Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi persediaan dengan pendekatan biaya historis. Terdapat penjelasan mengenai pengertian dan jenis persediaan, metode pencatatan persediaan, penentuan harga pokok persediaan, serta masalah kepemilikan barang dan akibat kesalahan mencatat persediaan."
2. Sub Pokok Bahasan: Penilaian Persediaan -
Pendekatan Biaya (Historical Cost)
1 Pengertian & Klasifikasi
2 Metode Pencatatan Persediaan Barang
3
4
4
5 Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
2
Masalah Pemilikan Persediaan Barang Dagang
Akibat kesalahan mencatat persediaan
3. I. PERSEDIAAN
Item aset yang dimiliki perusahaan
untuk dijual dalam kegiatan bisnis
normal, atau barang yang akan
digunakan atau dikonsumsi dalam
produksi barang akan dijual.
4. JENIS PERSEDIAAN
Persediaan berupa barang ya
ng dibeli dengan tujuan untuk
dijual
Perusahaan
dagang
Bahan baku dan penolong,
Barang dalam proses, Baran
g jadi/produk selesai
Perusahaan
manufaktur
5. CAKUPAN PERSEDIAAN
Persediaan Barang dagang
(merchandise inventory
01
Persediaan bahan baku
(row materials inventory)
02
Persediaan bahan penol
ong (inirect materials inv
entory)
03
Persediaan barang dalam prose
s (work in process inventory)
04
05 Persediaan barang jadi (fi
nished goods inventory)
04
6. ARUS BIAYA PERSEDIAAN
Persediaan Awal
Beban pokok
pembelian
Beban pokok pe
njualan (HPP)
Persediaan Akhir
Beban pokok yang
tersedia dijual
7. PENGAKUAN PERSEDIAAN
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah.
Prakteknya: pada saat diterima barang.
8. III. METODE PENCATATAN PERSEDIAAN
1. Metode Fisik/Periodic, pada metode fisik setiap ada mutasi
persediaan tidak ada catatannya sehingga untuk mengetahui
nilai persediaan harus dilakukan dengan penghitungan
secara fisik. Begitu juga harga pokok penjualan baru dapat
dihitung setelah persediaan akhir sudah dihitung.
2. Metode Buku/Perpectual, pada metode ini setiap ada
mutasi persediaan selalu dilakukan pencatatan sehingga
sewaktu-waktu dapat diketahui saldo dari persediaan.
9. Jurnal: Metode Periodik (Fisik)
Debit Kredit
1. Transaksi pembelian BD:
Pembelian
utang dagang
xx
xx
2. Transaksi retur pembelian:
Utang dagang
retur pembelian/pengurangan harga
xx
xx
3. Transaksi pembayaran utang dagang dalam masa poto
ngan:
Utang dagang
kas
potongan pembelian
xx
xx
xx
10. Jurnal: Metode Periodik (Fisik)
Debit Kredit
4. Transaksi penjualan BD:
Piutang dagang
penjualan
xx
Xx
5. Transaksi retur penjualan:
Retur penjualan
piutang dagang
Xx
Xx
6. Transaksi pelunasan piutang dalam masa potongan:
Kas
Potongan penjualan
piutang dagang
Xx
Xx
xx
11. Sistem Pencatatan – Sistem Perpetual (Permanen)
Transaksi pembelian dan on
gkos angkut menambah aku
n persediaan BD
C.
Setiap perubahan barang
dagang langsung dicatat
di akun persediaan BD.
B.
Transaksi retur pembelian, pengu
rangan pembelian dan potongan
pembelian mengurangi akun pers
ediaan BD.
.
D.
Menyediakan informasi terkini
terkait dengan persediaan BD
setiap saat.
B C
D
A
A.
12. Sistem Pencatatan – Sistem Perpetual (Permanen)
Harga pokok penjualan diakui untuk setiap
penjualan dengan mendebet akun harga pokok
penjualan dan mengkredit persediaan.
Akun persediaan merupakan akun pengendali yang
didikung oleh buku besar pembantu yang berisi
catatan persediaan individual. Buku besar pembantu
memperlihatkan kuantitas dan biaya dari setiap jenis
persediaan yang ada di tangan.
13. Jurnal: Metode Perpetual (Permanen)
Debit Kredit
1. Transaksi pembelian BD:
Persediaan BD
kas/utang dagang
xx
xx
2. Transaksi retur pembelian:
Utang dagang/kas
persediaan BD
xx
xx
3. Transaksi pembayaran utang dagang dalam masa poto
ngan:
Utang dagang
kas
persediaan BD
xx
xx
xx
14. Jurnal: Metode Perpetual (Permanen)
Debit Kredit
4. Transaksi penjualan BD:
Piutang dagang
penjualan
Harga pokok penjualan
persediaan BD
xx
xx
Xx
Xx
5. Transaksi retur penjualan:
Retur penjualan (harga jual)
piutang dagang
Persediaan (harga pokok)
HPP
Xx
Xx
Xx
xx
6. Transaksi pelunasan piutang dalam masa potongan:
Kas
Potongan penjualan
piutang dagang
Xx
Xx
Xx
7. Jika terjadi perbedaan pencatatan dan perh. Fisik
Kelebihan persediaan
Persediaan
Xx
xx
15. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
1. Perencanaan persediaan yg dapat memantau tingkat pers
ediaan.
2. Sistem akuntansi yang akurat dengan catatan yang mutak
hir.
3. Perhitungan fisik satu kali dalam setahun.
16. 16
II. MASALAH KEPEMILIKAN
BARANG
1. Barang fisik untuk dimasukkan dalam per
sediaan (siapa pemilik barang?)
2. Biaya yang dimasukkan dalam persediaan
3. Asumsi arus biaya untuk diadopsi.
17. 17
BARANG FISIK DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
(SIAPA PEMILIK PERSEDIAAN)
Aturan Umum: Persediaan merupakan milik pelanggan, jika
hak milik sudah berpindah dan barang sudah diserahkan, kecu
ali, jika:
• Barang dalam perjalanan (Good in Transit)
• Barang yang dipisahkan
• Barang Konsinyasi
• Barang Angsuran
Pada akhir periode memerlukan jurnal penyesuaian untuk
mengoreksi kepemilikan persediaan.
18. Goods on Transit
hak atas seluruh muatan
beralih ke pembeli dengan
pada saat pengiriman.
Ketika barang dalam
perjalanan dimasukkan
dalam persediaan
si pembeli
hak tidak beralih sampai
barang diterima oleh
pembeli. Ketika barang
dalam perjalanan
dimasukkan dalam
persediaan si penjual,.
FOB Shipping Point FOB Destination
19. Barang yang Dipisahkan
Apabila melakukan
pembelian tetapi
pengiriman tidak
dilakukan sekaligus
maka pembeli dapat
mencatat pembelian
dan menambah
persediaan barangnya
20. Barang Konsinyasi
Sebelum barang tersebut dijual masih
tetap menjadi persediaan pihak yang
menitipkan (consignor) dan pihak yang
menerima titipan (consignee) tidak
mempunyai hak atas barang tersebut
sehingga tidak mencatat sebagai
persediaan
21. Penjualan Angsuran
Hak atas barang tetap pada penjual
sampai seluruh harga jualnya dilunasi.
Penjual akan melaporkan barang tersebut
dalam persediaannya dikurangi dengan
jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan
melaporkan barang-barang tersebut
dalam persediaannya sejumlah yang
sudah dibayarkan.
22. PENGARUH KESALAHAN PERSEDIAAN
Salah memasukkan atau mengecualikan
suati item persediaan dalam menentukan
beban pokok penjualan, akan berdampak
pada kesalahan dalam laporan keuangan
23. Salah saji persediaan akhir
LAPORAN POSISI KEUANGAN LAPORAN LABA RUGI
Persediaan Kurang saji Harga pokok penjualan Lebih saji
Laba ditahan Kurang saji Laba bersih Kurang saji
Modal kerja (aktiva lancar – kewaj
iban lancar)
Kurang saji
Rasio lancar (aktiva lancar dibagi
kewajiban lancar)
Kurang saji
24. Salah saji pembelian dan persediaan
NERACA LAPORAN LABA RUGI
Persediaan Terlalu rendah Pembelian Terlalu rendah
Laba ditahan Tidak ada peng
aruh
Beban pokok penjual
an
Tidak ada peng
aruh
Utang Terlalu rendah Laba neto Tidak ada peng
aruh
Modal kerja (aktiva lancar – ke
wajiban lancar)
Tidak ada peng
aruh
Persediaan (akhir) Terlalu rendah
Rasio lancar (aktiva lancar diba
gi kewajiban lancar)
Terlalu rendah
25. BIAYA DIMASUKKAN DALAM PERSEDIAAN
1. BIAYA PRODUK, biaya yg “menempel” ke
persediaan.
Meliputi: harga pembelian, bea masuk dan
pajak, biaya transportasi dan biaya
penanganan langsung terkait perolehan
barang
2. BIAYA PERIODE, biaya tidak langsung, spt:
beban penjualan, beban umum dan
administrasi, biaya bunga.
26. PERLAKUAN DISKON PEMBELIAN
1. Diskon pembelian: pengurangan harga
jual.
2. Ada 2 metode: Metode Bruto dan
Metode Neto.
27. Contoh:
Metode Bruto (M Fisik)
5/3/2010, Pada saat pembelian 2/10, n/30:
Pembelian Rp10.000.000
Utang dagang Rp10.000.000
15/3/2010, Pemby sebesar Rp4.000.000 diterima dlm periode diskon:
Utang dagang Rp4.000.000
Potongan pembelian Rp 80.000
Kas Rp3.920.000
= (2% x 4.000.000)
Pembayaran sebesar Rp6.000.000 diterima setelah periode diskon:
Utang Dagang Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
28. Contoh:
Metode Bruto (M Perpetual)
5/3/2010, Pada saat pembelian 2/10, n/30:
Persediaan BD Rp10.000.000
Utang dagang Rp10.000.000
15/3/2010, Pemby sebesar Rp4.000.000 diterima dlm periode diskon:
Utang dagang Rp4.000.000
Persediaan BD Rp 80.000
Kas Rp3.920.000
= (2% x 4.000.000)
Pembayaran sebesar Rp6.000.000 diterima setelah periode diskon:
Utang Dagang Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
29. Contoh:
Metode Neto (M Fisik)
5/3/2010, Pada saat pembelian 2/10, n/30:
Pembelian Rp10.000.000
Utang dagang Rp10.000.000
15/3/2010, Pemby sebesar Rp4.000.000 diterima dlm periode diskon:
Utang dagang Rp3.9200.000
Kas Rp3.920.000
= (2% x 4.000.000)
Pembayaran sebesar Rp6.000.000 diterima setelah periode diskon:
Utang Dagang Rp5.880.000
Kehilangan diskon pembelian 120.000
Kas Rp6.000.000
30. Contoh:
Metode Neto (M Perpetual)
5/3/2010, Pada saat pembelian 2/10, n/30:
Persediaan BD Rp9.800.000
Utang dagang Rp9.800.000
15/3/2010, Pemby sebesar Rp4.000.000 diterima dlm periode diskon:
Utang dagang Rp3.920.000
Kas Rp3.920.000
= (2% x 4.000.000)
Pembayaran sebesar Rp6.000.000 diterima setelah periode diskon:
Utang Dagang Rp5.880.000
Kas Rp5.880.000
31. ASUMSI ARUS BIAYA MANA YANG DIADOPSI -
METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
Metode Identifikasi Khusus
(Specific Identification)
Metode Biaya Variabel, pada
perusahaan manufaktur terdiri
dari: bahan baku, upah langsung
dan biaya overhead pabrik
Metode Rata-Rata
(Average)
Metode FIFO
(First In First Out)
B
D
C
A
32. Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang
harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis barang dipisah
berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan
kartu persediaan sendiri. Contohnya ponsel merek A tipe
123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.
Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-
barang yang dijual, dan sisanya merupakan persediaan
akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang
menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan
cara periodik maupun perpectual.
Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan
tambahan maupun gudang yang luas maka jarang
digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang
menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan jenis
produknya terbatas.
33. Contoh Metode Identifikasi Khusus :
Mobil A Mobil B Mobil C
Pembelian Rp 40.000 Rp 50.000 Rp 180.000
Penjualan Rp 45.000
Jurnal untuk mencatat pembelian :
Pembelian (Mobil A) Rp 40.000,00
Pembelian (Mobil B) Rp 50.000,00
Pembelian (Mobil C) Rp 180.000,00
Kas ( Hutang) Rp 270.000,00
Jurnal untuk mencatat penjualan :
Kas ( Piutang ) Rp 45.000,00
Penjualan Rp 45.000,00
Menentukan persediaan akhir:
Mobil yang belum terjual adalah mobil B dan Mobil C yang nilai belinya ada
lah : Rp. 50.000,00 + Rp. 180.000,00 = Rp. 230.000,00
Melaporan Persediaan dalam neraca akhir
34. Perpetual Inventory Costs
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and Average Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
35.
36. Item 127B
FIFO Perpetual Inventory Account
Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Jan. 1 10 20 200
Perusahaan memulai usahanya
dengan 10 units barang 127B
senilai $200.
37. Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikanFIFO and LIFO Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
FIFO Perpetual Inventory Account
4 Januari, 7 units barang 127B
terjual seharga @ $30.
38. Item 127B
FIFO Perpetual Inventory Account
Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Penjualan 7 units menyisakan
saldo 3 units.
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
4 Januari , 7 units barang 127B terjual seharga
@ $30.
39. Wahyumi Ekawanti, MSi 39
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and LIFO Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Sale 7 $30
10 Purchase 8 21
22 Sale 4 31
28 Sale 2 32
30 Purchase 10 22
FIFO Perpetual Inventory Account
10 January , perusahaan membeli 8 units seharga @ $21.
40. Wahyumi Ekawanti, MSi
Item 127B
FIFO Perpetual Inventory Account
Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
10 January, perusahaan membeli
8 units seharga @ $21.
Karena harga pembelian $21 berbeda dengan
harga perolehan sebelumnya 3 units persediaan
yang ada, saldo bersediaan sebesar 11 units
perhitungkan secara terpisah.
41. Wahyumi Ekawanti, MSi 41
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and LIFO Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
FIFO Perpetual Inventory Account
22 Januari, perusahaan menjual 4 units
@ $31.
42. Wahyumi Ekawanti, MSi 42
Item 127B
Purchases Cost of Mdse. Sold Inventory Balance
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
FIFO Perpetual Inventory Account
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
Untuk 4 units yang terjual, 3 diantaranya
berasal dari persediaan yang pertama
masuk (fifo) seharga @ $20.
22 January, perusahaan
menjual 4 units @ $31.
43. Wahyumi Ekawanti, MSi 43
FIFO Perpetual Inventory Account
28 Januari , perusahaan menjual 2
units @ $32.
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and LIFO Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
44. 44
Item 127B
Pembelian Penjualan Saldo Persediaan
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
FIFO Perpetual Inventory Account
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105
28 Januari , perusahaan
menjual 2 units @ $32.
45. Wahyumi Ekawanti, MSi 45
FIFO Perpetual Inventory Account
30 Januari, pembelian 10 units tambahan bara
ng 127B seharga @ $22.
Data Biaya Persediaan untuk mengilustrasikan
FIFO and LIFO Perpetual Systems
Cost of
Mdse. Sold
Item 127B Units Cost Price
Jan. 1 Inventory 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
46. 46
Item 127B
Penjualan Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Unit Total Unit Total Unit Total
Date Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost Qty. Cost Cost
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
FIFO Perpetual Inventory Account
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105
30 10 22 220 5 21 105
10 22 220
Totals 18 $388 13 $263 15 $325
30 January , pembelian 10
units tambahan barang 127
B seharga @ $22.
48. 48
Jan. 1 Persediaan
Awal
200 units @ $9
Mar. 10 Pembelian
300 units @ $10
400 units @ $11 Sept. 21 Pembelian
100 units @ $12 Nov. 18 Pembelian
1,000 units tersedia
untuk dijual
Fifo Periodic
49. Fifo Periodic
200 units @ $9
300 units @ $10
400 units @ $11
100 units @ $12
1,000 units tersedia untuk
dijual
$10,400
= $1,800 Jan. 1
= 3,000 Mar. 10
= 4,400 Sept. 21
= 1,200 Nov. 18
Nilai persediaan tersedian
untuk dijual
50. Fifo Periodic
Perhitungan fisik pada 31 December
menunjukkan bahwa 700 dari
1,000 units telah terjual.
Menggunakan fifo, unit yang pertama kali
dibeli secara teori adalah yang pertama
dikeluarkan. Kita mulai dengan perhitungan
pada 1 January .
51. Fifo Periodic
200 units @ $9
300 units @ $10
400 units @ $11
100 units @ $12
1,000 units tersedia
untuk dijual
$10,400
= $1,800 Jan. 1
= 3,000 Mar. 10
= 4,400 Sept. 21
= 1,200 Nov. 18
Terjual 200
Terjual 300
Sold 200 of these
200 units @ $11
= $ 0 Jan. 1
= 0 Mar. 10
= 2,200 Sept. 21
$ 3,400
Persediaan Akhir
52. Nilai persediaan tersedia u/ dijual $10,400
Dikurangi persediaan akhir 3,400
Harga Pokok Penjualan $ 7,000
Fifo Periodic
53. Jan. 1
200 units at $9
Summary of Fifo Periodic
Mar. 10
300 units at $10
Sep. 21
400 units at $11
Nov. 18
100 units at $12
$1,800
$3,000
$4,400
$1,200
Pembelian
Persediaan
Tersedia u/
Dijual $1,800
$3,000
$2,200
Harga Pokok
Penjualan
200 units at $9
$10,400 $2,200
$1,200
$7,000
Merchandise
Inventory
$3,400
300 units at $10
200 units at $11
200 units at $11
100 units at $12
1,000 units
700 units
300 units
54. Jan. 1 Persediaan
awal
200 units @ $9
Mar. 10 Pembelian
300 units @ $10
400 units @ $11 Sept. 21 Pembelian
100 units @ $12 Nov. 18 Pembelian
1,000 units tersedia
untuk dijual
Metode Harga Pokok Rata-rata
dihitung berdasarkan nilai
rata-rata dari unit yang ada
Average Cost Periodic
55. Average Cost Periodic
200 units @ $9 = $ 1,800
1,000 units tersedia
untuk dijual
300 units @ $10 = $ 3,000
400 units @ $11 = $ 4,400
100 units @ $11 = $ 1,200
$10,400 Nilai Persediaan
tersedia untuk
dijual
56. Nilai Persediaan Tersedia untuk
Dijual
Units Tersedia untuk
Dijual
= Nilai Rata-rata Unit
$10,400
1,000 Units = $10.40 per Unit
Average Cost Periodic
57. Nilai Persediaan yg tersedia u/ dijual $10,400
Dikurangi persediaan barang akhir
($10.40 x 300) 3,120
Harga Pokok Penjualan $ 7,280
Untuk memverifikasi
jumlah ini, kalikan 700
units penjualan dengan
$10.40 = $7,280.
Average Cost Periodic
58. PT APOLLO menjual barang
dagangannya dengan harga
Rp30 per unit. Dalam tahun
200A, awal tahun kegiatannya,
PT APOLLO melakukan transaksi
pembelian dan penjualan sbb:
SOAL 1
59. SOAL 1
TGL Saldo awal Pembelian Penjualan Retur
1/1/200A 100 @ Rp10
5/1/200A 200 unit @ Rp 12
6/1/200A 5 unit (pembelian)
5/2/200A 110 unit (Rp30)
15/2/200A 200 unit @ Rp 15
25/2/200A 150 unit (Rp32)
26/2/200A 2 unit (penjualan)
15/3/200A 200 unit @ Rp20
20/5/200A 150 unit (Rp34)
5/7/200A 100 unit (Rp35)
9/9/200A 200 unit @ Rp25
60. Diminta:
1. Catat transaksi tersebut dengan menggunakan
metode perpetual pada pencatatan utang meng
gunakan metode neto untuk pembelian dan me
tode brotu untuk piutang.
2. Buat kartu persediaan