Masterplan Pulau Dompak membagi pulau menjadi beberapa zona fungsional seperti zona pemerintahan, peribadatan, perdagangan, pariwisata, perumahan, sarana umum dan ruang terbuka hijau. Rencana ini mengalokasikan sekitar 35% lahan untuk kawasan lindung dan menetapkan visi Pulau Dompak menjadi kota mandiri dan berkelanjutan hingga 2027.
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Dadang Solihin
Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Nurlina Y.
Kegiatan ini disusun dalam rangkaian pelaksanaan program untuk mencapai hasil akhir berupa kajian rekomendasi serta sebagai salah satu tolak ukur indikator kinerja utama (IKU) Gubernur dalam pengendalian pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk menciptakan kualitas ruang D.I. Yogyakarta yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Perencanaan dan Pengawasan Anggaran: Strategi Perumusan Model Kebijakan Publi...Dadang Solihin
Peningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang, baik pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
Kesesuaian Pemanfaatan Ruang dan Keterpaduan Indikasi Program pada RTRW D.I. ...Nurlina Y.
Kegiatan ini disusun dalam rangkaian pelaksanaan program untuk mencapai hasil akhir berupa kajian rekomendasi serta sebagai salah satu tolak ukur indikator kinerja utama (IKU) Gubernur dalam pengendalian pemanfaatan ruang yang bertujuan untuk menciptakan kualitas ruang D.I. Yogyakarta yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik+Lingkungan, Aspek Ekonomi, Aspek Sosial dan Budaya. Berisi definisi aspek, meliputi apa saja, dan kebutuhan data yang akan dicari dalam rencana tata ruang.
Kepulauan Seribu terletak kurang lebih 45 km sebelah utara Jakarta.Secara administratif KSPN Kepulauan Seribu dan Sekitarnya berada dalam wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.Secara Geografis Kepulauan Seribu dibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu Kepulauan Seribu Utara dan Kepulauan Seribu Selatan. Dimana pusat Ibukota dari kepulauan seribu berada di Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu bagian Utara).Pulau Pramuka menjadi sentra seluruh aktifitas kegiatan administrasi di seluruh kepulauan seribu.
Kepulauan Seribu tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan yang meliputi pulau sangat kecil, gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau, terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara/lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20–40 m. Terdapat 3 (tiga) ekosistem utama pembentuk sistem ekologis KSPN Kepulauan Seribu dan Sekitarnya, yaitu : hutan pantai, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Secara ekologis ketiga ekosistem utama tersebut merupakan penyangga alami bagi daratan pulau yang memberikan sumbangan manfaat bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pulau-pulau dalam Kepulauan Seribu dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, yaitu resort wisata, pemukiman penduduk Kepulauan Seribu, dan beberapa pulau sebagai tempat peristirahatan pribadi.Sedangkan perairan dalam KSPN Kepulauan Seribu dan Sekitarnya di zona pemukiman digunakan sebagai tempat budidaya perikanan alami tradisional dan areal penangkapan ikan penduduk lokal KSPN Kepulauan Seribu.
Kepulauan Seribu berpotensi besar untuk pengembangan wisata bahari, mengingat letaknya yang dekat dengan ibu kota negara (Jakarta), sehingga menjadikan kawasan ini mempunyai peluang pengembangan yang baik. Sejalan dengan perkembangan kota-kota besar, maka semakin banyak orang yang menginginkan kembali ke alam.
Kegiatan-kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di dalam kawasan taman nasional antara lain menyelam (scuba diving) pada beberapa spot selam (terdapat 26 spot selam), snorkeling, memancing, wisata pendidikan (penanaman lamun, mangrove, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, elang bondol), berjemur di pantai, berkemah, dan lain-lain. Panorama laut di wilayah ini menjadi daya tarik alamiah bagi wisatawan.Panorama seperti pada saat matahari terbit dan matahari terbenam menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di dalam kawasan Taman Nasional telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan sarana pariwisata antara lain dengan dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok inap oleh pihak swasta. Dari sejumlah pulau yang berada di Kepulauan Seribu, tercatat 20 buah yang telah dikembangkan sebagai pulau wisata, 6 buah pulau yang dihuni penduduk dan sisanya dikuasai perorangan atau badan usaha.
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Kejawèn adalah suatu paham keagamaan campuran yang dianut orang-orang Jawa, yang merupakan ramuan di antara adat keagamaan asli Jawa yang percaya pada alam ghaib dengan pengaruh Hindu-Budha dari zaman Majapahit dan pengaruh agama Islam dari zaman Demak. Dalam perkembangannya, paham keagamaan kejawèn tersebut kadangkala lebih condong kepada Hindu-Budha, kadangkala lebih condong pada Islam, atau lebih mengutamakan kejawaannya, dan atau kemudian ada pula yang condong pada Kristen-Katolik. Kecederungan itu ada yang sifatnya sebagai pedoman hidup dan ada yang sifatnya mengejek dan mencela antara satu dengan yang lain.
Upacara pokok kejawèn adalah slametan, yaitu perjamuan kerukunan sosio-religius yang diikuti oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Upacara ini diadakan bertepatan dengan saat-saat penting di dalam kehidupan (perkawinan, kehamilan, kelahiran anak, kematian, dll.), peristiwa-peristiwa komunal yang setiap tahun diadakan (bersih desa, pesta dusun/kampung yang setiap tahun diadakan bersama dengan upacara pembersihan atau persucian tertentu) dan segala macam kesempatan bila kesejahteraan umum dan keseimbangan digoncangkan. Pandangan religius kejawèn dipusatkan pada kesatuan hidup. Dalam ungkapan upacara-upacara simbolis, pandangan ini berpusat pada kesatuan harmonis dalam lingkungannya sendiri, entah itu keluarganya, tetangganya atau desanya. Dalam ungkapan yang mistik, agama Jawa memusatkan perhatiannya kepada hubungan langsung dan pribadi seseorang dengan “Yang Tunggal”. Kebangkitan aliran kejawèn dewasa ini tidak terlepas dari pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, tidak berarti bangsa Indonesia seluruhnya beragama, karena kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan monopoli pemeluk agama saja, akan tetapi hak setiap orang sekalipun tidak mengikuti agama tertentu. Pengikut aliran kejawèn adalah orang yang ber-Tuhan, akan tetapi belum tentu beragama (resmi yang diakui di Indonesia). Mereka menghayati dan menyembah Tuhan dengan caranya sendiri di luar ajaran agama dan ternyata mendapatkan apa yang mereka cari. Atas dasar hal itu, selanjutnya mereka berusaha membentuk organisasi baru dan tersendiri yang serupa dengan agama. Mereka merasa lebih cocok dengan cara penghayatan yang mereka temukan daripada cara yang diajarkan agama yang mungkin pernah mereka peluk.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam, maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
Secara umum, buku ini memuat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan serta pedoman praktis yang dapat digunakan
di dalam penataan ruang kawasan-kawasan spesifik seperti perkotaan, perdesaan, wilayah
pariwisata di pesisir, dan di kawasan rawan bencana longsor.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
Teori menyebutkan bahwa salah satu cara yang efektif dalam membangun
wilayah adalah melalui pengembangan kawasan, lebih khusus lagi melalui
pendekatan klaster. Dalam suatu klaster, berbagai kegiatan ekonomi dari para pelaku
usaha saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain menghasilkan barang
dan jasa yang unik. Bagaimana mengembangkan kegiatan usaha yang saling
mendukung itu merupakan kunci bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Buku “Penyusunan Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk
Percepatan Pembangunan Daerah” ini disusun berdasarkan penelaahan literatur
dan pengamatan lapangan. Banyak kajian telah dilakukan dan banyak buku telah
ditulis mengenai berbagai aspek pengembangan kawasan, namun yang
menggabungkan semua kajian dan buku tentang pengembangan kawasan-kawasan
itu menjadi satu masih belum ada. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan
itu.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah, baik tingkat propinsi maupun dan khususnya tingkat
kabupaten/kota, bahkan bagi tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan di wilayahnya, baik secara individual maupun
secara terpadu. Diharapkan buku ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program, kebijakan dan rencana pengembangan kawasan.
Buku ini akan terus disempurnakan agar semakin memenuhi kebutuhan
semua pihak. Untuk itu saran perbaikan dari para pembaca dan pengguna buku ini
sangat diharapkan.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Penyusunan MASTERPLAN PULAU DOMPAK
1. PENYUSUNAN MASTERPLAN
PULAU DOMPAK
“ BERPANCANG AMANAH, BERSAUH MARWAH ”
PT. REKA SPASIA INDONESIA
urban regional planning
PT. GUBAHLARAS
arsitek & perencana
Jl.Jatipadang Raya No.41 Jakarta Selatan 12540 Jl.Jatipadang Raya No.63 Jakarta Selatan 12540
2. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
1. TATA LETAK
2. RENCANA JALAN
3. RENCANA GRADING
4. DISAIN MASJID
5. DISAIN GUBERNUR
6. DISAIN DPRD
7. DISAIN RUMAH DINAS
8. KONSEP-KONSEP
9. 3 D BANGUNAN
10. 3 D SITEPLAN
3. ZONA KANTOR
PEMERINTAHAN
MASJID
PERUMAHAN
EKSEKUTIF
LAPANGAN GOLF
RESORT, HOTEL
DAN MARINA
PERKAMPUNGAN
NELAYAN
PERKAMPUNGAN
NELAYAN
PERKAMPUNGAN
NELAYAN
PERKAMPUNGAN
NELAYAN
PERUMAHAN
DINAS
KOMPLEK
PERUMAHAN
DPRD
SARANA UMUM
UTAMA &
REKTORAT
FASILITAS
OLAHRAGA
KANTOR
DPRD
CBD & MICE
PERUMAHAN
DINAS
TERMINAL
FERY
WADUK
KOMPLEK
PERUMAHAN
SWASTA
RENCANA TATA LETAK
4. RENCANA GRADING & RENCANA JALAN
Keterangan :
Jalan Lingkungan
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
8. VISUALISASI BANGUNAN
(PANDUAN DESAIN BANGUNAN – BUILDING DESIGN GUIDE LINE
DAN
ILUSTRASI RANCANGAN BANGUNAN)
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam,
maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya
merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan
disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni
dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
filosofi
BUILDING DESIGN guide line
10. DASAR PERTIMBANGAN PENYUSUNAN
RENCANA TATA LETAK
1. VISI DAN MISI
2. KAWASAN LINDUNG :
Sempadan Pantai, Hutan Mangrove dan Muara
Sungai, Hutan Kota dan Zona Rawan Bencana
3. NERACA LAHAN (KAWASAN LINDUNG DAN
KAWASAN BUDIDAYA)
4. RENCANA JALAN
5. KONSEP PROYEKSI PENDUDUK
11. VISI
DOMPAK ~ AN ECO & CYBER ISLAND
MISI
DOMPAK KOTA MANDIRI BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE CITY)
HINGGA 2027
MANDIRI DALAM SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN :
~ SPIRITUAL ~
~ SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA ~
~ EKOLOGI LINGKUNGAN ~
~ KOMUNIKASI GLOBAL ~
Pusat Pemerintahan Kepri
MASTERPLAN PEMBANGUNAN PULAU DOMPAK
HINGGA TAHUN 2027
12. • MENINGKATNYA KUALITAS LINGKUNGAN PULAU
• MENINGKATNYA KUALITAS HIDUP MASYARAKAT
• MENINGKATNYA KUALITAS KINERJA PEMERINTAHAN
• MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK -
NASIONAL DAN INTERNASIONAL
• MENINGKATNYA SISTEM KOMUNIKASI DAN INFORMASI
GLOBAL
• MENINGKATNYA KUALITAS BUDAYA LOKAL (UNIQNESS
CULTURE)
SASARAN
13. Kemandirian Komunikasi Global
• Misi:
– Mandiri dalam segenap aspek kehidupan komunikasi global
• Makna:
– Kepri menjadi tuan rumah informasi bagi segenap aspek kehidupan
ekonomi, sosial, budaya dan politik
• Kenyataan:
– Potensi dan peluang mengenai Kepulauan Riau tidak seluruhnya
tersedia di Kepulauan Riau sendiri,
– Sebagian justru dapat diperoleh melalui Singapura CONTOH
DOMPAK CYBER ISLAND concept
KONSEP PENGEMBANGAN T.I.
(DOMPAK CYBER ISLAND)
14. Proporsi penggunaan Lahan untuk Kawasan Lindung
dialokasikan berkisar 35 % dari Luas wilayah Pulau Dompak.
50%
25%
25%
Budidaya Lindung Pariwisata
15. ARAHAN JENIS KEGIATAN/BANGUNAN
1. ZONA PERIBADATAN
2. ZONA PEMERINTAHAN :
• Bangunan Kantor Gubernur
• Bangunan Kantor DPRD
• Bangunan Kantor Instansi Vertikal
3. ZONA PERDAGANGAN DAN JASA (CBD):
• Bangunan Konvensi / Meeting Incentive Convention Exhibition
(MICE)
• Bangunan Cyber Centre
• Bangunan One Stop Service (OSS)
• Bangunan Jasa-jasa lain (bank, money changer dll)
4. ZONA PARIWISATA & REKREASI
• Resort, Club House, Marina, Golf, Hotel
5. ZONA PERUMAHAN : Pejabat & Staff Pemerintah
6. ZONA PRASARANA DAN SARANA/PEL.UMUM
• Sarana Pendidikan, Kesehatan, Pasar, Toko lingkungan
• Prasarana Utilitas ( di mainland/dompak darat)
16. ALOKASI DAN PROPORSI ZONA PEMANFAATAN
RUANG PULAU DOMPAK
NO NAMA ZONA LUAS (Ha) KETERANGAN
I ZONA PEMERINTAHAN 6 6
1 PERKANTORAN GUBERNUR 30 t ermasuk kantor dinas - dinas
termasuk jalan + taman
lingkungan
2 PERKA NTORAN DPRD 10
termasuk jalan + taman
lingkungan
3 PERKANTORAN INSTANSI VERTIKAL (Kejati,
HAM, BPS, Depag)
20
(10 kapling @ 2 Ha)
termasuk jalan + taman
lingkungan
4 Lahan Cadangan untuk Pengembangan 6
II ZONA PERIBADATAN 12
Bangunan Utama M asjid + Bangunan Penunjang 12
termasuk jalan + taman
lingkungan
III ZONA PERDAGANGAN/JASA 6 7
1 Bangunan Konvensi (Mice) 4 6
termasuk jalan + taman
lingkungan
2 Bangunan Exhibition + Gedung Kesenian/Budaya 5
termasuk jalan + taman
lingkungan
3 Bangunan Cyber Centre 4
termasuk jalan + taman
lingkungan
4 Bangunan One Stop Service 2
termasuk jalan + taman
lingkungan
5
Bangunan Jasa - Jasa lainnya(Bank, money
changer, asuransi, travel agent dll
3
termasuk jalan + taman
lingkungan
6 Open theatr e 1
7 Lahan Cadangan untuk Pengembangan 2
8 Parkir 4
IV ZONA PARIWISATA/REKREASI 245
1 Golf 36 hole 1 85
2 Hotel 10
3 Marina 15
4 Resort 10
5 Club House/Sport Centre 15
6 Jalan Lingkungan 10
V ZONA PERUMAHAN 1 5 0
1 Perumahan Gubernur 48
2 Perumahan DPR 36
3 Kampung Nelayan (Resetlement) 6
4 Perumahan Swasta 10
5 Jalan Lingkungan 30
6 Taman Lingkungan (RTH) 20
17. NO NAMA ZONA LUAS (Ha) KETERANGAN
VI ZONA SARANA & PRASARANA 53
(PELAYANAN UMUM)
1 Sarana Umum u/ Tingkat Kelurahan 20
Melayani Seluruh
Pulau (setingkat Kelurahan)
2 Sarana Umum 1 10
Melayani Kawasan Barat
Pulau
3 Sarana Umum 2 10
Melayani Kawasan Tengah
Pulau
4 Sarana Umum 3 10
Melayani Kawasan Timur
Pulau
5 Sarana Umum untuk Terminal
Ferry
2
6 TPS (Tempat Penampungan Sementara) Sampah
7 TPA (Tempat Penampungan Akhir ) Sampah Lokasi di Mainland
8 Water Treatment Plant (WTP) 1
9 Jalan Utam a/Publik 50 Termasuk Parkir Umum
VII ZONA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK 357
Luas actual ditambah
dengan area golf +/ - 85 Ha
1 Kawasan Lindung (Sempadan Pantai, Sem - 287 Termasuk Perairan
padan Sungai, Sempadan Waduk)
2 Waduk Air Bak u 20
3 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 50 Khusus untuk Ruang Publik
TOTAL LUAS DARATAN 957
TOTAL LUAS PERAIRAN 43
TOTAL LUAS DARATAN + PERAIRAN 1000
18. Terimakasih
Atas Kepercayaan yang telah diberikan kepada kami
PT. REKA SPASIA INDONESIA
urban regional planning
PT. G U B A H L A R A S
arsitek & perencana
Jl.Jatipadang Raya No.41 Jakarta Selatan 12540 Jl.Jatipadang Raya No.63 Jakarta Selatan 12540