SlideShare a Scribd company logo
PERCEPATAN
PEMBERANTASAN KORUPSI
Disampaikan pada
Diklat Prajabatan CPNS Yang
Diangkat Dari Tenaga Honorer
Setelah mengikuti pembelajaran ini,
peserta diharapkan mampu memahami
dan mengetahui tindak pidana korupsi
yang dapat terjadi di unit kerjanya
INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan mampu :
1. Menguraikan pengertian dan unsusr-unsur tindak
pidana korupsi;
2. Mengidentifikasi tindakan pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang merupakan tindak
korupsi;
3. Menjelaskan dan melaksanakan peran masyarakat
dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi;
4. Memberikan latihan tata cara menganalisis suatu
kejadian/feit sebagai tindak pidana korupsi
MATERI POKOK
1. PENDAHULUAN;
2. P ENGERTIAN TINDAK PIDANA
KORUPSI (TPK);
3. PERATURAN PEMBERANTASAN
KORUPSI;
4. TINDAKAN / KEBIJAKAN YANG
DIANGGAP TPK;
5. KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI;
6. PERCEPATAN PEMBERANTASAN
KORUPSI
BAB I
INDONESIA
Bumi ciptaan Tuhan
dengan keindahan dan
kekayaan alam yang
luar biasa.
PASAL 33 : 3 UUD – 1945
Bumi dan Air dan dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
SUDAH MAKMURKAH
RAKYAT INDONESIA ?
MENGAPA KEKAYAAN YANG BEGITU
BERLIMPAH, BELUM MEMBUAT RAKYAT
INDONESIA MAKMUR ?
BAB II
PENGERTIAN TINDAK PIDANA
Pembentuk undang-undang di Indonesia
menerjemahkan “Straafbaarfeit” (Belanda)
sebagai tindak pidana
Feit, Artinya
”Sebagian dari kenyataan”
Straafbaar artinya
”Dapat dihukum”
Straafbaarfeit => ”Sebagian dari kenyataan yang
dapat dihukum”. Padahal yang dapat dihukum
adalah manusia sebagai pribadi, bukan
kenyataan, perbuatan atau tindakan
Akan tetapi, Sebagian kenyataan, perbuatan atau
tindakan yang dapat dihukum, itu pasti dilakukan
oleh manusia sebagai pribadi
Prof. MULJATNO
 Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana
tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan
tersebut.
 Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang
hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal itu
diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan
(yaitu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan oleh
kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya
ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan.
Unsur Perbuatan Pidana :
 Perbuatan manusia
 Memenuhi rumusan dlm UU (syarat formil)
 Bersifat melawan hukum (syarat materil)
UTRECHT
 Straafbaarfeit => Peristiwa Pidana (Delik),
karena peristiwa itu sebagai perbuatan
handelen atau doen (positif), atau suatu
melalaikan (negatif), maupun akibatnya
(keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan
atau melalaikan itu).
 Peristiwa pidana merupakan peristiwa
hukum (rechtfeit), yaitu peristiwa
kemasyarakatan yang membawa akibat yang
diatur oleh hukum
S I M O N
Tindakan melanggar hukum yang telah
dilakukan dengan sengaja ataupun tidak
dengan sengaja oleh seseorang yang
dapat dipertanggungjawabkan atas
tindakannya dan oleh undang-undang
telah dinyatakan sebagai tindakan yang
dapat dihukum
UNSUR – UNSUR TINDAK PIDANA
UNSUR SUBJEKTIF
1. Setiap orang ( orang perorangan atau termasuk
korporasi ( pasal 1 angka 3 UU PTKP);
2. Penyelenggara negara ( pasal 1 UU No. 28/1999;
3. Pegawai negeri ( pasal 1 angka 1 UU No. 8/1974 jo UU
No. 43/1999;
4. Korporasi.
UNSUR OBJEKTIF
1. Janji;
2. Kesempatan;
3. Kemudahan;
4. Kekayaan Milik Negara (Uang, Daftar, Surat, Akta, -
Barang
UNSUR SUBJEKTIF
PERORANGAN
1. PRIBADI;
2. FIRMA
3. CV (COMANDITER VENONSCHAP);
4.KARYAWAN
A
PENYELENGGARA
NEGARA
B
Pejabat negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau jufdikatif, dan
pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1
UU No 28 Tahun 1999 – Penyelenggaraan
Negara yg bersih dan bebas KKN)
PENYELENGGARA NEGARA
Pasal 1 UU No 28 Tahun 1999
1. Pejabat Negara dalam Lembaga Negara,
2. Menteri,
3. Gubernur atau wakil pemerintah pusat di
Daerah,
4. Hakim, di semua tingkat pengadilan,
5. Pejabat Negara yang lain : Dubes, Wk
Gubenur, dan Bupati/Walikota, dan Pejabat
yang memiliki fungsi strategis,
6. Pejabat yang memiliki fungsi strategis
PENYELENGGARA NEGARA
6. Yang rawan praktek KKN;
 Direktur/Komisaris, dan pejabat
struktural lainnya di BUMN/BUMD,
 Pimpinan BI,
 Pimpinan Perguruan Tinggi,
 Pejabat Eselon I,
 Jaksa,
 Panitera Pengadilan, dan
 Pimpinan, Bendaharawan Proyek
(Pasal 2 UU No 28 Tahun 1999)
PEGAWAI NEGERIC
1. Setiap WNI yg telah memenuhi syarat yg ditentukan,
diangkat oleh pejabat yg berwenang dan diserahi tugas
dlm suatu jabatan negeri/diserahi tugas negara lainnya
dan digaji berdasarkan peraturan perUU yg berlaku.
 PNS Pusat & Daerah,
 Anggota TNI& POLRI,
2 Pgw Ngr sebagaimana dimaksud dlm UU Hkm Pidana.
3. Orang yg menerima gaji/upah dri Negara/Daerah.
4. Orang yg menerima gaji dri Korporasi yg menerima
bantuan dari keuangan Negara/Daerah, atau
5. Orang yg menerima gaji/upah dri Korporasi lain yg
mempergunakan modal/fasilitas Negara/Masyarakat.
D
1. Kumpulan orang dan kekayaan yang terorganisasi baik
yang berbentuk badan hukum;
2. Kumpulan orang dan kekayaan yang terorganisasi yang
bukan berbentuk badan hukum;
3. Kumpulan orang yang terorganisasi yang berbentuk badan
hukum
4. Kumpulan orang yang terorganisasi yang bukan berbentuk
badan hukum
5. Kumpulan kekayaan yang terorganisasi yang berbentuk
badan hukum
6. Kumpulan kekayaan yang terorganisasi yang bukan
berbentuk badan hukum
KORPORASI
DEFINISI KORUPSI
KORUPSI berasal dari kata Latin Corruptio, yg
diadopsi oleh berbabagai negara, Indonesia mengadopsi
dari bahasa Belanda Corruptie, yg merujuk kepada
Perbuatan rusak, busuk, tidak jujur yg
dikaitkan dgn keuangan. (SUDARTO, 1976)
KORUPSI adalah perbuatan yg dilakukan dgn
maksud utk memberikan suatu keuntungan yg
tdk resmi dgn hak2 dri pihak lain secara salah
menggunakan jabatannya atw karakternya utk
mendptkan keuntungan tuk dirinya sendiri atw
orang lain, berlawanan dgn kewajibannya dan
hak2 drp pihak2 lain.
(Black’s Law Dictionary 1990)
BEBERAPA TERMINOLOGI
 Korup = Busuk, palsu, suap (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1991);
 Korup = Suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang/barang milik
perusahaan atau negara, menerima uang
dengan menggunakan jabatan untuk
kepentingan pribadi (Kamus Hukum,
2002);
 Korup = Kebejatan, ketidakjujuran, tidak
bermoral, penyimpangan dari kesucian
(The Lexicon Webster Dictionary, 1978)
BAB IV
JENIS KORUPSI
UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001
30 diklasifikasi => 7 TPK
 Kerugian Keuangan Negara
 Suap-Menyuap
 Penggelapan dalam Jabatan
 Pemerasan
 Perbuatan Curang
 Benturan Kepentingan
dalam PBJ
 Gratifikasi
6 Tindakan lain => berkaitan TPK
 Merintangi proses pemeriksaan perkara
Korupsi,
 Tidak memberi keterangan/Keterangan tidak
benar,
 Bank yang tidak memberikan keterangan
NOREK Tersangka.
 Saksi/Ahli yg tidak memberi keterangan/
keterangan palsu,
 Orang yg memegang rahasia jabatan tidak
memberikan keterangan/keterangan palsu
 Saksi yang membuka identitas Pelapor.
Tugas Kelompok
(Masing-masing kelompok mendiskusikan 1 tugas)
1. Jelaskan 4 masa Peraturan Pemberantasan Korupsi
sejak tahun 1957 sampai saat ini
2. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Kerugian Keuangan
Negara
3. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Suap Menyuap
4. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Penggelapan Dalam
Jabatan
5. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Pemerasan
6. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Perbuatan Curang
7. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Benturan
Kepentingan dalam Pengadaan
8. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Gratifikasi
1957
KEBIJAKAN TERKAIT
PEMBERANTASAN KORUPSI
Per Penguasa
Militer
No.
PRT/PM/06/19
57
1960
UU No.
24/PRP/1960
Pengusutan,
Penuntutan dan
Pemeriksaan
TIPIKOR
1971
UU No. 3/1971
Pemberantasa
n TIPIKOR
1999
UU No. 31/1999
TIPIKOR
1998 1999 2000 2001 2002 2004 2006 2009 2011 2012 2013
TAP MPR XI
Penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih
& bebas KKN
UU No. 28
Penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih &
bebas KKN
UU No. 31
Tipikor
PP No. 71
Peran serta masyarakat &
penghargaan dlm pencegahan &
pemberantasan TPK
UU No. 20
Tipikor
UU No. 30
KPK
INPRES No.24
Percepatan
Pemberantasan
Korupsi
UU No. 7
Ratifikasi UNCAC
2003
UU No. 46
Pengadilan Tipikor
INPRES No.9
Rencana Aksi cegah
berantas TPK 2011
INPRES No.17
Aksi cegah berantas
TPK 2012
INPRES No.55
Stranas cegah
berantas TPK 2012-
2025
INPRES No.1
Aksi cegah berantas
TPK 2013
KEBIJAKAN TERKAIT
PEMBERANTASAN KORUPSI
UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001
 Terdapat 30 Jenis TPK, yg bisa di pidana mati,
pidana penjara dan pidana denda karena Korupsi.
 Terdapat 6jenis TP lain yg berkaitan dengan
perkara Korupsi
 .2 Delik = Merugikan Keuangan
Negara/Perekonomian Negara.
 .28 = Perilaku Penyelenggara negara yg
terkait dengan kekuasaannya.
TINDAK PIDANA
KORUPSI
A
TPK Terkait Kerugian Negara
UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001
Pasal 2 (1):
Setiap orang yang secara melawan hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara dengan penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4
tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling
paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dan paling
banyak Rp. 1.000.000.000,00.
1
Pasal 3 :
Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20
tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
50.000.000,00 dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00.
TPK Terkait Suap Menyuap
UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001
Pasal 5 : 1
 Memberi/menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri
atau penyelenggara negara dgn maksud supaya pegawai
negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atw
tdk berbuat sesuatu dlm jabatannya, yang bertentangan
dgn kewajibannya
 Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dgn kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan
dalam jabatan.
2
 Memberi Hadiah kepada pegawai negeri ( Psl 13 UUPTPK ),
 Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara menerima suap (Psl
5 : 2; Psl 12 a; Psl 12 b; UUPTPK),
 Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara menerima hadiah yg
berhubungan dengan jabataannya (Psl 11 UUPTPK),
 Menyuap Hakim (Pasal 6 : 1 a UUPTPK),
 Menyuap Advokad (Pasal 6 : 1 b UUPTPK),
 Hakim dan Advokad menerima suap (Pasal 6 : 2 Psl 12 c;
Psla 12 d UUPTPK),
TPK Terkait Penggelapan
Dalam Jabatan
 Pegawai Negeri menggelapkan uang / membiarkan
penggelapan (Pasal 8 UUPTPK);
 Pegawai Negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan
administrasi (Pasal 9 UUPTPK);
 Pegawai Negeri merusakkan barang bukti (Pasal 10 a
UUPTPK);
 Pegawai Negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti
(Pasal 10 a UUPTPK);
 Pegawai Negeri membantu orang lain merusakkan barang
bukti (Pasal 10 a UUPTPK);
3
 Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara memeras (Pasal 12
e; Psl 12 g UUPTPK),
 Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara memeras Pegawai
Negeri lain (Pasal 12 f ; Psl 12 g UUPTPK),
TPK Terkait
Perbuatan Pemerasan
4
TPK Terkait
Perbuatan Curang
 Pemborong berbuat curang (Pasal 7 : 1 a UUPTPK);
 Pengawas Proyek membiarkan perbuatan curang
(Pasal 7 : 1 b UUPTPK);
 Rekanan TNI/POLRI berbuat curang (Pasal 7 : 1 c
UUPTPK);
 Pengawas Rekanan TNI/POLRI berbuat curang (Pasal 7
: 1 d UUPTPK);
 Penerima Barang TNI/POLRI membiarkan perbuatan
curang (Pasal 7 : 2 UUPTPK);
 Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara menyererobot
tanah negara sehingga merugikan orang lain (Pasal 12
UUPTPK),
5
 Pegawai Negeri turut serta dalam Pengadaan yang
diurusnya (Pasal 12 i UUPTPK),
TPK Terkait
Benturan Kepentingan
Dlm Pengadaan
6
7
Pasal 12 B UUPTPK
• Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas
penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-
cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik
yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri
dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik.
TPK TERKAIT TINDAK
PIDANA LAIN
B
TPK Terkait Tindak Pidana Lain
 Merintangi proses pemeriksaan perkara Korupsi (Pasal 21
UUPTPK);
 Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai harta
kekayaannya (Pasal 22 UUPTPK);
 Bank tidak memberikan keterangan rekening Tersangka
(Pasal 22 UUPTPK);
 Saksi/Ahli tidak memberikan keterangan/ memberikan
keterangan palsu (Pasal 10 a UUPTPK);
 Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan/memberikan keterangan palsu (Pasal 22
UUPTPK);
 Saksi yang membuka identitas Pelapor (Pasal 24 UUPTPK).
PERAN SERTA
MASYARAKAT
C
BAB V UUPTPK
 Hak mencari, memperoleh dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi TPK;
 Hak memperoleh pelayanan dlm mencari,
memperoleh dan memberikan informasi adanya
dugaan telah terjadi TPK kepda Penegak hukum
yg menangani TPK tsb;
 Hak menyampaikan saran pendapat bertanggung
jwb kepada Penegak hukum yg menangani TPK
tsb;
MEMBERI KESEMPATAN MASYARAKAT
UNTUK TURUT BERPERAN SERTA
DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
 Hak utk memperoleh jawaban atas pertanyaan
tentang laporannya yg diberikan kepada Penegak
hukum dlm waktu 30 hari,
 Hak untuk memperoleh perlindungan hukum
dalam hal :
o Melaksanakan haknya
o Diminta hadir dalam proses penyelidikan,
penyidikan, dan disidang pengadilan sebagai
saksi pelapor. Saksi atau Saksi Ahli sesuai dgn
ketentuan peraturan perUan yg berlaku.
BAB V
LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI
SEBELUM KPK
TIM PEMBERANTASAN KORUPSI.
 Dibentuk Thn 1967, Keppres 228/1967, Ketua :
Jaksa Agung, Tugas : Membantu Pemerintah
memberantas korupsi sec preventif dan represif.
KOMITE ANTI KORUPSI.
 Dibentuk Thn 1970, Pelaksana : Angkatan 66
Akbar Tanjung Dkk.
LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI
SEBELUM KPK
KOMITE 4.
 Dibentuk Thn 1970, Keppres 12/1970, Ketua :
Wilopo, SH, Tugas : Menghubungi Pejabat Sipil,
Militer dan Swasta, Pum Pusat/Daerah.
OBSTIB.
 Inpres 9/1977 Pelaksana : Koordinator Menpan,
Operasional Pangkopkamti.
LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI
SEBELUM KPK
TIM PEMBERANTASAN KORUPSI
 Thn 1982, TPK yg pernah dibentuk Thn 1967,
dihidupkan kembali,
KPKPN.
 Dibentuk dgn UU No. 28/1999 dan KEPRES No.
27/1998. Tugas : Mengungkap kasus2 Korupsi yg
sulit ditangani KEJAGUNG.
Dasar Pembentukan : UU No. 30/2002
TUGAS POKOK :
1. Melakukan Koordinasi dgn Instansi berwenang
menindak TIPIKOR,
2. Melaksanakan supervisi terhdp Instansi
berwenang melakukan pemberantasan TIPIKOR,
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, tuntutan
terhdp TIPIKOR,
4. Melakukan tindak pencegahan TIPIKOR,
5. Melakukan monitor terhadap pelanggaran
pemerintahan negara.
WEWENANG :
1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan TIPIKOR,
2. Menetapkan sistim pelaporan dalam kegiatan
pemberantasan TIPIKOR,
3. Meminta informasi tentang kegiatan
pemberantasan TIPIKOR kpda Inst terkait,
4. Melaksanakan dengar pendapat / pertemuan dgn
Inst yg berwenang melakukan pemberantasan
TIPIKOR,
5. Meminta laporan Inst terkait mengenai
pencegahan TIPIKOR,
6. Wewenang lainnya sebagaimana diatur dlm Psl
12, 13, 14 UU No. 30/2002 - KPTPK
Kewenangan : Penyelidikan, Penyidikan dan
Penuntutan TIPIKOR , meliputi TIPIKOR yg :
1. Melibatkan Aparat Penegak Hukum,
Penyelenggaran Negara, Orang lain yg ada
kaitannya dgn TIPIKOR yg dilakukan oleh aparat
penegak hukum/penyelenggara negara,
2. Mendapat perhatian dan yang meresahkan
masyarakat, dan atau
3. Menyangkut kerugian negara paling sedikit
Rp 1.000.000.000,-
BAB VI
INPRES No. 24/2004
PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
INPRES Ini ditujukan kepada :
1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,
2. Jaksa Agung Republik Indonesia,
3. Panglima Tentara Nasional Indonesia,
4. Kepala Kepolisian negara Republik
Indonesia,
5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non
Departemen,
6. Para Gubernur,
7. Para Bupati dan Walikota
Juga kepada :
1. Seluruh Pej. Pem. termsk Peny Neg menyampaikan laporan harta
kekayaannya kpd KPK,
2. Membantu KPK dlm rangk penyelenggaraan pelaporan,
pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara dilingkungannya.
3. Membuat penetapan kinerja dengan pejabat dibawahnya sec
berjenjang,
4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat,
5. Menetapkan program dan wilayah bebas korupsi,
6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara konsisten untuk
mencegah kebocoran dan pemborosan,
7. Menerapkan kesederhanaan dalam pribadi dan kedinasan,
8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya pemberantasan
korupsi (percepatan informasi berkaitan TPK dan mempercepat
pemberian ijin pemeriksaan terhadap saksi / tersangka),
9. Melakukan kerjasama dengan KPK, menelaah dan mengkaji
sistem-sistem yang menimbulkan TPK,
10. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur
untuk meniadakan perilaku koruptif dilingkungannya.
INSTRUKSI KHUSUS KEPADA
1. Menko Bidang Ekonomi, Menteri Keuangan, dan
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
/ Kepala BAPPENAS melakukan kajian-kajian dan uji
coba pelaksanaan sistem E-Procurement yang dapat
dipergunakan bersama instansi pemerintah,
2. Instruksi khusus kepada Menteri Keuangan, Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala
BAPPENAS, Menteri Negara PAN, Menteri Hukum
dan HAM, Menteri Negara BUMN, Menteri Diknas,
Menkominfo, Jaksa Agung RI, KAPOLRI, Gubernur,
Bupati / Walikota, yang padaintinya melaksanakan
upaya-upaya percepatan pemberantasan tindak
pidana korupsi sesuai dengan bidang masing-masing.
Skala Internasional
Meratifikasi Konvensi PBB Tahun 2003 Ttg
Konvensi Anti Korupsi (UNCAC),
melalui penerbitan UU No. 7/2006 tentang
Ratifikasi UNCAC
1. Memajukan dan memperkuat tindakan-
tindakan memberantas korupsi yang lebih
effektif;
2. Memajukan, memfasilitasi dan mendukung
kerjasama internasional dan bantuan teknis
dalam mencegah dan memerangi korupsi,
termasuk pengembalian asset;
3. Memajukan integritas, akuntabilitas, dan
manajemen yang seharusnya dalam soal-soal
publik dan harta publik.
MAKSUD DAN TUJUAN KONVENSI
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Rudi Wijaya
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Massaputro Delly TP
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Ruang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publikRuang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publik
Raja Matridi Aeksalo
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI
93220872
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
temanna #LABEDDU
 
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiPPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
Riskymessyana99
 
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsicontoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
MAHMUN SYARIF
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Formasi Org
 
Pendidikan budaya anti korupsi
Pendidikan budaya anti korupsiPendidikan budaya anti korupsi
Pendidikan budaya anti korupsi
AhmadPurnawarmanFais
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
nurul khaiva
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Dadang Solihin
 
Antikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswaAntikorupsi mahasiswa
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
Siti Sahati
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaranatal kristiono
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratInspektorat
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
FahmiTgh
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
noldy HP
 

What's hot (20)

Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Ruang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publikRuang lingkup pelayanan publik
Ruang lingkup pelayanan publik
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
GRATIFIKASI
GRATIFIKASIGRATIFIKASI
GRATIFIKASI
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsiPPT PBAK - Pencegahan korupsi
PPT PBAK - Pencegahan korupsi
 
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsicontoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Pendidikan budaya anti korupsi
Pendidikan budaya anti korupsiPendidikan budaya anti korupsi
Pendidikan budaya anti korupsi
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
 
Antikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswaAntikorupsi mahasiswa
Antikorupsi mahasiswa
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Pengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektoratPengawasan,fungsional,inspektorat
Pengawasan,fungsional,inspektorat
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
 
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan...
 

Viewers also liked

Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
Greg Tae
 
Nasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iiNasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iihadiarnowo
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1
hadiarnowo
 
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madyaProposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
hadiarnowo
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
hadiarnowo
 
Presentasi nasionalisme hadi arnowo
Presentasi nasionalisme   hadi arnowoPresentasi nasionalisme   hadi arnowo
Presentasi nasionalisme hadi arnowohadiarnowo
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part ihadiarnowo
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
hadiarnowo
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
hadiarnowo
 
Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2
hadiarnowo
 
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPTUU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
Bayu Wahyudi
 
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
Devi Melitasari
 
Bkn
BknBkn
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
hadiarnowo
 
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Bayu Wahyudi
 

Viewers also liked (16)

Percepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsiPercepatan pemberantasan korupsi
Percepatan pemberantasan korupsi
 
William Stringer 2B
William Stringer 2BWilliam Stringer 2B
William Stringer 2B
 
Nasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part iiNasionalisme gol iii-part ii
Nasionalisme gol iii-part ii
 
Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1Presentasi pola pikir asn1
Presentasi pola pikir asn1
 
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madyaProposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
Proposal penelitian penggunan tanah-diklat penjenjangan kewidyaiswaraan madya
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Presentasi nasionalisme hadi arnowo
Presentasi nasionalisme   hadi arnowoPresentasi nasionalisme   hadi arnowo
Presentasi nasionalisme hadi arnowo
 
Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part i
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2
 
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPTUU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
UU Nomor 5 tahun 2014 dan Peran KASN dalam Seleksi JPT
 
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS, ANEKA
 
Bkn
BknBkn
Bkn
 
Wawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkriWawasan kebangsaan dlm nkri
Wawasan kebangsaan dlm nkri
 
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
Pembangunan SDM ASN ( Roadmap 2015-2019 )
 

Similar to Percepatan anti korupsi

Anti korupsi ta
Anti korupsi taAnti korupsi ta
Anti korupsi ta
transparansiacehtamiang
 
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptPAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
YogieExeliero1
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Afida Zahara
 
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptxAgenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
RhischaAssabetShilla
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
PENGADILANNEGERIPAIN1
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
noviantiatman1
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
ceronronaldo1
 
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Dedi Supriadi
 
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
roni siregar
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
raninur1
 
Kapita selekta
Kapita selektaKapita selekta
Kapita selekta
Bayu Safroni
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxPENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
Muhammad Rochman
 
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiNegara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Firda Purbandari
 
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karnoHUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
ssuserfa9ff91
 
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptxPEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PidsusKejariKabMalan
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Universitas Pakuan
 
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDAspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
rickygunawan84
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
EsaGhanimFadhallah1
 

Similar to Percepatan anti korupsi (20)

Anti korupsi ta
Anti korupsi taAnti korupsi ta
Anti korupsi ta
 
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptPAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptxAgenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
 
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
420780400 anti-korupsi-gol-iii-1-ppt
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
Kapita selekta
Kapita selektaKapita selekta
Kapita selekta
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxPENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
 
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiNegara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
 
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karnoHUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
 
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptxPEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx
 
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
Studi Kasus Penyimpangan Atas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bogor Pad...
 
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPDAspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
Aspek Hukum Dalam Pengelolaan Dana Bergulir PNPM MPD
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
 

More from hadiarnowo

Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
hadiarnowo
 
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
hadiarnowo
 

More from hadiarnowo (19)

Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-dinamika kelompok-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-whole government-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-konsepsi aktualisasi-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-analisis isu kontemporer-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
 
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
Bahan tayang pwp3 wt-ddrtp 2016
 
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
Bahan tayang penatagunaan tanah-ddrtp 2016
 
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
Bahan tayang pemetaan tematik-ddrtp 2016
 
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
Bahan tayang pim3-strategi inovasi-2016
 
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
 
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
Bahan tayang pim3-konsep inovasi-2016
 
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
Bahan tayang pim3-wawasan kebangsaan-2016
 

Recently uploaded

AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
IpinTriono
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
yennylampouw
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 

Recently uploaded (16)

AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptxPresentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
Presentasi Dokumentasi Saran Kebijakan.pptx
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...manajemen kearsipan subjek  peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan  din...
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 

Percepatan anti korupsi

  • 1. PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI Disampaikan pada Diklat Prajabatan CPNS Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer
  • 2. Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami dan mengetahui tindak pidana korupsi yang dapat terjadi di unit kerjanya
  • 3. INDIKATOR KEBERHASILAN Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu : 1. Menguraikan pengertian dan unsusr-unsur tindak pidana korupsi; 2. Mengidentifikasi tindakan pegawai negeri atau penyelenggara negara yang merupakan tindak korupsi; 3. Menjelaskan dan melaksanakan peran masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi; 4. Memberikan latihan tata cara menganalisis suatu kejadian/feit sebagai tindak pidana korupsi
  • 4. MATERI POKOK 1. PENDAHULUAN; 2. P ENGERTIAN TINDAK PIDANA KORUPSI (TPK); 3. PERATURAN PEMBERANTASAN KORUPSI; 4. TINDAKAN / KEBIJAKAN YANG DIANGGAP TPK; 5. KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI; 6. PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI
  • 6. INDONESIA Bumi ciptaan Tuhan dengan keindahan dan kekayaan alam yang luar biasa.
  • 7. PASAL 33 : 3 UUD – 1945 Bumi dan Air dan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besar kemakmuran rakyat.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. MENGAPA KEKAYAAN YANG BEGITU BERLIMPAH, BELUM MEMBUAT RAKYAT INDONESIA MAKMUR ?
  • 13.
  • 15. PENGERTIAN TINDAK PIDANA Pembentuk undang-undang di Indonesia menerjemahkan “Straafbaarfeit” (Belanda) sebagai tindak pidana Feit, Artinya ”Sebagian dari kenyataan” Straafbaar artinya ”Dapat dihukum” Straafbaarfeit => ”Sebagian dari kenyataan yang dapat dihukum”. Padahal yang dapat dihukum adalah manusia sebagai pribadi, bukan kenyataan, perbuatan atau tindakan Akan tetapi, Sebagian kenyataan, perbuatan atau tindakan yang dapat dihukum, itu pasti dilakukan oleh manusia sebagai pribadi
  • 16. Prof. MULJATNO  Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar aturan tersebut.  Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang hukum dan diancam pidana asal saja dalam hal itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan (yaitu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan oleh kelakuan orang), sedangkan ancaman pidananya ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan. Unsur Perbuatan Pidana :  Perbuatan manusia  Memenuhi rumusan dlm UU (syarat formil)  Bersifat melawan hukum (syarat materil)
  • 17. UTRECHT  Straafbaarfeit => Peristiwa Pidana (Delik), karena peristiwa itu sebagai perbuatan handelen atau doen (positif), atau suatu melalaikan (negatif), maupun akibatnya (keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan atau melalaikan itu).  Peristiwa pidana merupakan peristiwa hukum (rechtfeit), yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum
  • 18. S I M O N Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum
  • 19. UNSUR – UNSUR TINDAK PIDANA UNSUR SUBJEKTIF 1. Setiap orang ( orang perorangan atau termasuk korporasi ( pasal 1 angka 3 UU PTKP); 2. Penyelenggara negara ( pasal 1 UU No. 28/1999; 3. Pegawai negeri ( pasal 1 angka 1 UU No. 8/1974 jo UU No. 43/1999; 4. Korporasi. UNSUR OBJEKTIF 1. Janji; 2. Kesempatan; 3. Kemudahan; 4. Kekayaan Milik Negara (Uang, Daftar, Surat, Akta, - Barang
  • 20. UNSUR SUBJEKTIF PERORANGAN 1. PRIBADI; 2. FIRMA 3. CV (COMANDITER VENONSCHAP); 4.KARYAWAN A
  • 21. PENYELENGGARA NEGARA B Pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau jufdikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 UU No 28 Tahun 1999 – Penyelenggaraan Negara yg bersih dan bebas KKN)
  • 22. PENYELENGGARA NEGARA Pasal 1 UU No 28 Tahun 1999 1. Pejabat Negara dalam Lembaga Negara, 2. Menteri, 3. Gubernur atau wakil pemerintah pusat di Daerah, 4. Hakim, di semua tingkat pengadilan, 5. Pejabat Negara yang lain : Dubes, Wk Gubenur, dan Bupati/Walikota, dan Pejabat yang memiliki fungsi strategis, 6. Pejabat yang memiliki fungsi strategis
  • 23. PENYELENGGARA NEGARA 6. Yang rawan praktek KKN;  Direktur/Komisaris, dan pejabat struktural lainnya di BUMN/BUMD,  Pimpinan BI,  Pimpinan Perguruan Tinggi,  Pejabat Eselon I,  Jaksa,  Panitera Pengadilan, dan  Pimpinan, Bendaharawan Proyek (Pasal 2 UU No 28 Tahun 1999)
  • 24. PEGAWAI NEGERIC 1. Setiap WNI yg telah memenuhi syarat yg ditentukan, diangkat oleh pejabat yg berwenang dan diserahi tugas dlm suatu jabatan negeri/diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perUU yg berlaku.  PNS Pusat & Daerah,  Anggota TNI& POLRI, 2 Pgw Ngr sebagaimana dimaksud dlm UU Hkm Pidana. 3. Orang yg menerima gaji/upah dri Negara/Daerah. 4. Orang yg menerima gaji dri Korporasi yg menerima bantuan dari keuangan Negara/Daerah, atau 5. Orang yg menerima gaji/upah dri Korporasi lain yg mempergunakan modal/fasilitas Negara/Masyarakat.
  • 25. D 1. Kumpulan orang dan kekayaan yang terorganisasi baik yang berbentuk badan hukum; 2. Kumpulan orang dan kekayaan yang terorganisasi yang bukan berbentuk badan hukum; 3. Kumpulan orang yang terorganisasi yang berbentuk badan hukum 4. Kumpulan orang yang terorganisasi yang bukan berbentuk badan hukum 5. Kumpulan kekayaan yang terorganisasi yang berbentuk badan hukum 6. Kumpulan kekayaan yang terorganisasi yang bukan berbentuk badan hukum KORPORASI
  • 26. DEFINISI KORUPSI KORUPSI berasal dari kata Latin Corruptio, yg diadopsi oleh berbabagai negara, Indonesia mengadopsi dari bahasa Belanda Corruptie, yg merujuk kepada Perbuatan rusak, busuk, tidak jujur yg dikaitkan dgn keuangan. (SUDARTO, 1976) KORUPSI adalah perbuatan yg dilakukan dgn maksud utk memberikan suatu keuntungan yg tdk resmi dgn hak2 dri pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atw karakternya utk mendptkan keuntungan tuk dirinya sendiri atw orang lain, berlawanan dgn kewajibannya dan hak2 drp pihak2 lain. (Black’s Law Dictionary 1990)
  • 27. BEBERAPA TERMINOLOGI  Korup = Busuk, palsu, suap (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991);  Korup = Suka menerima uang sogok, menyelewengkan uang/barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi (Kamus Hukum, 2002);  Korup = Kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (The Lexicon Webster Dictionary, 1978)
  • 29. JENIS KORUPSI UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001 30 diklasifikasi => 7 TPK  Kerugian Keuangan Negara  Suap-Menyuap  Penggelapan dalam Jabatan  Pemerasan  Perbuatan Curang  Benturan Kepentingan dalam PBJ  Gratifikasi
  • 30. 6 Tindakan lain => berkaitan TPK  Merintangi proses pemeriksaan perkara Korupsi,  Tidak memberi keterangan/Keterangan tidak benar,  Bank yang tidak memberikan keterangan NOREK Tersangka.  Saksi/Ahli yg tidak memberi keterangan/ keterangan palsu,  Orang yg memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan/keterangan palsu  Saksi yang membuka identitas Pelapor.
  • 31. Tugas Kelompok (Masing-masing kelompok mendiskusikan 1 tugas) 1. Jelaskan 4 masa Peraturan Pemberantasan Korupsi sejak tahun 1957 sampai saat ini 2. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Kerugian Keuangan Negara 3. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Suap Menyuap 4. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Penggelapan Dalam Jabatan 5. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Pemerasan 6. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Perbuatan Curang 7. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Benturan Kepentingan dalam Pengadaan 8. Jelaskan Tindak Pidana Korupsi Gratifikasi
  • 32. 1957 KEBIJAKAN TERKAIT PEMBERANTASAN KORUPSI Per Penguasa Militer No. PRT/PM/06/19 57 1960 UU No. 24/PRP/1960 Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksaan TIPIKOR 1971 UU No. 3/1971 Pemberantasa n TIPIKOR 1999 UU No. 31/1999 TIPIKOR
  • 33. 1998 1999 2000 2001 2002 2004 2006 2009 2011 2012 2013 TAP MPR XI Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih & bebas KKN UU No. 28 Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih & bebas KKN UU No. 31 Tipikor PP No. 71 Peran serta masyarakat & penghargaan dlm pencegahan & pemberantasan TPK UU No. 20 Tipikor UU No. 30 KPK INPRES No.24 Percepatan Pemberantasan Korupsi UU No. 7 Ratifikasi UNCAC 2003 UU No. 46 Pengadilan Tipikor INPRES No.9 Rencana Aksi cegah berantas TPK 2011 INPRES No.17 Aksi cegah berantas TPK 2012 INPRES No.55 Stranas cegah berantas TPK 2012- 2025 INPRES No.1 Aksi cegah berantas TPK 2013 KEBIJAKAN TERKAIT PEMBERANTASAN KORUPSI
  • 34. UU No. 31/1999 jo. UU No. 20/2001  Terdapat 30 Jenis TPK, yg bisa di pidana mati, pidana penjara dan pidana denda karena Korupsi.  Terdapat 6jenis TP lain yg berkaitan dengan perkara Korupsi  .2 Delik = Merugikan Keuangan Negara/Perekonomian Negara.  .28 = Perilaku Penyelenggara negara yg terkait dengan kekuasaannya.
  • 36. TPK Terkait Kerugian Negara UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001 Pasal 2 (1): Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00. 1
  • 37. Pasal 3 : Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00.
  • 38. TPK Terkait Suap Menyuap UU No. 31 / 1999 Jo. UU No. 20 / 2001 Pasal 5 : 1  Memberi/menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dgn maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atw tdk berbuat sesuatu dlm jabatannya, yang bertentangan dgn kewajibannya  Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dgn kewajiban dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatan. 2
  • 39.  Memberi Hadiah kepada pegawai negeri ( Psl 13 UUPTPK ),  Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara menerima suap (Psl 5 : 2; Psl 12 a; Psl 12 b; UUPTPK),  Pegawai Negeri/Penyelenggara Negara menerima hadiah yg berhubungan dengan jabataannya (Psl 11 UUPTPK),  Menyuap Hakim (Pasal 6 : 1 a UUPTPK),  Menyuap Advokad (Pasal 6 : 1 b UUPTPK),  Hakim dan Advokad menerima suap (Pasal 6 : 2 Psl 12 c; Psla 12 d UUPTPK),
  • 40. TPK Terkait Penggelapan Dalam Jabatan  Pegawai Negeri menggelapkan uang / membiarkan penggelapan (Pasal 8 UUPTPK);  Pegawai Negeri memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi (Pasal 9 UUPTPK);  Pegawai Negeri merusakkan barang bukti (Pasal 10 a UUPTPK);  Pegawai Negeri membiarkan orang lain merusakkan bukti (Pasal 10 a UUPTPK);  Pegawai Negeri membantu orang lain merusakkan barang bukti (Pasal 10 a UUPTPK); 3
  • 41.  Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara memeras (Pasal 12 e; Psl 12 g UUPTPK),  Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara memeras Pegawai Negeri lain (Pasal 12 f ; Psl 12 g UUPTPK), TPK Terkait Perbuatan Pemerasan 4
  • 42. TPK Terkait Perbuatan Curang  Pemborong berbuat curang (Pasal 7 : 1 a UUPTPK);  Pengawas Proyek membiarkan perbuatan curang (Pasal 7 : 1 b UUPTPK);  Rekanan TNI/POLRI berbuat curang (Pasal 7 : 1 c UUPTPK);  Pengawas Rekanan TNI/POLRI berbuat curang (Pasal 7 : 1 d UUPTPK);  Penerima Barang TNI/POLRI membiarkan perbuatan curang (Pasal 7 : 2 UUPTPK);  Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara menyererobot tanah negara sehingga merugikan orang lain (Pasal 12 UUPTPK), 5
  • 43.  Pegawai Negeri turut serta dalam Pengadaan yang diurusnya (Pasal 12 i UUPTPK), TPK Terkait Benturan Kepentingan Dlm Pengadaan 6
  • 44. 7 Pasal 12 B UUPTPK • Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma- cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
  • 46. TPK Terkait Tindak Pidana Lain  Merintangi proses pemeriksaan perkara Korupsi (Pasal 21 UUPTPK);  Tersangka tidak memberikan keterangan mengenai harta kekayaannya (Pasal 22 UUPTPK);  Bank tidak memberikan keterangan rekening Tersangka (Pasal 22 UUPTPK);  Saksi/Ahli tidak memberikan keterangan/ memberikan keterangan palsu (Pasal 10 a UUPTPK);  Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan/memberikan keterangan palsu (Pasal 22 UUPTPK);  Saksi yang membuka identitas Pelapor (Pasal 24 UUPTPK).
  • 48. BAB V UUPTPK  Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi TPK;  Hak memperoleh pelayanan dlm mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi TPK kepda Penegak hukum yg menangani TPK tsb;  Hak menyampaikan saran pendapat bertanggung jwb kepada Penegak hukum yg menangani TPK tsb; MEMBERI KESEMPATAN MASYARAKAT UNTUK TURUT BERPERAN SERTA DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
  • 49.  Hak utk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yg diberikan kepada Penegak hukum dlm waktu 30 hari,  Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal : o Melaksanakan haknya o Diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan disidang pengadilan sebagai saksi pelapor. Saksi atau Saksi Ahli sesuai dgn ketentuan peraturan perUan yg berlaku.
  • 50. BAB V
  • 51. LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI SEBELUM KPK TIM PEMBERANTASAN KORUPSI.  Dibentuk Thn 1967, Keppres 228/1967, Ketua : Jaksa Agung, Tugas : Membantu Pemerintah memberantas korupsi sec preventif dan represif. KOMITE ANTI KORUPSI.  Dibentuk Thn 1970, Pelaksana : Angkatan 66 Akbar Tanjung Dkk.
  • 52. LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI SEBELUM KPK KOMITE 4.  Dibentuk Thn 1970, Keppres 12/1970, Ketua : Wilopo, SH, Tugas : Menghubungi Pejabat Sipil, Militer dan Swasta, Pum Pusat/Daerah. OBSTIB.  Inpres 9/1977 Pelaksana : Koordinator Menpan, Operasional Pangkopkamti.
  • 53. LEMBAGA PEMBERANTASAN KORUPSI SEBELUM KPK TIM PEMBERANTASAN KORUPSI  Thn 1982, TPK yg pernah dibentuk Thn 1967, dihidupkan kembali, KPKPN.  Dibentuk dgn UU No. 28/1999 dan KEPRES No. 27/1998. Tugas : Mengungkap kasus2 Korupsi yg sulit ditangani KEJAGUNG.
  • 54. Dasar Pembentukan : UU No. 30/2002 TUGAS POKOK : 1. Melakukan Koordinasi dgn Instansi berwenang menindak TIPIKOR, 2. Melaksanakan supervisi terhdp Instansi berwenang melakukan pemberantasan TIPIKOR, 3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, tuntutan terhdp TIPIKOR, 4. Melakukan tindak pencegahan TIPIKOR, 5. Melakukan monitor terhadap pelanggaran pemerintahan negara.
  • 55. WEWENANG : 1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan TIPIKOR, 2. Menetapkan sistim pelaporan dalam kegiatan pemberantasan TIPIKOR, 3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan TIPIKOR kpda Inst terkait, 4. Melaksanakan dengar pendapat / pertemuan dgn Inst yg berwenang melakukan pemberantasan TIPIKOR, 5. Meminta laporan Inst terkait mengenai pencegahan TIPIKOR, 6. Wewenang lainnya sebagaimana diatur dlm Psl 12, 13, 14 UU No. 30/2002 - KPTPK
  • 56. Kewenangan : Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan TIPIKOR , meliputi TIPIKOR yg : 1. Melibatkan Aparat Penegak Hukum, Penyelenggaran Negara, Orang lain yg ada kaitannya dgn TIPIKOR yg dilakukan oleh aparat penegak hukum/penyelenggara negara, 2. Mendapat perhatian dan yang meresahkan masyarakat, dan atau 3. Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1.000.000.000,-
  • 58. INPRES No. 24/2004 PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI INPRES Ini ditujukan kepada : 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, 2. Jaksa Agung Republik Indonesia, 3. Panglima Tentara Nasional Indonesia, 4. Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia, 5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen, 6. Para Gubernur, 7. Para Bupati dan Walikota
  • 59. Juga kepada : 1. Seluruh Pej. Pem. termsk Peny Neg menyampaikan laporan harta kekayaannya kpd KPK, 2. Membantu KPK dlm rangk penyelenggaraan pelaporan, pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara dilingkungannya. 3. Membuat penetapan kinerja dengan pejabat dibawahnya sec berjenjang, 4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, 5. Menetapkan program dan wilayah bebas korupsi, 6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara konsisten untuk mencegah kebocoran dan pemborosan, 7. Menerapkan kesederhanaan dalam pribadi dan kedinasan, 8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi (percepatan informasi berkaitan TPK dan mempercepat pemberian ijin pemeriksaan terhadap saksi / tersangka), 9. Melakukan kerjasama dengan KPK, menelaah dan mengkaji sistem-sistem yang menimbulkan TPK, 10. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif dilingkungannya.
  • 60. INSTRUKSI KHUSUS KEPADA 1. Menko Bidang Ekonomi, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala BAPPENAS melakukan kajian-kajian dan uji coba pelaksanaan sistem E-Procurement yang dapat dipergunakan bersama instansi pemerintah, 2. Instruksi khusus kepada Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala BAPPENAS, Menteri Negara PAN, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara BUMN, Menteri Diknas, Menkominfo, Jaksa Agung RI, KAPOLRI, Gubernur, Bupati / Walikota, yang padaintinya melaksanakan upaya-upaya percepatan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai dengan bidang masing-masing.
  • 61. Skala Internasional Meratifikasi Konvensi PBB Tahun 2003 Ttg Konvensi Anti Korupsi (UNCAC), melalui penerbitan UU No. 7/2006 tentang Ratifikasi UNCAC
  • 62. 1. Memajukan dan memperkuat tindakan- tindakan memberantas korupsi yang lebih effektif; 2. Memajukan, memfasilitasi dan mendukung kerjasama internasional dan bantuan teknis dalam mencegah dan memerangi korupsi, termasuk pengembalian asset; 3. Memajukan integritas, akuntabilitas, dan manajemen yang seharusnya dalam soal-soal publik dan harta publik. MAKSUD DAN TUJUAN KONVENSI