toleransi kondisi fabrikasinya
maka suatu uji perbandingan tunggal harus dilakukan. Bila hasil-hasil pengujian berbeda
lebih dari 15 mm (0.5 in) dari yang dihasilkan cetakan logam, maka cetakan tidak boleh
digunakan.
5.3 Batang penusuk
Batang penusuk harus merupakan suatu batang baja yang lurus, penampang lingkaran
dengan diameter 16 mm dan panjang sekira 600 mm, memiliki salah satu atau kedua ujung
berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm.
6 Contoh uji
Contoh uji beton beton untuk membuat benda uji harus mewakili jumlah campuran beton,
sesuai dengan SNI 03 – 2458 – 1991.
7 Langkah kerja
a) Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan
kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator
yang berdiri di atas bagian injakan. Dari contoh beton yang diperoleh menurut Butir 6,
segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira sepertiga dari volume cetakan.
CATATAN 3 Sepertiga dari volume cetakan slump diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga
dari volume diisi hingga ketebalan 155 mm.
b) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan
penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Untuk lapisan bawah akan
ini akan membutuhkan penusukan secara miring dan membuat sekira setengah dari
jumlah tusukan dekat ke batas pinggir cetakan, dan kemudian lanjutkan penusukan
vertikal secar spiral pada seputar pusat permukaan. Padatkan lapisan bawah seluruhnya
hingga kedalamannya. Hindari batang penusuk mengenai pelat dasar cetakan.
Padatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga kedalamannya, sehingga
penusukan menembus batas lapisan di bawahnya.
c) Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan
sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton turun dibawah
ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan
beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan
permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang
penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat
dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu
5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian
dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih
dari 2 ½ menit.
d) Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan
menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan
atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau
sebagian massa beton (CATATAN 4), abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian
baru dengan porsi lain dari contoh.
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
SNI 1972:2008
5 dari 5
CATATAN 4 Bila dua pengujian berturutan pada satu contoh beton menunjukkan keruntuhan
geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton, kemungkinan adukan beton kurang plastis
atau kurang kohesif untuk dilakukan pengujian slump.
8 Laporan
Catat nilai slump contoh uji dalam satuan milimeter hingga ketelitian 5 mm terdekat.
Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan
9 Ketelitian dan penyimpangan
9.1 Ketelitian
Tidak perlu pengujian antar laboratorium yang dilaksanakan dalam metode pengujian ini,
karena tidak mungkin mendapatkan beton yang setara pada tempat yang berbeda-beda,
bebas dari kesalahan kecuali berdasarkan pengujian nilai slump.
Data lapangan yang ekstensif mengizinkan suatu pernyataan berkenaan dengan ketelitian
beberapa teknisi dari metode pengujian ini.
a) Rentang pengujian, 38 hingga 70 mm.
b) Jumlah total contoh, 2304.
c) Deviasi standar kemampuan pengulangan (1S), 8 mm.
d) Batas kemampuan pengulangan 95 persen (D2S), 21 mm.
Jadi, hasil dari dua pengujian yang dilaksanakan secara benar oleh teknisi-teknisi yang
berbeda dalam laboratorium yang sama pada material yang sama tidak boleh lebih dari 21
mm. Karena keterbatasan rentang nilai slump dalam beton yang digunakan dalam pengujian
ini, harus hati-hati dalam menerapkan nilai-nilai ketelitian ini .
9.2 Penyimpangan
Metode pengujian ini tidak memiliki penyimpangan karena nilai slump ditetapkan berkaitan
dengan metode pengujian ini.
CATATAN 5 Data yang akurat didasarkan atas penggunaan kerucut-kerucut dari bahan logam. Tidak
ada data spesifik yang tersedia untuk hasil-hasil pengujian beberapa teknisi menggunakan kerucut
dari bahan alternatif selain logam.
“CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum
dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”

More Related Content

What's hot

SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGMira Pemayun
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonAbd Hamid
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokLeticia Freidac
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Muhammad Umari
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2Fuad CR
 
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI intan mustika
 
3.mekanika tanah dan teknik pondasi
3.mekanika tanah dan teknik pondasi3.mekanika tanah dan teknik pondasi
3.mekanika tanah dan teknik pondasiYuniarni Cfs
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...Debora Elluisa Manurung
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGtrisna gallaran
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositShaleh Afif Hasibuan
 

What's hot (20)

Pelat Lantai
Pelat LantaiPelat Lantai
Pelat Lantai
 
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNGSNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
SNI 03 - 1729 - 2002 TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG
 
Perencanaan jalan beton
Perencanaan jalan betonPerencanaan jalan beton
Perencanaan jalan beton
 
Struktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balokStruktur baja-5 lentur-balok
Struktur baja-5 lentur-balok
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok1 perhitungan-balok
1 perhitungan-balok
 
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10Belajar sendiri-sap2000-versi-10
Belajar sendiri-sap2000-versi-10
 
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 22002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
2002 12 sni 03-2847-2002 (beton) 2
 
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
PELAKSANAAN PEMBESIAN PELAT LANTAI
 
3.mekanika tanah dan teknik pondasi
3.mekanika tanah dan teknik pondasi3.mekanika tanah dan teknik pondasi
3.mekanika tanah dan teknik pondasi
 
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
PPT Kerja Praktek Proyek One Casablanca Reside debora elluisa manurung (11312...
 
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNGMETODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GEDUNG
 
menghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja kompositmenghitung Momen Ultimate baja komposit
menghitung Momen Ultimate baja komposit
 
Metode kerja pierhead
Metode kerja pierheadMetode kerja pierhead
Metode kerja pierhead
 

Viewers also liked

Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran betonindah0330
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009Tony Wang
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)noussevarenna
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-betonmarolop007
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Herlyn Meylisa
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempaRie Aizawa
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode acinoussevarenna
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunancaturprasetyo11tgb1
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONOmer Kanan
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangReski Aprilia
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...caturprasetyo11tgb1
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton Abdul Majid
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulangReski Aprilia
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaAdita Utami
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testhamdi101996
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunanagusalrassed
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Betonnoussevarenna
 

Viewers also liked (20)

Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Perancangan campuran beton
Perancangan campuran betonPerancangan campuran beton
Perancangan campuran beton
 
01 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_200901 mix design_aci211.1_2009
01 mix design_aci211.1_2009
 
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
Makalah Landasan Pendidikan - Psikologi (Isu-isu pendidikan)
 
99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton99160197 kendali-mutu-beton
99160197 kendali-mutu-beton
 
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
Perkerasan Kaku dan Lentur (Perkerasan Jalan Raya)
 
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
274264497 cara-memperbaiki-bangunan-sederhana-yang-rusak-akibat-gempa
 
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aciTeknik Sipil - Perancangan beton metode aci
Teknik Sipil - Perancangan beton metode aci
 
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar BangunanLaporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
Laporan Praktek Kerja Industri Teknik Gambar Bangunan
 
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETONPENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP BETON
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
 
Pelat Beton Bertulang
Pelat Beton BertulangPelat Beton Bertulang
Pelat Beton Bertulang
 
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
Gambar Kerja Rumah 2 Lantai (Gambar Arsitektural, Mekanikal Elektrikal & Plum...
 
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
diklat pisk palembang Pengendalian mutu beton
 
Pelat beton bertulang
Pelat beton bertulangPelat beton bertulang
Pelat beton bertulang
 
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaaPerbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
Perbaikan Beton dan pelaksanaannyaa
 
Uji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load testUji kuat&amp;point load test
Uji kuat&amp;point load test
 
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunanTugas  pemeliharaan dan perbaikan bangunan
Tugas pemeliharaan dan perbaikan bangunan
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
 

Similar to Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton

Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara betonSni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara betonsarmancapitalao
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian betongede sancita
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concreteIndah Samad
 
Asiment hrm dah buat
Asiment hrm dah buatAsiment hrm dah buat
Asiment hrm dah buattaikkk
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanismailacox.blogspot.com
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdfNurulAnnisa465786
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiAtika Purwanti
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)MuhammadToyeb
 
Spesifikasi teknis (28)
Spesifikasi teknis (28)Spesifikasi teknis (28)
Spesifikasi teknis (28)AndikCahyono2
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANMOSES HADUN
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfNizarTarmidzi
 
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdf
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdfpedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdf
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdfssuserc949b1
 
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirSni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirahmad mukhlish
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di baliEdi Supriyanto
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di balisurveyorengineer
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di baliengineersurveyorIndonesia
 
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 20152a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015handygun
 

Similar to Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton (20)

Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara betonSni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
Sni 1973 2008 cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton
 
Sni pengujian beton
Sni pengujian betonSni pengujian beton
Sni pengujian beton
 
Self compacting concrete
Self compacting concreteSelf compacting concrete
Self compacting concrete
 
V4n2
V4n2V4n2
V4n2
 
Asiment hrm dah buat
Asiment hrm dah buatAsiment hrm dah buat
Asiment hrm dah buat
 
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatanPelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan
 
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
44868_Pelaksanaan_Pekerjaan_Beton_dan_Pasangan_Batu_BT.pdf
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
 
Spesifikasi teknis (28)
Spesifikasi teknis (28)Spesifikasi teknis (28)
Spesifikasi teknis (28)
 
CONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAANCONTOH METODE PELAKSANAAN
CONTOH METODE PELAKSANAAN
 
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdfjteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
jteknologi_2015_12_2_7_soumokil.pdf
 
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdf
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdfpedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdf
pedoman-pelaksanaan-perkerasan-jalan-beton-semen.pdf
 
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondirSni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
Sni 2827 2008 cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir
 
Spektek
SpektekSpektek
Spektek
 
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 editBab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
Bab 1 sd 4 kel 2 tbk2 edit
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
 
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
2 metode pengujian kuat lentur beton di bali
 
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 20152a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015
2a sipil perlintasan, jalan, pagar- 2015
 

Sni 1972-2008 cara-uji_slump_beton

  • 1. Standar Nasional Indonesia SNI 1972:2008 Cara uji slump beton ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 3. SNI 1972:2008 i Daftar isi Daftar isi ........................................................................................................................ i Prakata .......................................................................................................................... ii Pendahuluan.................................................................................................................... iii 1 Ruang lingkup ......................................................................................................... 1 2 Acuan normatif .................................................................................................... 1 3 Istilah dan definisi ................................................................................................. 2 4 Rangkuman dari cara uji............................................................................................ 2 5 Peralatan ............................................................................................................. 2 6 Contoh uji ............................................................................................................. 4 7 Langkah kerja ...................................................................................................... 4 8 Laporan ................................................................................................................ 5 9 Ketelitian dan penyimpangan .............................................................................. 5 “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 4. SNI 1972:2008 ii Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Cara uji slump beton revisi dari SNI 03 – 1972 – 1990 Metode pengujian slump. Adapun revisi terdapat pada : 1. Ketentuan bahwa cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum agregat kasar hingga 37,5 mm (sebelumnya tidak ada ketentuan ukuran maksimum agregat kasar). 2. Ketentuan tebal logam bahan cetakan harus minimal 1,5 mm (sebelumnya 1,2 mm). 3. Penjelasan mengenai persyaratan kondisi cetakan. 4. Ketentuan diizinkan menggunakan cetakan dengan material alternatif selain logam. 5. Uraian langkah kerja yang lebih terperinci, termasuk petunjuk apabila terjadi keruntuhan geser pada contoh uji. 6. Uraian mengenai ketelitian dan penyimpangan (sebelumnya tidak ada). Di samping hal-hal tersebut di atas terdapat juga beberapa catatan berkaitan dengan uraian yang bersangkutan untuk lebih memperjelas bagaimana seharusnya menerapkan cara uji ini tanpa adanya kesalahan-kesalahan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan. Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 08:2007 dan dibahas pada forum rapat konsensus pada tanggal 5 Mei 2006 di Pusat Penilitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Bandung, oleh Subpanitia Teknik yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait. “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 5. SNI 1972:2008 iii Pendahuluan Cara uji slump beton ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi para pengguna untuk menentukan slump dari beton semen hidrolis plastis. Cara uji ini memuat ruang lingkup, arti kegunaan, rangkuman dari cara uji, peralatan, langkah kerja, laporan serta ketelitian dan penyimpangan. Hasil uji ini digunakan dalam pekerjaan, perencanaan campuran beton dan pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan. “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 7. SNI 1972:2008 1 dari 5 Cara uji slump beton 1 Ruang lingkup 1.1 Umum Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump beton, baik di laboratorium maupun di lapangan. Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan sebagai standar. Standar ini tidak memasukkan masalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaannya. Pengguna standar ini bertanggung jawab untuk menyediakan hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan serta peraturan dan batasan-batasan dalam menggunakan standar ini. Catatan dalam tulisan standar ini memuat materi penjelasan. (tidak termasuk apa yang tercantum dalam tabel- tabel dan gambar-gambar) tidak boleh dipertimbangkan sebagai persyaratan dari standar. 1.2 Arti dan kegunaan Cara uji ini bertujuan untuk menyediakan langkah kerja bagi pengguna untuk menentukan slump dari beton semen hidrolis plastis. CATATAN 1 Sebetulnya, cara uji ini merupakan suatu teknik untuk memantau homogenitas dan workability adukan beton segar dengan suatu kekentalan tertentu yang dinyatakan dengan satu nilai slump . Dalam kondisi laboratorium, dengan material beton yang terkendali secara ketat, nilai slump umumnya meningkat sebanding dengan nilai kadar air campuran beton, dengan demikian berbanding terbalik dengan kekuatan beton. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan harus hati-hati, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap perubahan adukan beton pada pencapaian nilai slump yang ditentukan, sehingga hasil slump yang diperoleh di lapangan tidak sesuai dengan kekuatan beton yang diharapkan. Cara uji ini dapat diterapkan pada beton plastis yang memiliki ukuran maksimum agregat kasar hingga 37,5 mm (1 ½ in.). Bila ukuran agregat kasar lebih besar dari 37,5 mm (1 ½ in.), metode pengujian dapat diterapkan bila digunakan dalam fraksi yang lolos saringan 37,5 mm (1 ½ in.), dengan agregat yang ukurannya lebih besar dibuang/disingkirkan sesuai dengan Bagian “Additional Procedures for Large Maximum Size Aggregate Concrete” dalam AASHTO T 141. Cara uji ini tidak dapat diterapkan pada beton non-plastis dan beton non- kohesif. CATATAN 2 Beton dengan nilai slump < 15 mm mungkin tidak cukup plastis dan beton yang slumpnya > 230 mm mungkin tidak cukup kohesif untuk pengujian ini. Oleh karena itu harus ada perhatian yang seksama dalam menginterpertasikan hasil pengujian. 2 Acuan normatif AASHTO T 119-99, Standard method of test for slump of hydraulic cement cement. SNI 03 – 2458 – 1991 : Metode pengambilan contoh untuk beton segar “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 8. SNI 1972:2008 2 dari 5 3 Istilah dan definisi 3.1 beton segar adukan beton yang bersifat plastis yang terdiri dari agegat halus, agregat kasar, semen, dan air, dengan atau tanpa bahan tambah atau bahan pengisi 3.2 slump beton penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat 3.3 workability beton kemudahan pengerjaan beton segar 4 Rangkuman dari cara uji Satu contoh campuran beton segar dimasukkan ke dalam sebuah cetakan yang memiliki bentuk kerucut terpancung dan dipadatkan dengan batang penusuk. Cetakan diangkat dan beton dibiarkan sampai terjadi penurunan pada permukaan bagian atas beton. Jarak antara posisi permukaan semula dan posisi setelah penurunan pada pusat permukaan atas beton diukur dan dilaporkan sebagai nilai slump beton 5 Peralatan 5.1 Alat uji Alat uji harus berupa sebuah cetakan yang terbuat dari bahan logam yang tidak lengket dan tidak bereaksi dengan pasta semen. Ketebalan logam tersebut tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm dan bila dibentuk dengan proses pemutaran (spinning), maka tidak boleh ada titik dalam cetakan yang ketebalannya lebih kecil dari 1,15 mm. Cetakan harus berbentuk kerucut terpancung dengan diameter dasar 203 mm, diameter atas 102 mm, tinggi 305 mm. Permukaan dasar dan permukaan atas kerucut harus terbuka dan sejajar satu dengan yang lain serta tegak lurus terhadap sumbu kerucut. Batas toleransi untuk masing-masing diameter dan tinggi kerucut harus dalam rentang 3,2 mm dari ukuran yang telah ditetapkan. Cetakan harus dilengkapi dengan bagian injakan kaki dan untuk pegangan seperti ditunjukkan dalam Gambar 1. Bagian dalam dari cetakan relatif harus licin dan halus, bebas dari lekukan, deformasi atau mortar yang melekat. Cetakan harus dipasang secara kokoh di atas pelat dasar yang tidak menyerap air. Pelat dasar juga harus cukup luas agar dapat menampung adukan beton setelah mengalami slump. “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 9. SNI 1972:2008 3 dari 5 Gambar 1 Cetakan untuk uji slump (kerucut Abram) 5.2 Cetakan dengan material alternatif Cetakan yang terbuat selain dari bahan logam diperbolehkan bila persyaratan berikut dipenuhi. Cetakan harus memenuhi persyaratan ukuran sesuai Butir 5.1. Cetakan harus cukup kaku untuk menjaga ukuran yang telah ditetapkan dan toleransi selama penggunaan, tahan terhadap gaya tumbuk dan harus tidak menyerap air. Cetakan harus diuji coba untuk mendapatkan hasil-hasil yang dapat dibandingkan dengan hasil-hasil yang diperoleh jika menggunakan cetakan logam sesuai persyaratan Butir 5.1. Uji banding harus dilakukan oleh laboratorium yang independen atas nama pembuat cetakan. Uji banding harus terdiri minimum 10 sampel pada masing-masing dari tiga nilai slump yang berbeda dengan rentang dari 50 mm sampai 125 mm. Tidak boleh ada hasil-hasil uji slump individual yang berbeda lebih dari 15 mm dari hasil yang diperoleh dengan menggunakan cetakan logam. Hasil uji rata-rata dari masing-masing pengujian slump yang diperoleh dengan menggunakan cetakan material alternaif tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm dari hasil uji rata-rata yang diperoleh dengan cetakan logam. Bila ada perubahan material atau metode pembuatan, pengujian untuk uji banding harus diulangi. Injakan kaki “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 10. SNI 1972:2008 4 dari 5 Bila kondisi cetakan individual diduga telah menyimpang dari toleransi kondisi fabrikasinya maka suatu uji perbandingan tunggal harus dilakukan. Bila hasil-hasil pengujian berbeda lebih dari 15 mm (0.5 in) dari yang dihasilkan cetakan logam, maka cetakan tidak boleh digunakan. 5.3 Batang penusuk Batang penusuk harus merupakan suatu batang baja yang lurus, penampang lingkaran dengan diameter 16 mm dan panjang sekira 600 mm, memiliki salah satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm. 6 Contoh uji Contoh uji beton beton untuk membuat benda uji harus mewakili jumlah campuran beton, sesuai dengan SNI 03 – 2458 – 1991. 7 Langkah kerja a) Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Dari contoh beton yang diperoleh menurut Butir 6, segera isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis sekira sepertiga dari volume cetakan. CATATAN 3 Sepertiga dari volume cetakan slump diisi hingga keketebalan 67 mm , dua pertiga dari volume diisi hingga ketebalan 155 mm. b) Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap lapisan. Untuk lapisan bawah akan ini akan membutuhkan penusukan secara miring dan membuat sekira setengah dari jumlah tusukan dekat ke batas pinggir cetakan, dan kemudian lanjutkan penusukan vertikal secar spiral pada seputar pusat permukaan. Padatkan lapisan bawah seluruhnya hingga kedalamannya. Hindari batang penusuk mengenai pelat dasar cetakan. Padatkan lapisan kedua dan lapisan atas seluruhnya hingga kedalamannya, sehingga penusukan menembus batas lapisan di bawahnya. c) Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas, lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati-hati. Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik tanpa gerakan lateral atau torsional. Selesaikan seluruh pekerjaan pengujian dari awal pengisian hingga pelepasan cetakan tanpa gangguan, dalam waktu tidak lebih dari 2 ½ menit. d) Setelah beton menunjukkan penurunan pada permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton. Bila terjadi keruntuhan atau keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton (CATATAN 4), abaikan pengujian tersebut dan buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh. “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”
  • 11. SNI 1972:2008 5 dari 5 CATATAN 4 Bila dua pengujian berturutan pada satu contoh beton menunjukkan keruntuhan geser beton pada satu sisi atau sebagian massa beton, kemungkinan adukan beton kurang plastis atau kurang kohesif untuk dilakukan pengujian slump. 8 Laporan Catat nilai slump contoh uji dalam satuan milimeter hingga ketelitian 5 mm terdekat. Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan 9 Ketelitian dan penyimpangan 9.1 Ketelitian Tidak perlu pengujian antar laboratorium yang dilaksanakan dalam metode pengujian ini, karena tidak mungkin mendapatkan beton yang setara pada tempat yang berbeda-beda, bebas dari kesalahan kecuali berdasarkan pengujian nilai slump. Data lapangan yang ekstensif mengizinkan suatu pernyataan berkenaan dengan ketelitian beberapa teknisi dari metode pengujian ini. a) Rentang pengujian, 38 hingga 70 mm. b) Jumlah total contoh, 2304. c) Deviasi standar kemampuan pengulangan (1S), 8 mm. d) Batas kemampuan pengulangan 95 persen (D2S), 21 mm. Jadi, hasil dari dua pengujian yang dilaksanakan secara benar oleh teknisi-teknisi yang berbeda dalam laboratorium yang sama pada material yang sama tidak boleh lebih dari 21 mm. Karena keterbatasan rentang nilai slump dalam beton yang digunakan dalam pengujian ini, harus hati-hati dalam menerapkan nilai-nilai ketelitian ini . 9.2 Penyimpangan Metode pengujian ini tidak memiliki penyimpangan karena nilai slump ditetapkan berkaitan dengan metode pengujian ini. CATATAN 5 Data yang akurat didasarkan atas penggunaan kerucut-kerucut dari bahan logam. Tidak ada data spesifik yang tersedia untuk hasil-hasil pengujian beberapa teknisi menggunakan kerucut dari bahan alternatif selain logam. “CopystandarinidibuatolehBSNuntukBadanPenelitiandanPengembanganDepartemenPekerjaanUmum dalamrangkaPenyebarluasan,PengenalandanPengaplikasianStandar,Pedoman,Manual(SPM)BidangKonstruksiBangunandanRekayasaSipil”