SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Pertemuan 1
 Keandalan Sistem Tenaga Listrik merupakan kemampuan sebuah sistem tenaga
listrik yang terdiri dari Pusat Pembangkit Listrik, Saluran Transmisi, dan Sistem
Distribusi untuk melaksanakan suatu fungsi sesuai standar (tanpa kegagalan) dalam
keadaan yang ditentukan untuk jangka waktu tertentu.
1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant);
Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan,
dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (prime
mover) dan generator yang membangkitkan listrik. Biasanya
di pusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk (GI).
Peralatan utama pada gardu induk antara lain: Transformer,
yang berfungsi untuk menaikkan tegangan generator (11,5
kV) menjadi tegangan transmisi / tegangan tinggi (150 kV)
dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat
pembangkit yang umum antara lain: PLTA (Pusat Listrik
Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat
Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
2. Saluran Transmisi (Transmission Line);
Berupa kawat-kawat yang di pasang pada menara atau tiang
dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di bawah
permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi menyalurkan
energi listrik dari pusat pembangkit, yang umumnya terletak
jauh dari pusat beban, ke gardu induk penurun tegangan yang
memiliki transformer penurun tegangan dari tegangan
transmisi ke tegangan distribusi (menengah).
Saluran transmisi ini mempunyai tegangan yang tinggi agar
dapat meminimalkan rugi-rugi daya (power losses) disaluran.
Contoh dari saluran transmisi di Indonesia adalah : SUTT
(Saluran Udara Tegangan Tinggi, dengan tegangan kerja 70--
150 kV), SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi,
dengan tegangan kerja 500 kV).
3. Sistem Distribusi;
Yang merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri
dari: Pusat Pengatur Distribusi ( Distribution
Control Centre, DCC ) , Saluran tegangan
menengah (6 kV dan 20 kV, biasa juga disebut
tegangan distribusi primer) yang merupakan
saluran udara atau kabel tanah.
Gardu Distribusi (GD) tegangan menengah yang
terdiri dari panel-panel pengatur tegangan
menengah dan trafo sampai dengan panel-panel
distribusi tegangan rendah (380 V, 220 V) yang
menghasilkan tegangan kerja/tegangan jala-jala
untuk industri dan konsumen perumahan.
a. Penyimpangan terus-menerus (Continuous
Deviation); frekuensi berada diluar batasnya
pada saat yang lama (secara terus-menerus),
frekuensi standar 50 Hz dengan toleransi 0,6
Hz ------ (49,4 – 50,6 Hz)
b. Penyimpangan sementara (Transient
Deviation); penurunan atau penaikkan
frekuensi secara tiba-tiba dan sesaat.

a. Fluktuasi Tegangan; seperti: Tegangan Lebih (Over Voltage), Tegangan Turun (Drop
Voltage) dan tegangan getar (flicker voltage)
Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar
dan mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation)
sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja
peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut. Peralatan-peralatan
yang dipengaruhi saat terjadi tegangan lebih adalah transformer, motor-motor listrik,
kapasitor daya dan peralatan kontrol yang menggunakan coil/kumparan seperti solenoid
valve, magnetic switch dan relay. tegangan lebih biasanya disebabkan karena eksitasi yang
berlebihan pada generator listrik (over excitation), sambaran petir pada saluran transmisi,
proses pengaturan atau beban kapasitif yang berlebihan pada sistem distribusi.
 Tegangan turun pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya (redup)
pada peralatan penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada peralatan kontrol
seperti automatic valve, magnetic switch dan auxiliary relay; menurunnya torsi pada saat
start (starting torque) pada motor-motor listrik. Tegangan turun biasanya disebabkan oleh
kurangnya eksitasi pada generator listrik (drop excitation), saluran transmisi yang terlalu
panjang, jarak beban yang terlalu jauh dari pusat distribusi atau peralatan yang sudah
berlebihan beban kapasitifnya.
b.Tegangan Kedip (Dip Voltage); adalah
turunnya tegangan (umumnya sampai 20%)
dalam perioda waktu yang sangat singkat
(dalam milli second). Penyebabnya adalah
hubungan singkat (short circuit) antara fasa
dengan tanah atau fasa dengan fasa pada
jaringan distibusi.
Tegangan kedip dapat mengakibatkan
gangguan pada: stabilisator tegangan arus
DC, electromagnetic switch, variable speed
motor, high voltage discharge lamp dan under
voltage relay.
c. Harmonik Tegangan (Voltage Harmonic); adalah komponen-
komponen gelombang sinus dengan frekuensi dan amplitudo yang
lebih kecil dari gelombang asalnya (bentuk gelombang yang cacat).
Tegangan harmonik dapat mengakibatkan: panas yang berlebihan,
getaran keras, suara berisik dan terbakar pada peralatan capacitor
reactor (power capacitor); meledak pada peralatan power fuse
(power capacitor); salah beroperasi pada peralatan breaker; suara
berisik dan bergetar pada peralatan rumah tangga (seperti TV, radio,
lemari pendingin dsb.); dan pada peralatan motor listrik, elevator dan
peralatan-peralatan kontrol akan terjadi suara berisik, getaran yang
tinggi, panas yang berlebihan dan kesalahan operasi. Kontribusi
arus harmonik akan menyebabkan cacat (distorsi) pada tegangan,
tergantung seberapa besar kontribusinya.
Cara mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada
sistem adalah dengan memasang harmonic filter yang sesuai pada
peralatan-peralatan yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik
seperti arus magnetisasi transformer, static VAR compensator dan
peralatan-peralatan elektronika daya (seperti inverter, rectifier,
converter, dsb.)
d. Ketidak seimbangan tegangan
(Unbalance Voltage); umumnya terjadi di
sistem distribusi karena pembebanan fasa
yang tidak merata.
Gangguan-gangguan tegangan
sebagaimana dijelaskan diatas dapat
menyebabkan peralatan-peralatan yang
menggunakan listrik, beroperasi secara
tidak normal dan yang paling fatal adalah
kerusakan atau terbakarnya peralatan.
 Forced Outage Rate (FOR) adalah suatu faktor yang menggambarkan keandalan unit pembangkit. Dalam sistem interkoneksi yang
terdiri dari banyak unit pembangkit, maka keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi dibandingkan dengan beban yang harus
dilayani menggambarkan keandalan sistem tersebut.
Ada angka yang menggambarkan berapa besar probabilitas unit-unit pembangkit yang beroperasi tidak mampu melayani beban.
Angka probabilitas ini dalam bahasa Inggris disebut "loss of load probability" atau biasa disingkat LOLP. Gambar 1
menggambarkan secara kualitatif besarnya LOLP untuk suatu sistem, yaitu:
LOLP = p x t
keterangan
p : menggambarkan probabilitas sistem dapat menyediakan daya sebesar b.
t : menggambarkan lamanya garis tersedianya daya sebesar b memotong kurva lama beban dari sistem.
 Grafik 1. Penggambaran LOLP = pxt dalam hari per tahun pada kurva lama beban.
Nilai LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per tahun.
"Makin kecil nilai LOLP, makin tinggi keandalan sistem. Sebaliknya, makin besar nilai LOLP, makin rendah keandalan sistem, karena
hal ini berarti probabilitas sistem tidak dapat melayani beban yang makin besar."
Nilai LOLP dapat diperkecil dengan menambah daya terpasang atau menurunkan nilai Forced Outage Rate (FOR) unit pembangkit,
karena dua langkah ini dapat memperkecil probabilitas daya tersedia b pada gambar 1 menjadi terlalu rendah sehingga memotong
kurva lama beban dengan nilai t yang lebih lama.
Penentuan besarnya nilai LOLP dari suatu sistem harus mempertimbangkan besarnya peran penyediaan tenaga listrik pada sistem
tersebut atau dengan kata lain berapa besar kerugian yang dialami pemakai energi listrik (konsumen) apabila terjadi interupsi atau
gangguan penyediaan pasokan energi listrik.
Keandalan sebuah sistem distribusi pada dasarnya ditentukan oleh hal-hal
sebagai berikut :
 Konfigurasi dari sistem distribusi
 Keandalan masing – masing komponen yang menyusun sistem distribusi
tersebut.
 Pengaturan operasi saluran distribusi
Sistem distribusi dengan konfigurasi tertentu dapat lebih andal dari sistem
distribusi konfigurasi lain, walaupun masing-masing mempunyai komponen
yang sama. Makin andal suatu konfigurasi, maka biayanya juga semakin
mahal. Hal ini misalnya dapat dilihat pada sistem konfigurasi radial dan
sistem konfigurasi spindle, dimana sistem konfigurasi spindle lebih andal,
karena dilengkapi dengan gardu hubung dan express feeder sehingga
memungkinkan gardu distribusi salah satu feeder disuplai oleh express
feeder, tetapi dengan sendirinya investasi yang harus ditanamkan lebih
mahal yaitu untuk biaya gardu hubung dan express feeder terse but.
Sedangkan keandalan dari masing - masing komponen distribusi tersebut
dapat dilihat dari kegagalan yang terjadi dari komponen itu sendiri.
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra][Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]Anggi Mukti
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk odhimay
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksiRidwan Satria
 
KOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKKOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKAng Annur
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrikderrydwipermata
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...suparman unkhair
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusiAzis Nurrochma Wardana
 

What's hot (20)

SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra][Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
[Presentasi sistem distribusi] [anggi mukti saputra]
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi Tenaga Listrik
 
Macam relay proteksi
Macam relay proteksiMacam relay proteksi
Macam relay proteksi
 
KOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUKKOMPONEN GARDU INDUK
KOMPONEN GARDU INDUK
 
Jaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrikJaringan distribusi tenaga listrik
Jaringan distribusi tenaga listrik
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
Switchgear,
Switchgear,Switchgear,
Switchgear,
 
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
protektive relay “Stability, Reclosing, Load Shedding, and Trip Circuit Desig...
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK TENAGA LISTRIK
 
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
111280125 sistem-dan-pola-pengaman-distribusi
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK
 

Similar to Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik

MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANHastih Leo
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdfIWISUKARTO531201031
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxHarriPurnomo2
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxIlhamDanal
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem Kelistrikan
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem KelistrikanSistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem Kelistrikan
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem KelistrikanPutri Berlian Abadi
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfMgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfBASUKIRAHMAT58
 
GITET 500 kV PEDAN.pptx
GITET 500 kV PEDAN.pptxGITET 500 kV PEDAN.pptx
GITET 500 kV PEDAN.pptxAdam Superman
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
prinsip-dasar-proteksi.ppt
prinsip-dasar-proteksi.pptprinsip-dasar-proteksi.ppt
prinsip-dasar-proteksi.pptssuserb5d70c
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
 

Similar to Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik (20)

MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGANMAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
MAKALAH KESTABILAN TEGANGAN
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
1. Modul Proteksi Tenaga Listrik.pdf
 
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptxME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
ME 3. Sistem Genset Gedung.pptx
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptxPPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
PPT jtm 1221 PENERAPAN (1).pptx
 
Presenasi transient
Presenasi transientPresenasi transient
Presenasi transient
 
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem Kelistrikan
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem KelistrikanSistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem Kelistrikan
Sistem Catu Daya (SCD) BAB 1. Sistem Kelistrikan
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK  GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdfMgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
Mgg 2(1) _ Operasi Sistem Tenaga.pdf
 
Sptl 1
Sptl 1Sptl 1
Sptl 1
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GITET 500 kV PEDAN.pptx
GITET 500 kV PEDAN.pptxGITET 500 kV PEDAN.pptx
GITET 500 kV PEDAN.pptx
 
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem Proteksi SISTEM TENAGA LISTRIK
 
prinsip-dasar-proteksi.ppt
prinsip-dasar-proteksi.pptprinsip-dasar-proteksi.ppt
prinsip-dasar-proteksi.ppt
 
Pertemuan 2.ppt
Pertemuan 2.pptPertemuan 2.ppt
Pertemuan 2.ppt
 
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...
 
Switchgear Tenaga Listrik
Switchgear  Tenaga Listrik Switchgear  Tenaga Listrik
Switchgear Tenaga Listrik
 

More from Novia Putri

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiNovia Putri
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitNovia Putri
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuitNovia Putri
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power systemNovia Putri
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Novia Putri
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Novia Putri
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Novia Putri
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushingNovia Putri
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Novia Putri
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Novia Putri
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Novia Putri
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Novia Putri
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Novia Putri
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Novia Putri
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Novia Putri
 

More from Novia Putri (20)

Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Thevenin Norton Circuit
Thevenin Norton CircuitThevenin Norton Circuit
Thevenin Norton Circuit
 
1st order transient circuit
1st order transient circuit1st order transient circuit
1st order transient circuit
 
Interconnection power system
Interconnection power systemInterconnection power system
Interconnection power system
 
Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15Insulation testin pert. 15
Insulation testin pert. 15
 
Power factor pert. 14
Power factor pert. 14Power factor pert. 14
Power factor pert. 14
 
Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13Capacitor high voltage pert. 13
Capacitor high voltage pert. 13
 
Isolator and bushing
Isolator and bushingIsolator and bushing
Isolator and bushing
 
Trafo arus
Trafo arusTrafo arus
Trafo arus
 
Trafo tegangan
Trafo teganganTrafo tegangan
Trafo tegangan
 
Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7Disconneting switch pert. 7
Disconneting switch pert. 7
 
Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6Over voltage protection pert. 6
Over voltage protection pert. 6
 
Conductor pert. 4
Conductor pert. 4Conductor pert. 4
Conductor pert. 4
 
Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3Circuit breaker pert. 3
Circuit breaker pert. 3
 
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
Pengantar teknik tegangan tinggi pert.1
 
Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15Slide pertemuan 15
Slide pertemuan 15
 
Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14Slide pertemuan 14
Slide pertemuan 14
 
Pertemuan 12
 Pertemuan 12 Pertemuan 12
Pertemuan 12
 

Recently uploaded

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 

Recently uploaded (8)

MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 

Pert. 1 keandalan sistem tenaga listrik

  • 2.  Keandalan Sistem Tenaga Listrik merupakan kemampuan sebuah sistem tenaga listrik yang terdiri dari Pusat Pembangkit Listrik, Saluran Transmisi, dan Sistem Distribusi untuk melaksanakan suatu fungsi sesuai standar (tanpa kegagalan) dalam keadaan yang ditentukan untuk jangka waktu tertentu.
  • 3. 1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant); Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (prime mover) dan generator yang membangkitkan listrik. Biasanya di pusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk (GI). Peralatan utama pada gardu induk antara lain: Transformer, yang berfungsi untuk menaikkan tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi / tegangan tinggi (150 kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain: PLTA (Pusat Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
  • 4. 2. Saluran Transmisi (Transmission Line); Berupa kawat-kawat yang di pasang pada menara atau tiang dan bisa juga melalui kabel yang di pendam di bawah permukaan tanah, saluran transmisi berfungsi menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit, yang umumnya terletak jauh dari pusat beban, ke gardu induk penurun tegangan yang memiliki transformer penurun tegangan dari tegangan transmisi ke tegangan distribusi (menengah). Saluran transmisi ini mempunyai tegangan yang tinggi agar dapat meminimalkan rugi-rugi daya (power losses) disaluran. Contoh dari saluran transmisi di Indonesia adalah : SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi, dengan tegangan kerja 70-- 150 kV), SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi, dengan tegangan kerja 500 kV).
  • 5. 3. Sistem Distribusi; Yang merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri dari: Pusat Pengatur Distribusi ( Distribution Control Centre, DCC ) , Saluran tegangan menengah (6 kV dan 20 kV, biasa juga disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah. Gardu Distribusi (GD) tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380 V, 220 V) yang menghasilkan tegangan kerja/tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen perumahan.
  • 6. a. Penyimpangan terus-menerus (Continuous Deviation); frekuensi berada diluar batasnya pada saat yang lama (secara terus-menerus), frekuensi standar 50 Hz dengan toleransi 0,6 Hz ------ (49,4 – 50,6 Hz) b. Penyimpangan sementara (Transient Deviation); penurunan atau penaikkan frekuensi secara tiba-tiba dan sesaat.
  • 7.  a. Fluktuasi Tegangan; seperti: Tegangan Lebih (Over Voltage), Tegangan Turun (Drop Voltage) dan tegangan getar (flicker voltage) Tegangan lebih pada sistem akan mengakibatkan arus listrik yang mengalir menjadi besar dan mempercepat kemunduran isolasi (deterioration of insulation) sehingga menyebabkan kenaikan rugi-rugi daya dan operasi, memperpendek umur kerja peralatan dan yang lebih fatal akan terbakarnya peralatan tersebut. Peralatan-peralatan yang dipengaruhi saat terjadi tegangan lebih adalah transformer, motor-motor listrik, kapasitor daya dan peralatan kontrol yang menggunakan coil/kumparan seperti solenoid valve, magnetic switch dan relay. tegangan lebih biasanya disebabkan karena eksitasi yang berlebihan pada generator listrik (over excitation), sambaran petir pada saluran transmisi, proses pengaturan atau beban kapasitif yang berlebihan pada sistem distribusi.  Tegangan turun pada sistem akan mengakibatkan berkurangnya intensitas cahaya (redup) pada peralatan penerangan; bergetar dan terjadi kesalahan operasi pada peralatan kontrol seperti automatic valve, magnetic switch dan auxiliary relay; menurunnya torsi pada saat start (starting torque) pada motor-motor listrik. Tegangan turun biasanya disebabkan oleh kurangnya eksitasi pada generator listrik (drop excitation), saluran transmisi yang terlalu panjang, jarak beban yang terlalu jauh dari pusat distribusi atau peralatan yang sudah berlebihan beban kapasitifnya.
  • 8. b.Tegangan Kedip (Dip Voltage); adalah turunnya tegangan (umumnya sampai 20%) dalam perioda waktu yang sangat singkat (dalam milli second). Penyebabnya adalah hubungan singkat (short circuit) antara fasa dengan tanah atau fasa dengan fasa pada jaringan distibusi. Tegangan kedip dapat mengakibatkan gangguan pada: stabilisator tegangan arus DC, electromagnetic switch, variable speed motor, high voltage discharge lamp dan under voltage relay.
  • 9. c. Harmonik Tegangan (Voltage Harmonic); adalah komponen- komponen gelombang sinus dengan frekuensi dan amplitudo yang lebih kecil dari gelombang asalnya (bentuk gelombang yang cacat). Tegangan harmonik dapat mengakibatkan: panas yang berlebihan, getaran keras, suara berisik dan terbakar pada peralatan capacitor reactor (power capacitor); meledak pada peralatan power fuse (power capacitor); salah beroperasi pada peralatan breaker; suara berisik dan bergetar pada peralatan rumah tangga (seperti TV, radio, lemari pendingin dsb.); dan pada peralatan motor listrik, elevator dan peralatan-peralatan kontrol akan terjadi suara berisik, getaran yang tinggi, panas yang berlebihan dan kesalahan operasi. Kontribusi arus harmonik akan menyebabkan cacat (distorsi) pada tegangan, tergantung seberapa besar kontribusinya. Cara mengurangi pengaruh tegangan harmonik yang terjadi pada sistem adalah dengan memasang harmonic filter yang sesuai pada peralatan-peralatan yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik seperti arus magnetisasi transformer, static VAR compensator dan peralatan-peralatan elektronika daya (seperti inverter, rectifier, converter, dsb.)
  • 10. d. Ketidak seimbangan tegangan (Unbalance Voltage); umumnya terjadi di sistem distribusi karena pembebanan fasa yang tidak merata. Gangguan-gangguan tegangan sebagaimana dijelaskan diatas dapat menyebabkan peralatan-peralatan yang menggunakan listrik, beroperasi secara tidak normal dan yang paling fatal adalah kerusakan atau terbakarnya peralatan.
  • 11.  Forced Outage Rate (FOR) adalah suatu faktor yang menggambarkan keandalan unit pembangkit. Dalam sistem interkoneksi yang terdiri dari banyak unit pembangkit, maka keandalan unit-unit pembangkit yang beroperasi dibandingkan dengan beban yang harus dilayani menggambarkan keandalan sistem tersebut. Ada angka yang menggambarkan berapa besar probabilitas unit-unit pembangkit yang beroperasi tidak mampu melayani beban. Angka probabilitas ini dalam bahasa Inggris disebut "loss of load probability" atau biasa disingkat LOLP. Gambar 1 menggambarkan secara kualitatif besarnya LOLP untuk suatu sistem, yaitu: LOLP = p x t keterangan p : menggambarkan probabilitas sistem dapat menyediakan daya sebesar b. t : menggambarkan lamanya garis tersedianya daya sebesar b memotong kurva lama beban dari sistem.  Grafik 1. Penggambaran LOLP = pxt dalam hari per tahun pada kurva lama beban. Nilai LOLP biasanya dinyatakan dalam hari per tahun. "Makin kecil nilai LOLP, makin tinggi keandalan sistem. Sebaliknya, makin besar nilai LOLP, makin rendah keandalan sistem, karena hal ini berarti probabilitas sistem tidak dapat melayani beban yang makin besar." Nilai LOLP dapat diperkecil dengan menambah daya terpasang atau menurunkan nilai Forced Outage Rate (FOR) unit pembangkit, karena dua langkah ini dapat memperkecil probabilitas daya tersedia b pada gambar 1 menjadi terlalu rendah sehingga memotong kurva lama beban dengan nilai t yang lebih lama. Penentuan besarnya nilai LOLP dari suatu sistem harus mempertimbangkan besarnya peran penyediaan tenaga listrik pada sistem tersebut atau dengan kata lain berapa besar kerugian yang dialami pemakai energi listrik (konsumen) apabila terjadi interupsi atau gangguan penyediaan pasokan energi listrik.
  • 12. Keandalan sebuah sistem distribusi pada dasarnya ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut :  Konfigurasi dari sistem distribusi  Keandalan masing – masing komponen yang menyusun sistem distribusi tersebut.  Pengaturan operasi saluran distribusi Sistem distribusi dengan konfigurasi tertentu dapat lebih andal dari sistem distribusi konfigurasi lain, walaupun masing-masing mempunyai komponen yang sama. Makin andal suatu konfigurasi, maka biayanya juga semakin mahal. Hal ini misalnya dapat dilihat pada sistem konfigurasi radial dan sistem konfigurasi spindle, dimana sistem konfigurasi spindle lebih andal, karena dilengkapi dengan gardu hubung dan express feeder sehingga memungkinkan gardu distribusi salah satu feeder disuplai oleh express feeder, tetapi dengan sendirinya investasi yang harus ditanamkan lebih mahal yaitu untuk biaya gardu hubung dan express feeder terse but. Sedangkan keandalan dari masing - masing komponen distribusi tersebut dapat dilihat dari kegagalan yang terjadi dari komponen itu sendiri.