SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
PERMASALAHAN KEBERAGAMAN DALAM
MASYARAKAT INDONESIA
BY MN. PAMUNTJAKS
Bentuk keberagaman masyarakat Indonesia
• Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Perbedaan suku bangsa satu dengan
suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
1. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
2. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa,
Bahasa Madura, dan lain-lain.
3. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara
kematian.
4. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan
Tari Saudati.
5. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis
ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
6. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
 Adat Istiadat
Adat merupakan peraturan tentang perbuatan manusia yang lazim dilakukan sejak zaman nenek moyang dan diikuti
oleh keturunannya. Adat yang telah melembaga disebut adat istiadat. Mr. van Vollenhoven mengklasifikasikan 19
wilayah hukum adat di Indonesia yaitu;
1. . Aceh (menurut Vollenhoven termasuk Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel, Simeulue).
2. Gayo, Alas, dan Batak dimana Vollenhoven memasukkan wilayah :
a. Tanah Gayo (Gayo Lueus).
b. Tanah Alas.
c. Tanah Batak (Tapanuli)
Tapanuli Utara.
1.Pakpak-Batak (Barus).
2.Karo-Batak.
3.Simalungun-Batak.
4.Toba-Batak (Samosir, Balige, Laguboti, Lumban Julu).
Tapanuli Selatan.
1.Padang Lawas (Tano Sepanjng).
2.Angkola.
3.Mandailing (Sayurmatinggi).
d. Nias (Nias Selatan).
3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Daerah Kampar, Kerinci).
4. Sumatera Selatan.
a)Bengkulu (Rejang).
b)Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan, Tulangbawang).
c)Palembang (Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasema, Semendo).
d)Enggano.
5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera Utara, orang-orang Banjar).
6. Bangka dan Belitung.
7. Kalimantan (Pembagian Vollenhoven meliputi Dayak, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara,
Mahakam Hulu, Pasi, Dayak Kenya, Dayak Klementen, Dayak Landak dan Tayan, Dayak-Lawang, Lepo-Alim, Lepo-
Timei, Long Glatt, Dayak-Maanyan-Pantai, Dayak Maan Siung, Dayak-Ngaju, Dayak-Ot-Danum, Dayak-Penyabung
Punan).
8. Minahasa (Manado Indonesia).
9. Gorontalo (Bolaang Mongondow, Boalemo).
10. Daerah/Tanah Toraja (Vollenhoven memasukan wilayah Sulawesi bagian
Tengah, Toraja, orang Toraja berbahasa Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili,
Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai Indonesia).
11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar,
Selayar, Muna).
12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo, Pulau Sula).
13. Maluku-Ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser, Saparua, Buru, Seram, dan
juga Vollenhoven memasukkan Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, Kisar).
14. Irian.
15. Vollenhoven merinci Kepulauan Timor termasuk kelompok Timor, Timur,
Bagian tengah Timor, Mollo, Sumba, Bagian tengah Sumba, Sumba Timur,
Kodi, Flores, Ngada, Roti, Savu Bima.
16. Bali dan Lombok (Bali, Tangan Parigsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng,
Jembarana, Lombok, Sumbawa).
17. Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Madura (Jawa bagian tengah, Kedu,
Purworejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura).
18. Daerah Kerajaan (Solo-Yogyakarta).
19. Jawa Barat (Parahyangan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten).
Sistem kekerabatan yang ada di masyarakat hukum adat di Indonesia dibagi menjadi:
1. Sistem kekerabatan unilateral
Sistem kekerabatan unilateral merupakan sistem kekerabatan yang angota-
anggotanya menarik garis keturunan hanya dari satu pihak saja yakni pihak ayah (Δ)
atau ibu (O).
Sistem kekerabatan unilateral ini dapat dibagi menjadi 2, yakni:
a. Sistem Kekerabatan Matrilineal
Sistem kekerabatan matrilineal merupakan sistem kekerabatan yang anggota-
anggotanya menarik garis keturunan hanya dari pihak ibu saja terus menerus ke atas
karena ada kepercayaan bahwa mereka semua berasal dari seorang ibu (O) asal.
Misal: masyarakat Minangkabau, Kerinci, Semendo (Sumatera Selatan), Lampung
Paminggir.
b. Sistem Kekerabatan Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal merupakan sistem kekerabatan yang anggota-
anggotanya menarik garis keturunan hanya dari pihak laki-laki/ayah saja, terus
menerus ke atas karena ada kepercayaan bahwa mereka berasal dari seorang ayah
(Δ) asal.
Misal: masyarakat Alas (Sumatera Utara), Gayo, Tapanuli (Batak), Nias, Pulau Buru,
Pulau Seram, Lampung Pepadun, Bali, Lombok.
2. Masyarakat Bilateral/ Parental
Sistem kekerabatan bilateral/ parental merupakan sistem kekerabatan yang angota-
anggotanya menarik garis keturunan baik melalui garis ayah (Δ) maupun ibu (O).
Agama
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang
berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan lingkungannya
Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul
Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)
Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pembawa : –
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari
Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)
Agama Kristen ProtestanNama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari
Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)
Agama BuddhaNama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari
Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)
Agama KatolikNama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari
Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)
Agama Kong Hu Cu
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
Dampak Positif Dampak Negatif
1. Terciptanya integritas nasional
2. Sarana memajukan pergaulan antar
suku, agama, budaya dan golongan
3. Memperkaya khasanah budaya
bangsa
4. Identitas nasional (Bhinneka Tunggal
Ika)
5. Menumbuhkan toleransi dan
kerukunan
1. Terjadi konflik dalam masyarakat
2. Sikap primordialisme, yaitu
pandangan yang berpegang teguh
pada tradisi, adat istiadat,
kepercayaan maupun segala sesuatu
yang ada dilingkungannya
3. Sikap etnosentrisme, yaitu
menganggap suku bangsanya lebih
unggul dari suku yang lainnya
4. Fanatisme yang berlebihan, yaitu
paham yang menganggap
keyakinannya sendiri yang benar dan
menganggap salah keyakinan orang
lain
5. Dis integrasi bangsa, yaitu keinginan
daerah-daerah tertentu untuk
melepaskan diri dari NKRI
Pengaruh keberagaman masyarakat Indonesia
Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia
Bentuk – bentuk permasalahan/konflik
 Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan
suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat
istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat.
Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan
konflik dalam masyarakat.
 Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki
keyakinan atau agama brbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang
satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama
tertentu.
 Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras
yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu
memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
 Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam
masyarakat atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok
dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik,
asal daerah, dan sebagainya.
Faktor Penyebab konflik dalam masyarakat
 Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan
tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
 Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai
tujuan.
 Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga
menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
 Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.
 Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang
berlaku.
 Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak
sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan (konflik)
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya konflik
1. Perpecahan dalam masyarakat
2. Kerugian harta benda dan korban manusia
3. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial
4. Perubahan kepribadian manusia
5. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan
Gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik antara lain
sebagai berikut.
 Gejala menguatnya etnosentrisme dalam masyarakat. Etnosentrisme adalah perasaan
kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat
sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap
etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti
kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
 Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu
kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan
kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap
kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok
remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan
sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.
 Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan
terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap
agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun
kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman agama
dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat.
 Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat
menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat
terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan,
keterbatasan komunikasi, dan sebagainya.

Upaya mengatasi konflik dalam keberagaman masyarakat
 Cara preventif adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi
masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap
toleransi, kerjasama, latihan bersama, dan sebagainya.
 Sedangkan cara represif yaitu upaya mengatasi pada saat atau setelah
terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan
sebaginya.
 Ada satu lagi yaitu kuratif, yaitu upaya tindak lanjut atau
penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk
mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalkan pendampingan
bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerjasama, dan sebagainya.

More Related Content

Similar to PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx

TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARATRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
Ihsan TheFallen
 
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudayaBab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Cikgu Ana
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
KomingBlank
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di Indonesia
Sabilul Maarifah
 
Pertemuan 2 (identitas nas)
Pertemuan 2 (identitas nas)Pertemuan 2 (identitas nas)
Pertemuan 2 (identitas nas)
Dokter Tekno
 

Similar to PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx (20)

Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. SiManusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
Manusia dan budaya ( Pengantar Sosiologi), Novi Catur Muspita, S. Pd., M. Si
 
Tana Toraja
Tana TorajaTana Toraja
Tana Toraja
 
Pendidikan multikultural dalam pkn kelas VII semester 1
Pendidikan multikultural dalam pkn kelas VII semester 1Pendidikan multikultural dalam pkn kelas VII semester 1
Pendidikan multikultural dalam pkn kelas VII semester 1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
C (2)
C (2)C (2)
C (2)
 
TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARATRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
TRADISI MASAYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA
 
Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudayaBab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
Bab 2 kesedaran kepelbagaian sosiobudaya
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 
Manusia dan Kebudayaan.pptx
Manusia dan Kebudayaan.pptxManusia dan Kebudayaan.pptx
Manusia dan Kebudayaan.pptx
 
Media Pembelajaran PPT_Keberagaman Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.pdf
Media Pembelajaran PPT_Keberagaman Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.pdfMedia Pembelajaran PPT_Keberagaman Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.pdf
Media Pembelajaran PPT_Keberagaman Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika.pdf
 
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdfCokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
Cokelat dan Krem Estetik Lucu Tugas Kelompok Presentasi.pdf
 
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptxPPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
PPKn SMK FASE E KEBERAGAMAN.pptx
 
Relasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di IndonesiaRelasi Antar Agama di Indonesia
Relasi Antar Agama di Indonesia
 
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
Bab 10 keterbukaan umat beragama 2
 
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
 
Pertemuan 2 (identitas nas)
Pertemuan 2 (identitas nas)Pertemuan 2 (identitas nas)
Pertemuan 2 (identitas nas)
 
KEBERAGAMAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT_KELAS 6.pptx
KEBERAGAMAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT_KELAS 6.pptxKEBERAGAMAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT_KELAS 6.pptx
KEBERAGAMAN SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI MASYARAKAT_KELAS 6.pptx
 

PERMASALAHAN_KEBERAGAMAN_DALAM_MASYARAKAT_INDONESIA_bab_4_kls_9.pptx

  • 1. PERMASALAHAN KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA BY MN. PAMUNTJAKS Bentuk keberagaman masyarakat Indonesia • Suku Bangsa Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan. Perbedaan suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat terlihat dari ciri-ciri berikut ini. 1. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain. 2. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa Madura, dan lain-lain. 3. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara kematian. 4. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan Tari Saudati. 5. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu). 6. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.
  • 2.  Adat Istiadat Adat merupakan peraturan tentang perbuatan manusia yang lazim dilakukan sejak zaman nenek moyang dan diikuti oleh keturunannya. Adat yang telah melembaga disebut adat istiadat. Mr. van Vollenhoven mengklasifikasikan 19 wilayah hukum adat di Indonesia yaitu; 1. . Aceh (menurut Vollenhoven termasuk Aceh Besar, Pantai Barat Aceh, Singkel, Simeulue). 2. Gayo, Alas, dan Batak dimana Vollenhoven memasukkan wilayah : a. Tanah Gayo (Gayo Lueus). b. Tanah Alas. c. Tanah Batak (Tapanuli) Tapanuli Utara. 1.Pakpak-Batak (Barus). 2.Karo-Batak. 3.Simalungun-Batak. 4.Toba-Batak (Samosir, Balige, Laguboti, Lumban Julu). Tapanuli Selatan. 1.Padang Lawas (Tano Sepanjng). 2.Angkola. 3.Mandailing (Sayurmatinggi). d. Nias (Nias Selatan). 3. Daerah Minangkabau (Padang, Agam, Tanah Datar, Limapuluh Kota, Daerah Kampar, Kerinci). 4. Sumatera Selatan. a)Bengkulu (Rejang). b)Lampung (Abung, Peminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan, Tulangbawang). c)Palembang (Anak-Lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasema, Semendo). d)Enggano. 5. Daerah Melayu (Lingga Riau, Indragiri, Pantai Timur Sumatera Utara, orang-orang Banjar). 6. Bangka dan Belitung. 7. Kalimantan (Pembagian Vollenhoven meliputi Dayak, Bagian Barat Kalimantan, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasi, Dayak Kenya, Dayak Klementen, Dayak Landak dan Tayan, Dayak-Lawang, Lepo-Alim, Lepo- Timei, Long Glatt, Dayak-Maanyan-Pantai, Dayak Maan Siung, Dayak-Ngaju, Dayak-Ot-Danum, Dayak-Penyabung Punan). 8. Minahasa (Manado Indonesia). 9. Gorontalo (Bolaang Mongondow, Boalemo).
  • 3. 10. Daerah/Tanah Toraja (Vollenhoven memasukan wilayah Sulawesi bagian Tengah, Toraja, orang Toraja berbahasa Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai Indonesia). 11. Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar, Selayar, Muna). 12. Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo, Pulau Sula). 13. Maluku-Ambon (Ambon, Banda, orang Uliaser, Saparua, Buru, Seram, dan juga Vollenhoven memasukkan Kepulauan Kai, Kepulauan Aru, Kisar). 14. Irian. 15. Vollenhoven merinci Kepulauan Timor termasuk kelompok Timor, Timur, Bagian tengah Timor, Mollo, Sumba, Bagian tengah Sumba, Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Roti, Savu Bima. 16. Bali dan Lombok (Bali, Tangan Parigsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Jembarana, Lombok, Sumbawa). 17. Jawa Tengah dan Jawa Timur termasuk Madura (Jawa bagian tengah, Kedu, Purworejo, Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura). 18. Daerah Kerajaan (Solo-Yogyakarta). 19. Jawa Barat (Parahyangan, Tanah Sunda, Jakarta, Banten).
  • 4. Sistem kekerabatan yang ada di masyarakat hukum adat di Indonesia dibagi menjadi: 1. Sistem kekerabatan unilateral Sistem kekerabatan unilateral merupakan sistem kekerabatan yang angota- anggotanya menarik garis keturunan hanya dari satu pihak saja yakni pihak ayah (Δ) atau ibu (O). Sistem kekerabatan unilateral ini dapat dibagi menjadi 2, yakni: a. Sistem Kekerabatan Matrilineal Sistem kekerabatan matrilineal merupakan sistem kekerabatan yang anggota- anggotanya menarik garis keturunan hanya dari pihak ibu saja terus menerus ke atas karena ada kepercayaan bahwa mereka semua berasal dari seorang ibu (O) asal. Misal: masyarakat Minangkabau, Kerinci, Semendo (Sumatera Selatan), Lampung Paminggir. b. Sistem Kekerabatan Patrilineal Sistem kekerabatan patrilineal merupakan sistem kekerabatan yang anggota- anggotanya menarik garis keturunan hanya dari pihak laki-laki/ayah saja, terus menerus ke atas karena ada kepercayaan bahwa mereka berasal dari seorang ayah (Δ) asal. Misal: masyarakat Alas (Sumatera Utara), Gayo, Tapanuli (Batak), Nias, Pulau Buru, Pulau Seram, Lampung Pepadun, Bali, Lombok. 2. Masyarakat Bilateral/ Parental Sistem kekerabatan bilateral/ parental merupakan sistem kekerabatan yang angota- anggotanya menarik garis keturunan baik melalui garis ayah (Δ) maupun ibu (O).
  • 5. Agama Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan antar manusia dan lingkungannya Agama Islam Nama Kitab Suci : Al-Qur’an Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Masjid Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%) Agama Hindu Nama Kitab Suci : Weda Nama Pembawa : – Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Pura Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%) Agama Kristen ProtestanNama Kitab Suci : Alkitab Nama Pembawa : Yesus Kristus Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Gereja Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%) Agama BuddhaNama Kitab Suci : Tri Pitaka Nama Pembawa : Siddharta Gautama Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Vihara Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%) Agama KatolikNama Kitab Suci : Alkitab Nama Pembawa : Yesus Kristus Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Gereja Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%) Agama Kong Hu Cu Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching Nama Pembawa : Kong Hu Cu Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
  • 6. Dampak Positif Dampak Negatif 1. Terciptanya integritas nasional 2. Sarana memajukan pergaulan antar suku, agama, budaya dan golongan 3. Memperkaya khasanah budaya bangsa 4. Identitas nasional (Bhinneka Tunggal Ika) 5. Menumbuhkan toleransi dan kerukunan 1. Terjadi konflik dalam masyarakat 2. Sikap primordialisme, yaitu pandangan yang berpegang teguh pada tradisi, adat istiadat, kepercayaan maupun segala sesuatu yang ada dilingkungannya 3. Sikap etnosentrisme, yaitu menganggap suku bangsanya lebih unggul dari suku yang lainnya 4. Fanatisme yang berlebihan, yaitu paham yang menganggap keyakinannya sendiri yang benar dan menganggap salah keyakinan orang lain 5. Dis integrasi bangsa, yaitu keinginan daerah-daerah tertentu untuk melepaskan diri dari NKRI Pengaruh keberagaman masyarakat Indonesia
  • 7. Permasalahan Keberagaman Masyarakat Indonesia Bentuk – bentuk permasalahan/konflik  Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.  Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama brbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu.  Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.  Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
  • 8. Faktor Penyebab konflik dalam masyarakat  Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.  Norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.  Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.  Sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah.  Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.  Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan (konflik) Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya konflik 1. Perpecahan dalam masyarakat 2. Kerugian harta benda dan korban manusia 3. Kehancuran nilai-nilai dan norma sosial 4. Perubahan kepribadian manusia 5. Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan
  • 9. Gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik antara lain sebagai berikut.  Gejala menguatnya etnosentrisme dalam masyarakat. Etnosentrisme adalah perasaan kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.  Stereotip terhadap suatu kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama, suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif tersebut.  Hubungan antar penganut agama yang kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain. Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman agama dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat.  Hubungan antara penduduk asli dan penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan komunikasi, dan sebagainya. 
  • 10. Upaya mengatasi konflik dalam keberagaman masyarakat  Cara preventif adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadi masalah atau sebelum masalah terjadi. Seperti mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, latihan bersama, dan sebagainya.  Sedangkan cara represif yaitu upaya mengatasi pada saat atau setelah terjadi masalah, seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebaginya.  Ada satu lagi yaitu kuratif, yaitu upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi. Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalkan pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerjasama, dan sebagainya.