Materi ini berupaya melihat keragaman bentuk sensasi, persepsi, dan bahkan kesadaran di berbagai budaya. Tentu saja hal ini dilihat dari persepktif Lintas Budaya.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Materi ini berupaya melihat keragaman bentuk sensasi, persepsi, dan bahkan kesadaran di berbagai budaya. Tentu saja hal ini dilihat dari persepktif Lintas Budaya.
Paper yang membahas apa itu diri dan konsep diri--yang juga dihubungkan dengan fenomena terkini. Dilengkapi dengan pendapat para tokoh psikologi sosil.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Akhir Pekerjaan dan PensiunRisly Nur
Persentase Orang Dewasa Lanjut yang Tetap Bekerja, Produktivitas Orang Dewasa Lanjut, Fase-fase Pensiun dan Penyesuaian Diri pada Fase Pensiun.
Pada usia dewasa lanjut, banyak orang yang memilih tetap bekerja dan terus mengembangkan produktivitas mereka. Mereka cenderung tidak mau kalah dengan pekerja muda. Mereka menunjukkan kebanggaan dan kepuasan hidup pada kemampuan mereka. Fase pensiun adalah fase penuh perubahan yang menuntut mereka beradaptasi. Mereka yang memiliki penghasilan, pendidikan, serta sosialisasi yang baik akan melalui masa pensiun dengan mudah, sedangkan bagi mereka yang memiliki penghasilan, pendidikan, serta sosialisasi yang kurang akan mengalami kesulitan dalam masa pensiun.
Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Lingkup askep gerontik meliputi
Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
2. Usia Tua Saat ini
Di jepang, usia tua adalah tanda status.
Sebaliknya di Amerika Serikat, ketuaan
umumnya dipandang sebagai sesuatu yang
tidak diinginkan.
Ageisme : Prasangka buruk atau diskriminasi
terhadap seseorang ( umumnya terhadap
orang yang sudah tua ) yang didasarkan
kepada usia.
3. “ Young Old “, “ Old Old “,
“ Oldest Old “
Penuaan Primer adalah proses kemunduran tubuh
gradual tak terhindarkan yang dimulai pada masa
awal kehidupan dan terus berlangsung selama
bertahun – tahun, terlepas dari apa yg orang –
orang lakukan untuk menundanya.
Penuaan Sekunder merupakan hasil
penyakit, kesalahan, dan penyalahgunaan faktor –
faktor yg sebenarnya dpt dihindari dan berada
dalam kontrol sso. Dengan memilih makanan dan
menjaga kebugaran tubuh sepanjang masa
dewasa, banyak orang yg dpt menunda efek
sekunder dari penuaan.
4. Pada saat ini, ilmuwan sosial yg mengkhususkan diri
mempelajari penuaan merujuk kpd 3 kelompok
lansia : “ lansia muda “ ( young old ), “ lansia tua “ (
old old ), “ lansia tertua “ ( oldest old ).
Secara kronologis, young old berkisar antara usia 65
sampai 74 tahun, yg biasanya aktif, vital, dan bugar.
Old old berusia antara 75 sampai 84 tahun, dan
oldest old berusia 85 tahun
keatas, berkecenderungan lebih besar lemah dan
tdk bugar serta memiliki kesulitan dalam mengelola
aktivitas keseharian.
5. Usia Fungsional : Ukuran kemampuan sso untuk
berfungsi secara efektif dlm lingkungan fisik dan
sosialnya dibandingkan dg orang lain yg seusianya.
Ex : sso berusia 90 tahun yg tetap berasa dlm
kesehatan yg prima bisa jadi berfungsi lebih muda
dibandingkan org berusia 65 tahun yg tdk sehat.
Gerontologi : Studi tentang penuaan dan prosesnya.
Geriatris : Cabang pengobatan yg fokus pada proses
penuaan dan kondisi medis yg berkaitan dg usia.
6. PERKEMBANGAN FISIK
Usia dan Penuaan
Harapan hidup : Usia dimana sso dalam waktu ttt
biasanya hidup ( dg mempertimbangkan usia &
status kesehatannya pada saat ini ), berdasarkan
usia rata – rata populasi.
Usia : Panjang kehidupan sso
Rentang usia : Periode terpanjang suatu spesies
dpt hidup
7. Tren dan Faktor dalam Harapan Hidup
Perbedaan Regional dan Etnis : Rata2 sso yg lahir di
negara maju dpt berharap u hidup 13 tahun lebih
lama dibandingkan org yg lahir di negara
berkembang.Akan tetapi, harapan hidup bervariasi
scr lebih luas dlm bbrp negara.
( Harapan hidup berdaasarkan tahun kelahiran, jenis kelamin, dan ras, tahun 2000, diAmerika Serikat )
Jenis Kelamin Semua Ras Kulit Putih Kulit Hitam
Pria 74,1 74,8 68,2
Wanita 79,5 80,0 74,9
8. Perbedaan Gender : Hampir di seluruh dunia,
wanita hidup lebih lama dibandingkan pria,
walaupun terdapat pengecualian di negara
berkembang dimana para anak perempuan dan
wanita menghadapi diskriminasi yg parah (
Kinsella &Velkoff, 2001 ).
9. Mengapa Orang – Orang Menjadi Tua ?
Teori Pemrograman Genetik Teori Peringkat Variabel
Teori senescene terprogram : Penuaan
mrp hasil pertukaran berurutan pd gen
ttt. Senescene mrp waktu ketika
penurunan yg berkaitan dg penuaan
menjadi nyata.
Teori wear and tear : Sel dan jaringan
memiliki bagian vital yg akan rusak.
Teori Endokrin : Jam biologis bertindak
melalui hormon untuk mengontrol
dimensi penuaan.
Teori radikal bebas : Akumulasi
kerusakan dari radikal oksigen
menyebabkan sel dan organ u berhenti
berfungsi.
Teori Imunologis : Penuaan terprogram
dlm sistem imun tubuh yg menjurus kpd
peningkatan kerapuhan trhdp penyakit
menular & kemudian kpd penuaan dan
kematian.
Teori peringkat kehidupan : semakin
besar tingkat metabolisme, semakin
pendek usianya.
Teori autoimun : Sistem imun menjadi
bingung & menyerang sel tubuh sendiri.
10. Perubahan Fisik
Perubahan Organis dan Sistematis : Perubahan dlm
fungsi organis dan sistematis sangat bervariasi, baik
diantara maupun didlam individu. Sebagian sistem
tubuh dan keberfungsian organ
menurun, sedangkan sebagian yg lain tetap
sebagaimana adanya.
Penuaan Otak : Pada lansia normal &
sehat, perubahan pd otak biasanya bersifat rendah
dan hanya membuat sedikit perbedaan (
kemper, 1994 ). Setelah usia 30 tahun, otak
kehilangan beratnya, pertama- tama
sedikit, kemudian menjadi lebih cepat.
Sehingga, pada usia 90 tahun, otak kehilangan 10 %
dari beratnya.
11. Fungsi Sensoris dan Psikomotoris
Penglihatan : Banyak lansia yg kesulitan melihat
warna atau melakukan aktivitas sehari- hari
seperti membaca, menjahit, berbelanja, dan
memasak. Sebagian besar kerusakan penglihatan
( termasuk kebutaan ) disebabkan oleh
katarak, degenerasi moskular yg berhubungan dg
usia, glaukoma, dan retinopathy diabetes (
komplikasi diabetes yg tdk berkaitan dg usia ).
12. 1. Katarak : Bidang berkabut atau buram di
sekeliling lensa mata, yg menyebabkan
pengaburan pandangan.
2. Degenerasi moskular yg berkaitan dg usia :
Kondisi dimana inti retina secara gradual
kehilangan kemampuan u membedakan detail
yg halus, menjurus kpd penyebab kerusakan
mata permanen pd lansia.
3. Glaukoma : Merupakan kerusakan permanen pd
saraf optik yg disebabkan oleh peningkatan
tekanan pada mata.
13. Pendengaran : 40 % lansia menderita kehilangan
pendengaran, sering kali disebabkan oleh pres- bycusis,
penurunan dlm kemampuan mendengarkan suara
bernada tinggi yg berkaitan dg usia ( O’Neill et al., 1999).
Rasa dan Bau : Kehilangan kedua indra ini dpt merupakan
bagian normal dari penuaan, tetapi juga dpt disebabkan
oleh berbagai jenis penyakit dan obat- obatan,
pembedahan, atau keterpaparan trhdp materi beracun di
lingkungan. Selain itu dpt disebabkan juga oleh olfactory
bulb, organ di otak yg bertanggung jawab trhdp
penciuman dan perasa yg rusak.
Kekuatan, DayaTahan, Keseimbangan, danWaktu
Bereaksi : Lansia memiliki kekuatan yg jauh berkurang
dari yg pernah mrk miliki dan lebih terbatas
kemampuannya dlm aktivitas yg mensyaratkan daya
tahan atau kemampuan membawa beban berat.
14. Fungsi Seksual
Seks pd masa dewasa akhir berbeda dg apa yg
ada pd masa yg lebih muda. Pria biasanya
membutuhkan waktu lebih lama u ereksi dan
ejakulasi.
15. Kesehatan Fisik dan Mental
Kondisi Kronis dan Ketidakberdayaan Fisik : Sebagian besar
lansia memiliki satu/ lebih kondisi kronis/ ketidakberdayaan
fisik.
Arthritis ( radang sendi ) : Kelompok gangguan yg menyebabkan
sakit & ketidakmampuan bergerak, seringkali mengandung
peradangan pada sendi.
Osteoarthritis : Penyakit degeneratif sambungan sendi.
Rheumatoid arthritis :Yg mengakibatkan kesulitan bergerak yg scr
progresif menghancurkan jaringan sambungan.
Biasanya penanganan penyakit tsb mengandung kombinasi
obat anti peradangan, istirahat, terapi fisik, penggunaan
panas dan dingin, melindungi sendi dari tekanan, dan
terkadang mengganti sambungan, terutama pinggang.
Latihan aerobik dan menyedot cairan yg terbentuk dlm
lubang sendi dpt meringankan osteoarthritis.
16. Pengaruh pada Kesehatan
Aktivitas Fisik. Program olahraga jangka panjang bisa
mencegah banyak perubahan fisik yg diasosiasikan dg
penuaan yg normal. Latihan reguler dpt menguatkan
jantung & paru – paru serta menurunkan stres.
Nutrisi. Nutrisi berperan dlm proses kerapuhan terhadap
penyakit kronis seperti atherosclerosis, jantung, dan
diabetes ( Mohs, 1994 ). Memakan buah & sayur –
sayuran, terutama yg kaya dg vitaminC seperti buah jeruk
dan jus, sayuran berdaun hijau, brokoli, kubis menurunkan
resiko stoke ( Joshipura at al., 1999 ). KekuranganVitamin D
meningkatkan resiko patah pinggul ( LeBoff et al., 1999 ).
17. Masalah Mental dan Perilaku
Demensia ( kepikunan ) : Penurunan pada fungsi
kognitif dan perilaku akibat penyebab fisiologis.
Alzheimer : Gangguan otak yg bersifat degeneratif &
progresif yg ditandai dg penurunan kognitif dan
kehilangan kontrol fungsi tubuh, bermuara kpd
kematian.
Neurofibrillary tangles: Jumlah berlipat ganda serat yg
ditemukan dlm otak mrk yg menderita alzheimer.
Amyloid plaque : Gumpalan berlilin jaringan yg tdk dpt
larut, yg ditemukan dlm otak sso yg menderita alzheimer.
Penyakit Parkinson : Degenerasi neurologis
progresif, ditandai dg gemetar, kekakuan, gerakan yg
melambat, dan postur yg tdk stabil.
18. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
a. Mengukur kecerdasan lansia. Mengukur kecerdasan
lansia mrp hal yg kompleks. Sejumlah faktor fisik
dan psikologis dpt menurunkan nilai kecerdasan dan
mengarah kpd kesalahan penilaian atas kecerdasan
mrk. Untuk mengukur kecerdasan lansia, para periset
seringkali menggunakan tesWechsler Adult
Intelligence Scale (WAIS ).
Model dual proses : Model fungsi kognitif yg
dikemukakan o Baltes, yg mengidentifikasi dan mencoba
mengukur dua dimensi kecerdasan, yakni mekanis dan
pragmatis.
19. Mekanika kecerdasan : Pada model dual proses Baltes, istilah
ini berarti kemampuan memproses informasi dan
memecahkan masalah, terlepas dari isi, dpt pula berarti area
kognisi dimana kerap terjadi penurunan yg berkaitan dg usia.
Pragmatis Kecerdasan : Dalam model dual proses
Baltes, kalimat ini berarti dimensi kecerdasan yg cenderung
tumbuh seiring dg bertambahnya usia dan mencakup
pemikiran praktis, aplikasi dari pengetahuan & keterampilan
yg terakumulasi, kekhususan, produktivitas profesional, dan
kebijaksanaan.
Optimasi selektif terhadap kompetensi : Dalam model dual
proses Baltes, strategi u memelihara atau meningkatkan
keseluruhan fungsi kognitif dg menggunakan kekuatan yg
lebih kuat untuk mengkompensasi yg melemah.
20. b. Perubahan dalam Kemampuan Memproses : Penurunan
menyeluruh pd fungsi sistem saraf pusat, sebagaimana yg
diukur melalui waktu reaksi, scr luas dipercaya sbg
kontributor utama perubahan dlm kemampuan kognitif
dan efisiensi dlm pemprosesan informasi. Kemampuan yg
digunakan u belajar dan menguasai ket. Baru cenderung
menurun pada lansia.
c. Kompetensi dalamTugas Sehari- hari dan Pemecahan
Masalah : Ketika org menjadi tua, tes penting kompetensi
kognitifnya adlh kemampuan u hidup
independen, sebagaimana yg diukur oleh tujuh aktivitas
instrumental hidup sehari- hari ( IADLs ) : mengatur
keuangan, berbelanja kebutuhan pokok, menggunakan
telepon, mendapatkan transportasi, mempersiapkan
makan, beobat, dan mengurus rumah.
21. Memori : Bagaimana Perubahannya
Memori Jangka Pendek
Memori sensoris : Penyimpanan awal, singkat, dan temporer
informasi sensoris.
Memori kerja : Penyimpanan jangka pendek informasi yg sedang
diproses secara aktif.
Memori Jangka Panjang
Memori episodik : Memori jangka panjang pengalaman/ peristiwa
ttt, dihubungkan kpd waktu dan tempat.
Memori semantis : Memori jangka panjang pengalaman faktual
umum, adat istiadat, dan bahasa.
Memori prosedural : Memori jangka panjang ket. Motor, kebiasaan,
dan cara melakukan sesuatu yg kerap dpt dipanggil kembali tanpa
usaha yg disengaja, terkadang disebut memori implisit.
Priming : Peningkatan kemudahan dlm melakukan suatu tugas atau
mengingat informasi sbg hasil dari interaksi sebelumnya dg tugas
atau informasi tsb.
22. Mengapa Beberapa Aspek Memori Menurun ?
Masalah pada Encoding, Storage, dan Retrieval :
Lansia cenderung kurang efisien dan akurat dalam
meng- encode informasi baru yang mudah diingat,
menyimpan, dan mengulang kembali.
Perubahan Neurologis
Hipocampus : penting dlm kemampuan menyimpan
informasi baru dlm memori jangka panjang, diperkirakan
kehilangan 20 % sel sarafnya pada usia senja.
Daerah di kiri prefrontal cortex tampaknya mempengaruhi
kemampuan lansia dlm mengingat dan mengenali.
Penurunan pada prefrontal cortex bisa menyebabkan
masalah memori umum lansia seperti lupa memenuhi janji
dan menyangka peristiwa yg dibayangkan sbg benar –
benar terjadi.
23. Metamemori : Pandangan dari Dalam
Metamemory in Adulthood ( MIA ) : Kuesioner yg
didesain mengukur berbagai aspek metamemori
org dewasa, termasuk keyakinan akan memori
mrk sendiri dan seleksi serta penggunaan
strategi untuk mengingat.
Meningkatkan Memori pada Lansia. Beberapa
peneliti telah menawarkan program pelatihan
mnemonics : yaitu teknik yg di desain u
membantu org mengingat, membuat asosiasi
antara wajah dan nama, atau
mentrasformasikan berbagai elemen cerita ke
dalam citra mental.
24. Kebijaksanaan
Erickson memandang kebijaksanaan sbg sebuah aspek
perkembangan kepribadian di masa senja. Penyelidik lain
mendefinisikan kebijaksanaan sbg perluasan pemikiran
postformal, yakni sintesis penalaran dan emosi.
Kualitas seperti sikap terbuka terhadap
pengalaman, kreativitas, pemikiran refleksif, dan penalaran
moral nampaknya amat mempengaruhi perkembangan
kebijaksanaan ( Pasupathi et al., 2001).
Temuan utama dalam sebuah riset adlh bahwa
kebijaksanaan umumnya dimiliki oleh orang – orang
tua, walaupun tdk secara eksklusif hanya dimiliki para
lansia, terutama mrk yg telah memiliki jenis pengalaman
ttt.
25. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Stabilitas Kualitas Kepribadian
Meskipun beberapa riset telah menemukan
perubahan usia senja dlm beberapa dimensi ttt
dari “ lima besar “ kepribadian, seperti
peningkatan persetujuan dan menurunnya
ekstraversi telah menunjukkan kasus yg
mengesankan ttg stabilitas esensial kualitas
kepribadian. Pola kualitas ttt yg terus ada
memberikan kontribusi terhadap kemampuan
beradaptasi dg penuaan dan dpt memprediksikan
kesehatan dan usia.
26. Isu danTugas Normatif
Bagi Erickson, potensi puncak masa dewasa akhir adlh
perasaan akan adanya integritas ego ( ego integrity ), atau
integritas diri , pencapaian yg didasarkan pd refleksi akan
kehidupan sso.
Integritas egoVs Keputusasaan : Menurut Erickson, tahap
kedelapan dan akhir perkembangan psikososial, di mana
orang – orang pd masa dewasa akhir mencapai perasaan
integritas diri dg menerima hidup yg pernah mrk jalani, dan
karena itu menerima kematian, atau berujung kpd
keputusasaan bahwa hidup mrk tdk dapat diulang kembali.
Erikson meyakini bahwa walaupun fungsi tubuh melemah,
org harus mempertahankan “ keterlibatan vital “ dlm
masyarakat.
27. Model Coping.
Coping ( penanganan masalah ) adlh pemikiran atau
perilaku adaptif dlm mengurangi atau meringankan
stres yg bersumber dari kondisi yg menyakitkan,
berbahaya, atau menantang. Coping mrp aspek
penting dlm kesehatan mental.
a. Berbagai Faktor dalam Kesehatan Emosional :
GeorgeVailliant. Menurut tiga studi prospektif 50
tahun kehidupan, faktor prediktif paling penting adlh
penggunaan pertahanan adaptif ( adaptive defenses
) yg sudah matang seperti mementingkan
kepentingan org lain, menahan diri, antisipasi (
merencanakan masa depan ), dan sublimasi (
menyaring inti hidup ) dlm menghadapi berbagai
masalah
28. b. Model Penilaian Kognitif : Model penanganan
masalah ( coping ) yg dikemukakan oleh Lazarus
dan Folkman yg menyatakan bahwa berdasarkan
penilaian berkesinambungan dlm hubungan mrk dg
lingkungan – orang2 memilih strategi penanganan
masalah yg tepat u menghadapi situasi yg
memotong sumber daya mrk.
Coping berfokus pd masalah : Dlm model ini strategi
penanganan masalah ditujukan langsung u bertujuan
menghilangkan, mengatur, atau meningkatkan kondisi yg
menekan.
Coping berfokus pd emosi : Dlm model penanganan
masalah berfokus pd penilaian kognitif, strategi coping
diarahkan kpd pengaturan respons emosional trhdp situasi
yg menekan u mengurangi pengaruh fisik atau
psikologisnya ; terkadang disebut pallative coping.
29. Agama dan Kebahagiaan di Akhir Usia
Agama tampaknya memainkan peran pendukung bagi
banyak lansia. Kemungkinan penjelasan bagi hal ini antara
lain dukungan sosial, keinginan akan gaya hidup yg
sehat, persepsi ttg kontrol trhdp hidup mrk melalui
do’a, mendorong kondisi emosi positif, penurun stres, dan
keimanan terhadapTuhan sbg cara menafsirkan kesialan (
Seybold & Hill, 2001 ).
Keterlibatan religiusitas tampak memiliki pengaruh positif
pd kesehatan mental scr fisik dan usia ( Ellison &
Levin, 1998; Koenig, George, & Peterson, 1998 ).
Penelisikan terhadap riset ini menemukan asosiasi positif
antara religiusitas atau spiritualitas dan
kebahagiaan, kepuasan mental, fungsi psikologis, dan
asosiasi negatif dg bunuh
diri, pembangkangan, kriminalitas, dan penyalahgunaan
obat serta minuman keras ( Seybold & Hill, 2001 ).
Orang – orang dg komitmen religius yg tinggi cenderung
memiliki kepercayaan diri yg tinggi ( Krause, 1995 ).
30. Model Penuaan “ Sukses “ atau “
Optimal “
Teori Penarikan Diri :Teori penuaan yg diungkapkan
oleh Cumming dan Henry yg menyatakan bahwa
penuaan yg sukses ditandai dg penarikan diri mutual
antara lansia dan masyarakat.
Teori Aktivasi :Teori penuaan yg dipopulerkan oleh
Neugarten dan yg lain, yg menyatakan bahwa u
menua dg sukses sso harus tetap aktif.
Teori Kontinuitas :Teori penuaan yg disodorkan
olehAtchley, yg menyatakan bahwa u menua dg
sukses sso harus mempertahankan keseimbangan
kontinuitas dan perubahan dlm struktur internal dan
eksternal kehidupan mereka.
31. Peran Produktivitas
Sebagian ahli riset berfokus pd aktivitas
produktif, berbayar atau sukarela, sbg kunci u
menjalani penuaan dg baik.
Optimasi Selektif dengan Kompensasi
Penuaan yg sukses tergantung kpd kepemilikan
tujuan yg memandu perkembangan dan sumber
daya untuk menjadikan tujuan tsb berpotensi u
diraih. Pada masa tua bahkan sepanjang usia, kata
peneliti hal ini terjadi melalui optimasi selektif
dengan kompensasi.
32. GAYA HIDUP DAN ISU SOSIAL YANG
BERKAITAN DENGAN USIA
Kerja, Pensiun, dan Bersantai
Tren dalam Pekerjaan di Usia Lanjut dan Pensiun:
Sebagian besar org dewasa yg dpt pensiun, melakukannya;
dan seiring dg semakin panjang usianya, mrk lebih banyak
menghabiskan waktu dlm masa pensiun. Di semua negara,
para lansia mrp bagian kecil dari tenaga kerja, dan
persentasenya terus menurun sejalan dg peningkatan usia.
Orang – orang yg terus bekerja setelah usia 65 sampai 70
tahun menyukai pekerjaan mrk dan tdk menemukannya
sbg sesuatu yg membosankan dan menekan. Mereka
cenderung lebih aktif sepanjang periode santai mrk
dibandingkan para pensiunan ( Kiefer et al., 2001 ).
33. Bagaimana Usia Mempengaruhi Performa
Pekerjaan dan SikapTerhadap Kerja ?
Pekerja lansia sering kali lebih produktif
dibandingkan yg lebih muda.Walaupun mrk
bekerja lebih lamban dari org muda akan tetapi
mrk lebih akurat ( Czaja & Sharit, 1998 ).
Para Lansia cenderung lebih puas dg pekerjaan
mrk ketimbang yg lebih muda. Mrk terlibat, lebih
berkomitmen, digaji lebih baik, dan memiliki
kecenderungan lebih kecil u beralih pekerjaan
dibandingkan yg muda.
34. Hidup Setelah Pensiun
Orang – orang yg pensiun bisa jadi merasakan
kehilangan peran sentral bagi identitas mrk, atau mrk
menikmati hilangnya ketegangan yg berlalu bersama
peran tsb ( Kim & Moen, 2002 ).
Sepanjang bbrp tahun pertama setelah pensiun, org2
memiliki kebutuhan khusus akan dorongan atau
dukungan emosional yg membuat mrk merasa masih
berharga dan agar dpt mengatasi perubahan dlm
hidup mrk.
Teori kontinuitas menyatakan bahwa orang – orang yg
mempertahankan aktivitas dan gaya hidup mrk
sebelumnya akan dpt menyesuaikan diri dengan lebih
sukses.
35. Gaya hidup yg berfokus pada keluarga :
Pola aktivitas pensiun yg berputar pd
keluarga, rumah, dan perusahaan.
Investasi berimbang : Pola aktivitas pensiun
yg dialokasikan diantara keluarga, kerja, dan
bersenang – senang.
Bersantai yg serius : Aktivitas bersantai
menghasilkan keterampilan, perhatian , dan
komitmen.
36. Living Arrangements
Hidup sendiri. Lansia yg hidup sendiri pada umumnya berada dlm
kondisi kesehatan yg lebih baik dan tidak dipungkiri rentan terhadap
kesepian.Tetapi faktor lain seperti kepribadian, kemampuan
kognitif, kesehatan mental, mungkin memainkan peran yg lebih
signifikan dlm kerentanan trhdp kesepian.
Tinggal Bersama Anak yang Sudah Dewasa. Kesuksesan pengaturan u
hidup bersama anak tergantung kpd kualitas hub yg ada di masa lalu dan
kemampuan kedua generasi u berkomunikasi secara penuh dan terbuka.
Hidup dalam Institusi. Penggunaan institusi nonkeluarga u merawat
lansia yg sudah tua amat bervariasi, salah satunya adlh rumah jompo (
nursing home ).
Pilihan Rumah Alternatif. Pada saat ini bermunculan berbagai pilihan
panti kelompok yg bersama dg pertolongan medis modern dan program
kesehatan rumah, memungkinkan bagi lansia dg masalah kesehatan u
tetap berada dlm komunitas lebih lama lagi dan mendapatkan pelayanan
atau perawatan yg dibutuhkan tanpa mengorbankan kebebasan dan
harga diri.
37. Kekeliruan Penanganan Lansia
Pelecehan lansia : Kesalahan penanganan, penyia –
nyiaan lansia yg bergantung kpd org lain, atau
pelanggaran terhadap hak pribadi mrk.
Kekeliruan dlm memperlakukan lansia bisa dipecah
ke dlm 4 kategori: ( 1 ) kekerasan fisik ( physical
violence ) yg bertujuan u mengakibatkan cedera, ( 2 )
pelecehan fisik atau emosional, yg bisa mencakup
penghinaan dan ancaman ( ex: ancaman akan diusir
dari rumah/ dipanti jompokan ), ( 3 ) eksploitasi
material, atau penggelapan uang atau barang, ( 4 )
penyia- nyiaan, keacuhan yg disengaja maupun yg
tdk dlm memenuhi kebutuhan lansia ( Lachs &
Pillemar, 1995 ).
38. Hubungan Personal pada Usia Senja
Kontak Sosial
Menurut teori selektivitas sosioemosional lansia menjadi
sangat selektif trhdp org yg dipilihnya u menghabiskan
waktu bersama.
Relasi dan Kesehatan. Hubungan sosial dan kesehatan
berjalan beriringan tangan.
Keluarga Multigenerasi. Keluarga yg sudah berusia lanjut
memiliki karakter khusus ( Brubaker, 1983 ). Pada saat ini
banyak keluarga di negara maju terdiri dari empat atau
bahkan lima generasi ( dg lebih sedikit anggota keluarga pd
setiap generasi ), memungkinkan sso menyandang gelar
kakek dan cucu pd saat yg sama ( Kinsella &Velkoff, 2001 ).
Kehadiran banyak anggota keluarga dpt memberikan
pengayaan tetapi juga dpt menciptakan tekanan yg serius.
39. Relasi Konsensual.Tidak seperti hub keluarga
lainnya, pernikahan dlm hubungannya memiliki
karakteristik ikatan persahabatan sekaligus darah dan
hub tsb dpt memberikan pengalaman emosional paling
tinggi atau paling rendah.
Pernikahan yang Kekal. Pasangan suami-sistri yg masih
bersama di masa dewasa akhir berkecenderungan menyatakan
pernikahan mrk memuaskan dibandingkan pasangan paruh
baya, dan bahkan menyatakan kepuasaan tsb meningkat.
Pasangan yg masih bersama sampai usia lanjut cenderung
telah menyelesaikan perbedaan mrk dan telah sampai pd
akomodasi memuaskan scr mutual.
Perceraian dan Pernikahan Kembali. Perceraian pd usia senja
jarang terjadi, pasangan yg mengambil langkah ini
melakukannya pd usia yg lebih muda. Demikian juga u menikah
kembali di usia senja mungkin memiliki karakteristik khusus.
Menikah kembali memiliki manfaat sosial , karena lansia yg
menikah tdk terlalu membutuhkan bantuan dari komunitas
dibandingkan yg hidup sebatang kara.
40. Manjanda / Menduda. Pria lansia lebih cenderung menikah
dibandingkan lansia wanita, para wanita lebih cenderung
menjanda dibandingkan pria, u alasan yg sama.Wanita cenderung
hidup lebih lama dari suami mrk dan cenderung u tidak menikah
lagi.
Hidup Sebatang Kara. Lansia yg tidak pernah menikah
berkenderungan lebih tinggi u memilih hidup seorang diri
dibandingkan yg bercerai atau yg menjanda dan tdk terlalu
merasa kesepian ( Dykstra, 1995 ).
RelasiGay dan Lesbian. Lansia homoseksual, seperti lansia
heteroseksual, memiliki keinginan yg amat kuat terhadap
intimasi, kontak seksual, dan generativitas. Hub gay dan lesbian
pada usia senja cenderung menjadi kuat, saling mendukung dan
amat beragam.
Pertemanan. Di kalangan lansia, pertemanan biasa tdk lagi
dihubungkan kpd pekerjaan dan parenting, sebagaimana dlm
periode masa dewasa yg lebih awal. Mereka lebih fokus kpd
pendampingan dan dukungan ( Hartup & Stevens, 1999 ).
Sebagian besar lansia memiliki sahabat dekat daan lebih
menikmati waktu yg mrk habiskan bersama teman dibandingkan
waktu yg mrk habiskan bersama keluarga mrk.
41. Ikatan Keluarga di Luar Pernikahan
Hubungan dengan Anak yangTelah Dewasa- atau
Ketiadaan HubTersebut
Sebagaimana yg diprediksi teori selektivitas
sosioemosional prediksikan, lansia mencoba
menghabiskan lebih banyak waktu dg orang terdekat,
seperti anak mrk (Troll & Fingerman, 1996 ).
Anak – anak memberikan hub dg anggota lain, terutama dg
cucu. Dalam satu kelompok org “ old old “ dari berbagai
latar belakang sosioekonomi, mrk yg bersatu sbg org tua
lebih aktif berhubungan dg keluarga lain dibandingkan dg
org2 yg tdk memiliki anak.
Lansia dlm kondisi kesehatan yg lebih baik lebih sering
mengadakan kontak dg keluarga mrk dan dilaporkan
merasa lebih dekat kpd keluarga tersebut dibandingkan
mrk yg berada dlm kondisi kesehatan yg buruk.
42. Relasi dengan Saudara Kandung
Semakin dekat seorang lansia hidup di dekat saudara
kandungnya dan semakin banyak saudara kandung yg
mrk miliki, semakin cenderung org tsb mempercayai
saudaranya ( Connidis & Davies, 1992 ).
Saudara kandung di negara berkembang
berkecenderungan lebih besar memberikan bantuan
ekonomi ( Bedford, 1995 ).Terlepas seberapa besar
bantuan yg mrk berikan, kesiapan saudara kandung
mrp sumber perasaan nyaman dan aman di masa tua (
Cicirelli, 1995 ).
43. Menjadi Buyut
Ketika para cucu mulai tumbuh, para kakek/ nenek
semakin jarang bertemu mrk. Kemudian, ketika si
cucu menjadi org tua, sang kakek dan nenek
mendapatkan peran baru sebagai buyut.
Para kakek nenek dan para buyut penting bagi
keluarga mrk. Mereka adlh sumber
kebijaksanaan, pendamping dlm
bermain, penghubung ke masa lalu, dan simbol
kontinuitas kehidupan keluarga.
Mereka terlibat dlm fungsi generatif utama :
Mengekspresikan hasrat manusia u melampaui
mortalitas ( kematian ) dg menginvestasikan diri mrk
sendiri dlm kehidupan generasi berikutnya.