Dokumen ini membahas pentingnya permainan ular naga untuk meningkatkan sikap sosial pada anak usia dini. Permainan ini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berinteraksi sosial antar teman. Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas untuk meningkatkan sikap sosial anak melalui permainan ular naga di TK."
Berikut ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Bermain merupakan aktivitas penting bagi perkembangan anak karena dapat mengembangkan kapasitas fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak. Orangtua dapat memanfaatkan kegiatan bermain untuk menanamkan konsep positif, mengasah keterampilan hidup, serta menemukan cara belajar yang tepat bagi setiap anak. Bermain juga dapat dimanfaat
RISET MINI PEMBELAJARAN BERMAIN DI PAUDintan siregar
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kegiatan bermain bagi anak usia dini di PAUD Ummi Darussalam. Kegiatan bermain dapat membantu perkembangan sosial, kognitif, dan kreativitas anak. PAUD Ummi Darussalam menyediakan berbagai fasilitas bermain yang membuat anak nyaman serta diawasi oleh pendidik.
Bermain merupakan aktiviti penting bagi perkembangan kanak-kanak dari aspek fizikal, kognitif, sosial dan emosi. Ia membantu kanak-kanak melatih kemahiran motorik, meningkatkan daya ingatan, pemikiran kreatif, kemahiran bersosial, dan mengawal emosi. Jenis permainan seperti bermain sendirian, berhampiran dengan rakan, tidak berinteraksi tetapi menjalankan aktiviti yang sama, dan bermain secar
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang jenis-jenis permainan dan ciri-ciri permainan kanak-kanak. Ia membahagikan permainan kepada beberapa kategori seperti permainan sosial, kognitif, sosiodramatik, bebas dan luar bilik darjah. Jenis-jenis permainan sosial dan kognitif dijelaskan dengan contoh ringkas.
Berikut ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Bermain merupakan aktivitas penting bagi perkembangan anak karena dapat mengembangkan kapasitas fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak. Orangtua dapat memanfaatkan kegiatan bermain untuk menanamkan konsep positif, mengasah keterampilan hidup, serta menemukan cara belajar yang tepat bagi setiap anak. Bermain juga dapat dimanfaat
RISET MINI PEMBELAJARAN BERMAIN DI PAUDintan siregar
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya kegiatan bermain bagi anak usia dini di PAUD Ummi Darussalam. Kegiatan bermain dapat membantu perkembangan sosial, kognitif, dan kreativitas anak. PAUD Ummi Darussalam menyediakan berbagai fasilitas bermain yang membuat anak nyaman serta diawasi oleh pendidik.
Bermain merupakan aktiviti penting bagi perkembangan kanak-kanak dari aspek fizikal, kognitif, sosial dan emosi. Ia membantu kanak-kanak melatih kemahiran motorik, meningkatkan daya ingatan, pemikiran kreatif, kemahiran bersosial, dan mengawal emosi. Jenis permainan seperti bermain sendirian, berhampiran dengan rakan, tidak berinteraksi tetapi menjalankan aktiviti yang sama, dan bermain secar
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang jenis-jenis permainan dan ciri-ciri permainan kanak-kanak. Ia membahagikan permainan kepada beberapa kategori seperti permainan sosial, kognitif, sosiodramatik, bebas dan luar bilik darjah. Jenis-jenis permainan sosial dan kognitif dijelaskan dengan contoh ringkas.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bermain bagi perkembangan anak, termasuk tiga jenis bermain (main sensorimotor, peran, dan pembangunan) serta pengaturan lingkungan yang mendukung untuk memfasilitasi bermain anak.
Dokumen tersebut membahasakan pentingnya aktiviti bermain bagi kanak-kanak, model pengajaran bermain untuk pemahaman (TGFU), dan aspek pengurusan serta keselamatan aktiviti bermain kanak-kanak.
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatSriKatoningsih2
Dokumen tersebut membahas tentang konsep bermain pada anak, yang dijelaskan merupakan kegiatan alami untuk mengungkapkan konflik yang tidak disadari dan bermanfaat untuk perkembangan anak secara sensorik, intelektual, sosial, kreativitas, diri, dan moral melalui berbagai jenis permainan sesuai usia."
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Riri Albantani
Dokumen tersebut membahas tentang permainan kartu sebagai sumber belajar bagi anak. Permainan kartu dapat melatih anak untuk membedakan bentuk gambar dan angka serta mengembangkan aspek motorik, kognitif, dan sosial sesuai dengan teori perkembangan anak. Permainan kartu juga dapat menjadi media untuk mengajarkan klasifikasi dan konsep dasar matematika kepada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang permainan edukatif untuk anak normal dan berkebutuhan khusus, termasuk definisi alat permainan edukatif, fungsi dan manfaatnya, jenis-jenisnya sesuai usia anak, serta contoh-contoh permainan edukatif.
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaranAyunie Queenheart
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Permainan Edukatif (APE) untuk anak TK. APE dirancang untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak melalui bermain, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. APE juga bertujuan untuk memberikan motivasi dan kesenangan bagi anak saat belajar.
Materi ini disampakan Sadiah Kusumahwati, S.Pd, M.Ed pada webinar how to to be a creative teacher or parent in a new normal life, yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB
Dokumen ini membahas tentang bermain pada anak usia 4-6 tahun. Terdapat penjelasan mengenai teori bermain, jenis-jenis kegiatan bermain seperti bermain fungsional, konstruktif, dan simbolik, serta peran guru dalam mendukung kegiatan bermain anak melalui strategi seperti mempersiapkan sumber bermain dan melakukan observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang standar pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Standar-standar tersebut meliputi standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi proses dan penilaian, serta standar sarana prasarana pengelolaan dan pembiayaan pendidikan anak usia dini.
Dokumen tersebut merupakan pengakuan terima kasih oleh Farah Najwa kepada guru pembimbing, orang tua, dan teman-temannya atas bantuan mereka dalam menyelesaikan tugas kursus tentang kemitraan orang tua di sekolah. Dokumen itu juga menjelaskan berbagai cara penglibatan orang tua dalam pendidikan awal anak, seperti sumbangan, keterlibatan sekolah, dan memberikan bantuan keahlian kepada guru
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya LiterasiATHARUDDIN S.Sos
Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam membangun budaya literasi untuk anak-anak. Keluarga dapat menumbuhkan minat baca dan menulis melalui kegiatan seperti mendongeng dan mengenalkan lingkungan. Masyarakat dapat turut serta melalui lembaga pendidikan dan kegiatan seperti Gebyar PAUD yang dapat memotivasi siswa, orang tua, dan guru untuk terlibat dalam peningkatan literasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bermain bagi perkembangan anak, termasuk tiga jenis bermain (main sensorimotor, peran, dan pembangunan) serta pengaturan lingkungan yang mendukung untuk memfasilitasi bermain anak.
Dokumen tersebut membahasakan pentingnya aktiviti bermain bagi kanak-kanak, model pengajaran bermain untuk pemahaman (TGFU), dan aspek pengurusan serta keselamatan aktiviti bermain kanak-kanak.
Pertemuan 2 konsep bermain , tujuan, fungsi dan manfaatSriKatoningsih2
Dokumen tersebut membahas tentang konsep bermain pada anak, yang dijelaskan merupakan kegiatan alami untuk mengungkapkan konflik yang tidak disadari dan bermanfaat untuk perkembangan anak secara sensorik, intelektual, sosial, kreativitas, diri, dan moral melalui berbagai jenis permainan sesuai usia."
Makalah analisis bermain sebagai sumber belajar Riri Albantani
Dokumen tersebut membahas tentang permainan kartu sebagai sumber belajar bagi anak. Permainan kartu dapat melatih anak untuk membedakan bentuk gambar dan angka serta mengembangkan aspek motorik, kognitif, dan sosial sesuai dengan teori perkembangan anak. Permainan kartu juga dapat menjadi media untuk mengajarkan klasifikasi dan konsep dasar matematika kepada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang permainan edukatif untuk anak normal dan berkebutuhan khusus, termasuk definisi alat permainan edukatif, fungsi dan manfaatnya, jenis-jenisnya sesuai usia anak, serta contoh-contoh permainan edukatif.
Penggunaan alat permainan edukatif (APE) dalam pembelajaranAyunie Queenheart
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Permainan Edukatif (APE) untuk anak TK. APE dirancang untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak melalui bermain, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. APE juga bertujuan untuk memberikan motivasi dan kesenangan bagi anak saat belajar.
Materi ini disampakan Sadiah Kusumahwati, S.Pd, M.Ed pada webinar how to to be a creative teacher or parent in a new normal life, yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB
Dokumen ini membahas tentang bermain pada anak usia 4-6 tahun. Terdapat penjelasan mengenai teori bermain, jenis-jenis kegiatan bermain seperti bermain fungsional, konstruktif, dan simbolik, serta peran guru dalam mendukung kegiatan bermain anak melalui strategi seperti mempersiapkan sumber bermain dan melakukan observasi.
Dokumen tersebut membahas tentang standar pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Standar-standar tersebut meliputi standar tingkat pencapaian perkembangan anak, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi proses dan penilaian, serta standar sarana prasarana pengelolaan dan pembiayaan pendidikan anak usia dini.
Dokumen tersebut merupakan pengakuan terima kasih oleh Farah Najwa kepada guru pembimbing, orang tua, dan teman-temannya atas bantuan mereka dalam menyelesaikan tugas kursus tentang kemitraan orang tua di sekolah. Dokumen itu juga menjelaskan berbagai cara penglibatan orang tua dalam pendidikan awal anak, seperti sumbangan, keterlibatan sekolah, dan memberikan bantuan keahlian kepada guru
Peran Keluarga dan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya LiterasiATHARUDDIN S.Sos
Peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam membangun budaya literasi untuk anak-anak. Keluarga dapat menumbuhkan minat baca dan menulis melalui kegiatan seperti mendongeng dan mengenalkan lingkungan. Masyarakat dapat turut serta melalui lembaga pendidikan dan kegiatan seperti Gebyar PAUD yang dapat memotivasi siswa, orang tua, dan guru untuk terlibat dalam peningkatan literasi.
Bermain penting untuk perkembangan anak karena membantu mereka belajar tentang dunia secara alami dan mengembangkan berbagai keterampilan. Bermain juga berguna untuk mengekspresikan perasaan, mengembangkan hubungan sosial, dan membantu anak mengembangkan kepribadian mereka. Ada beberapa tahapan perkembangan bermain yang dijalani anak, dimulai dari tahap manipulatif hingga tahap simbolis.
Teks tersebut membahas penelitian tindakan kelas yang dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan logika matematika anak melalui permainan berhitung menggunakan papan telur. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan anak dari siklus I ke siklus II dalam menyebutkan angka, mengenal angka dengan benda, dan mengurutkan angka.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini melalui permainan balok, di mana permainan balok dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak melalui pengenalan konsep bentuk, warna, dan ukuran. Dokumen juga menjelaskan tahapan perkembangan kognitif anak menurut Piaget serta manfaat penggunaan balok dalam
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya stimulasi lingkungan untuk pertumbuhan otak anak, terutama pada masa emas usia 3-6 tahun. Alat permainan edukatif (APE) tradisional dapat dibuat dari bahan sederhana untuk merangsang 8 kemampuan dasar anak melalui bermain.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peran bermain bagi perkembangan anak. Melalui bermain, anak dapat mengembangkan aspek fisik, intelektual, emosional, sosial, dan kreativitasnya. Bermain juga bermanfaat sebagai terapi bagi anak, terutama anak yang dirawat di rumah sakit. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain anak adalah tahap perkembangan, kondisi kesehatan, j
Kanak kanak pintar cerdas dan pendekatan mengajarJenry Saiparudin
Kanak-kanak pintar cerdas memerlukan program khusus untuk membantu mereka
merealisasikan potensi penuh. Terdapat tiga jenis program yang berkesan: pengasingan,
pemecutan, dan pengayaan. Program-program luar kelas seperti aktiviti bahasa isyarat dan
renang juga dapat meningkatkan kemahiran sosial dan motorik kanak-kanak. Faktor
persekitaran yang menyokong seperti sokongan di sekolah dan rumah penting
Perkembangan kanak-kanak dipengaruhi oleh interaksi dengan persekitaran fizikal, psikososial, dan pengalaman bersama rakan-rakan. Persekitaran yang menggalakkan, selamat, dan memberikan pengalaman belajar langsung dapat mempercepat perkembangan kemampuan kanak-kanak dan menghasilkan perubahan tingkah laku yang positif.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan sosiologi terhadap peserta didik. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa sosiologi mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial. Pendidikan diharapkan dapat mempertahankan keselarasan hidup sosial peserta didik. Perkembangan interaksi sosial peserta didik dimulai sejak bayi hingga remaja yang melibatkan lingkungan keluarga
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan pembelajaran di luar ruangan (outdoor learning) untuk meningkatkan perkembangan sains dan kreativitas anak usia dini. Outdoor learning dijelaskan dapat menstimulasi anak untuk bereksplorasi, berinteraksi langsung dengan alam sehingga menghasilkan imajinasi dan ide-ide baru yang merupakan bagian dari kreativitas anak. Namun demikian, lingkungan outdoor seringkali hanya digunakan sebag
Similar to Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia Dini (20)
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Pentingnya Permainan Ular Naga Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Pada Anak Usia Dini
1. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
PENA PAUD
Jurnal Pendidikan AnakUsia Dini
PENTINGNYA PERMAINAN ULAR NAGA UNTUK
MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL PADA ANAK USIA DINI DI TK
AISYIYAH III KOTA BENGKULU
Dinda Safitri1, Zahratul Qalbi2
Program Studi Pendidikan Guru PAUD, Universitas Bengkulu
Abstrak
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki pada masa
anak-anak. Kegiatan bermain anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan
kepribadiannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan sikap sosial anak
melalui permainan ular naga di TK Aisyiyah III Kota Bengkulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat perkembangan sikap sosial anak melalui permainan ular naga di TK Aisyiyah III Kota
Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah Penelitian
tindakan kelas atau Classroom Action Research. Melalui penelitian tindakan kelas peneliti bermaksud untuk
meningkatkan kemampuan sosial anak melalui kegiatan permainan Ular Naga pada pada pesetra didik
kelompok B TK Aisyiyah III Kota Bengkulu. Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada permainan ular
naga dapat meningkatkan keterampilan sosial anak untuk berkomunikasi dengan teman, guru dan orang lain.
Penggunaan metode permainan ular naga ini memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi,
merekayasa, berimajinasi, memecahkan masalah dan bersosialisasi, bekerjasama dengan kelompok, serta
memperoleh pengalaman yang menyenangkan.
Kata Kunci: Permainan; Sosial; PAUD.
Abstract
Play is a human right for early childhood which has the main and intrinsic value in childhood.
Early childhood play activities are very important in the development of their personality. The formulation of
the problem in this study is how to improve children's social attitudes through playing dragon snakes at
Aisyiyah III Kindergarten,Bengkulu City. The purpose of this study was to see the level of development of
children's social attitudes through the dragon snake game in Aisyiyah III Kindergarten, Bengkulu City. The
research method used in this research is ClassroomAction Research orClassroomAction Research. Through
research classaction research to improve children's social skills through the game of Dragon Snake in group
B TK Aisyiyah III students of Bengkulu City. Fromthis research, it can be shown that the dragon snake game
can improve children'ssocial skills to communicate with friends, teachers and other people. The use of this
dragon snake game method provides opportunities for children to be explored, manipulate, imagine, solve
problems and socialize, in groups, and have a pleasant experience.
Keywords: Gamesg; Social; PAUD.
2. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
PENDAHULUAN
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan hakiki
pada masa anak-anak. Kegiatan bermain anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting
dalam perkembangan kepribadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi media bagi anak untuk belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak usia
dini merupakan nilai positif terhadap perkembangan seluruh aspek yang ada dalam diri anak.
Dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang anak
rasakan dan pikirkan. (Andini, 2018)
Banyak sekali permainan yang dapat dimainakan oleh anak usia dini termasuk juga
permainan tradisional. Beragam permainan tradisional mengarahkan anak menjadi kuat
secara fisik maupun mental, sosial dan emosi, tak mudah menyerah, bereksplorasi,
bereksperimen, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Di dalam permainan tradisional yang
dilakukan oleh anak, semua kegiatan menjadi bagian penting dan strategis yang akan
membangun seluruh potensi yang dimiliki anak secara menyeluruh. (Paudia, 2011)
Permainan tradisonal ini mengutamakan interaksi sosial, melatih sosial emosional
dikarenakan dalam proses bermain anak dituntut untuk jujur, adil dan penuh tanggung jawab.
Permainan tradisional memiliki banyak nilai-nilai edukatif dan pesan moral, seperti: nilai-
nilai kebersamaan, kejujuran, tanggung jawab, dorongan prestasi, toleransi, keakraban,
kreatif, mandiri solidaritas, sportivitas serta taat pada aturan. (Han & goleman, daniel;
boyatzis, Richard; Mckee, 2019)
Mulyani (2016: 106) menyatakan, “Permainan ular naga merupakan salah satu
permainan tradisional di Indonesia. Pada permainan ini anak-anak berbaris berpegangan pada
“buntut”, yaitu ujung baju atau pinggang anak yang ada di depannya. Seorang anak yang
paling besar bermain sebagai induk dan berada paling depan di barisan. Selain itu, terdapat
dua anak yang berperan sebagai gerbang dengan berdiri saling berhadapan dan saling
berpengangan di atas tangan diatas kepala”. (Guru et al., 2017)
Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan kerjasama, komunikasi, dan
interaksi sesama teman sebayanya. Salah satu metode yang mampu mengembangkan sosial
emosional anak yaitu permainan ular naga, permainan ini tidak perlu menggunakan alat
hanya mengandalkan individu atau anak anak itu sendiri dan permainan ini juga mudah
dilakukan oleh banyak anak.
Dengan bermain anak dapat mengembangkan sosialnya dengan teman sebayanya.
Nugraha (2006:1.21) secara umum menyatakan bahwa pengembangan sosial pada anak usia
dini adalah: (a). Sikap sosial Bermain dapat mendorong anak untuk meninggalkan pola
berpikir egosentrisnya. Dalam situasi bermain anak “dipaksa” untuk mempertimbangkan
sudut pandang teman bermainnya sehingga anak kurang egosentris. Dalam permainan, anak
belajar bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Mereka mempunyai kesempatan untuk
belajar menunda kepuasan sendiri selama beberapa menit, misalnya saat menunggu giliran
bermain. Sehingga dapat terdorong untuk belajar berbagi, bersaing dengan jujur, menang atau
kalah dengan sportif, mempertahankan haknya, dan peduli terhadap hak-hak orang lain.
Lebih lanjut anak pun akan belajar makna kerja tim dan semangat tim. (b). Belajar
berkomunikasi Untuk dapat bermain dengan baik bersama orang lainanak harus bisa mengerti
3. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
dan dimengerti oleh teman-temannya. Hal ini mendorong anak untuk belajar bagaimana
berkomunikasi dengan baik, bagaimana membentuk hubungan sosial, 20 bagaimana
menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam hubungan tersebut. (c).
Belajar mengorganisasi Saat bermain bersama orang lain, anak juga berkesempatan belajar
berorganisasi. Bagaimana anak harus melakukan pembagian “peran” diantara mereka yang
turut serta dalam permainan tersebut, misalnya siapa yang menjadi guru dan siapa yang
menjadi muridnya. (d). Lebih menghargai orang lain dengan perbedaan-perbedaan Bermain
memungkinkan anak mengembangkan empatinya. Saat bermain dalam sebuah peran,
misalnya anak tidak hanya memerankan identitas tokoh, tetapi juga pikiran-pikiran dan juga
perasaan-perasaan tokoh tersebut. Permainan membantu anak membangun pemahaman yang
lebih baik atas orang lain, lebih toleran, serta mampu berlapang dada terhadap
perbedaanperbedaan yang dijumpai. (e). Menghargai harmoni dan kompromi Saat dunianya
semakin luas dan kesempatan berinteraksi semakin sering dan bervariasi maka akan tumbuh
kesabarannya akan makna peran sosial, persahabatan, perlu menjalin hubungan serta perlu
strategi dan diplomasi dalam hubungan orang lain. Anak tidak akan begitu saja merebut
mainan teman, misalnya anak akan tau akan konsekuensi ditinggalkan atau dimusuhi. (Han &
goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, 2019)
Dengan hadirnya PAUD (pendidikan anak usia dini) baik pada jalur formal yaitu
TK/RA, maupun non formal yaitu TPA/KB/Play Group, sebagai wadah pengembangan
seluruh aspek perkembangan anak. diharapkan mampu mengatasi/memberikan solusi yang
tepat bagi masalah yang dihadapi dalam pendidikan informal yaitu keluarga. Oleh karena itu,
dalam menghadapi perkembangan zaman yang secara berlahan merubah pola bermain dan
jenis permainan yang memiliki pengaruh besar bagi perkembangan anak dikemudian hari.
Para pendidik anak usia dini dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan permainan
sehingga menciptakan kegiatan bermain yang bermakna. Anak akan belajar melalui
pengalaman langsung, yang akhirnya pengetahuan yang ia dapat akan masuk ke memori
jangka panjang dan bertahan lama. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran di Taman
Kanak-kanak yaitu bermain sambil belajar bukan sebaliknya belajar sambil bermain. (Elfiadi,
2016)
Kegiatan bermain sangat diminati oleh setiap anak usia dini dan hal ini dapat dilihat
dari sebagian besar waktu yang digunakan oleh anak adalah bermain dan hal ini secara tidak
langsung memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan anak hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh montolalu dkk bahwa Pengaruh bermain bagi
perkembangan anak dapat mempengaruhi perkembangan fisik,dorongan komunikasi,
penyaluran energy emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan,
sumberbelajar, ransangan bagi kreativitas, perkembangan wawasan diri, belajar
bermasyarakat, standar moral, belajar bermain sesuai dengan peren jenis kelamin,
perkembangan ciri kepribadian yang dinginkan. (Wiwik Pratiwi, 2017)
Dalam pembelajaran di TK sebagian guru masih jarang menerapkan permainan, baik
permainan tradisional maupun modern, baik outdoor maupun indoor. Maka dari itu tujuan
adanya permainan yang dilakukan oleh anak yaitu agar memberikan manfaat bagi
perkembangan seluruh aspeknya terutama pada perkembangan sosial emosional anak, banyak
anak-anak yang ketika diajak bermain mereka hanya diam dan tidak ikut bermain ini juga
4. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
merupakan hal yang harus diperhatikan oleh guru untuk dijadikan motivasi agar lebih kreatif
dalam melaksanakan kegiatan bermain pada anak. (Muthmainnah et al., 2016)
Berbagai pendapat yang didasarkan pada observasi dan riset menunjukkan bahwa
anak tidak dapat dipisahkan dari bermain. Bermain merupakan faktor yang paling
berpengaruh dalam periode perkembangan diri anak, meliputi dunia fisik, sosial, sistem
komunikasi. Beberapa ahli, pengikut Vygotsky, yakin bahwa bermain mempengaruhi
perkembangan anak melalui tiga cara. Pertama, bermain menciptakan zone of proximal
developmental (ZPD) anak, yakni wilayah yang menghubungkan antara kemampuan aktual
anak dan kemampuan potensial anak. Kedua, bermain memfasilitasi separasi (pemisahan)
pikiran dari objek dan aksi. Ketiga, bermain mengembangkan penguasaan diri. (Farikhah,
2018)
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan sikap sosial
anak melalui permainan ular naga di TK Aisyiyah III Kota Bengkulu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan sikap sosial
anak melalui permainan ular naga di TK Aisyiyah III Kota Bengkulu.
METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan desain penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun ajaran 2020/2021, yaitu pada bulan Januari. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik Kelas B usia 5-6 Tahun di TK Aisyiyah III Kota Bengkulu yang terdiri dari 15
peserta didik. Objek penelitian adalah kemampuan peserta didik dalam bekerjasama dan
berinteraksi saat bermain. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Menurut O'Brien (2001) penelitian tindakan dilakukan ketika sekelompok orang (siswa)
diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Selama tindakan berlangsung, peneliti melakukan pengamatan perubahan perilaku
siswa dan faktor-faktor yang menyebabkan tindakan yang dilakukan tersebut sukses atau gagal.
Apabila peneliti merasa tindakan yang dilakukan hasilnya kurang memuaskan maka akan dicoba
kembali tindakan kedua dan seterusnya. Dalam PTK, jarang ada keberhasilan yang dapat dicapai
dalam satu kali tindakan, oleh sebab itu PTK sering dilakukan dalam beberapa siklus tindakan.
Pengaruh action research kemudian dipelajari dan dilaporkan secara mendalam dan sistematis.
(Mulyatiningsih, 2009)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dalam penelitian ini adalah
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research. Melalui penelitian tindakan kelas
peneliti bermaksud untuk meningkatkan kemampuan sosial anak melalui kegiatan permainan
Ular Naga pada pada pesetra didik kelompok B TK Aisyiyah III Kota Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pemberian siklus. Setiap siklus mempunyai
empat kegiatan utama yang terdiri atas perencanaan (plamning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflekting).
Dalam penelitian ini guru dan peneliti bekerja sama dalam pembuatan Rencana Kegiatan
Harian (RKH), selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sedangkan guru hanya
mengamati kegiatan belajar selama berlangsung, guru dan peneliti berdiskusi untuk
5. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
merefleksikan kekurangan dan kelebihan apa yang didapatkan dari pembelajaran yang
berlangsung.
Melalui kegiatan bermain permainan Ular Naga dapat meningkatkan keterampilan sosial
pada anak. Dalam penelitian permainan Ular Naga ini masing-masing anak mengalami
peningkatan pada tiap indikator yang ingin dicapai, hal ini dapat dilihat pada siklus I dan siklus II
keterampilan sosial anak mengalami peningkatan dan mencapai keberhasilan dalam belajar.
Dikarenakan anak sudah diberikan bimbingan dan diberikan motivasi sehingga membuat
keterampilan sosial anak semakin meningkat melalui kegiatan permainan Ular Naga.
Pada kegiatan disiklus I nilai rata-rata keterampilan sosial anak yang diperoleh yaitu 3,22
dengan kriteria mulai berkembang (MB) karena anak sudah bisa besosialisasi dan bekerjasama
dengan teman serta pada ketuntasan anak mendapat persentase 63,5% .
Keterampilan sosial pada anak sudah lebih baik dibandingkan sebelum dilakukan
pembelajaran permainan ular naga karena pembelajaran yang dilakukan hanya berpusat pada guru
dan anak, setiap kegiatan hanya diberikan tugas berupa menulis dan buku pelajaran yang telah
disediakan oleh guru. Sehingga keterampilan sosial anak kurang berkembang dan anak hanya
sibuk dengan kegiatannya masing-masing tanpa mau bersosialisasi dengan teman yang ada di
lingkungan sekitarnya.
Pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan dalam permainan ular naga agar anak
mengetahui langkah-langkah dalam kegiatan bermain. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti bahwa keterampilan sosial anak sudah lebih baik dikarenakan guru dapat
memperhatikan seluruh anak sehingga keterampilan sosial anak dapat berkembang pada saat
bermain permainan tradisional raba-raba serta anak juga dapat mengenal ciri-ciri teman
disekitarnya.
Pada siklus II anak mengalami peningkatan yang sangat baik pada pencapaian belajar
anak mengalami peningkatan 79,58% dari siklus pertama. Pada siklus kedua nilai rata-rata
keterampilan sosial anak mengalami peningkatan karena anak sudah mengerti dan memahami
kegiatan permainan ular naga.
Dari hasil tersebut tampak pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini
karena anak sudah terbiasa dengan bermain permainan ular naga dan anak sudah memahami
aturan dan cara bermain sehingga anak menyelesaikan permainan sehingga keterampilan sosial
pada anak sangat meningkat.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan pada permainan ular naga dapat meningkatkan
keterampilan sosial anak untuk berkomunikasi dengan teman, guru dan orang lain. Penggunaan
metode permainan ular naga ini memberikan kesempatan anak untuk mengeksplorasi,
merekayasa, berimajinasi, memecahkan masalah dan bersosialisasi, bekerjasama dengan
kelompok, serta memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Pada siklus pertama dan siklus
kedua, dapat dikatan bahwa penelitian ini telah berhasil mencapai indikator keberhasilan dan
dicukupkan hanya pada siklus II.
KESIMPULAN
Kemampuan sosial anak usia dini bisa dilatih dan distimulasi dengan berbagai macam
cara. Salah satu cara yang bisa dilakukan hal tersebut adalah melalui kegiatan permainan ular
naga yang membutuhkan kekompakan dan kefokusan didalamnya . Hal yang positif yang
diperoleh anak jika mengikuti kegiatan permainan ini adalah anak dapat menjadi percaya diri
karena sering berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Selain itu juga bisa memiliki
kemampuan komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar.
6. @Jurnal PENA PAUD ProdiPendidikan Guru PAUD FKIP Universitas Bengkulu Tahun 2020
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bermain dan Permainan Ibu
Zahratul Qalbi, M.Pd. Kepala sekolah, guru, orang tua dan peserta didik di TK Aisyiyah III Kota
Bengkulu, dan semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, P. (2018). Bermain dan Permainan Anak usia Dini. In Kencana (Vol. 1, p. 236).
http://dx.doi.org/10.1016/j.asw.2013.04.001%5Cnhttp://journals.cambridge.org/abstract_S0
140525X00005756%5CnLib scanned%5Cnhttp://www.br-
ie.org/pub/index.php/rbie/article/view/1293%5Cnhttp://www-
psych.nmsu.edu/~pfoltz/reprints/Edmedia99.html%5Cnhttp://urd.
Elfiadi. (2016). Bermain dan Permainan bagi Anak Usia Dini. In Itqan (Vol. 7, Issue 1).
Farikhah, S. (2018). Pendidikan anak dalam perspektif gender: Kajian konseptual dan strategi
aksi. X, 1–44.
Guru, P., Anak, P., Dini, U., No, V., Metode, P., Melalui, B., Ular, P., Pendidikan, J.,
Pendidikan, G., Usia, A., Volume, D., & Tahun, N. (2017). NAGA TERHADAP
KEMAMPUAN MOTORIK KASAR Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Ganesha e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha. 5(3),
285–294.
Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). 済無No Title No Title.
Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mulyatiningsih, E. (2009). Modul Pelatihan Pendidikan Profesi Guru Fakultas Teknik
Universitas Negri Yogyakarta. Bandung Rosdakarya, 1–22. staff.uny.ac.id
Muthmainnah, -, Astuti, B., & Fatimaningrum, A. S. (2016). Pengembangan Panduan Permainan
Untuk Engoptimalkan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan
Anak, 5(1). https://doi.org/10.21831/jpa.v5i1.12363
Paudia, J. P. (2011). Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 2011. 1(1), 59–74.
Wiwik Pratiwi. (2017). Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. Manajemen Pendidikan Islam , 5,
106–117.