SlideShare a Scribd company logo
PERBENDAHARAAN NEGARA
Sophi Oktaviana
Lindawati
Indriyani
Eka Lestari
Maya Dorena

(1132502426)
(1132510031)
(1232500049)
(1232500858)
(1232501138)
Pengertian Perbendaharaan Negara
Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan
dan pertanggung jawaban keuangan negara,
termasuk investasi dan kekayaan negara yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan
APBD
Ruang Lingkup Pejabat Perbendaharaan

»
»
»
»
»
»

Menteri / Pimpinan Lembaga
Gubernur / Walikota / Bupati
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
Menteri Keuangan
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
Bendahara
Azas Pelaksanaan Anggaran

Undang-undang tentang APBN sebagai dasar
bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan
penerimaan dan pengeluaran negara.
Peraturan Daerah tentang APBD sebagai dasar
pagi Pemerintah Daerah untuk melakukan
penerimaan dan pengeluaran daerah.
Pejabat Perbendaharaan Negara
(Pengguna Anggaran)
 Menteri atau Pimpinan Lembaga
 Gubernur / Bupati / Walikota, selaku Kepala
Pemerinatahan Daerah
 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pejabat Perbendaharaan Negara
(Bendahara Umum Negara atau Daerah)

Menteri Keuangan

Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan
Daerah
Pejabat Perbendaharaan Negara
(Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran)
• Menteri atau Pimpinan Lembaga atau
Gubernur atau Bupati atau Walikota
mengangkat bendahara penerimaan atau
bendahara pengeluaran untuk
melaksanakan tugas kebendaharaan
dalam rangka pelaksanaan anggaran
pendapatan atau belanja pada kantor
atau satker dilingkunagan K/L atau
satker perangkat daerah.
Pelaksanaan APBN
• Tahun anggaran, meliputi masa satu tahun
mulai tanggal 1 Januari sampai dengan
Desember
• APBN atau APBD dalam satu tahun anggaran
• Dokumen pelaksanaan anggaran
• Pelaksanaan anggaran pendapatan

• Pelaksanaan anggaran belanja
Pengelolaan Uang
• Pengelolaan Kas Umum Negara
 Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah.

• Pengelolaan Kas Umum Daerah
 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah membuka Rekening Kas
Umum Daerah pada bank yang ditentukan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.
•

Pelaksanaan Penerimaan Negara/Daerah oleh Kementrian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
1. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dapat
membuka rekening untuk keperluan pelaksanaan penerimaan,
mengangkat Bendahara untuk menatausahakan penerimaan, dalam
rangka pengelolaan Kas Negara.
2. Gubernur/Bupati/Walikota dapat memberikan ijin pembukaan
rekening untuk keperluan pelaksanaan penerimaan, dan
mengangkat Bendahara untuk menatausahakan penerimaan.
• Pengelolaan Uang Persediaan untuk Keperluan
Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah
 Menteri/Pimpinan Lembaga dapat membuka rekening untuk keperluan
pelaksanaan pengeluaran, mengangkat Bendahara untuk mengelola uang
yang harus dipertanggung jawabkan dalam rangka pengelolaan Kas
negara.
 Gubernur/Bupati/Walikota dapat memberikan ijin pembukaan rekening
untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran serta mengangkat Bendahara
untuk menatausahakan penerimaan.
Petunjuk Teknis Mekanisme Pembayaran
dan Pelaksanaan APBN
1. Umum
 Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun
dokumen pelaksanaan anggaran (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran =
DIPA) berdasarkan alokasi yang diterima dan menyampaikan kepada
Menteri Keuangan selaku BUN unutk memperoleh pengesyahan.

2. Prosedur Penerbitan SPM oleh PA/Kuasa PA
» Penetapan Pejabat Kuasa PA dan Penandatanganan SPM
» Pembuatan Komitmen
3. Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
4. Penernitan Surat Perintah Membayar (SPM)
5. Jenis Pembayaran
 Pembayaran SPM Langsung
 Pembayaran Melalui Uang Persediaan
• Prosedur Penggunaan Uang Persediaan
• Petunjuk Pelaksanaan Uang Persediaan
• Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
• Keputusan Pengujian
• Penerbitan SP2D
• Penerbitan Daftar Penguji
Pengelolaan Piutang dan Utang
Pengelolaan Piutang
1.

2.
3.

4.
5.

6.

Pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada pemerintah
daerah/BUMN/BUMD/Lembaga
Asing
sesuai
dengan
yang
tercantum/ditetapkan dalam APBN.
Tata cara pemberian pinjaman/hibah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja, dan
kekayaan negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah
diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu.
Jika tidak dapat diselesaikan seluruhnya/tepat waktu, diselesaikan menurut
perundangan yang berlaku.
Piutang negara/daerah jenis tertentu mempunyai hak mendahulu sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelesaiian piutang yang timbul sebagai akibat hubungan keperdataan dapat
dilakukan melalui perdamaian, kecuali yang penyelesaiiannya diatur tersendiri
dalam UU.
7. Penyelesaiian piutang yang menyangkut negara ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, Presiden dan Presiden dengan persetujuan DPR.
8. Ketentuan untuk Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan Gubernur/Bupati/Walikota dengan
pertimbangan DPRD.
9. Perubahan atas jumlah uang, seperti yang di maksud tersebut, di tetapkan
dalam UU.
10. Piutang negara/daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat dari
pembukuan, kecuali mengenai piutang negara/daerah yang cara penyelesaiannya
diatur tersendiri dalam UU.
11. Penghapusan dimaksud, sepanjang menyangkut piutang Pemerintah pusat,
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Presiden dan Presiden dengan persetujuan
DPR.
12. Penghapusan piutang pemerintah daerah ditetapka oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dan Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan
DPRD.
13. Perubahan atas jumlah uang tersebut ditetapkan dengan UU.
14. Tata cara penyelesaian dan penghapusan piutang negara/daerah tersebut
diatur dengan peraturan pemerintah.
Pengelolaan Utang
1.

2.
3.

4.
5.
6.

7.

Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri
Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah baik dari dalam
negeri maupun luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam
UU-APBN.
Utang/hibah
tersebut
diterus
pinjamkan
kepada
Pemerintah
Daerah/BUMN/BUMD.
Biaya berkenaan dengan utang/hibah tersebut dibebankan pada Anggaran Belanja
Negara.
Tata cara pengadaan utang daerah dan penerimaan hibah tersebut diatur dengan
peraturan pemerintah.
Gubernur/Bupati/Walikota dapat mengadakan utang daerah sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam APBD.
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah menyiapkan pelaksanaan
pinjaman daerah sesuai dengan keputusan Gubernur/bupati/walikota.
Biaya berkenaan dengan utang/hibah tersebut dibebankan pada Anggaran belanja
Daerah.
8. Tata cara pengadaan utang dan penerimaan hibah tersebut
diatur dengan peraturan pemerintah.
9. Hak tagih mengenai utang atas beban negara/daerah
kedaluwarsa setelah 5 (lima) tahun sejak utang tersebut jatuh
tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang.
10. Kedaluwarsa tersebut tertunda bila pihak yang berpiutang
mengajukan tagihan sebelum berakhirnya masa kedaluwarsa.
11. Ketentuan nomor 9 tersebut tidak berlaku untuk kewajiban
pembayaran bunga dan pokok pinjaman negara/daerah.
Pengelolaan Investasi dan Pengelolaan Barang milik
Negara / Daerah
a. Pengelolaan Invetasi dan Penyertaan Modal
•

Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang, yang diatur dengan
peraturan pemerintah maupun peraturan daerah, demikian juga penyertaan
modal baik pemerintah pusat maupun daerah pada perusahaan
negara/daerah/swasta.

b. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
– Menteri keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara
– Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang bagi
kementerian negara/lembaga dan kepala kantor adalah kuasa
pengguna barang di kantor yang bersangkutan
– Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan kebijakan pelolaan
barang milik daerah
₋ kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah melakukan pengawasan atas
penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah, sedangkan kepala satuan
kerja perangkat daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja daerah.
₋ Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan
menata usahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam
penguasaannya.
₋ Barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tuga
pemerintahannegara/daerah tidak dapat dipindah tangankan
₋ Pemindah tanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan
yang bernilai diatas 5 miliar dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD.
₋ Ketentuan mengenai pedoman teknis dan adminstrasi pengelolaan barang
milik negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
₋ Larangan penyitaan uang dan barang milik negara/daerah dan/atau yang
dikuasai negara/daerah.
Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi
Direktorat Jendral Perbendaharaan
• Penyelenggaraan Pelaksanaan Anggaran Pendapat Belanja
Negara
 Atas dasar keputusan presiden nomor 35, 36, dan 37 tahun
2004
 Daftar Isian Proyek dilakukan oleh Kantor Wilayah Dirjen
Perbendaharaan
 Penyelesaiian SPP, SPM dan penyelenggaraan pengendalian
dan pelaporan dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN)
• Pelaksanaan Kerja Operaional Direktorat Jendral Perbendaharaan
 Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerja operasional Dirjen
perbendaharaan, segala sumber daya yang selama ini dimiliki dan/atau
secara administratif dibawah pengawasan :
 Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)
 Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)
 Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sepanjang terkait
dengan penggabungan Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman,
dan
 Sekretariat Jenderal (Sekjen), sepanjang terkait dengan
penggabungan Pusat manajemen obligasi negara, dan Badan
Informasi dan Teknologi Keuangan, baik dalam bentuk uang,
barang, maupun sumber daya manusia-dapat digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat
Jenderal perbendaharaan.
Perbendaharaan negara presentasi 6

More Related Content

What's hot

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Rizky Ariestiyansyah
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Shi Chin
 
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN Kementerian Dalam Negeri
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
PSEKP - UGM
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
Sujatmiko Wibowo
 
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pptKonsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
Risda Hamsuri
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
Mahyuni Bjm
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Mahyuni Bjm
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sujatmiko Wibowo
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
Sujatmiko Wibowo
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Elsita Fransisca Mokodompit
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sujatmiko Wibowo
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Tatang Suwandi
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
Rian Saifulloh
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
Sujatmiko Wibowo
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
karomah95
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
rusdiman1
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
karomah95
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Ismail M
 

What's hot (20)

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerahKonsep dasar akuntansi pemerintah daerah
Konsep dasar akuntansi pemerintah daerah
 
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pptKonsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
Konsep dasar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ppt
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Penatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan DesaPenatausahaan Keuangan Desa
Penatausahaan Keuangan Desa
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor PublikPertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
Pertanggungjawaban Publik_Akuntansi Sektor Publik
 

Viewers also liked

Ch12 - accounting intermediate - IND
Ch12 - accounting intermediate - INDCh12 - accounting intermediate - IND
Ch12 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Ch11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDCh11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDMaiya Maiya
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Ch01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateCh01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateMaiya Maiya
 
Ch02_Accounting Intermediate_ENG
Ch02_Accounting Intermediate_ENGCh02_Accounting Intermediate_ENG
Ch02_Accounting Intermediate_ENGMaiya Maiya
 
Ch04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediateCh04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediateMaiya Maiya
 
Ch02 _ IND accounting intermediate
Ch02 _ IND accounting intermediateCh02 _ IND accounting intermediate
Ch02 _ IND accounting intermediateMaiya Maiya
 
Ch03 _ IND _ accounting intermediate
Ch03 _ IND _ accounting intermediateCh03 _ IND _ accounting intermediate
Ch03 _ IND _ accounting intermediateMaiya Maiya
 
Ch01_ IND_ accounting intermediate
Ch01_ IND_ accounting intermediateCh01_ IND_ accounting intermediate
Ch01_ IND_ accounting intermediateMaiya Maiya
 
Ch05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - INDCh05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateMaiya Maiya
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDMaiya Maiya
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Penataan Ruang
 
Bab 09 mencari gagasan usaha
Bab 09 mencari gagasan usahaBab 09 mencari gagasan usaha
Bab 09 mencari gagasan usahaAhmad Rudi
 
03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk
Wakhyudi
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
Maiya Maiya
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikHerna Ferari
 

Viewers also liked (20)

Ch12 - accounting intermediate - IND
Ch12 - accounting intermediate - INDCh12 - accounting intermediate - IND
Ch12 - accounting intermediate - IND
 
Ch11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_INDCh11_Accounting Intermediate_IND
Ch11_Accounting Intermediate_IND
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Ch01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediateCh01-ENG accounting intermediate
Ch01-ENG accounting intermediate
 
Ch02_Accounting Intermediate_ENG
Ch02_Accounting Intermediate_ENGCh02_Accounting Intermediate_ENG
Ch02_Accounting Intermediate_ENG
 
Ch04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediateCh04_ IND_ accounting intermediate
Ch04_ IND_ accounting intermediate
 
Ch02 _ IND accounting intermediate
Ch02 _ IND accounting intermediateCh02 _ IND accounting intermediate
Ch02 _ IND accounting intermediate
 
Ch03 _ IND _ accounting intermediate
Ch03 _ IND _ accounting intermediateCh03 _ IND _ accounting intermediate
Ch03 _ IND _ accounting intermediate
 
Ch01_ IND_ accounting intermediate
Ch01_ IND_ accounting intermediateCh01_ IND_ accounting intermediate
Ch01_ IND_ accounting intermediate
 
Ch05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - INDCh05 - accounting intermediate - IND
Ch05 - accounting intermediate - IND
 
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting IntermediateCh10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
Ch10 11.ppt revisi_IND_accounting Intermediate
 
Ch07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - INDCh07 - accounting intermediate - IND
Ch07 - accounting intermediate - IND
 
Ch08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - INDCh08 - accounting intermediate - IND
Ch08 - accounting intermediate - IND
 
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUndang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
 
Bab 09 mencari gagasan usaha
Bab 09 mencari gagasan usahaBab 09 mencari gagasan usaha
Bab 09 mencari gagasan usaha
 
03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk03 ikhtisar rlk
03 ikhtisar rlk
 
Kewirausahaan
KewirausahaanKewirausahaan
Kewirausahaan
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publik
 
Spip reviu
Spip reviuSpip reviu
Spip reviu
 

Similar to Perbendaharaan negara presentasi 6

UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
Tatang Suwandi
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Inspektorat
 
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
Mohamad Djasuli
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Penataan Ruang
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005rumputeki
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005
akupunya1
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negara
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negaraUu 2004 nomor 1 perbendaharaan negara
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negaraMystic333
 
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptxEksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
AhmadCahyadi9
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangAnugrah Febryan
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Anugrah Febryan
 
85 pmk.03 2019
85 pmk.03 201985 pmk.03 2019
85 pmk.03 2019
Agus Melas Agues
 
per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdf
DodiArifin
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
LUSIANA SULMADI
 
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...Eksanto Santo
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
Tatang Suwandi
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
YessicaClaudian
 

Similar to Perbendaharaan negara presentasi 6 (20)

UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
 
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keudaTugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
Tugas wewenang pejabat dlm pengel keuda
 
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
5.-Paparan-PP-12-2019-ttg-PKD-Keuda (1).pdf
 
2008 pmk-169
 2008 pmk-169 2008 pmk-169
2008 pmk-169
 
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPeraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005
 
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
Perencanaan Penganggaran s.d. T.A 2019
 
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negara
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negaraUu 2004 nomor 1 perbendaharaan negara
Uu 2004 nomor 1 perbendaharaan negara
 
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptxEksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
Eksternalisasi Fungsi Treasury dalam Percepatan PEN.pptx
 
Landasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undangLandasan hak angket undang-undang
Landasan hak angket undang-undang
 
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
Landasan hk-paket-undang-undang(Akuntansi)
 
85 pmk.03 2019
85 pmk.03 201985 pmk.03 2019
85 pmk.03 2019
 
per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdf
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
3 skb-nomor--459kmk031999-dan-nomor--kep-264ket091999-tentang-perubahan-atas-...
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
 

Perbendaharaan negara presentasi 6

  • 1. PERBENDAHARAAN NEGARA Sophi Oktaviana Lindawati Indriyani Eka Lestari Maya Dorena (1132502426) (1132510031) (1232500049) (1232500858) (1232501138)
  • 2. Pengertian Perbendaharaan Negara Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan negara yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD
  • 3. Ruang Lingkup Pejabat Perbendaharaan » » » » » » Menteri / Pimpinan Lembaga Gubernur / Walikota / Bupati Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Menteri Keuangan Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Bendahara
  • 4. Azas Pelaksanaan Anggaran Undang-undang tentang APBN sebagai dasar bagi Pemerintah Pusat untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara. Peraturan Daerah tentang APBD sebagai dasar pagi Pemerintah Daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.
  • 5. Pejabat Perbendaharaan Negara (Pengguna Anggaran)  Menteri atau Pimpinan Lembaga  Gubernur / Bupati / Walikota, selaku Kepala Pemerinatahan Daerah  Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
  • 6. Pejabat Perbendaharaan Negara (Bendahara Umum Negara atau Daerah) Menteri Keuangan Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
  • 7. Pejabat Perbendaharaan Negara (Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran) • Menteri atau Pimpinan Lembaga atau Gubernur atau Bupati atau Walikota mengangkat bendahara penerimaan atau bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan atau belanja pada kantor atau satker dilingkunagan K/L atau satker perangkat daerah.
  • 8. Pelaksanaan APBN • Tahun anggaran, meliputi masa satu tahun mulai tanggal 1 Januari sampai dengan Desember • APBN atau APBD dalam satu tahun anggaran • Dokumen pelaksanaan anggaran • Pelaksanaan anggaran pendapatan • Pelaksanaan anggaran belanja
  • 9. Pengelolaan Uang • Pengelolaan Kas Umum Negara  Menteri Keuangan selaku BUN berwenang mengatur dan menyelenggarakan rekening pemerintah. • Pengelolaan Kas Umum Daerah  Pejabat Pengelola Keuangan Daerah membuka Rekening Kas Umum Daerah pada bank yang ditentukan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
  • 10. • Pelaksanaan Penerimaan Negara/Daerah oleh Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah 1. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran dapat membuka rekening untuk keperluan pelaksanaan penerimaan, mengangkat Bendahara untuk menatausahakan penerimaan, dalam rangka pengelolaan Kas Negara. 2. Gubernur/Bupati/Walikota dapat memberikan ijin pembukaan rekening untuk keperluan pelaksanaan penerimaan, dan mengangkat Bendahara untuk menatausahakan penerimaan.
  • 11. • Pengelolaan Uang Persediaan untuk Keperluan Kementrian Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah  Menteri/Pimpinan Lembaga dapat membuka rekening untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran, mengangkat Bendahara untuk mengelola uang yang harus dipertanggung jawabkan dalam rangka pengelolaan Kas negara.  Gubernur/Bupati/Walikota dapat memberikan ijin pembukaan rekening untuk keperluan pelaksanaan pengeluaran serta mengangkat Bendahara untuk menatausahakan penerimaan.
  • 12. Petunjuk Teknis Mekanisme Pembayaran dan Pelaksanaan APBN 1. Umum  Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran = DIPA) berdasarkan alokasi yang diterima dan menyampaikan kepada Menteri Keuangan selaku BUN unutk memperoleh pengesyahan. 2. Prosedur Penerbitan SPM oleh PA/Kuasa PA » Penetapan Pejabat Kuasa PA dan Penandatanganan SPM » Pembuatan Komitmen 3. Penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) 4. Penernitan Surat Perintah Membayar (SPM)
  • 13. 5. Jenis Pembayaran  Pembayaran SPM Langsung  Pembayaran Melalui Uang Persediaan • Prosedur Penggunaan Uang Persediaan • Petunjuk Pelaksanaan Uang Persediaan • Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) • Keputusan Pengujian • Penerbitan SP2D • Penerbitan Daftar Penguji
  • 14. Pengelolaan Piutang dan Utang Pengelolaan Piutang 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pemerintah pusat dapat memberikan pinjaman atau hibah kepada pemerintah daerah/BUMN/BUMD/Lembaga Asing sesuai dengan yang tercantum/ditetapkan dalam APBN. Tata cara pemberian pinjaman/hibah diatur dengan Peraturan Pemerintah. Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk mengelola pendapatan, belanja, dan kekayaan negara/daerah wajib mengusahakan agar setiap piutang negara/daerah diselesaikan seluruhnya dan tepat waktu. Jika tidak dapat diselesaikan seluruhnya/tepat waktu, diselesaikan menurut perundangan yang berlaku. Piutang negara/daerah jenis tertentu mempunyai hak mendahulu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Penyelesaiian piutang yang timbul sebagai akibat hubungan keperdataan dapat dilakukan melalui perdamaian, kecuali yang penyelesaiiannya diatur tersendiri dalam UU.
  • 15. 7. Penyelesaiian piutang yang menyangkut negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Presiden dan Presiden dengan persetujuan DPR. 8. Ketentuan untuk Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan Gubernur/Bupati/Walikota dengan pertimbangan DPRD. 9. Perubahan atas jumlah uang, seperti yang di maksud tersebut, di tetapkan dalam UU. 10. Piutang negara/daerah dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat dari pembukuan, kecuali mengenai piutang negara/daerah yang cara penyelesaiannya diatur tersendiri dalam UU. 11. Penghapusan dimaksud, sepanjang menyangkut piutang Pemerintah pusat, ditetapkan oleh Menteri Keuangan, Presiden dan Presiden dengan persetujuan DPR. 12. Penghapusan piutang pemerintah daerah ditetapka oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan Gubernur/Bupati/Walikota dengan persetujuan DPRD. 13. Perubahan atas jumlah uang tersebut ditetapkan dengan UU. 14. Tata cara penyelesaian dan penghapusan piutang negara/daerah tersebut diatur dengan peraturan pemerintah.
  • 16. Pengelolaan Utang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah baik dari dalam negeri maupun luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam UU-APBN. Utang/hibah tersebut diterus pinjamkan kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD. Biaya berkenaan dengan utang/hibah tersebut dibebankan pada Anggaran Belanja Negara. Tata cara pengadaan utang daerah dan penerimaan hibah tersebut diatur dengan peraturan pemerintah. Gubernur/Bupati/Walikota dapat mengadakan utang daerah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam APBD. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah menyiapkan pelaksanaan pinjaman daerah sesuai dengan keputusan Gubernur/bupati/walikota. Biaya berkenaan dengan utang/hibah tersebut dibebankan pada Anggaran belanja Daerah.
  • 17. 8. Tata cara pengadaan utang dan penerimaan hibah tersebut diatur dengan peraturan pemerintah. 9. Hak tagih mengenai utang atas beban negara/daerah kedaluwarsa setelah 5 (lima) tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang. 10. Kedaluwarsa tersebut tertunda bila pihak yang berpiutang mengajukan tagihan sebelum berakhirnya masa kedaluwarsa. 11. Ketentuan nomor 9 tersebut tidak berlaku untuk kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman negara/daerah.
  • 18. Pengelolaan Investasi dan Pengelolaan Barang milik Negara / Daerah a. Pengelolaan Invetasi dan Penyertaan Modal • Pemerintah dapat melakukan investasi jangka panjang, yang diatur dengan peraturan pemerintah maupun peraturan daerah, demikian juga penyertaan modal baik pemerintah pusat maupun daerah pada perusahaan negara/daerah/swasta. b. Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah – Menteri keuangan mengatur pengelolaan barang milik negara – Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang bagi kementerian negara/lembaga dan kepala kantor adalah kuasa pengguna barang di kantor yang bersangkutan – Gubernur/Bupati/Walikota menetapkan kebijakan pelolaan barang milik daerah
  • 19. ₋ kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah, sedangkan kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja daerah. ₋ Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib mengelola dan menata usahakan barang milik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya. ₋ Barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tuga pemerintahannegara/daerah tidak dapat dipindah tangankan ₋ Pemindah tanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai diatas 5 miliar dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD. ₋ Ketentuan mengenai pedoman teknis dan adminstrasi pengelolaan barang milik negara/daerah diatur dengan peraturan pemerintah. ₋ Larangan penyitaan uang dan barang milik negara/daerah dan/atau yang dikuasai negara/daerah.
  • 20. Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jendral Perbendaharaan • Penyelenggaraan Pelaksanaan Anggaran Pendapat Belanja Negara  Atas dasar keputusan presiden nomor 35, 36, dan 37 tahun 2004  Daftar Isian Proyek dilakukan oleh Kantor Wilayah Dirjen Perbendaharaan  Penyelesaiian SPP, SPM dan penyelenggaraan pengendalian dan pelaporan dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
  • 21. • Pelaksanaan Kerja Operaional Direktorat Jendral Perbendaharaan  Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerja operasional Dirjen perbendaharaan, segala sumber daya yang selama ini dimiliki dan/atau secara administratif dibawah pengawasan :  Direktorat Jenderal Anggaran (DJA)  Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN)  Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sepanjang terkait dengan penggabungan Direktorat Pengelolaan Penerusan Pinjaman, dan  Sekretariat Jenderal (Sekjen), sepanjang terkait dengan penggabungan Pusat manajemen obligasi negara, dan Badan Informasi dan Teknologi Keuangan, baik dalam bentuk uang, barang, maupun sumber daya manusia-dapat digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal perbendaharaan.