AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
AKUNTANSI KEUANGAN 2
EQUITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
Membahas karakteristik bentuk dari organisasi perseroan.
Menjelaskan komponen utama dari ekuitas pemegang saham.
Menjelaskan prosedur akuntansi untuk penerbitan saham.
Menjelaskan akuntansi untuk saham treasuri.
5. Menjelaskan akuntansi dan pelaporan saham preferen.
6. Menjelaskan kebijaksanaan yang digunakan dalam pembagian dividen.
7. Mengidentifikasi berbagai bentuk pembagian dividen.
8. Menjelaskan akuntansi untuk dividen saham kecil dan besar, dan untuk pemecahan saham.
9. Menunjukkan bagaimana menyajikan dan menganalisis ekuitas pemegang saham.
jangan lupa like & share ya ;)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. 2
Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran
1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan.
2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang salah pada
laporan keuangan.
3. Menjelaskan tiga asumsi arus biaya persediaan dan bagaiman
pengaruhnya terhadap laporan laba rugi dan neraca.
4. Menghitung biaya persediaan dengan sistem persediaan
perpetual dan periodik, menggunakan metode biaya berikut: first-
in, first-out; last-in, first-out; dan average cost.
5. Membandingkan dan membedakan penggunaan ketiga metode
biaya tersebut.
6. Menghitung penilaian persediaan dengan dasar selain biaya,
menggunakan konsep biaya atau harga pasar yang mana yang
lebih rendah (lower of cost or market) dan nilai realisasi bersih.
7. Menyajikan persediaan barang dagangan dalam neraca.
8. Mengestimasi persediaan dengan metode ritel dan laba kotor.
9. Menghitung rasio perputaran persediaan dan jumlah hari rata-rata
persediaan.
3. 3
Mengapa Kontrol PersediaanMengapa Kontrol Persediaan
Penting?Penting?
Persediaan adalah aset yang signifikan dan
untuk kebanyakan perusahaan merupakan aset
yang terbesar.
Persediaan merupakan pusat aktivitas utama
dari perusahaan dagang dan manufaktur.
Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan
bisa menimbulkan kesalahan pada laporan
keuangan.
Persediaan harus dilindungi dari risiko
eksternal (seperti kebakaran dan pencurian)
dan penipuan internal oleh pegawai.
5. 5
KEWAJIBAN
EKUITAS
PENDAPATAN
AKTIVA
BIAYA &
BEBAN
PersediaanPersediaan
Barang DaganganBarang Dagangan
Harga PokokHarga Pokok
PenjualanPenjualan
Jika Persediaan Barang Dagangan…
Harga Pokok Penjualan . . . . . .
Laba Kotor dan Bersih . . .
Ekuitas Pemilik Akhir . . . . . . . . .
Jika Persediaan Barang Dagangan…
Harga Pokok Penjualan . . . . . .
Laba Kotor dan Bersih . . .
Ekuitas Pemilik Akhir . . . . . . . . .
Pengaruh Salah Catat PersediaanPengaruh Salah Catat Persediaan
pada Laporan Keuanganpada Laporan Keuangan
kelebihan
kekecilan
kelebihan
kelebihan
Laba Bersih
6. 6
Barang
dibeli
Barang
dibeli
Barang
dijual
Barang
dijual
Arus biaya yang keluar
(Harga Pokok Penjualan)
merupakan arus biaya
yang masuk terlebih
dahulu, sehingga biaya
yang tercatat pada akun
persediaan adalah biaya
yang belakangan masuk.
Asumsi Arus Biaya PersediaanAsumsi Arus Biaya Persediaan
7. 7
Barang
dibeli
Barang
dibeli
Barang
dijual
Barang
dijual
Arus biaya yang keluar
(Harga Pokok Penjualan)
merupakan arus biaya
yang masuk belakangan,
sehingga biaya yang
tercatat pada akun
persediaan adalah biaya
yang terebih dahulu
masuk.
Asumsi Arus Biaya PersediaanAsumsi Arus Biaya Persediaan
9. 9
Data biaya persediaan untuk ilustrasiData biaya persediaan untuk ilustrasi
Sistem Perpetual FIFOSistem Perpetual FIFO
Data biaya persediaan untuk ilustrasiData biaya persediaan untuk ilustrasi
Sistem Perpetual FIFOSistem Perpetual FIFO
Cost ofCost of
Mdse. SoldMdse. Sold
Item 127B Unit Biaya Harga
Jan. 2 Persediaan 200 9
Mar 10 Pembelian 300 10
Apr 5 Penjualan 200 15
Mei 7 Penjualan 100 15
Sep 21 Pembelian 400 11
Nov 18 Pembelian 100 12
Item 127B Unit Biaya Harga
Jan. 2 Persediaan 200 9
Mar 10 Pembelian 300 10
Apr 5 Penjualan 200 15
Mei 7 Penjualan 100 15
Sep 21 Pembelian 400 11
Nov 18 Pembelian 100 12
Biaya Persediaan PerpetualBiaya Persediaan Perpetual
10. 10
Data biaya persediaan untuk ilustrasiData biaya persediaan untuk ilustrasi
Sistem Perpetual FIFOSistem Perpetual FIFO
Data biaya persediaan untuk ilustrasiData biaya persediaan untuk ilustrasi
Sistem Perpetual FIFOSistem Perpetual FIFO
Cost ofCost of
Mdse. SoldMdse. Sold
Item 127B Unit Biaya Harga
Nov. 2 Penjualan 200 17
Des 10 Penjualan 200 18
Item 127B Unit Biaya Harga
Nov. 2 Penjualan 200 17
Des 10 Penjualan 200 18
Biaya Persediaan PerpetualBiaya Persediaan Perpetual
12. 12
Item 127B
Persediaan dengan PerpetualPersediaan dengan Perpetual FFIFOIFO
Pembelian Harga Pokok Penjualan Saldo Persediaan
Biaya Total Biaya Total Biaya Total
Tgl Qty. /unit Biaya Qty. /unit Biaya Qty. /unit Biaya
20/11 200 10 2000 400 11 4.400
100 12 1.200
200 11 2.200 200 11 2.200
100 12 1.200
Total 800 8.600 700 7.000300 3.400
13. 13
Jan. 2
200 unit @ Rp9
Persediaan dengan Periodik FifoPersediaan dengan Periodik Fifo
Mar. 10
300 unit @ Rp10
Sep. 21
400 unit @Rp11
Nov. 18
100 unit @ Rp12
Rp1,800
Rp3,000
Rp4,400
Rp1,200
Pembelian
Barang
Tersedia
Untuk Dijual
Rp1,800
Rp3,000
Rp2,200
Harga Pokok
Penjualan
200 unit Rp 9
RpRp10,40010,400
Rp2,200
Rp1,200
RpRp7,0007,000
Pesediaan
Barang
RpRp3,4003,400
300 unit Rp10
200 unit Rp11
200 unit Rp11
100 unit Rp12
1,000 unit
700 unit
terjual
300 unit
tersisa
14. 14
Jan. 1 Persediaan
awal
200 unit @200 unit @ RpRp99
Mar. 10 Pembelian300 unit @300 unit @ RpRp1010
400 unit @400 unit @ RpRp1111 Sept. 21 Pembelian
100 unit @100 unit @ RpRp1212 Nov. 18 Pembelian
1,000 unit tersedia
untuk dijual
Metode biaya rata-rata didasarkan pada
rata-rata biaya dari barang yang serupa.
Metode biaya rata-rata didasarkan pada
rata-rata biaya dari barang yang serupa.
Biaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata Periodik
15. 15
200 unit @200 unit @ RpRp99 == RpRp 1,8001,800
1,000 unit tersedia
untuk dijual
300 unit @300 unit @ RpRp1010 == RpRp 3,0003,000
400 unit @400 unit @ RpRp1111 == RpRp 4,4004,400
100 unit @100 unit @ RpRp1111 == RpRp 1,2001,200
Rp10,400 Biaya barang
yang tersedia
untuk dijual
Biaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata Periodik
16. 16
Biaya barang yang tersedia
untuk dijual
unit tersedia untuk dijual
= Rata-rata biaya per
unit
Rp10,400
1,000 Unit
= Rp10.40 per Unit
Biaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata PeriodikBiaya Rata-Rata Periodik
Biaya barang yang teredia untuk dijual Rp10,400
Dikurangi persediaan akhir (Rp10.40 x 300) 3,120
Harga pokok penjualan Rp 7,280
Biaya barang yang teredia untuk dijual Rp10,400
Dikurangi persediaan akhir (Rp10.40 x 300) 3,120
Harga pokok penjualan Rp 7,280
Untuk mencek jumlah ini, kalikan 700 unit yang terjual
dengan Rp10.40, menghasilkan jumlah yang sama Rp7,280.
17. 17
Rp 3,800
2,700
4,650
3,920
Total 15,520 15,472 15,070
Penilaian Persediaan pada Biaya atauPenilaian Persediaan pada Biaya atau
Harga Pasar yang Mana Yang Lebih KecilHarga Pasar yang Mana Yang Lebih Kecil
A 400 Rp10.25 Rp 9.50Rp 4,100 3,800
B 120 22.50 24.10 2,700 2,892
C 600 8.00 7.75 4,800 4,650
D 280 14.00 14.75 3,920 4,130
Harga
Kuantitas Biaya Pasar Total Total Lebih kecil
Item Persediaan /unit /unit Biaya Pasar B atau P
18. 18
Aktiva
Aktiva Lancar:
Kas Rp 19 400 00
Piutang Dagang Rp80 000 00
Dikurangi penyisihan
piutang tak tertagih 3 000 00 77 000 00
Persediaan Barang Dagangan
pada biaya (first-in,
first-out method) atau pasar 216 300 00
Metro-Arts
Neraca
31 Desember 2007
Penyajian Persediaan Barang
Dagangan pada Neraca
19. 19
Mengestimasi Persediaan dengan Metode RitelMengestimasi Persediaan dengan Metode Ritel
Metode ritel didasarkan pada hubungan antara
biaya barang tersedia untuk dijual dan harga
ritel.
Harga ritel dari semua barang dagangan harus
diakumulasi dan ditotal.
Persediaan pada ritel dihitung pada harga ritel
barang yang tersedia untuk dijual dikurangi
penjualan bersih pada ritel.
Rasio dihitung dengan membagi biaya dengan
harga ritel.
Persediaan pada harga ritel dikali rasio biaya
sama dengan jumlah persediaan yang diestimasi.
20. 20
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
Tahap 1: Menentukan rasio biayaTahap 1: Menentukan rasio biaya
pada harga ritel.pada harga ritel.
Tahap 1: Menentukan rasio biayaTahap 1: Menentukan rasio biaya
pada harga ritel.pada harga ritel.
Biaya Ritel
Persediaan barang dagang 1 Jan Rp19,400 Rp 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual Rp62,000 Rp100,000
Rasio biaya pada harga ritel =
Rp62,000
Rp100,000
= 62%
21. 21
Tahap 2: Menentukan persediaanTahap 2: Menentukan persediaan
akhir pada ritel.akhir pada ritel.
Tahap 2: Menentukan persediaanTahap 2: Menentukan persediaan
akhir pada ritel.akhir pada ritel.
Penjualan di Januari (bersih) 70,000
Persediaan barang 31 Januari, pada ritel Rp 30,000
Cost Retail
Persediaan Barang Dagang 1 JanRp19,400 Rp 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual Rp62,000 Rp100,000
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
22. 22
Tahap 3: Hitung persediaan yangTahap 3: Hitung persediaan yang
diestimasi pada biaya.diestimasi pada biaya.
Tahap 3: Hitung persediaan yangTahap 3: Hitung persediaan yang
diestimasi pada biaya.diestimasi pada biaya.
Persediaan barang 31 Januari pada biaya
(Rp30,000 x 62%) Rp18,600
Penjualan di Januari (bersih) 70,000
Persediaan barang 31 Januari, pada ritel Rp 30,000
Cost Retail
Persediaan Barang Dagang 1 JanRp19,400 Rp 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual Rp62,000 Rp100,000
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
Mengestimasi Persediaan denganMengestimasi Persediaan dengan
Metode RitelMetode Ritel
23. 23
Mengestimasi Persediaan dengan MetodeMengestimasi Persediaan dengan Metode
Laba KotorLaba Kotor
1. Persentase laba kotor diestimasi berdasarkan
pengalaman sebelumnya yang disesuaikan dengan
perubahan yang diketahui.
2. Laba kotor dihitung dengan mengalikan tingkat
laba kotor estimasi dengan penjualan bersih aktual.
3. Harga Pokok Penjualan estimasi dihitung dengan
mengurangi laba kotor dari penjualan aktual.
4. Harga Pokok Penjualan estimasi dikurangi dari
barang tersedia untuk dijual aktual untuk
menentukan persediaan barang estimasi.
24. 24
Persediaan 1 Januari Rp 57,000
Pembelian di Januari (bersih) 180,000
Barang tersedia untuk dijual
Penjualan di Januari (bersih) Rp250,000
Dikurangi: Laba Kotor Estimasi
Harga Pokok Penjualan Estimasi
Persediaan Estimasi 31 Januari
(Rp250,000 x 30%) 75,000
175,000
Rp 62,000
Metode Laba KotorMetode Laba KotorMetode Laba KotorMetode Laba Kotor
Metode laba kotor berguna untuk mengestimasiMetode laba kotor berguna untuk mengestimasi
persediaan pada laporan keuangan bulanan ataupersediaan pada laporan keuangan bulanan atau
kuartalan dalam sistem persediaan periodik.kuartalan dalam sistem persediaan periodik.
Metode laba kotor berguna untuk mengestimasiMetode laba kotor berguna untuk mengestimasi
persediaan pada laporan keuangan bulanan ataupersediaan pada laporan keuangan bulanan atau
kuartalan dalam sistem persediaan periodik.kuartalan dalam sistem persediaan periodik.
Rp237,000
25. 25
Perputaran PersediaanPerputaran PersediaanPerputaran PersediaanPerputaran Persediaan
SUPERVALU Zale
Harga Pokok Penjualan Rp15,620,127,000 Rp 737,188,000
Persediaan:
Awal Rp1,115,529,000 Rp478,467,000
Akhir 1,067,837,000 571,669,000
Total Rp2,183,366,000 Rp1,050,136,000
Rata-rata Rp1,091,683,000 Rp525,068,000
Perputaran persediaanPerputaran persediaan 14.3 kali14.3 kali 1.4 kali1.4 kali
Kegunaan: Perputaran persediaan mengukur
hubungan antara volume penjualan barang dan
jumlah persediaan yang disimpan selama
periode berjalan.
Kegunaan: Perputaran persediaan mengukur
hubungan antara volume penjualan barang dan
jumlah persediaan yang disimpan selama
periode berjalan.
26. 26
Rerata harga pokok
penjualan harian:
Rp15,620,127,000/365 Rp42,794,868
Rp737,188,000/365 Rp2,019,693
Persediaan akhir Rp1,067,837,000 Rp571,669,000
Jumlah Hari Rata-Rata PersediaanJumlah Hari Rata-Rata PersediaanJumlah Hari Rata-Rata PersediaanJumlah Hari Rata-Rata Persediaan
SUPERVALU Zale
Rerata periode penjualanRerata periode penjualan 25 hari25 hari 283 hari283 hari
Kegunaan: untuk mengukur efisiensi
manajemen persediaan
Kegunaan: untuk mengukur efisiensi
manajemen persediaan
27. 27
SummarySummary
1. Kontrol internal terhadap persediaan.
2. Kesalahan pencatatan persediaan dapat menyebabkan
kesalahan pada laporan keuangan.
3. Sistem pencatatan persediaan:
• Sistem Perpetual
• Sistem Periodik
1. Metode arus biaya persediaan:
• First In, First Out
• Last In, First Out
• Average Cost
1. Penilaian persediaan pada biaya atau harga pasar yang mana
yang lebih kecil.
2. Metode estimasi persediaan:
• Metode Ritel
• Metode Laba Kotor
1. Rasio perputaran persediaan dan jumlah hari rata-rata
persediaan.