1. Dokumen membahas tentang pendanaan urusan bersama antara pemerintah pusat dan daerah untuk penanggulangan kemiskinan.
2. Pendanaan bersumber dari APBN (Dana Urusan Bersama/DUB) dan APBD (Dana Daerah untuk Urusan Bersama/DDUB) berdasarkan indeks fiskal dan kemiskinan daerah.
3. Indeks fiskal dan kemiskinan daerah dimaksudkan agar pengalokasian DUB dilakukan
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014. Dokumen ini berisikan kondisi dan tantangan; visi, misi dan tujuan; arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan.
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
Perda Nunukan no.8-2009 tentang pengelolaan barang milik daerahArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor : 08 Tahun 2009 Tentang : Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Rancangan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Ringkasan.Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Deputi Regional Bappenas pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014. Dokumen ini berisikan kondisi dan tantangan; visi, misi dan tujuan; arah kebijakan dan strategi, program dan kegiatan.
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
Perda Nunukan no.8-2009 tentang pengelolaan barang milik daerahArifuddin Ali
Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor : 08 Tahun 2009 Tentang : Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Nunukan Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah
Rancangan Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Ringkasan.Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Deputi Regional Bappenas pada Seminar nasional Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional (KSPN). Mewujudkan Kota Masa Depan Indonesia. Jakarta 13 Desember 2012
Disampaikan oleh Persadaan Girsang pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Urban Slum Improvements in Developing Countries: Policy and StrategyOswar Mungkasa
Key Note Speech to The Third International Seminar on Tropical Eco Settlements. Urban Deprivation: A Challenge to Sustainable Urban Settlements. The Seminar hold by The Center for Housing and Settlement, Ministry of Public Work, the Republic of Indonesia in Jakarta 31 )ct-2 Nov 2012.
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Dirjen Keuangan Daerah Kemendagri pada Konperensi Sanitasi dan Air Minum Nasional (KSAN) Tahun 2011 bertema Tangani Sanitasi Amankan Air Minum, Jakarta 11-13 Oktober 2011
United Nations Institute for Training and Research (UNITAR)Oswar Mungkasa
presented at Workshop on Knowledge transfer and capacity building for water and sanitation services in Asia and the Pacific, Bangkok, February 18, 2009
HUD Magazines. Edisi 2 Tahun 2012. Kota Tanpa Kumuh 2020Oswar Mungkasa
Diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pengembangan Perumahan dan Perkotaan Indonesia (LP P3I) secara berkala. Tema yang ditampilkan terkait perumahan, permukiman, infrastrktur, dan perkotaan
Urun Rembuk. Permukiman dan Ketahanan PanganOswar Mungkasa
pembangunan terkesan memanfaatkan tanah pertanian yang ditengarai dapat mengurangi produksi pangan. dengan demikian, dibutuhkan upaya yang masif agar pengalihan lahan pertanian tidak terjadi tanpa pengendalian.
Merengkuh kota ramah pejalan kaki dan Pesepeda. Pembelajaran Mancanegara dan ...Oswar Mungkasa
perkotaan mengalami banyak masalah disebabkan demikian intensifnya penggunaan moda kendaraan bermotor. sudah saatnya melirik alternatif lain yang lebih berkelanjutan yaitu moda berjalan kaki dan bersepeda
selama ini skema yang diperkenalkan adalah 3 R (Reuse, Reduce Recycle) kemudian dengan berkembangnya konsep ekonomi sirkuler maka berkembang pula skema lebih baru yang dikenal sebagai upcycling.
Green infrastructure in jakarta basic understanding and implementation effort...Oswar Mungkasa
The implementation of green infrastructure (GI) in Indonesia accelerated by public awareness of the importance of conservation of natural resources and ecosystems. One of the Indonesian government’s efforts to apply the principles of GI in urban areas in a structured and massive manner is through the Green City Development Program (P2KH) Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR). The approach taken is Green Planning and Design, Green Open Space, Green Energy, Green Water, Green Waste, Green Building, Green Transportation, Green Community. The city that is the case study for discussion is Jakarta. Jakarta Smart City, Green Buildings, Urban Agriculture, and Child Friendly Integrated Public Space (RPTRA) are programs that successfully implemented. The implementation GI program easily accepted if based on the community.
Tata Kelola Kolaboratif dalam Desain Kebijakan Publik. Studi Kasus Pelaksanaa...Oswar Mungkasa
artikel ini didasarkan pada kenyataan bahwa tata kelola kolaboratif telah diadopsi dalam hampir seluruh dokumen pebangunan di Indonesia namun dalam kenyataannya masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. untuk itu, makalah ini mencoba memetakan kondisi yang ada berdasar pada pembelajaran maupun studi kasus pelaksanaan SDGs di indonesia. kemudian memberikan pilihan langkah strategis dalam uaya memperkuat tata kelola kolaboratif di indonesia
Fakta, Isu dan SAran Penyempurnaan BP TAPERAOswar Mungkasa
oleh Oswar Mungkasa
FGD Daring Optimalisasi Peran, Fungsi dan Pelayanan Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP-TAPERA) bagi Penerima Manfaat Paska
Housing and Urban Development Institute
Jakarta, 24 Juni 2020
LAPORAN. Memori Akhir Jabatan Koordinator Pelaksanaan Program Strategi Ketaha...Oswar Mungkasa
disiapkan sebagai bagian dari pertanggungjawaban dan keterbukaan informasi publik
Kolobarasi yang berkelanjutan adalah kunci
mewujudkan Ketahanan Kota Jakarta”
Oswar M. Mungkasa
Presentation. Collaboration Towards A Resilient JakartaOswar Mungkasa
Collaborative approach in solving issues of Jakarta to build resilience
Oswar Mungkasa (Former Chief Resilient Officer of Jakarta 100 Resilient Cities Program)
Advocacy Forum on Giving Inputs to the Implementation of the New Urban Agenda in Myanmar - CORDAID Yangon, 22nd January 2020
Pengenalan konsep saleh sosial dalam pembangunan sanitasiOswar Mungkasa
Tulisan ini disiapkan untuk memeriahkan ajang NTU (Nugroho Tri Utomo) Writing Contest for Water and Sanitation 2019 bertema Menuntaskan Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan 2024 yang diselenggarakan oleh Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL).
Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Pokok-Pokok Kebijakan Hubungan Keuangan Pusat dan daerah dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri (Pendanaan Urusan Bersama)
1. LOGO
Oleh :
Drs. Yusrizal Ilyas, MPA www.djpk.depkeu.go.id
Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Disampaikan pada Lokakarya Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
Jakarta, Februari 2011
2. Outline
1. Pendahuluan
Dasar Hukum
Dekon TP vs UB
2. Pokok-pokok Kebijakan DUB/DDUB
Pengertian
Pokok Kebijakan
Sumber Pendanaan
Proses Perencanaan dan Penganggaran DUB
Naskah Perjanjian
3. Peran Kementerian Keuangan
Menyiapkan Legal Aspek
Menyiapkan Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah
Menyediakan pedoman pengelolaan DUB
Pencairan
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Pembinaan dan Pengawasan
4. Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah (IFKD)
3. Peraturan Terkait Urusan/Prog/Keg Peraturan Terkait Pedanaan
• Pasal 4 ayat (1), Pasal 28 C ayat (1), dan • UU 17/2003 tentang Keuangan Negara;
Pasal 34 UUD 45; • UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
• UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan • UU 32/2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pembangunan Nasional antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
• UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah Daerah
• UU 17/2007 tentang RPJP-N 2005-2025 • PP 21/2004 tentang Penyusunan RKA-K/L
• UU 11/2009 tentang Kesejahteraan Sosial • PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi
• UU 25/2009 tentang Pelayanan Pubtik Pemerintahan
• PP 20/2004 tentang RKP • PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
• PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian Kinerja Instansi Pemerintah
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan PMK 168/2009 tentang
• PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pedoman Pendanaan Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Bersama Pusat dan Daerah
Pemerintahan Provinsi, dan Untuk Penanggulangan
Perpres 13/2009 *)
Pemerintahan Kab/Kota tentang Koordinasi
Kemiskinan
Penanggulangan
Kemiskinan
*) Telah disempurnakan menjadi Perpres No.15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
4. URUSAN BERSAMA DEKON/TP
1. Urusan yang ditangani merupakan 1. Urusan yang ditangani merupakan
urusan bersama Pemerintah Pusat dan urusan Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah 2. Kegiatan dilaksanakan oleh Gubernur
2. Kegiatan dilaksanakan langsung oleh selaku wakil Pemerintah Pusat untuk
Masyarakat Dekon dan Gubernur/Bupati/Walikota
3. Kegiatan bersifat Bantuan Langsung ke untuk TP
Masyarakat dan jenis belanja yang 3. Kegiatan bersifat Non Fisik untuk
dialokasikan didominasi dengan Dekon dan Fisik untuk TP
Bantuan Sosial 4. Daerah tidak diperkenankan
4. Daerah diwajibkan menyediakan Dana menyediakan Dana Pendamping
Pendamping 5. Menggunakan surat pelimpahan
5. Menggunakan Naskah Kerjasama sebagai dasar pelaksanaan Dekon dan
sebagai Dasar pelaksanaan Kegiatan surat penugasan sebagai dasar
pelaksanaan TP
5. KARAKTERISTIK PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Disepakati sebagai urusan bersama Pusat
dan Daerah (diatur dengan Perpres 13/2009)
Mensyaratkan Cost-Sharing dari daerah
(APBD) dalam bentuk Dana Pendamping
Diikat dalam naskah perjanjian/kesepahaman
KONDISI YANG LALU KONDISI YANG DIHARAPKAN
Dialokasikan melalui mekanisme Tidak menggunakan mekanisme Dekon/TP
Dekon/TP melainkan pola urusan bersama Pusat
Dekon/TP tidak mensyaratkan dana dan daerah
pendamping (PP 7/2008) Dasar perencanaan lokasi dan alokasi,
Dasar perencanaan lokasi dan alokasi, serta penentuan besaran Dana
serta penentuan besaran Dana Pendamping diatur dalam peraturan
Pendamping belum diatur dalam perundang-undangan sebagai wujud
peraturan perundang-undangan transparansi & akuntabilitas
6.
7. • Urusan Bersama Pusat dan Daerah adalah urusan pemerintahan
di luar urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan sepenuhnya
Pemerintah, yang diselenggarakan bersama oleh Pemerintah, Pemda
Provinsi, dan Pemda Kabupaten/Kota.
• Penanggulangan Kemiskinan adalah kebijakan dan program
Pemerintah dan Pemda yang dilakukan secara sistematis, terencana,
dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk mengurangi
jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat.
• Pendanaan Urusan Bersama adalah pendanaan yang bersumber dari
APBN dan APBD yang digunakan untuk mendanai program/kegiatan
bersama Pusat dan daerah untuk penanggulangan kemiskinan.
• Dana Urusan Bersama yang selanjutnya disebut DUB, adalah dana
yang bersumber dari APBN.
• Dana Daerah untuk Urusan Bersama yang selanjutnya disebut DDUB,
adalah dana yang bersumber dari APBD.
8. • Penanggulangan kemiskinan merupakan salah satu prioritas nasional dalam
RPJMN dan RKP.
• Penanggulangan kemiskinan menjadi urusan bersama Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah, dengan demikian pendanaannya bersumber dari APBN
(DUB), dan APBD (DDUB).
• Rencana daerah penyelenggara Urusan Bersama dan alokasi DUB disusun
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara, indeks fiskal dan
kemiskinan daerah, serta indikator teknis.
• DDUB yang harus disediakan oleh daerah disesuaikan dengan indeks fiskal
dan kemiskinan daerah
• Indeks fiskal dan kemiskinan daerah dimaksudkan agar pengalokasian DUB
dilakukan secara proporsional, tidak terkonsentrasi pada daerah tertentu, serta
transparan dan akuntabel.
• Indeks fiskal dan kemiskinan daerah dicerminkan dari kaitan antara ruang
fiskal (fiscal space) daerah yang diukur dari kemampuan keuangan daerah dan
dana transfer ke daerah dikurangi belanja pegawai terhadap persentase
penduduk miskin di daerah.
9. Pasal 3 PMK No.168/PMK.07/2009
APBN APBD
ANGGARAN
ANGGARAN K/L
SKPD
(RKA-KL)
(RKA-SKPD)
KP KD DK TP UB
DANA DAERAH
DANA URUSAN UNTUK URUSAN
BERSAMA BERSAMA
(DUB) (DDUB)
Keterangan:
KP = Kantor Pusat
KD = Kantor Daerah PROGRAM PNPM
DK = Dekonsentrasi PERKOTAAN DAN
TP = Tugas Pembantuan
UB = Urusan Bersama
PEDESAAN (BLM)
10. TIME FRAME KEMENTERIAN/LEMBAGA KEPALA DAERAH
Maret Menyusun Program/
Kegiatan
PMK IFKD (RKP dan Renja)
Apabila Indikasi Program/
Memberitahukan kegiatan UB sesuai kebijakan
Indikasi Pemda,
Juni Program/Kegiatan KDH meneruskan kepada SKPD
Urusan Bersama (UB) sebagai bahan perencanaan
Setelah penyediaan DDUB
Pagu Sementara
Menyampaikan usulan nama
Penyusunan RKA-KL SKPD yang akan melaksanakan
program/kegiatan UB
PENANDATANGANAN NASKAH PERJANJIAN UB
Desember Menyampaikan Menyampaikan RKA-KL
RKA-KL yang telah kepada DPRD sebagai bahan
Setelah disetujui Menkeu penetapan DDUB
Perpres RABPP
Menetapkan
Menyampaikan usulan nama
KPA dan menyusun
KPA untuk DUB
Konsep DIPA
11. a) subyek kerja sama;
b) rincian alokasi dan lokasi
dana program/kegiatan
yang diselenggarakan
bersama;
c) sumber dan besaran
Naskah Sekurang-
pendanaan;
kurangnya
Perjanjian memuat: d) penetapan penanggung-
Penyelenggaraan jawab dalam pengelolaan
Urusan DUB;
Bersama
e) klausul komitmen daerah
untuk tertib pelaporan
keuangan DUB oleh
daerah kepada
kementerian/ lembaga;
dan
f) jangka waktu kerja sama.
12.
13. 1. Menyediakan legal aspek dalam hal penyediaan dana
pendamping (DDUB) PMK 168/2009
2. Menyediakan pedoman pengelolaan dana urusan bersama
bagi K/L dan SKPD agar dapat melaksanakan/ mencairkan/
melaporkan dan mempertanggung-jawabkan dana yang berasal
dari APBN (DUB).
Pencairan dan Penyaluran DUB
Pelaporan dan Pertanggungjawaban DUB
Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Urusan Bersama
3. Menyiapkan Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah *) dalam
bentuk PMK yang digunakan sebagai indikator umum dalam
pengalokasian DUB dan sebagai bahan masukan dalam
penetapan DDUB
*) IFKD berisikan daftar daerah berdasarkan tingkatan
kemampuan fiskal dan kemiskinan daerah
14. • Pencairan DUB secara umum dilakukan sesuai dengan
mekanisme yang berlaku dalam pembayaran atas beban APBN,
sedangkan ketentuan lebih lanjut diatur dengan Perdirjen
Perbendaharaan.
• DUB disalurkan secara langsung kepada masyarakat, kelompok
masyarakat dan/atau lembaga partsipatif masyarakat dalam bentuk
uang.
• DUB yang telah ditransfer ke rekening masyarakat, kelompok
masyarakat dan/atau lembaga partsipatif masyarakat harus telah
dimanfaatkan sesuai dengan rencana selambat-lambatnya 3 bulan
setelah tahun anggaran bersangkutan berakhir.
• Apabila dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di atas, dana
tersebut belum dimanfaatkan maka dana tersebut harus disetorkan
ke rekening kas umum negara.
• Mekanisme pencairan dan penyaluran DDUB berpedoman pada
peraturan yang mengatur mengenai pengelolaan keuangan daerah.
15. • SKPD yang menjadi pelaksana kegiatan penanggulangan
kemiskinan (DUB dan DDUB) wajib menyusun Laporan Keuangan
berupa:
Neraca;
Laporan Realisasi Anggaran; dan
Catatan atas Laporan Keuangan
• Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan DUB
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
• Tata cara penyusunan dan penyampaian laporan keuangan DDUB
mengacu ketentuan peraturan mengenai pengelolaan keuangan
daerah dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
• Kepala daerah melampirkan laporan keuangan tahunan atas
pelaksanaan DUB dalam Laporan Pertanggungjawaban APBD
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wujud
transparansi dan akuntabilitas DUB dan DDUB.
(PMK 168/PMK.07/2009 Pasal 16,17 dan 18)
16. Menteri/ Menteri Keuangan
Pimpinan Lembaga pembinaan terhadap
pembinaan terhadap pengelolaan DUB
efektivitas pengelolaan (efisiensi dan efektivitas
kegiatan alokasi anggaran,
pelaksanaan anggaran,
penyusunan IFKD)
Bappenas Kepala Daerah
pembinaan terhadap pembinaan terhadap
efektivitas perencanaan efisiensi dan efektivitas
dan pelaksanaan TNPPK **) pengelolaan DDUB
program
Koord. pembinaan
terhadap efektivitas
pelaksanaan
urusan bersama
**) TNPPK = Tim Nasional
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan
(PMK 168/PMK.07/2009 Pasal 22)
17. Menteri/
Pimpinan Lembaga Menteri Keuangan
pengawasan dan pengawasan dan
pengendalian terhadap pengendalian terhadap
efektivitas pengelolaan pelaporan keuangan
kegiatan DUB
Bappenas
Kepala Daerah
pembinaan dan
pengawasan dan
pengawasan terhadap
pengendalian terhadap
efektivitas perencanaan TNPPK **) pelaporan keuangan
dan pelaksanaan
Koord. DDUB
program
Pengawasan dan
pengendalian
terhadap efektivitas
pelaksanaan
urusan bersama
**) TNPPK = Tim Nasional
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan
(PMK 168/PMK.07/2009 Pasal 23)
19. Kemampuan Keuangan Negara (Pasal 7 ayat
2):
pengalokasian DUB disesuaikan dengan
kemampuan APBN melalui bagian anggaran
Rencana daerah K/L.
penyelenggara UB
dan alokasi Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah / IFKD
anggaran DUB (Pasal 7 ayat 3 dan 4):
disusun dengan • dicerminkan dari kaitan antara ruang fiskal
mempertimbangkan (fiscal space) daerah yang diukur dari
: kemampuan keuangan daerah dan dana
kemampuan transfer ke daerah dikurangi belanja pegawai
keuangan terhadap jumlah penduduk miskin di daerah
negara, • agar pengalokasian DUB proporsional, tidak
terkonsentrasi pada daerah tertentu, serta
indeks fiskal
transparan dan akuntabel
dan kemiskinan
daerah (IFKD),
serta ; Indikator Teknis (Pasal 7 ayat 7):
indikator teknis untuk penetapan sasaran lokasi dan alokasi
program (targeting), yang dimaksudkan agar
pengalokasian DUB sesuai dengan karakteristik
sektoral, kebutuhan, dan potensi daerah
20. Indeks fiskal dan kemiskinan daerah
sebagai-mana dimaksud pada ayat (4)
disusun dan ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, serta disampaikan kepada
Bappenas dan kementerian/lembaga
penyelenggara urusan bersama untuk
penanggulangan kemiskinan dengan
tembusan kepada TKPK Nasional *) paling
lambat Bulan Maret sebelum
penyusunan Renja-KL.
*) TKPK Nasional (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan) sesuai Perpres 13/2009, selanjutnya diubah
menjadi TNPPK (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan) sesuai Perpres 15/2010
21. (Intrepretasi UU 17/2003)
Kementerian/Lembaga Sebagai Menteri Keuangan Sebagai CFO
COO (Pengguna Anggaran) (Pengelola Fiskal dan BUN)
Indikator Teknis Indikator Umum
Alokasi dan lokasi
Bahan Indeks Fiskal dan
Dana Urusan Pertimbangan
Kemiskinan Daerah
Bersama
Peraturan Menkeu
Renja - KL
(PMK) tentang IFKD
www.djpk.depkeu.go.id
22. Pasal 7 Pasal 7
ayat (7 dan 8) ayat (4 dan 5)
K/L MENKEU IFKD = Kaitan Indeks Ruang
Indeks Fiskal Daerah (IFRD) dengan
Indikator Fiskal dan Indeks Persentase Penduduk
Teknis Kemiskinan Miskin Daerah (IPPMD)
Daerah
(IFKD)
PMK tentang IFKD Surat Perhitungan Rincian DDUB *)
Pasal Pasal 8
7 ayat Pasal 7 ayat (6) ayat (1 dan 2)
(1) K/L dan Disampaikan TNPPK
Bappenas paling lambat bulan
Perencanaan Penentapan
Daerah Penyelenggara Maret sebelum Persentase Besaran
Urusan Bersama (UB) dan penyusunan
Penyediaan DDUB
Renja K/L
Alokasi DUB
TNPPK = Tim Nasional
Percepatan
Penanggulangan
Kemiskinan
Pasal 7 ayat
(3)
Tepat sasaran, proporsional, tidak terkonsentrasi
Tujuan:
pada daerah tertentu, serta transparan dan akuntabel.
*) Pasal 10 ayat (5) PMK 61/2010 tentang IFKD
23. (PMK No.61/PMK.07/2010)
KETUA TNPPK
MENTERI KEUANGAN
(WAPRES)
PMK TENTANG KEPUTUSAN KETUA TNPPK
INDEKS FISKAL DAN KEMISKINAN TENTANG
DAERAH (MEMUAT JUGA BESARAN DDUB YANG HARUS
PERTIMBANGAN BESARAN DDUB DISEDIAKAN OLEH
MASING-MASING DAERAH) MASING - MASING DAERAH
ditetapkan dan disampaikan oleh Menkeu kepada Kepala Bappenas, Ketua TNPPK
Nasional , dan K/L paling lambat Bulan Maret atau sebelum penyusunan Renja-KL
(setiap tahun).
Penggunaan Indeks Fiskal dan kemiskinan Daerah dimaksudkan agar besaran DDUB masing-
masing daerah disesuaikan dengan ruang fiskal daerah (kemampuan fiskal daerah dan dana
transfer ke daerah dikurangi belanja PNSD), serta kondisi penduduk miskin daerah
24. Pertimbangan : Pendapatan Asli Daerah
• Transparan dan Variabel (PAD)
Akuntabel Kemampuan Lain-Lain Pendapatan yg
• Proporsionalitas Fiskal Daerah sah
• Tidak terkonsentrasi (KFD)
Transfer ke Daerah (DBH,
di Daerah tertentu DAU, Dana Otsus dan
Penyesuaian
Belanja PNSD
Agenda
Pembangunan Cut Off :
Nasional : Data (T-1) untuk Alokasi (T+1)
Variabel •Pro-Growth T = Tahun Proses
Fiskal dan •Pro-Job
Kemiskinan •Pro-Poor
Daerah Persentase Penduduk Miskin
Variabel
% Penduduk Daerah (PPMD) dicerminkan
Miskin Daerah dari Indeks Kemiskinan
(PPMD) Manusia (IKM)
Sumber Data :
- RFD dari Pemda (APBD) dan Depkeu
- IKM dari BPS
www.djpk.depkeu.go.id
25. Transfer ke DBH, DAU, Dana OTSUS
Daerah dan Dana PENYESUAIAN
IPPMD
(Reindeks IKM)
PETA
INDEKS
KFD IRFD FISKAL DAN
KEMISKINAN
DAERAH
KFD
LAIN- IRFD
Kemampuan Jml. Penduduk x IKK
PAD 2
Keuangan
=
PEND.
Daerah PAD = Pendapatan Asli Daerah
Belanj KFD = Kemampuan Fiskal Daerah
a Faktor IKK = Indeks Kemahalan Konstruksi
PNSD Pengurang IFRD = Indeks Ruang Fiskal Daerah
IPPMD = Indeks Persentase Pend. Miskin
IKM = Indeks Kemiskinan Manusia
www.djpk.depkeu.go.id
26. Keterangan:
IRFD = Indeks
Ruang Fiskal Daerah Kuadran II Kuadran I
IPPMD = Indeks IRFD di bawah IRFD dan IPPMD
Per-sentase rata-rata nasional di atas rata-rata
Penduduk Miskin namun Nasional
Daerah (Reindeks IPPMD di atas
DDUB = Sangat
IKM) rata-rata nasional
Tinggi
DDUB = Rendah
IKM = Indeks Kemis-
kinan Manusia
DDUB = Dana
Daerah Urusan Kuadran III Kuadran IV
Bersama
IPPMD
IRFD dan IPPMD IRFD di atas
di bawah rata-rata rata-rata nasional
Nasional namun
IPPMD di bawah
DDUB = Sedang rata-rata nasional
IRFD DDUB = Tinggi
www.djpk.depkeu.go.id
27. Bali : 7 Kab/Kota Bali : - Kab/Kota
NTT : 5 Kab/Kota NTT : 1 Kab/Kota
NTB : 4 Kab/Kota NTB : - Kab/Kota
Kuadran II Kuadran I
Kuadran III Kuadran IV
Bali : 1 Kab/Kota Bali : 1 Kab/Kota
NTT : 14 Kab/Kota NTT : - Kab/Kota
NTB : 5 Kab/Kota NTB : 1 Kab/Kota
28. LOGO Kementerian Keuangan
Republik Indonesia
www.djpk.depkeu.go.id
Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah
Gedung Radius Prawiro Lt. 8 Jl Dr. Wahidin No. 1 Jakarta 10710