Dokumen tersebut membahas dampak pandemi Covid-19 terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. PSBB yang diberlakukan pemerintah menyebabkan banyak perusahaan tidak beroperasi sehingga banyak pekerja yang di-PHK atau dirumahkan. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat hampir di seluruh provinsi Indonesia. Saran yang diberikan adalah mengoptimalkan program kartu pra-kerja, memberikan insentif kepada perusahaan agar tidak mel
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
PPT Kelomp 1.pptx
1. TUGAS KELOMPOK STUDI LITERATUR
KELOMPOK 1
1. ANCE M. SITUMORANG 2102012046
2. ABRAHAM KEVIN 2102012037
3. ALFRED SOLIDARITAS TELAUMBANUA 2102012003
4. AULIA FITRI 2102012003
5. ADHA SEPRIA RAFLEZA 2102012001
6. AIDA SYAHRINI HARAHAP 2102012002
2. Abstrak
Pada akhir tahun 2019 tepatnya bulan Desember, hampir seluruh dunia
termasuk Indonesia digemparkan oleh wabah Virus Corona yang secara cepat
telah memberikan dampak di semua sektor.
Tujuan penelitian adalah mengetahui dampak pandemi terhadap jumlah
pengangguran sebelum dan setelah pandemic covid 19.
Metode yang digunakan adalah jenis studi tinjauan literatur. Data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari referensi yang
relevan.
Hasil penelitian adalah masa pandemi Covid-19 banyak membuat
perusahan-perusahaan tidak beroperasional sehingga tingkat pengangguran
terbuka hampir seluruh provinsi mengalami kenaikan setelah adanya pandemi
Covid-19
3. Pendahuluan
Akhir tahun 2019 adalah awal dari ledakan Covid 19 di dunia, China menjadi negara pertama untuk ledakan
berbahaya ini, hingga akhirnya di awal tahun 2020 covid 19 masuk ke negara kita, Indonesia.
Hampir seluruh negara, pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan semenjak adanya pandemi tidak terkecuali di
Indonesia, tercatat semenjak Covid-19 mulai menyebar cepat di negara ini, perekonomian nasional menurun drastis.
Pada triwulan II-2020, Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berkontraksi dengan
besaran 5,32 persen jika dibandingkan pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Hal tersebut merupakan
implikasi dari adanya upaya pencegahan menyebarnya virus tersebut.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) merupakan tindakan yang paling digencarkan oleh pemerintah.
4. Kebijakan PSBB bertujuan untuk mengurangi percepatan penyebaran virus, namun di sisi lain
dengan dibatasinya mobilitas penduduk, serta dilakukannya penutupan pada pusat-pusat
perbelanjaan, menjadikan aktivitas ekonomi tidak selancar sebelumnya.
Dengan adanya penutupan pusat perbelanjaan tadi, maka toko-toko yang berada di
dalamnya secara tidak langsung juga mengalami penurunan pendapatan.
Tidak sedikit pula toko kecil yang tidak dapat bertahan karena adanya kebijakan ini yang pada
akhirnya secara terpaksa harus tutup. Bahkan untuk perusahaan besar sekalipun, baik mall,
minimarket, atau pun toko besar lainnya yang juga mengalami penurunan pendapatan pada
akhirnya harus mengambil kebijakan yang sulit dengan memutus hubungan kerja para pegawainya
5. Menurut laporan BPS, di Indonesia tingkat pengangguran per Agustus 2020 sudah
menyentuh angka 2,56 juta penduduk dari sebanyak 29,12 juta penduduk yang berada pada
usia kerja. Menurut Kepala BPS, jumlah ini merupakan imbas dari adanya pandemi Covid-19.
Laporan lain dari Kemnaker menunjukkan bahwa akibat dari pandemi Covid-19, di sektor
formal terdapat sebanyak 39.977 perusahaan yang memilih untuk merumahkan karyawannya
per tanggal 7 April 2020.
6. Tinjauan Teori
Dalam kondisi mewabahnya pandemi Covid-19 ini ternyata banyak sekali dampak yang
ditimbulkan oleh pandemi ini utamanya di sektor perekonomian Indonesia. Pengangguran
contohnya, dengan semakin meluasnya virus covid-19 ini di Indonesia sampai saat ini maka
tidak menutup kemungkinan tingkat pengangguran di Indonesia akan semakin meningkat
bahkan sangat berpotensi besar terjadi, dilihat dari banyaknya para pekerja yang di PHK dan
dirumahkan atau dihimbau untuk dirumah saja atau social distancing. Sehingga hal ini sangat
membatasi masyarakat untuk bekerja.
7. Kegiatan membatasi masyarakat untuk bekerja ini dapat memicu bertambahnya angka
pengangguran. Hasil penelitian yang di dapat, ditemukan beberapa penilaian :
1. Penelitian terdahulu oleh Yanuarita dan Haryati (2021), menyatakan bahwa adanya
peningkatan jumlah pengangguran yang disebabkan pemberlakuan PHK (Putus Hubungan Kerja)
oleh pihak pabrik maupun perusahaan sehingga menimbulkan fenomena pemberhentian
bekerja sebesar 54% pekerja laki-laki dan 56% perempuan yang mengalami hal sama.
2. Menurut penelitian terdahulu oleh Zahroh (2017), terdapat hubungan antara tingkat partisipasi
angkatan kerja terhadap jumlah pengangguran yang bersifat positif atau searah.
Sesungguhnya, peningkatan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan perluasan lapangan
kerja akan meningkatkan pengangguran seiring dengan penambahan angkatan kerja.
8. 3. Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan IPM sebagai suatu ukuran dalam keberhasilan
pembangunan kualitas hidup manusia. IPM mampu menjelaskan kemampuan penduduk
untuk mendapatkan pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya dengan
memanfaatkan hasil pembangunan.
4. Faktor lain yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat pengangguran adalah upah
minimum. Mankiw (2000:154) menjelaskan bahwa bagian dari faktor yang menyebabkan
tingginya pengangguran adalah komponen upah. Tiap adanya kenaikan pada upah maka
kebutuhan tenaga kerja menipis sehingga berimplikasi pada munculnya pengangguran
(Alghofari,2010).
9. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada tulisan ini adalah jenis studi tinjauan literatur.
Tinjauan literatur merupakan bagian yang penting dalam berbagai jenis penelitian. Tinjauan
literatur adalah ringkasan analisis dari badan penelitian mengenai suatu masalah penelitian
tertentu dengan cara menggambarkan, mengevaluasi dan mengklarifikasi pengetahuaan yang
sudah diketahui pada suatu bidang subjek. Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal, dan
penelitian yang sudah pernah dilakukan.
10. Hasil Pembahasan
Kebijakan PSBB dalam kondisi pandemi yang diberlakukan oleh pemerintah menjadikan aktivitas
ekonomi menjadi terbatas. Banyak para pekerja yang dirumahkan dan banyaknya pekerja yang
terdampak. Hal tersebut menyebabkan jumlah pengangguran meningkat secara drastis.
11. Gambar 1 memperlihatkan bahwa tingkat
pengangguran terbuka hampir seluruh provinsi di
Indonesia mengalami kenaikan setelah adanya
pandemi Covid-19.
Pada tahun 2020, DKI Jakarta memiliki TPT
tertinggi sebesar 10.95 %, sedangkan pada tahun
2019 TPT DKI Jakarta sebesar 6.54%.
TPT terendah di tahun 2020 adalah Provinsi
Sulawesi Barat sebesar 3.32 %, sedangkan tahun
2019 TPT Sulawesi Barat sebesar 2.98.
Begitu pun dengan provinsi lainnya, mengalami
kenaikan TPT setelah adanya pandemi Covid-19.
12. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hadirnya pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada negara kita Indonesia khususnya di sektor ekonomi, bahkan
bisa dikatakan di masa pandemi ini ekonomi Indonesia mengalami krisis.
2. Hadirnya pandemi Covid-19 ini juga banyak membuat banyak perusahan-perusahaan yang tidak beroperasional,
kegiatan-kegiatan masyarakat terbatasi, dan banyak membuat masyarakat merasa takut.
3. Hal utama yang menyebabkan pengangguran meningkat di masa pandemi ini ialah PHK karena banyaknya
perusahaan yang menghentikan operasionalnya, lock down, social distanching, dan PSBB.
4. Imbas dari meningkatnya pengangguran di Indonesia maka akan membuat perekonomian Indonesia semakin
terpuruk, karena seperti yang kita ketahui bahwa masalah ekonomi yang sulit terselesaikan ialah pengangguran.
5. Adapun yang mungkin bisa dilakukan agar angka pengangguran tidak meningkat pesat ialah mengoptimalkan kartu
Pra-Kerja oleh pemerintah, mendorong dunia usaha agar memberikan insentif bukan PHK, mengusahakan dan
mengupayakan agar pandemic ini cepat berlalu, percayakan kepada pemerintah, dan meningkatkan jiwa
kewirausahaan terutama yang berbasis online
13. Saran
1. Mengoptimalkan program kartu Pra-Kerja
2. Mendorong kepada dunia usaha melalui pemberian insentif agar mereka mengoptimalkan
alternatif-alternatif untuk mempertahankan tenaga kerja mereka dibandingkan dengan PHK.
3. Mengusahakan dan mengupayakan agar pandemi ini cepat berlalu sehingga keadaan bisa
kembali seperti semula, perusahaan-perusahaan dapat beroperasional kembali, orang-orang
tidak takut lagi untuk berusaha, karyawan karyawan yang sudah di PHK ditarik kembali bukan
mencari pekerja-pekerja lain apa lagi dari luar negri atau pekerja asing.