Evaluasi program keselamatan transportasi dilakukan dengan 3 tahap: pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan rekomendasi. Data dikumpulkan dari 5 kota melalui wawancara dan studi literatur. Analisis menggunakan statistik, cost effectiveness analysis, dan cost benefit analysis. Hasilnya berupa pedoman evaluasi program keselamatan transportasi.
1. D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG
DARI PPK
1. PEMAHAMAN TERHADAP KAK
A. LATAR BELAKANG
a. Keputusan Menteri Nomor 73 Tahun 2004 Pasal pasal 11 tentang
kewajiban awak kapal angkutan sungai dan danau
b. Keputusan Menteri Nomor 73 Tahun 2004 Pasal pasal 37 tentang
angkutan khusus sungai dan danau.
c. Keputusan Menteri Nomor 73 Tahun 2004 Pasal pasal 52 dan 53
tentang kewajiban pengusaha angkutan sungai dan danau.
d. Undang – Undang No. 17 tahun 2009 tentang Pelayaran.
B. Gambaran Umum
Di negara-negara maju, suatu kebijakan, perencanaan dan program-program
keselamatan jalan disusun berdasarkan sistem pangkalan data (baseline data
system) yang telah terbangun. Namun, di negara berkembang, termasuk
Indonesia, hal ini belum sepenuhnya dapat dilakukan karena berbagai hal
seperti, tidak tersedianya data, data hanya bersifat umum kurang memberi
informasi yang spesifik. Kalaupun data tersedia tapi tidak dikumpulkan secara
rutin, atau tidak dikumpulkan pada locus yang sama dan sebagainya. Khusus
untuk sosialisasi keselamatan Transportasi Darat, bila sistem pangkalan data
belum terwujud dengan sempurna, maka data-data perilaku (attitude)-
kebiasaaan (behavior)- pengetahuan(knowledge) dari pengguna serta awak
angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan dapat dipakai untuk mengukur
keberhasilan/kegagalan/peningkatan yang dicapai dari suatu program
keselamatan. Keuntungan pemakaian data perilaku-kebiasaan-pengetahuan
pengguna serta awak angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan adalah
dapat langsung diidentifikasi perilaku yang menyimpang dari suatu penerapan
2. program keselamatan tertentu, sehingga suatu program tertentu dapat
diperbaiki atau dijustifikasi sesuai keperluan dan kondisi target kelompok
pengguna angkutan sungai, danau dan penyeberangan. Masalah keselamatan
tidak hanya terbatas bahwa tidak adanya kecelakaan, namun lebih luas adalah
terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pengguna dan penyedia
angkutan sungai, danau dan penyeberangan.
2. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
a. Secara substansial, konsultan telah memahami mengenai ruang
lingkup kajian, metode yang akan digunakan, dan rekomendasi
yang harus disampaikan. Untuk itu konsultan akan menyusun
metodologi dan rencana pelaksanaan yang relevan untuk
menjawab ruang lingkup kajian yang disampaikan dalam KAK.
b. Jangka waktu kajian selama 6 bulan sudah mencukupi untuk
melaksanakan kajian. Konsultan akan menyusun jadwal
pelaksanaan dengan memperhatikan beban kajian per kegiatan.
c. Tenaga ahli yang digunakan menurut konsultan sudah mencukupi.
Seluruh paramater input, proses, dan output dari sebuah program
keselamatan mampu dianalisa oleh Tenaga ahli yang ditetapkan.
d. Lokasi studi kasus akan mencakup Pontianak, Makassar,
Palembang, Kupang, dan Surabaya dirasa telah mewakili karakter
SDM penyelenggara dan pengguna sarana. Dengan demikian,
pedoman yang disusun diharapkan dengan mudah dapat
diimplementasikan untuk seluruh wilayah kepulauan Republik
Indonesia dengan mudah dan tepat.
3. E. BENTUK URAIAN PENDEKATAN,METODOLOGIDAN
PROGRAM KERJA
1. PENDEKATAN
2. METODOLOGI
2.1. Kerangka Pikir
a. Evaluasi
Hal yang paling dasar harus dilakukan untuk melakukan evaluasi adalah
menetapkan terlebih dahulu tujuan dari evaluasi dan indikator atau
ukuran keberhasilan dari evaluasi ini. Pelaksanaan evaluasi dapat
dilakukan secara bertahap dan terjadwal, misalnya tahunan ataupun lima
tahunan.
Secara umum evaluasi dapat dilakukan dengan mengukur “keberhasilan”
pada tingkat efisiensi, efektifitas dan keberlanjutannya (sustainability).
Berikut adalah uraian dari masing-masing tingkatan tersebut:
1. Efisiensi
Pada tingkat ini, keberhasilan dari suatu kegiatan akan dikaji
dengan memperbandingkan antara output kegiatan dibandingkan
dengan input kegiatan, atau sering kali disebut dengan efisiensi.
Output, adalah jumlah kegiatan yang berhasil dilakukan pada
kurun waktu tertentu, sedangkan input adalah modal yang
digunakan untuk menghasilkan output pada kurun waktu yang
sama. Input dapat berupa: Man, Money, Material, Method,
Minutes dan Machine. Jadi kita bisa mengukur keberhasilan
dengan indikator: kegiatan per tahun, kegiatan per Rp, kegiatan
per orang dan lain sebagainya.
2. Efektifitas
Pada tingkat efektifitas , keberhasilan dari kegiatan ini dapat
dikaji dengan membandingkan antara output dengan outcome
dari kegiatan ini. Misalnya, pada kegiatan protokol ini, kegiatan
4. kampanye yang dilakukan adalah sosialisasi protokol lewat
media surat kabar. Outcome-nya adalah jumlah masyarakat yang
teredukasi (mengetahui, memahami dan melaksanakan)
etika/norma protokol ini lewat surat kabar. Dari masing-masing
perbandingan output dan outcome tersebut, akan dapat dikaji
cara mana yang paling efektif untuk melaksanakan kegiatan ini.
3. Keberlanjutan
Pada tingkat keberlanjutan, keberhasilan dari kegiatan ini dapat
dikaji dengan memperbandingkan output dengan impact dari
kegiatan ini. Misalnya, dengan outcome adalah jumlah
masyarakat yang teredukasi maka impact-nya diharapkan secara
signifikan waktu tempuh kendaraan yang diprioritaskan karena
adanya lalulintas dalam kondisi darurat dapat berkurang (before
dan after).
Gambar Tahapan Evaluasi
Dalam gambar tersebut ditunjukkan perbedaan target antara indikator
output, outcome, dan impact. Pada level output, pihak yang
melaksanakan kegiatan sosialisasi dan simulasi berperan sebagai pelaku
utama kegiatan, dalam hal ini stakeholders yang terkait (Kepolisian),
5. sedangkan pada level outcome dan impact lebih memfokuskan pada
sasaran utama dari kegiatan ini, yaitu masyarakat pengguna jalan.
b. Elaboration-Likelihood Model
Model Elaborasi-Kemungkinan (ELM) dibangun atas asumsi sentral
mengenai sikap yang penting karena mereka mempengaruhi berbagai
jenis perilaku (yaitu, pilihan, keputusan, tindakan). ELM melihat persuasi
sebagai sarana membentuk atau mengubah sikap; sikap mungkin juga
hasil dari proses lainnya, seperti pengalaman langsung. Model ELM
memiliki dua rute persuasi dimana perubahan sikap dapat terjadi: pusat
(di sebelah kiri gambar) dan perifer (di sebelah kanan) 1.
6. Sumber : Belgian Road Safety Institute (IBSR-BIVV), 2009
Gambar Elaboration-Likelihood Model
2.2. Pola Pikir
Evaluasi didekati dengan 2 metode perhitungan, efektivitas (proses dan
outcome) dan efisiensi (pertimbangan biaya).
7. Sumber : Belgian Road Safety Institute (IBSR-BIVV), 2009
Gambar 1. Usulan Pola Pikir Kajian
Dengan pendekatan kajian yang komprehensif diharapkan akan terdapat
pemetaan dan hasil analisis yang sesuai dengan karakter SDM dan
Sarana-Prasarana Transportasi dan keseleamatan.
8. 2.3. Metode Penelitian
Penelitian secara umum akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu tahap
identifikasi/pengumpulan data, analisis dan penyusunan rekomendasi.
Gambar 2. Usulan Skema Metodologi Penelitian Evaluasi
2.3.1. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data, baik di Pontianak,
Makassar, Palembang, Kupang, dan Surabaya. Secara skematis,
kebutuhan data dan metode pengumpulan yang dilakukan disajikan
dalam tabel berikut:
Tahap pengumpulan data Tahap analisis
Tahap penyusunan
rekomendasi
Jenis data:
- Program
- Saran dan Prasarana
pendukung
keselamatan
- Sarana dan Prasarana
Transportasi
- Program
Keselamatan
Metode analisis:
- Statistik
- Cost Effectiveness
Analysis
- Cost Benefit
Analysis
Metode penyusunan:
- Kajian meja
- Analisis dan
justifikasi tenaga ahli
Metode pengumpulan
data:
- Pengumpulan data
sekunder: data
instansonal, kajian
literatur
- Pengumpulan data
primer: wawancara
dan diskusi
stakeholders
9. Tabel 3. Kebutuhan Data, Sumber dan Metode Pengumpulan
Data Sumber Metode pengumpulan
Sarana dan Prasarana
Transportasi
Dinas Perhubungan Pengumpulan data
sekunder
Kebijakan dan peraturan
perundangan terkait sektor
Dinas Perhubungan Pengumpulan data
sekunder
Sarana dan Prasarana
Keselamatan Transportasi
Dinas Perhubungan Pengumpulan data
sekunder
Program dan Kampanye
Keselamatan Transportasi
Dinas Perhubungan Pengumpulan data
sekunder
Kondisi dan kinerja sektor Dinas Perhubungan Data sekunder,
wawancara
Persepsi Penumpang dan
Awak
Sampel Penggunakan dan
Operator Transportasi
Wawancara atau FGD
2.3.2. Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis, dengan metodologi yang digunakan
meliputi:
a. Analisis Statistik/Deskriptif
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui apakah proses pelaksaan
kampanye sudah sesuai dengan rencanan (menilai proses) dan hasil
yang dimaksud berupa outcome. Outcome bukanlah jumlah atau data
statistik pengurangan kecelakaan, karena data tersebut berpotensi tidak
dapat disediakan dengan lengkap dan detail. Sehingga data outcome
yang dikumpulkan adalah data nearrmiss (nyaris kecelakaan) dan
perilaku pengguna atau operator jasa Transportasi yang dikumpulkan
dengan metode wawancara atau FGD.
b. Analisis Cost Effectiveness Analysis
Efektifitas menggambarkan akibat (efek) yang diinginan dari suatu
program,kegiatan, institusi dalam usaha mengurangi masalah kesehatan.
Efektifitas jugadigunakan untuk mengukur derajat keberhasilan dari suatu
usaha tersebut dalammencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto,
S. 1988).Menurut Mahmudi (2005), efektifitas terkait dengan hubungan
antara hasilyang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.
Efektifitas merupakanhubungan antara output dengan tujuan. Semakin
besar kontribusi output Terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
10. efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika ekonomi berfokus pada
input dan efisiensi pada output atau proses, maka fektifitas berfokus
pada outcome (hasil). Karena output yang dihasilkan organisasi sektor
publik lebih banyak bersifat output tak berwujud (intangible) yang tidak
mudah dikuantifikasi, maka pengukuran efektifitas sering menghadapi
kesulitan. Kesulitan dalam pengukuran efektifitas tersebut adalah karena
pencapaian hasil (outcome) sering tidak bisa diketahui dalam jangka
pendek, kan tetapi jangka panjang setelah program berakhir, sehingga
ukuran efektifitas biasanya dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk
pernyataan saja (judgement).
Value for money menghendaki organisasi bisa memenuhi prinsip
ekonomi, efisiensi dan efektifitas tersebut secara bersama-sama. Dengan
pengertian lain, value for Money menghendaki organisasi dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan dengan biaya yang lebih rendah. Bila
dikaitkan dengan manajemen kinerja berbasis outcome, maka fokus
terpenting manajemen kinerja sektor publik adalah pada pencapaian
efektifitas.
c. Analisis Cost-Benefit
Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang
sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang
relevan dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin
dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah
yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil pembandingan ini, pengambil
keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana
atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks
evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menentukan
keberlanjutannya. Adapun ciri khusus dari analisis biaya manfaat yaitu
sebagai berikut:
Analisis biaya manfaat berusaha mengukur semua biaya dan
manfaat untuk masyarakat yang kemungkinan dihasilkan dari
11. program publik, termasuk berbagai hal yang tidak terlihat yang tidak
mudah untuk diukur biaya danmanfaatnya dalam bentuk uang.
Analisis biaya manfaat secara tradisional melambangkan rasionalitas
ekonomi, karena kriteria sebagian besar ditentukan dengan
penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan atau
program dikatakan efisien jika manfaat bersih (total manfaat
dikurangi total total biaya) adalah lebih besar dari nol dan lebih tinggi
dari manfaat bersih yang mungkin dapat dihasilkan dari sejumlah
alternatif investasi lainnya di sektor swasta dan publik.
Analisis biaya manfaat secara tradisional menggunakan pasar
swasta sebagai titik tolak di dalam memberikan rekomendasi
program publik.
Analisis biaya manfaat kontemporer, sering disebut analisis biaya
manfaat sosial, dapat juga digunakan untuk mengukur
pendistribusian kembali manfaat.
2.3.3. Tahap Penyusunan Rekomendasi
Tahap rekomendasi bukan merupakan akhir dari kajian ini. Rekomendasi
merupakan paket dari pelaksanaan evaluasi kampanye keselamatan
Transportasi. Seluruh proses dari identifikasi/pengumpulan adata,
analisa, dan penyusunan rekomendasi akan distrukturkan untuk menjadi
sebuah pedoman dari sebuah proses evaluasi dari program keselamatan
Transportasi.
12. Laporan Antara
Tahap pengumpulan data
Tahap analisis
Tahap penyusunan
rekomendasi
Mulai
Koordinasi Pendahuluan
Identifikasi Data dan
Metodologi Evaluasi
Penyusunan
Pedoman
Laporan Pendahuluan
Konsep Laporan Akhir
Laporan AkhirSelesai
3. PROGRAM KERJA
3.1. Alur Kegiatan Studi
Kegiatan/studi ini akan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti alur
kegiatan sebagaimana tercantum dalam KAK dengan alur kegiatan
seperti diilustrasikan pada gambar berikut. Pada dasarnya, program kerja
ini disusun dengan memperhatikan hubungan atau keterkaitan antar
kegiatan pada tiap tahapan dalam studi, dimana bahwa tahap persiapan
akan menjadi dasar bagi pelaksanaan tahap berikutnya yaitu survei, dan
hasil kegiatan tahap survei akan menjadi bahan masukan dalam kegiatan
tahap analisis dan sintesis.
Di samping itu, pelaksanaan kegiatan dibatasi dalam kerangka waktu
proyek., dimana untuk tiap tahap kegiatan sudah dijadwalkan sesuai
dengan rencana yang telah dituangkan dalam KAK maupun usulan teknis
ini, dan secara lebih detil dapat dilihat pada bagian Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan.
13. Pedoman teknis monitoring penyusunan kampanye keselamatan
Transportasi berisi rangkaian proses yang dilakukan oleh konsultan
dalam mengevaluasi kampanye keselamatan Transportasi di wilayah
kajian yang disusun sesuai standar penyusunan pedoman teknis.
Identifikasi data dan metodologi evaluasi dilakukan diawal sebagai
arahan dalam pelaksanaan kajian selanjutnya. Salah satu pertimbangan
yang harus diperhatikan dalam identifikasi data adalah ketersediaan data
saat ini dan masa yang akan datang serta metode untuk mengumpulkan
data tersebut. Sedangkan yang harus menjadi pertimbangan dari
pemilihan metodologi adalah jenis dan ketersediaan data pendukung
serta tujuan dari monitoring dan evaluasi tersebut.
3.2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Tempat pelaksanaan kegiatan berada di Jakarta dengan lokasi survei
meliputi wilayah: Pontianak, Makassar, Palembang, Kupang, dan
Surabaya.
3.3. Tahapan Pelaporan Studi
Tahapan pelaporan studi ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu :
1. Laporan Pendahuluan
Berisi tentang penjabaran kerangka acuan yang meliputi pendekatan
atau teori, metodologi dalam melaksanakan penelitian dan rencana
kerja yang lebih rinci serta desain kuesioner yang akan digunakan.
Laporan ini akan diserahkan pada akhir bulan pertama setelah
ditandatanganinya kontrak kerja.
2. Laporan Antara
Berisi tentang hasil pengumpulan dan pengolahan data primer
maupun sekunder yang telah diperoleh serta penjelasan metode
analisis dan penyusunan langkah selanjutnya. Laporan ini akan
diserahkan pada akhir bulan ketiga setelah ditandatanganinya
kontrak kerja.
3. Konsep Laporan Akhir
14. Laporan ini berisi tentang analisis dan evaluasi hasil pengumpulan
data baik primer maupun sekunder serta menyusun kesimpulan dan
saran/rekomendasi. Laporan ini akan diserahkan pada akhir bulan
kelima setelah ditandatanganinya kontrak kerja.
4. Laporan Akhir & Eksekutif Summary & CD Laporan dan Paparan
Laporan ini berisi tentang hasil perbaikan dan penyempurnaan dari
Konsep Laporan Akhir, setelah dilakukan serangkaian pembahasan
dengan tim pengarah. Laporan ini akan diserahkan pada akhir bulan
keenam setelah ditandatanganinya kontrak kerja atau pada akhir
bulan masa proyek. Laporan yang diserahkan disertai dengan
Eksekutif Summary, CD Laporan dan Paparan.