Dokumen tersebut membahas tentang protokol routing dan beberapa jenis protokol routing yang umum digunakan seperti RIP, OSPF, EIGRP, BGP. Protokol-protokol tersebut memiliki karakteristik berbeda seperti algoritma yang digunakan (distance vector, link state), cakupan area (internal/external), dan tujuan utama membangun tabel routing.
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Tugas Presentasi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Komputer Indonesia
Kelompok 8 :
- Imam Nurrahmat (10216650)
- Adi Firdaus (10216651)
- Aditya Abdurrahman (10216701)
- Arfan Amin Harahap (10216070)
- Yogi Aditya (10216068)
Universitas Komputer Indonesia - Sistem Komputer (S1)
Tugas Jaringan Komputer
Kelompok 5
Feni Melati (10216039)
Futry Diviana Agnia (10216045)
Deni Himawan (10216042)
M Aditya Fathur R (10216044)
Rizal Yonansyah (10216050)
Tugas Presentasi Mata Kuliah Jaringan Komputer Universitas Komputer Indonesia
Kelompok 8 :
- Imam Nurrahmat (10216650)
- Adi Firdaus (10216651)
- Aditya Abdurrahman (10216701)
- Arfan Amin Harahap (10216070)
- Yogi Aditya (10216068)
Seperti yang kita ketahui bahwa definisi atau arti kata dari routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket paket jaringan ke network lain / jaringan lain yang tidak terhubung langsung dengan si router melalui internetwork. dan routing static adalah sebuah router yang tabel routingnya dikonfigurasi manual oleh administrator jaringannya . Maka routing dinamis adalah kebalikannya dari routing static tersebut. Karena routing dinamis adalah sebuah router yang tabel routing'nya dikonfigurasi otomatis oleh protokol routing yang telah dipilih sebelumnya .
Tugas Jaringan Komputer
KELOMPOK 2:
RAZAQA SUGIHARAWAN (10215001)
MUHAMMAD ISMAIL NUR SIDIQ (10215002)
BHAZY ARYA PINGGALA (10215003)
RAHMAT FIRDAUS (10215007)
M. ADI DIANSYAH (10215009)
DICKY ADNAN HADIyANTO (10215011)
Seperti yang kita ketahui bahwa definisi atau arti kata dari routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket paket jaringan ke network lain / jaringan lain yang tidak terhubung langsung dengan si router melalui internetwork. dan routing static adalah sebuah router yang tabel routingnya dikonfigurasi manual oleh administrator jaringannya . Maka routing dinamis adalah kebalikannya dari routing static tersebut. Karena routing dinamis adalah sebuah router yang tabel routing'nya dikonfigurasi otomatis oleh protokol routing yang telah dipilih sebelumnya .
Tugas Jaringan Komputer
KELOMPOK 2:
RAZAQA SUGIHARAWAN (10215001)
MUHAMMAD ISMAIL NUR SIDIQ (10215002)
BHAZY ARYA PINGGALA (10215003)
RAHMAT FIRDAUS (10215007)
M. ADI DIANSYAH (10215009)
DICKY ADNAN HADIyANTO (10215011)
Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini, disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.
Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi. OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Ā
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Ā
Routing protocol
1. Subnetting, Routing, dan Routing
Protocol
Dandi Farhansyah Putra :10216010
Teguh Maulana :10216012
Arif Lukmanulhakim :10216019
Ridwan Hawafi Zakaria :10216021
Fadel Rahmatullah :10216025
2. Routing Protocol
Routing protokol secara umum dapat diartikan sebagai suatu aturan
untuk mempertukarkan informasi routing yang akan membentuk sebuah table
routing sehingga pengalamatan paket data yang akan di kirim menjadi lebih
jelas. Routing protokol dapat di artikan sebagai proses dimana suatu router
mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Protokol yang digunakan untuk
me-routing-kan, maksudnya protokol ini melakukan proses routing dengan
cara mem-build table routing pada setiap router.
Jadi yang menggunakan routing protokol ini adalah Router, bukan
host yang berupa laptop, deskop ataupun perangkat komputer lainnya. Dengan
adanya table routing di setiap router, maka router tersebut akan tahu path mana
saja yang akan digunakan untuk memforward paket.
Contoh dari routing protokol : RIP, EIGRP, OSPF, IS IS, BGP dan routing
protokol lainnya.
3. Tujuan Routing protocol
Tujuan utama dari routing protokol adalah untuk membangun dan
memperbaiki table routing. Dimana tabel ini berisi jaringan-jaringan dan
interface yang berhubungan dengan jaringan tersebut. Router menggunakan
protokol routing ini untuk mengatur informasi yang diterima dari router-router
lain dan interfacenya masing-masing.
Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang
terbaik ke table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut
sudah tidak valid lagi.
Sebagian besar algoritma routing dapat diklasifikasikan menjadi satu dari dua
kategori berikut
ā¢ Distance vector
ā¢ Link-state
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan
jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Sedangkan link-state
bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu
internetwork.
4. 1. Distance Vector
Sebuah distance vector protocol menginformasikan banyaknya hop ke jaringan
tujuan (the distance) dan arahnya dimana sebuah paket dapat mencapai jaringan
tujuan (the vector). Setiap router tetangga kemudian menerima nilai tujuannya
sendiri dan menyalurkan informasi routing ke tetangga terdekat. Jadi Distance
vektor mendapatkan informasi dari router yang terhubung langsung dengan
jaringan router tersebut. Berdasarkan informasi tersebut, kemudian akan
mengolah tabel routing.
Jadi konsep Distance Vektor ialah pembentukan table routing dengan cara tiap-
tiap router atau PC router akan saling bertukar infromasi routing dengan
tetangganya yang terhubung langsung. Proses pertukaran informasi routing ini
di lakukan secara periodik.
beberapa protokol yang menggunakan algoritma ini adalah :
ā¢ RIP
ā¢ BGP
ā¢ IGRP
ā¢ EIGRP
5. 2. Link State Routing Protocol
Routing ini menggunakan teknik link state, dimana artinya tiap router akan
mengumpulkan informasi tentang interface, bandwidth, roundtrip dan
sebagainya. Kemudian antar router akan saling menukar informasi, nilai yang
paling efisien yang akan diambil sebagai jalur dan di masukkan ke dalam table
routing. Dengan menggunakan algoritma pengambilan keputusan
Shortest Path First (SPF), informasi LSA tersebut akan diatur sedemikian rupa
hingga membentu suatu jalur routing.
Protokol yang menggunakan algoritma ini adalah :
ā¢ OSPF
6. RIP adalah sebuah routing protokol dinamis yang di gunakan dalan jaringan
LAN(Local Area Network) dan WAN(Wide Area Network). Protokol ini
termasuk interior gateway protocol(IGP) dan menggunakan algoritma Distance-
Vector Routing.
RIP mengirimkan table routing yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap
30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik
untuk menjangkau sebuah network, tetapi RIP secara dfault memiliki sejumlah
nilai maksimum yaitu 15 yang berarti lebih dari 15 hop tidak terjangkau
(uncreachable).
RIP terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
ā¢ RIPv1
ā¢ RIPv2
RIP
(Routing InformationProtocol)
7. 1. RIPv1
RIPv1 merupakan routing protocol jenis classfull yang akan mengirimkan
tabel routingnya secara broadcast. Spesifikasi asli RIP didefinisikan dalam
RFC 1058, classful menggunakan routing. Update routing periodik tidak
membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length Subnet
Mask (VLSM). Dengan kata lain, semua subnet dalam sebuah jaringan harus
memiliki ukuran yang sama dan tidak ada dukungan untuk router otentikasi.
Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
1. Distance Vector Routing Protocol.
2. Hanya mendukung routing classfull.
3. Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing.
4. Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask).
5. Perbaikan routing broadcast.
8. 2. RIPv2
RIPv2 memiliki kemampuan untuk membawa informasi subnet, sehingga
mendukung Classless Inter-Domain Routing(CIDR). Maka batas hop dari 15
tetap dipertahankan karena RIPv2 memiliki fasilitas sepenuhnya beroperasi
dengan spesifikasi awal tanpa perubahan.
Routing Information protocol versi 2 mempunyai karakteristik:
1. mendukung routing classfull dan routing classless
2. info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
3. mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
4. perbaikan routing multicast
9. Kelebihan RIP:
1. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing.
2. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut ( triggered update).
3. Proses konfigurasi routing menggunakan RIP itu tidak rumit dan
memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi
kegagalan link didalam jaringan.
Kekurangan RIP:
1. Jumlah host terbatas
2. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking(VLSM).
3. Ketika pertama kali di jalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya
berada.
10. IGRP
(Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah protokol routing yang menggunakan algoritma distance vector yang
diciptakan oleh perusahaan CISCO untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop
maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan Bandwidth,
MTU(Maximum Transmission Unit), Delay dan Load. IGRP juga adalah protokol
routing yang dapat menentukan routing berdasarkan system interior atau exterior.
Nilai AD untuk IGRP adalah 100.
Karakteristik IGRP adalah :
ā¢ Menggunakan algoritma distance vector
ā¢ Protokol routing distance vector
ā¢ Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability.
ā¢ Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
ā¢ Secara otomatis dapat menangani topologi yang komplek
11. OSPF merupakan routing protokol yang berstandar terbuka, maksudnya routing
protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun, dengan demikian siapapun dapat
menggunakannya dan routing protokol ini dapat diimplementasikan. Konsep dari
routing protokol ini yaitu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan, dan
tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan
area. algoritma protokol OSPF ini adalah algoritma link state yang memang
didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update
informasi rute.
Karakteristik OSPF adalah :
ā¢ Menggunakan algoritma link-state
ā¢ Protokol routing link-state
ā¢ Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
ā¢ Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
ā¢ Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan
OSPF
(Open Short Path First)
12. EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
EIGRP merupakan hasil pengembangan dari routing protokol pendahulunya yaitu
IGRP. EIGRP menggabungkan kemampuan dari algoritma link state dan distance
vektor, EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router CISCO saja.
EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector, dengan
karakteristik sebagai berikut:
ā¢ Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
ā¢ Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
ā¢ Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state.
ā¢ Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur
terpendek.
13. Border Gateway Protocol
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous
routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok
jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP
digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan
protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan
menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan
rute ISP . Yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya
OSPF dan IS-IS adalah BGP salah satu yang termasuk dalam kategori routing
protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP).
Sesuai dengan namanya Exterior, routing protocol jenis ini memiliki
kemampuan melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal sebuah
organisasi atau kelompok tertentu. Organisasi atau kelompok tertentu diluar
organisasi pribadi sering disebut dengan istilah autonomous system (AS). Cara
kerjanya adalah rute-rute yang dimiliki oleh sebuah AS dapat juga dimiliki oleh AS
lain yang berbeda kepentingan dan otoritas. Begitu juga dengan AS tersebut dapat
memiliki rute-rute yang dipunya organisasi lain.
14. ANTONOMOUS SYSTEM
Jaringan internal sebuah organisasi bisa terdiri dari berpuluh-puluh bahkan
ratusan perangkat jaringan dan server. Semuanya bertugas melayani kepentingan
organisasi tersebut, sehingga otoritas dan kontrolnya hanya boleh diatur oleh
organisasi tersebut. Cisco System, sebuah perusahaan pembuat perangkat jaringan
mendefinisikan Autonomous System sebagai āSekumpulan perangkat jaringan
yang berada di bawah administrasi dan strategi routing yang samaā. Autonomous
System biasanya ditentukan dengan sistem penomoran. Sistem penomoran AS di
dunia internet diatur oleh organisasi internet bernama IANA.
15. Karakteristik BGP
Kecanggihan dan kerumitan BGP sebenarnya dapat diperjelas intinya dengan
beberapa karakteristik kunci. Berikut ini adalah karakteristik routing protocol BGP
yang menandakan ciri khasnya:
1. BGP adalah Path Vector routing protocol yang dalam proses menentukan rute-
rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang
didapatnya dari router BGP yang lainnya.
2. Routing table akan dikirim secara penuh pada awal dari sesi BGP, update
selanjutnya hanya bersifat incremental atau menambahi dan mengurangi routing
yang sudah ada saja.
3. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port TCP
nomor 179.
4. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keep-alive secara
periodik.
5. Kegagalan menemukan sinyal keep-alive, routing update, atau sinyal-sinyal
notifikasi lainnya pada sebuah router BGP dapat memicu perubahan status BGP
peer dengan router lain, sehingga mungkin saja akan memicu update-update baru ke
router yang lain.
16. 6. Metrik yang digunakan BGP untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan
dapat dimodifikasi dengan sangat fleksibel. Ini merupakan sumber kekuatan BGP
yang sebenarnya. Metrik-metrik tersebut sering disebut dengan istilah attribute.
7. Penggunaan sistem pengalamatan hirarki dan kemampuannya untuk melakukan
manipulasi aliran traffic membuat routing protocol BGP sangat skalable untuk
perkembangan jaringan dimasa mendatang.
8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat informasi prefix-prefix
routing yang diterimanya dari router BGP lain. Prefix-prefix ini juga disertai dengan
informasi atributnya yang dicantumkan secara spesifik di dalamnya.
9. BGP memungkinkan memanipulasi traffic menggunakan attribute-attributenya
yang cukup banyak. Attribute ini memiliki tingkat prioritas untuk dijadikan sebagai
acuan.
17. Beberapa Versi BGP
BGP versi 1
ā¢ Ukuran message 8 ā 1024 byte.
ā¢ Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi
routing.
ā¢ Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived
information, Incomplete
BGP versi 2
ā¢ Ukuran message 19 ā 4096 byte.
ā¢ Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
ā¢ Menambahkan konsep path-attribute.
18. BGP versi 3
ā¢ Ukuran message 19 ā 4096 byte
ā¢ Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-
speaker dalam sebuah AS.
ā¢ Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop
BGP versi 4
ā¢ Ukuran message 19 ā 4096 byte.
ā¢ Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan
sebagaimana AS individual.
ā¢ Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit
Discriminator path attribute.
ā¢ Local preference path attribute ditambahkan.
ā¢ Aggregator path attribute ditambahkan.
ā¢ Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)
19. Perangkat Hardware &
Software untuk Komunikasi BGP
Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco
router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD,
atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated
untuk memanage BGP.
20. eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
ā¢ Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
ā¢ Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)
Sebuah sistem BGP berbagi informasi rehabilitas network dengan sistem-sistem
BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer. Sistem BGP
tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP internal, semua peer
anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama. Grup internal
menggunakan rute-rute dari iBGP untuk memutuskan penyampaian atau
forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-rute eksternal di antara
router-router internal lain yang menjalankan BGP internal, menghitung next hop
dengan mengambil hop BGP yang diterima dengan rute, lalu memutuskannya
menggunakan informasi yang diperoleh dari salah satu iBGP.
21. eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang sama untuk
bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan untuk
bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah
satu āinterior routing protocolā yang dapat digunakan untuk melakukan
routing aktif dalam sebuah network.
Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak bosan-
bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke semua
orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya.
Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak
meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus
melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat
bekerja (routing mesh).
22. AS Number (ASN)
ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS.
Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American
Registry for Internet Numbers).
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
ā¢ Unique Routing Policy
ā¢ Multi-homed Site
23. AS-Path
Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi āperangkoā
dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya.
Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau
path (AS-Path)
Kegunaan AS-Path:
ā¢ Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah network.
ā¢ Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute
yang ādidengarā melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
ā¢ Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin
mengambil rute tertentu.
24. BGP Message
ā¢ Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
ā¢ Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
ā¢ KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak lagi
eksis.
ā¢ Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi BGP
dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.