SlideShare a Scribd company logo
PERSAMAAN
DIFERENSIAL
Ahmad kamsyakawuni
kamsyakawuni@gmail.com
Definisi
• Suatu persamaan yang mengandung satu atau
beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak
diketahui.
• Sebuah persamaan yang merupakan hubungan
antara hasilbagi differensial dari satu peubah tak
bebas terhadap satu/lebih peubah-peubah
bebas.
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Persamaan Diferensial Biasa
• PD yang mengandung hanya satu peubah bebas.
2
2
2
2
23
122
xy
dx
dy
dx
yd
xxy
dx
dy


Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Persamaan Diferensial Parsial
• PD yang mengandung lebih dari satu peubah bebas.
0
2
2
2
2
2
2
2









y
z
a
x
z
xy
yx
z
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Tingkat (orde) dan Derajat PD
• Turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan
disebut tingkat (orde) dari PD.
• Pangkat dari turunan tertinggi dalam persamaan
diferensial disebut derajat dari PD.
x
dx
dy
y
dx
dy
y
dx
dy
dx
yd
xx
y
dx
dy








2
2
2
023
3
PD tingkat 1, derajat 1
PD tingkat 2, derajat 1
PD tingkat 1, derajat 2
Penyelesaian suatu PD
• Apabila f(x) disubstitusikan ke y dalam persamaan
diferensial, persamaan yang dihasilkan merupakan suatu
kesamaan untuk semua x dalam selang, maka f(x)
disebut penyelesaian persamaan diferensial.
02
102


xsin
dx
dy
xcos)x(f
Cxcos
xcos


2
102
Penyelesaian umum PD
Penyelesaian khusus PD
PD
Penyelesaian PD
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Persamaan Linear Orde Pertama
• Persamaan Umumnya
• Langkah-langkah penyelesaian:
1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral


dx)x(Pdx)x(Pdx)x(P
dx)x(P
e)x(Qy)x(Pe
dx
dy
e
e
)x(Qy)x(P
dx
dy

faktor integral=
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Persamaan Linear Orde Pertama
2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan
persamana (u.v)’ = u.v’ + u’.v,
3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga diperoleh






  dx)x(Pdx)x(P
e)x(Qye
dx
d
 
 dx)e)x(Q(ye dx)x(Pdx)x(P

 




 dx)e)x(Q(e
e
dx)e)x(Q(
y dx)x(Pdx)x(P
dx)x(P
dx)x(P
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 1
• Selesaikan PD dibawah ini:
Penyelesaian:
Menentukan faktor integral
1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral
2
32
x
xsin
y
xdx
dy

22
2
2
xeee xlnxlndx)
x
(


xsinxy
dx
dy
x
x
xsin
xy
x
x
dx
dy
x
32
32
2
2
222


Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan
persamana (u.v)’=u.v’+u’.v,
3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga
  xsinyx
dx
d
32

2
2
3
3
1
3
3
1
3


 
x)cxcos(y
atau
cxcosxdxsinyx
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 2
• Tentukan penyelesaian khusus dari PD dibawah ini yang
memenuhi y = 4, bila x = 0
Penyelesaian:
Menentukan faktor integral
1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral
x
xey
dx
dy 3
3 
xxxx
exeye
dx
dy
e 3333
3 

xdx
ee 33 

Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan
persamana (u.v)’=u.v’+u’.v,
3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga
x)ye(
dx
d x
3
xx
x
ceexy
atau
cxdxxye
332
23
2
1
2
1

 

Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
4. Subsitusikan y = 4 bila x = 0, sehingga diperoleh C = 4
5. Sehingga penyelesaian khusus PD adalah
xx
eexy 332
4
2
1

x
xey
dx
dy 3
3 
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Penerapan PD Orde 1
• Sebuah tangki mula-mula berisi 120 galon air asin, larutan itu
mengandung 75 pon garam larut. Air garam yang berisi 1,2 pon
garam per galon, memasuki tangki pada laju 2 galon per menit
dan air asin mengalir keluar pada laju yang sama (lihat gambar).
Jika campuran itu dipertahankan agar seragam dengan cara tetap
mengaduknya, tentukan banyaknya garam dalam tangki setelah 1
jam.
Penyelesaian:
• y banyaknya garam dalam pon yang ada dalam
tangki pada akhir t menit
• tangki mendapat tambahan 2,4 pon garam per
menit (1,2 pon garam per galon x 2 galon)
• dari yang mengalir keluar tangki kehilangan
1/120 y pon per menit per galon
Sehingga diperoleh PD
atau setara
dengan syarat y = 75 bila t = 0.
Faktor integral
60
144 /t
Cey 

y,
dt
dy
60
1
42 
Ce),)((dte,ye /t/t/t
 
606060
426042
42
60
1
,y
dt
dy

6060
42 /t/t
e,)ye(
dx
d

606060
42
60
1 /t/t/t
e,ye
dx
dy
e 
60601 /tdt/
ee 
]Ce[ey /t/t
  6060
144
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
subsitusi y = 75 bila t = 0, sehingga diperoleh C = -69
Setelah 1 jam (t = 60)
pon,ey 6211869144 1
 
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Rangkaian Listrik (Hukum Kirchof)
• Rangkaian listrik sederhana, mengandung tahanan
sebesar R ohm dan sebuah kumparan sebesar L henry,
yang menyediakan suatu voltase sebesar E(t) volt pada
saat t memenuhi persamaan diferensial
dengan I adalah arus listrik yang diukur dalam amper
)t(ERI
dt
dI
L 
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 4
• Sebuah rangkaian listrik sederhana, dengan L = 2 henry,
R = 6 ohm dan sebuah baterai yang menyediakan suatu
voltase konstanta sebesar 12 volt. Jika I = 0 pada saat t =
0 (bilamana saklar S ditutup), tentukan I pada saat t.
Penyelesaian:
Persamaan diferensialnya
faktor integral
Kedua ruas dikalikan dengan faktor integral
631262  I
dt
dI
atauI
dt
dI
tdt
ee 33

ttt
eIe
dt
dI
e 333
63 
Contoh 4
Syarat awal I = 0 pada saat t = 0, diperoleh C = -2
Jika t bertambah maka arus cenderung menuju suatu arus sebesar 2
amper
t
eI 3
22 

ttt
ttt
tt
Ce)Ce(eI
CedteIe
e)Ie(
dt
d
333
333
33
22
26
6





Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 5
Jika baterai pada Contoh 4 diganti dengan suatu generator
arus bolak-balik yang menyediakan suatu voltase sebesar
E(t) = 12 sin 9t volt. Tentukan I pada saat t dan perhatikan
perilakunya untuk t besar.
C)tcostsin(
e
dttsineIe
tsine)Ie(
dt
d
tsineIe
dt
dI
e
tsinI
dt
dI
atautsinI
dt
dI
t
tt
tt
ttt








9993
819
6
96
96
963
96391262
3
33
33
333
Contoh 5
Syarat awal I = 0 pada saat t = 0, diperoleh C = 5/3
Untuk t besar, nilai dapat diabaikan
I merupakan arus bolak-balik dengan frekwensi sama
seperti voltase yang dibebankan
t
CetcostsinI 3
9
5
3
9
5
1 

t
e 3
t
etcostsinI 3
5
3
9
5
3
9
5
1 

tcostsinI 9
5
3
9
5
1

Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Latihan 1
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
t
e 3
1335
1
4
3
112
1
3
2




 
xbilay;x
x
y
dx
dy
.
xx
y
dx
dy
.
xe
x
y
dx
dy
.
x,axxy
dx
dy
)x(.
ey
dx
dy
.
x
x
PD Linear Orde Satu Homogen
• Persamaan Umumnya
• Jumlah Diferensial
0


dy)y,x(Ndx)y,x(M
dx)y,x(fdy
)y,x(f
dx
dy
y
)y,x(F
)y,x(N;
x
)y,x(F
)y,x(M
dy
y
)y,x(F
dx
x
)y,x(F
)y,x(dF












Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Eksak
• Suatu PD Orde Satu yang berbentuk
disebut PD Eksak jika memenuhi
• Penyelesaian Umum PD Eksak:
0 dy)y,x(Ndx)y,x(M
x
)y,x(N
y
)y,x(M





dy)y,x(Ndx)y,x(Mdy
y
F
dx
x
F
dF 






C)y,x(F 
dx)y,x(Mdx
x
F



Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Eksak
Pengintegralan terhadap x dimana y dianggap konstan
Konstanta integrasi yang ditentukan berdasarkan
diperoleh dan
 dx)y,x(M
)y(dx)y,x(M)y,x(F  
)y(
)y,x(N
dy
)y(
dx)y,x(M
yy
F
 







)y('
dy
)y(

 )y(
Contoh 6
Selesaikan PD berikut ini:
)y('x
y
F



x
)y,x(N
y
)y,x(M





1
032 2
 dy)yx(dx)yx(
)y(yxx
)y(dx)yx(
)y(dx)y,x(M)y,x(F





2
2
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
32
yyxx)y,x(F 
3
2
3
y)y(
y)y('


2
3yx
y
F
)y,x(N 



tatankonsCCyyxx  32
Penyelesaian Umum PD Eksak adalah
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Latihan 2
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
t
e 3
03245
03124
01213
0232
0321
43
23
32
223





dy)yx(ydxx.
dyxydx)y(.
dy)x(xdx)x(y.
dy)yx(dx)yx(.
dy)yx(dx)xy(.
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Peubah Terpisah
• Persamaan Umumnya
• Penyelesaiannya
0 dy)y(gdx)x(f
Cdy)y(gdx)x(f  
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 7
2
13
32
23
2
2
2
2
2
1
3
031
)Cx(y
Cxy
Cyx
dyydxx
dyydxx.






)x(Cy
)x(ClnCln)xln(yln
dx
x
dy
y
x
dx
y
dy
x
y
'y.
1
11
1
11
1
1
2









Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Peubah Dapat Dipisahkan
• Persamaan Umumnya
• Kedua ruas dibagi dengan
• Penyelesaian Umumnya
01221  dy)y(g)x(fdx)y(g)x(f
)y(g).x(f 22
0
2
1
2
1
 dy
)y(g
)y(g
dx
)x(f
)x(f
Cdy
)y(g
)y(g
dx
)x(f
)x(f
  2
1
2
1
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 8
xy
1Kedua ruas dikalikan
0121  dy)y(xdx)x(y
Cdy)
y
(dx)
x
(
dy
y
)y(
dx
x
)x(





 1
1
2
1
0
121
Penyelesaian Umum PD
Cyxxyln
Cyylnxxln


2
2
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Latihan 3
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
t
e 3
2
2
2
1
1
5
0114
03
0132
01
x
y
dx
dy
.
dyx)y(dxy)x(.
dyxdxy.
dy)y(dxx.
dyydxx.







C
a
u
arctg
aua
du


1
22
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Homogen
• Persamaan Umumnya
Jika M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi-fungsi homogen
dan berderajat sama maka disebut PD Homogen.
• Penyelesaian dengan substitusi y = vx; dy = v dx + x dv
sehingga diperoleh PD dengan peubah terpisah.
Suatu fungsi f(x,y) disebut homogen derajat n jika
f(kx,ky)=knf(x,y).
0 dy)y,x(Ndx)y,x(M
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh 9
021
0
2


dvxdx)v(x
)dvxdxv(xdx)vxx(
substitusi y = vx ; dy = v dx + x dv
0 dyxdx)yx(
)v(x 21
1
2

Namakan :1
12
1
2212
21
C)vln(xln
C)vln(xln


PD Homogen derajat 1
Kedua ruas dikalikan dengan
1
21
11
Cdv
v
dx
x


 
ClnC 12
substitusi v=y/x
Cyxx
C)
x
y
(x


2
21
2
2
C)v(x
Cln)v(xln


21
21
2
2
Penyelesaian Umum PD Homogen
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Latihan 4
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
t
e 3
2
2
22
22
2
4
23
012212
01
x
xyy
dx
dy
.
dyxydx)yx(.
dy)
y
x
(edx)e(.
dxxydy)yx(.
y
x
y
x





Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
PD Bentuk
(ax + by + c)dx + (px + qy + r)dy = 0
• Jika a.q - b.p = 0 atau p/a = q/b = m
Dengan substitusi : u = ax + by, dy = (du – a dx)/b maka
PD tersebut bisa diubah menjadi PD dengan peubah
terpisah
• Jika a.q - b.p  0
Dengan substitusi x = x1+h ; y = y1+k , dimana x = h ;
y = k adalah penyelesaian dari persamaan:ax + by + c =0
px + qy + r = 0 ; maka PD berubah menjadi PD
Homogen: (ax1 + by1) dx1+ (px1 + qy1) dy1 = 0.
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh PD Bentuk
(ax + by + c)dx + (px + qy + r)dy = 0
PUPDCy)yx(
C)yx()yx(x
Cuux
Cdu)u(dx
du)u(dx
dxudxduduudxu
)dxdu)(u(dxu
dydxdu;yxu
bpaq
dy)yx(dx)yx(










 
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
01
01
01
0
01
PD Bentuk
y.f(xy) dx + x.f(xy) dy = 0
• Dengan substitusi : y = z /x , dy = (x dz – z dx)/x2 maka
PD tersebut bisa diubah menjadi PD dengan peubah
terpisah.
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh PD Bentuk
y.f(xy) dx + x.f(xy) dy = 0
PUPDC
xyy
x
lnC
xyxy
x
ln
C
zz
x
lnCzln
z
xln
Cdz
z
z
dx
x
dz
z
z
dx
x
dz)z(xdxz
)dxzzdxxzdzxdzdxzzdx)zdxxdz)(z(dx)z(z
x
zdxxdz
)z(xdx)z(
x
z
x
zdxxdz
dy;
x
z
y
dy)xy(xdx)xy(y

















11
11
12
0
12
012
0011
011
011
2
2
2
2
2
2
22
2
2
PD Bernaulli
• Persamaan Umumnya
• Cara menyelesaikannya:
Dengan substitusi
Sehingga PD menjadi PD Linier tingkat satu, yaitu:
dx
dz
ndx
dy
y;zy nn

 
1
11
)x(Qy)x(Py
dx
dy n

)x(Q)n()x(P)n(z
dx
dz
 11
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh PD Bernaulli
5
534
4
54
441
3
3
1
11
41
1
xz
xdx
dz
xy
xdx
dy
y
y
dikalikanruaskeduaxyy
xdx
dy
dx
dz
dx
dy
y;zy







541
xyy
xdx
dy

Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Contoh PD Bernaulli
36
323
23
243
33
3
5
3
3
33
3
3
Cxxz
Cxdxxzx
x)zx(
dx
d
xzx
dx
dz
x
xee
xz
xdx
dz
xln
dx
x













63
3
363
3
1
xCx
y
Cxxy
zy






Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
Latihan 5
Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini
t
e 3
22
22
4
1
5
0114
0513
06423522
524
12
1








y)x(y
xdx
dy
.
dy)xyyx(xdx)xy(y.
dy)yx(dx)yx(.
dy)yx(dx)yx(.
yx
yx
dx
dy
.
Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013

More Related Content

What's hot

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
linda_rosalina
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKRaden Ilyas
 
Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11tahank
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
Riyan Supriadi Supriadi
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenRizky Wulansari
 
01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
Arif Nur Rahman
 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
Maria Alfiana Sea Sagho
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
dwiprananto
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
Penny Charity Lumbanraja
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
MAFIA '11
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
Universitas Negeri Padang
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
Ratih Vihafsari
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
Acika Karunila
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
Simon Patabang
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
Ethelbert Phanias
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Kelompok iii keterdiferensialan
Kelompok iii   keterdiferensialanKelompok iii   keterdiferensialan
Kelompok iii keterdiferensialanFarizK
 

What's hot (20)

koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAKMakalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
Makalah Persamaan Deferensial NON EKSAK
 
Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11Persamaan diferensial-orde-11
Persamaan diferensial-orde-11
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
 
01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
 
Grafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutubGrafik persamaan kutub
Grafik persamaan kutub
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
Transformasi elementer
Transformasi elementerTransformasi elementer
Transformasi elementer
 
Pdp jadi
Pdp jadiPdp jadi
Pdp jadi
 
TURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIALTURUNAN PARSIAL
TURUNAN PARSIAL
 
Soal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaanSoal dan pembahasan integral permukaan
Soal dan pembahasan integral permukaan
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
2 deret fourier
2 deret fourier2 deret fourier
2 deret fourier
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Kelompok iii keterdiferensialan
Kelompok iii   keterdiferensialanKelompok iii   keterdiferensialan
Kelompok iii keterdiferensialan
 

Similar to Persamaan diferensial

Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensial
AwatifAtif
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Kelinci Coklat
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Matlan 05 pd-non-homogen
Matlan 05 pd-non-homogenMatlan 05 pd-non-homogen
Matlan 05 pd-non-homogen
RachmaWardani2
 
Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
TEKNIK KIMIA
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
Pramudita nurul kartika aji
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
Choirur Zhy
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iSamuel Bojes
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
Agoeng Areka MoZar
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
dwiprananto
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
Wiko Prameso
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableMawar Defi Anggraini
 
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Maskurinhs Maskurinhs
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Abdullah Banjary
 
sasasada
sasasadasasasada
sasasada
Rizki Permana
 
Integral tak tentu
Integral tak tentuIntegral tak tentu
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialIndah Wijayanti
 
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-iKunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Dian Darmawanoptimis
 

Similar to Persamaan diferensial (20)

Modul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensialModul persamaan diferensial
Modul persamaan diferensial
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Matlan 05 pd-non-homogen
Matlan 05 pd-non-homogenMatlan 05 pd-non-homogen
Matlan 05 pd-non-homogen
 
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1
 
Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1Bab iii mtk 1
Bab iii mtk 1
 
Persamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasaPersamaan differensial-biasa
Persamaan differensial-biasa
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
Kuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik iKuliah 3 matematika teknik i
Kuliah 3 matematika teknik i
 
Persamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasaPersamaan diferensial-biasa
Persamaan diferensial-biasa
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Persamaan diferensial
Persamaan diferensialPersamaan diferensial
Persamaan diferensial
 
Sistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variableSistem Persamaan Linear dua variable
Sistem Persamaan Linear dua variable
 
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
Sistem persamaan linier dua variabel (spdlv)
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
 
sasasada
sasasadasasasada
sasasada
 
Integral tak tentu
Integral tak tentuIntegral tak tentu
Integral tak tentu
 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
 
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-iKunci jawaban-un-matematika-paket-i
Kunci jawaban-un-matematika-paket-i
 
Tugas kalkulus 2 r
Tugas kalkulus 2 rTugas kalkulus 2 r
Tugas kalkulus 2 r
 

Persamaan diferensial

  • 2. Definisi • Suatu persamaan yang mengandung satu atau beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak diketahui. • Sebuah persamaan yang merupakan hubungan antara hasilbagi differensial dari satu peubah tak bebas terhadap satu/lebih peubah-peubah bebas. Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 3. Persamaan Diferensial Biasa • PD yang mengandung hanya satu peubah bebas. 2 2 2 2 23 122 xy dx dy dx yd xxy dx dy   Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 4. Persamaan Diferensial Parsial • PD yang mengandung lebih dari satu peubah bebas. 0 2 2 2 2 2 2 2          y z a x z xy yx z Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 5. Tingkat (orde) dan Derajat PD • Turunan tertinggi yang terdapat dalam persamaan disebut tingkat (orde) dari PD. • Pangkat dari turunan tertinggi dalam persamaan diferensial disebut derajat dari PD. x dx dy y dx dy y dx dy dx yd xx y dx dy         2 2 2 023 3 PD tingkat 1, derajat 1 PD tingkat 2, derajat 1 PD tingkat 1, derajat 2
  • 6. Penyelesaian suatu PD • Apabila f(x) disubstitusikan ke y dalam persamaan diferensial, persamaan yang dihasilkan merupakan suatu kesamaan untuk semua x dalam selang, maka f(x) disebut penyelesaian persamaan diferensial. 02 102   xsin dx dy xcos)x(f Cxcos xcos   2 102 Penyelesaian umum PD Penyelesaian khusus PD PD Penyelesaian PD Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 7. Persamaan Linear Orde Pertama • Persamaan Umumnya • Langkah-langkah penyelesaian: 1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral   dx)x(Pdx)x(Pdx)x(P dx)x(P e)x(Qy)x(Pe dx dy e e )x(Qy)x(P dx dy  faktor integral= Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 8. Persamaan Linear Orde Pertama 2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan persamana (u.v)’ = u.v’ + u’.v, 3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga diperoleh         dx)x(Pdx)x(P e)x(Qye dx d    dx)e)x(Q(ye dx)x(Pdx)x(P         dx)e)x(Q(e e dx)e)x(Q( y dx)x(Pdx)x(P dx)x(P dx)x(P Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 9. Contoh 1 • Selesaikan PD dibawah ini: Penyelesaian: Menentukan faktor integral 1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral 2 32 x xsin y xdx dy  22 2 2 xeee xlnxlndx) x (   xsinxy dx dy x x xsin xy x x dx dy x 32 32 2 2 222   Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 10. 2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan persamana (u.v)’=u.v’+u’.v, 3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga   xsinyx dx d 32  2 2 3 3 1 3 3 1 3     x)cxcos(y atau cxcosxdxsinyx Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 11. Contoh 2 • Tentukan penyelesaian khusus dari PD dibawah ini yang memenuhi y = 4, bila x = 0 Penyelesaian: Menentukan faktor integral 1. Mengalikan kedua ruas dengan faktor integral x xey dx dy 3 3  xxxx exeye dx dy e 3333 3   xdx ee 33   Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 12. 2. Ruas kiri, disederhanakan menggunakan persamana (u.v)’=u.v’+u’.v, 3. Kedua ruas diintegralkan, sehingga x)ye( dx d x 3 xx x ceexy atau cxdxxye 332 23 2 1 2 1     Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 13. 4. Subsitusikan y = 4 bila x = 0, sehingga diperoleh C = 4 5. Sehingga penyelesaian khusus PD adalah xx eexy 332 4 2 1  x xey dx dy 3 3  Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 14. Penerapan PD Orde 1 • Sebuah tangki mula-mula berisi 120 galon air asin, larutan itu mengandung 75 pon garam larut. Air garam yang berisi 1,2 pon garam per galon, memasuki tangki pada laju 2 galon per menit dan air asin mengalir keluar pada laju yang sama (lihat gambar). Jika campuran itu dipertahankan agar seragam dengan cara tetap mengaduknya, tentukan banyaknya garam dalam tangki setelah 1 jam. Penyelesaian: • y banyaknya garam dalam pon yang ada dalam tangki pada akhir t menit • tangki mendapat tambahan 2,4 pon garam per menit (1,2 pon garam per galon x 2 galon) • dari yang mengalir keluar tangki kehilangan 1/120 y pon per menit per galon
  • 15. Sehingga diperoleh PD atau setara dengan syarat y = 75 bila t = 0. Faktor integral 60 144 /t Cey   y, dt dy 60 1 42  Ce),)((dte,ye /t/t/t   606060 426042 42 60 1 ,y dt dy  6060 42 /t/t e,)ye( dx d  606060 42 60 1 /t/t/t e,ye dx dy e  60601 /tdt/ ee  ]Ce[ey /t/t   6060 144 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 16. subsitusi y = 75 bila t = 0, sehingga diperoleh C = -69 Setelah 1 jam (t = 60) pon,ey 6211869144 1   Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 17. Rangkaian Listrik (Hukum Kirchof) • Rangkaian listrik sederhana, mengandung tahanan sebesar R ohm dan sebuah kumparan sebesar L henry, yang menyediakan suatu voltase sebesar E(t) volt pada saat t memenuhi persamaan diferensial dengan I adalah arus listrik yang diukur dalam amper )t(ERI dt dI L  Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 18. Contoh 4 • Sebuah rangkaian listrik sederhana, dengan L = 2 henry, R = 6 ohm dan sebuah baterai yang menyediakan suatu voltase konstanta sebesar 12 volt. Jika I = 0 pada saat t = 0 (bilamana saklar S ditutup), tentukan I pada saat t. Penyelesaian: Persamaan diferensialnya faktor integral Kedua ruas dikalikan dengan faktor integral 631262  I dt dI atauI dt dI tdt ee 33  ttt eIe dt dI e 333 63 
  • 19. Contoh 4 Syarat awal I = 0 pada saat t = 0, diperoleh C = -2 Jika t bertambah maka arus cenderung menuju suatu arus sebesar 2 amper t eI 3 22   ttt ttt tt Ce)Ce(eI CedteIe e)Ie( dt d 333 333 33 22 26 6      Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 20. Contoh 5 Jika baterai pada Contoh 4 diganti dengan suatu generator arus bolak-balik yang menyediakan suatu voltase sebesar E(t) = 12 sin 9t volt. Tentukan I pada saat t dan perhatikan perilakunya untuk t besar. C)tcostsin( e dttsineIe tsine)Ie( dt d tsineIe dt dI e tsinI dt dI atautsinI dt dI t tt tt ttt         9993 819 6 96 96 963 96391262 3 33 33 333
  • 21. Contoh 5 Syarat awal I = 0 pada saat t = 0, diperoleh C = 5/3 Untuk t besar, nilai dapat diabaikan I merupakan arus bolak-balik dengan frekwensi sama seperti voltase yang dibebankan t CetcostsinI 3 9 5 3 9 5 1   t e 3 t etcostsinI 3 5 3 9 5 3 9 5 1   tcostsinI 9 5 3 9 5 1  Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 22. Latihan 1 Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini t e 3 1335 1 4 3 112 1 3 2       xbilay;x x y dx dy . xx y dx dy . xe x y dx dy . x,axxy dx dy )x(. ey dx dy . x x
  • 23. PD Linear Orde Satu Homogen • Persamaan Umumnya • Jumlah Diferensial 0   dy)y,x(Ndx)y,x(M dx)y,x(fdy )y,x(f dx dy y )y,x(F )y,x(N; x )y,x(F )y,x(M dy y )y,x(F dx x )y,x(F )y,x(dF             Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 24. PD Eksak • Suatu PD Orde Satu yang berbentuk disebut PD Eksak jika memenuhi • Penyelesaian Umum PD Eksak: 0 dy)y,x(Ndx)y,x(M x )y,x(N y )y,x(M      dy)y,x(Ndx)y,x(Mdy y F dx x F dF        C)y,x(F  dx)y,x(Mdx x F    Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 25. PD Eksak Pengintegralan terhadap x dimana y dianggap konstan Konstanta integrasi yang ditentukan berdasarkan diperoleh dan  dx)y,x(M )y(dx)y,x(M)y,x(F   )y( )y,x(N dy )y( dx)y,x(M yy F          )y(' dy )y(   )y(
  • 26. Contoh 6 Selesaikan PD berikut ini: )y('x y F    x )y,x(N y )y,x(M      1 032 2  dy)yx(dx)yx( )y(yxx )y(dx)yx( )y(dx)y,x(M)y,x(F      2 2 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 27. 32 yyxx)y,x(F  3 2 3 y)y( y)y('   2 3yx y F )y,x(N     tatankonsCCyyxx  32 Penyelesaian Umum PD Eksak adalah Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 28. Latihan 2 Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini t e 3 03245 03124 01213 0232 0321 43 23 32 223      dy)yx(ydxx. dyxydx)y(. dy)x(xdx)x(y. dy)yx(dx)yx(. dy)yx(dx)xy(. Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 29. PD Peubah Terpisah • Persamaan Umumnya • Penyelesaiannya 0 dy)y(gdx)x(f Cdy)y(gdx)x(f   Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 31. PD Peubah Dapat Dipisahkan • Persamaan Umumnya • Kedua ruas dibagi dengan • Penyelesaian Umumnya 01221  dy)y(g)x(fdx)y(g)x(f )y(g).x(f 22 0 2 1 2 1  dy )y(g )y(g dx )x(f )x(f Cdy )y(g )y(g dx )x(f )x(f   2 1 2 1 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 32. Contoh 8 xy 1Kedua ruas dikalikan 0121  dy)y(xdx)x(y Cdy) y (dx) x ( dy y )y( dx x )x(       1 1 2 1 0 121 Penyelesaian Umum PD Cyxxyln Cyylnxxln   2 2 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 33. Latihan 3 Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini t e 3 2 2 2 1 1 5 0114 03 0132 01 x y dx dy . dyx)y(dxy)x(. dyxdxy. dy)y(dxx. dyydxx.        C a u arctg aua du   1 22 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 34. PD Homogen • Persamaan Umumnya Jika M(x,y) dan N(x,y) adalah fungsi-fungsi homogen dan berderajat sama maka disebut PD Homogen. • Penyelesaian dengan substitusi y = vx; dy = v dx + x dv sehingga diperoleh PD dengan peubah terpisah. Suatu fungsi f(x,y) disebut homogen derajat n jika f(kx,ky)=knf(x,y). 0 dy)y,x(Ndx)y,x(M Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 35. Contoh 9 021 0 2   dvxdx)v(x )dvxdxv(xdx)vxx( substitusi y = vx ; dy = v dx + x dv 0 dyxdx)yx( )v(x 21 1 2  Namakan :1 12 1 2212 21 C)vln(xln C)vln(xln   PD Homogen derajat 1 Kedua ruas dikalikan dengan 1 21 11 Cdv v dx x     ClnC 12
  • 37. Latihan 4 Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini t e 3 2 2 22 22 2 4 23 012212 01 x xyy dx dy . dyxydx)yx(. dy) y x (edx)e(. dxxydy)yx(. y x y x      Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 38. PD Bentuk (ax + by + c)dx + (px + qy + r)dy = 0 • Jika a.q - b.p = 0 atau p/a = q/b = m Dengan substitusi : u = ax + by, dy = (du – a dx)/b maka PD tersebut bisa diubah menjadi PD dengan peubah terpisah • Jika a.q - b.p  0 Dengan substitusi x = x1+h ; y = y1+k , dimana x = h ; y = k adalah penyelesaian dari persamaan:ax + by + c =0 px + qy + r = 0 ; maka PD berubah menjadi PD Homogen: (ax1 + by1) dx1+ (px1 + qy1) dy1 = 0. Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 39. Contoh PD Bentuk (ax + by + c)dx + (px + qy + r)dy = 0 PUPDCy)yx( C)yx()yx(x Cuux Cdu)u(dx du)u(dx dxudxduduudxu )dxdu)(u(dxu dydxdu;yxu bpaq dy)yx(dx)yx(             2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 01 01 01 0 01
  • 40. PD Bentuk y.f(xy) dx + x.f(xy) dy = 0 • Dengan substitusi : y = z /x , dy = (x dz – z dx)/x2 maka PD tersebut bisa diubah menjadi PD dengan peubah terpisah. Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 41. Contoh PD Bentuk y.f(xy) dx + x.f(xy) dy = 0 PUPDC xyy x lnC xyxy x ln C zz x lnCzln z xln Cdz z z dx x dz z z dx x dz)z(xdxz )dxzzdxxzdzxdzdxzzdx)zdxxdz)(z(dx)z(z x zdxxdz )z(xdx)z( x z x zdxxdz dy; x z y dy)xy(xdx)xy(y                  11 11 12 0 12 012 0011 011 011 2 2 2 2 2 2 22 2 2
  • 42. PD Bernaulli • Persamaan Umumnya • Cara menyelesaikannya: Dengan substitusi Sehingga PD menjadi PD Linier tingkat satu, yaitu: dx dz ndx dy y;zy nn    1 11 )x(Qy)x(Py dx dy n  )x(Q)n()x(P)n(z dx dz  11 Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013
  • 45. Latihan 5 Selesaikan persamaan diferensial dibawah ini t e 3 22 22 4 1 5 0114 0513 06423522 524 12 1         y)x(y xdx dy . dy)xyyx(xdx)xy(y. dy)yx(dx)yx(. dy)yx(dx)yx(. yx yx dx dy . Ahmad Kamsyakawuni - Matematika Lanjutan - 2013