Tugas Presentasi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Komputer Indonesia
Kelompok 8 :
- Imam Nurrahmat (10216650)
- Adi Firdaus (10216651)
- Aditya Abdurrahman (10216701)
- Arfan Amin Harahap (10216070)
- Yogi Aditya (10216068)
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Tugas Presentasi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Komputer Indonesia
Kelompok 8 :
- Imam Nurrahmat (10216650)
- Adi Firdaus (10216651)
- Aditya Abdurrahman (10216701)
- Arfan Amin Harahap (10216070)
- Yogi Aditya (10216068)
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Mengenal Trunk, VTP, dan STP
Seiring berkembangnya jaringan untuk usaha kecil atau menengah, manajemen dibutuhkan dalam mengelola perkembangan jaringan. Dalam tugas sebelumnya, Anda belajar bagaimana untuk membuat dan mengelola VLAN dan trunks menggunakan command Cisco IOS. Fokusnya adalah pada pengelolaan informasi VLAN pada switch tunggal.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 4:
Anwar Ladiku_10215077
Bondan Abiyoga W.H_10215048
Galih Seto Satri_10215071
M. Rinaldi Hasanudin_10215053
Tri Bayu Kusnadi_10215080
Mengenal Trunk, VTP, dan STP
Seiring berkembangnya jaringan untuk usaha kecil atau menengah, manajemen dibutuhkan dalam mengelola perkembangan jaringan. Dalam tugas sebelumnya, Anda belajar bagaimana untuk membuat dan mengelola VLAN dan trunks menggunakan command Cisco IOS. Fokusnya adalah pada pengelolaan informasi VLAN pada switch tunggal.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Development of FPGA based Dual Axis Solar Tracking Systemdrboon
Field Programmable Gate Arrays (FPGAs) meet critical timing and performance requirements with parallel processing and real-time control application performance, allowing greater system integration and lower development cost. This paper describes a dual axis solar tracking system is based on astronomical equations. The position of sun at anytime is a function of azimuth and altitude angle values. Azimuth and altitude angle values are collected off line. The prototype of dual axis solar tracking system is developed on FPGA to implement the proposed idea. The system comprises of digital clock module, rise time module and two pulses generator modules. Pulse generator modules employ Pulse Width Modulation (PWM) technique for controlling two stepper motors for tracking the azimuth and altitude angles. The functionality of various blocks of the system is described in Very High Speed Integrated Circuit (VHSIC) Hardware Description Language (VHDL). The control logic has been successfully implemented on Spartan 3E FPGA device. Xilinx ISE 14.1 suit is used for design entry, synthesis and burning the bit stream file into FPGA device. The functional verification has been performed using Xilinx simulator.
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
2. Exterior – Interior Gateway
Protocol
Dynamic routing dikategorikan ke
dalam 2 macam yaitu: Exterior
Gateway/Routing Protocol (EGP/ERP)
dan Interior Gateway/Routing Protocol
(IGP/IRP)
3. IGP
Interior Gateway Protocol adalah
sebutan untuk protokol-protokol
routing yang digunakan di dalam
sebuah Autonomous System (AS).
Contoh IGP adalah: Routing
Information Protocol (RIP), Open
Shortest Path First (OSPF), Enhanced
Interior Gateway Routing Protocol
(EIGRP).
4. EGP
Exterior Gateway Protocol (EGP)
adalah protokol yang membawa
informasi routing antar 2 buah
administrative entities, dalam hal ini 2
buah AS.
Contoh EGP adalah Broader Gateway
Protocol (BGP).
5. Routing Information Protocol
RIP adalah protokol routing yang
menggunakan algoritma routing
distance-vector learning atau
Bellman-Ford.
Tugas dari RIP (dan semua protokol
routing) adalah menyediakan
mekanisme pertukaran informasi
tentang rute, sehingga setiap router
dapat melakukan update Table
Routing.
6. Routing Information Protocol
Informasi-informasi yang dibutuhkan
antara lain:
Alamat
dari sebuah network atau host.
Jarak (distance) router tersebut
terhadap network atau host.
Hop pertama untuk proses routing.
Distance metric disebut juga sebagai
cost, dalam RIP yang dimaksud
distance metric adalah jumlah hop.
7. Routing Information Protocol
Jika sebuah router terhubung ke
sebuah network maka distance metric
adalah 1 hop.
Jika sebuah router terhubung ke
sebuah network melalui sebuah router
lain maka distance metric = 2 hop.
RIP hanya dapat menjangkau
maksimum 15 hop.
8. Routing Information Protocol
Setiap router yang menggunakan RIP
akan mengirimkan routing table ke
semua router didekatnya.
Setiap router yang menerima pesan
dari router didekatnya bahwa sebuah
network X dapat dijangkau dengan N
hop, maka router tersebut tahu untuk
mencapai network X dibutuhkan N+1
hop.
9. RIPv1
RIPv1 tidak memiliki informasi tentang
subnet setiap route. Router harus
menganggap setiap route yang
diterima memiliki subnet yang sama
dengan subnet pada router itu.
Dengan demikian, RIP tidak
mendukung Variable Length Subnet
Masking (VLSM).
10. RIPv2
RIPv2 berupaya untuk menghasilkan
beberapa perbaikan atas RIP, yaitu
dukungan untuk VLSM, menggunakan
autentikasi, memberikan informasi
hop berikut (next hop), dan multicast.
Penambahan informasi subnet mask
pada setiap route membuat router
tidak harus mengasumsikan bahwa
route tersebut memiliki subnet mask
yang sama dengan subnet mask yang
digunakan padanya.
11. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
Perhatikan sebuah Autonomous
System seperti dalam gambar. Router
A (RA) terhubung ke Network 1 (N1)
dan Network 2 (N2). RC dan RB
terhubung ke N2 dan N3. Sedang RD
terhubung ke N3 dan N4.
12. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
Pada saat RA dinyalakan pertama
kali. Router tersebut melihat bahwa
ia terkoneksi ke N1 dan N2. RA
terhubung ke N1 dengan cost 1.
Maka RA menambahkan entry pada
routing table {N1,1}.
13. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
1.
RA mengirimkan pesan RIP yang
berisi {N1,1} ke semua router yang
terkoneksi. RB dan RC terhubung ke
N2, maka RB dan RC menerima
update informasi dari RA.
14. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
2.
RB dan RC melihat routing table
mereka jika N1 sudah terdaftar. Jika
belum, maka {N1,2} untuk RA akan
dibuat pada kedua router tersebut.
Artinya: saya dapat menjangkau N1
dengan 2 hop melalui RA.
15. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
3.
RB dan RC akan mengirim routing
table berisi {N1,2} ke N2 dan N3. RA
menerima pesan tsb. tapi diabaikan
karena RA dapat menjangkau N1
dengan jumlah hop lebih pendek.
Sedang RD menerima informasi
tentang N1 dari RB dan RC.
16. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
4.
RD akan memeriksa routing table
nya, dan menambahkan {N1,3}
untuk RB atau RC jika informasi
tersebut belum ada, tergantung pada
update dari RB atau RC yang
sampai di RD terlebih dahulu.
17. Contoh Penentuan Rute dengan RIP
5.
Selanjutnya RD akan mengirimkan
routing table berisi {N1,3} ke N3 dan
N4.
18. Kesimpulan 1
RIP didesain untuk sedemikian
sehingga routing table akan terupdate
apabila informasi yang diterima
memiliki rute lebih pendek.
Misalnya, RD menerima informasi
{N1,3} untuk RB, karena informasi
{N1,3} untuk RC sudah ada (jumlah
hop sama), maka informasi tsb
diabaikan.
19. Kesimpulan 2
Proses propagasi routing table yang
terjadi secara periodik.
Seandainya terdapat penambahan
jalur dari RC ke N1. Jika sebelumnya
RD memiliki informasi {N1,RC,3}
maka routing table akan diupdate
dengan informasi {N1,RC,2} karena
RD dapat menjangkau N1 lebih cepat.