Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Keputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesiaUwes Chaeruman
teknologi pendidikan, ontologi teknologi pendidikan, aksiologi teknologi pendidikan, epistemologi teknologi pendidikan, produk teknologi pendidikan, definisi teknologi pendidikan, domain teknologi pendidikan
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan Tahun 2004 Ahmad Jayadi
Dalam definisi Teknologi Pendidikan ynag disusun oleh AECT, terdapat penjelasan mengenai setiap kata yang terdapat pada susunan definisi Teknologi Pendidikan 2004 yang disusun oleh AECT. Dan berikut saya berikan PPT yang membahas secara rinci definisi setiap kata tersebut. Semoga bermanfaat
Keputusan dan model model penerapan teknologi pendidikan di indonesiaUwes Chaeruman
teknologi pendidikan, ontologi teknologi pendidikan, aksiologi teknologi pendidikan, epistemologi teknologi pendidikan, produk teknologi pendidikan, definisi teknologi pendidikan, domain teknologi pendidikan
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1970
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1971
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1972
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1977
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1994
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1999
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 2004
Definisi Teknologi Pendidikan tahun 1963
Syahrul Nizam Junaini, Pensyarah Kanan, Universiti Malaysia Sarawak, UNIMAS, CIRI PEMBELAJARAN ABAD KE-21, bilik kuliah abad ke-21, Pembelajaran teradun (blended learning), Pembelajaran dengan peranti mudah alih (Mobile learning), Flipped classroom, Problem Based Learning, Media sosial, bite size learning, Padlet.com, Socrative.com, Kahoot.it, Tackk.com, TodaysMeet.com, jasondavies.com/wordcloud, Open Learning
Classroom Action Research dalam Bahasa SederhanaUwes Chaeruman
pada dasarnya classroom action research bicara tiga hal: 1)action (tindakan/perubahan), yang dilakukan melalui penelitian (aktivitas ilmiah yang sistematis), terkait dengan praktek pembelajaran di kela. Dengan demikian, tujuan utama classroom action research adalah memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas.
Isu Penelitian DanArah Masa Depan Untuk Hypermedia
Potensi penggunaan hypermedia dalam dunia pendidikan sangat bagus. Sistem Hypermedia memungkinkan koleksi informasi yang besar dan beragam media untuk disimpan dalam bentuk kompak dan diakses dengan cepat dan mudah.
Syahrul Nizam Junaini, Pensyarah Kanan, Universiti Malaysia Sarawak, UNIMAS, CIRI PEMBELAJARAN ABAD KE-21, bilik kuliah abad ke-21, Pembelajaran teradun (blended learning), Pembelajaran dengan peranti mudah alih (Mobile learning), Flipped classroom, Problem Based Learning, Media sosial, bite size learning, Padlet.com, Socrative.com, Kahoot.it, Tackk.com, TodaysMeet.com, jasondavies.com/wordcloud, Open Learning
Classroom Action Research dalam Bahasa SederhanaUwes Chaeruman
pada dasarnya classroom action research bicara tiga hal: 1)action (tindakan/perubahan), yang dilakukan melalui penelitian (aktivitas ilmiah yang sistematis), terkait dengan praktek pembelajaran di kela. Dengan demikian, tujuan utama classroom action research adalah memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas.
Isu Penelitian DanArah Masa Depan Untuk Hypermedia
Potensi penggunaan hypermedia dalam dunia pendidikan sangat bagus. Sistem Hypermedia memungkinkan koleksi informasi yang besar dan beragam media untuk disimpan dalam bentuk kompak dan diakses dengan cepat dan mudah.
Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi. Barlow (1985) mendefinisikan psikologi pendidikan sebagai sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu dalam pelaksanaan tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif. glover dan ronning (dalam Elliot, 1996) menyatakan bahwa psikologi pendidikan mencakup topik-topik yang berkisar pada perkembangan manusia, perbedaan individual, pengukuran, belajar, motivasi dan pandangan pendidikan humanistik, baik yang didasarkan pada data empiris maupun teori.
Menurut Witherington, psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Muhibbin Syah (2002) menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Definisi yang diterima paling luas menurut Elliot dkk (1996). Adalah bahwa psikologi pendidikan merupakan aplikasi psikologi yang mempelajari perkembangan, belajar, motivasi, pembelajaran dan isu-isu lain yang berkaitan yang timbul dalam setting pendidikan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu menggunakan kata tanya "do you like...?" kepada teman-teman, orang tua, dan guru menggunakan bahasa tubuh yang baik dengan ramah dan tepat.
Pembelajaran unit ini, peserta didik akan mempelajari tentang kata tanya "do you like...?" kepada teman-teman, orang tua, dan guru menggunakan bahasa tubuh yang baik
Analsis kritis jurnal ini diperoleh dari hasil membaca dan membandingkan jurnal yang berjudul Filsafat Pendidikan Dalam Pengembangan Sains
Berbasis Kearifan Lokal dan Manajemen kurikulum bahasa arab di madrasah: kajian problematika
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
Modul ini kami buat dengan teknis ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) . Modul ini sudah diterapkan oleh sekolah kami pada pelaksanaan P5 di kelas 5 semester 1 Tahun Ajaran 2023/2024.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. PERUBAHAN TEKNOLOGI GURU:
BAGAIMANA PENGETAHUAN, PERCAYA
DIRI, KEPERCAYAAN, DAN CULTURE
INTERSECT
Sri Hertanti Wulan / 17705269001
Siti Mukminatun/ 17705264007
Ilmu Pendidikan Bahasa
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
2. Guru yang inovatif sangat diharapkan di abad 21
dengan selalu mengikuti perkembangan
teknologi seperti halnya dengan bidang ilmu
lainnya seperti pada kedokteran, hukum,
otomotif, dll.
3. Data yang diperoleh peningkatan professional
guru dlm penggunaan TIK (National Education
Association, 2008; Project Tomorrow, 2008),
dilaporkan penggunaan nya masih dianggap
“low-level” (Maddux & Johnson, 2006; Russell,
Bebell, O’Dwyer, & O’Connor, 2003).
4. Aktivitas-aktivitas yang mendukung seperti:
instruksi langsung dari guru menggunakan
power point untuk mempresentasikan pelajaran,
mencari sumber informasi dari web)
Atau fokus pada pengembangan dari
kemampuan siswa
(Tondeur, van Braak, & Valcke, 2007b).
5. HASIL DARI SURVEY NASIONAL SPEAK UP 2007
(PROJECT TOMORROW, 2008)
51% dari guru responden (n = 13,027 / 25,544)
dilaporkan bahwa penggunaan teknologi utama
“untuk memfasilitasi belajar siswa”
(a)menanyai siswa untuk menyelesaikan PR
menulis laporan, mencari informasi dari
internet)
(b) melakukan praktik kerja menggunakan
software drill-and-practice).
6. Hasilnya presentase survey siswa kelas 6-12
sangat bervariasi, penggunaan TIK:
(a) menulis tugas (74%),
(b) melakukan penelitian online (72%),
(c) memeriksa tugas dan nilai online (58%)
7. PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK PELAJAR ABAD
KE 21
Untuk memaksimalkan teknologi dalam belajar
mengajar (Lai, 2008; Law, 2008; %omas & Knezek,
2008), kita harus membantu para guru untuk
memanfaatkan teknologi memfasilitasi pelajaran
yang di desain supaya mudah dipelajari oleh siswa
yang terkait dengan pengetahuan dan nantinya
akan bisa diaplikasikan dalam siatuasi yang nyata.
“teknologi dapat mengajarkan lebih praktis
memungkinkan untuk “mendapatkan pendekatan
pembelajaran baru yang lebih baik untuk merubah
konten atau konteks pembelajaran, instruksi, dan
penilaian ” (Lawless & Pellegrino, 2007, p. 581).
8. BEBERAPA DIMENSI PERUBAHAN
DIBUTUHKAN OLEH PARA GURU:
a) kepercayaan, perilaku, atau ideology
kependidikan;
b) konten pengetahuan;
c) pengetahuan kependidikan dari instrukti
praktis, strategi, metode, atau pendekatan;
d) sumber pengetahuan terkait, teknologi, atau,
materi.
(Fullan & Stiegelbauer, 1991).
10. Lawless and Pellegrino “literasi teknologi
menjadi berkembang cepat sebagai keterampilan
dasar untuk mengajar” (2007, p 580). Guru akan
menyiapkan siswanya menjadi tanggap teknologi
(NETS-T standar guru (ISTE, 2008), pertama kali
dipublikasikan 1998)
11. Penting bagi guru untuk mengajar dengan
teknologi mengembangkan pengetahuan
kependidikan : aspek perencanaan,
pengimplementasian, dan proses evaluasi.
12. PENGETAHUAN GURU YANG HARUS
DIKUASAI DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS
TEKNOLOGI
Mengidentifikasikan teknologi mana yang dibutuhkan
untuk mendukung tujuan kurikulum tertentu
Menspesifikasikan bagaimana alat yang digunakan untuk
membantu siswa mengerti dan mencapai tujuan
pembelajaran
Membuat siswa mampu menggunakan teknologi secara
tepat guna dalam proses pembelajaran termasuk
eksplorasi, analisis, dan produksi
Memilih dan menggunakan teknologi yang tepat untuk
mengidentifikasi kebutuhan, penyelesaian masalah, dan
mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan
praktik dan perkembangan keahliannya. (p.10)
Cennamo, Ross, and Ertmer (2010)
13. EFIKASI DIRI SEBAGAI VARIABEL KUNCI
waktu dan usaha harus digabungkan untuk
meningkatkan kepercayaan diri guru dalam
menggunakan teknologi.
Tidak hanya untuk mencapai tugas administrasi,
akan tetapi untuk mencapai tujuan
pembelajaran siswa.
Bagaimana kita dalam membantu guru untuk
percaya diri?
14. Ketika guru menyadari bagaimana teknologi bisa
memfasilitasi kesuksesan siswa, kepercayaan
diri juga meningkat
(Ottenbreit-Leftwich, 2007)
15. VARIABEL KUNCI
Rokeach (1972) mendefinisikan kepercayaan
sebagai sebuah konsep frasa “saya percaya
bahwa” Semakin banyak kepercayaan yang
diberikan secara fugsional dan berhubungan
dengan atau terkomunikasikan dengan
kepercayaan yang lain, semakin banyak
implikasi dan konsekuensi yang didapatkan oleh
kepercayaan yang lain.
Jadi, kepercayaan utama sulit untuk dirubah,
sebagaimana hubungannya dengan kepercayaan
lain yang butuh untuk disebutkan juga
(Richardson, 1996).
16. Guru tradisional lebih sedikit dalam
mengimplementasikan teknologi pada sebuah
pembelajaran dibanding guru kontruktivisme
(Judson,2006; Roehrig et al., 2007).
17. BUDAYA SEBAGAI VARIABEL KUNCI
Guru bukanlan “agen bebas” dan pemanfaatan
ICT untuk belajar mengajar bergantung pada
pandangan budaya, sosial, dan konteks
organisasi dimana mereka tinggal dan bekerja
(Somekh, 2008, p.450).
18. Brodie (2004) “tekanan budaya” dengan konsep
meme, yang di desain sebagai “representasi
dalam pada pengetahuan yang menghasilkan
output yang mempengaruhi dunia” (p.28)
secara sederhana, meme merupakan produk
dari budaya yang mendapat pengaruh pada
keberulangan.