SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
TUGAS MANDIRI 
MAKALAH 
PERANAN PERENCANAAN PEMBAGUNAN 
DALAM PELAKSANAAN PEMBAGUNAN 
DIDINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTAKARYA 
KABUPATEN LAMPUNG UTARA 
Disajikan Pada Materi Ajar 
Perencanaan Pembagunan 
Dosen Pengajar 
Prof.Dr.Ali Kabul Mahi 
Oleh : 
NAMA 
NIM 
KELAS 
 ACHMAD AVANDI 
 136 11011 291 
 15 .ED, PPSDM4 
PROGRAM PASCASARJANA 
UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI 
(USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014
JL. IMAM BONJOL NO.468 BANDAR LAMPUNG TELP.(0721) 262654 , 261397 ,FAX. (0721) 261397 
KATA PENGATAR 
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan 
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini 
tepat pada waktunya. 
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan 
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, 
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah 
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang 
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari 
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis 
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. 
Lampung Utara, November 2014 
Penulis 
ACHMAD AVANDI
DAFTAR ISI 
HALAMAN JUDUL............................................................................ .................. 
KATA PENGATAR............................................................................................... 
DAFTAR ISI........................................................................................................... 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang..................................................................... ............................. 
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Perencanaan Pembagunan................................................................ 
2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan........................................... 
2.3 Pembagunan Daerah didinas PU kab.lampung utara.......................................... 
BAB III PENUTUP 
KESIMPULAN ..................................................................................................... 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Dalam melakukan pembangunan, setiap govermen membutuhkan perencanaan yang 
maksimal dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka permintaan data 
dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ 
Kota. 
Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan 
perencanaan yang telah ditetapkan. 
Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan 
dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,salah 
satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan 
melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di 
tanah air, perlu di bangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas 
yang di kelola secara propesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPM juga 
mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi di arahkan pada upaya 
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal 
ini ditekankan kembali pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 
2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang 
pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat 
terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai. 
Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya 
berdasarkan Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 
Pembangunan Nasional dibagi menjadiperencanaan jangka panjang, jangka menengah dan 
jangka pendek (tahunan) 
sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting 
dariperencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah,yaitu 
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan 
JangkaMenengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sertaRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan RencanaKerja 
Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) 
sebagai kelengkapannya.Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai 
Perencanaan daerah Yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab-Bab Selanjutnya. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam 
beberapa bagian penting menyangkut Perencanaan Pembagunan Daerah, yaitu: 
1. Apakah pengertian Perencanaan Pembagunan? 
2. Bagaimanakah Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan? 
3. Bagaimanakan Pembagunan Daerah didinas pekerjaan umum Ck kab.lampung utara? 
1.3 Tujuan Penulisan 
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini 
bertujuan untuk: 
1 Mengetahui Pengertian Perencanaan Pembagunan 
2 Mengetahui Pengertian Pembagunan Dan Proses Pembagunan 
3 Mengetahui Bagaimana Pembagunan Daerah didinas PU CK kab.lampung utara
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan 
Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7), perencanaan pembangunan dapat diartikan 
sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang 
didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk 
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik 
(material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih 
baik”. 
Proses perencanaan merupakan suatu prosedur dan tahapan dari perencanaan itu 
dilaksanakan.Secara hierarki, prosedur perencanaan itu dilakukan atas dasar prinsip Top- 
Down Planning, yaitu proses perencanaan yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi suatu 
organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut dibuat suatu perencanaan di tingkat yang 
lebih rendah.Prinsip lainnya adalah lawan dari prinsip di atas yaitu Bottom-Up Planning yang 
merupakan perencanaan yang awalnya dilakukan di tingkat yang paling rendah dan 
selanjutnya disusun rencana organisasi di atasnya sampai dengan tingkat pusat atas dasar 
rencana dari bawah. 
Istilah “perencanaan pembangunan”, khususnya pembangunan ekonomi, sudah biasa 
terdengardalam pembicaraan sehari-hari. Akan tetapi, “perencanaan” diartikan berbeda-beda 
dalam buku yang berbeda. 
Menurut Conyers & Hills (1994) mendefinisikan “perencanaan” sebagai ”suatu proses yang 
bersinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan ataupilihan-pilihan berbagai 
aiternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang 
akan datang.“ 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan 
suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan 
terjadi seperti peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah 
kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit melainkan persiapan 
perencanaan harus dinilai. Bangsa lain yang terkenal perencanaannya adalah bangsa Amerika 
Serikat. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program sehingga bangsa 
Amerika dan bangsa Jepang akan berlama-lama dalam membahas perencanaan daripada
aplikasinya. Pembangunan Jangka Panjang boleh dikatakan telah berhasil meletakkan 
landasan yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang berikutnya. Adapun tujuan 
Pembangunan Jangka Panjang adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera 
lahir batin dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur dalam negara kesatuan 
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rumusan yang luas tersebut dapat 
kita sebut tujuan normatif atau visi normatif dari pembangunan nasional. Dalam rangka 
pencapaian tujuan normatif Pembangunan Jangka Panjang tersebut di rumuskan pula sebagai 
sasaran umum ialah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang 
maju dan mandiri. Masyarakat semakin berkembang, semakin cerdas dan semakin luas pula 
horison pilihannya sebagai hasil sumber daya manusia Indonesia. Menghadapi Pembangunan 
Jangka Panjang banyak hal yang perlu di perhitungkan untuk lebih mengarahkan tujuan atau 
sasaran umum yang akan dicapainya harus lebih rinci agar perkembangannya tidak melebar 
atau melenceng tanpa arah yang jelas. Dalam kerangka ini perlu dirumuskan suatu tujuan dan 
sasaran yang strategis. Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan 
umum Indonesia guna mencapai tujuan Pembangunan Jangka Panjang terutama di bidang 
kesehatan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok yaitu sifatnya yang komprehensif dan 
dinamis. Sifat yang komprehensif disebabkan karena seluruh program pembangunan nasional 
yang pada hakekatnya dilaksanakan oleh manusia Indonesia yang mampu untuk 
melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah manusia hasil binaan pendidikan dan 
pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar atau tuntutan pembangunan nasional. Untuk 
menjadi bangsa yang mandiri, pada dasarnya tidak ada satupun sektor kehidupan bangsa atau 
sektor pembangunan nasional yang tidak dijamah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia. 
Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia yang tidak dipersiapkan maka sektor-sektor 
tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing sesuai dengan dinamisme kehidupan dunia 
dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan persaingan antar manusia 
dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang terampil, bermutu yang akan mampu 
berkompetisi dengan bangsa-bangsa yang lain dalam era globalisasi ini. Perencanaan 
pendidikan dan pelatihan yang komprehensif berarti bahwa bahwa perencanaan tersebut 
haruslah sejalan dan seiring dengan strategi pembangunan serta prioritas nasional. Sesuai 
dengan arah dan sasaran Pembangunan Jangka Panjang maka perencanaan umu nasional 
haruslah dinamis sesuai dengan dinamika yang hidup di dalam masyarakat Indonesia yang 
sedemakin tinggi mutu kehidupannya dan tingkat pemikiran rakyatnya. Dinamika masyarakat 
yang semakin meningkat menuntut partisipasi masyarakat luas untuk memberdayakan 
masyarakat dan mengikutsertakan dinamika masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa proses
perencanaan harus rentan pada perubahan yang hidup di dalam kehidupan yang nyata dan 
bukan merupakan rekayasa dari atas atau pemerintah pusat. Meskipun tidak seluruhnya 
rekayasa pemerintah bersifat negatif tetapi dinamika menuntut suatu adonan yang serasi 
antara tuntutan pemerintah pusat dengan keikutsertaan masyarakat banyak. Kebutuhan pasar 
dan kebutuhan rakyat banyak mencerminkan meningkatkan kehidupan demokrasi dan juga 
merupakan hasil suatu proses perencanaan umum yang semakin dekat dengan kebutuhan 
masyarakat. Perencanaan umum yang dibutuhkan masyarakat masa depan adalah 
perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar dan kebutuhan. Yang berarti tujuan 
pembangunan nasional akan lebih dekat dan mendapat support dari masyarakat secara utuh. 
Dan selanjutnya dunia masa depan, dunia abad 21 sebagai abad informasi dan kemajuan ilmu 
pengetahuan serta teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang sedang 
menapak kearah masyarakat industri. Transformasi masyarakat masa depan menuntut suatu 
visi perencanaan umum yang jelas serta mengakomodasikan dinamika transformasi sosial 
ekonomi masyarakat. Era teknologi komunikasi akan lebih mendekatkan manusia satu 
dengan yang lain sehingga dinamika tersebut harus ditampung untuk lebih mensukseskan 
tercapainya tujuan pembangunan nasional. Visi strategis tersebut harus dapat mengarahkan 
proses perencanaan umum nasional sehingga dengan demikian program-program 
pembangunan nasional yang diprioritaskan pada segala bidang akan di support oleh adanya 
Sumber Daya Manusia Indonesia yang cerdas dan terampil sesuai dengan kebutuhan 
masyarakat global. 
1. Definisi Perencanaan Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu 
proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan 
berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada 
masa yang akan datang. Sedangkan menurut Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses 
memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan itu 
dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan. Perencanaan adalah sebuah 
konsep yang terencana dan disusun secara sistematis oleh suatu badan tertentu demi 
tercapainya suatu tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan kegiatan, selanjutnya 
apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah suatu proses 
yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan dan haruslah diimplementasikan. 
2. Definisi Pembangunan Pembangunan menurut Siagian adalah suatu rangkaian usaha 
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut 
Rostow pembangunan adalah transformasi dari negara terbelakang menjadi negara maju dan 
dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap. Menurut La Peire pembangunan adalah 
usaha yang secara sistematis direncanakan dan dilakukan untuk mengubah situasi dan kondisi 
masyrakat ke taraf yang lebih sempurna. 
Sedangkan menurut Gouled salah satu bentuk perubahan sosial dan modernisasi adalah 
bentuk khusus dari pembangunan sedangkan industrialisasi adalah salah satu segi dari 
pembangunan. Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih melalui upaya 
yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah pembaharuan yang juga merupakan 
suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki tetapi lebih terkait dengan nilai-nilai atau 
sistem nilai. 
Dengan melihat kedua pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Perencanaan 
Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai 
unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam 
rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan, 
wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. 
2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses pembagunan 
Pengertian Pembangunan 
Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk 
diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan 
kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah ber-kembang, 
mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), 
pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme bersama modernisasi 
memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelan-jutan. 
Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, 
pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan 
alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan 
mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). 
Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam 
seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh
satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu 
dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan 
merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi 
Bratakusumah, 2005). 
Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu 
usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan 
secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka 
pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) 
memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke 
arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. 
Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh 
system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan 
teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan 
pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah 
proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan 
masyarakat. 
Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, 
sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro 
(commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya 
kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana 
dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan 
yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan 
perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari 
adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). 
Dengan demikian berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut diatas dapat kita 
simpulkan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, 
dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan 
pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan 
dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari 
aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat. 
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Parsudi Suparlan dalam tulisannnya tentang 
Antropologi Pembangunan, yang mana tulisan tersebut sebagai penghormatan kepada 
Koentjaraningrat (1997), mendefinisikan Pembangunan sebagai serangkaian upaya yang
direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga 
internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, 
program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari 
sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih 
sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut. 
Pembangunan adalah proses mengubah masyarakat di Negara – Negara berkembang 
secara terencana, transformative (menjadi lebih baik), sesuai dengan program – program yang 
sudah ditentukan secara politik oleh para pengambil kebijakan 
(hhtp://www.pustakabersama.net/buku.php). 
Sedangkan menurut Inayatullah, 1967, Pembangunan ialah Perubahan menuju pola-pola 
masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, 
yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap 
lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya 
memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. 
Rogers dan Shoemaker 1971 mengatakan bahwa pembangunan ialah suatu jenis 
perubahan social dimana ide – ide baru diperkenalkan kepada suatu system social untuk 
menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode 
produksi yang lebih modern dan organisasi social yang lebih baik. 
Kleinjans 1975 mengatakan bahwa pembangunan merupakan pencapaian 
pengetahuan dan keterampilan baru yang pada akhirnya bukan soal teknologi atau GNP, 
tumbuhnya suatu kesadaran baru, perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat 
kemanusiaan dan suntikan kepercayaan diri. 
Rogers 1983 mendefinisikan pembangunan adalah suatu proses perubahan social 
dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan 
social dan material ( termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya 
yang dihargai ) oleh mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang mereka peroleh 
terhadap lingkungan mereka. 
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan 
artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, 
perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan 
semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk 
kepentingan masyarakat maupun diri sendiri (hal ini seperti yang dikatakan oleh Rogers).
Pembangunan Sebagai Sebuah Proses 
Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur 
sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi 
pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan 
kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan 
partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai 
kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan kebebasan dan 
kualitaslainnya yang dihargai) .Untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang 
mereka peroleh terhadap lingkungan mereka(Rogers 1983). 
Pada hakekatnya pembangunan terus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat 
atau penyesuaian sisitem sosial secara keseluruhan,tampa mengabaikan keragaman 
kebutuhan dasar keinginan individual maupun kelomok sosial yang ada di dalamnya.Untuk 
bergerak maju menuju suatu suatu kondisi kehidupan yang lebih baik,secara material maupun 
spritual. 
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,maka banyak aspek atau hal-hal yang 
harus diperhatikan, yang diantaranya adalah keterlibatan masyarakat didalam 
pembangunan.Asumsi pada pakar yang berpendapat bahwa semakin tinggi kepedulian atau 
partisipasi masyarakat pada proses-roses perencanaan akan memberitakan out put yang lebih 
optimal. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan,maka makin 
tingi pula tingkat keberhasilan yang akan dicapai,dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 
partisipasi masyarakat merupakan indikator utama dan menentukan keberhasilan 
pembangunan. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat dan pembangunan berencana 
.Merupakan dua terminologi pendapat atau teori tersebut secara rasional dapat 
diterima,karena secara ideal. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahtraan 
masyarakat. Oleh karena itu sangatlah pantas masyarakat terlibat didalamnya. 
Terdapat tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat menjadi sangat penting dalam 
pembangunan yaitu : 
1. Partisipasi merupakan alat guna memperoleh informasimengenai kondisi kebutuhan 
dan sikap masyarakat setempat,yang tampa kehadirannya program pembangunan serta 
proyek-proyek akan gagal.
2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika 
merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,karena mereka akan 
lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut. 
3. Adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan 
dalam pembangunan masyarakat sendiri. 
Gagasan tentang perlibatan peran warga dalam kegiatan masalah pembanguan 
terutamamelalui model warga pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan partisipasi 
sesungguhnya.bukan topik baru semenjak timbulnya kesadaran bahwa perpestip pertumbuhan 
ekonomi(Economic Growth) meninggalkan permasalahan kesenjangan ketidak adilan dalam 
pembagian manfaat pembangunan,maka berkembanglah pandangan yang ingin memberikan 
alternatif kepada pandangan yang hanya mengandalkan pertumbuhan,diantara teori-teori 
Redistibution With Growth yang dikembangkan Chenery(1974)Human dijelopman oleh 
Justin pikunas(1976) dan people centre deidop ment oleh David C. Korten(1986) perbedaan 
pandangan tentang pendekatan pembangunan tersebut berlangsung cukup lama, yang mana 
tujuannya adalah mengakhiri era dilevered depelopment dimana pembangunan direncanakan 
sepenuhnya dari atas dan menempatkan warga sebagai objek pembangunan dan kemudian 
ingin diganti dengan partisipatory developman dimana pembangunan direncanakan dari 
bawah dengan melibatkan warga,dan menempatkan mereka sebagai subjek dalam proses 
pembangunan.Namun tidak dapat juga disangkal bahwa perencanaan dengan melibatkan 
masyarakat di anggap tidak efektif dan cenderung menghambat pencapaian tujuan 
penbangunan.Ada beberapa pertimbangan melibatkan partisipsi masyarakat dalam proses 
penbangunan yaitu.waktu yang lebih lama,serta kemungkinan besar akan banyak sekali 
pihak-pihak menentang pembangunan itu. 
Menurut Soutrisno(1995) hambatan yang dihadapi dalam melakukan proses 
pembangunan yang partisipatif adalah belum dipahaminya makna sebenarnya dalam konsep 
partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksanaan pembangunan .Defenisi partisipasi yang 
berlaku dikalangan aparat perencana dan pelaksana pembangunan adalah kemauan 
masyarakat untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang 
ditentukan tujuan oleh pemerintah.
2.3 Pembangunan Daerah didinas pekerjaan umum Bidang Ciptakarya kabupaten 
lampung utara 
Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan 
suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit mengenai pencapaian dari tujuan 
bernegara tersebut. Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang- 
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa 
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum, 
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan 
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 
Program Pembangunan Nasional periode 2005 – 2025 dilaksanakan sesuai dengan 
RPJP Nasional. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan 
Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara 
Republik Indonesia tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah 
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut 
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi 
dankeadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. 
RPJP Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang merupakan 
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang tersebut, RPJP 
Nasional sebagaimana dimaksud dalam UU No. 17 tahun 2007 menjadi pedoman dalam 
penyusunan RPJM Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden. 
Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang 
Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025, 
maka visi Percepatan danPerluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan 
Masyarakat Indonesia yang Mandiri,Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI, 
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai 
negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 
USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0–4,5 triliun. 
Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4–7,5 persen pada 
periode 2011–2014, dan sekitar 8,0–9,0 persen pada periode 2015–2025. Pertumbuhan 
ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode
2011–2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu 
mencerminkan karakteristik negara maju. 
Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 
1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari 
pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui 
penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan 
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 
2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi 
pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian 
nasional. 
3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun 
pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven 
economy. 
Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain 
program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia 
(MP3KI). Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan 
ekstrim di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk 
mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan 
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). 
Sebagaimana diketahui, MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, 
mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat 
dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama pembiayaan 
investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata 
kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi. 
AMANAT INTERNASIONAL 
Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi 
Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, 
dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan 
Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum
dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa 
Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000. 
MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani 
penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi 
dan kebebasanmanusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan 
kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang 
dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu: 
1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 
2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua, 
3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan, 
4. Menurunkan Angka Kematian Anak, 
5. Meningkatkan Kesehatan Ibu, 
6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, 
7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan 
8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. 
Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara 
berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, 
termasuk salah satunya Indonesia 
PRIORITAS PROGRAM PU BIDANG CIPTA KARYA 
Desain program pada tahun 2014 direncanakan berdasarkan kawasan dengan prioritas pada 
dua kelompok wilayah, yakni kabupaten/kota yang termasuk dalam wilayah strategis nasional 
dan wilayah lainnya yang terindikasi meningkatkan percepatan pemenuhan standar pelayanan 
minimal (SPM) di bidang cipta karya. Di samping dua poin kawasan prioritas tersebut, masih 
ada program inovasi baru dari usulan daerah yang memiliki prestasi. 
Strategis Nasional 
Prioritas Kabupaten/Kota Strategis Nasional : 
 Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di 
dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis 
lainnya (KEK, MP3EI);
 Telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka, 
dan Perdesaan Lestari; 
 Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di Bidang Cipta Karya 
(RPIJM, SPPIP, RPKPP, RTBL, SSK, RISPAM). 
Pemenuhan SPM 
Prioritas Kabupaten/Kota pemenuhan SPM : 
 Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM 
Bidang Cipta Karya di Daerah; 
 Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah, 
permukiman kumuh, daerah kritis (miskin); 
 Memiliki komitmen tinggi dan responsif program. 
Inovasi/Kratifitas Program 
Prioritas Kabupaten/Kota berdasarkan inovasi/kreatifitas program : 
 Di luar dua kategori tersebut di atas, terdapat usulan daerah dan program bersifat inovasi 
baru untuk dijadikan creative program DJCK; 
 Diusulkan oleh daerah secara kompetitif dan selektif; 
 Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi. 
ARAHAN STRATEGI BIDANG CIPTAKARYA KAB.LU 
RTRW NASIONAL 
RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat yang menjadi pelayanan bagi Kabupaten 
Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan fungsi utama yaitu : 
a. Pusat Pemerintahan Kabupaten 
b. Perdagangan dan jasa 
c. Pusat Koleksi dan distribusi. 
d. Kegiatan usaha dan produksi.
RTRW PROVINSI 
Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang telah mengalami 
pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten baru, antara lain Kabupaten 
Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang 
Bawang Barat, Kabupaten Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung 
Utara adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW Provinsi Lampung 
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dengan fungsi utama yaitu : 
a. Pusat Pemerintahan Kabupaten 
b. Perdagangan dan jasa 
RTRW KABUPATEN 
Untuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam RTRWN dan RTRW Provinsi 
Lampung serta memperkuat pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi 
struktur ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang diwujudkan dalam 4 
hirarkhi pusat pelayanan yaitu; 
1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang memiliki pelayanan skala 
provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan 
intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah 
sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat Kegiatan Wilayah yang telah 
ditetapkan terletak di perkotaan Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian 
wilayah di Kabupaten Lampung Utara. 
Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah : 
a. Perhubungan : Terminal tipe B. 
b. Ekonomi : Pasar induk regional. 
c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B. 
d. Pendidikan : Perguruan tinggi. 
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan 
untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama 
dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra 
pelayanan kegiatan lokal (kawasan dan beberapa kecamatan). Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi 
Lampung, sehingga ditetapkan di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai : 
a. Pusat pemerintahan kecamatan; 
b. Pusat pendidikan; 
c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan; 
d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan; 
e. Pusat kesehatan; dan 
f. Pusat pelayanan pariwisata. 
3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang dipacu perkembangannya ditetapkan di 
perkotaan Sungkai Utara, Abung Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai 
berikut : 
a. Perkotaan Sungkai Utara yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, 
pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat 
pengolahan perkebunan; 
b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, 
pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat 
pengolahan dan distribusi pertanian; dan 
c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, 
pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi 
hasil pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan pusat pelayanan 
kesehatan. 
4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yang melayani wilayah 
hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan 
di luar kota PKW dan PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi : 
a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan Blambangan Pagar yang 
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat 
distribusi hasil pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat koleksi 
komoditas pertanian; 
b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan Bunga Mayang yang 
berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala 
kecamatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri dan 
distribusi pengolahan perkebunan;
c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung Raja yang berfungsi 
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, 
dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; 
d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat yang berfungsi sebagai 
pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat 
kesehatan kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; 
e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara yang berfungsi 
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, 
pusat distribusi, pusat pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial 
ekonomi skala kecamatan; 
f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan Abung Tengah yang berfungsi 
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial 
ekonomi skala kecamatan; 
g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi Selatan yang berfungsi 
sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan 
pendidikan, pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala 
lingkungan; 
h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya berfungsi sebagai pusat 
pemerintahan kecamatan, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat 
pendidikan, pusat distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan 
pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; 
i. Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung Semuli berfungsi sebagai 
pusat pemerintahan kecamatan, pusat kegiatan industri pertanian, perdagangan skala 
lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; dan 
j. Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan berfungsi sebagai 
pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat 
pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. 
5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan, meliputi : 
a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung Timur berfungsi 
sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi 
skala lingkungan, industri pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan 
perternakan;
b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai Barat berfungsi sebagai 
perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala 
lingkungan. pengolah hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan 
energi; 
c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun berfungsi sebagai 
perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala 
lingkungan, pariwisata; 
d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai berfungsi sebagai 
perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala 
lingkungan; 
e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu Sungkai berfungsi 
sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi 
skala lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura; 
f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai Tengah berfungsi 
sebagai perdagangan dan jasa skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat 
pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan karet; 
g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan Abung Tinggi berfungsi sebagai 
perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala 
lingkungan, industri pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral non-logam 
batuan, pariwisata; dan 
h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung Kunang berfungsi sebagai 
perdagangan skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan sosial 
ekonomi skala lingkungan. 
RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA 
Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat 
Prinsip-prinsip dalam penyusunan rencana sistem transportasi di Kabupaten Lampung Utara 
ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem 
Transportasi Nasional, Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi 
eksisting secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk maupun 
antar instansi..
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat Kabupaten Lampung 
Utara sebagai berikut : 
A. Jaringan Jalan 
Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan 
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh 
pelayanannya dalam satu hubungan hierarki. 
Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun 2032 sudah dapat 
memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang melintas di Kabupaten Lampung Utara 
terdiri dari 76,23 km jalan Negara, 176,60 jalan propinsi dan 2100,42 km jalan kabupaten. 
Untuk meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan perekonomian 
di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana pengembangan jaringan jalan yang 
juga merupakan Keputusan Bupati Kabupaten Lampung Utara No. 09 tahun 2006 tentang 
Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung 
Utara adalah sebagai berikut: 
1. Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi: 
a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning. 
b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi. 
c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi. 
d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta – Kotabumi). 
e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar. 
f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi. 
2. Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas Tengah meliputi 
ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak. 
3. Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi : 
a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya. 
b. ruas Kotabumi – Ketapang. 
c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi). 
d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi). 
e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan. 
f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu. 
g. ruas Serupa Indah – Tajab.
h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok. 
4. Jalan Strategis Provinsi, meliputi : 
a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya. 
b. ruas Kotabumi-Ketapang-Negara Ratu. 
5. Jalan Lokal Primer, meliputi : 
a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya; 
b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo; 
c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan; 
d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan); 
e. ruas Wonogiri – Bernah; 
f. ruas Bernah – Kali Cinta; 
g. ruas Wonogiri – Banyu Urip; 
h. ruas Kalibalangan – Tata Karya; 
i. ruas Ogan Lima – Gunung Betuah; 
j. ruas Ketapang – Gunung Betuah; 
k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang; 
l. ruas Kali Balangan – Cabang Empat; 
m. ruas Gunung Besar – Subik; 
n. ruas Suka Marga – Muara Aman; 
o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo; 
p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk; 
q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin; 
r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang; 
s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang; 
t. ruas Tanjung Raja – Merambung; 
u. ruas Candi Mas – Kota Agung; 
v. ruas KBA – Kota Agung; 
w. ruas Bumi Agung – KBA; 
x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;
y. ruas Talang Bojong – Talang Baru; 
z. ruas Kali Cinta – Dorowati; 
aa. ruas Dorowati – Wono kitri; 
bb. ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri; 
cc. ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo; 
dd. ruas Iso Rejo – Bandar Agung; 
ee. ruas Madu Koro – Sri Agung; 
ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan 
gg. ruas Sawo Jajar – Balay Benih. 
Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan dengan adanya 
pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan Abung Selatan) – Mulang Maya 
(Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana dalam pembangunan jaringan jalan lingkar 
terlebih dahulu dilakukan persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility 
study (FS) Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi 
kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan ANDALIN. 
B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten Lampung Utara 
meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor. Rencana 
pengembangan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara 
meliputi: 
1. Pengembangan Terminal 
a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi : 
 Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan Blambangan 
Pagar dan Kecamatan Bukit Kemuning. 
 Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan Abung Selatan, 
Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara 
dan Tata Karya Kecamatan Abung Surakarta. 
b. Pembangunan terminal barang, meliputi : 
 Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan Sungkai 
Utara; dan
 Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan Abung 
Selatan 
2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian Kendaraan 
Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang di Kecamatan Kotabumi. 
C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas 
Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan angkutan penumpang 
dan barang dengan pengembangan di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut : 
(1) Pengembangan angkutan penumpang : 
a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi: 
1. jalur Simpang Propau – Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan); 
2. jalur Simpang Propau – Palembang (Provinsi Sumatera Selatan); 
3. jalur Simpang Propau – Martapura (Provinsi Sumatera Selatan); 
4. jalur Simpang Propau – Bandung (Provinsi Jawa Barat); 
5. jalur Simpang Propau – Yogyakarta (D.I Yogyakarta); 
6. jalur Simpang Propau – Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan 
7. jalur Simpang Propau – Denpasar (Provinsi Bali). 
b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi : 
1. jalur Simpang Propau – Bandar Lampung; 
2. jalur Bukit Kemuning – Way Kanan; dan 
3. jalur Simpang Propau – Daya Murni. 
4. jalur Simpang Propau – Menggala (Kab. Tulang Bawang); 
5. jalur Simpang Propau – Bukit Kemuning – Liwa (Kab. Lampung Barat); 
6. jalur Simpang Propau – Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan 
7. jalur Simpag Propau – Bukit Kemuning – Pakuon Ratu – Blambangan 
Umpu (Kab. Way Kanan). 
c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi: 
1. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning; 
2. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara Ratu; 
3. jalur Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu – 
Negara Bumi – Negara Ratu; 
4. jalur Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik – Gilih
Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan; 
5. jalur Bukit Kemuning – Dwikora; 
6. jalur Simpang Propau – Tata Karya – Daya Murni; 
7. jalur Simpang Propau – Semuli Raya – Papan Asri – Sidorahayu – 
Blambangan; 
8. jalur Simpang Propau – Kalicinta – Lewat Bernah – Madukoro; dan 
9. jalur Kotabumi – Perumnas TI. Mili. 
d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi: 
1. jalur Kalibalangan – Trimodadi – Cabang Empat; 
2. jalur Kotabumi – Tanjung Raja – Cahaya Negeri; 
3. jalur Kotabumi – Kalicinta – Papan Rejo – Mulyorejo – Dorowati; 
4. jalur Sinar Harapan – Ketapang – Kalicinta; 
5. jalur Bukit Kemuning – Sukamenanti – Sekipi – Sidokayo; 
6. jalur Bukit Kemuning – Cahaya Negeri – Tanjung Raja; 
7. jalur Bukit Kemuning – Tulung Buyut – Negara Ratu; 
8. jalur Simpang Propau – Gunung Labuhan – Way Tebabeng; 
9. jalur Negara Ratu – Negara Batin – Kota Negara – Bunga Mayang; 
10. jalur Negara Ratu – Tulung Buyut – Bukit Kemuning; 
11. jalur Negara Ratu – Sinar Ogan; 
12. jalur Bunga Mayang – Negara Ujung Karang; dan 
13. jalur Bunga Mayang – Negeri Besar. 
e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi: 
1. jalur Kotabumi – Ketapang; 
2. jalur Kotabumi – Blambangan Pagar; dan 
3. jalur Kotabumi – Bukit Kemuning. 
(2) Pengembangan angkutan barang meliputi: 
a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit 
Kemuning; 
b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan 
– Labuhan Ratu – Negara Bumi – Negera Ratu;
c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – 
Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan; 
dan 
d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – 
Ketapang – Negara Ratu. 
Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian 
Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten Lampung Utara 
meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana perkeretaapian. 
A. Rencana Jalur Kereta Api 
1. Jaringan Jalur Kereta Api Umum 
Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan Sumatra Rail 
Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden RTR Pulau Sumatera Tahun 
2011 dan jaringan jalur kereta api Regional Provinsi Lampung. 
Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara adalah 
Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi : 
a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi Besar-Menggala. 
b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati – Tanjung Karang 
(Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan Umpu - Kotabumi 
– Tanjung Karang). 
2. Jaringan Jalur Kereta Api Khusus 
Pengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara dengan jalur 
Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan - Kotabumi Selatan – Kotabumi - 
Kotabumi Utara - Sungkai Selatan - Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai. 
B. Rencana Prasarana Perkeretaapian 
Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun kereta api meliputi: 
1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar; 
2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan; 
3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi; 
4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan 
5. Stasiun Negara Ratu dan Tulungbuyut di Kecamatan Sungkai Utara.
Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air 
Sistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung Utara adalah sistem 
pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah (CAT), jaringan irigasi jaringan air 
baku untuk air bersih dan sistem pengendalian daya rusak air bertujuan untuk 
mempertahankan dan melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di 
Kabupaten Lampung Utara. 
A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai 
Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi dan Strategis 
Nasonal, meliputi 
a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS Lintas Provinsi-kewenangan 
Pemerintah Pusat; dan 
b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS Strategis Nasional- 
Kewenangan Pemerintah Pusat. 
Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai, maka rencana 
pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung Utara meliputi : 
a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang bekerjasama 
dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan. 
b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung. 
c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian WSMesuji-Tulang Bawang 
dan Seputih-Sekampung. 
B. Cekungan Air Tanah (CAT) 
Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah dan mencegah 
adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka Kabupaten Lampung Utara perlu 
memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang 
ada di Kabupaten Lampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi 
yang merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Bukit Kemuning; 
Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung Raja; Kecamatan Abung Barat; 
Kecamatan Abung Tengah; sebagian Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung 
Kunang; Kecamatan Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung 
Timur; Kecamatan Abung Surakarta; Kecamatan Kotabumi; Kecamatan Kotabumi Utara; 
Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya; 
sebagian Kecamatan Sungkai Utara; Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai
Barat; sebagian Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah; 
Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang. 
Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi : 
a. Penentuan batas cekungan air tanah; 
b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah; 
c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah; 
d. Peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi penyediaan air tanah; 
e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah; 
f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan 
g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan 
pemanfaatan air tanah. 
C. Sistem Jaringan Irigasi 
Pengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di Kabupaten 
Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana yang ada melalui 
pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta peningkatan kapasitas dan jumlah saluran 
irigasi. Hal ini untuk kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari 
sungai – sungai yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran induk 
irigasi. 
Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian dan perkebunan 
sebagai sumber air potensial, antara lain adalah : 
a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas kabupaten/kota 
yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih 9.259 hektar; 
b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, utuh kabupaten/kota meliputi Dl 
Way Tulung Mas dengan luasan kurang lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung 
dengan luasan lebih kurang 3.000 hektar; dan 
c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan kabupaten terdiri dari 
77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way 
Balai Kencana, DI Sebabuy, DI W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way 
Ambu Tapis, DI Way Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II 
, DI Way Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI Way 
Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar, DI Way Ilahan, DI 
Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI Way Kamar Mandi, DI Way
Kemang ,DI Way Kiawas III, DI Way Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI 
Way Kulur II, DI Way Kurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way 
Melumi B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way Punjung I, 
DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah, DI Way Sabuk 
Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi Hilir, DI Way Sumber Asri, DI 
Way Talang Padang, DI Way Tebabeng, DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura 
Wiwitan, DI Way Tirta Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way 
Uluhan Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way Curup, DI 
Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way Lintah, DI Way Muara 
Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way 
Panjangan II, DI Way Papan Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk 
III, DI Way Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way 
Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way Umbu Tua 
dan DI Way Ciamis. 
d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi : 
 Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran 
irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran irigasi tersier; 
 Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah irigasi Tulung 
Mas dan Dl Bumi Agung. 
 Perbaikan jaringan irigasi; 
 Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian; 
 Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk 
menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian, khususnya dalam 
pengembangan LP2B, perikanan dan perkebunan; 
D. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih 
Untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem jaringan air baku 
air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan Penyediaan dan pemeliharaan 
lahan-lahan sumber air baku, yaitu : 
1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi), Way Sindang 
(Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung Timah Dwikora di 
Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di Kecamatan Abung Tengah. 
2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta dan Madukoro 
di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan.
E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air 
Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan 
memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air tanah. 
Sistem pengendalian daya rusak air berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai 
sebagai bagian hulu sungai Way Abung. 
Pengendalian daya rusak air dilakukan dengan upaya Pencegahan, Penanggulangan, dan 
Pemulihan. 
 Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air 
yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola pengelolaan sumber daya 
air. 
 Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik. 
Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti lunak 
yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 
 Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait dan 
masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat 
nasional, provinsi, dan kabupaten. 
 Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan 
hidup dan sistem prasarana sumber daya air. 
 Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya 
air wilayah sungai dan masyarakat. 
Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian daya rusak 
air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut : 
1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah 
untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air tanah. 
2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai. 
3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta. 
4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran sungai Way 
Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang Bawang. 
5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana melakukan 
kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir dan penanaman 
vegetasi di sekitar aliran sunga
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya 
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung Utara meliputi: 
(a) sistem persampahan, (b) sistem penyediaan air minum; (c) sistem pengelolaan air limbah; 
(d) sistem jaringan drainase dan (e) jalur dan ruang evakuasi bencana. 
Rencana Sistem Persampahan 
Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan 
salah satu di dalamnya diatur tentang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi 
sebagai Tempat Pemrosesan Akhir, dan setiap daerah/kota diwajibkan untuk meninggalkan 
cara operasional lama (open dumping) selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak 
Undang-Undang ditetapkan. 
Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan, termasuk Kabupaten 
Lampung Utara dan daerah sekitarnya, menyebabkan penanganan masalah persampahan, 
khususnya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas yang 
proporsional. Kebutuhan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah akan terus meningkat 
sejalan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. 
Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir Tahun perencanaan 
termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri 
Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk 
Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, maka 
sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan sistem sanitary landfill. 
Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini : 
a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun bangunan 
sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri 
oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh 
pemerintah. 
b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara individual 
maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap unit 
lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran. 
Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah ukuran 1 m3 ke 
lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya
masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial 
dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh 
instansi terkait . 
c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun sampah dari tiap lokasi 
TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk sampah maupun armroll truck /dump truck ke 
lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. 
d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke Tempat Pemrosesan 
Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi 
kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Mengingat Kabupaten 
Lampung Utara belum memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, maka 
diperlukan studi penentuan lokasi TPA. 
e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di Tempat 
Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang 
dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem 
pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa) 
pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur ulang. Selain itu 
sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali, seperti plastik, 
kertas dan kaleng dapat dijadikan sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang 
selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan menjadi bahan 
baku atau barang jadi. 
f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui reduksi sampah dari rumah 
tangga (pemilahan sampah mulai dari sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep 
4R (reuse, reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep zero waste 
untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing TPS. 
Sistem Penyediaan Air Minum 
Sistem jaringan air minum di Kabupaten Lampung Utara direncanakan secara terintegrasi dan 
sistematis ditujukan untuk melayani pusat – pusat kegiatan dan pusat – pusat pelayanan 
melalui pemanfaatan PDAM Way Bumi yang melayani Kecamatan Kotabumi, Kotabumi 
Utara, Bukit Kemuning, Blambangan Pagar, Abung Surakarta, dan Bunga Mayang. Perkiraan 
Kebutuhan air bersih di Kabupaten Lampung Utara pada akhir tahun perencanaan 2032 
adalah sebesar 90.880.595 liter/hari (90.880,59 m3/hari).
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka rencana pengembangan sistem jaringan air 
bersih dilakukan dengan : 
1. Penyusunan Masterplan Air Bersih di Kabupaten Lampung Utara sebagai pedoman detail 
perencanaan air bersih. 
2. Sistem penyediaan air minum 
a. Pengembangan jaringan perpipaan berupa jaringan PDAM meliputi: 
1. Kecamatan Kotabumi; 
2. Kecamatan Bukit Kemuning; 
3. Kecamatan Sungkai Utara; 
4. Kecamatan Abung Surakarta; 
5. Kecamatan Abung Selatan; 
6. Kecamatan Kotabumi Utara; 
7. Kecamatan Sungkai Selatan; 
8. Kecamatan Tanjung Raja; dan 
9. Kecamatan Abung Tengah. 
b. Pengembangan jaringan non perpipaan berupa penggunaan sumur bor dan 
penjernihan sungai tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten. 
3. Pemanfaatan air permukaan dan tanah di kabupaten Lampung Utara dapat digunakan 
sebagai bahan baku untuk kegiatan industri dengan pemakaian dan pengambilan air baku 
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 
Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah 
Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem 
pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem 
pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran. 
Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan 
peningkatan aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume 
pemakaian air bersih. Sampai tahun 2032 diperkirakan kegiatan rumah tangga, perdagangan, 
perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri akan meningkat bukan hanya dalam jumlah 
tetapi juga jenis.
Produksi limbah (lumpur) pada akhir Tahun perencanaan (2032) diperkirakan sebanyak 90.213 
liter/hari, sehingga dibutuhkan prasarana penunjang antara lain mobil tinja 23 mobil dengan 
kapasitas 4 m3/hari. 
Berdasarkan produksi air limbah dan penanganan air limbah di Kabupaten Lampung Utara, maka 
rencana sistem pengelolaan air limbah diarahkan sebagai berikut : 
a. Pengembangan septic tank terpadu pada seluruh kawasan permukiman perkotaan dan 
perdesaan. 
b. Pengembangan sistem jaringan air limbah dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) 
terpadu di Kecamatan Kotabumi Utara, Kecamatan Sungkai Selatan dan Kecamatan 
Abung Selatan. 
c. Pengembangan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Kecamatan Kotabumi. 
d. Pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan peruntukan industri yang 
memungkinkan menghasilkan limbah. 
e. Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus dilakukan kontrol kualitas 
terlebih dahulu. 
Arahan dalam Pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan ketentuan 
sebagai berikut : 
 Daerah dengan kepadatan tinggi (> 300 orang/Ha) dan daerah pengembangan baru harus 
dilayani dengan sisem terpusat. 
 Daerah kepadatan sedang (100 – 300 orang/Ha) harus dilayani dengan interceptor dan 
fasilitas pengolahan lumpur tinja ukuran kecil/komunal. 
 Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang/Ha) dengan lingkungan berkualitas tinggi harus 
dilayani dengan interceptor terkait dengan aliran kali/sungai terdekat. 
 Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi (> 3 cm/menit) atau muka air 
tanah tinggi (< 1,5m) harus dilayani dengan shallow sewer dan septic tank komunal. 
 Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi rendah (< 3 cm/menit) atau muka air 
tanah rendah (> 1,5m) harus dilayani dengan septic tank yang desainnya sesuai dengan 
lokasi.
Sistem Jaringan Drainase 
Drainase adalah jaringan-jaringan saluran air yang digunakan untuk pematusan air hujan, 
yang berfungsi menghindarkan genangan (indundation) yang berada dalam suatu kawasan 
atau dalam batas administrasi wilayah/kota. Umumnya Sistem drainase yang direncanakan 
terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan jenisnya, maka rencana pengembangan 
sistem drainase Kabupaten Lampung Utara meliputi : 
1. Peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan, meliputi kawasan 
perkotaan Kotabumi, pusat bisnis Bukit Kemuning, kawasan perkotaan Abung Surakarta, 
Abung Selatan, Sungkai Utara, Blambangan Pagar, Bunga Mayang, Kotabumi Utara serta 
wilayah genangan di Muara Sungkai. 
2. Penataan sistem saluran drainase yang berhirarki, yaitu saluran primer, sekunder dan 
tersier. 
a. Saluran Primer meliputi Sungai Way Abung dan Sungai Way Rarem; dan 
b. Saluran Sekunder dan tersier mengikuti jaringan jalan utama di kawasan perkotaan 
dan perdesaan di Kabupaten Lampung Utara. 
3. Penataan dan pengembangan sistem saluran tertutup pada kawasan-kawasan dengan 
tingkat kepadatan bangunan tinggi (kawasan perdagangan di pusat-pusat perkotaan) dan 
sistem saluran terbuka dipakai pada kawasan dengan kepadatan bangunan rendah dan 
kawasan perumahan. 
Arahan pengembangan jaringan drainase yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan 
drainase di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut: 
a. Perencanaan Saluran primer diusahakan mengikuti pengeringan (pematusan) alami, 
sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola jaringan jalan. 
b. Mengalirkan air hujan kesaluran drainase secepatnya menuju badan air terdekat untuk 
menghemat panjang saluran. 
c. Jaringan drainase yang telah ada dimanfaatkan secara optimal seperti sungai, anak sungai 
atau pun saluran drainase primer sebagai saluran pembuang. 
d. Indikasi penanganan : 
 Genangan < 10 Ha dilakukan penanganan drainase mikro; 
 Genangan > 10 Ha dilakukan penanganan drainase makro; 
 Bangunan-bangunan drainase terdiri dari bangunan terjunan, polder, gorong-gorong, 
sodetan, jalan inspeksi, rumah pompa, sumur resapan, dll.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
 Perencanaan Pembangunan - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu 
rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi 
 disimpulkan bahwa Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan 
yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan 
pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan 
sosial dalam suatu lingkungan, 
 Pembangunan Merupakan Proses Untuk Melakukan Perubahan 
 Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur 
sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi 
pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan 
kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan 
partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai 
kemajuan sosial dan material 
 disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai 
perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir 
masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan semua itu tidak lepas dari yang 
namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk kepentingan masyarakat 
maupun diri sendiri 
 prioritas pembagunan dilampung utara didinas pu bidang ciptakarya tertuang dalam 
RPIJM PU CK 2015-2019 
 program-program tersebut sesuai dengan visi misi dan arah pengembangan wilayah yang 
telah ditetapkan. 
B. Saran 
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan Untuk dapat menjadi Tambahan 
Refrensi kami dalam menulis makalah ini Dikemudian Hari..
DAFTAR PUSTAKA 
Http://Google/Pengertian Pembangunan « Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin, M.Si.Html 
Andrew, Webster (1984). “Introduction To The Sociology Of Development”. Cambridge: 
Macmillan. 
Frank, Andre Gunder. (1984). “Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi”. 
Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. 
Galtung, Johan. (1980). “Why The Concern With Ways Of Life”, GDIP Project, Oslo: United 
Nation University. 
Kumpulan Buku – Buku Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara… 
Rpijm Lampung Utara Dinas Pekerjaan Umum Bidang Ciptakarya Kab. Lampung Utara 
www.google.com//Achmadavandise@gmail.com..Refrensi wikipidia perencanaan daerah

More Related Content

What's hot

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN febi diostovel
 
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAHSISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAHanty hardianti
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaDadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Dadang Solihin
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Dadang Solihin
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanDadang Solihin
 
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019Dadang Solihin
 
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANPERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANDadang Solihin
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Perencana yang Profesional dan Modern
Perencana yang  Profesional dan ModernPerencana yang  Profesional dan Modern
Perencana yang Profesional dan ModernDadang Solihin
 

What's hot (20)

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN Makalah PROSES PERENCANAAN
Makalah PROSES PERENCANAAN
 
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAHSISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
SISTEM PERECANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...
Optimalisasi Fungsi Perencanaan Anggaran dan Pengawasan terhadap Realisasi RP...
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
 
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
Konsep Dasar Perencanaan Pembangunan berdasarkan UU25/2004 dan Permendagri 54...
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah Penyusunan  Dokumen RPJP Daerah
Penyusunan Dokumen RPJP Daerah
 
Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
Siklus Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah terkait Kinerja Pemban...
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019Harmonisasi  RPJMD-RPJMN 2015-2019
Harmonisasi RPJMD-RPJMN 2015-2019
 
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKANPERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
PERAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM PENINGKATAN PERAN PENDIDIKAN
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Perencana yang Profesional dan Modern
Perencana yang  Profesional dan ModernPerencana yang  Profesional dan Modern
Perencana yang Profesional dan Modern
 

Similar to Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM

MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifDadang Solihin
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Dadang Solihin
 
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerahPeranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerahicakarlina
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Dadang Solihin
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaPEMPROP JABAR
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Dadang Solihin
 
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxEKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxintan105869
 
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasiMakalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasiSolihin Sahir
 
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umk
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umkMakalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umk
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umkSeptian Muna Barakati
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaRandy Wrihatnolo
 
Penyusunan Renstra SKPD berbasis Kinerja
Penyusunan Renstra SKPD berbasis KinerjaPenyusunan Renstra SKPD berbasis Kinerja
Penyusunan Renstra SKPD berbasis KinerjaDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Dadang Solihin
 
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Dadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanDadang Solihin
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanDadang Solihin
 

Similar to Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM (20)

MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
APD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdfAPD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdf
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Pemda dan...
 
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerahPeranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Teknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desaTeknik perencanaan pembangunan desa
Teknik perencanaan pembangunan desa
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxEKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
 
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasiMakalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
 
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umk
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umkMakalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umk
Makalah lingkup dan langkah langkah pembangunan umk
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan Indonesia
 
Penyusunan Renstra SKPD berbasis Kinerja
Penyusunan Renstra SKPD berbasis KinerjaPenyusunan Renstra SKPD berbasis Kinerja
Penyusunan Renstra SKPD berbasis Kinerja
 
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
Perencanaan Pembangunan dengan Pendekatan Politik Berorientasi pada Kepenting...
 
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
Pembangunan Daerah, Sektor, dan Nasional
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan PembangunanMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 

More from ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta

4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salinACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukimanACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 

More from ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta (20)

4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin4 perbup no.76  2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
4 perbup no.76 2020 tupoksi basis data -perencanaan - salin
 
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan3 perbup 30  tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
3 perbup 30 tahun 2017 tupoksi disperkim lampung utara basis data -perencanaan
 
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan
2 permen pupr07 2018 tentang pendataan basis data -perencanaan
 
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman1 uu no 1 2011 basis data  perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
1 uu no 1 2011 basis data perencanaan perumahan dan kawasan permukiman
 
Mutasi asn ke pusat 2019 ACHMAD AVANDI
Mutasi asn ke pusat 2019 ACHMAD AVANDIMutasi asn ke pusat 2019 ACHMAD AVANDI
Mutasi asn ke pusat 2019 ACHMAD AVANDI
 
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukimanTupoksi dinas perumahan dan kawasan  pemukiman
Tupoksi dinas perumahan dan kawasan pemukiman
 
Permohonan usulan satyalancana PNS
Permohonan usulan satyalancana PNS Permohonan usulan satyalancana PNS
Permohonan usulan satyalancana PNS
 
1 surat pengantar satya lencana
1 surat pengantar satya lencana1 surat pengantar satya lencana
1 surat pengantar satya lencana
 
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplinSurat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
Surat pernyataan tidak sedang dalam hukuman disiplin
 
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps 2019
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps  20192 proposal lapor kinerja perumahan bsps  2019
2 proposal lapor kinerja perumahan bsps 2019
 
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg  managemen ASN pnsPp no 11 2017 ttg  managemen ASN pns
Pp no 11 2017 ttg managemen ASN pns
 
Pp 12 th 2002 ttg kenaikan pangkt asn
Pp 12 th 2002 ttg kenaikan pangkt asnPp 12 th 2002 ttg kenaikan pangkt asn
Pp 12 th 2002 ttg kenaikan pangkt asn
 
Uu no 5 2014 ttg asn
Uu no 5 2014 ttg asnUu no 5 2014 ttg asn
Uu no 5 2014 ttg asn
 
Se. bkn ttg kenaikan pangkt 18 jul-2017
Se. bkn ttg kenaikan pangkt 18 jul-2017Se. bkn ttg kenaikan pangkt 18 jul-2017
Se. bkn ttg kenaikan pangkt 18 jul-2017
 
PP tentang Kenaikan PNS ASN semua
PP tentang Kenaikan PNS ASN semuaPP tentang Kenaikan PNS ASN semua
PP tentang Kenaikan PNS ASN semua
 
file Daftar riwayat hidup pns
file Daftar riwayat hidup pnsfile Daftar riwayat hidup pns
file Daftar riwayat hidup pns
 
3 surat pernyataan atasan langsung
3 surat pernyataan atasan langsung3 surat pernyataan atasan langsung
3 surat pernyataan atasan langsung
 
1 surat pengantar kenaikan pangkat
1 surat pengantar kenaikan pangkat1 surat pengantar kenaikan pangkat
1 surat pengantar kenaikan pangkat
 
Salinan pp nomor 15 tahun 2019
Salinan pp nomor 15 tahun 2019Salinan pp nomor 15 tahun 2019
Salinan pp nomor 15 tahun 2019
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 

Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM

  • 1. TUGAS MANDIRI MAKALAH PERANAN PERENCANAAN PEMBAGUNAN DALAM PELAKSANAAN PEMBAGUNAN DIDINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTAKARYA KABUPATEN LAMPUNG UTARA Disajikan Pada Materi Ajar Perencanaan Pembagunan Dosen Pengajar Prof.Dr.Ali Kabul Mahi Oleh : NAMA NIM KELAS  ACHMAD AVANDI  136 11011 291  15 .ED, PPSDM4 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI (USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014
  • 2. JL. IMAM BONJOL NO.468 BANDAR LAMPUNG TELP.(0721) 262654 , 261397 ,FAX. (0721) 261397 KATA PENGATAR Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Lampung Utara, November 2014 Penulis ACHMAD AVANDI
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................ .................. KATA PENGATAR............................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..................................................................... ............................. 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perencanaan Pembagunan................................................................ 2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan........................................... 2.3 Pembagunan Daerah didinas PU kab.lampung utara.......................................... BAB III PENUTUP KESIMPULAN ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pembangunan, setiap govermen membutuhkan perencanaan yang maksimal dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu di bangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang di kelola secara propesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPM juga mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi di arahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditekankan kembali pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai. Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadiperencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan) sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dariperencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah,yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
  • 5. sertaRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan RencanaKerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai Perencanaan daerah Yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab-Bab Selanjutnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam beberapa bagian penting menyangkut Perencanaan Pembagunan Daerah, yaitu: 1. Apakah pengertian Perencanaan Pembagunan? 2. Bagaimanakah Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan? 3. Bagaimanakan Pembagunan Daerah didinas pekerjaan umum Ck kab.lampung utara? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini bertujuan untuk: 1 Mengetahui Pengertian Perencanaan Pembagunan 2 Mengetahui Pengertian Pembagunan Dan Proses Pembagunan 3 Mengetahui Bagaimana Pembagunan Daerah didinas PU CK kab.lampung utara
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7), perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”. Proses perencanaan merupakan suatu prosedur dan tahapan dari perencanaan itu dilaksanakan.Secara hierarki, prosedur perencanaan itu dilakukan atas dasar prinsip Top- Down Planning, yaitu proses perencanaan yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi suatu organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut dibuat suatu perencanaan di tingkat yang lebih rendah.Prinsip lainnya adalah lawan dari prinsip di atas yaitu Bottom-Up Planning yang merupakan perencanaan yang awalnya dilakukan di tingkat yang paling rendah dan selanjutnya disusun rencana organisasi di atasnya sampai dengan tingkat pusat atas dasar rencana dari bawah. Istilah “perencanaan pembangunan”, khususnya pembangunan ekonomi, sudah biasa terdengardalam pembicaraan sehari-hari. Akan tetapi, “perencanaan” diartikan berbeda-beda dalam buku yang berbeda. Menurut Conyers & Hills (1994) mendefinisikan “perencanaan” sebagai ”suatu proses yang bersinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan ataupilihan-pilihan berbagai aiternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.“ PERENCANAAN PEMBANGUNAN - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi seperti peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit melainkan persiapan perencanaan harus dinilai. Bangsa lain yang terkenal perencanaannya adalah bangsa Amerika Serikat. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program sehingga bangsa Amerika dan bangsa Jepang akan berlama-lama dalam membahas perencanaan daripada
  • 7. aplikasinya. Pembangunan Jangka Panjang boleh dikatakan telah berhasil meletakkan landasan yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang berikutnya. Adapun tujuan Pembangunan Jangka Panjang adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur dalam negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rumusan yang luas tersebut dapat kita sebut tujuan normatif atau visi normatif dari pembangunan nasional. Dalam rangka pencapaian tujuan normatif Pembangunan Jangka Panjang tersebut di rumuskan pula sebagai sasaran umum ialah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri. Masyarakat semakin berkembang, semakin cerdas dan semakin luas pula horison pilihannya sebagai hasil sumber daya manusia Indonesia. Menghadapi Pembangunan Jangka Panjang banyak hal yang perlu di perhitungkan untuk lebih mengarahkan tujuan atau sasaran umum yang akan dicapainya harus lebih rinci agar perkembangannya tidak melebar atau melenceng tanpa arah yang jelas. Dalam kerangka ini perlu dirumuskan suatu tujuan dan sasaran yang strategis. Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan umum Indonesia guna mencapai tujuan Pembangunan Jangka Panjang terutama di bidang kesehatan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok yaitu sifatnya yang komprehensif dan dinamis. Sifat yang komprehensif disebabkan karena seluruh program pembangunan nasional yang pada hakekatnya dilaksanakan oleh manusia Indonesia yang mampu untuk melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah manusia hasil binaan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar atau tuntutan pembangunan nasional. Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pada dasarnya tidak ada satupun sektor kehidupan bangsa atau sektor pembangunan nasional yang tidak dijamah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia. Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia yang tidak dipersiapkan maka sektor-sektor tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing sesuai dengan dinamisme kehidupan dunia dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan persaingan antar manusia dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang terampil, bermutu yang akan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa yang lain dalam era globalisasi ini. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif berarti bahwa bahwa perencanaan tersebut haruslah sejalan dan seiring dengan strategi pembangunan serta prioritas nasional. Sesuai dengan arah dan sasaran Pembangunan Jangka Panjang maka perencanaan umu nasional haruslah dinamis sesuai dengan dinamika yang hidup di dalam masyarakat Indonesia yang sedemakin tinggi mutu kehidupannya dan tingkat pemikiran rakyatnya. Dinamika masyarakat yang semakin meningkat menuntut partisipasi masyarakat luas untuk memberdayakan masyarakat dan mengikutsertakan dinamika masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa proses
  • 8. perencanaan harus rentan pada perubahan yang hidup di dalam kehidupan yang nyata dan bukan merupakan rekayasa dari atas atau pemerintah pusat. Meskipun tidak seluruhnya rekayasa pemerintah bersifat negatif tetapi dinamika menuntut suatu adonan yang serasi antara tuntutan pemerintah pusat dengan keikutsertaan masyarakat banyak. Kebutuhan pasar dan kebutuhan rakyat banyak mencerminkan meningkatkan kehidupan demokrasi dan juga merupakan hasil suatu proses perencanaan umum yang semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan umum yang dibutuhkan masyarakat masa depan adalah perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar dan kebutuhan. Yang berarti tujuan pembangunan nasional akan lebih dekat dan mendapat support dari masyarakat secara utuh. Dan selanjutnya dunia masa depan, dunia abad 21 sebagai abad informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang sedang menapak kearah masyarakat industri. Transformasi masyarakat masa depan menuntut suatu visi perencanaan umum yang jelas serta mengakomodasikan dinamika transformasi sosial ekonomi masyarakat. Era teknologi komunikasi akan lebih mendekatkan manusia satu dengan yang lain sehingga dinamika tersebut harus ditampung untuk lebih mensukseskan tercapainya tujuan pembangunan nasional. Visi strategis tersebut harus dapat mengarahkan proses perencanaan umum nasional sehingga dengan demikian program-program pembangunan nasional yang diprioritaskan pada segala bidang akan di support oleh adanya Sumber Daya Manusia Indonesia yang cerdas dan terampil sesuai dengan kebutuhan masyarakat global. 1. Definisi Perencanaan Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang. Sedangkan menurut Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan. Perencanaan adalah sebuah konsep yang terencana dan disusun secara sistematis oleh suatu badan tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan kegiatan, selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan dan haruslah diimplementasikan. 2. Definisi Pembangunan Pembangunan menurut Siagian adalah suatu rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,
  • 9. negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut Rostow pembangunan adalah transformasi dari negara terbelakang menjadi negara maju dan dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap. Menurut La Peire pembangunan adalah usaha yang secara sistematis direncanakan dan dilakukan untuk mengubah situasi dan kondisi masyrakat ke taraf yang lebih sempurna. Sedangkan menurut Gouled salah satu bentuk perubahan sosial dan modernisasi adalah bentuk khusus dari pembangunan sedangkan industrialisasi adalah salah satu segi dari pembangunan. Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah pembaharuan yang juga merupakan suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki tetapi lebih terkait dengan nilai-nilai atau sistem nilai. Dengan melihat kedua pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan, wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. 2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses pembagunan Pengertian Pembangunan Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah ber-kembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelan-jutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh
  • 10. satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat. Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005). Dengan demikian berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Parsudi Suparlan dalam tulisannnya tentang Antropologi Pembangunan, yang mana tulisan tersebut sebagai penghormatan kepada Koentjaraningrat (1997), mendefinisikan Pembangunan sebagai serangkaian upaya yang
  • 11. direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut. Pembangunan adalah proses mengubah masyarakat di Negara – Negara berkembang secara terencana, transformative (menjadi lebih baik), sesuai dengan program – program yang sudah ditentukan secara politik oleh para pengambil kebijakan (hhtp://www.pustakabersama.net/buku.php). Sedangkan menurut Inayatullah, 1967, Pembangunan ialah Perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri. Rogers dan Shoemaker 1971 mengatakan bahwa pembangunan ialah suatu jenis perubahan social dimana ide – ide baru diperkenalkan kepada suatu system social untuk menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih modern dan organisasi social yang lebih baik. Kleinjans 1975 mengatakan bahwa pembangunan merupakan pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru yang pada akhirnya bukan soal teknologi atau GNP, tumbuhnya suatu kesadaran baru, perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat kemanusiaan dan suntikan kepercayaan diri. Rogers 1983 mendefinisikan pembangunan adalah suatu proses perubahan social dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan social dan material ( termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai ) oleh mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk kepentingan masyarakat maupun diri sendiri (hal ini seperti yang dikatakan oleh Rogers).
  • 12. Pembangunan Sebagai Sebuah Proses Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan kebebasan dan kualitaslainnya yang dihargai) .Untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka(Rogers 1983). Pada hakekatnya pembangunan terus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat atau penyesuaian sisitem sosial secara keseluruhan,tampa mengabaikan keragaman kebutuhan dasar keinginan individual maupun kelomok sosial yang ada di dalamnya.Untuk bergerak maju menuju suatu suatu kondisi kehidupan yang lebih baik,secara material maupun spritual. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan, yang diantaranya adalah keterlibatan masyarakat didalam pembangunan.Asumsi pada pakar yang berpendapat bahwa semakin tinggi kepedulian atau partisipasi masyarakat pada proses-roses perencanaan akan memberitakan out put yang lebih optimal. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan,maka makin tingi pula tingkat keberhasilan yang akan dicapai,dengan demikian dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat merupakan indikator utama dan menentukan keberhasilan pembangunan. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat dan pembangunan berencana .Merupakan dua terminologi pendapat atau teori tersebut secara rasional dapat diterima,karena secara ideal. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu sangatlah pantas masyarakat terlibat didalamnya. Terdapat tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat menjadi sangat penting dalam pembangunan yaitu : 1. Partisipasi merupakan alat guna memperoleh informasimengenai kondisi kebutuhan dan sikap masyarakat setempat,yang tampa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
  • 13. 2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut. 3. Adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat sendiri. Gagasan tentang perlibatan peran warga dalam kegiatan masalah pembanguan terutamamelalui model warga pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan partisipasi sesungguhnya.bukan topik baru semenjak timbulnya kesadaran bahwa perpestip pertumbuhan ekonomi(Economic Growth) meninggalkan permasalahan kesenjangan ketidak adilan dalam pembagian manfaat pembangunan,maka berkembanglah pandangan yang ingin memberikan alternatif kepada pandangan yang hanya mengandalkan pertumbuhan,diantara teori-teori Redistibution With Growth yang dikembangkan Chenery(1974)Human dijelopman oleh Justin pikunas(1976) dan people centre deidop ment oleh David C. Korten(1986) perbedaan pandangan tentang pendekatan pembangunan tersebut berlangsung cukup lama, yang mana tujuannya adalah mengakhiri era dilevered depelopment dimana pembangunan direncanakan sepenuhnya dari atas dan menempatkan warga sebagai objek pembangunan dan kemudian ingin diganti dengan partisipatory developman dimana pembangunan direncanakan dari bawah dengan melibatkan warga,dan menempatkan mereka sebagai subjek dalam proses pembangunan.Namun tidak dapat juga disangkal bahwa perencanaan dengan melibatkan masyarakat di anggap tidak efektif dan cenderung menghambat pencapaian tujuan penbangunan.Ada beberapa pertimbangan melibatkan partisipsi masyarakat dalam proses penbangunan yaitu.waktu yang lebih lama,serta kemungkinan besar akan banyak sekali pihak-pihak menentang pembangunan itu. Menurut Soutrisno(1995) hambatan yang dihadapi dalam melakukan proses pembangunan yang partisipatif adalah belum dipahaminya makna sebenarnya dalam konsep partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksanaan pembangunan .Defenisi partisipasi yang berlaku dikalangan aparat perencana dan pelaksana pembangunan adalah kemauan masyarakat untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang ditentukan tujuan oleh pemerintah.
  • 14. 2.3 Pembangunan Daerah didinas pekerjaan umum Bidang Ciptakarya kabupaten lampung utara Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit mengenai pencapaian dari tujuan bernegara tersebut. Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Program Pembangunan Nasional periode 2005 – 2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJP Nasional. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional. RPJP Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang tersebut, RPJP Nasional sebagaimana dimaksud dalam UU No. 17 tahun 2007 menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden. Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025, maka visi Percepatan danPerluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri,Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250 USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0–4,5 triliun. Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4–7,5 persen pada periode 2011–2014, dan sekitar 8,0–9,0 persen pada periode 2015–2025. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode
  • 15. 2011–2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju. Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu: 1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional. 3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy. Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI). Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan ekstrim di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sebagaimana diketahui, MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi, mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama pembiayaan investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi. AMANAT INTERNASIONAL Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum
  • 16. dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000. MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasanmanusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu: 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua, 3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan, 4. Menurunkan Angka Kematian Anak, 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan 8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan. Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia PRIORITAS PROGRAM PU BIDANG CIPTA KARYA Desain program pada tahun 2014 direncanakan berdasarkan kawasan dengan prioritas pada dua kelompok wilayah, yakni kabupaten/kota yang termasuk dalam wilayah strategis nasional dan wilayah lainnya yang terindikasi meningkatkan percepatan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) di bidang cipta karya. Di samping dua poin kawasan prioritas tersebut, masih ada program inovasi baru dari usulan daerah yang memiliki prestasi. Strategis Nasional Prioritas Kabupaten/Kota Strategis Nasional :  Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK, MP3EI);
  • 17.  Telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka, dan Perdesaan Lestari;  Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di Bidang Cipta Karya (RPIJM, SPPIP, RPKPP, RTBL, SSK, RISPAM). Pemenuhan SPM Prioritas Kabupaten/Kota pemenuhan SPM :  Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM Bidang Cipta Karya di Daerah;  Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, daerah kritis (miskin);  Memiliki komitmen tinggi dan responsif program. Inovasi/Kratifitas Program Prioritas Kabupaten/Kota berdasarkan inovasi/kreatifitas program :  Di luar dua kategori tersebut di atas, terdapat usulan daerah dan program bersifat inovasi baru untuk dijadikan creative program DJCK;  Diusulkan oleh daerah secara kompetitif dan selektif;  Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi. ARAHAN STRATEGI BIDANG CIPTAKARYA KAB.LU RTRW NASIONAL RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat yang menjadi pelayanan bagi Kabupaten Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan fungsi utama yaitu : a. Pusat Pemerintahan Kabupaten b. Perdagangan dan jasa c. Pusat Koleksi dan distribusi. d. Kegiatan usaha dan produksi.
  • 18. RTRW PROVINSI Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang telah mengalami pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten baru, antara lain Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung Utara adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW Provinsi Lampung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dengan fungsi utama yaitu : a. Pusat Pemerintahan Kabupaten b. Perdagangan dan jasa RTRW KABUPATEN Untuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam RTRWN dan RTRW Provinsi Lampung serta memperkuat pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi struktur ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang diwujudkan dalam 4 hirarkhi pusat pelayanan yaitu; 1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang memiliki pelayanan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat Kegiatan Wilayah yang telah ditetapkan terletak di perkotaan Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian wilayah di Kabupaten Lampung Utara. Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah : a. Perhubungan : Terminal tipe B. b. Ekonomi : Pasar induk regional. c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B. d. Pendidikan : Perguruan tinggi. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra pelayanan kegiatan lokal (kawasan dan beberapa kecamatan). Pusat Kegiatan Lokal
  • 19. (PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Lampung, sehingga ditetapkan di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai : a. Pusat pemerintahan kecamatan; b. Pusat pendidikan; c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan; d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan; e. Pusat kesehatan; dan f. Pusat pelayanan pariwisata. 3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang dipacu perkembangannya ditetapkan di perkotaan Sungkai Utara, Abung Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai berikut : a. Perkotaan Sungkai Utara yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan perkebunan; b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat pengolahan dan distribusi pertanian; dan c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi hasil pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan pusat pelayanan kesehatan. 4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yang melayani wilayah hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan di luar kota PKW dan PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi : a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan Blambangan Pagar yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat distribusi hasil pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat koleksi komoditas pertanian; b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan Bunga Mayang yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri dan distribusi pengolahan perkebunan;
  • 20. c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung Raja yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat kesehatan kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat distribusi, pusat pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan Abung Tengah yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan; g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan pendidikan, pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat pendidikan, pusat distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; i. Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung Semuli berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat kegiatan industri pertanian, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; dan j. Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. 5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan, meliputi : a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung Timur berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan perternakan;
  • 21. b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai Barat berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. pengolah hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan energi; c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, pariwisata; d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu Sungkai berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura; f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai Tengah berfungsi sebagai perdagangan dan jasa skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan karet; g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan Abung Tinggi berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral non-logam batuan, pariwisata; dan h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung Kunang berfungsi sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan. RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat Prinsip-prinsip dalam penyusunan rencana sistem transportasi di Kabupaten Lampung Utara ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem Transportasi Nasional, Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi eksisting secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk maupun antar instansi..
  • 22. Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut : A. Jaringan Jalan Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan hierarki. Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun 2032 sudah dapat memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang melintas di Kabupaten Lampung Utara terdiri dari 76,23 km jalan Negara, 176,60 jalan propinsi dan 2100,42 km jalan kabupaten. Untuk meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan perekonomian di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana pengembangan jaringan jalan yang juga merupakan Keputusan Bupati Kabupaten Lampung Utara No. 09 tahun 2006 tentang Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut: 1. Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi: a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning. b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi. c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi. d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta – Kotabumi). e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar. f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi. 2. Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas Tengah meliputi ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak. 3. Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi : a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya. b. ruas Kotabumi – Ketapang. c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi). d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi). e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan. f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu. g. ruas Serupa Indah – Tajab.
  • 23. h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok. 4. Jalan Strategis Provinsi, meliputi : a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya. b. ruas Kotabumi-Ketapang-Negara Ratu. 5. Jalan Lokal Primer, meliputi : a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya; b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo; c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan; d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan); e. ruas Wonogiri – Bernah; f. ruas Bernah – Kali Cinta; g. ruas Wonogiri – Banyu Urip; h. ruas Kalibalangan – Tata Karya; i. ruas Ogan Lima – Gunung Betuah; j. ruas Ketapang – Gunung Betuah; k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang; l. ruas Kali Balangan – Cabang Empat; m. ruas Gunung Besar – Subik; n. ruas Suka Marga – Muara Aman; o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo; p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk; q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin; r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang; s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang; t. ruas Tanjung Raja – Merambung; u. ruas Candi Mas – Kota Agung; v. ruas KBA – Kota Agung; w. ruas Bumi Agung – KBA; x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;
  • 24. y. ruas Talang Bojong – Talang Baru; z. ruas Kali Cinta – Dorowati; aa. ruas Dorowati – Wono kitri; bb. ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri; cc. ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo; dd. ruas Iso Rejo – Bandar Agung; ee. ruas Madu Koro – Sri Agung; ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan gg. ruas Sawo Jajar – Balay Benih. Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan dengan adanya pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan Abung Selatan) – Mulang Maya (Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana dalam pembangunan jaringan jalan lingkar terlebih dahulu dilakukan persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility study (FS) Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan ANDALIN. B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten Lampung Utara meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor. Rencana pengembangan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara meliputi: 1. Pengembangan Terminal a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi :  Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan Blambangan Pagar dan Kecamatan Bukit Kemuning.  Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan Abung Selatan, Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara dan Tata Karya Kecamatan Abung Surakarta. b. Pembangunan terminal barang, meliputi :  Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan Sungkai Utara; dan
  • 25.  Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan 2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian Kendaraan Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang di Kecamatan Kotabumi. C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan angkutan penumpang dan barang dengan pengembangan di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut : (1) Pengembangan angkutan penumpang : a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi: 1. jalur Simpang Propau – Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan); 2. jalur Simpang Propau – Palembang (Provinsi Sumatera Selatan); 3. jalur Simpang Propau – Martapura (Provinsi Sumatera Selatan); 4. jalur Simpang Propau – Bandung (Provinsi Jawa Barat); 5. jalur Simpang Propau – Yogyakarta (D.I Yogyakarta); 6. jalur Simpang Propau – Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan 7. jalur Simpang Propau – Denpasar (Provinsi Bali). b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi : 1. jalur Simpang Propau – Bandar Lampung; 2. jalur Bukit Kemuning – Way Kanan; dan 3. jalur Simpang Propau – Daya Murni. 4. jalur Simpang Propau – Menggala (Kab. Tulang Bawang); 5. jalur Simpang Propau – Bukit Kemuning – Liwa (Kab. Lampung Barat); 6. jalur Simpang Propau – Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan 7. jalur Simpag Propau – Bukit Kemuning – Pakuon Ratu – Blambangan Umpu (Kab. Way Kanan). c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi: 1. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning; 2. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara Ratu; 3. jalur Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu – Negara Bumi – Negara Ratu; 4. jalur Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik – Gilih
  • 26. Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan; 5. jalur Bukit Kemuning – Dwikora; 6. jalur Simpang Propau – Tata Karya – Daya Murni; 7. jalur Simpang Propau – Semuli Raya – Papan Asri – Sidorahayu – Blambangan; 8. jalur Simpang Propau – Kalicinta – Lewat Bernah – Madukoro; dan 9. jalur Kotabumi – Perumnas TI. Mili. d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi: 1. jalur Kalibalangan – Trimodadi – Cabang Empat; 2. jalur Kotabumi – Tanjung Raja – Cahaya Negeri; 3. jalur Kotabumi – Kalicinta – Papan Rejo – Mulyorejo – Dorowati; 4. jalur Sinar Harapan – Ketapang – Kalicinta; 5. jalur Bukit Kemuning – Sukamenanti – Sekipi – Sidokayo; 6. jalur Bukit Kemuning – Cahaya Negeri – Tanjung Raja; 7. jalur Bukit Kemuning – Tulung Buyut – Negara Ratu; 8. jalur Simpang Propau – Gunung Labuhan – Way Tebabeng; 9. jalur Negara Ratu – Negara Batin – Kota Negara – Bunga Mayang; 10. jalur Negara Ratu – Tulung Buyut – Bukit Kemuning; 11. jalur Negara Ratu – Sinar Ogan; 12. jalur Bunga Mayang – Negara Ujung Karang; dan 13. jalur Bunga Mayang – Negeri Besar. e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi: 1. jalur Kotabumi – Ketapang; 2. jalur Kotabumi – Blambangan Pagar; dan 3. jalur Kotabumi – Bukit Kemuning. (2) Pengembangan angkutan barang meliputi: a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning; b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu – Negara Bumi – Negera Ratu;
  • 27. c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan; dan d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara Ratu. Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten Lampung Utara meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana perkeretaapian. A. Rencana Jalur Kereta Api 1. Jaringan Jalur Kereta Api Umum Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan Sumatra Rail Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden RTR Pulau Sumatera Tahun 2011 dan jaringan jalur kereta api Regional Provinsi Lampung. Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara adalah Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi : a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi Besar-Menggala. b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati – Tanjung Karang (Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan Umpu - Kotabumi – Tanjung Karang). 2. Jaringan Jalur Kereta Api Khusus Pengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara dengan jalur Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan - Kotabumi Selatan – Kotabumi - Kotabumi Utara - Sungkai Selatan - Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai. B. Rencana Prasarana Perkeretaapian Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun kereta api meliputi: 1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar; 2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan; 3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi; 4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan 5. Stasiun Negara Ratu dan Tulungbuyut di Kecamatan Sungkai Utara.
  • 28. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air Sistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung Utara adalah sistem pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah (CAT), jaringan irigasi jaringan air baku untuk air bersih dan sistem pengendalian daya rusak air bertujuan untuk mempertahankan dan melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di Kabupaten Lampung Utara. A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi dan Strategis Nasonal, meliputi a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS Lintas Provinsi-kewenangan Pemerintah Pusat; dan b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS Strategis Nasional- Kewenangan Pemerintah Pusat. Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai, maka rencana pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung Utara meliputi : a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan. b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung. c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian WSMesuji-Tulang Bawang dan Seputih-Sekampung. B. Cekungan Air Tanah (CAT) Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah dan mencegah adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka Kabupaten Lampung Utara perlu memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang ada di Kabupaten Lampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi yang merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Bukit Kemuning; Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung Raja; Kecamatan Abung Barat; Kecamatan Abung Tengah; sebagian Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung Kunang; Kecamatan Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung Timur; Kecamatan Abung Surakarta; Kecamatan Kotabumi; Kecamatan Kotabumi Utara; Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya; sebagian Kecamatan Sungkai Utara; Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai
  • 29. Barat; sebagian Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah; Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang. Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi : a. Penentuan batas cekungan air tanah; b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah; c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah; d. Peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi penyediaan air tanah; e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah; f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan pemanfaatan air tanah. C. Sistem Jaringan Irigasi Pengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di Kabupaten Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana yang ada melalui pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta peningkatan kapasitas dan jumlah saluran irigasi. Hal ini untuk kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari sungai – sungai yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran induk irigasi. Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian dan perkebunan sebagai sumber air potensial, antara lain adalah : a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas kabupaten/kota yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih 9.259 hektar; b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, utuh kabupaten/kota meliputi Dl Way Tulung Mas dengan luasan kurang lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung dengan luasan lebih kurang 3.000 hektar; dan c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan kabupaten terdiri dari 77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way Balai Kencana, DI Sebabuy, DI W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way Ambu Tapis, DI Way Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II , DI Way Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI Way Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar, DI Way Ilahan, DI Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI Way Kamar Mandi, DI Way
  • 30. Kemang ,DI Way Kiawas III, DI Way Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI Way Kulur II, DI Way Kurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way Melumi B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way Punjung I, DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah, DI Way Sabuk Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi Hilir, DI Way Sumber Asri, DI Way Talang Padang, DI Way Tebabeng, DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura Wiwitan, DI Way Tirta Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way Uluhan Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way Curup, DI Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way Lintah, DI Way Muara Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way Panjangan II, DI Way Papan Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk III, DI Way Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way Umbu Tua dan DI Way Ciamis. d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :  Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran irigasi tersier;  Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah irigasi Tulung Mas dan Dl Bumi Agung.  Perbaikan jaringan irigasi;  Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian;  Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian, khususnya dalam pengembangan LP2B, perikanan dan perkebunan; D. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih Untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem jaringan air baku air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan Penyediaan dan pemeliharaan lahan-lahan sumber air baku, yaitu : 1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi), Way Sindang (Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung Timah Dwikora di Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di Kecamatan Abung Tengah. 2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta dan Madukoro di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan.
  • 31. E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air tanah. Sistem pengendalian daya rusak air berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai sebagai bagian hulu sungai Way Abung. Pengendalian daya rusak air dilakukan dengan upaya Pencegahan, Penanggulangan, dan Pemulihan.  Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola pengelolaan sumber daya air.  Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik. Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.  Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait dan masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten.  Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan hidup dan sistem prasarana sumber daya air.  Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat. Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian daya rusak air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air tanah. 2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai. 3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta. 4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran sungai Way Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang Bawang. 5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana melakukan kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir dan penanaman vegetasi di sekitar aliran sunga
  • 32. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung Utara meliputi: (a) sistem persampahan, (b) sistem penyediaan air minum; (c) sistem pengelolaan air limbah; (d) sistem jaringan drainase dan (e) jalur dan ruang evakuasi bencana. Rencana Sistem Persampahan Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan salah satu di dalamnya diatur tentang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi sebagai Tempat Pemrosesan Akhir, dan setiap daerah/kota diwajibkan untuk meninggalkan cara operasional lama (open dumping) selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak Undang-Undang ditetapkan. Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan, termasuk Kabupaten Lampung Utara dan daerah sekitarnya, menyebabkan penanganan masalah persampahan, khususnya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas yang proporsional. Kebutuhan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah akan terus meningkat sejalan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir Tahun perencanaan termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, maka sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan sistem sanitary landfill. Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini : a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun bangunan sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh pemerintah. b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara individual maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap unit lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran. Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah ukuran 1 m3 ke lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya
  • 33. masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh instansi terkait . c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun sampah dari tiap lokasi TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk sampah maupun armroll truck /dump truck ke lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Mengingat Kabupaten Lampung Utara belum memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, maka diperlukan studi penentuan lokasi TPA. e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa) pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur ulang. Selain itu sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali, seperti plastik, kertas dan kaleng dapat dijadikan sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan menjadi bahan baku atau barang jadi. f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui reduksi sampah dari rumah tangga (pemilahan sampah mulai dari sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep 4R (reuse, reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep zero waste untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing TPS. Sistem Penyediaan Air Minum Sistem jaringan air minum di Kabupaten Lampung Utara direncanakan secara terintegrasi dan sistematis ditujukan untuk melayani pusat – pusat kegiatan dan pusat – pusat pelayanan melalui pemanfaatan PDAM Way Bumi yang melayani Kecamatan Kotabumi, Kotabumi Utara, Bukit Kemuning, Blambangan Pagar, Abung Surakarta, dan Bunga Mayang. Perkiraan Kebutuhan air bersih di Kabupaten Lampung Utara pada akhir tahun perencanaan 2032 adalah sebesar 90.880.595 liter/hari (90.880,59 m3/hari).
  • 34. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka rencana pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan : 1. Penyusunan Masterplan Air Bersih di Kabupaten Lampung Utara sebagai pedoman detail perencanaan air bersih. 2. Sistem penyediaan air minum a. Pengembangan jaringan perpipaan berupa jaringan PDAM meliputi: 1. Kecamatan Kotabumi; 2. Kecamatan Bukit Kemuning; 3. Kecamatan Sungkai Utara; 4. Kecamatan Abung Surakarta; 5. Kecamatan Abung Selatan; 6. Kecamatan Kotabumi Utara; 7. Kecamatan Sungkai Selatan; 8. Kecamatan Tanjung Raja; dan 9. Kecamatan Abung Tengah. b. Pengembangan jaringan non perpipaan berupa penggunaan sumur bor dan penjernihan sungai tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten. 3. Pemanfaatan air permukaan dan tanah di kabupaten Lampung Utara dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kegiatan industri dengan pemakaian dan pengambilan air baku sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran. Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume pemakaian air bersih. Sampai tahun 2032 diperkirakan kegiatan rumah tangga, perdagangan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri akan meningkat bukan hanya dalam jumlah tetapi juga jenis.
  • 35. Produksi limbah (lumpur) pada akhir Tahun perencanaan (2032) diperkirakan sebanyak 90.213 liter/hari, sehingga dibutuhkan prasarana penunjang antara lain mobil tinja 23 mobil dengan kapasitas 4 m3/hari. Berdasarkan produksi air limbah dan penanganan air limbah di Kabupaten Lampung Utara, maka rencana sistem pengelolaan air limbah diarahkan sebagai berikut : a. Pengembangan septic tank terpadu pada seluruh kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan. b. Pengembangan sistem jaringan air limbah dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) terpadu di Kecamatan Kotabumi Utara, Kecamatan Sungkai Selatan dan Kecamatan Abung Selatan. c. Pengembangan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Kecamatan Kotabumi. d. Pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan peruntukan industri yang memungkinkan menghasilkan limbah. e. Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus dilakukan kontrol kualitas terlebih dahulu. Arahan dalam Pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan ketentuan sebagai berikut :  Daerah dengan kepadatan tinggi (> 300 orang/Ha) dan daerah pengembangan baru harus dilayani dengan sisem terpusat.  Daerah kepadatan sedang (100 – 300 orang/Ha) harus dilayani dengan interceptor dan fasilitas pengolahan lumpur tinja ukuran kecil/komunal.  Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang/Ha) dengan lingkungan berkualitas tinggi harus dilayani dengan interceptor terkait dengan aliran kali/sungai terdekat.  Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi (> 3 cm/menit) atau muka air tanah tinggi (< 1,5m) harus dilayani dengan shallow sewer dan septic tank komunal.  Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi rendah (< 3 cm/menit) atau muka air tanah rendah (> 1,5m) harus dilayani dengan septic tank yang desainnya sesuai dengan lokasi.
  • 36. Sistem Jaringan Drainase Drainase adalah jaringan-jaringan saluran air yang digunakan untuk pematusan air hujan, yang berfungsi menghindarkan genangan (indundation) yang berada dalam suatu kawasan atau dalam batas administrasi wilayah/kota. Umumnya Sistem drainase yang direncanakan terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan jenisnya, maka rencana pengembangan sistem drainase Kabupaten Lampung Utara meliputi : 1. Peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan, meliputi kawasan perkotaan Kotabumi, pusat bisnis Bukit Kemuning, kawasan perkotaan Abung Surakarta, Abung Selatan, Sungkai Utara, Blambangan Pagar, Bunga Mayang, Kotabumi Utara serta wilayah genangan di Muara Sungkai. 2. Penataan sistem saluran drainase yang berhirarki, yaitu saluran primer, sekunder dan tersier. a. Saluran Primer meliputi Sungai Way Abung dan Sungai Way Rarem; dan b. Saluran Sekunder dan tersier mengikuti jaringan jalan utama di kawasan perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Lampung Utara. 3. Penataan dan pengembangan sistem saluran tertutup pada kawasan-kawasan dengan tingkat kepadatan bangunan tinggi (kawasan perdagangan di pusat-pusat perkotaan) dan sistem saluran terbuka dipakai pada kawasan dengan kepadatan bangunan rendah dan kawasan perumahan. Arahan pengembangan jaringan drainase yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan drainase di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Saluran primer diusahakan mengikuti pengeringan (pematusan) alami, sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola jaringan jalan. b. Mengalirkan air hujan kesaluran drainase secepatnya menuju badan air terdekat untuk menghemat panjang saluran. c. Jaringan drainase yang telah ada dimanfaatkan secara optimal seperti sungai, anak sungai atau pun saluran drainase primer sebagai saluran pembuang. d. Indikasi penanganan :  Genangan < 10 Ha dilakukan penanganan drainase mikro;  Genangan > 10 Ha dilakukan penanganan drainase makro;  Bangunan-bangunan drainase terdiri dari bangunan terjunan, polder, gorong-gorong, sodetan, jalan inspeksi, rumah pompa, sumur resapan, dll.
  • 37. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan  Perencanaan Pembangunan - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi  disimpulkan bahwa Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan,  Pembangunan Merupakan Proses Untuk Melakukan Perubahan  Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai kemajuan sosial dan material  disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk kepentingan masyarakat maupun diri sendiri  prioritas pembagunan dilampung utara didinas pu bidang ciptakarya tertuang dalam RPIJM PU CK 2015-2019  program-program tersebut sesuai dengan visi misi dan arah pengembangan wilayah yang telah ditetapkan. B. Saran Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan Untuk dapat menjadi Tambahan Refrensi kami dalam menulis makalah ini Dikemudian Hari..
  • 38. DAFTAR PUSTAKA Http://Google/Pengertian Pembangunan « Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin, M.Si.Html Andrew, Webster (1984). “Introduction To The Sociology Of Development”. Cambridge: Macmillan. Frank, Andre Gunder. (1984). “Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi”. Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial. Galtung, Johan. (1980). “Why The Concern With Ways Of Life”, GDIP Project, Oslo: United Nation University. Kumpulan Buku – Buku Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara… Rpijm Lampung Utara Dinas Pekerjaan Umum Bidang Ciptakarya Kab. Lampung Utara www.google.com//Achmadavandise@gmail.com..Refrensi wikipidia perencanaan daerah