Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Dalam power point ini akan dijelaskan tentang psikologi kepribadian yang dibuat oleh kelompok kami mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta Prodi Gizi S1 guna kepentingan tugas persentasi yang di berikan oleh dosen psikologi, dalam PPT ini masih belum sempurna harap maklum adanya.
Revisi makalah Psikologi Perkembangan dengan tema "Periode Perkembangan Masa Remaja Awal" kelas PAI II Siang
diupload oleh:
1. Nurul Awwalina
2. Ahmad Mubarok P.
3. Khoirul Anam
4. Wahyu Hidayat
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir
sepanjang waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagai
manusia, setiap orang melalui jalan-jalan yang umum. Setiap diri kita mulai
belajar berjalan pada usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam
pada permainan fantasi pada usia kanak-kanak, belajar mandiri pada usia remaja
dan akhirnya belajar bertanggung jawab pada usia-dewasa.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut
dengan masa adolesen. Ketika manusia meginjak masa dewasanya sudah terlihat
adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan
bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain
manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap
mereka baik untuk dirinya serta mereka berusaha untuk mempertahankan nilai–
nilai atau norma–norma yang telah dipilihnya tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, perkembangan peserta didik pada usia dewasa
ini, memiliki hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Oleh sebab itu
penulis menyusun makalah yang berjudul ”Perkembangan Peserta Didik: Masa
Dewasa” Pembatasan pengkajiannya dibatasi pada masa dewasa saja itu
dikarenakan, agar bidang yang dikaji tidak keluar dari topik yang telah ditentukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembagian perkembangan Masa Dewasa?
2. Apa saja teori-teori tentang pertahapan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa
dalam kehidupannya?
4. Bagaimana karakteristik perkembangan orang dewasa?
2. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 2
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pembagian perkembangan Masa Dewasa.
2. Untuk mengatahui teori-teori tentang pertahapan.
3. Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan orang
dewasa dalam kehidupannya.
4. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan orang dewasa.
3. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pembagian Perkembangan Masa Dewasa
Pembagian perkembangan masa dewasa ada 3, yaitu:
1. Dewasa Awal
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap
kritikal selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga
puluhan (30-an). Ia dianggap kritikal karena disebabkan pada masa ini manusia
berada pada tahap awal pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini,
seseorang perlu membuat pilihan yang tepat demi menjamin masa depannya
terhadap pekerjaan dan keluarga. Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi
dilema antara pekerjaan dan keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama
dalam perkembangan karir dan juga hubungan dalam keluarga dan masalah yang
timbul tersebut merupakan salah satu bagian dari perkembangan sosio-emosional.
Masa dewasa muda juga sering kali dianggap sebagai masa untuk
berprestasi yang setinggi-tingginya sehingga tidak menutup kemungkinan mereka
dapat mengekspresikan segala potensinya untuk menciptakan karya-karya yang
baru, inovatif, dan kreatif. Namun, tidak selamanya individu yang menginjak
masa dewasa muda tersebut dapat mewujudkan karya kreatifnya. Semuanya
berpulang pada masing-masing individu, yaitu sejauh mana mereka benar-benar
berusaha keras untuk itu. Kalau benar-benar serius, tentu segala sesuatunya dapat
terwujud dengan baik.(Dariyo, 2004:67)
Sosioemosional adalah perubahan yang terjadi pada diri setiap individu
dalam warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu.
Menurut Teori Erikson, Tahap Dewasa Awal yaitu mereka di dalam lingkungan
umur 20 an ke 30 an. Pada tahap ini manusia mulai menerima dan memikul
tanggungjawab yang lebih berat. Pada tahap ini juga hubungan intim mulai
berlaku dan berkembang.(Hurlock, 1980:277)
2. Dewasa Madya
Masa Dewasa Madya adalah masa peralihan dewasa yang berawal dari
masa dewasa muda yang berusia 40- 65 tahun. Pada masa dewasa madya, ada
4. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 4
aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal, aspek-aspek lainnya
berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek- aspek yang mulai menunjukkan
terjadinya kemunduran- kemunduran.
Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur
menurun. Aspek- aspek psikis (intelektual- sosial- emosional- nilai) masih terus
berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan
kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa
dewasa madya (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek- aspek psikis ini pun secara
berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastic pada akhir
usia dewasa. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan disajikan uraian secara lebih
rinci tentang perkembangan fisik, intelektual, moral, dan karier pada masa
dewasa.
Menurut Lavinson, Masa Dewasa Madya berusia 40-50 tahun. Masa
Dewasa Madya adalah masa peralihan dari masa dewasa awal. Pada usia 40 tahun
tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke masa madya
(tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang memiliki tiga
macam tugas:
a. Penilaian kembali pada masa lalu.
b. Perubahan struktur kehidupan.
c. Proses individuasi.
Artinya seseorang menilai masa lalu dengan kenyataan yang ada saat ini,
dan dengan pandangan ke depan seseorang merubah struktur kehidupannya
dengan penyesuaian pemikiran rasional pada zaman ini pula. Proses individuasi
akan membangun struktur kehidupan baru yang berlangsung sampai fase
penghidupan yang berikutnya yaitu permulaan masa madya (45-50 tahun).(Ibid,
hlm 319)
3. Dewasa Akhir
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir
(60 ke atas). Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah
menginjak lansia dan anaknya yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang
dewasa yang bertanggungjawab. Di samping itu permasalahan dari diri sendiri
dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang cukup menyita perhatian.
5. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 5
Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan
fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik,
pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut Erikson tahap dewasa akhir
memasuki tahap integrity vs despair yaitu kemampuan perkembangan lansia
mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif dan negatif yang mampu
mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam menghadapi
kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial dan
produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan
hidup terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis di masa lansia
adalah tetap produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan
semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan
ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas
maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya
kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran ditengah masyarakat,
hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.Menurut Erikson,
perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting,
yaitu keintiman, generatif, dan integritas. Menurut Erikson, perkembangan
psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu
keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain
dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin
hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan
hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang
memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami
individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia
dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan cenderung berubah.
6. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 6
Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-
anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai
memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak
orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas,
menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih tersisa.
3. Perkembangan Integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang
setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta
setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan
kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu
dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang
kematian.(Mari’at, 2005:242-253)
B. Teori-Teori Pertahapan
1. Teori Pertahapan Menurut Erikson (1963)
Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas sesorang sekaligus
mamasuki masa dewasa awal yang ditandai oleh intimitasi vs isolasi, maka
seseorang tinggal mengalami dua fase lagi meliputi sebagian besar masa
hidupnya. Dalam fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan sesorang dapat
berkembang kearah generativitas vs stagnasi, sedangkan dalam fase kedelapan
atau fase terakhir seseorang dapat berkembang kearah integritas-ego vs putus asa.
Erikson percaya pada Fase generativitas vs stagnasi bahwa orang dewasa tengah
berada pada posisi berbahaya menghadapi persoalan hidup yang signifikan.
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi
persoalan hidup yang signifikan-generativitas vs stagnasi, adalah nama yang
diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa hidupnya. Generativitas
mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan
guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.
7. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 7
2. Teori Pertahapan Menurut Lavinson
Fokus perhatian Lavinson dalam mempelajari fase-fase hidup manusia
tertuju pada siklus hidup dari pada jalan hidup seseorang. Jalan hidup seseorang
berbeda-beda dari yang satu dengan yang lain, apa yang berubah selama orang itu
hidup merupakan struktur kehidupan yang mengatur transaksi antara struktur
kepribadian dengan struktur sosial. Lavinson membedakan empat periode
kehidupan, yaitu:
1. Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)
2. Masa dewasa awal (17-45 tahun)
3. Masa dewasa madya (40-65)
4. Masa dewasa akhir (60 ke atas)
Antara 17 dan 22 tahun seseorang ada di dua masa. Ia meninggalkan masa
pra-dewasa dan memasuki masa dewasa awal yang mencangkup tiga periode,
yaitu; pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28 tahun), di mana orang akan
mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan sosial untuk membentuk
struktur kehidupan yang stabil. Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur
kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil. Dalam fase kemantapan (33-40
tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap menemukan tempatnya dalam
masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada pada (17-33) mulai
mencapai kenyataan. Pekerjaan dan keluargan membentuk struktur peran yang
memunculkan aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut. Pada
usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa. Setelah itu mulailah peralihan ke
masa madya (tengah baya antara usia 40-45 tahun), dalam masa ini seseorang
memiliki tiga macam tugas:
1. Penilaian kembali pada masa lalu
2. Perubahan struktur kehidupan
3. Proses individuasi.(Monk dkk, 2004:326-329)
8. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 8
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa
Dalam Kehidupannya
Adapun faktor- faktor tertentu dalam kehidupan orang dewasa yang akan
mempermudah perkembangan orang dewasa. Faktor- faktor yang paling
berpengaruh adalah:
Kekuatan Fisik
Bagi banyak individu, puncak kekuatan fisik dicapai dalam usia
pertengahan dua puluhan. Kekuatan fisik yang prima dapat mengatasi atau
memecahkan persoalan- persoalan yang timbul pada masa orang dewasa. Untuk
memelihara kekuatan fisik yang prima perlu dijaga kesehatan. Ada 6 kebiasaan
hidup sehat yang perlu dilakukan oleh orang dewasa untuk memelihara kekuatan
fisik, yaitu:
1. Sarapan pagi.
2. Makan secara teratur.
3. Makan secukupnya untuk memelihara badan yang normal.
4. Tidak merokok.
5. Olahraga secukupnya.
6. Tidur secara teratur 7- 8 jam setiap malam.
Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik orang dewasa mencapai kekuatannya antara usia 20-
an dan 30-an. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20-an dan 25-an
dan sesudah itu kemampuan ini sedkit demi sedikit menurun. Kemampuan
motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang baik dan
kesehatan yang baik. Kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik
memungkinkan orang dewasa melatih keterampilan- keterampilannya secara lebih
baik. Di samping itu, orang dewasa yang mempunyai kemampuan motorik yang
baik cenderung akan dapt menyelesaikan dengan baik pekerjaan yang menuntut
kemampuan fisik. Dalam mempelajari keterampilan-keterampilan motorik baru,
orang dewasa yang berusia 20-an, menunjukkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan hasil mereka yang mempelajarinya dalam usia mendekati
masa setengah baya.
9. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 9
Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada
situasi- situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari,
penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai
puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun.
Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya
dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi
pentingnya kemampuan motorik. Kemampuan mental seperti penalaran dengan
menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan
berpikir secara kreatif sangat diperlukan dalam mempelajari dan menyesuaikan
diri terhadap keterampilan- keterampilan dan kecakapan-kecakapan yang dituntut
oleh tugas-tugas perkembangan orang dewasa. Baik pria maupun wanita pada
umumnya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam usaha- usaha mereka
memilih teman- teman bergaul sebagai calon istri maupun suami.
Motivasi Untuk Berkembang
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Individu yang merasa butuh dan perlu untuk
menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa cenderung mengarahkan
perilakunya ke arah terkuasainya tugas- tugas perkembangan orang dewasa.
Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi
orang dewasa. Individu tersebut cenderung mengabaikan tugas-tugas
perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
Model Peran
Motivasi untuk berkembang memiliki peranan yang strategis dalam
perkembangan orang dewasa. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi
untuk berkembang menjadi orang dewasa cenderung mengabaikan tugas-tugas
perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.
10. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 10
D. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Karakteristik perkembangan belajar orang dewasa, ada empat konsep ciri
pembelajaran orang dewasa, yaitu :
1. Konsep diri
2. Konsep pengalaman
3. Konsep kesiapan belajar
4. Konsep perspektif waktu atau orientasi belajar
Dalam pendidikan orang dewasa (andragogi) terdapat hubungan timbal
balik. Dimana hubungan pengajar dan pelajar adalah hubungan yang saling
membantu. Pengalaman guru dinilai sebagai sumber utama dalam belajar.
Perbedaan pendidikan orang dewasa dengan anak-anak adalah, kalau
andragogi pelajar mengelompokkan diri berdasarkan minat, sedangakan pedagogi
pengelompokannya berdasarkan tingkatan. Pada andragogi belajar berorientasi
pada masalah, dimana pada persoalan sekarang untuk dipergunakan srkarang juga.
Sedangkan pada pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang
dipelajari oleh murit sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang.
Mengenal corak kepribadian seseorang merupakan faktor penentu
keberhasilan interaksi kegiatan pembelajaran pendidikan oarang dewasa interaksi
antara pelajar adalah inti dari kegiatan pembelajaran dalam pendidikan orang
dewasa. Hal ini dapat terjadi jika ada kontak di antara mereka.
1. CIRI FISIK ORANG DEWASA
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm dan
rata-rata berat 62 Kg. Pria umumnya lebih besar 175 cm dan 78 kg. Tentu saja
angka tersebut hanya rata-rata bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung
pada faktor tempat dan sejarah.
Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor
lingkungan dan kebudayaan juga dapat mempengaruhi seperti gizi makanan.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara
umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik
mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang
dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. (Namun, hal ini tentu
11. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 11
saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang
berasal dari daerah terik dan kurang terik; dan orang-orang tersebut dapat
memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.). Rata-rata, wanita
memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria. Perkiraan panjang umur
manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa
tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang
berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50,000 pada
tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Secara fisik usia, rangka tubuh, tinggi dan lebarnya tubuh seseorang dapat
menunjukkan sifat kedewasaan pada diri seseorang. Faktor-faktor ini memang
biasa digunakan sebagai ukuran kedewasaan. Akan tetapi segi fisik saja belum
dapat menjamin ketepatan bagi seseorang untuk dapat dikatakan telah dewasa.
Sebab banyak orang yang sudah cukup usia dan kelihatan dewasa akan tetapi
ternyata dia masih sering memperlihatkan sifat kekanakkanakannya.
Oleh sebab itu dalam menentukan tingkat kedewasaan seseorang dari segi
fisiknya harus pula dengan mengetahui:” Apakah dia dapat menentukan sendiri
setiap persoalan yang dia hadapi, dan apakah ia telah dapat membedakan baik
buruknya serta manfaat dan ruginya sebuah permasalahan hidup. Selain itu juga
adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain juga
adanya kepercayaan pada diri sendiri dan tidak bergantung kepada orang
lain,tidak cepat naik pitam dan marah, serta tidak menggerutu disaat menderita
dan menerima cobaan dari Tuhan, sehingga nantinya ia dapat dilihat bagaimana
tingkat kedewasaan seseorang tersebut dalam mengatasi semua persoalan hidup
yang dia alami”.
2. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen.
Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa dewasa
muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti, paling tinggi pada masa ini hanya
meningkat 5 point saja.Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir
kelompok dewasa muda masih terus berkembang, lebih meluas atau komprehensif
dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat
dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Makin tinggi dan luas
12. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 12
ilmu,pengetahuan dan informasi yang dikuasai makin tinggi kualitas kemampun
berpikir seseorang.Perkembangan kekuatan dan kemampun intelektual ini
berkaitan erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa
dewasa ini. Masa awal dewasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi,
pada jenjang Diploma,S1,S2,S3.Mereka yang melanjutkan studi ke perguruan
tinggi ,mempunyai kesempatan untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir.Berkenaan dengan kemampuan
intelektual, Cattel and Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid
intelligence dan crystallized intelegence:meliputi proses memahami hubungan,
pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan
pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan,sedangkan crystallized intelegence
berkaitan dengan penguasaan dan kecakapan-kecakapan khusus yang telah
dipelajari. Crystallized intelegence tergantung pada latar belakang budaya dan
pendidikan.
Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan
transisi dari ‘apa yang ingin saya ketahui’ (what I need to know) yang merupakan
penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja, lalu setelah itu
menjadi ‘bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang telah saya ketahui
‘(how should I use what I know) yang merupakan integrasi keterampilan berpikir
pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi ‘mengapa saya perlu tahu
‘ (why should I know) yang merupakan pencarian tujuan dan makna yang
berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wisdom) pada usia tua.
3. PERKEMBANGAN EMOSI ORANG DEWASA
Pada umumnya orang dewasa dikatagorikan menjadi 3:
1. Dewasa Awal
Dewasa awal adalah usia yang produktif dan banyak penysuaian yang
harus dilakukan menyebabkan masa ini juga disebut masa bermasalah. Pada ini
banyak persoalan-persoalan kehidupan yang barudan belum pernah ditemui
sebelumnya. Masa ini juga ditandai dengan banyaknya permasalahan (emosional
tansion) yang terjadi pada masa dewasa awal pada umumnya disebabkan oleh
banyaknya persoalan yang dihadapi, dan banyaknya pola yang harus dilakukan,
13. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 13
hal ini akan lebih parah bila individu memiliki harapan-harapan terlalu tinggi
terhadap perkawinannya dan pekerjaannya ataupun masa depannya. Ketegangan
emosional sering muncul dalam bentuk kekwatiran berkepanjangan yang
intensitasnya tergantung pada penyesuaian terhadap persoalan dan pada saat
tertentu. Pada dewasa awal ini, penyesuaian diri terhadap masalah pekerjaan,
perkawinan, dan keluarga serta perubahan peran sosial dalam masyarakat
merupakan hal yang sangat pokok dalam kehidupan masa dewasa ini.
2. Dewasa Madya
Usia madya merupakan masa peralihan dari masa dewasa yang penuh
vitalitas ke masa tua dengan berbagai penurunan fungsi phisik dan psikis, seperti
dipahami bahwa masa transisi selalu perlu penyesuaian diri. Penyesuaian yang
radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah yang cenderung merusak
keseimbangan manusia, baik dalam emosi dan aspek kepribadian yang lain. Tetapi
dalam segi emosional pada masa setengah baya ini cenderung fluktuati (naik
turun). Penyesuaian yang menonjol pada usia setengah baya atau pada usia madya,
berbeda dengan penyesuaian pada awal masa dewasa. Karena masa ini sering
dianggap sebagai periode yang ditakuti, pada dasarnya secara manusiawi setiap
orang takut kehilangan vitalitas, sttus dan kemampuan hidup. Sehingga pada masa
awal ini sering muncul masa puber kedua, sebagai ekspresi kecemasan terhadap
penurunan vitalitas yang dialami dan rasa ketakutan dirinya menjadi tua.
3. Dewasa Akhir
Pada dewasa akhir perkembangan emosionalnya cenderung lebih stabil.
4. KEMATANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP ORANG DEWASA
Teori belajar sosial merupakan kondisi lingkungan yang membuat
seseorang memperoleh dan memelihara respon-respon agresif. Dari teori ini
adalah sebagian besar tingkah laku individu yang di peroleh sebagai hasil belajar
melalui pengamatan (observasi )atas tingkah laku yang di tampilkan oleh
individu-individu lain yang menjadi model. Dengan demikian, para ahli teori
percaya bahwa observational atau social modeling adalah metode yang sering
menyebabkan agresi. anak-anak yang melihat model orang dewasa agresif secara
14. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 14
konsisten akan lebih agresif bila dibandingkan dengan anak-anak yang melihat
model orang dewasa non-agresif.
Menurut Decey dan Kenny (1997), yang dimaksud dengan kognisi social
adalah kemampuan untuk kemampuan berpikir secara kritis mengenai isu-isu
dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan
pengalaman,serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagai
melakkukan interaksi dengan mereka.Pada masa remaja muncul keterampilan-
keterampilan kognitif baru yangmuncul pada masa remaja ini mempunyai
pengaruh besar terhadap perubahan kognisisosial mereka. Perubahan-perubahan
dalam kognisi sosial ini merupakan salah satu ciri penting dari perkembangan
remaja. Hal ini dapat dimengerti, sebab selama masa remaja kemampuan untuk
berpikir secara abtrak mulai muncul. Kemampuan berpikir abstrak ini kemudian
menyatu dengan pengalaman sosial, sehingga pada gilirannya menghasilkan suatu
berubahan besar dalam cara-cara remaja memahami diri mereka sendiri dan orang
lain. Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai
pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubunngan personal
yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam
masa transisi. Moral penalaran atau pertimbangan tersebut berkenaan dengan
keluasan wawasan mengenai relasi antara diri dan orang lain, dengan demikian,
orang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan
tindakannya atas penilaian baik buruknya sesuatu karena lebih bersifat penalaran.
Perkembangan sikap orang dewasa sikap seseorang dewasa :
1. Berorintasi Pada Tugas, bukan pada diri / ego
2. Tujuan hidup yang jelas dan kerja yang efisien
3. Pengendalikan perasaan pribadi
4. Mampu bertindak objektif
5. Menerima kritik dan saran
6. Bertanggung jawab
7. Fleksibel
15. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa dewasa dalah masa lanjutan dari masa remaja. Ada 3 pembagian
perkembangan pada masa dewasa, yaitu masa dewasa awal (20an-30an tahun),
dewasa madya (40-65 tahun) dan dewasa akhir (>60 tahun). Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa dalam kehidupannya yaitu
kekuatan fisik, kemampuan motorik, kemampuan mental, motivasi untuk
berkembang dan model peran. Bukan hanya ciri-ciri fisik saja yang menjadi
karakteristik dari orang yang dalam masa dewasa, tetapi juga perkembangan
intelektualitas, perkembangan emosi, kematangan sosial, moral dan sikap
merupakan ciri-ciri yang nampak pada masa ini.
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa dewasa, atau biasa disebut
dengan masa adolesen. Ketika manusia menginjak masa dewasanya sudah terlihat
adanya kematangan dalam dirinya. Kematangan jiwa tersebut menggambarkan
bahwa manusia tersebut sudah menyadari makna hidupnya. Dengan kata lain
manusia dewasa sudah mulai memilih nilai-nilai atau norma yang telah dianggap
mereka aik untuk dirinya serta mereka berudaha untuk mempertahankan nilai-
nilai atau norma- norma yang telah dipilihnya tersebut.
B. Saran
1. Faktor lingkungan perkembangan orang dewasa sangat berpengaruh terhadap
perkembangan orang dewasa. Jadi kita harus memperhatikan lingkungan
disekitar kita supaya faktor lingkungan yang mempengaruhi baik juga.
2. Kemampuan mental yang diperlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-
situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari,
penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental ini mencapai
puncaknya dalam usia 20-an, kemudian sedikit demi sedikit menurun. Maka
dari itu kemampuan mental seseorang dapat menurun diatas usia 20 tahun ke
atas.
16. Perkembangan Peserta Didik: Masa Dewasa 16
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan: Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo
F.J. Monk dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada
Universty Press
Hurlock Elizabeth B. 1992. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentan Kehidupan, Erlangga, Jakarta
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Samsunuwiyati Mari’at. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Sumantri, Mulyani dan Nana Syaodih. 2005. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Pusat Penerbit UT.
Asnantia,Ayu_Dwi.2012.(http://ayudwiasnantia.files.wordpress.com/2012/02/mak
alah-karakteristik-perkembangan-belajar-orang-dewasa.pdf). Diakses
pada tanggal 15 Maret 2014
Alisa. 2013.( http://ceritanyalisa.blogspot.com/2013/01/perkembangan-
karakteristik-fisik.html). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014
Hakim, Luqman.2013.(http://kompositisme.blogspot.com/2013/06/makalah-
psikologi-perkembangan-masa.html). Diakses pada tanggal 15 Maret
2014
Syarifudin,Muhammad.2013.(http://muhammadsyaifudin99.wordpress.com/2012/
03/12/makalah-perkembangan-masa-dewasa/). Diakses pada tanggal 15
Maret 2014
______.2013.(https://www.facebook.com/permalink.php?id=303029863047553&
story_fbid=440329492719174). Diakses pada tanggal 15 Maret 2014