SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga
Sanitarian;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan
Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4834);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4849);
4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);
5. Undang-Undang …
-2-
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
061/Menkes/Per/I/1991 tentang Persyaratan
Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian Umum;
15. Keputusan Menteri …
-3-
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan
Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum;
21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum;
22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasa Boga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 372);
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 603);
MEMUTUSKAN …
-4-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA
SANITARIAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di
bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
3. Surat Tanda Registrasi Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat
STRTS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Tenaga Sanitarian yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat SIKTS
adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
5. Standar Profesi Tenaga Sanitarian adalah batasan kemampuan
minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh Tenaga Sanitarian untuk
dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional yang
diatur oleh organisasi profesi.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI
adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP
adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI.
9. Organisasi Profesi adalah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia.
Pasal 2 …
-5-
Pasal 2
Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan oleh Tenaga Sanitarian dalam
melaksanakan pekerjaannya.
BAB II
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Kualifikasi Tenaga Sanitarian
Pasal 3
(1) Kualifikasi Tenaga Sanitarian ditetapkan berjenjang dan
berkelanjutan yang terdiri dari:
a. Sanitarian;
b. Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian);
c. Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian);
d. Teknisi Sanitarian Pratama (Assistent Technical Sanitarian); dan
e. Asisten Teknisi Sanitarian (Junior Assistent Technical Sanitarian).
(2) Sanitarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan
Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Profesi Kesehatan
Lingkungan.
(3) Teknisi Sanitarian Utama merupakan Tenaga Sanitarian yang
memiliki ijazah:
a. Diploma Tiga Penilik Kesehatan; atau
b. Diploma Empat/Sarjana Terapan/Sarjana Kesehatan
Lingkungan/Ilmu Lingkungan/Teknologi Lingkungan/Teknik
Lingkungan/Teknik Sanitasi.
(4) Teknisi Sanitarian Madya merupakan Tenaga Sanitarian yang
memiliki ijazah Diploma Tiga Ahli Madya Sanitasi dan Kesehatan
Lingkungan/Teknologi Sanitasi.
(5) Teknisi Sanitarian Pratama merupakan Tenaga Sanitarian yang
memiliki ijazah Diploma Satu Kesehatan Lingkungan/Pembantu
Penilik Hygiene.
(6) Asisten Teknisi Sanitarian merupakan orang yang memilki ijazah
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Kesehatan Lingkungan/Sanitasi/
Plumbing.
Bagian Kedua ...
-6-
Bagian Kedua
Sertifikat Kompetensi dan STRTS
Pasal 4
(1) Tenaga Sanitarian untuk dapat melakukan pekerjaannya harus
memiliki STRTS.
(2) Untuk dapat memperoleh STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Tenaga Sanitarian harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI
dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
(4) STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Contoh STRTS sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasal 5
STRTS yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
Bagian Ketiga
SIKTS
Pasal 6
(1) Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib memiliki SIKTS.
(2) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
Tenaga Sanitarian yang telah memiliki STRTS.
(3) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota.
(4) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1 (satu)
tempat.
Pasal 7 …
-7-
Pasal 7
(1) Untuk memperoleh SIKTS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Tenaga Sanitarian harus mengajukan permohonan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. fotokopi STRTS;
c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin
Praktik;
d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang bersangkutan;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga)
lembar berlatar belakang merah;
f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau
pejabat yang ditunjuk; dan
g. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(2) Apabila SIKTS dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota,
persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
f tidak diperlukan.
(3) Contoh surat permohonan memperoleh SIKTS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir II terlampir yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(4) Contoh SIKTS sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
(1) Tenaga Sanitarian warga negara asing dapat mengajukan
permohonan memperoleh SIKTS setelah:
a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1);
b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal
serta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
(2) Tenaga Sanitarian Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat
mengajukan permohonan memperoleh SIKTS setelah:
a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1); dan
b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(1) SIKTS berlaku ...
-8-
Pasal 9
(1) SIKTS berlaku sepanjang STRTS masih berlaku dan dapat
diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
(2) Tenaga Sanitarian yang akan memperbaharui SIKTS harus mengikuti
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat
(2).
Pasal 10
(1) Tenaga Sanitarian hanya dapat melakukan pekerjaan paling banyak
di 2 (dua) tempat.
(2) Permohonan SIKTS kedua dapat dilakukan dengan menunjukan
bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIKTS pertama.
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN
Pasal 11
Tenaga Sanitarian yang memiliki SIKTS dapat melakukan pekerjaannya
pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa:
a. puskesmas;
b. klinik;
c. rumah sakit; dan
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
Pasal 12
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengizinkan Tenaga
Sanitarian yang tidak memiliki SIKTS untuk bekerja di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan tersebut.
Pasal 13
Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian merupakan pelayanan kesehatan
lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi
timbulnya gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang ...
-9-
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkanpemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
Pasal 14
Uraian setiap lingkup pelayanan kesehatan lingkungan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13:
1. Lingkup pelayanan pengelolaan limbah cair sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf a, meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi limbah cair
dan tinja;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan
tinja.
2. Lingkup pelayanan pengelolaan limbah padat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf b, meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi tanah dan
limbah padat;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanah dan limbah
padat.
3. Lingkup pelayanan pengelolaan udara dan limbah gas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf c meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban,
kimia dan mikrobiologi udara dan limbah gas;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah;
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah
gas.
4. Lingkup pelayanan pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai
persyaratan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf d meliputi:
a. pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan, dan karakteristik;
b. perlindungan ...
-10-
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tidak
diproses sesuai persyaratan pemerintah.
5. Lingkup pelayanan pengendalian binatang pembawa penyakit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e meliputi:
a. pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang pembawa
penyakit, perilaku masyarakat;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat perindukan,
perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang
pembawa penyakit.
6. Lingkup pelayanan pengelolaan zat kimia dan limbah B3 termasuk
limbah medik sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 huruf f meliputi:
a. pemeriksaan jumlah, consentrasi dan jenis zat kimia, limbah B3,
hygiene industry, kesehatan kerja;
b. pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan, dan
manusia yang terpajan; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia dan
limbah B3.
7. Lingkup pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang
batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf g meliputi:
a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi
ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat
kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat,
kondisi lingkungan; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang
terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas.
8. Lingkup pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non
pengion sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h meliputi:
a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat
radiasi, kondisi lingkungan radiasi;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat
radiasi, sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang
terkena radiasi sinar pengion dan non pengion.
9. Lingkup pelayanan pengelolaan air yang tercemar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf i meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air;
b. penentuan sumber ...
-11-
b. penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat
dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses
pengolahan air; dan
c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar.
10. Lingkup pelayanan pengelolaan udara yang tercemar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 huruf j meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/
kelembaban udara baik in door maupun outdoor, kecepatan angin
dan radiasi, pemeriksaan kimia, mikrobiologi;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan udara; dan
c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang tercemar.
11. Lingkup pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf k meliputi:
a. pemeriksaan kualitas fisik , kimia, mikrobiologi dan parasitologi;
b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau
pajanan kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan; dan
c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Pasal 15
(1) Selain ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13, setiap Tenaga Sanitarian yang menjalankan program Pemerintah
berwenang melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu,
meliputi:
a. melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL);
b. melakukan pemantauan pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL);
c. melakukan pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL);
d. melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
e. melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat
sesuai dengan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR); dan
f. melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM).
(2) Pelayanan kesehatan program Pemerintah lainnya hanya dapat
dilakukan oleh Tenaga Sanitarian yang dilatih khusus untuk
program Pemerintah.
(3) Bagi Tenaga ...
-12-
(3) Bagi Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaan di luar
kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (1), harus memperoleh
kewenangan tertulis dari yang berwenang.
(4) Pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota
bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi Tenaga
Sanitarian yang memperoleh kewenangan sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (2).
Pasal 16
Kewenangan/kompetensi yang dimiliki Sanitarian meliputi:
a. merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung
jawabnya;
b. mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK
untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategi
organisasi yang menjadi tanggung jawabnya;
c. memecahkan permasalahan berkaitan dengan bidang sains,
teknologi dan atau seni kesehatan lingkungan melalui pendekatan
multidisipliner; dan
d. melakukan riset, mengambil keputusan strategis dan
mengomunikasikan atas semua aspek yang terkait dengan kesehatan
lingkungan dan berada di bawah tanggung jawabnya.
Pasal 17
Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Utama
(Technical Sanitarian), meliputi:
a. melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan IPTEK di bidang
kesehatan lingkungan dan beradaptasi terhadap situasi dalam
menyelesaikan masalah;
b. memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan
prosedural berdasar pengetahuan spesialis;
c. mengambil keputusan strategis di bidang kesehatan lingkungan
berdasarkan analisis informasi berbasis data; dan
d. memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dan
mengembangkan kreatifitas yang inovatif dalam pengendalian
masalah kesehatan lingkungan.
Pasal 18 ...
-13-
Pasal 18
Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Madya
(Junior Technical Sanitarian), meliputi:
a. melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan;
b. memilih metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan dari
beragam pilihan yang sudah baku maupun belum baku;
c. melakukan analisis data terkait dengan kesehatan lingkungan;
d. melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri ataupun
kelompok di lingkup tanggung jawab pengawasannya;
e. memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan
prosedural dan inovatif secara komprehensif; dan
f. melakukan kerja sama dan membuat laporan tertulis secara
komprehensif.
Pasal 19
Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Pratama
(Asisten Technical Sanitarian), meliputi:
a. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan berdasar informasi
yang diterima;
b. melaksanakan prosedur kerja kesehatan lingkungan yang tersedia;
c. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan spesifik dengan
penggunaan alat berdasar prosedur kerja;
d. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri dengan
pengawasan tidak langsung;
e. memecahkan masalah kesehatan lingkungan berdasar pengetahuan
operasional; dan
f. melaksanakan kerja sama dan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
Pasal 20
Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Asisten Teknisi Sanitarian
(Operator Technical Sanitarian), meliputi:
a. melaksanakan satu tugas kesehatan lingkungan spesifik, dengan
menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di
bawah pengawasan langsung atasannya; dan
b. memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja kesehatan lingkungan yang spesifik, sehingga mampu
memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim
timbul.
Pasal 21 ...
-14-
Pasal 21
(1) Tenaga Sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya harus sesuai
dengan kewenangan yang diberikan kepadanya sesuai dengan Standar
Profesi Tenaga Sanitarian.
(2) Tenaga Sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana
tersebut pada ayat (1) menggunakan peralatan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal seorang Tenaga Sanitarian karena suatu sebab tidak
mampu melaksanakan pekerjaan sanitarian, wajib berkonsultasi
kepada Tenaga Sanitarian pada jenjang yang lebih tinggi.
Pasal 22
(1) Dalam melakukan pekerjaannya Tenaga Sanitarian wajib melakukan
pencatatan.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan
selama 5 (lima) tahun.
Pasal 23
Dalam melaksanakan pekerjaannya Tenaga Sanitarian mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pekerjaannya
sesuai dengan Standar Profesi Tenaga Sanitarian;
b. memperoleh akses atas informasi dan sumber daya sesuai kewenangan
yang dimiliki;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya.
Pasal 24
Dalam melaksanakan pekerjaannya Tenaga Sanitarian mempunyai
kewajiban:
a. meningkatkan profesionalisme sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
b. memelihara peralatan yang disediakan oleh pemberi pekerjaan;
c. membantu program Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat; dan
d. mematuhi standar ...
-15-
d. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional Tenaga Sanitarian.
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
(1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pekerjaan Tenaga Sanitarian dengan
mengikutsertakan Organisasi Profesi.
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh
Tenaga Sanitarian.
Pasal 26
(1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melaporkan Tenaga
Sanitarian yang bekerja dan berhenti bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi.
(2) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan Tenaga
Sanitarian yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada
kepala dinas kesehatan provinsi.
Pasal 27
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala
dinas kesehatan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten
kota/kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat memberikan
tindakan administratif kepada Tenaga Sanitarian yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan pekerjaan Tenaga
Sanitarian dalam Peraturan Menteri ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/atau
c. pencabutan SIKTS.
Pasal 28 ...
-16-
Pasal 28
(1) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat merekomendasikan pencabutan STRTS kepada
MTKI terhadap Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaannya
tanpa memiliki SIKTS.
(2) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas
kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan
Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
mempekerjakan Tenaga Sanitarian yang tidak memiliki SIKTS.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
(1) Setiap Tenaga Sanitarian yang saat ditetapkannya Peraturan ini
sedang menjalankan pekerjaannya dianggap telah memiliki SIKTS.
(2) Dalam waktu selambat-lambatnya 1(satu) tahun setelah Peraturan
Menteri ini ditetapkan, Tenaga Sanitarian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib memiliki SIKTS sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini.
Pasal 30
Teknisi Sanitarian Pratama yang berpendidikan dibawah Diploma Satu
Kesehatan Lingkungan yang menjalankan pekerjaannya harus
menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan.
Pasal 31
Standar Profesi Tenaga Sanitarian yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Menteri ini dan belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi.
BAB VI ...
-17-
BAB VI
PENUTUP
Pasal 32
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Sanitarian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 33
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 April 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 26 April 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 648
-18-
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 32 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN
TENAGA SANITARIAN
DAFTAR PERALATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGGUNA
No NAMA ALAT/PERALATAN
PENGGUNA PERALATAN
Asisten
Teknisi
Sanita-
rian
Teknisi
Sanita-
rian
Pratama
Teknisi
Sanita-
rian
Madya
Teknisi
Sanita-
rian
Utama
Sanita-
rian
1.
Water Contamination
Monitoring Test Kit
v v v
2.
Water Quality GPS Multi
parameter
v v v
3. Simple Water Test Kit v v v
4. Waste Water Test Kit v v v
5.
Water Test Kit for
Microbiology
v v v
6.
Public Places Inspection
Test Kit
v v v
7.
Environment Air Quality
Monitoring
v v v
8. Indoor Air Inspection Test Kit v v v
9.
Complete Multi Gas Monitor
for Ambient
v v v
10.
Hospital Air Contamination
Test
v v v
11. Stack Gas and Dust Sampler v v v
12. Portable Gas Sampler v v v
13. Radiation Inspection Kit v v
14. Soil Test Kit v v v
15.
Digital Soil Monitoring Test
Kit
v v v
16.
Kitchen Hygiene Inspection
Kit
v v v
17.
Microbiology Food
Detection Kit
v v v
-19-
No NAMA ALAT/PERALATAN
PENGGUNA PERALATAN
Asisten
Teknisi
Sanita-
rian
Teknisi
Sanita-
rian
Pratama
Teknisi
Sanita-
rian
Madya
Teknisi
Sanita-
rian
Utama
Sanita-
rian
18.
Portable Food Contamination
Test Kit
v v v
19. Food Detection Kit v v v
20. Sanitarian Field Kit v v v
21. Surveillance vector kit v v v v
22. Cholinesterase Test Kit v v
23.
Portable Digital System
Cholinesterase Test
v v v
24. Visual Inspection Kit v v
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Formulir I
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
(THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD)
SURAT TANDA REGISTRASI TENAGA SANITARIAN
REGISTRATION CERTIFICATE OF SANITARIAN
NOMOR REGISTRASI :
REGISTRATION NUMBER
NAMA :
NAME
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
PLACE/DATE OF BIRTH
JENIS KELAMIN :
SEX
NOMOR IJAZAH :
CERTIFICATE NUMBER
TANGGAL LULUS :
DATE OF GRADUATION
PERGURUAN TINGGI :
UNIVERSITY
KOMPETENSI :
COMPETENCE
NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI :
COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER
STR BERLAKU SAMPAI :
VALID UNTIL
Formulir II
PAS FOTO
CAP/
STAMP
MTKI
……………………20….
a.n.Menteri Kesehatan
KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION
BOARD
(...................................................................)
Formulir II
Perihal : Permohonan Surat Ijin Kerja
Tenaga Sanitarian (SIKTS)
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ............................
Di
........................................................
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama Lengkap : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
Tempat/tanggal lahir : ...............................................................................
Jenis kelamin : ...............................................................................
Tahun Lulusan : ...............................................................................
Nomor STRTS : ...............................................................................
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Ijin
Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) pada ...................... (sebut nama fasilitas
pelayanan kesehatan dan alamat).
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan :
a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. Fotokopi STRTS;
c. Fotokopi surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai Surat Izin
Praktik;
d. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan
yang bersangkutan;
e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar
berlatar belakang merah;
f. Rekomendasi kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang
ditunjuk; dan
g. Rekomendasi dari HAKLI; dan
h. SIKTS pertama (untuk permohonan SIKTS yang kedua).
Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
.....................................,201...
Yang memohon,
(.......................................)
Formulir III
KOP SURAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ...*
SURAT IZIN KERJA TENAGA SANITARIAN (SIKTS)
Nomor ...
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor … tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan Tenaga Sanitarian, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin kerja kepada:
(Nama Lengkap)
Tempat/tanggal lahir : ...................................................................................
Alamat : …................................................................................
Nomor STRTS : ...................................................................................
Diberikan izin kerja untuk melakukan pekerjaan Tenaga Sanitarian sebagai
.............. , lulusan ............. (jenis pendidikan) pada:
Nama Fasyankes : ...............................................................................
Alamat : ...............................................................................
Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) ini berlaku sampai dengan tanggal
........................... (sesuai pemberlakuan STRTS)
Dikeluarkan di ……….…......……....................
pada tanggal ………........................................
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ........
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ...
(.............................)
Tembusan:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Daerah … ;
3. Pertinggal.
Pasfoto
4x6

More Related Content

What's hot

Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
indahwaodeindawd
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
SiMbah Dayoen
 
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptxICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
PatenPisan1
 

What's hot (20)

Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdfRincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3.pdf
 
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah SakitPenanganan Limbah B3 Rumah Sakit
Penanganan Limbah B3 Rumah Sakit
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes ...
Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes ...Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes ...
Penyehatan sanitasi bangunan, ruangan, dan halaman by muhammad toriq, stikes ...
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
8.1.8 ep 3 sop pelaporan indsiden
 
20050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_2
20050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_220050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_2
20050105 berita acara_serah_terima_akhir_pekerjaan_2
 
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
SNI 16-7061-2004 tentang Pengukuran Iklim Kerja (Panas) dengan Parameter Inde...
 
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
Kepmen Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/vii/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hyg...
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
Sosialisasi muatan PP 22 tahun 2021 (terkait pl)
 
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3Interpretasi Kriteria Audit SMK3
Interpretasi Kriteria Audit SMK3
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
 
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGANPeraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 tentang KESEHATAN LINGKUNGAN
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 
Pedoman umum posyandu
Pedoman umum posyanduPedoman umum posyandu
Pedoman umum posyandu
 
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptxICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
 
Sop prl kkp
Sop prl kkpSop prl kkp
Sop prl kkp
 
Contoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kitContoh Full spo spill kit
Contoh Full spo spill kit
 

Viewers also liked

Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Adelina Hutauruk
 
STANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIANSTANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIAN
Pipit Ike
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
Zakiah dr
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
DR Irene
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
ppidkemenkes
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
IdnJournal
 
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerjaPermenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Rosdiana Sibala
 

Viewers also liked (20)

Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
STANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIANSTANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIAN
 
Klinik sanitasi 1
Klinik sanitasi 1Klinik sanitasi 1
Klinik sanitasi 1
 
Sanitarian DO
Sanitarian DOSanitarian DO
Sanitarian DO
 
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGANPELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
PELATIHAN KADER KESEHATAN LINGKUNGAN
 
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan LingkunganSanitasi dan Kesehatan Lingkungan
Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
 
Optimalisasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala
Optimalisasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik BerkalaOptimalisasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala
Optimalisasi Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala
 
Perda kota surabaya_no_4_tahun_2000
Perda kota surabaya_no_4_tahun_2000Perda kota surabaya_no_4_tahun_2000
Perda kota surabaya_no_4_tahun_2000
 
Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013Permenkes 23 tahun 2013
Permenkes 23 tahun 2013
 
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmasPenyehatan lingkungan untuk puskesmas
Penyehatan lingkungan untuk puskesmas
 
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
 
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journalPerda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
Perda kota surabaya no. 2 tahun 2012 idn journal
 
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerjaPermenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
Permenpan2013 013 jabatan fungsional kesehatan kerja
 
Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah SakitTeknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
Teknik Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit
 
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanUndang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 
Surat keterangan aktif mengajar paud al amin
Surat keterangan aktif mengajar paud al aminSurat keterangan aktif mengajar paud al amin
Surat keterangan aktif mengajar paud al amin
 
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahanPerda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
Perda no 12 th 2015 ttg ketertiban, kebersihan dan keindahan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGA...
 
Surat keterangan domisili sekolah
Surat keterangan domisili sekolahSurat keterangan domisili sekolah
Surat keterangan domisili sekolah
 

Similar to Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian

Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
ppidkemenkes
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
ppidkemenkes
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Ns.Heri Saputro
 

Similar to Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian (20)

Draft str okkk
Draft str okkkDraft str okkk
Draft str okkk
 
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi JasabogaPMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
PMK no.1096 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkesPmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
Pmk no. 70 ttg perusahaan rumah tangga dan alkes
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
 
Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
 
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan PelabuhanPermenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
 
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium KesehatanPeraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
 
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jknPmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Bn473 2013
Bn473 2013Bn473 2013
Bn473 2013
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
 
Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019Permenkes nomor 4 tahun 2019
Permenkes nomor 4 tahun 2019
 
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada standar...
 
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
Pmk no _4_th_2019_ttg_standar_teknis_pelayanan_dasar_pada_standar_pelayanan_m...
 

More from ppidkemenkes (20)

Mediakom 44
Mediakom 44Mediakom 44
Mediakom 44
 
Mediakom 43
Mediakom 43Mediakom 43
Mediakom 43
 
Mediakom 42
Mediakom 42Mediakom 42
Mediakom 42
 
Mediakom 41
Mediakom 41Mediakom 41
Mediakom 41
 
Info kita_juli
Info kita_juliInfo kita_juli
Info kita_juli
 
Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013Info Kita Juni 2013
Info Kita Juni 2013
 
Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013Info Kita Mei 2013
Info Kita Mei 2013
 
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
Laporan Kinerja kementerian kesehatan 2011
 
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
Laporan kinerja Kementerian Kesehatan 2012
 
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aidsPmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
Pmk no. 21 ttg penanggulangan hiv dan aids
 
Pmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan panganPmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
Pmk no. 2 ttg klb keracunan pangan
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Mediakom39
Mediakom39Mediakom39
Mediakom39
 
Mediakom38
Mediakom38Mediakom38
Mediakom38
 
Mediakom37
Mediakom37Mediakom37
Mediakom37
 
Mediakom36
Mediakom36Mediakom36
Mediakom36
 
Mediakom35
Mediakom35Mediakom35
Mediakom35
 
Mediakom34
Mediakom34Mediakom34
Mediakom34
 
Mediakom40
Mediakom40Mediakom40
Mediakom40
 
Mediakom 32
Mediakom 32Mediakom 32
Mediakom 32
 

Recently uploaded

0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
HamzahNasir2
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (19)

TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 

Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian

  • 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Penggunaan Bahan Kimia dan Larangan Penggunaan Bahan Kimia Sebagai Senjata Kimia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4834); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 5. Undang-Undang …
  • 2. -2- 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285); 13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air; 14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 061/Menkes/Per/I/1991 tentang Persyaratan Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian Umum; 15. Keputusan Menteri …
  • 3. -3- 15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri; 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan; 17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran; 18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit; 19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat; 20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; 21. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum; 22. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 23. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 372); 24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603); MEMUTUSKAN …
  • 4. -4- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan. 2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 3. Surat Tanda Registrasi Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat STRTS adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Tenaga Sanitarian yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian selanjutnya disingkat SIKTS adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan di bidang kesehatan lingkungan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5. Standar Profesi Tenaga Sanitarian adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/dikuasai oleh Tenaga Sanitarian untuk dapat melaksanakan pekerjaan sanitarian secara profesional yang diatur oleh organisasi profesi. 6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 7. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. 8. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI. 9. Organisasi Profesi adalah Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia. Pasal 2 …
  • 5. -5- Pasal 2 Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan oleh Tenaga Sanitarian dalam melaksanakan pekerjaannya. BAB II PERIZINAN Bagian Kesatu Kualifikasi Tenaga Sanitarian Pasal 3 (1) Kualifikasi Tenaga Sanitarian ditetapkan berjenjang dan berkelanjutan yang terdiri dari: a. Sanitarian; b. Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian); c. Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian); d. Teknisi Sanitarian Pratama (Assistent Technical Sanitarian); dan e. Asisten Teknisi Sanitarian (Junior Assistent Technical Sanitarian). (2) Sanitarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Profesi Kesehatan Lingkungan. (3) Teknisi Sanitarian Utama merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah: a. Diploma Tiga Penilik Kesehatan; atau b. Diploma Empat/Sarjana Terapan/Sarjana Kesehatan Lingkungan/Ilmu Lingkungan/Teknologi Lingkungan/Teknik Lingkungan/Teknik Sanitasi. (4) Teknisi Sanitarian Madya merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Diploma Tiga Ahli Madya Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan/Teknologi Sanitasi. (5) Teknisi Sanitarian Pratama merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Diploma Satu Kesehatan Lingkungan/Pembantu Penilik Hygiene. (6) Asisten Teknisi Sanitarian merupakan orang yang memilki ijazah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Kesehatan Lingkungan/Sanitasi/ Plumbing. Bagian Kedua ...
  • 6. -6- Bagian Kedua Sertifikat Kompetensi dan STRTS Pasal 4 (1) Tenaga Sanitarian untuk dapat melakukan pekerjaannya harus memiliki STRTS. (2) Untuk dapat memperoleh STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Tenaga Sanitarian harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun. (4) STRTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Contoh STRTS sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 5 STRTS yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Bagian Ketiga SIKTS Pasal 6 (1) Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKTS. (2) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Tenaga Sanitarian yang telah memiliki STRTS. (3) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. (4) SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pasal 7 …
  • 7. -7- Pasal 7 (1) Untuk memperoleh SIKTS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Tenaga Sanitarian harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan: a. fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. fotokopi STRTS; c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; d. surat pernyataan memiliki tempat kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan; e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi. (2) Apabila SIKTS dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f tidak diperlukan. (3) Contoh surat permohonan memperoleh SIKTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir II terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Contoh SIKTS sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 8 (1) Tenaga Sanitarian warga negara asing dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKTS setelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1); b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. (2) Tenaga Sanitarian Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKTS setelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1); dan b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (1) SIKTS berlaku ...
  • 8. -8- Pasal 9 (1) SIKTS berlaku sepanjang STRTS masih berlaku dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. (2) Tenaga Sanitarian yang akan memperbaharui SIKTS harus mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 10 (1) Tenaga Sanitarian hanya dapat melakukan pekerjaan paling banyak di 2 (dua) tempat. (2) Permohonan SIKTS kedua dapat dilakukan dengan menunjukan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIKTS pertama. BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN Pasal 11 Tenaga Sanitarian yang memiliki SIKTS dapat melakukan pekerjaannya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa: a. puskesmas; b. klinik; c. rumah sakit; dan d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Pasal 12 Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengizinkan Tenaga Sanitarian yang tidak memiliki SIKTS untuk bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut. Pasal 13 Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian merupakan pelayanan kesehatan lingkungan yang meliputi pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain: a. limbah cair; b. limbah padat; c. limbah gas; d. sampah yang ...
  • 9. -9- d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkanpemerintah; e. binatang pembawa penyakit; f. zat kimia yang berbahaya; g. kebisingan yang melebihi ambang batas; h. radiasi sinar pengion dan non pengion; i. air yang tercemar; j. udara yang tercemar; dan k. makanan yang terkontaminasi. Pasal 14 Uraian setiap lingkup pelayanan kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13: 1. Lingkup pelayanan pengelolaan limbah cair sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a, meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi limbah cair dan tinja; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan limbah cair dan tinja. 2. Lingkup pelayanan pengelolaan limbah padat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf b, meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi tanah dan limbah padat; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan tanah dan limbah padat. 3. Lingkup pelayanan pengelolaan udara dan limbah gas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik, kebisingan, getaran dan kelembaban, kimia dan mikrobiologi udara dan limbah gas; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan udara dan limbah gas. 4. Lingkup pelayanan pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d meliputi: a. pemeriksaan jenis sampah, sumber timbulan, dan karakteristik; b. perlindungan ...
  • 10. -10- b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan limbah; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang tidak diproses sesuai persyaratan pemerintah. 5. Lingkup pelayanan pengendalian binatang pembawa penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e meliputi: a. pemeriksaan tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari tempat perindukan, perilaku binatang pembawa penyakit, perilaku masyarakat; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian binatang pembawa penyakit. 6. Lingkup pelayanan pengelolaan zat kimia dan limbah B3 termasuk limbah medik sebagaimana dimaksud pada Pasal 13 huruf f meliputi: a. pemeriksaan jumlah, consentrasi dan jenis zat kimia, limbah B3, hygiene industry, kesehatan kerja; b. pemeriksaan peralatan dan lingkungan yang terpajan, dan manusia yang terpajan; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan zat kimia dan limbah B3. 7. Lingkup pelayanan pengelolaan kebisingan yang melebihi ambang batas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf g meliputi: a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat kebisingan yang melebihi ambang batas, sumber dan sifat, kondisi lingkungan; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terpajan kebisingan yang melebihi ambang batas. 8. Lingkup pelayanan pengelolaan radiasi sinar pengion dan non pengion sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h meliputi: a. Pemeriksaan intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari intensitas dan tingkat radiasi, sumber dan sifat radiasi, kondisi lingkungan radiasi; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang terkena radiasi sinar pengion dan non pengion. 9. Lingkup pelayanan pengelolaan air yang tercemar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf i meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air; b. penentuan sumber ...
  • 11. -11- b. penentuan sumber air, dan perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan air; dan c. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan air yang tercemar. 10. Lingkup pelayanan pengelolaan udara yang tercemar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik udara/kebisingan/getaran/ kelembaban udara baik in door maupun outdoor, kecepatan angin dan radiasi, pemeriksaan kimia, mikrobiologi; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengolahan udara; dan c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan udara yang tercemar. 11. Lingkup pelayanan pengelolaan makanan yang terkontaminasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf k meliputi: a. pemeriksaan kualitas fisik , kimia, mikrobiologi dan parasitologi; b. perlindungan kesehatan masyarakat dari pencemaran dan/atau pajanan kandungan unsur dari proses pengelolaan makanan; dan c. penggerakan masyarakat dalam pengelolaan makanan dan minuman yang terkontaminasi. Pasal 15 (1) Selain ruang lingkup pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, setiap Tenaga Sanitarian yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan lingkungan tertentu, meliputi: a. melakukan pemantauan dan manajemen risiko pelaksanaan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL); b. melakukan pemantauan pelaksanaan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL); c. melakukan pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL); d. melakukan pemantauan pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL); e. melakukan pemeriksaan dan tindakan sanitasi kapal dan pesawat sesuai dengan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR); dan f. melakukan pemantauan pelaksanaan Klinik Sanitasi dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). (2) Pelayanan kesehatan program Pemerintah lainnya hanya dapat dilakukan oleh Tenaga Sanitarian yang dilatih khusus untuk program Pemerintah. (3) Bagi Tenaga ...
  • 12. -12- (3) Bagi Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaan di luar kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (1), harus memperoleh kewenangan tertulis dari yang berwenang. (4) Pemerintah, pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan bagi Tenaga Sanitarian yang memperoleh kewenangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2). Pasal 16 Kewenangan/kompetensi yang dimiliki Sanitarian meliputi: a. merencanakan dan mengelola sumber daya di bawah tanggung jawabnya; b. mengevaluasi secara komprehensif dengan memanfaatkan IPTEK untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategi organisasi yang menjadi tanggung jawabnya; c. memecahkan permasalahan berkaitan dengan bidang sains, teknologi dan atau seni kesehatan lingkungan melalui pendekatan multidisipliner; dan d. melakukan riset, mengambil keputusan strategis dan mengomunikasikan atas semua aspek yang terkait dengan kesehatan lingkungan dan berada di bawah tanggung jawabnya. Pasal 17 Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian), meliputi: a. melakukan pekerjaan dengan memanfaatkan IPTEK di bidang kesehatan lingkungan dan beradaptasi terhadap situasi dalam menyelesaikan masalah; b. memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural berdasar pengetahuan spesialis; c. mengambil keputusan strategis di bidang kesehatan lingkungan berdasarkan analisis informasi berbasis data; dan d. memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi dan mengembangkan kreatifitas yang inovatif dalam pengendalian masalah kesehatan lingkungan. Pasal 18 ...
  • 13. -13- Pasal 18 Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian), meliputi: a. melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan; b. memilih metode pemecahan masalah kesehatan lingkungan dari beragam pilihan yang sudah baku maupun belum baku; c. melakukan analisis data terkait dengan kesehatan lingkungan; d. melakukan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri ataupun kelompok di lingkup tanggung jawab pengawasannya; e. memformulasi penyelesaian masalah kesehatan lingkungan prosedural dan inovatif secara komprehensif; dan f. melakukan kerja sama dan membuat laporan tertulis secara komprehensif. Pasal 19 Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Teknisi Sanitarian Pratama (Asisten Technical Sanitarian), meliputi: a. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan berdasar informasi yang diterima; b. melaksanakan prosedur kerja kesehatan lingkungan yang tersedia; c. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan spesifik dengan penggunaan alat berdasar prosedur kerja; d. melaksanakan pekerjaan kesehatan lingkungan sendiri dengan pengawasan tidak langsung; e. memecahkan masalah kesehatan lingkungan berdasar pengetahuan operasional; dan f. melaksanakan kerja sama dan komunikasi dalam lingkup kerjanya. Pasal 20 Kewenangan/kompetensi yang dimiliki oleh Asisten Teknisi Sanitarian (Operator Technical Sanitarian), meliputi: a. melaksanakan satu tugas kesehatan lingkungan spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya; dan b. memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja kesehatan lingkungan yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul. Pasal 21 ...
  • 14. -14- Pasal 21 (1) Tenaga Sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya sesuai dengan Standar Profesi Tenaga Sanitarian. (2) Tenaga Sanitarian dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tersebut pada ayat (1) menggunakan peralatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Dalam hal seorang Tenaga Sanitarian karena suatu sebab tidak mampu melaksanakan pekerjaan sanitarian, wajib berkonsultasi kepada Tenaga Sanitarian pada jenjang yang lebih tinggi. Pasal 22 (1) Dalam melakukan pekerjaannya Tenaga Sanitarian wajib melakukan pencatatan. (2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan selama 5 (lima) tahun. Pasal 23 Dalam melaksanakan pekerjaannya Tenaga Sanitarian mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Standar Profesi Tenaga Sanitarian; b. memperoleh akses atas informasi dan sumber daya sesuai kewenangan yang dimiliki; c. melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi; d. menerima imbalan jasa profesi; dan e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya. Pasal 24 Dalam melaksanakan pekerjaannya Tenaga Sanitarian mempunyai kewajiban: a. meningkatkan profesionalisme sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. memelihara peralatan yang disediakan oleh pemberi pekerjaan; c. membantu program Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; dan d. mematuhi standar ...
  • 15. -15- d. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional Tenaga Sanitarian. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 25 (1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pekerjaan Tenaga Sanitarian dengan mengikutsertakan Organisasi Profesi. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh Tenaga Sanitarian. Pasal 26 (1) Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melaporkan Tenaga Sanitarian yang bekerja dan berhenti bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. (2) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota wajib melaporkan Tenaga Sanitarian yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada kepala dinas kesehatan provinsi. Pasal 27 (1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala dinas kesehatan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten kota/kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada Tenaga Sanitarian yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan pekerjaan Tenaga Sanitarian dalam Peraturan Menteri ini. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan SIKTS. Pasal 28 ...
  • 16. -16- Pasal 28 (1) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dapat merekomendasikan pencabutan STRTS kepada MTKI terhadap Tenaga Sanitarian yang melakukan pekerjaannya tanpa memiliki SIKTS. (2) Pemerintah daerah kabupaten/kota atau kepala dinas kabupaten/kota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempekerjakan Tenaga Sanitarian yang tidak memiliki SIKTS. BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 (1) Setiap Tenaga Sanitarian yang saat ditetapkannya Peraturan ini sedang menjalankan pekerjaannya dianggap telah memiliki SIKTS. (2) Dalam waktu selambat-lambatnya 1(satu) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan, Tenaga Sanitarian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki SIKTS sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ini. Pasal 30 Teknisi Sanitarian Pratama yang berpendidikan dibawah Diploma Satu Kesehatan Lingkungan yang menjalankan pekerjaannya harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri ini selambat- lambatnya 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan. Pasal 31 Standar Profesi Tenaga Sanitarian yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dan belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi. BAB VI ...
  • 17. -17- BAB VI PENUTUP Pasal 32 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Sanitarian dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 33 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 April 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 26 April 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 648
  • 18. -18- LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN DAFTAR PERALATAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGGUNA No NAMA ALAT/PERALATAN PENGGUNA PERALATAN Asisten Teknisi Sanita- rian Teknisi Sanita- rian Pratama Teknisi Sanita- rian Madya Teknisi Sanita- rian Utama Sanita- rian 1. Water Contamination Monitoring Test Kit v v v 2. Water Quality GPS Multi parameter v v v 3. Simple Water Test Kit v v v 4. Waste Water Test Kit v v v 5. Water Test Kit for Microbiology v v v 6. Public Places Inspection Test Kit v v v 7. Environment Air Quality Monitoring v v v 8. Indoor Air Inspection Test Kit v v v 9. Complete Multi Gas Monitor for Ambient v v v 10. Hospital Air Contamination Test v v v 11. Stack Gas and Dust Sampler v v v 12. Portable Gas Sampler v v v 13. Radiation Inspection Kit v v 14. Soil Test Kit v v v 15. Digital Soil Monitoring Test Kit v v v 16. Kitchen Hygiene Inspection Kit v v v 17. Microbiology Food Detection Kit v v v
  • 19. -19- No NAMA ALAT/PERALATAN PENGGUNA PERALATAN Asisten Teknisi Sanita- rian Teknisi Sanita- rian Pratama Teknisi Sanita- rian Madya Teknisi Sanita- rian Utama Sanita- rian 18. Portable Food Contamination Test Kit v v v 19. Food Detection Kit v v v 20. Sanitarian Field Kit v v v 21. Surveillance vector kit v v v v 22. Cholinesterase Test Kit v v 23. Portable Digital System Cholinesterase Test v v v 24. Visual Inspection Kit v v MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI
  • 20. Formulir I MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA (THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD) SURAT TANDA REGISTRASI TENAGA SANITARIAN REGISTRATION CERTIFICATE OF SANITARIAN NOMOR REGISTRASI : REGISTRATION NUMBER NAMA : NAME TEMPAT/TANGGAL LAHIR : PLACE/DATE OF BIRTH JENIS KELAMIN : SEX NOMOR IJAZAH : CERTIFICATE NUMBER TANGGAL LULUS : DATE OF GRADUATION PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITY KOMPETENSI : COMPETENCE NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI : COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER STR BERLAKU SAMPAI : VALID UNTIL Formulir II PAS FOTO CAP/ STAMP MTKI ……………………20…. a.n.Menteri Kesehatan KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD (...................................................................)
  • 21. Formulir II Perihal : Permohonan Surat Ijin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ............................ Di ........................................................ Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap : ............................................................................... Alamat : ............................................................................... Tempat/tanggal lahir : ............................................................................... Jenis kelamin : ............................................................................... Tahun Lulusan : ............................................................................... Nomor STRTS : ............................................................................... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Ijin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) pada ...................... (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan dan alamat). Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. Fotokopi STRTS; c. Fotokopi surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai Surat Izin Praktik; d. Surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan; e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. Rekomendasi kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. Rekomendasi dari HAKLI; dan h. SIKTS pertama (untuk permohonan SIKTS yang kedua). Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih. .....................................,201... Yang memohon, (.......................................)
  • 22. Formulir III KOP SURAT DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA ...* SURAT IZIN KERJA TENAGA SANITARIAN (SIKTS) Nomor ... Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor … tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... memberikan izin kerja kepada: (Nama Lengkap) Tempat/tanggal lahir : ................................................................................... Alamat : …................................................................................ Nomor STRTS : ................................................................................... Diberikan izin kerja untuk melakukan pekerjaan Tenaga Sanitarian sebagai .............. , lulusan ............. (jenis pendidikan) pada: Nama Fasyankes : ............................................................................... Alamat : ............................................................................... Surat Izin Kerja Tenaga Sanitarian (SIKTS) ini berlaku sampai dengan tanggal ........................... (sesuai pemberlakuan STRTS) Dikeluarkan di ……….…......…….................... pada tanggal ………........................................ Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ........ Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ... (.............................) Tembusan: 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...; 2. Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Daerah … ; 3. Pertinggal. Pasfoto 4x6