Bab 6 mencantumkan daftar ayat-ayat Al Quran yang dapat digunakan untuk meruqyah, termasuk ayat-ayat khusus untuk membunuh jin. Ayat-ayat tersebut dapat membakar jin secara gaib dan menyebabkan mereka menangis kesakitan meski tidak terlihat api secara fisik. Ayat-ayat tersebut juga efektif jika dibacakan ke dalam air untuk diminum atau disimburkan ke tubuh pasien.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Dalam terapi ruqyah, proses pengusiran jin melalui tehnik ruqyah yang dahulu keluar adalah jin yang paling lemah dan yang paling akhir keluar adalah jin yang paling kuat dialamnya.
Menghadapi kenyataan bahwa jin yang masih merasuki tubuh ayahanda terkesan tidak mempan dibacakan ayat suci Al-Qur’an dan tidak dapat dikeluarkan ada beberapa kemungkinan:
1. Jin tersebut benar-benar masuk islam, bertaubat dan benar-benar mau keluar namun tidak bisa untuk keluar karena terikat buhul, maka pembacaan ayat ruqyah tidak akan menyakiti dirinya.
2. Jin tersebut pura-pura masuk islam namun memiliki beberapa shield/benteng pelindung hingga energi yang terpancar tidak bisa langsung menyakiti/membakar tubuh jin melainkan harus menghancurkan shield terlebih dahulu.
3. Jin tersebut dilindungi oleh kerajaan jin dengan tiap hari mensuplay shiled dan energi hingga jin tersebut tidak merasakan efek penyiksaan dari bacaan Al-Qur’an
4. Masih adanya benda sihir yang terkubur didekat rumah, atau masih adanya benda-benda sihir/keramat yang berada dalam rumah.
5. Jin dapat saja menirukan bacaan qur’an bahkan jin kafir dapat menirukan bacaan Al-Qur’an namun karena tidak ada niat dan keimanan dalam diri jin maka bacaan Al-Qur’an yang jin baca tidak akan membekas-apapun dalam diri mereka.
6. Bapak sekeluarga masih ada keragu-raguan dalam membaca ayat-ayat qur’an hingga akan sangat berpengaruh pada keberhasilan untuk mengusir jin tersebut.
7. Jin tersebut masih terikat dengan buhul dapat berupa tali eterik ataupun tahanan berupa energi tertentu yang menghalanginya untuk keluar.
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
Untuk menjadi peruqyah perlu dibekali ayat-ayat khusus, disamping yang umum seperti Al Fatihah, Al Baqarah, Ayat Qursy, 3 Qul. Berikut ini ditampilkan ayat-ayat tersebut, serta evaluasi kita (jika ingin menjadi peruqyah) seberapa jauh/banyak kita sudah menguasainya.
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak diragukan lagi, bahwa penyembuhan dengan Al-Qur’an dan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berupa ruqyah merupakan penyembuhan yang bermanfaat sekaligus penawar yang sempurna bagi penyakit hati dan fisik dan bagi penyakit dunia dan akhirat. Bagaimana mungkin penyakit itu mampu melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika firman-firman itu turun ke gunung makai ia akan memporakporandakan gunung gunung. Oleh karena itu tidak ada satu penyakit hati maupun penyakit fisik melainkan ada penyembuhnya.
Tata cara meruqyah adalah sebagai berikut:
1. Keyakinan bahwa kesembuhan datang hanya dari Allah.
2. Ruqyah harus dengan Al Qur’an, hadits atau dengan nama dan sifat Allah, dengan bahasa Arab atau bahasa yang dapat dipahami.
3. Mengikhlaskan niat dan menghadapkan diri kepada Allah saat membaca dan berdoa.
4. Membaca Surat Al Fatihah dan meniup anggota tubuh yang sakit. Demikian juga membaca surat Al Falaq, An Naas, Al Ikhlash, Al Kafirun. Dan seluruh Al Qur’an, pada dasarnya dapat digunakan untuk meruqyah. Akan tetapi ayat-ayat yang disebutkan dalil-dalilnya, tentu akan lebih berpengaruh.
5. Menghayati makna yang terkandung dalam bacaan Al Qur’an dan doa yang sedang dibaca.
6. Orang yang meruqyah hendaknya memperdengarkan bacaan ruqyahnya, baik yang berupa ayat Al Qur’an maupun doa-doa dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Supaya penderita belajar dan merasa nyaman bahwa ruqyah yang dibacakan sesuai dengan syariat.
7. Meniup pada tubuh orang yang sakit di tengah-tengah pembacaan ruqyah. Masalah ini, menurut Syaikh Al Utsaimin mengandung kelonggaran. Caranya, dengan tiupan yang lembut tanpa keluar air ludah. ‘Aisyah pernah ditanya tentang tiupan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam meruqyah. Ia menjawab: “Seperti tiupan orang yang makan kismis, tidak ada air ludahnya (yang keluar)”. (HR Muslim, kitab As Salam, 14/182). Atau tiupan tersebut disertai keluarnya sedikit air ludah sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Alaqah bin Shahhar As Salithi, tatkala ia meruqyah seseorang yang gila, ia mengatakan: “Maka aku membacakan Al Fatihah padanya selama tiga hari, pagi dan sore. Setiap kali aku menyelesaikannya, aku kumpulkan air liurku dan aku ludahkan. Dia seolah-olah lepas dari sebuah ikatan”. [HR Abu Dawud, 4/3901 dan Al Fathu Ar Rabbani, 17/184].
8. Jika meniupkan ke dalam media yang berisi air atau lainnya, tidak masalah. Untuk media yang paling baik ditiup adalah minyak zaitun.
9. Mengusap yang sakit dengan tangan kanan.
10. Bagi yang meruqyah diri sendiri, letakkan tangan di tempat yang
Ruqyah (dengan huruf ra’ di dhammah) adalah yaitu bacaan untuk pengobatan syar’i (berdasarkan riwayat yang shahih atau sesuai ketentuan ketentuan yang telah disepakati oleh para ulama) untuk melindungi diri dan untuk mengobati orang sakit. Bacaan ruqyah berupa ayat ayat al-Qur’an dan doa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ruqyah bukan pengobatan alternatif. Justru seharusnya menjadi pilihan pertama pengobatan tatkala seorang muslim tertimpa penyakit. Sebagai sarana penyembuhan, ruqyah tidak boleh diremehkan keberadaannya.
Dalam terapi ruqyah, proses pengusiran jin melalui tehnik ruqyah yang dahulu keluar adalah jin yang paling lemah dan yang paling akhir keluar adalah jin yang paling kuat dialamnya.
Menghadapi kenyataan bahwa jin yang masih merasuki tubuh ayahanda terkesan tidak mempan dibacakan ayat suci Al-Qur’an dan tidak dapat dikeluarkan ada beberapa kemungkinan:
1. Jin tersebut benar-benar masuk islam, bertaubat dan benar-benar mau keluar namun tidak bisa untuk keluar karena terikat buhul, maka pembacaan ayat ruqyah tidak akan menyakiti dirinya.
2. Jin tersebut pura-pura masuk islam namun memiliki beberapa shield/benteng pelindung hingga energi yang terpancar tidak bisa langsung menyakiti/membakar tubuh jin melainkan harus menghancurkan shield terlebih dahulu.
3. Jin tersebut dilindungi oleh kerajaan jin dengan tiap hari mensuplay shiled dan energi hingga jin tersebut tidak merasakan efek penyiksaan dari bacaan Al-Qur’an
4. Masih adanya benda sihir yang terkubur didekat rumah, atau masih adanya benda-benda sihir/keramat yang berada dalam rumah.
5. Jin dapat saja menirukan bacaan qur’an bahkan jin kafir dapat menirukan bacaan Al-Qur’an namun karena tidak ada niat dan keimanan dalam diri jin maka bacaan Al-Qur’an yang jin baca tidak akan membekas-apapun dalam diri mereka.
6. Bapak sekeluarga masih ada keragu-raguan dalam membaca ayat-ayat qur’an hingga akan sangat berpengaruh pada keberhasilan untuk mengusir jin tersebut.
7. Jin tersebut masih terikat dengan buhul dapat berupa tali eterik ataupun tahanan berupa energi tertentu yang menghalanginya untuk keluar.
Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, me
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.Ady Setiawan
Pesan dari penerbit:
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Kami sampaikan bahwa copyright penerbitan dan distribusi buku-buku yang kami tulis (37 Masalah Populer, 99 Tanya Jawab Seputar Shalat dan beberapa judul lainnya yang akan terbit) hanya ada di Penerbit Tafaqquh.
Tidak diperkenankan bagi siapapun mengambil keuntungan pribadi / kelompok atas buku-buku yang telah diedarkan.
Adapun tentang PDF atau aplikasi di playstore, maka itu bukan terbitan resmi Tafaqquh. Pihak Tafaqquh selaku penerbit saat ini hanya menerbitkan versi cetak, tidak dalam softcopy.
Tentang file yang sudah beredar silakan dimanfaatkan untuk keperluan syiar dan dakwah, bukan untuk keperluan bisnis. Harap maklum. Terimakasih.
menjawab semua permasalahan-permasalah yang sering di hadapi oleh kaum muslimin, jelas dengan dalil yang kuat yang bersumberkan dari dalil dalil yang kuat
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
MASALAH KE-1: IKHTILAF DAN MADZHAB.
MASALAH KE-2: BID’AH.
MASALAH KE-3: MEMAHAMI AYAT DAN HADITS MUTASYABIHAT
MASALAH KE-4: BERAMAL DENGAN HADITS DHA’IF
MASALAH KE-5: ISBAL
MASALAH KE-6: JENGGOT.
MASALAH KE-7: KESAKSIAN UNTUK JENAZAH
MASALAH KE-8: MERUBAH DHAMIR (KATA GANTI) PADA KALIMAT: ALLAHUMMAGHFIR LAHU
MASALAH KE-9: DUDUK DI ATAS KUBUR
MASALAH KE-10: AZAB KUBUR
MASALAH KE-11: TALQIN MAYAT
MASALAH KE-12: AMAL ORANG HIDUP UNTUK ORANG YANG SUDAH WAFAT
MASALAH KE-13: BACAAN AL-QUR’AN UNTUK MAYAT
MASALAH KE-14: MEMBACA AL-QUR’AN DI SISI KUBUR
MASALAH KE-15: KEUTAMAAN SURAT YASIN
MASALAH KE-16: MEMBACA AL-QUR’AN BERSAMA
MASALAH KE-17: TAWASSUL
MASALAH KE-18: KHUTBAH IDUL FITHRI DAN IDUL ADHA
MASALAH KE-19: SHALAT DI MASJID ADA KUBUR
MASALAH KE-20: DOA QUNUT PADA SHALAT SHUBUH
MASALAH KE-21: SHALAT QABLIYAH JUM’AT
MASALAH KE-22: BERSALAMAN SETELAH SHALAT
MASALAH KE-23: ZIKIR JAHR SETELAH SHALAT
MASALAH KE-24: BERDOA SETELAH SHALAT
MASALAH KE-25: DOA BERSAMA
MASALAH KE-26: BERZIKIR MENGGUNAKAN TASBIH
MASALAH KE-27: MENGANGKAT TANGAN KETIKA BERDOA
MASALAH KE-28: MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDOA
MASALAH KE-29: MALAM NISHFU SYA’BAN
MASALAH KE-30: ‘AQIQAH SETELAH DEWASA
MASALAH KE-31: MEMAKAI EMAS BAGI LAKI-LAKI
MASALAH KE-32: POTO
MASALAH KE-33: PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN HARI-HARI BESAR ISLAM
MASALAH KE-34: BENARKAH AYAH DAN IBU NABI KAFIR?
MASALAH KE-35: AS-SIYADAH
MASALAH KE-36: SALAF DAN SALAFI
MASALAH KE-37: SYI’AH
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Membaca Al Quran adalah perdagangan yang tidak pernah merugi
{الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).
Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al Quran?
Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan.
عَنْ عَبْد اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ رضى الله عنه يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ ».
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).
Dan hadits ini sangat menunjukan dengan jelas, bahwa muslim siapapun yang membaca Al Quran baik paham atau tidak paham, maka dia akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Allah Ta’ala itu Maha Luas, me
37 Masalah Populer oleh Ustadz Abdul Somad, Lc., MA.Ady Setiawan
Pesan dari penerbit:
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.
Kami sampaikan bahwa copyright penerbitan dan distribusi buku-buku yang kami tulis (37 Masalah Populer, 99 Tanya Jawab Seputar Shalat dan beberapa judul lainnya yang akan terbit) hanya ada di Penerbit Tafaqquh.
Tidak diperkenankan bagi siapapun mengambil keuntungan pribadi / kelompok atas buku-buku yang telah diedarkan.
Adapun tentang PDF atau aplikasi di playstore, maka itu bukan terbitan resmi Tafaqquh. Pihak Tafaqquh selaku penerbit saat ini hanya menerbitkan versi cetak, tidak dalam softcopy.
Tentang file yang sudah beredar silakan dimanfaatkan untuk keperluan syiar dan dakwah, bukan untuk keperluan bisnis. Harap maklum. Terimakasih.
menjawab semua permasalahan-permasalah yang sering di hadapi oleh kaum muslimin, jelas dengan dalil yang kuat yang bersumberkan dari dalil dalil yang kuat
37 Masalah Populer Ust. Abdul Shomad
MASALAH KE-1: IKHTILAF DAN MADZHAB.
MASALAH KE-2: BID’AH.
MASALAH KE-3: MEMAHAMI AYAT DAN HADITS MUTASYABIHAT
MASALAH KE-4: BERAMAL DENGAN HADITS DHA’IF
MASALAH KE-5: ISBAL
MASALAH KE-6: JENGGOT.
MASALAH KE-7: KESAKSIAN UNTUK JENAZAH
MASALAH KE-8: MERUBAH DHAMIR (KATA GANTI) PADA KALIMAT: ALLAHUMMAGHFIR LAHU
MASALAH KE-9: DUDUK DI ATAS KUBUR
MASALAH KE-10: AZAB KUBUR
MASALAH KE-11: TALQIN MAYAT
MASALAH KE-12: AMAL ORANG HIDUP UNTUK ORANG YANG SUDAH WAFAT
MASALAH KE-13: BACAAN AL-QUR’AN UNTUK MAYAT
MASALAH KE-14: MEMBACA AL-QUR’AN DI SISI KUBUR
MASALAH KE-15: KEUTAMAAN SURAT YASIN
MASALAH KE-16: MEMBACA AL-QUR’AN BERSAMA
MASALAH KE-17: TAWASSUL
MASALAH KE-18: KHUTBAH IDUL FITHRI DAN IDUL ADHA
MASALAH KE-19: SHALAT DI MASJID ADA KUBUR
MASALAH KE-20: DOA QUNUT PADA SHALAT SHUBUH
MASALAH KE-21: SHALAT QABLIYAH JUM’AT
MASALAH KE-22: BERSALAMAN SETELAH SHALAT
MASALAH KE-23: ZIKIR JAHR SETELAH SHALAT
MASALAH KE-24: BERDOA SETELAH SHALAT
MASALAH KE-25: DOA BERSAMA
MASALAH KE-26: BERZIKIR MENGGUNAKAN TASBIH
MASALAH KE-27: MENGANGKAT TANGAN KETIKA BERDOA
MASALAH KE-28: MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDOA
MASALAH KE-29: MALAM NISHFU SYA’BAN
MASALAH KE-30: ‘AQIQAH SETELAH DEWASA
MASALAH KE-31: MEMAKAI EMAS BAGI LAKI-LAKI
MASALAH KE-32: POTO
MASALAH KE-33: PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN HARI-HARI BESAR ISLAM
MASALAH KE-34: BENARKAH AYAH DAN IBU NABI KAFIR?
MASALAH KE-35: AS-SIYADAH
MASALAH KE-36: SALAF DAN SALAFI
MASALAH KE-37: SYI’AH
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
Ada banyak definisi mengenai pembangunan perdesaan. Dower, Michael dkk (2003) menyebutkan salah satu definisi yang paling mendekati :
Pembangunan Perdesaan adalah proses yang disengaja atas aspek : ekonomi, sosial, politik, budaya dan lingkungan, yang diharapkan akan berlangsung berkelanjutan, dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk lokal di wilayah perdesaan.
Penekanan pada proses yang disengaja dan berkelanjutan: pembangunan perdesaan bukanlah urusan yang berumur pendek. Pembangunan perlu dilakukan selama bertahun-tahun dan dengan cara yang disengaja.
Pembangunan perdesaan bukan tentang melindungi status quo, melainkan tentang perubahan yang disengaja untuk membuat segalanya lebih baik.
Salah satu ciri kawasan perdesaan adalah bangkitnya gaya hidup wirausahawan, yang tertarik untuk mendirikan usaha pariwisata kecil (dan lainnya), membawa serta modal keuangan, jaringan kontak, pengetahuan pasar, dan ide-ide wirausaha dari kota-kota. Beberapa pengusaha baru datang sebagai pasangan atau mitra, beberapa sebagai keluarga, beberapa sebagai pasangan. Tidak semua keterampilan kewirausahaan baru ini telah menggerakkan ekonomi perdesaan.
Terdapat transisi masyarakat perdesaan tradisional dari menjadi anggota "masyarakat jarak pendek" menjadi "masyarakat terbuka," yakni dengan adanya perubahan dalam hal sistem kontrol, konflik, dan tingkat pemberdayaannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari masyarakat perdesaan yang akan semakin berkembang dan dengan permasalahan yang semakin kompleks. Pariwisata perdesaan dapat berakar pada pertanian berbasis atau agrowisata, tapi berkembang menjadi jauh lebih beragam, dan terus terdiversifikasi. Pariwisata perdesaan adalah serangkaian aktivitas niche dalam aktivitas niche yang lebih besar.
Keragaman situasi ekonomi di wilayah perdesaan telah mendorong dikembangkannya sembilan jenis situasi ekonomi perdesaan, baik yang ditemukan secara terpisah, apaupun merupakan kombinasi.
Wilayah perdesaan dapat didefinisikan sebagai daerah yang ekonominya didasarkan pada industri agraria/perhutanan tradisional, atau setidaknya ekstraksi (tetapi tidak biasanya pengolahan) sumber daya alam. Penurunan peran yang berlangsung terus-menerus dalam kepentingan relatif sektor pertanian dan pertumbuhan sektor jasa pasca-industri telah menyebabkan tumbuhnya banyak industri baru, termasuk pariwisata, di kawasan perdesaan. Lebih lanjut, di banyak daerah, baik yang berkembang secara ekonomi maupun yang kurang berkembang, kegiatan industri perdesaan skala kecil telah menjadi fenomena khas.
Masyarakat perdesaan memiliki berbagai karakteristik yang, secara kolektif, dapat menyebak mereka diidentifikasi sebagai lebih tradisional daripada masyarakat perkotaan kontemporer, tetapi banyak wilayah perdesaan berada dalam keadaan perubahan yang konstan, paling tidak dalam kaitannya dengan penyerapan, atau penolakan mereka terhadap nilai-nilai, struktur dan karakteristik sosial dan spasial perkotaan.
Ini adalah kumpulan ayat Al Qur'an yang "semoga" dapat membantu untuk meruqyah diri sendiri, atau orang lain, jika diperkirakan sumber permasalahannya berupa gangguan dari luar,khususnya yang bersikap gaib. Bangguan tersebut dapat berupa kecanduan "game online", penyakit keturunan, badan yang dirasakan "tidak nyaman", dll.
Mohon maaf saya sendiri bukan peruqyah. Saya hanya mengkristalkan pengalaman berbagai peruqyah yang pernah mengunakan ayat-ayat tertentu, yang pengalaman ini cukup bertaburan di internet untuk dapat dimanfaatkan.
Pedoman RIPPDA beserta Lampiran A, B dan C berasal dari Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, yang berhasil penulis ‘selamatkan’, dari diubah dari format cetakan menjadi format tulisan. Karena itu pada beberapa tempat masih akan didapat kesalahan akibat proses pengubahan.
Sementara Lampiran D dan seterusnya, bersumber dari pengalaman mengerjakan berbagai kegiatan pengembangan kepariwisataan. Dari pengalaman tersebut penulis memperoleh sejumlah tulisan yang cukup berharga untuk sekedar disimpan di dalam laptop. Dengan niat untuk turut menyebar luaskan ilmu terkait kepariwisataan, maka kumpulan tulisan tersebut kami hadirkan bersama buku pedoman tersebut, sebagai Lampiran D dan seterusnya.
Tulisan pada Lampiran D dan seterusnya tersebut berasal dari berbagai sumber, yang ‘sayangnya’ sebagian besar tidak tercatat dengan baik. Karena itu, penggunaannya disarankan tidak untuk dijadikan rujukan/referensi ilmiah, di mana dalam lingkungan akademis, keabsahan rujukan/referensi merupakan suatu keharusan. Tulisan ini hanyalah sekedar penambah wawasan tentang kepariwisataan, serta membuka jalan bagi pencarian lebih lanjut rujukan/referensi dari aspek yang dibahas dalam kumpulan tulisan ini. Kepada pihak-pihak yang merupakan sumber dari tulisan tersebut, yang kebetulan tidak kami catat, kami hanya dapat berharap kiranya Allah jualah yang dapat membalas amal shalih tersebut dengan pahala yang mengalir tidak putus-putus, selama ilmu tersebut masih dapat dimanfaatkan. Sedangkan beberapa pihak yang ‘kebetulan’ terekam, dan dapat kami cantumkan dalam kumpulan tulisan ini, antara lain dari UGM, selain adanya balasan dari Allah tersebut, kami juga menghaturkan banyak terima kasih.
Kejawèn adalah suatu paham keagamaan campuran yang dianut orang-orang Jawa, yang merupakan ramuan di antara adat keagamaan asli Jawa yang percaya pada alam ghaib dengan pengaruh Hindu-Budha dari zaman Majapahit dan pengaruh agama Islam dari zaman Demak. Dalam perkembangannya, paham keagamaan kejawèn tersebut kadangkala lebih condong kepada Hindu-Budha, kadangkala lebih condong pada Islam, atau lebih mengutamakan kejawaannya, dan atau kemudian ada pula yang condong pada Kristen-Katolik. Kecederungan itu ada yang sifatnya sebagai pedoman hidup dan ada yang sifatnya mengejek dan mencela antara satu dengan yang lain.
Upacara pokok kejawèn adalah slametan, yaitu perjamuan kerukunan sosio-religius yang diikuti oleh para tetangga bersama dengan beberapa sanak saudara dan sahabat. Upacara ini diadakan bertepatan dengan saat-saat penting di dalam kehidupan (perkawinan, kehamilan, kelahiran anak, kematian, dll.), peristiwa-peristiwa komunal yang setiap tahun diadakan (bersih desa, pesta dusun/kampung yang setiap tahun diadakan bersama dengan upacara pembersihan atau persucian tertentu) dan segala macam kesempatan bila kesejahteraan umum dan keseimbangan digoncangkan. Pandangan religius kejawèn dipusatkan pada kesatuan hidup. Dalam ungkapan upacara-upacara simbolis, pandangan ini berpusat pada kesatuan harmonis dalam lingkungannya sendiri, entah itu keluarganya, tetangganya atau desanya. Dalam ungkapan yang mistik, agama Jawa memusatkan perhatiannya kepada hubungan langsung dan pribadi seseorang dengan “Yang Tunggal”. Kebangkitan aliran kejawèn dewasa ini tidak terlepas dari pandangannya terhadap agama-agama yang ada di Indonesia. Meskipun bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang Maha Esa, tidak berarti bangsa Indonesia seluruhnya beragama, karena kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukan monopoli pemeluk agama saja, akan tetapi hak setiap orang sekalipun tidak mengikuti agama tertentu. Pengikut aliran kejawèn adalah orang yang ber-Tuhan, akan tetapi belum tentu beragama (resmi yang diakui di Indonesia). Mereka menghayati dan menyembah Tuhan dengan caranya sendiri di luar ajaran agama dan ternyata mendapatkan apa yang mereka cari. Atas dasar hal itu, selanjutnya mereka berusaha membentuk organisasi baru dan tersendiri yang serupa dengan agama. Mereka merasa lebih cocok dengan cara penghayatan yang mereka temukan daripada cara yang diajarkan agama yang mungkin pernah mereka peluk.
Ruqyah adalah Seni Penyembuhan dari segala macam penyakit baik fisik, psikis, gangguan makhluk halus maupun serangan sihir yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sholallau ‘Alaihi wassalam (Seorang Nabi Utusan Tuhan Terahir di Muka Bumi ini). Selain itu Ruqyah juga merupakan seni perlawanan, perlindungan dan pembentengan diri dari segala macam mara bahaya yang bersifat fisik, maupun psikis.
Energi Ruqyah berasal dari keberkahan dan mu’jizat bacaan ayat Suci Al Qur’an dan Doa-doa Nabi Muhammad SAW.
Agar rumah tidak seram dan angker laksana kuburan. Agar rumah tidak menjadi tempat nongkrong Iblis dan syetan, supaya rumah menjadi sarang kebaikan dan keberkahan, maka hiasilah dengan sholat-sholat sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Kerjakanlah sholat kalian di rumah, dan janganlah kalian menjadikannya sebagai kuburan.” (HR. Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Umar).
Yang dimaksud di sini adalah sholat sunnah, sebagaimana diterangkan dalam riwayatnya yang lain, “Wahai manusia, sholatlah di rumah kalian. Karena sesungguhnya sholat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya, kecuali sholat yang wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dan dalam sabdanya yang lain, “Apabila seseorang telah melaksanakan sholatnya di masjid, maka hendaknya ia memberikan bagian dari sholatnya untuk rumahnya. Karena Allah akan menjadikan kebaikan di rumahnya karena sholat yang dilakukannya.” (HR. Muslim)
Para pelaku pariwisata Indonesia seyogyanya melakukan perencanaan yang matang dan terarah untuk menjawab tantangan sekaligus menangkap peluang yang akan “ bersliweran ” atau lalu lalang di kawasan kita. Pemanfaatan peluang harus dilakukan melalui pendekatan “ re-positioning ” keberadaan masing-masing kegiatan pariwisata dimulai dari sejak investasi, promosi, pembuatan produk pariwisata, penyiapan jaringan pemasaran internasional, dan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Kesemuanya ini harus disiapkan untuk memenuhi standar internasional sehingga dapat lebih kompetitif dan menarik, dibandingkan dengan kegiatan yang serupa dari negara-negara disekitar Indonesia.
Seperti halnya manusia yang merupakan bagian dari alam, maka karya manusia yang timbul itu pada hakekatnya merupakan sebagian dari alam itu juga.
Oleh karena itu suatu karya seharusnya tidak menimbulkan disharmoni dengan alam sekitarnya maupun disharmoni dengan manusia calon pemakai itu sendiri.
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan merupakan kekayaan yang dikuasai oleh negara, yang perlu dijaga kelestariannya dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik bagi generasi sekarang maupun bagi generasi yang akan datang.
Pengelolaan Wilayah Pesisir dilakukan dengan cara mengintegrasikan kegiatan: antara Pemerintah-Pemerintah Daerah, antar Pemerintah Daerah, antar sektor, antara Pemerintah,dunia usaha dan masyarakat, antara ekosistem daratan & lautan; dan antara ilmu pengetahuan dan manajemen.
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
Secara umum, buku ini memuat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang dan
pengembangan wilayah yang berwawasan lingkungan serta pedoman praktis yang dapat digunakan
di dalam penataan ruang kawasan-kawasan spesifik seperti perkotaan, perdesaan, wilayah
pariwisata di pesisir, dan di kawasan rawan bencana longsor.
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
Teori menyebutkan bahwa salah satu cara yang efektif dalam membangun
wilayah adalah melalui pengembangan kawasan, lebih khusus lagi melalui
pendekatan klaster. Dalam suatu klaster, berbagai kegiatan ekonomi dari para pelaku
usaha saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain menghasilkan barang
dan jasa yang unik. Bagaimana mengembangkan kegiatan usaha yang saling
mendukung itu merupakan kunci bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Buku “Penyusunan Tata Cara Perencanaan Pengembangan Kawasan Untuk
Percepatan Pembangunan Daerah” ini disusun berdasarkan penelaahan literatur
dan pengamatan lapangan. Banyak kajian telah dilakukan dan banyak buku telah
ditulis mengenai berbagai aspek pengembangan kawasan, namun yang
menggabungkan semua kajian dan buku tentang pengembangan kawasan-kawasan
itu menjadi satu masih belum ada. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan
itu.
Penyusunan buku ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi
Pemerintah Daerah, baik tingkat propinsi maupun dan khususnya tingkat
kabupaten/kota, bahkan bagi tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun
perencanaan pengembangan kawasan di wilayahnya, baik secara individual maupun
secara terpadu. Diharapkan buku ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyusun program, kebijakan dan rencana pengembangan kawasan.
Buku ini akan terus disempurnakan agar semakin memenuhi kebutuhan
semua pihak. Untuk itu saran perbaikan dari para pembaca dan pengguna buku ini
sangat diharapkan.
1. 6-166
Bab 6
Daftar Ayat-Ayat Ruqyah
Secara umum keseluruhan ayat Al Qur’an dapat digunakan untuk meruqyah. Tetapi terdapat
ayat-ayat tertentu yang lebih tepat digunakan nuntuk menggunaan tertentu. Untuk Jelasnya
lihat Tabel 1.
Catatan :
1. Ayat dari surat Ar Rohman 55/32 – 36 ditambahkan ke dalam terapi perawatan untuk
meminta kepada Allah untuk membunuh jin-jin yang melekat pada pasien atau yang
melekat pada tukang sihir itu sendiri.
2. Ayat-ayat pembinasa jin ini sangat afdol (Insya Allah) untuk membunuh jin dengan
membakar habis tubuh jin tersebut. Jin yang terkena “api ghoib” dari ayat-ayat ini akan
berteriak-teriak menangis kepanasan dan menggelepar-gelepar seperti ayam yang
disembelih lalu tidak beberapa lama kemudian tubuh yang disurupinya tenang dan
manusia tersebut kembali sadar sepenuhnya.
Di katakan “api ghoib” karena di alam jin tidak akan melihat bentuk api yang membakar
tubuh mereka namun mereka merasakan hawa (energi) yang sangat panas yang datang
bergelombang seperti ombak di lautan (dari tiap ayat yang dibaca) yang membakar tubuh
mereka. Dimensi “api ghoib” dari ayat-ayat ruqyah pembinasa yang dibacakan lebih halus
dari dimensi alam manusia dan jin hingga kalangan jin tidak bisa melihat wujud api yang
membakar mereka.
Jika ditanyakan pada jin (setiap penanganan kasus gangguan jin) ketika mereka menangis
minta ampun karena kepanasan,”Apa kalian melihat api yang membakar tubuh kalian ?”
Tiap jin yang ditanya selalu dan selalu jin tersebut menjawab, tidak melihatnya, namun
merasakan hawa yang sangat panas membakar tubuh mereka.
Ayat ini juga bisa dibacakan pada air caranya ialah dengan memasukkan sebagian tangan
kita dalam air lalu setiap selesai satu surat kita hembuskan hawa dari mulut yang
membaca ayat tersebut ke dalam air (sebagian ludah kita masuk dalam air) lalu bisa
disimburkan ke tubuh pasien atau diminumkan, reaksi yang akan didapat sangat dahsyat
sebab akan membuat jin tersebut sangat tersiksa hingga menggelepar-gelepar seperti
disembelih, akan lebih sempurna jika dimasukkan dalam air itu 7 lembar daun bidara yang
sudah dihaluskan dicampur dengan garam.
2. Tabel 1
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
1. Al Fatihah
22.. Al Baqoroh
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13. Ali Imron
14.
15.
16.
50
http://www.quranic-healing.com/2012/01/ayat-ayat-khusus-pembinasa-jin.html
3. 6-168
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
17.
18. An Nisa’
19.
20.
21. Al Maidah
22.
23.
24.
25. Al An’am
26.
27.
28.
29.
30.
31. Al A’rof
32.
33.
34.
35.
4. 6-169
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
36.
37. Al Anfal
38.
39.
40. At Taubah
41.
42.
43. Yunus
44.
45.
46. Hud
47.
48.
49. Yusuf
50. Ibrohim
51.
52. Al Hijr
53. An Nahl
54.
55.
5. 6-170
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
56.
57. Al Isro’
58.
59.
60.
61.
62.
6633.. Al Kahfi
64.
65.
66.
67.
68. Maryam
69.
70. Thoha
71.
72.
73.
74.
6. 6-171
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
75. Al Anbiya
76.
77.
78.
79. Al Hajj
80. Al Mu`minum
81.
82.
83. An Nur
84.
85. Al Furqon
86.
87.
88. Asy Syuara
89.
90.
91.
92. An Naml
93.
94. Al Ankabuut
7. 6-172
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
95. Ar Ruum
96. Al Ahzab
97. Saba’
98.
99.
100. Faathir
101.
102. Yasin
103.
104. Ash Shoofaat
105.
106. Shood
107.
108.
109. Fushshilat
110.
111.
112.
113.
8. 6-173
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
114. Ad Dukhon
115. Al-Jatsiyah
116. Al Ahqof
117. Qoof
118.
119. Adz Dzariyaat
120.
121.
122.
123. Al Qomar
112244.. Ar Rohman
125.
112266.. Al Waqi’ah
127.
128. Al Hadid
129.
130. Al Hasyr
131. Al Jumuah
113322.. Al Mulk
133.
9. 6-174
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
134. Al Qolam
135. Al Haaqqoh
136.
137. Al Jin
138. Al Muddatstsir
139. Al Insaan
140. An Nazi’at
141.
142. Al Buruuj
143.
144. Ath Thoriq
145. Al A’laa
146. Al-Insyirah
147. Al ‘Alaq
148. Az Zalzalah
149. Quraisy
150. An Nashr
10. 6-175
No. Ayat Ruqyah
Penggunaan Khusus
Ayat Ruqyah
Standar
Ayat Ruqyah
Yang Pendek
Ayat Ruqyah
Yang Cukup
Panjang
Ayat Ruqyah Yang
Direkomendasikan
Oleh Syaikh Abdurrouf
Ben Halima
Surat Dalam Al
Qur'an Yang
Menjadi Keapesan
Ilmu Hitam Dukun
Ayat
Pembinasa
Jin50
151. Al Ikhlas
152. Al Falaq
153. An Naas