Dokumen tersebut berisi daftar ayat-ayat Alquran dan hadis yang umum digunakan dalam ruqyah. Termasuk di antaranya ayat pembuka Alquran (Al-Fatihah), ayat kursi, surah Al-Ikhlas, surah Al-Falaq dan An-Nas, serta beberapa ayat dari surah Al-Baqarah, Ali Imran dan Ar-Ra'd yang membahas topik ruqyah dan kekuatan Allah.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Hiduplah sesukamu, namun sesungguhnya akhir kehidupanmu adalah kematian; cintailah siapa saja sekehendakmu, tetapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya; lakukanlah apa saja semaumu, namun sesungguhnya engkau akan diberi balasan.
Konsekuensi Keimanan
- Menjadi hamba Allah SWT yang bertaqwa
- Menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan
- Mengadopsi secara kaffah seluruh syariat dalam al-Quran
Al Quran (Chapter 101): Surah Al Qariah [Catastrophe/Striking Calamity]Dr Jameel G Jargar
1. Highlights: a) Main Topics, b) Listening: Recitation &
Translation, c) Elucidation
2. Structure: a) Meaning b) Statistics c) Reading
3. Message: Introduces the Central Theme of the Surah
4. References: Internet Sources
5. Quiz: Test the Knowledge About the Surah
Thank you.
Presentasi berisi hukum-hukum seputar saum Ramadhan yang diambil dari kitab Tuntunan Puasa berdasarkan Qur'an dan Hadits karya Syekh Mahmud Abdul Latief Uwaidhah.
File presentasi dapat didownload di http://bit.ly/HukumShaumRamadhanOK
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
Islam itu datang dengan membawa visi mulia sebagai rahmatan lil alamin. Sedangkan Khilafah sebagai institusi yang akan mentebarkan kerahmatan lil alamin tersebut
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Al Quran (Chapter 101): Surah Al Qariah [Catastrophe/Striking Calamity]Dr Jameel G Jargar
1. Highlights: a) Main Topics, b) Listening: Recitation &
Translation, c) Elucidation
2. Structure: a) Meaning b) Statistics c) Reading
3. Message: Introduces the Central Theme of the Surah
4. References: Internet Sources
5. Quiz: Test the Knowledge About the Surah
Thank you.
Presentasi berisi hukum-hukum seputar saum Ramadhan yang diambil dari kitab Tuntunan Puasa berdasarkan Qur'an dan Hadits karya Syekh Mahmud Abdul Latief Uwaidhah.
File presentasi dapat didownload di http://bit.ly/HukumShaumRamadhanOK
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Mush'ab Abdurrahman
Islam itu datang dengan membawa visi mulia sebagai rahmatan lil alamin. Sedangkan Khilafah sebagai institusi yang akan mentebarkan kerahmatan lil alamin tersebut
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Dalam terapi ruqyah, proses pengusiran jin melalui tehnik ruqyah yang dahulu keluar adalah jin yang paling lemah dan yang paling akhir keluar adalah jin yang paling kuat dialamnya.
Menghadapi kenyataan bahwa jin yang masih merasuki tubuh ayahanda terkesan tidak mempan dibacakan ayat suci Al-Qur’an dan tidak dapat dikeluarkan ada beberapa kemungkinan:
1. Jin tersebut benar-benar masuk islam, bertaubat dan benar-benar mau keluar namun tidak bisa untuk keluar karena terikat buhul, maka pembacaan ayat ruqyah tidak akan menyakiti dirinya.
2. Jin tersebut pura-pura masuk islam namun memiliki beberapa shield/benteng pelindung hingga energi yang terpancar tidak bisa langsung menyakiti/membakar tubuh jin melainkan harus menghancurkan shield terlebih dahulu.
3. Jin tersebut dilindungi oleh kerajaan jin dengan tiap hari mensuplay shiled dan energi hingga jin tersebut tidak merasakan efek penyiksaan dari bacaan Al-Qur’an
4. Masih adanya benda sihir yang terkubur didekat rumah, atau masih adanya benda-benda sihir/keramat yang berada dalam rumah.
5. Jin dapat saja menirukan bacaan qur’an bahkan jin kafir dapat menirukan bacaan Al-Qur’an namun karena tidak ada niat dan keimanan dalam diri jin maka bacaan Al-Qur’an yang jin baca tidak akan membekas-apapun dalam diri mereka.
6. Bapak sekeluarga masih ada keragu-raguan dalam membaca ayat-ayat qur’an hingga akan sangat berpengaruh pada keberhasilan untuk mengusir jin tersebut.
7. Jin tersebut masih terikat dengan buhul dapat berupa tali eterik ataupun tahanan berupa energi tertentu yang menghalanginya untuk keluar.
hukum taqlifi agama islam. menerangkan semua hukum-hukum islam dalam satu powerpoint. semoga bermanfaat bagi kalian yang mendownloadnya terima kasih :)
Dari abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihu wasallam bersabda : "Jangan jadikan rumah-rumah kalian (seperti) kuburan, Sesungguhnya rumah yang dibacakan di dalamnya surat al baqarah setan tidak masuk kedalamnya". (HR. Ahmad, Muslim, At Tirmidzi). Ayat-ayat ruqyah ini merupakan ayat-ayat ruqyah yang sangat ampuh dan efektif di dalam mengusir jin dan setan, dan membuatnya tak berdaya. Selain mengeluarkan jin dan setan dari tubuh Anda, bisa digunakan dengan tujuan untuk menyembuhkan beberapa penyakit akibat pengaruh dari setan dan jin, juga dapat digunakan untuk menangkal serangan sihir. Dengan secara rutin membacanya pula maka diri kita akan “bersih” dari setan dan jin; karena baik disadari atau tidak sebenarnya diri kita dengan mudah dapat dimasuki oleh setan dan jin; maka dengan secara rutin mengamalkan ayat-ayat ruqyah ini maka diri kita akan bersih dari setan dan jin.
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Kejawèn adalah suatu paham keagamaan campuran yang dianut orang-orang Jawa, yang merupakan ramuan di antara adat keagamaan asli Jawa yang percaya pada alam ghaib dengan pengaruh Hindu-Budha dari zaman Majapahit dan pengaruh agama Islam dari zaman Demak. Dalam perkembangannya, paham keagamaan kejawèn tersebut kadangkala lebih condong kepada Hindu-Budha, kadangkala lebih condong pada Islam, atau lebih mengutamakan kejawaannya, dan atau kemudian ada pula yang condong pada Kristen-Katolik. Kecederungan itu ada yang sifatnya sebagai pedoman hidup dan ada yang sifatnya mengejek dan mencela antara satu dengan yang lain.
Upacara pokok kejawèn adalah slametan, yaitu perjamuan kerukunan sosio-religius yang diikuti oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Upacara ini diadakan bertepatan dengan saat-saat penting di dalam kehidupan (perkawinan, kehamilan, kelahiran anak, kematian, dll.), peristiwa-peristiwa komunal yang setiap tahun diadakan (bersih desa, pesta dusun/kampung yang setiap tahun diadakan bersama dengan upacara pembersihan atau persucian tertentu) dan segala macam kesempatan bila kesejahteraan umum dan keseimbangan digoncangkan. Pandangan religius kejawèn dipusatkan pada kesatuan hidup. Dalam ungkapan upacara-upacara simbolis, pandangan ini berpusat pada kesatuan harmonis dalam lingkungannya sendiri, entah itu keluarganya, tetangganya atau desanya. Dalam ungkapan yang mistik, agama Jawa memusatkan perhatiannya kepada hubungan langsung dan pribadi seseorang dengan “Yang Tunggal”. Kebangkitan aliran kejawèn dewasa ini tidak terlepas dari pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, tidak berarti bangsa Indonesia seluruhnya beragama, karena kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan monopoli pemeluk agama saja, akan tetapi hak setiap orang sekalipun tidak mengikuti agama tertentu. Pengikut aliran kejawèn adalah orang yang ber-Tuhan, akan tetapi belum tentu beragama (resmi yang diakui di Indonesia). Mereka menghayati dan menyembah Tuhan dengan caranya sendiri di luar ajaran agama dan ternyata mendapatkan apa yang mereka cari. Atas dasar hal itu, selanjutnya mereka berusaha membentuk organisasi baru dan tersendiri yang serupa dengan agama. Mereka merasa lebih cocok dengan cara penghayatan yang mereka temukan daripada cara yang diajarkan agama yang mungkin pernah mereka peluk.
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam, maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
Secara umum, buku ini memuat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan serta pedoman praktis yang dapat digunakan
di dalam penataan ruang kawasan-kawasan spesifik seperti perkotaan, perdesaan, wilayah
pariwisata di pesisir, dan di kawasan rawan bencana longsor.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
Teori menyebutkan bahwa salah satu cara yang efektif dalam membangun
wilayah adalah melalui pengembangan kawasan, lebih khusus lagi melalui
pendekatan klaster. Dalam suatu klaster, berbagai kegiatan ekonomi dari para pelaku
usaha saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain menghasilkan barang
dan jasa yang unik. Bagaimana mengembangkan kegiatan usaha yang saling
mendukung itu merupakan kunci bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Buku “Penyusunan Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk
Percepatan Pembangunan Daerah” ini disusun berdasarkan penelaahan literatur
dan pengamatan lapangan. Banyak kajian telah dilakukan dan banyak buku telah
ditulis mengenai berbagai aspek pengembangan kawasan, namun yang
menggabungkan semua kajian dan buku tentang pengembangan kawasan-kawasan
itu menjadi satu masih belum ada. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan
itu.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah, baik tingkat propinsi maupun dan khususnya tingkat
kabupaten/kota, bahkan bagi tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan di wilayahnya, baik secara individual maupun
secara terpadu. Diharapkan buku ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program, kebijakan dan rencana pengembangan kawasan.
Buku ini akan terus disempurnakan agar semakin memenuhi kebutuhan
semua pihak. Untuk itu saran perbaikan dari para pembaca dan pengguna buku ini
sangat diharapkan.
4. / 864
1. Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah,
dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
Al Fatihah 1 - 7
7. / 867
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus
(makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di
langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-
Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
Al Baqoroh 255
8. / 868
hadapan mereka dan di belakang mereka,
dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Al Baqoroh 255
9. / 869
Al Ikhlas 112/1 - 4
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung
Al Ikhlas 112/1 - 4
10. / 8610
kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang
setara dengan Dia."
Al Ikhlas 112/1 - 4
13. / 8613
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada
Tuhan Yang Menguasai subuh,
2. dari kejahatan makhluk-Nya,
3. dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita,
4. dan dari kejahatan wanita-wanita
tukang sihir yang menghembus pada
buhul-buhul
5. dan dari kejahatan pendengki bila ia
dengki
Al Falaq 1 - 5
16. / 8616
1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada
Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang
biasa bersembunyi,
5. yang membisikkan (kejahatan) ke
dalam dada manusia,
6. dari (golongan) jin dan manusia.
An Näs 1 - 5
19. / 8619
1. Alif laam miim.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertakwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang ghaib, mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebagian rezeki yang
Kami anugerahkan kepada mereka.
Al Baqoroh 1 - 5
20. / 8620
5. Dan mereka yang beriman kepada
kitab yang telah diturunkan
kepadamu dan kitab-kitab yang
6. telah diturunkan sebelummu, serta
mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat.
Al Baqoroh 1 - 5
25. / 8625
102. Dan mereka mengikuti apa yang
dibaca oleh syaitan-syaitan pada
masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir),
padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), hanya syaitan-
syaitan lah yang kafir (mengerjakan
sihir). Mereka mengajarkan sihir
kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang
malaikat di negeri Babil yaitu Harut
dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu) kepada
seorangpun sebelum mengatakan:
"Sesungguhnya kami hanya cobaan
(bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari
dari kedua malaikat itu apa yang
dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan antara seorang (suami)
Al Baqoroh 102 - 103
26. / 8626
dengan isterinya. Dan mereka itu
(ahli sihir) tidak memberi mudharat
dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Allah. Dan
mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberi mudharat kepadanya
dan tidak memberi manfaat. Demi,
sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa barangsiapa yang
menukarnya (kitab Allah) dengan
sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya dengan sihir, kalau mereka
mengetahui.
103. Sesungguhnya kalau mereka
beriman dan bertakwa, (niscaya
mereka akan mendapat pahala), dan
sesungguhnya pahala dari sisi Allah
adalah lebih baik, kalau mereka
mengetahui.
Al Baqoroh 102 - 103
30. / 8630
163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada Tuhan
melainkan Dia Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.
164. Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan
Dia sebarkan di bumi itu segala jenis
hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit
dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
Al Baqoroh 163 - 164
35. / 8635
284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang
ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan jika kamu melahirkan apa
yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah
akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu.
Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa
Al Baqoroh 264 - 266
36. / 8636
yang dikehendaki-Nya; dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
285. Rasul telah beriman kepada Al
Quran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-
orang yang beriman. Semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain)
dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan kami
taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat
Al Baqoroh 264 - 266
37. / 8637
pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau
kami tersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau bebankan kepada
kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-
orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri ma'aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Engkaulah Penolong kami,
maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir.“
Al Baqoroh 264 - 266
40. / 8640
18. Allah menyatakan bahwasanya tidak
ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat
dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ali Imron 18 - 19
41. / 8641
19. Sesungguhnya agama (yang diridhai)
disisi Allah hanyalah Islam. Tiada
berselisih orang-orang yang telah
diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang
kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat
hisab-Nya.
45. / 8645
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah
Allah yang telah menciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas 'Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat,
dan (diciptakan-Nya pula) matahari,
bulan dan bintang-bintang (masing-
masing) tunduk kepada perintah-
Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta
alam.
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang
melampaui batas.
Al A^-Arof 54 - 56
46. / 8646
56. Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.
Al A^-Arof 54 - 56
49. / 8649
117. Dan Kami wahyukan kepada Musa:
"Lemparkanlah tongkatmu!." Maka
sekonyong-konyong tongkat itu
menelan apa yang mereka sulapkan.
118. Karena itu nyatalah yang benar dan
batallah yang selalu mereka
kerjakan.
119. Maka mereka kalah di tempat itu
dan jadilah mereka orang-orang yang
hina.
120. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta
meniarapkan diri dengan bersujud.
Al A^-Arof 54 - 56
50. / 8650
121. Mereka berkata: "Kami beriman
kepada Tuhan semesta alam,
122. "(yaitu) Tuhan Musa dan Harun."
Al A^-Arof 54 - 56
53. / 8653
81. Maka setelah mereka lemparkan,
Musa berkata: "Apa yang kamu
lakukan itu, itulah yang sihir,
sesungguhnya Allah akan
menampakkan ketidak benarannya"
Sesungguhnya Allah tidak akan
membiarkan terus berlangsungnya
pekerjaan orang-yang membuat
kerusakan.
82. Dan Allah akan mengokohkan yang
benar dengan ketetapan-Nya,
walaupun orang-orang yang berbuat
dosa tidak menyukai(nya).
Yunus 81 - 82
55. / 8655
Thoha 020/69
Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan
kananmu, niscaya ia akan menelan apa
yang mereka perbuat. "Sesungguhnya apa
yang mereka perbuat itu adalah tipu daya
Thoha 69
56. / 8656
tukang sihir (belaka). Dan tidak akan
menang tukang sihir itu, dari mana saja ia
datang.
Thoha 69
59. / 8659
115. Maka apakah kamu mengira, bahwa
sesungguhnya Kami menciptakan
kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?
116. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang
Al Mu~-minun 115 - 118
60. / 8660
Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain
Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy
yang mulia.
117. Dan barangsiapa menyembah tuhan
yang lain di samping Allah, padahal
tidak ada suatu dalilpun baginya
tentang itu, maka sesungguhnya
perhitungannya di sisi Tuhannya.
Sesungguhnya orang-orang yang
kafir itu tiada beruntung.
118. Dan katakanlah: "Ya Tuhanku berilah
ampun dan berilah rahmat, dan
Engkau adalah Pemberi rahmat Yang
Paling baik."
Al Mu~-minun 115 - 118
64. / 8664
1. Demi (rombongan) yang ber shaf-
shaf dengan sebenar-benarnya.
2. dan demi (rombongan) yang
melarang dengan sebenar-benarnya
(dari perbuatan-perbuatan maksiat),
3. dan demi (rombongan) yang
membacakan pelajaran,
4. Sesungguhnya Tuhanmu benar-
benar Esa.
5. Tuhan langit dan bumi dan apa yang
berada di antara keduanya dan
Tuhan tempat-tempat terbit
matahari.
Sesungguhnya Kami telah menghias
langit yang terdekat dengan hiasan,
yaitu bintang-bintang,
7. dan telah memeliharanya (sebenar-
Ash Shöf-fät 1 - 10
65. / 8665
benarnya) dari setiap syaitan yang
sangat durhaka,
8. syaitan syaitan itu tidak dapat
mendengar-dengarkan
(pembicaraan) para malaikat dan
mereka dilempari dari segala
penjuru.
9. Untuk mengusir mereka dan bagi
mereka siksaan yang kekal,
10. akan tetapi barangsiapa (di antara
mereka) yang mencuri-curi
(pembicaraan); maka ia dikejar oleh
suluh api yang cemerlang.
Ash Shöf-fät 1 - 10
68. / 8668
29. Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan
serombongan jin kepadamu yang
mendengarkan Al Quran, maka
Al Ah-qof 29 - 32
69. / 8669
tatkala mereka menghadiri
pembacaan (nya) lalu mereka
berkata: "Diamlah kamu (untuk
mendengarkannya)." Ketika
pembacaan telah selesai mereka
kembali kepada kaumnya (untuk)
memberi peringatan.
29. Mereka berkata: "Hai kaum kami,
sesungguhnya kami telah
mendengarkan kitab (Al Quran) yang
telah diturunkan sesudah Musa yang
membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada
kebenaran dan kepada jalan yang
lurus.
30. Hai kaum kami, terimalah (seruan)
orang yang menyeru kepada Allah
dan berimanlah kepada-Nya, niscaya
Allah akan mengampuni dosa-dosa
kamu dan melepaskan kamu dari
azab yang pedih.
Al Ah-qof 29 - 32
70. / 8670
32. Dan orang yang tidak menerima
(seruan) orang yang menyeru kepada
Allah maka dia tidak akan
melepaskan diri dari azab Allah di
muka bumi dan tidak ada baginya
pelindung selain Allah. Mereka itu
dalam kesesatan yang nyata."
Al Ah-qof 29 - 32
73. / 8673
33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika
kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi,
maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan
kekuatan.
34. Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?
35. Kepada kamu, (jin dan manusia)
Ar Roh-man 33 - 36
74. / 8674
dilepaskan nyala api dan cairan
tembaga maka kamu tidak dapat
menyelamatkan diri (dari padanya).
33. Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?
Ar Roh-man 33 - 36
78. / 8678
21. Kalau sekiranya Kami turunkan Al
Quran ini kepada sebuah gunung,
pasti kamu akan melihatnya tunduk
terpecah belah disebabkan
ketakutannya kepada Allah. Dan
perumpamaan-perumpamaan itu
Kami buat untuk manusia supaya
mereka berfikir.
22. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain
Al Hasy-r 21 - 24
79. / 8679
Dia, Yang Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.
23. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain
Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang
Mengaruniakan Keamanan, Yang
Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang
Memiliki segala Keagungan, Maha
Suci Allah dari apa yang mereka
persekutukan.
24. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk
Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul
Husna. Bertasbih kepadaNya apa
yang di langit dan bumi. Dan Dialah
Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Al Hasy-r 21 - 24
84. / 8684
1. Katakanlah (hai Muhammad): "Telah
diwahyukan kepadamu bahwasanya:
telah mendengarkan sekumpulan jin
(akan Al Quran), lalu mereka
berkata: Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al Quran yang
menakjubkan,
2. (yang) memberi petunjuk kapada
jalan yang benar, lalu kami beriman
kepadanya. Dan kami sekali-kali
tidak akan mempersekutukan
seseorangpun dengan Tuhan kami,
3. dan bahwasanya Maha Tinggi
kebesaran Tuhan kami, Dia tidak
beristeri dan tidak (pula) beranak.
4. Dan bahwasanya: orang yang kurang
akal daripada kami selalu
Al Jin 072/1 - 9
85. / 8685
mengatakan (perkataan) yang
melampaui batas terhadap Allah.
5. dan sesungguhnya kami mengira,
bahwa manusia dan jin sekali-kali
tidak akan mengatakan perkataan
yang dusta terhadap Allah.
6. Dan bahwasanya ada beberapa
orang laki-laki di antara manusia
meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki di antara jin, maka
jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan.
7. Dan sesungguhnya mereka (jin)
menyangka sebagaimana
persangkaan kamu (orang-orang
kafir Mekah), bahwa Allah sekali-kali
tidak akan membangkitkan seorang
(rasul)pun,
8. dan sesungguhnya kami telah
mencoba mengetahui (rahasia)
Al Jin 072/1 - 9
86. / 8686
langit, maka kami mendapatinya
penuh dengan penjagaan yang kuat
dan panah-panah api,
9. dan sesungguhnya kami dahulu
dapat menduduki beberapa tempat
di langit itu untuk mendengar-
dengarkan (berita-beritanya). Tetapi
sekarang barangsiapa yang
(mencoba) mendengar-dengarkan
(seperti itu) tentu akan menjumpai
panah api yang mengintai (untuk
membakarnya).
Al Jin 072/1 - 9