Penanganan panen dan pasca panen air payauiin hamzah
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan ikan segar hasil budidaya air payau mulai dari pemanenan, penanganan di tempat pengepakan, transportasi, hingga pemasaran. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan higiene yang baik, penanganan sesuai standar untuk menjaga kualitas ikan, serta penggunaan sarana penyimpanan dan transportasi yang memenuhi persyaratan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga suhu ikan.
Laporan ini menganalisis penerapan HACCP pada Pedagang Kaki Lima di Jember. Hasilnya menunjukkan bahwa kebersihan dan sanitasi di tempat PKL sangat kurang, sehingga mengancam keamanan pangan. Laporan ini menyarankan peningkatan kebersihan lingkungan dan peralatan untuk menghasilkan makanan yang lebih aman.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengalengan ikan melibatkan proses memanaskan ikan dalam kaleng tertutup untuk menonaktifkan enzim dan membunuh mikroorganisme serta mengubah ikan mentah menjadi produk siap saji meskipun dengan kandungan gizi yang sedikit berkurang. Boiler diperlukan untuk proses pengalengan ikan seperti pemasakan awal, penghampaan, dan penutupan kaleng.
Dokumen ini membahas instalasi penanganan limbah cair dan padat dari industri tapioka. Terdapat beberapa proses pengolahan limbah yaitu proses mekanik (penyaringan, pengambilan endapan), biologi (pemisahan bakteri), fisika (penyortiran zat padat), dan kimia (penghilangan asam sianida). Limbah akan dialirkan melalui proses sedimentasi, fermentasi, dan pengkomposan sebelum dibuang ke perairan. Proses ini
Tugas Kuliah MK PBI (Pengolahan Buangan Industri) untuk limbah cairnya mengenai studi kasus analisis pengolahan limbah cair PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SUNTER I.
Penanganan panen dan pasca panen air payauiin hamzah
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan ikan segar hasil budidaya air payau mulai dari pemanenan, penanganan di tempat pengepakan, transportasi, hingga pemasaran. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan adalah sanitasi dan higiene yang baik, penanganan sesuai standar untuk menjaga kualitas ikan, serta penggunaan sarana penyimpanan dan transportasi yang memenuhi persyaratan untuk mencegah kontaminasi dan menjaga suhu ikan.
Laporan ini menganalisis penerapan HACCP pada Pedagang Kaki Lima di Jember. Hasilnya menunjukkan bahwa kebersihan dan sanitasi di tempat PKL sangat kurang, sehingga mengancam keamanan pangan. Laporan ini menyarankan peningkatan kebersihan lingkungan dan peralatan untuk menghasilkan makanan yang lebih aman.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengalengan ikan melibatkan proses memanaskan ikan dalam kaleng tertutup untuk menonaktifkan enzim dan membunuh mikroorganisme serta mengubah ikan mentah menjadi produk siap saji meskipun dengan kandungan gizi yang sedikit berkurang. Boiler diperlukan untuk proses pengalengan ikan seperti pemasakan awal, penghampaan, dan penutupan kaleng.
Dokumen ini membahas instalasi penanganan limbah cair dan padat dari industri tapioka. Terdapat beberapa proses pengolahan limbah yaitu proses mekanik (penyaringan, pengambilan endapan), biologi (pemisahan bakteri), fisika (penyortiran zat padat), dan kimia (penghilangan asam sianida). Limbah akan dialirkan melalui proses sedimentasi, fermentasi, dan pengkomposan sebelum dibuang ke perairan. Proses ini
Tugas Kuliah MK PBI (Pengolahan Buangan Industri) untuk limbah cairnya mengenai studi kasus analisis pengolahan limbah cair PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA SUNTER I.
Dokumen tersebut membahas beberapa teknik pengawetan makanan yaitu pengeringan, pemanisan, pengalengan, pengasapan, pengasinan, dan pendinginan. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat proses pembusukan makanan dengan mengurangi kadar air, menambahkan zat seperti garam atau gula, memasak, atau menyimpan pada suhu rendah.
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan dari penyimpanan pangan, serta beberapa teknik penyimpanan pangan yang umum digunakan seperti penyimpanan suhu rendah, penyimpanan kedap udara, dan penyimpanan dengan manipulasi atmosfer untuk memperlambat proses kerusakan pangan selama penyimpanan dan memperpanjang masa simpan pangan. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan penerapan yang
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi produk perikanan. Ringkasannya adalah: Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi industri perikanan, jenis sektor dan aktivitas yang terlibat di dalamnya, proses pra-pemprosesan ikan hasil tangkapan, jenis alat tangkap dan kapal penangkap ikan, serta metode-metode pengawetan ikan seperti pendinginan, iradiasi, pengasapan, pengeringan dan penggar
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis budidaya ikan bandeng di tambak. Ia menjelaskan biologi dan habitat ikan bandeng, konstruksi tambak termasuk bentuk, pematang dan pintu air, serta teknik pemeliharaan meliputi pengolahan tanah, pemberantasan hama, pemupukan, penebaran benih, pemberian pakan, dan pengelolaan tambak.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik produksi benih bandeng di hatchery. Ia menjelaskan persyaratan lokasi, sarana dan prasarana, serta teknik pemeliharaan mulai dari persiapan, pengadaan induk, pemeliharaan induk, pemilihan induk hingga pematangan gonad. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang proses produksi benih bandeng secara hatchery.
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan ekstrak kulit udang (chitosan) sebagai pengawet dan peningkat kadar protein pada tahu. Program kreativitas mahasiswa ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan chitosan kulit udang terhadap kualitas dan kadar protein tahu serta mekanisme chitosan sebagai bahan pengawet alami.
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
Dokumen tersebut membahas tentang 3 jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Gunung Madu Plantations yaitu limbah cair, padat, dan gas serta pengelolaannya. Limbah cair diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang, limbah padat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk atau bahan bakar, sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya.
1. Tulisan ini membahas teknik pembenihan ikan nila yang umum, mulai dari seleksi induk, pemijahan, penanganan telur dan larva, serta standar hasil yang diharapkan.
2. Ikan nila dapat dipijah secara massal di kolam atau lebih intensif menggunakan hapa, keramba, atau bak, dengan perbedaan padat tebar dan penanganan air serta pakan.
3. Benih ikan nila dari air tawar dapat diadaptasi ke air
Rumput laut merupakan sumberdaya alam Indonesia yang potensial namun belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu daerah penghasil rumput laut di Sulawesi Selatan adalah Kota Palopo. Kelompok petani rumput laut di Kota Palopo menghadapi permasalahan produktivitas dan harga jual rumput laut yang menurun serta keterbatasan dalam pengolahan dan pemasaran produk olahan rumput laut. Program kerja sama ini bertujuan meningkatkan
Dokumen tersebut membahas beberapa teknik pengawetan makanan yaitu pengeringan, pemanisan, pengalengan, pengasapan, pengasinan, dan pendinginan. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat proses pembusukan makanan dengan mengurangi kadar air, menambahkan zat seperti garam atau gula, memasak, atau menyimpan pada suhu rendah.
Dokumen ini membahas tentang penyimpanan hasil pertanian. Penyimpanan dilakukan untuk menjaga agar hasil pertanian tidak mudah rusak akibat gangguan binatang atau serangga, untuk menghadapi masa paceklik, dan meningkatkan daya tahan komoditas. Teknik penyimpanan berbeda untuk setiap jenis produk pertanian dan berkaitan dengan suhu, kadar air, dan modifikasi atmosfer. Penyimpanan penting dalam sistem pangan k
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan dari penyimpanan pangan, serta beberapa teknik penyimpanan pangan yang umum digunakan seperti penyimpanan suhu rendah, penyimpanan kedap udara, dan penyimpanan dengan manipulasi atmosfer untuk memperlambat proses kerusakan pangan selama penyimpanan dan memperpanjang masa simpan pangan. Teknik-teknik tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan penerapan yang
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi produk perikanan. Ringkasannya adalah: Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi industri perikanan, jenis sektor dan aktivitas yang terlibat di dalamnya, proses pra-pemprosesan ikan hasil tangkapan, jenis alat tangkap dan kapal penangkap ikan, serta metode-metode pengawetan ikan seperti pendinginan, iradiasi, pengasapan, pengeringan dan penggar
Dokumen tersebut memberikan petunjuk teknis budidaya ikan bandeng di tambak. Ia menjelaskan biologi dan habitat ikan bandeng, konstruksi tambak termasuk bentuk, pematang dan pintu air, serta teknik pemeliharaan meliputi pengolahan tanah, pemberantasan hama, pemupukan, penebaran benih, pemberian pakan, dan pengelolaan tambak.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik produksi benih bandeng di hatchery. Ia menjelaskan persyaratan lokasi, sarana dan prasarana, serta teknik pemeliharaan mulai dari persiapan, pengadaan induk, pemeliharaan induk, pemilihan induk hingga pematangan gonad. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang proses produksi benih bandeng secara hatchery.
Tugas ini membahas tentang panen dan fisiologi lepas panen pada tanaman. Pembahasan meliputi pengertian panen, penentuan waktu panen, cara panen, perubahan setelah panen, dan penanganan pasca panen. Tujuannya adalah mempelajari proses dan teknik yang tepat dalam menangani hasil panen agar mutunya terjaga hingga konsumsi."
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan ekstrak kulit udang (chitosan) sebagai pengawet dan peningkat kadar protein pada tahu. Program kreativitas mahasiswa ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan chitosan kulit udang terhadap kualitas dan kadar protein tahu serta mekanisme chitosan sebagai bahan pengawet alami.
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
Dokumen tersebut membahas tentang 3 jenis limbah yang dihasilkan oleh PT Gunung Madu Plantations yaitu limbah cair, padat, dan gas serta pengelolaannya. Limbah cair diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah sebelum dibuang, limbah padat dimanfaatkan kembali sebagai pupuk atau bahan bakar, sedangkan limbah gas dikendalikan emisinya.
1. Tulisan ini membahas teknik pembenihan ikan nila yang umum, mulai dari seleksi induk, pemijahan, penanganan telur dan larva, serta standar hasil yang diharapkan.
2. Ikan nila dapat dipijah secara massal di kolam atau lebih intensif menggunakan hapa, keramba, atau bak, dengan perbedaan padat tebar dan penanganan air serta pakan.
3. Benih ikan nila dari air tawar dapat diadaptasi ke air
Rumput laut merupakan sumberdaya alam Indonesia yang potensial namun belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satu daerah penghasil rumput laut di Sulawesi Selatan adalah Kota Palopo. Kelompok petani rumput laut di Kota Palopo menghadapi permasalahan produktivitas dan harga jual rumput laut yang menurun serta keterbatasan dalam pengolahan dan pemasaran produk olahan rumput laut. Program kerja sama ini bertujuan meningkatkan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya rumput laut di Indonesia, termasuk potensi, jenis, dan teknik budidayanya. Rumput laut memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat dibudidayakan dengan modal kecil serta menyerap tenaga kerja."
Dokumen tersebut membahas tentang ekoefisiensi dalam industri perikanan Indonesia. Prinsip ekoefisiensi adalah pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak lingkungan untuk menciptakan nilai ekonomi. Industri perikanan harus menerapkan prinsip ini dengan meminimalkan penggunaan alat tangkap dan pengolahan yang merusak lingkungan, meminimalkan limbah, serta menjaga kelestarian sumber daya perikanan.
Dokumen tersebut membahas tentang ikan sidat (belut laut tropis), mulai dari kandungan gizinya, pola migrasinya, hingga peluang bisnis yang dapat dikembangkan seperti ekspor, peternakan, dan industri pengolahan. Ikan sidat memiliki kandungan vitamin dan mineral yang tinggi dibandingkan ikan dan produk laut lainnya, serta memiliki pasar ekspor yang potensial ke negara-negara seperti Jepang, Taiwan, dan Hong Kong
1. Penelitian ini mengevaluasi dampak tiga metode pengeringan pasca panen (beku-pengeringan, pengeringan warna, dan pengeringan langsung matahari) terhadap kualitas dan komposisi karagenan yang diekstrak dari rumput laut Kappaphycus alvarezii.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa pengeringan beku dan warna menghasilkan karagenan yang lebih baik dalam hal kualitas dan ukuran molekul daripada pen
Kajian tentang budidaya ikan nilem di Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan potensi yang besar untuk pengembangan komoditas ini. Terdapat 3 strain utama yaitu merah, were, dan cokelat kehijauan. Budidaya dilakukan di 111,61 ha lahan dengan produksi mencapai 679 juta benih dan 6.910 ton pembesaran pada tahun 2008. Teknologi pembenihan telah berkembang baik diaplikasikan pada kolam semi permanen.
1. Dokumen membahas teknologi yang dibutuhkan nelayan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan penangkapan ikan serta mendukung kesejahteraan mereka.
2. Beberapa teknologi yang direkomendasikan adalah alat tangkap yang selektif, sistem informasi lokasi ikan, dan teknologi penanganan pascapanen untuk mempertahankan mutu ikan.
3. Peraturan pemerintah melarang alat tangkap tertent
Dokumen tersebut membahas tentang dukungan inovasi teknologi dalam pengembangan pengelolaan hasil pertanian dan agroindustri di Jawa Timur. Secara khusus membahas mengenai peran agroindustri dalam perekonomian, peluang dan keunggulan, masalah, dan implikasi kebijakan. Juga memberikan contoh inovasi teknologi olahan berbasis buah-buahan dan keripik buah.
BACKYARD HATCHERY RAJUNGAN; SUATU ALTERNATIF USAHA BUDIDAYAlisa ruliaty 631971
Konsep pembenihan rajungan skala rumah tangga (backyard hatchery rajungan) merupakan penerapan teknik dengan mengadopsi serta menyederhanakan beberapa teknik pemeliharaan yang telah dilakukan di unit pembenihan rajungan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara.. Aplikasi teknis di lapangan meliputi (1) Pemanfaatan bak-bak HSRT udang windu yang tidak operasional. (2) Air laut sebagai media pemeliharaan (3) Larva awal atau Zoea di dapatkan dari induk bertelur Tk.III dari alam (4) Kepadatan larva awal 50-100 ekor/liter (5) Pakan : (a) Inokulant chlorella dan rotifera, kepadatan chlorella dipertahankan pada kepadatan 50.000 – 500.000 sel/ml, untuk awal pemeliharaan diperlukan 2 kantong inokulant chlorella sedangkan kepadatan rotifera 5 – 15 ekor/ml diberikan hingga hari ke-7. (b) Nauplius artemia diberikan pada hari ke-dua dengan kepadatan 5-20 ekor /larva/hari dan diberikan 2 kali (pagi dan sore hari) setelah penebaran larva Zoea hingga stadia crab 1 (hari 13 atau 14) (c) Pakan buatan komersial ukuran 100 – 400 mikron diberikan dengan dosis 0,4 - 1 ppm dan frekuensi 4x sehari hingga panen. (d) Udang kupas diblender diberikan sejak crab 1 (hari 13 atau 14) hingga panen (crab 5 pada hari ke-16) sebanyak 10 – 30 gram per 5.000 ekor crab setiap harinya. (6) Penggantian air dilakukan 3 hari sekali sebesar 20%, dan suhu media pemeliharaan di pertahankan minimal 30 oC dengan cara menutup bak dengan terpal (7) Monitoring kesehatan dilakukan secara visual, yaitu dengan mengamati respon larva terhadap cahaya serta persentase larva yang tertarik terhadap cahaya matahari. (8) Pemasangan shelter berupa waring hitam (ukuran 0,5 x 1 m sebanyak 10 buah/bak) untuk memperbesar luas permukaan pada umur pemeliharaan 7 – 8 hari (Sub stadia Zoea 4). Selama 16 hari pemeliharaan diperoleh benih rajungan stadia C-6 dengan SR 8%.
Hasil analisa biaya pada pembenihan rajungan skala rumah tangga dengan mengoperasikan satu unit bak pemeliharaan larva volume 8 m3 selama 16 hari pemeliharaan memberikan keuntungan yang cukup lumayan sebagai hasil sampingan keluarga.
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
Pemanfaatan SDKP berkelanjutan pada prinsipnya adalah perpaduan antara pengelolaan
sumberdaya dan pemanfaatan dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dalam
jangka panjang untuk kepentingan generasi mendatang. Teknologi penangkapan ikan
bukan hanya ditujukan untuk meningkatkan hasil tangkapan, tetapi juga memperbaiki
proses penangkapan untuk meminimumkan dampak penangkapan ikan terhadap
lingkungan perairan dan biodiversitinya.
Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ...Fathur Fathur
Laporan hasil PKL mahasiswa Agrobisnis Perikanan, Universitas Brawijaya, sebagai wawasan, pengetahuan dan terapan hasil dari bangku kuliah pada keadaan lapang
Makalah ini membahas tentang perawatan sistem penanganan batubara pada PLTU Paiton. Sistem ini penting untuk memasok batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Makalah ini menganalisis metode perawatan yang ada dan mengusulkan penggunaan metode RCM II dan EPRI untuk menentukan aktivitas perawatan yang efektif. Selain itu, metode Probabilistic EOQ digunakan untuk mengoptimalkan persediaan suku cadang guna menduk
Dokumen ini membahas hubungan antara pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan, di mana peningkatan jumlah penduduk suatu wilayah akan meningkatkan kebutuhan pendidikan di wilayah tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk seperti kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Pengembangan program iptekda untuk mendorong industri IRFAN ipan
Program Iptekda bertujuan untuk mendiseminasikan hasil penelitian dan pengembangan teknologi BPPT ke daerah-daerah untuk mendukung industri lokal. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama antara BPPT dengan pemerintah daerah dan instansi terkait dengan membagi biaya pelaksanaan proyek. Evaluasi berkelanjutan dilakukan untuk memastikan teknologi yang ditransfer dapat mendukung peningkatan pendapatan masyarakat
1. PERBAIKAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL TERIPANG
PENGARANG : M. YUSUF SAMAD Abstract Conventional method of handling dried
‘teripang’ (dried sandfish) that habitually accepted home-based industries make usually low
quality of product. Improve merthod is requaired to get better quality of product. Experiment
showed that step and controlled drying process for 20 hours allowed water content to decrease
until 30%. Pre-treatment of fresh ‘teripang’ by adding chop (cutting in small pieces) papaya leaf
(3-7%) and NaOH (0.05-0.15%) decrease mineral/ash content until 29.8% without changing the
appearance and texture of the product. Decreasing the water content allow the protein content to
increase about 12.5% and fat content to increase about 4.2% by weight dried matter. Kata Kunci :
Teripang, pengolahan, produk, industri kecil Sumber : Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia
Vol.2, No.3, (Juni 2000), hal. 52-55 Humas-BPPT/ANY PENDAHULUAN Teripang (Timun
laut, Echinodermata) adalah salah satu komoditi ekspor sub sektor perikanan yang cukup
potensial. Di Indonesia, pemanfaatan teripang sebagai bahan pangan dibanding produk perikanan
lainnya tergolong kurang populer karena nilai estetika yang rendah dilihat dari bentuk fisik
teripang yang terkesan menjijikkan. Namun demikian teripang sesungguhnya mengandung
protein cukup tinggi. Dimancanegara khususnya di Hongkong, Taiwan, Singapura dan Amerika
Serikat telah memiliki reknik pengolahan yang lebih maju sehingga teripang telah menjadi salah
satu komponen pangan yang sangat digemari. Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara
pengekpor teripang kering terkemuka selain Filipina dan Kaledonia baru. Pada tahun 1988
ekspor teripang Indonesia mencapai 3.804,1 ton dengan nilai US$ 8.266.700 dalam bentuk
daging kering (beche-de-mer), usus asin (konowata) dan gonad kering (konoko). Mutu teripang
kering dari Indonesia masih dibawah standar perdagangan sehingga nilai jual produk teripang
lebih rendah dari produk negara-negara pesaingnya. Potensi teripang cukup besar karena
Indonesia memiliki perairan pantai dengan habitat teripang yang cukup luas. Dari sekitar 650
jenis teripang yang ada didunia 10% berada di Indonesia dan dari jumlah tersebut dipastikan ada
7 jenis yang tergolong mempunyai nilai jual tinggi yakni teripang pasir (Holothuroidea Scabra),
teripang hitam (Holothuroidea Edulis), teripang coklat (Holothuroidea Marmoreta), teripang
merah (Holothuroidea Vatiensis), Teripang koro (Holothuroidea Nobilis), teripang nanas
(Thelonota Anana), dan teripang gama (Stichopus Varigatus). Ekspor teripang Indonesia
dilakukan oleh beberapa pengusaha atau distributor yang membeli teripang lansung dari para
pengrajin teripang di beberapa daerah di Indonesia khususnya dari Kawasan Indonesia Timur
seperti NTT, NTB, Sulsel, Sultra, Maluku dan Irian Jaya. Umumnya para pengusaha melakukan
seleksi jenis dan kualitas terhadap produk masyarakat nelayan/pengrajin teripang. Kondisi ini
sering menyebabkan perbedaan harga yang sangat mencolok ditingkat nelayan dan ditingkat
distributor. Para pengrajin sering menjadi korban penipuan karena alasan mutu teripang.
Sebagaimana yang sering terjadi pada pengrajin komoditi agroindustri lainnya, pengrajin
teripangpun saat ini masih belum dapat meningkatkan taraf penghidupannya sementara disisi lain
para distributor atau pedagang teripang memiliki taraf kehidupan yang lebih layak. Keadaan ini
mengharuskan adanya kegiatan alih teknologi untuk membantu para pengrajin teripang
memperbaiki mutu olahannya serta membantu memperluas jaringan pemasarannya melalui
lembaga profesi dibeberapa daerah yang memiliki potensi teripang yang pada umumnya
merupakan sentra-sentra desa tertinggal. Program Peningkatan Kemampuan Iptek di Daerah
(IPTEKDA) BPPT adalah wujud partisipasi BPPT dalam membantu meningkatkan tingkat
kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi tepat guna. Kabupaten Selayar Propinsi
Sulawesi Selatan merupakan daerah terpilih sebagai penerima bantuan kegiatan iptekda,
2. khususnya dalam kegiatan pengolahan teripang karena memiliki habitat teripang potensial
sementara para pengrajinnya masih relatif sedikit jumlahnya dengan kemampuan olah sangat
terbatas. Pada umumnya mereka mengolah teripang secara tradisional. Tulisan ini adalah salah
satu luaran kegiatan iptekda di kabupaten Selayar pada tahun 1999 yang bertujuan membantu
meningkatkan kualitas produk para pengrajin teripang atau industri kecil teripang yang
berdampak pada meningkatnya harga jual produk teripang kering. Tulisan ini juga sebagai
bagian dari paket teknologi pengolahan teripang Direktorat Agroindustri BPPT untuk bahan
informasi kepada masyarakat luas dibidang industri perikanan yang memerlukannya.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : Mutu produk
industri kecil teripang dapat ditingkatkan dengan perlakuan bahan baku sebelum diolah
kemudian digunakan pengeringan bertahap dan terkontrol. Cara pengeringan bertahap dan
terkontrol (I. 75-80°C, II. 65-75°C, III. 40-45°C, IV. 30-32°C) selama 20 jam secara signifikan
menurunkan kandungan air rata-rata 30% yang pada akhirnya menungkatkan kandungan protein
rata-rata 12,8% dan lemak 4,2% tanpa merusak tekstur produk. Penggunaan bahan pelunak
bahan baku yakni daun pepaya (3-7%) dan NaOH (0,05-0,15%) secara signifikan menurunkan
kandungan mineral rata-rata 29,8%. Jika dibandingkan dengan beberapa persyaratan
perdagangan maka untuk produk teripang kering (teripang pasir, landfish-dried) maka hasil
tersebut diatas menunjukkan bahwa perbaikan mutu produk elah sesuai dengan yang diharapkan.
Namun demikian penelitian intensif yang menyangkut banyak aspek untuk peningkatan mutu
produk teripang tetap diperlukan.