Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar. Definisi ini mencakup lima kawasan utama yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi.
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
Pendekatan Dalam Studi Islam (Filosofis)QueenDaresa
Hallo kali ini kita bahas filosofis pendekatan dalam studi islam, dibuat oleh Daraista Az zukhruf Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
Dan Rekan saya Gita Damayanti Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Berikut merupakan hasil kerja dari kelompok 2, yang beranggotakan : Shollana Makhmud, Nurul Fadzilatul Husna, Muhammad Wahyu Darmawan, dan Danang Wahyu Triantoro.
Pendekatan Dalam Studi Islam (Filosofis)QueenDaresa
Hallo kali ini kita bahas filosofis pendekatan dalam studi islam, dibuat oleh Daraista Az zukhruf Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
Dan Rekan saya Gita Damayanti Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Cp 2 Sejarah munculnya teknologi pendidikan, science methodHari Sugiarto
2 Mengemukakan rasional berkembangnya teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan// Landasan Historis Teknologi Pendidikan//, Sejarah munculnya teknologi pendidikan// Materi 3, science method
Ajaran ahlussunah wal jamaah di bidang aqidah syariat dan syariatSaifGhofur
Faham Ahlussunnah Wal Jama’ah meliputi tiga ruang lingkup yaitu : Lingkup Aqidah, Syari’at dan Akhlak Tasawuf. Selanjutnya, untuk membedakan lingkup-lingkup lain, perlu ditegaskan dengan menyebut masing-masingnya menjadi Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, Syari’at (ibadah) Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan Akhlak Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Pertama, Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun dalam bidang akidah, yang memenuhi kriteria Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang dikenal dengan nama Asy’ariyah (pengikut Iman Abu Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyah (pengikut Imam Abu Manshur al-Maturidi). Merekalah golongan mayoritas dari masa ke masa. Pandangan mereka dalam akidah adalah sama persis dengan pandangan ulama salaf, hanya saja sesuai tuntutan zaman, mereka memberikan hujjah dengan argumen-argumen rasional sehingga aqidah yang kuat dari sisi naql(periwayatan) dan juga kuat dari sisi ‘aql (akal). Tak heran sejarah membuktikan bahwa hanya akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah yang tahan uji menghadapi berbagai tantangan dari kelompok lain.
Kedua, Syariat (fiqh) Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dalam konteks historis, institusi fiqh yang sejarah dengan konteks substansial paham Ahlussunnah Wal Jama’ah ialah empat madzhab besar dalam fikih islam, madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.
Ketiga, Akhlak/Tasawuf Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun lingkup yang ketiga ini, paham Ahlussunnah Wal Jama’ah mengikuti wacana yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti imam al-Ghazali, al-Junaidi dan tokoh-tokoh lainnya yang sepaham termasuk Abu Yazid al-Bustami, pemikiran akhlak mereka ini memang tidak melembaga menjadi madzhab tersendiri sebagaimana dalam lingkup akidah dan fikih, namun wacana mereka itu sejalan dengan substansi paham Ahlussunnah Wal Jama’ah serta banyak diterima oleh mayoritas umat islam
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Cp 2 Sejarah munculnya teknologi pendidikan, science methodHari Sugiarto
2 Mengemukakan rasional berkembangnya teknologi pendidikan sebagai disiplin keilmuan// Landasan Historis Teknologi Pendidikan//, Sejarah munculnya teknologi pendidikan// Materi 3, science method
Ajaran ahlussunah wal jamaah di bidang aqidah syariat dan syariatSaifGhofur
Faham Ahlussunnah Wal Jama’ah meliputi tiga ruang lingkup yaitu : Lingkup Aqidah, Syari’at dan Akhlak Tasawuf. Selanjutnya, untuk membedakan lingkup-lingkup lain, perlu ditegaskan dengan menyebut masing-masingnya menjadi Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, Syari’at (ibadah) Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan Akhlak Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Pertama, Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun dalam bidang akidah, yang memenuhi kriteria Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang dikenal dengan nama Asy’ariyah (pengikut Iman Abu Hasan al-Asy’ari) dan Maturidiyah (pengikut Imam Abu Manshur al-Maturidi). Merekalah golongan mayoritas dari masa ke masa. Pandangan mereka dalam akidah adalah sama persis dengan pandangan ulama salaf, hanya saja sesuai tuntutan zaman, mereka memberikan hujjah dengan argumen-argumen rasional sehingga aqidah yang kuat dari sisi naql(periwayatan) dan juga kuat dari sisi ‘aql (akal). Tak heran sejarah membuktikan bahwa hanya akidah Asy’ariyah dan Maturidiyah yang tahan uji menghadapi berbagai tantangan dari kelompok lain.
Kedua, Syariat (fiqh) Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dalam konteks historis, institusi fiqh yang sejarah dengan konteks substansial paham Ahlussunnah Wal Jama’ah ialah empat madzhab besar dalam fikih islam, madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali.
Ketiga, Akhlak/Tasawuf Ahlussunnah Wal Jama’ah. Adapun lingkup yang ketiga ini, paham Ahlussunnah Wal Jama’ah mengikuti wacana yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti imam al-Ghazali, al-Junaidi dan tokoh-tokoh lainnya yang sepaham termasuk Abu Yazid al-Bustami, pemikiran akhlak mereka ini memang tidak melembaga menjadi madzhab tersendiri sebagaimana dalam lingkup akidah dan fikih, namun wacana mereka itu sejalan dengan substansi paham Ahlussunnah Wal Jama’ah serta banyak diterima oleh mayoritas umat islam
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
17. Sejarah Perkembangan
definisi Teknologi Pendidikan
1920 – 1950
Definisi Teknologi Pendidikan dipandang sebagai media.
1960 – 1970
Teknologi Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.
1977
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegerasi meliputi orang, prosedur,
gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan,
menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
HOME
KELOMPOK
MATERI
18. Definsi Teknologi Pembelajaran
Alasan utama dibentuknya definisi yang baru (1994) dalam teknologi pembelajaran
adalah :
1. Teknologi pembelajaran berkembang dari suatu gerakan menjadi suatu bidang
dan profesi.
2. Adanya pendapat bahwa defenisi yang baik harus meliputi bidang kerja dari ahli
teori dan praktisi.
3. Proses maupun produk sangatlah penting dalam bidang.
4. Istilah-istilah yang terlalu banyak dan membingungkan baik oleh semua warga
teknologi pembelajaran harus dihilangkan dalam defenisi sehingga maksud dan
tujuan dari defenisi lebih jelas dan mengerti.
HOME
KELOMPOK
MATERI
19. Orientasi Definisi
Hubungan Antara Ilmu dan Teknologi. Teknologi Pembelajaran seringkali didefinisikan
sebagai penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam menyelesaikan permasalahan
belajar, ini merupakan suatu pandangan yang mengasumsikan bahwa ilmu dan teknologi tidak
terpisahkan.
Konsep Sistematik. Definisi Teknologi Pembelajaran yang tidak mencantumkan ciri sistematik
sebagai salah satu karakteristik utamanya Robert Gagne (1990) yang mengatakan bahwa
Teknologi Pembelajaran berhubungan dengan studi dan penciptaan kondisi belajar yang
berhasilguna.
Struktur Definisi. Sebelumnya istilah bidang Teknologi Pembelajaran berakar dari
berbagai jenis media yang berbeda (komputer, televisi), dan kegiatan mengajar
(belajar mandiri dan simulasi) . Sedangkan bidang TP saat ini tidak hanya mencakup
unsur media melainkan juga variabel dan strategi belajar yang lebih menekankan pada
teknik dan teori dari pada pengelompokan media. Sehingga Definisi 1994 memberi
tempat pada keragaman dan spesialisasi dengan menggabungkan unsur-unsur definisi
dan kawasan bidang yang memberikan sumbangan pada teori dan praktek yang
menjadi landasan profesi.
HOME
KELOMPOK
MATERI
20. Definisi TP 1994: “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengendangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian proses dan
sumber untuk belajar”. Kawasan Teknologi Pembelajaran
DESAIN
PEMANFAATAN
PENGEMBANGAN
TEORI
PRAKTEK
PENILAIAN
HOME
PENGELOLAAN
KELOMPOK
MATERI
21. KOMPONEN DEFINSI
Teori dan Praktek: Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip dan
proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan.
Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam
memecahkan permasalahan.
Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian: Kawasan
disain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran
untuk bidang pendidikan.
Kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan
terbesar untuk praktek.
Kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang
dengan baik. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan dalam bidang
pemanfaatan media keadaanya masih tetap saja kurang mendapatkan perhatian.
Kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang
berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (dikelola).
Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada penelitian dari bidang lain.
HOME
KELOMPOK
MATERI
22. Proses dan Sumber: Proses adalah serangkaian operasi
atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu,
sedangkan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya
belajar, termasuk sistim pelayanan, bahan pembelajaran
dan lingkungan.
Untuk Belajar: belajar menyangkut adanya perubahan
yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku
seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982).
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu
(merangsang) dan memicu (menumbuhkan) belajar.
HOME
KELOMPOK
MATERI
23. LATAR BELAKANG SEJARAH
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan
penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain
mengajar dengan alat bantu audio-visual (Rountree, 1979).
Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu
media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan
(seels, 1979).
Edgar Dale dan James Finn merupakan dua tokoh yang berjasa dalam pengembangan Teknologi
Pembelajaran modern. Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of
Experience)
Dalam kerucut pengalaman Edgar Dale terdapat empat jenis pengalaman belajar, yaitu: a).
mengamati dan berinteraksi dengan lambang verbal; b). mengamati dan berinteraksi dengan
mediated events; c). mengamati dan berinteraksi dengan actual events; d). melakukan dalam
pengalaman langsung, (Wasita, 2008:12).
Pemikiran Edgar Dale tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) ini merupakan upaya awal
untuk memberikan alasan atau dasar tentang keterkaitan antara teori belajar dengan komunikasi
audiovisual.
HOME
KELOMPOK
MATERI
24. Definisi TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
MENURUT PARA AHLI
Definisi Association for Educational Communications Technology (AECT)
1963
“ Komunikasi audio-visual adalah cabang dari teori dan praktek pendidikan
yang terutama berkepentingan dengan mendesain, dan menggunakan pesan
guna mengendalikan proses belajar, mencakup kegiatan : (a) mempelajari
kelemahan dan kelebihan suatu pesan
dalam proses belajar; (b)
penstrukturan dan sistematisasi oleh orang maupun instrumen dalam
lingkungan
pendidikan,
meliputi
:
perencanaan, produksi, pemilihan, manajemen dan pemanfaatan dari
komponen maupun keseluruhan sistem pembelajaran. Tujuan praktisnya
adalah pemanfaatan tiap metode dan medium komunikasi secara efektif
untuk membantu pengembangan potensi pembelajar secara maksimal.”
HOME
KELOMPOK
MATERI
25. Definisi Commission on Instruction Technology (CIT) 1970
“Dalam pengertian yang lebih umum, teknologi pembelajaran diartikan
sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat
digunakan untuk keperluan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan
papan tulis…..bagian yang membentuk teknologi pembelajaran adalah
televisi, film, OHP, komputer dan bagian perangkat keras maupun lunak
lainnya.”
“Teknologi Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar
untuk suatu tujuan khusus, serta didasarkan pada penelitian tentang
proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan
kombinasi sumber manusia dan manusia agar belajar dapat berlangsung
efektif.”
HOME
KELOMPOK
MATERI
26. Definisi Silber 1970
“Teknologi
Pembelajaran
adalah
pengembangan
(riset, desain, produksi, evaluasi, dukungan-pasokan, pemanfaatan)
komponen
sistem
pembelajaran
(pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar) serta pengelolaan
usaha pengembangan
(organisasi dan personal) secara
sistematik, dengan tujuan untuk memecahkan masalah belajar”.
Definisi MacKenzie dan Eraut 1971
“Teknologi Pendidikan merupakan studi sistematik mengenai cara
bagaimana tujuan pendidikan dapat dicapai”
Definisi AECT 1972
• “Teknologi Pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan
dengan memfasilitasi belajar pada manusia melalui usaha sistematik
dalam : identifikasi, pengembangan, pengorganisasian dan
pemanfaatan berbagai macam sumber belajar serta dengan
pengelolaan atas keseluruhan proses tersebut”.
HOME
KELOMPOK
MATERI
27. Definisi AECT 1977
“Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana, dan organisasi untuk
menganalisis masalah, merancang, melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar pada
manusia.
Definisi AECT 1994
“ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi
tentang proses dan sumber untuk belajar.”
Perbedaan defenisi teknologi pembelajaran tahun 1977 dan 1994
antara lain: a). Perubahan istilah teknologi pendidikan menjadi
teknologi pembelajaran; b). Penekanan orientasi pada defenisi tahun
1977 pada praktik, sedangkan orientasi pada defenisi tahun 1994
meliputi dua bidang yaitu teori dan praktik, dan ; c). Pada defenisi
tahun 1977 kawasan kerja bidang teknologi pembelajaran meliputi
menganalisis, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
mengelola.
HOME
KELOMPOK
MATERI
28. PERBEDAAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Istilah Teknologi Pendidikan digunakan
untuk hal yang berhubungan dengan
sekolah
Teknologi
Pendidikan digunakan di
Kanada dan Inggris
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
Teknologi
Pembelajaran
digunakan
untuk hal yang berhubungan dengan
kegiatan pengajaran di kelas
Teknologi Pembelajaran digunakan di
Amerika Serikat
Istilah "Teknologi pendidikan dan Teknologi Pembelajaran” digunakan secara bersamaan atau bergantian
namun berkembang bahwa Teknologi pembelajaran lebih banyak digunakan untuk penyelenggaraan
pengajaran. Karena a). Lazim dipakai di Amerika serikat; b). Mencakup banyak lingkungan pemanfaatan;
c). Menjelaskan fungsi teknologi pendidikan secara lebaih tepat, dan d). Batasannya dapat merujuk pada
belajar maupun pembelajaran
HOME
KELOMPOK
MATERI