Sayuran termasuk komoditas yang kadar airnya tinggi, terutama untuk sayuran daun, sehingga mudah mengalami kerusakan yang akhirnya memicu busuknya sayuran. Salah satu kegiatan pasca panen sayuran yang berperan dalam meningkatkan umur simpan sayuran adalah kegiatan penyimpanan dan pengemasan. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan tepat agar sayuran dapat bertahan lama dan sampai di tangan konsumen dalam keadaan yang tetap baik. Penyimpanan sendiri merupakan usaha untuk mempertahankan komoditi (panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya digunakan.
Tujuan dari praktikum Penanganan Pasca Panen Sayuran adalah untuk mengetahui cara penanganan pasca panen yang tepat untuk sayuran.
Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk PasarZain Corps
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana
mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen, pengolahan
dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi di
Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara
pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat pembeli baik domestik
maupun luar negeri (ekspor).
Keberhasilan bisnis buah mensyaratkan jumlah dan kontinyuitas
pasokan dari buah yang terjamin mutunya. Jaminan mutu buah dapat
diperoleh melalui penanganan pascapanen yang baik dan memadai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu buah tersebut.
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari
panen hingga buah dikemas dan siap distribusikan pemasarannya atau untuk
mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pemeraman atau perlakuan
khusus lainnya yang dituntut konsumen. Bangsal penanganan buah untuk
menampung rangkaian kegiatan tersebut agar dapat dikendalikan dengan baik
menjadi sarana penting yang harus dimiliki pelaku bisnis buah.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung
oleh sistem transportasi yang handal dalam distribusinya, agar bisnis buah dapat
terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah dalam berbagai
tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara
adil, proporsional dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha,
sehingga diharapkan dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi angkatan
kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Sayuran termasuk komoditas yang kadar airnya tinggi, terutama untuk sayuran daun, sehingga mudah mengalami kerusakan yang akhirnya memicu busuknya sayuran. Salah satu kegiatan pasca panen sayuran yang berperan dalam meningkatkan umur simpan sayuran adalah kegiatan penyimpanan dan pengemasan. Kegiatan tersebut harus dilakukan dengan tepat agar sayuran dapat bertahan lama dan sampai di tangan konsumen dalam keadaan yang tetap baik. Penyimpanan sendiri merupakan usaha untuk mempertahankan komoditi (panenan) tersebut dari sejak dipanen hingga saatnya digunakan.
Tujuan dari praktikum Penanganan Pasca Panen Sayuran adalah untuk mengetahui cara penanganan pasca panen yang tepat untuk sayuran.
Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk PasarZain Corps
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki ragam buah khas yang
tersebar di berbagai pulau dan belum dikelola pengembangannya sebagaimana
mestinya baik menyangkut tata produksi, penanganan pascapanen, pengolahan
dan pemasarannya. Buah eksotik yang hanya tumbuh dan berproduksi di
Nusantara menjadi aset nasional yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
bagi kemaslahatan rakyat. Tanaman buah yang menghutan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen yang mendambakan buah organik. Sementara
pengelolaan kebun tanaman buah menjadi upaya utama untuk menjaga
keberlanjutan pasokan buah bermutu kepada masyarakat pembeli baik domestik
maupun luar negeri (ekspor).
Keberhasilan bisnis buah mensyaratkan jumlah dan kontinyuitas
pasokan dari buah yang terjamin mutunya. Jaminan mutu buah dapat
diperoleh melalui penanganan pascapanen yang baik dan memadai dengan
memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mutu buah tersebut.
Penanganan pascapanen buah dirancang dalam bentuk rangkaian kegiatan dari
panen hingga buah dikemas dan siap distribusikan pemasarannya atau untuk
mendapatkan perlakuan seperti penyimpanan, pemeraman atau perlakuan
khusus lainnya yang dituntut konsumen. Bangsal penanganan buah untuk
menampung rangkaian kegiatan tersebut agar dapat dikendalikan dengan baik
menjadi sarana penting yang harus dimiliki pelaku bisnis buah.
Pemasaran sebagai bagian hilir dari sistem agribisnis harus didukung
oleh sistem transportasi yang handal dalam distribusinya, agar bisnis buah dapat
terjamin keberhasilannya. Pengembangan agribisnis buah dalam berbagai
tingkatan berdasarkan skala usaha termasuk kegiatan usaha pendukungnya
menjadi telaahan yang penting agar sistem agribisnis dapat berlangsung secara
adil, proporsional dan profesional serta melibatkan banyak pelaku usaha,
sehingga diharapkan dapat menjadi penyedia lapangan kerja bagi angkatan
kerja perdesaan di daerah sentra produksi.
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya), dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Kemudian hortikultura digunakan secara lebih luas bukan hanya untuk budidaya di kebun. Istilah hortikultura digunakan pada jenis tanaman yang dibudidayakan.
Pektin adalah campuran dari polisakarida yang tidak dapat dicerna, sehingga tidak dapat dicerna oleh tubuh dalam bentuk alami. Namun, bentuk pektin yang diubah disebut modified citrus pectin (MCP) sehingga mengandung sifat-sifat yang memungkinkannya untuk dicerna.
Selain MCP, salah satu jenis pektin yang paling umum adalah apel pektin, serat larut yang terutama ditemukan dalam buah dengan nama yang sama, tetapi juga dapat berasal dari buah-buahan lain juga. Apel pektin biasanya dibuat menjadi suplemen makanan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai manfaat.
Pengawetan makanan adalah cara yang digunakan untuk membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia makanan. Dalam mengawetkan makanan harus diperhatikan jenis bahan makanan yang diawetkan, keadaan bahan makanan, cara pengawetan, dan daya tarik produk pengawetan makanan
1. PENGARUH PENANGANAN PASCA PANEN
TERHADAP MUTU KOMODITAS HORTIKULTURA
Kelompok 7
Asteria Ryzca Armelita 240110150011
Inne Fauziah Septiane 240110150018
Muhamad Raj Chandra 240110150019
Agus Wahyu Nurmaya 240110150036
Siti Hana Nur Sabrina 240110150039
Tenny Tenka Sujati 240110150042
Muammar Fattan Ghifari 240110150047
2. HORTIKULTURA
Hortikultura adalah cabang pertanian tanaman yang
berurusan dengan tanaman taman, umumnya buah-
buahan, sayuran, dan tanaman hias.
Hortikultura merupakan sumber provitamin A, vitamin C,
dan mineral dan terutama dari kalsium dan besi, serta
sumber serat bagi tubuh.
3. Bahan dan Metode
Komoditas Hortikultura harus
sesegera mungkin diberi penanganan
pasca panen agar kualitasnya tetap
terjaga. Penanganan pascapanen
meliputi :
1
2
Curing
3
Sorting
4
Pelilinan
5
Grading
6
Degreening
Pencucian
Pengemasan
&
Pengepakan
7
4. 1. Pencucian
Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran serta residu
pestisida (insektisida atau fungisida).
2. Curing
Curing dilakukan untuk memperbaiki
komoditas sayuran yang sering mengalami
kerusakan kulit dengan cara membiarkan
tersimpan beberapa hari dalam suhu
ruangan dan kelembaban tinggi.
3. Sorting
Pemilahan komoditas berdasarkan
tingkat kematangan, berbeda bentuk,
berbeda warna, dan tanda-tanda lainnya
yang merugikan.
4. Pelilinan
Pelilinan dilakukan engan tujuan untuk
meningkatkan kilap, sehingga
penampakannya akan lebih disukai oleh
konsumen.
Bahan dan Metode
5. 5. Grading
Pemilahanan berdasarkan tingkatan
kualitas pasar (grade).
6. Degreening
• Hanya berlaku untuk sayuran buah
seperti tomat yang bertujuan agar
warnanya lebih khas dan seragam.
• Proses ini dapat dilakukan dengan
penggunaan gas etilen atau asetilen.
7. Pengemasan dan Pengepakan
Terdiri dari 2 tahap:
• Primer: dikemas dengan bahan
plastik atau kertas agar bahan
terhindar dari kerusakan
• Sekunder: dikemas karton atau
kotak kayu.
Bahan dan Metode
6. Hasil dan Pembahasan
Ada 3 macam metode yang biasa digunakan untuk proses pendinginan, yaitu
• Pendinginan dengan udara (air-cooling),
• Pendinginan dengan air (hydro-cooling) dan
• Pendinginan dengan hampa udara (vacuum- cooling).
Semua kegiatan seperti tersebut diatas ternyata belum memadai
menghambat tingkat kerusakan komoditi hortikultura apalagi jika
membutuhkan waktu yang lama untuk sampai kekonsumen. Diperlukan
penyimpanan dingin (cool storage) agar bahan tetap segar.
7. Hasil dan Pembahasan
• Atmosfir terkendali (controlled atmosphere storage) CAS
• Atmosfer termodifikasi (modified atmosphere storage) MAS
Untuk lebih memperpanjang masa simpan sayuran (dan juga buah-buahan),
dikembangkan cara penyimpanan pada :
8. Kesimpulan
Penanganan pascapanen produk hortikultura adalah hal yang
sangat penting dilakukan karena bahan ini cepat rusak dalam waktu
relatif singkat.
Saran yang diusulkan adalah penggunaan sistem
penyimpanan pendinginan terkontrol dengan transportasi (moveable
storage) sehingga komoditas cepat sampai konsumen dalam keadaan
masih segar.
Usaha perbaikan mutu hortikultura sampai saat ini tetap
dilakukan baik dikalangan ilmuan maupun pada pelaku industri.
9. :)Sekian presentasi dari kelompok kami, semoga bermanfaat.
Silakan mengajukan pertanyaan, sanggahan maupun saran.
Jangan takut untuk bertanya, karena malu bertanya sesat di jalan. TERIMA KASIH