SlideShare a Scribd company logo
TUGAS MAKALAH
Nama Kelompok
Nama :
Arif Chendra 32120010
Ryzki Bachtiar Halim 32120008
Rudi Pangestu 32120114
7PTI1
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN
UNIVERSITAS BUNDA MULIA
JAKARTA
2015
A. Definisi atau pemahaman tentang Routing
1. Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu
jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat
merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-
paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk
melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai
router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke
jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima
kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
2. Fungsi utama router sendiri adalah menentukan jalur terbaik pengiriman paket, dan
mengirimkan paket tersebut ke destinasi. Router menggunakan routing table yang
dimilikinya untuk menentukan jalur terbaik pengiriman paket.
3. Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu jaringan,
menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain. Suatu router membuat
keputusan berdasarkan IP address yang dituju dan juga dari topologi jaringan. Agar
keputusan routing tersebut benar, router harus mengenal seluruh seluk beluk
jaringan (topologi). Dalamrouting dinamis, informasi tentang topologi jaringan juga
diperoleh dari router yang lain.
4. Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang
dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh
paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar
keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai
tujuan.
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke
lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat dirouting :mail, telepon call, dan data. Di
dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing
trafik. Router merupakan perangkat yang bertanggung jawab dalam transfer paket dari
1 jaringan ke jaringan lain.
routing mengirimnya menggunakan dynamic menggunakan routing protocol atau secara
manual dengan menggunakan static routing. Pada beberapa kasus tertentu router
menggunakan routing static dan dynamic sekaligus. Untuk dapat melakukan routing,
router membutuhkan informasi sebagai berikut :
- Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan
dirouting.
- Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat
dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
- Menemukan route atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
- Pemilihan route yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
- Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan
yang sudah diketahui dan paling sering terjadi.
B. Table Routing
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya
yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini,
untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat
tujuan. Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri route ip address. Berikut
adalah field dari tabel routing IPv4.
- Destination: Dapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada
sebuah jaringan. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination
dalam display perintah route print.
- Network Mask: Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat
IPv4 yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan
Netmask.
- Next-Hop: Alamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router
di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
- Interface: Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim
(meneruskan) kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat
IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
- Metric: Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route
sehingga menjadi jalur yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan
yang sama. Metric dapat menunjuk pada banyak tujuan atau route yang
diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.
C. Jenis Routing
Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP
(Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman
paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas
masing-masing mulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam
sistemsehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat
dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi
routing lansung dan routing tidak langsung.
- Routing langsung : merupakan sebuah pengalamatan secara langsung
menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer
dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat
192.168.1.3
- Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui
alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer
dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat
192.168.1.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat
192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat
192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.
D. Jenis Konfigurasi Routing
1. Routing default: digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual
menambahkan router ke sebuah tujuan yang tidak ada di routing table, ke router
hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur
keluar.
2. Static Routing: Static routing adalah metode routing yang tabel jaringannya dibuat
secara manual oleh administrator jaringannya. Static routing mengharuskan admin
untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali
terjadi perubahan jalur. Router meneruskan paket dari sebuah network ke network
yang lainnya berdasarkan route(catatan: seperti route pada bis kota) yang
ditentukan oleh administrator. Route pada static routing tidak berubah, kecuali jika
diubah secara manual oleh administrator.
Kelebihan Kekurangan
Lebih aman daripada dynamic routing
terhadap metode spoofing
Rentan terhadap kesalahan penentuan
route
Static routing menggunakan bandwith
yang lebih sedikit dibanding dynamic
routing; tidak ada proses yang digunakan
untuk menghitung dan menentukan route.
Network Administrator harus benar-benar
memahami jaringan tersebut dan
bagaimana setiap router dihubungkan
untuk dapat mengkonfigurasikan router
dengan benar.
Routing statis menambah keamanan,
karena administrator dapat memilih
untuk mengisikan akses routing ke jaringan
tertentu saja.
Jika sebuah jaringan terjadi perubahan
topologi, harus dilakukan perubahan route
secara manual.
Routing statis tidak sesuai untuk jaringan
skala besar karena menjaganya akan
menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri.
Proses konfigurasi dan maintenanace
memakan waktu. Juga Konfigurasi sulit
diterapkan pada area jaringan yang besar
3. Dinamic Routing: Dynamic routing adalah teknik routing dengan menggunakan
beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis.
Tabel routing akan dimaintain oleh sebuah protokol routing. Dynamic Routing
Protocol adalah routing protocol yang memungkinkan network admin untuk
mengatur jaringan tanpa harus merubah konten dari routing table secara manual
bila terjadi perubahan. Router mempelajari sendiri route yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Administrator tidak menentukan route yang harus ditempuh oleh paket-paket
tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari
paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Route pada dynamic routing
berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Kelebihan Kekurangan
Lebih mudah untuk mengatur network
yang besar. Akan memilih jalur lain
yang ada bila suatu jalur rusak.
Perubahan table routing yang terjadi
akan mengkonsumsi resource CPU.
Cocok untuk semua topologi dimana
banyak router yang digunakan
Kurang aman. Diperlukan konfigurasi
lagi jika ingin lebih aman.
Otomatis beradaptasi ketika terjadi
perubahan topologi
Dynamic Routing Scenario
Pada ilustrasi diatas, prosenya adalah R1 akan memperkenalkan dirinya dan jaringan
yang dapat dijangkaunya. Kemudian R2 akan merespon dan memberikan informasi
pada R1.
Routing Protocol
Pembagian Jenis Routing protocol:
1. Single Versus Multipath
Routing protocol menggunakan sebuah algoritma untuk menentukan jalur
terbaik ke tujuan. Jika hanya ada 1 jalur, pengambilan keputusan akan simple. Jika
ada beberapa jalur, routing protocol akan mempunyai beberapa pilihan: mengambil
route terbaik, meninggalkan route yang lain sampai dibutuhkan, atau ia bisa
meninstall multiple jalur ke destinasi tersebut.
2. Interior Vs Exterior
Jaringan yang di design dibawah 1 single administrative control (autonomous
system) disebut dengan interior routing protocol. Sedangkan yang di design untuk
topologi yang lebih besar seperti WAN disebut dengan exterior. Exterior protocol
mengabungkan autonomous system bersama.
Autonomous system(AS) adalah kumpulan router di bawah administrasi seperti
perusahaan atau organisasi. Konsep AS adalah yang mendasari internet, oleh karena
itu ada 2 jenis routing protocol:
- Interior Gateway Protocol (IGP): digunakan untuk routing dalam AS.
Perusahaan, organisasi dan service provide menggunakan IGP pada jaringan
internal mereka. RIP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS termasuk ke dalam IGP.
- Exterior Gateway Protocol(EGP): digunakan untuk routing antar AS. Service
provider dan perusahaan besar akan saling terhubung dengan EGP. Border
Gateway Protocol (BGP) merupakan EGP
Gambaran scenario IGP, BGP, dan static routing.
ISP-1: adalah AS dan menggunakan IS-IS. Ia saling terhubung dengan autonomous
systems lainnya dan service providers menggunakan BGP untuk mengontrol lalu
lintasnya.
ISP-2: adalah AS dan menggunakan OSPF. Ia saling terhubung dengan autonomous
systems lainnya dan service providers menggunakan BGP untuk mengontrol lalu
lintasnya.
AS-1: ini merupakan organisasi besar dan menggunakan EIGRP. Karena ia
multihomed (terkoneksi ke 2 service provider yang berbeda), ia menggunakan BGP
untuk mengontrol lalu lintas yang masuk dan keluar dari AS.
AS-2: ini merupakan organisasi ukuran sedang dan menggunakan OSPF. Ia juga
multihomed; oleh karena itu, ia mengunakan BGP untuk mengontrol lalu lintas yang
masuk dan keluar dari AS.
AS-3: ini merupakan organisasi ukuran kecil. Ia mengguankan RIP. BGP tidak
diperlukan karena ia single homed (terkoneksi ke 1 service provider). Static routing
diperlukan untuk mengimplementasi antas AS dan service provider.
3. Flat versus Hierachial
Ketika mengimplementasikan routing protocol, router melakukan berbagai
macam tugas, yaitu menghandle perubahan topologi, mencari jalur terbaik. Jika
router melakukan tugas yang sama, protocol tersebut dikatakan flat, contohnya RIP.
Akan tetapi, jika ada fungsi lain yang dikerjakan router, protocol tersebut dikatakan
bekerja secara hierarchial.
4. Link State Versus Distance Vector
Kedua istilah ini mengacu pada algoritma yang digunakan oleh protocol untuk
menentukan route yang digunakan. Distance Vector menentukan dari asal ke tujuan
dengan menggunakan hop count (number of router). Tetapi tidak banyak informasi
yang didapat selain hop count dan arah jalur. Oleh karena itu sulit untuk
menentukan pilihan jalur dengan kualitas terbaik. RIP adalah distance vector
protocol. Distance vector protocol lebih lambat dibanding link state protocol.
Lambat dalam arti saat terjadi perubahan topologi proses untuk kembali ke awal.
Router yang menggunakan distance vector tidak mempunyai pengetahuan tentang
jalur ke semua destinasi. Informasi yang diketahui hanya distance (jarak yang
diketahui melalui metric, yaitu hop count). Distance Vector meliputi RIPv1, RIPv2,
IGRP, dan EIGRP.
Link state protocol memberikan detail informasi link atau koneksi antar router agar
pengambilan keputusan lebih baik. Sebagai contoh jika ada 2 jalur yang mempunyai
jarak yang sama, jalur pertama berdasarkan Ethernet 1Gbps dan jalur kedua
berdasarkan frame relay, maka jalur pertama yang akan dipilih, bahkan jika hop
count sama. Setelah routing sudah dilakukan, router akan melakukan kontak secara
regular dengan sesamanya via “hello” message untuk melakukan pengecekan bahwa
tidak ada terjadi perubahan. Karena alasan inilah link state protocol bekerja lebih
cepat dibanding distance vector. OSPF dan IS-IS merupakan link state protocol.
Klasifikasi Routing Protocol:
1. Distance vector: Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah
network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop count yang paling
sedikit ke network yang dituju, akan menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP
adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirim semua
routing table ke router-router yang terhubung secara lansung.
2. Link state: disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan
menciptakantiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat
perubahan dari network-networkyang terhubung secara langsung, satu table lain
menentukan topologi dari keseluruhaninternetwork, dan table terakhir
digunakan sebagai routing table.OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang
sepenuhnya link-state. Protocol link-statemengirim update-update yang berisi
status dari link mereka sendiri ke semua routerlain di network.
Interior Gateway Protocol Exterior Gateway Protocol
Distance Vector Link-State Path-Vector
RIPv2 OSPF BGP
EIGRP IS-IS
Dynamic Routing Protocol
1. RIP (Routing Information Protocol)
Sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area
Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan
sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma
Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol
ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453).
Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis
mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open
Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk
digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng(RIP Next
Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalamRFC 2080 (1997).
- Routing protokol distance vector
- Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
- Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
- Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
- RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table
berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya
akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung
dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host,
network, subnet, route default.
Kelebihan Kekurangan
RIP menggunakan metode Triggered
Update. RIP memiliki timer untuk
mengetahui kapan router harus
kembali memberikan informasi
routing. Jika terjadi perubahan pada
jaringan, sementara timer belum
habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing
karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP
tidak rumit dan memberikan hasil
yang cukup dapat diterima, terlebih
jika jarang terjadi kegagalan link
Jumlah host Terbatas. RIP tidak
memiliki informasi tentang subnet
setiap route. RIP tidak mendukung
Variable Length Subnet Masking
(VLSM). Ketika pertama kali
dijalankan hanya mengetahuicara
routing ke dirinya sendiri (informasi
lokal) dan tidak mengetahui topologi
jaringan tempatnya berada.
jaringan.
2. IGRP (Internal Gateway Routing Protokol
Merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing
penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table
penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu
untuk masing-masing penjaluran.
- Protokol routing distance vector
- Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan
reliability
- Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
Operasi IGRP
Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan
lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya.
Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk
menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat
menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa
digunakan untuk mengirimkan pesan.
Perubahan IGRP
Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP
(Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan
antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system
yang sama akan langsung otomatis terdistribusi.
Tujuan dari IGRP yaitu:
- Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada
pengulangan penjaluran.
- Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang
diperlukan untuk tugasnya.
- Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel.
- Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi
tunggal.
- Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada
alur yang berbeda.
Kelebihan Kekurangan
support = 255 hop count Jumlah Host terbatas
3. OSPF (Open Shortest Path First)
Routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan
mejadikan routing kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit
pertukaran data. OSPF menggunakan konsep area dengan routing domain OSPF.
Area memisahkan network menjadi lebih kecil untuk mengurangi jumlah trafik
protokol yang melalui network. Metric OSPF berdasarkan bandwith dari port. OSPF
memilih jalur yang mempunyai bandwith paling besar.
Kelebihan Kekurangan
Tidak menghasilkan routing loop
mendukung penggunaan beberapa
metrik sekaligus dapat menghasilkan
banyak jalur ke sebuah tujuan membagi
jaringan yang besar mejadi beberapa
area. Waktu yang diperlukan untuk
konvergen lebih cepat.
Membutuhkan basis data yang besar.
Lebih rumit
4. EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol—
melakukan perawatan satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke
jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan konsep link state protocol (Open Shortest
Path First). Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router
yang berdekatan dan untuk setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan.
EIGRP sangat cocok untuk jaringan berskala besar.
Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah
EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route,
dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi
ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup
route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami
kegagalan. Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki EIGRP:
- Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance
vector).
- Waktu convergence yang cepat.
- Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak
bersebelahan/berurutan)
- Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel
routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan partial updates atau
triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi
perubahan pada network (mis: ada network yang down)
- Mendukung multiple protokol network
- Desain network yang flexible.
- Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga
(neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya.
- Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja.
- Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping.
- Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN.
Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang berarti EIGRP
dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination dengan koneksi
bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing pada link-link
tersebut dengan beban yang sesuai yang dimiliki oleh link masing-masing, dengan
begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih efektif, karena link dengan
bandwidth yang lebih kecil tetap digunakan dan dengan beban yang sepadan juga.
Kelebihan Kekurangan
Melakukan konvergensi secara tepat
ketika menghindari loop. Memerlukan
lebih sediki tmemori dan proses.
Memerlukan fitur loop avoidance
Hanya untuk Router Cisco
5. BGP (Border Gateway Protokol)
Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara baik
untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update-update perubahan
konfigurasi dikirim melalui koneksi TCP.
Kelebihan Kekurangan
Sangat sederhana dalaminstalasi Sangat terbatas dalammempergunakan
topologi
Perbandingan Routing Protocol
Distance Vector Link State
RIPv1 RIPv2 IGRP EIGRP OSPF IS-IS
Speed Convergence Slow Slow Slow Fast Fast Fast
Scalability Small Small Small Large Large Large
Penggunaan VLSM No Yes No Yes Yes Yes
Implementasi &
Maintenance
Simple Simple Simple Complex Complex Complex
Resource Usage Low Low Low Medium High High
Jalur Terbaik
Jalur terbaik dipilih oleh routing protocol berdasarkan nilai metric yang
digunakan untuk menentukan jarak ke destinasi. Metric merupakan nilai yang
digunakan untuk mengukur jarak ke tujuan. Jalur terbaik adalah jalur yang memiliki
nilai metric terendah. Dynamic routing protocol menggunakan caranya sendiri untuk
mengukur metric dan melakukan perubahan pada routing table. Cara pengukuran ini
dilakukan dengan menggunakan suatu algoritma. Berikut adalah dynamic protocol
dan metric yang digunakan:
- Routing Information Protcol (RIP): Hop Count.
- Open Shortest Path First (OSPF) : bandwith cumulative dari asal ke tujuan
- Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) : Bandwith, delay,
load, dan realibility.
1. Load Balancing
Apa yang terjadi jika routing table mempunyai 2 jalur yang sama nilai metricnya ?,
maka router akan mengirim paket dengan menggunakan 2 jalur tersebut, ini
dinamakan Load Balancing.
2. Administrative Distance (AD)
Dalamrouting dapat terjadi konfigurasi beberapa routing protocol dan static
routing. Jika ini terjadi, routing table akan mempunyai lebih dari 1 route awal ke
destinasi. Contohnya, RIP dan EIGRP terkonfigurasi dalam sebuah router, kedua
routing protocol akan menemukan tujuan destinasi yang sama. Tetapi dalam
tahapan penyampain akan berbeda. RIP menentukan jalur dengan hop count,
sedangkan EIGRP menentukan dengan composite metric. Bagaimana router tahu
mana route yang akan dipakai ?
Administrative Distance merupakan jawabannya. AD melambangkan tingkat
kepercayaan sebuah route, semakin rendah nilai AD, semakin terpercaya route
tersebut. Nilai AD adalah 0 sampai 255. Sebagai contoh static route mempunyai
AD 1, dan EIGRP mempunyai nilai AD 90, maka berdasarkan ini router akan
memilih AD terendah yaitu static routing.
Route Source Administrative Distance
Connected 0
Static 1
EIGRP summary route 5
External BGP 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
IS-IS 115
RIP 120
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown 255
E. Perbedaan Static Routing dan DynamicRouting
Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah
cara mengenalkan alamat networknya.
1. Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan
dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan
Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin
dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas
jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit
dibandingkan dengan Routing Dinamis.
2. Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar
(terhubung ke banyak network). Sedangkan routing statis cocok untuk topologi
jaringan yang simple.
Sumber :
Packet Guide Routing and Switching – B.Hartpence
Routing and Switching Essentials
http://dede-note.blogspot.co.id/2013/11/routing-dinamis-rip-igrp-ospf-eigrp-dan.html
http://cnd07.blogspot.co.id/2014/09/perbedaan-rip-igrp-ospf-dan-eigrp.html
Dynamic Static
Kompleksitas konfigurasi Independent dengan luas
jaringan
Bertambah sesuai dengan
luas jaringan
Perubahan Topologi Auto beradaptasi dengan
perubahan
Butuh pengaturan secara
manual dari admin network
Scaling Cocok untuk topologi yang
bersifat simple dan kompleks
Cocok untuk yang simple
Security Kurang secure Lebih secure
Resource Usage Menggunakan CPU, memory,
dan link bandwith
Tidak memperlukan resource
tambahan
Predictability Route bergantung pada
topologi yang ada
Destinasi dari route akan
selalu sama

More Related Content

What's hot

57594452 io-modul
57594452 io-modul57594452 io-modul
57594452 io-modul
Alvin Setiawan
 
Pengantar teknik informatika
Pengantar teknik informatikaPengantar teknik informatika
Pengantar teknik informatika
Sigit Pamujianakragiel AL Faridz
 
Struktur Sistem Operasi
Struktur Sistem OperasiStruktur Sistem Operasi
Struktur Sistem Operasi
eddie Ismantoe
 
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain PengalamatanMode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
lailalutfi
 
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiPertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiwillyhayon
 
Yuliana - Manajemen Memori Sistem Operasi
Yuliana  -  Manajemen Memori Sistem OperasiYuliana  -  Manajemen Memori Sistem Operasi
Yuliana - Manajemen Memori Sistem Operasi
belajarkomputer
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
laurensius08
 
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
Indah Kusumawati
 
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
Fajar Jabrik
 
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik KompilasiCFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
ahmad haidaroh
 
Soal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI LayerSoal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI Layer
Denny Yahya
 
Makalah Jaringan Internet
Makalah Jaringan InternetMakalah Jaringan Internet
Makalah Jaringan Internet
Naasyith Dzaky
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
DEDE IRYAWAN
 
Representasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisiRepresentasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisi
Gunawan Manalu
 
Modul io
Modul ioModul io
Modul io
Alvin Setiawan
 
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet TracerMembangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Lusiana Diyan
 
Proposal jaringan komputer
Proposal jaringan komputerProposal jaringan komputer
Proposal jaringan komputer
irwansyah budiman
 
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Tri Sugihartono
 
Normalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis DataNormalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis Data
Ayu_lestari
 
Interupsi
InterupsiInterupsi
Interupsi
achmad_fahmi
 

What's hot (20)

57594452 io-modul
57594452 io-modul57594452 io-modul
57594452 io-modul
 
Pengantar teknik informatika
Pengantar teknik informatikaPengantar teknik informatika
Pengantar teknik informatika
 
Struktur Sistem Operasi
Struktur Sistem OperasiStruktur Sistem Operasi
Struktur Sistem Operasi
 
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain PengalamatanMode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
Mode Pengalamatan & Permasalahan Desain Pengalamatan
 
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiPertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
 
Yuliana - Manajemen Memori Sistem Operasi
Yuliana  -  Manajemen Memori Sistem OperasiYuliana  -  Manajemen Memori Sistem Operasi
Yuliana - Manajemen Memori Sistem Operasi
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
Laporan Praktikum Sistem Operasi Modul 9 dan 10
 
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
Presentasi Organisasi Komputer - Direct Memory Access (DMA)
 
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik KompilasiCFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
CFG dan PARSING - P 5 - Teknik Kompilasi
 
Soal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI LayerSoal Latihan OSI Layer
Soal Latihan OSI Layer
 
Makalah Jaringan Internet
Makalah Jaringan InternetMakalah Jaringan Internet
Makalah Jaringan Internet
 
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas WidyatamaMakalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
Makalah Peranan Semaphore Sistem Operasi - Universitas Widyatama
 
Representasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisiRepresentasi pengetahuan logika proposisi
Representasi pengetahuan logika proposisi
 
Modul io
Modul ioModul io
Modul io
 
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet TracerMembangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
Membangun Topologi Jaringan Menggunakan Packet Tracer
 
Proposal jaringan komputer
Proposal jaringan komputerProposal jaringan komputer
Proposal jaringan komputer
 
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
Ch 04 (Siklus Instruksi dan Interrupt)
 
Normalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis DataNormalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis Data
 
Interupsi
InterupsiInterupsi
Interupsi
 

Viewers also liked

Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
vintzr
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing Dynamic
Rezi Fenorita
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
Octavio Dakosta
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
lingacing
 
Pembahasan Routing
Pembahasan RoutingPembahasan Routing
Pembahasan Routing
Reshan Tio
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
balahong
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
Ericson Conellie
 
Referensi tugas akhir robot avoid 2015
Referensi tugas akhir robot avoid 2015Referensi tugas akhir robot avoid 2015
Referensi tugas akhir robot avoid 2015
imanda_surya
 

Viewers also liked (8)

Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing Dynamic
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaatRouting Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
Routing Dynamic dan Routing Static, pengertian, perbedaan , contoh, dan manfaat
 
Pembahasan Routing
Pembahasan RoutingPembahasan Routing
Pembahasan Routing
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
 
Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Referensi tugas akhir robot avoid 2015
Referensi tugas akhir robot avoid 2015Referensi tugas akhir robot avoid 2015
Referensi tugas akhir robot avoid 2015
 

Similar to Tugas makalah routing

Makalah jaringan
Makalah jaringanMakalah jaringan
Makalah jaringan
Michael Frediksen
 
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Garry Geraldy
 
Routing
RoutingRouting
Routing
Ivan Basilius
 
Routing
RoutingRouting
Routing
Ivan Basilius
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
Aaron Ferdinand
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Cindy Carissa
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan
ivsept2309
 
Update routing
Update routingUpdate routing
Update routing
Deniel Wijaya
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
Eric Tomas
 
Routing
RoutingRouting
Routing
Rico_Ricaldo
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
sahrulrohim1
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Veliany Khosasih
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Veliany Khosasih
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
Mr. FM
 
#4.pptx
#4.pptx#4.pptx
#4.pptx
Amara248370
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
gerdyan
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamis
tribayukusnadi
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
antony veru
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
SMKN 3 Kota Tangerang
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
RochmadGSaputra
 

Similar to Tugas makalah routing (20)

Makalah jaringan
Makalah jaringanMakalah jaringan
Makalah jaringan
 
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
Makalah Routing - Garry Geraldy 32130110 5PTI2
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan
 
Update routing
Update routingUpdate routing
Update routing
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
 
#4.pptx
#4.pptx#4.pptx
#4.pptx
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamis
 
Jaringan komunikasi 7 pti1
Jaringan komunikasi   7 pti1Jaringan komunikasi   7 pti1
Jaringan komunikasi 7 pti1
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 

Recently uploaded

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 

Recently uploaded (20)

materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 

Tugas makalah routing

  • 1. TUGAS MAKALAH Nama Kelompok Nama : Arif Chendra 32120010 Ryzki Bachtiar Halim 32120008 Rudi Pangestu 32120114 7PTI1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN UNIVERSITAS BUNDA MULIA JAKARTA 2015
  • 2. A. Definisi atau pemahaman tentang Routing 1. Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket- paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. 2. Fungsi utama router sendiri adalah menentukan jalur terbaik pengiriman paket, dan mengirimkan paket tersebut ke destinasi. Router menggunakan routing table yang dimilikinya untuk menentukan jalur terbaik pengiriman paket. 3. Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu jaringan, menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju dan juga dari topologi jaringan. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus mengenal seluruh seluk beluk jaringan (topologi). Dalamrouting dinamis, informasi tentang topologi jaringan juga diperoleh dari router yang lain. 4. Routing adalah proses dimana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat dirouting :mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik. Router merupakan perangkat yang bertanggung jawab dalam transfer paket dari 1 jaringan ke jaringan lain. routing mengirimnya menggunakan dynamic menggunakan routing protocol atau secara manual dengan menggunakan static routing. Pada beberapa kasus tertentu router menggunakan routing static dan dynamic sekaligus. Untuk dapat melakukan routing, router membutuhkan informasi sebagai berikut : - Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan dirouting. - Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan. - Menemukan route atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan. - Pemilihan route yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
  • 3. - Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering terjadi. B. Table Routing Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan. Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri route ip address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4. - Destination: Dapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada sebuah jaringan. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print. - Network Mask: Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask. - Next-Hop: Alamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway. - Interface: Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim (meneruskan) kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface. - Metric: Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi jalur yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama. Metric dapat menunjuk pada banyak tujuan atau route yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link. C. Jenis Routing Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masing mulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistemsehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung. - Routing langsung : merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3 - Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat
  • 4. 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan. D. Jenis Konfigurasi Routing 1. Routing default: digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual menambahkan router ke sebuah tujuan yang tidak ada di routing table, ke router hop berikutnya. Bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar. 2. Static Routing: Static routing adalah metode routing yang tabel jaringannya dibuat secara manual oleh administrator jaringannya. Static routing mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur. Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan route(catatan: seperti route pada bis kota) yang ditentukan oleh administrator. Route pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator. Kelebihan Kekurangan Lebih aman daripada dynamic routing terhadap metode spoofing Rentan terhadap kesalahan penentuan route Static routing menggunakan bandwith yang lebih sedikit dibanding dynamic routing; tidak ada proses yang digunakan untuk menghitung dan menentukan route. Network Administrator harus benar-benar memahami jaringan tersebut dan bagaimana setiap router dihubungkan untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar. Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan akses routing ke jaringan tertentu saja. Jika sebuah jaringan terjadi perubahan topologi, harus dilakukan perubahan route secara manual. Routing statis tidak sesuai untuk jaringan skala besar karena menjaganya akan menjadi sebuah pekerjaan full-time sendiri. Proses konfigurasi dan maintenanace memakan waktu. Juga Konfigurasi sulit diterapkan pada area jaringan yang besar 3. Dinamic Routing: Dynamic routing adalah teknik routing dengan menggunakan beberapa aplikasi networking yang bertujuan menangani routing secara otomatis. Tabel routing akan dimaintain oleh sebuah protokol routing. Dynamic Routing Protocol adalah routing protocol yang memungkinkan network admin untuk
  • 5. mengatur jaringan tanpa harus merubah konten dari routing table secara manual bila terjadi perubahan. Router mempelajari sendiri route yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan route yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Route pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router. Kelebihan Kekurangan Lebih mudah untuk mengatur network yang besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila suatu jalur rusak. Perubahan table routing yang terjadi akan mengkonsumsi resource CPU. Cocok untuk semua topologi dimana banyak router yang digunakan Kurang aman. Diperlukan konfigurasi lagi jika ingin lebih aman. Otomatis beradaptasi ketika terjadi perubahan topologi Dynamic Routing Scenario Pada ilustrasi diatas, prosenya adalah R1 akan memperkenalkan dirinya dan jaringan yang dapat dijangkaunya. Kemudian R2 akan merespon dan memberikan informasi pada R1. Routing Protocol Pembagian Jenis Routing protocol: 1. Single Versus Multipath Routing protocol menggunakan sebuah algoritma untuk menentukan jalur terbaik ke tujuan. Jika hanya ada 1 jalur, pengambilan keputusan akan simple. Jika ada beberapa jalur, routing protocol akan mempunyai beberapa pilihan: mengambil
  • 6. route terbaik, meninggalkan route yang lain sampai dibutuhkan, atau ia bisa meninstall multiple jalur ke destinasi tersebut. 2. Interior Vs Exterior Jaringan yang di design dibawah 1 single administrative control (autonomous system) disebut dengan interior routing protocol. Sedangkan yang di design untuk topologi yang lebih besar seperti WAN disebut dengan exterior. Exterior protocol mengabungkan autonomous system bersama. Autonomous system(AS) adalah kumpulan router di bawah administrasi seperti perusahaan atau organisasi. Konsep AS adalah yang mendasari internet, oleh karena itu ada 2 jenis routing protocol: - Interior Gateway Protocol (IGP): digunakan untuk routing dalam AS. Perusahaan, organisasi dan service provide menggunakan IGP pada jaringan internal mereka. RIP, EIGRP, OSPF, dan IS-IS termasuk ke dalam IGP. - Exterior Gateway Protocol(EGP): digunakan untuk routing antar AS. Service provider dan perusahaan besar akan saling terhubung dengan EGP. Border Gateway Protocol (BGP) merupakan EGP Gambaran scenario IGP, BGP, dan static routing. ISP-1: adalah AS dan menggunakan IS-IS. Ia saling terhubung dengan autonomous systems lainnya dan service providers menggunakan BGP untuk mengontrol lalu lintasnya. ISP-2: adalah AS dan menggunakan OSPF. Ia saling terhubung dengan autonomous systems lainnya dan service providers menggunakan BGP untuk mengontrol lalu lintasnya. AS-1: ini merupakan organisasi besar dan menggunakan EIGRP. Karena ia multihomed (terkoneksi ke 2 service provider yang berbeda), ia menggunakan BGP untuk mengontrol lalu lintas yang masuk dan keluar dari AS.
  • 7. AS-2: ini merupakan organisasi ukuran sedang dan menggunakan OSPF. Ia juga multihomed; oleh karena itu, ia mengunakan BGP untuk mengontrol lalu lintas yang masuk dan keluar dari AS. AS-3: ini merupakan organisasi ukuran kecil. Ia mengguankan RIP. BGP tidak diperlukan karena ia single homed (terkoneksi ke 1 service provider). Static routing diperlukan untuk mengimplementasi antas AS dan service provider. 3. Flat versus Hierachial Ketika mengimplementasikan routing protocol, router melakukan berbagai macam tugas, yaitu menghandle perubahan topologi, mencari jalur terbaik. Jika router melakukan tugas yang sama, protocol tersebut dikatakan flat, contohnya RIP. Akan tetapi, jika ada fungsi lain yang dikerjakan router, protocol tersebut dikatakan bekerja secara hierarchial. 4. Link State Versus Distance Vector Kedua istilah ini mengacu pada algoritma yang digunakan oleh protocol untuk menentukan route yang digunakan. Distance Vector menentukan dari asal ke tujuan dengan menggunakan hop count (number of router). Tetapi tidak banyak informasi yang didapat selain hop count dan arah jalur. Oleh karena itu sulit untuk menentukan pilihan jalur dengan kualitas terbaik. RIP adalah distance vector protocol. Distance vector protocol lebih lambat dibanding link state protocol. Lambat dalam arti saat terjadi perubahan topologi proses untuk kembali ke awal. Router yang menggunakan distance vector tidak mempunyai pengetahuan tentang jalur ke semua destinasi. Informasi yang diketahui hanya distance (jarak yang diketahui melalui metric, yaitu hop count). Distance Vector meliputi RIPv1, RIPv2, IGRP, dan EIGRP. Link state protocol memberikan detail informasi link atau koneksi antar router agar pengambilan keputusan lebih baik. Sebagai contoh jika ada 2 jalur yang mempunyai jarak yang sama, jalur pertama berdasarkan Ethernet 1Gbps dan jalur kedua berdasarkan frame relay, maka jalur pertama yang akan dipilih, bahkan jika hop count sama. Setelah routing sudah dilakukan, router akan melakukan kontak secara regular dengan sesamanya via “hello” message untuk melakukan pengecekan bahwa tidak ada terjadi perubahan. Karena alasan inilah link state protocol bekerja lebih cepat dibanding distance vector. OSPF dan IS-IS merupakan link state protocol.
  • 8. Klasifikasi Routing Protocol: 1. Distance vector: Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop count yang paling sedikit ke network yang dituju, akan menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung. 2. Link state: disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakantiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-networkyang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhaninternetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table.OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-statemengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua routerlain di network. Interior Gateway Protocol Exterior Gateway Protocol Distance Vector Link-State Path-Vector RIPv2 OSPF BGP EIGRP IS-IS Dynamic Routing Protocol
  • 9. 1. RIP (Routing Information Protocol) Sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng(RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalamRFC 2080 (1997). - Routing protokol distance vector - Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik - Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang - Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik - RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, route default. Kelebihan Kekurangan RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link Jumlah host Terbatas. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahuicara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
  • 10. jaringan. 2. IGRP (Internal Gateway Routing Protokol Merupakan suatu penjaluran jarak antara vektor protokol, bahwa masing-masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi table penjaluran dalam penjaluran pesan untuk memperbaharui pada waktu tertentu untuk masing-masing penjaluran. - Protokol routing distance vector - Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability - Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik Operasi IGRP Masing-masing penjaluran secara rutin mengirimkan masing-masing jaringan lokal kepada suatu pesan yang berisi salinan tabel penjaluran dari tabel lainnya. Pesan ini berisi tentang biaya-biaya dan jaringan yang akan dicapai untuk menjangkau masing-masing jaringan tersebut. Penerima pesan penjaluran dapat menjangkau semua jaringan didalam pesan sepanjang penjaluran yang bisa digunakan untuk mengirimkan pesan. Perubahan IGRP Kemudian setelah melalui proses pembaharuan IGRP kemudian menjadi EIGRP (Enhanced IGRP), persamaannya adalah IGRP dan EIGRP sama-sama kompatibel dan antara router-router yang menjalankan EIGRP dan IGRP dengan autonomous system yang sama akan langsung otomatis terdistribusi. Tujuan dari IGRP yaitu: - Penjaluran stabil dijaringan kompleks sangat besar dan tidaka ada pengulangan penjaluran. - Overhead rendah, IGRP sendiri tidak menggunakan bandwidth yang diperlukan untuk tugasnya. - Pemisahan lalu lintas antar beberapa rute paralel. - Kemampuan untuk menangani berbagai jenis layanan dengan informasi tunggal. - Mempertimbangkan menghitung laju kesalahan dan tingkat lalu lintas pada alur yang berbeda. Kelebihan Kekurangan support = 255 hop count Jumlah Host terbatas
  • 11. 3. OSPF (Open Shortest Path First) Routing protocol jenis link state yang dengan cepat mendeteksi perubahan dan mejadikan routing kembali konvergen dalam waktu singkat dengan sedikit pertukaran data. OSPF menggunakan konsep area dengan routing domain OSPF. Area memisahkan network menjadi lebih kecil untuk mengurangi jumlah trafik protokol yang melalui network. Metric OSPF berdasarkan bandwith dari port. OSPF memilih jalur yang mempunyai bandwith paling besar. Kelebihan Kekurangan Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat. Membutuhkan basis data yang besar. Lebih rumit 4. EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol) Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol— melakukan perawatan satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan konsep link state protocol (Open Shortest Path First). Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router yang berdekatan dan untuk setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan berskala besar. Kelebihan utama yang membedakan EIGRP dari protokol routing lainnya adalah EIGRP termasuk satu-satunya protokol routing yang menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaik karena bisa langsung menggunakan backup route. Kalkulasi ulang route terbaik dilakukan jika backup route juga mengalami kegagalan. Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki EIGRP: - Termasuk protokol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector). - Waktu convergence yang cepat. - Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang discontiguous (tidak bersebelahan/berurutan) - Partial updates, Tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan Update, EIGRP menggunakan partial updates atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network (mis: ada network yang down)
  • 12. - Mendukung multiple protokol network - Desain network yang flexible. - Multicast dan unicast, EIGRP saling berkomunikasi dengan tetangga (neighbor) nya secara multicast (224.0.0.10) dan tidak membroadcastnya. - Manual summarization, EIGRP dapat melakukan summarization dimana saja. - Menjamin 100% topologi routing yang bebas looping. - Mudah dikonfigurasi untuk WAN dan LAN. Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang berarti EIGRP dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination dengan koneksi bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing pada link-link tersebut dengan beban yang sesuai yang dimiliki oleh link masing-masing, dengan begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih efektif, karena link dengan bandwidth yang lebih kecil tetap digunakan dan dengan beban yang sepadan juga. Kelebihan Kekurangan Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. Memerlukan lebih sediki tmemori dan proses. Memerlukan fitur loop avoidance Hanya untuk Router Cisco 5. BGP (Border Gateway Protokol) Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara baik untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update-update perubahan konfigurasi dikirim melalui koneksi TCP. Kelebihan Kekurangan Sangat sederhana dalaminstalasi Sangat terbatas dalammempergunakan topologi Perbandingan Routing Protocol Distance Vector Link State RIPv1 RIPv2 IGRP EIGRP OSPF IS-IS Speed Convergence Slow Slow Slow Fast Fast Fast Scalability Small Small Small Large Large Large Penggunaan VLSM No Yes No Yes Yes Yes Implementasi & Maintenance Simple Simple Simple Complex Complex Complex Resource Usage Low Low Low Medium High High
  • 13. Jalur Terbaik Jalur terbaik dipilih oleh routing protocol berdasarkan nilai metric yang digunakan untuk menentukan jarak ke destinasi. Metric merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur jarak ke tujuan. Jalur terbaik adalah jalur yang memiliki nilai metric terendah. Dynamic routing protocol menggunakan caranya sendiri untuk mengukur metric dan melakukan perubahan pada routing table. Cara pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan suatu algoritma. Berikut adalah dynamic protocol dan metric yang digunakan: - Routing Information Protcol (RIP): Hop Count. - Open Shortest Path First (OSPF) : bandwith cumulative dari asal ke tujuan - Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) : Bandwith, delay, load, dan realibility. 1. Load Balancing Apa yang terjadi jika routing table mempunyai 2 jalur yang sama nilai metricnya ?, maka router akan mengirim paket dengan menggunakan 2 jalur tersebut, ini dinamakan Load Balancing. 2. Administrative Distance (AD) Dalamrouting dapat terjadi konfigurasi beberapa routing protocol dan static routing. Jika ini terjadi, routing table akan mempunyai lebih dari 1 route awal ke destinasi. Contohnya, RIP dan EIGRP terkonfigurasi dalam sebuah router, kedua routing protocol akan menemukan tujuan destinasi yang sama. Tetapi dalam tahapan penyampain akan berbeda. RIP menentukan jalur dengan hop count, sedangkan EIGRP menentukan dengan composite metric. Bagaimana router tahu mana route yang akan dipakai ? Administrative Distance merupakan jawabannya. AD melambangkan tingkat kepercayaan sebuah route, semakin rendah nilai AD, semakin terpercaya route tersebut. Nilai AD adalah 0 sampai 255. Sebagai contoh static route mempunyai AD 1, dan EIGRP mempunyai nilai AD 90, maka berdasarkan ini router akan memilih AD terendah yaitu static routing. Route Source Administrative Distance Connected 0 Static 1 EIGRP summary route 5 External BGP 20 Internal EIGRP 90 IGRP 100 OSPF 110 IS-IS 115 RIP 120
  • 14. External EIGRP 170 Internal BGP 200 Unknown 255 E. Perbedaan Static Routing dan DynamicRouting Pada dasarnya perbedaan antara routing statis dengan routing dinamis adalah cara mengenalkan alamat networknya. 1. Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan Routing Dinamis. 2. Routing Dinamis sangat cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network). Sedangkan routing statis cocok untuk topologi jaringan yang simple. Sumber : Packet Guide Routing and Switching – B.Hartpence Routing and Switching Essentials http://dede-note.blogspot.co.id/2013/11/routing-dinamis-rip-igrp-ospf-eigrp-dan.html http://cnd07.blogspot.co.id/2014/09/perbedaan-rip-igrp-ospf-dan-eigrp.html Dynamic Static Kompleksitas konfigurasi Independent dengan luas jaringan Bertambah sesuai dengan luas jaringan Perubahan Topologi Auto beradaptasi dengan perubahan Butuh pengaturan secara manual dari admin network Scaling Cocok untuk topologi yang bersifat simple dan kompleks Cocok untuk yang simple Security Kurang secure Lebih secure Resource Usage Menggunakan CPU, memory, dan link bandwith Tidak memperlukan resource tambahan Predictability Route bergantung pada topologi yang ada Destinasi dari route akan selalu sama