Makalah ini membahas tentang perawatan sistem penanganan batubara pada PLTU Paiton. Sistem ini penting untuk memasok batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Makalah ini menganalisis metode perawatan yang ada dan mengusulkan penggunaan metode RCM II dan EPRI untuk menentukan aktivitas perawatan yang efektif. Selain itu, metode Probabilistic EOQ digunakan untuk mengoptimalkan persediaan suku cadang guna menduk
2. 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena alhamdulillah
dengan limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman
Muhammad SAW, kepada para Sahabatnya, keluarga, serta sampai kepada kita
selaku umatnya. Amin.
Makalah berjudul “Warga Negara dan Kewarganegaraan” ini kami buat untk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan guru mata pelajaran PKN. Dan semoga, selain
memenuhi
tugas tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca pada umumnya
dan kami khususnya.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya perbaikan kami dalam
membuat makalah. Karena sangat kami sadari pembuata makalah ini sarat akan
kekurangan.
3. 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….3
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………………….6
1.3 Tujuan Tugas Akhir…………………………………………………………….6
1.4 Manfaat Kegiatan Tugas Akhir………………………………………………...7
1.5 Ruang Lingkup Tugas………………………………………………………….7
1.5.1 Batasan……………………………………………………………………….7
1.5.2 Asumsi………………………………………………………………………,.7
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………………………………..8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………..............................................................8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................9
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA………………………9
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA………………………………10
BAB VI PENUTUP……………………………………………………..................10
6.1 Kesimpulan dan Saran
4. 3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah,
ruang lingkup yang berisi batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Pada era teknologi saat ini, energi listrik merupakan kebutuhan pokok bagi
masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan pembangkit listrik untuk menyediakan
kebutuhan energi listrik tersebut. Salah satu pembangkit listrik yang terdapat di Indonesia
adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton. Terdapat beberapa pembangkit dan
perusahaan pengelolah yang berada di PLTU Paiton. Pembangkit 7 dan 8 pada PLTU Paiton
merupakan pembangkit turbo generator yang berbahan bakar batubara (coal) yang dikelola
oleh PT.IPMOMI. Kapasitas kedua pembangkit tersebut adalah 2x615 MW net (2x670 MW
gross). Kedua pembangkit tersebut beroperasi dengan rata-rata 92% capacity faktor setiap
tahun dan jumlah listrik yang dihasilkan adalah rata-rata 8.943,084 MW. Untuk menjaga
pembangkit agar dapat menghasilkan listrik sesuai dengan kapasitasnya maka perlu dilakukan
aktivitas perawatan. Aktivitas perawatan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengembalikan (memperbaiki atau mengganti) suatu peralatan agar
berada pada kondisi normal atau yang selalu dapat berfungsi (Wang,2012). Aktivitas
perawatan di pembangkit listrik memegang peranan yang sangat penting untuk menjaga agar
peralatan-peralatan yang tersedia agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya sehingga listrik
dapat diproduksi secara kontinyu dan sesuai dengan target produksi yang telah direncanakan.
Coal handling system merupakan komponen yang kritis pada sebuah unit pembangkit lisrik
tenaga uap. Karena secara umum fungsi coal handling system adalah menangani batubara
(coal) yang berfungsi bahan bakar dari sebuah PLTU. Coal handling system pada PLTU
Paiton berfungsi untuk melakukan bongkar muat batubara dari kapal laut, penimbangan
batubara, pemindahan batubara, pemecahan batubara, pemisahan batubara dengan kotoran
logam, dan memindahkan batubara sebagai suplai untuk silo. Total batubara yang harus
ditangani oleh coal handling system adalah sebanyak 4,3 juta ton batubara per tahun.
Kerusakan dan aktivitas perawatan pada fasilitas coal handling system pada sebuah PLTU
menyumbang kontribusi sebesar 10-20% dari total kerugian perusahaan (Alkali et al, 2009).
5. 4
Ketersediaan dari coal handling system merupakan salah satu kebutuhan utama dari
operasi. Sehingga, dampak yang dapat ditimbulkan akibat rusaknya coal handling system
adalahberhentinya operasi pada pembangkit. Oleh karena itu, coal handling system
dikategorikan sebagai salah satu fasilitas kritis yang membutuhkan perawatan. Biaya
perawatan coal handling system dari sebuah pembangkit listrik dapat mencapai angka sebesar
1 juta euro per tahun (Akali et al, 2009). Perusahaan harus menggunakan strategi perawatan
yang efektif dalam melakukan perawatan agar biaya perawatan yang dikeluarkan menjadi
seoptimal mungkin namun target produksi tetap tercapai. Biaya perawatan berkaitan dengan
ketersediaan suku cadang dan biaya denda tambahan akibat tidak tersedianya suku cadang
yang menyebabkan waktu downtime menjadi bertambah lama. Persediaan suku cadang
digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perawatan terhadap coal handling
system. Penentuan persediaan suku cadang tidak dapat ditentukan berdasarkan data historis
dari penggunaan suku cadang. Hal tersebut dikarenakan kegagalan dari suatu komponen
bersifat acak. Oleh karena itu, diperlukan penentuan kebijakan yang optimal terhadap
persediaan suku cadang. Problem mengenai optimasi persediaan suku cadang yang terjadi di
PLTU Paiton adalah jumlah persediaan suku cadang belum dapat memenuhi kebutuhan
aktivitas perawatan. Kondisi tersebut memungkinkan terjadinya shortage suku cadang yang
akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan. Strategi perawatan yang digunakan
pada PLTU Paiton untuk coal handling system adalah dengan menggunakan metode
Reliability Centered Maintenance (RCM) II. RCM merupakan suatu proses yang digunakan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan agar setiap aset fisik dapat terus berfungsi sesuai
dengan harapan operator dalam konteks operasionalnya (Moubray,1997).
Evolusi RCM menjadi RCM II diawali pada tahun 1990 dimana isu mengenai
lingkungan sangat tinggi dan perusahaan mulai untuk untuk mengelolah bahaya terhadap
lingkungan dengan cara yang sama dengan mengelolah bahaya keselamatan. Sehingga,
seluruh permasalahan yang ada mengenai lingkungan diberikan prioritas yang sama dengan
faktor keselamatan. Penambahan tersebut pada akhirnya merubah diagram keputusan yang
ada dan merubah nama RCM menjadi RCM II. RCM II telah digunakan pada berbagai jenis
industri yang diantaranya adalah industri penerbangan, pembangkit listrik tenaga nuklir,
tambang batu bara, peleburan biji besi dan pada militer. Penggunaan RCM II secara benar
akan dapat mengurangi jumlah rutinitas perawatan sebesar 40-70% yang akan berdampak
pada penghematan biaya (Niu et al,2010). Salah satu model yang terdapat dalam RCM II
adalah preventive maintenance (PM). Model ini merupakan aktivitas perawatan yang
dilakukan sebelum kerusakan terjadi. Karlj dan Petrovic (1998) menyatakan Preventive
Maintenance yang diterapkan pada perusahaan pembangkit listrik akan berdampak signifikan
terhadap sistem operasi dari perusahaan dan rencana ekspansi perusahaan. Penggunaan
metode RCM II secara utuh masih belum mampu untuk mengatasi segala kemungkinan
kegagalan yang terjadi. Oleh karena itu, penggunaan metode RCM II perlu untuk
6. 5
dikombinasikan dengan metode evaluasi dari electrical power research institute (EPRI).
Penggabungan metode dalam penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas perawatan
yang efektif terhadap coal handling system. penggunaan metode evaluasi dari EPRI
dilakukan karena evaluasi tersebut memberikan pertimbangan untuk menentukan interval
waktu perawatan dan kebijakan perawatan terhadap komponen coal handling system.
Salah satu faktor yang menentukan kinerja dari perawatan adalah persediaan suku
cadang. Apabila perencanaan dan implementasi perawatan yang dilakukan secara tepat akan
dapat mengurangi jumlah kegagalan dan biaya yang terkait dengan perawatan. Terdapat
beberapa metode yang telah dikembangkan dalam mengatasi permasalahan mengenai
persediaan suku cadang pada perawatan. Metode Joint Optimisation dari suku cadang dan
frekuensi perawatan (Destombes et al,2008), penggunaan metode Markov Decision Model
untuk optimalisasi PM dengan mempertimbangkan sistem produksi dari persediaan
(Karamatsoukis dan Kyriakidis,2009), dan penggunaan model Stochastic Dynamic
Programming Algorithm untuk optimalisasi perencanaan perawatan dengan persediaan suku
cadang (Wang,2012). Strategi persediaan yang telah ada secara umum seperti Multi Echelon
(Levner et al,2011), Neural Network (Chen et al, 2010), dan Ardalan Heuristic (Ferrer,2010)
tidak dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat pada PLTU Paiton. Hal
tersebut dikarenakan studi kasus yang diangkat pada penelitian tersebut berbeda secara
signifikan terhadap kasus yang terdapat pada PLTU Paiton. Optimasi persediaan suku cadang
sudah dapat dicapai dengan menggunakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Metode yang akan digunakan untuk mengoptimalkan persediaan suku cadang dan aktivitas
perawatan dalam penelitian ini yaitu metode Probabilistic Economic Order Quantity Model
(PEOQM) . Metode tersebut akan digunakan dalam menentukan jumlah persediaan dan
pemesanan suku cadang yang optimal. Penggunaan metode Probabilistic Economic Order
Quantity Model pada penelitian ini akan 5 mempertimbangkan faktor ketidakpastian jumlah
permintaan suku cadang (demand) dan ketidakpastian waktu pemesanan (lead time).
Konsekuensi apabila jumlah persediaan terlalu banyak adalah semakin besarnya biaya
penyimpanan, sedangkan konsekuensi apabila jumlah persediaan sedikit atau tidak ada
terdapat persediaan suku cadang ketika dibutuhkan adalah semakin besarnya biaya downtime
dari peralatan. Maka, penelitian ini akan berusaha untuk menentukan kebijakan perawatan
yang tepat dan pengoptimalan persediaan suku cadang terhadap aktivitas perawatan
dilakukan untuk mengoptimalkan biaya yang dikeluarkan untuk seluruh aktivitas perawatan.
Atau dengan kata lain, tujuan secara umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah yaitu
mereduksi biaya perawatan agar profit perusahaan dapat meningkat.
7. 6
1.2 Perumusan Masalah
Strategi RCM II yang digunakan oleh PLTU Paiton masih memiliki celah yang
mengakibatkan kegagalan yang terjadi pada coal handling system tidak dapat teratasi secara
keseluruhan. Aktivitas perawatan yang dilakukan tidak didukung dengan persediaan suku
cadang yang diperlukan. Sehingga, kemungkinan untuk terjadinya shortage atau over supply
persediaan suku cadang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan. Harapan dari
perusahaan adalah agar biaya perawatan yang dikeluarkan dapat seoptimal mungkin. Oleh
karena itu, permasalahan tentang bagaimana menentukan perawatan yang efektif serta
terintegrasi dengan persediaan suku cadang pada PLTU Paiton akan diteliti dan diselesaikan
degan menggunakan metode RCM II yang dikombinasikan dengan metode evaluasi dari
EPRI dan penggunaan metode probabilistic EOQ model . Hal tersebut dilakukan untuk
menjawab harapan dari perusahaan.
1.3 Tujuan Tugas Akhir
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi fungsi dan kegagalan fungsi serta Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA) pada coal handling system.
2. Mengidentifikasi konsekuensi dari kegagalan (failure consequences) komponen pada coal
handling system.
3. Menentukan interval waktu perawatan pada coal handling system.
4. Menentukan aktivitas perawatan (maintenance task) pada coal handling system.
5. Merumuskan kebijakan persediaan suku cadang yang mendukung implementasi RCM II
pada PLTU Paiton
8. 7
1.4 Manfaat Kegiatan Tugas Akhir
Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Selalu tersedianya suku cadang yang diperlukan untuk aktivitas perawatan.
2. Rekomendasi ukuran pemesanan yang ekonomis dan jumlah persediaan suku cadang
dapat digunakan untuk sikronisasi antara departemen perawatan dengan departemen
persediaan.
1.5 Ruang Lingkup Tugas Akhir
Ruang lingkup penelitian menjelaskan hal-hal yang menjadi batasan dan asumsi yang
digunakan dalam penelitian ini.
1.5.1 Batasan
Batasan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada fasilitas coal handling system yang dikelolah oleh PT. IPMOMI
Paiton, Probolinggo Jawa Timur.
2. Suku cadang yang dihitung jumlah persediaannya adalah suku cadang yang mempunyai
histori data penggunaan
1.5.2 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Kerusakan yang terjadi pada komponen bukan terjadi karena force major.
2. Komponen memiliki keandalan seperti yang dimiliki oleh komponen baru setelah
mengalami pergantian atau pemulihan kondisi.
9. 8
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini akan terbagi menjadi beberapa bab. Setiap bab akan
membahas secara sistematis dan berkesinambungan mengenai kegiatan dan hasil analisis
terhadap penelitian yang dilakukan. Berikut ini merupakan susunan sistematika penulisan
yang dipergunakan dalam penelitian ini : Bab I Pendahuluan, Pada bab ini akan dijelaskan
mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang lingkup yang berisi batasan
dan asumsi yang digunakan dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep yang akan digunakan dalam
penelitian. Penjelasan konsep akan meliputi definisi dari konsep serta penjelasan logika yang
digunakan pada konsep tersebut. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari
beberapa jenis literatur diantaranya adalah jurnal internasional, buku, serta penelitian
sebelumnya. Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep
manajemen perawatan dan konsep keandalan, Reliability Centered Maintenance (RCM) II,
metode evaluasi dari EPRI serta metode Probabilistic Economic Order Quantity Model.
Penggunaan konsep-konsep tersebut dikarenakan konsep tersebut mendukung dalam upaya
pemecahan problem yang diangkat dalam penelitian ini.
10. 9
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan pengerjaan penelitian yang
akan digunakan. Terdapat beberapa tahapan dalam pengerjaan penelitian yang tersusun
secara sistematis dan berkesinambungan. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan secara
rinci mulai dari tahap pendeskripsian fungsi sistem, kemudian mengidentifikasi kegagalan
fungsi, mengidentifikasi mode kegagalan, efek dari kegagalan, serta konsekuensi dari
kegagalan yang terjadi. Kemudian dilakukan langkah untuk menentukan strategi perawatan
dengan menggunakan decision diagram dari RCM II. Setelah ditentukan strategi perawatan
maka dapat ditentukan interval waktu perawatan serta maintenance task terhadap coal
handling system. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengklasifikasian suku cadang,
penentuan jumlah pemesanan yang ekonomis sampai dengan penentuan jumlah persediaan
suku cadang.
Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai data-data yang dibutuhkan dalam mendukung
penelitian dan proses pengolahan data tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai
metode diantaranya adalah pengambilan data dari manualoperational book, wawancara
dengan supervisor, pengamatan langsung, dan pengumpulan data historis yang ada. Data-data
yang dikumpulkan untuk diolah meliputi data kerusakan komponen, data penggunaan suku
cadang, harga suku cadang, dan sebagainya. Pengolahan data dilakukan berdasarkan process
flow dari RCM II, dan langkah-langkah yang terdapat Probabilistic EOQ model
11. 10
Bab V Analisis dan Interpretasi Data
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisis yang akan dilakukan pada penelitian
ini. Analisis yang akan dilakukan meliputi analisis mengenai interval waktu perawatan coal
handling system, analisis kebijakan perawatan yang tepat untuk diterapkan pada coal
handling system, serta analisis strategi optimasi persediaan suku cadang untuk menghasilkan
biaya yang optimal. Analisis yang akan dilakukan tersebut didasarkan dari hasil decision
worksheet RCM II serta dari hasil perhitungan metode untuk optimasi persediaan.
Bab VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saranyang dapat diambil dari
hasil penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil
pengolahan data serta analisis dan interpretasi data yang ada. Saran dan rekomendasi akan
disampaikan sebagai bahan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.