2. UNDANG UNDANG NO. 22 2019A
SISTEM BUDIDAYA TANAMAN BERKELANJUTANHUN
Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah
semua organisme yang dapat merusak,
mengganggu kehidupan, atau
mengakibatkan kematian tumbuhan
Benih Tanaman adalah Tanaman atau
bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan/atau
mengembangbiakkan Tanaman
4. KERUGIAN AKIBAT OPT BENIH
Kehilangan Berat
KehilanganViabilitas
Mutu fisik Benih menurun
Kerugian secara tidal langsung
5. APA ITU PATOGEN ?
APA ITU PENYAKIT?
?
Penyakit Terbawa Benih
(Seed Borne Diseases)
6. Patogen : Organisme atau struktur penyebab
penyakit
cendawan, aktinomicetes,bakteri,virus
Penyakit : Gangguan fisiologis yang berlangsung
terus menerus dan disebabkan faktor primer
7. ISTILAH:
Seed born patogen: setiap penyebab infeksi yang
berasosiasi dengan benih dan mempunyai potensi
untuk menyebabkan penyakit (Cendawan, Bakteri,
Virus, Nematoda)
Seed born disease: suatu penyakit dimana patogen
penyebabnya terbawa di permukaan, di dalam atau
bersama benih; sehingga akan terlihat gejala
penyakitnya dan benih nyata terserang penyakit.
8. Penyakit benih ini dapat menyebabkan kerusakan dalam bentuk
perubahan warna, bentuk, nekrose, penurunan daya kecambah,
dan mengurangi nilai biji (benih).
Penyebab utama kerusakan pada benih adalah jamur, bakteri,
dan virus (patogen).
Benih dapat diserang patogen sebelum biji (benih)
berkecambah (pre emergence damping off), sedang apabila
menyerang setelah muncul kecambah disebut post emergence
damping off.
9. PERLU DIPERHATIKAN !
1. Patogen dapat menimbulkan penyakit pada benih itu sendiri,
pada waktu berkecambah, tanaman masih muda atau pada
waktu tanaman menjelang panen.
2. Patogen dapat menjadi sumber infeksi untuk tanaman lain
3. Patogen dapat merupakan sumber penyakit bagi pertanaman
pada musim-musim selanjutnya.
4. Patogen dapat terbawa benih dalam jarak yang jauh.
5. Patogen yang terbawa benih kemungkinan besar lebih banyak
menimbulkan kerugian di daerah baru daripada derah asal
10. Penurunan vigor bibit yang lemah, pertumbuhan bibit
abnormal, kerusakan dan gangguan fisiologis pada berbagai tahap
pertumbuhan tanaman, masa panen dan gangguan di tempat
penyimpanan
Kerugian terjadi secara langsung dari benih yang terinfeksi atau
terjadi dalam jangka panjang setelah patogen mampu bertahan
pada gulma, sisa tanaman atau di tanah
Menurunkan daya kecambah, aborsi pada benih, meningkatkan
kematian bibit / tanaman muda dan meningkatkan perkembangan
penyakit di lapangan
Menimbulkan ledakan penyakit di daerah baru
Merubah nutrisi dengan dihasilkan toksin
12. Kerugian akibat penyakit benih
Berpotensi untuk menimbulkan
kerusakan terhadap:
1. Benih sewaktu disimpan, terutama
cendawan gudang. Contoh:
Aspergillus, Penicillium
2. Kecambah sewaktu benih ditanam;
gagalnya perkecambahan
Contoh:(Culvularia sp.,Fusarium
sp.)atau busuk kecambah/bercak-
bercak (Alternaria sp.)
3. Tanaman yang tumbuh dari benih
terinfeksi
Aspergillus
14. Kerusakan dan kerugian akibat patogen
terbawa benih
Penurunan vigor bibit yang lemah, pertumbuhan bibit
abnormal, kerusakan dan gangguan fisiologis pada berbagai
tahap pertumbuhan tanaman, masa panen dan gangguan di
tempat penyimpanan
Kerugian terjadi secara langsung dari benih yang terinfeksi
atau terjadi dalam jangka panjang setelah patogen mampu
bertahan pada gulma, sisa tanaman atau di tanah
Menurunkan daya kecambah, aborsi pada benih,
meningkatkan kematian bibit / tanaman muda dan
meningkatkan perkembangan penyakit di lapangan
Menimbulkan ledakan penyakit di daerah baru
Merubah nutrisi dengan dihasilkan toksin
15.
16. Contoh ledakan OPT terkait benih
tanaman
Bakteri kanker pada tomat (Corynebacterium michiganense)
dari USA masuk ke Inggris via benih yang diimpor 1942
dan menyebar ke Irlandia 1947
Akar gada (Plasmodiophora brassicae) pada kubis-kubisan di
Indonesia sejak pertengahan abad 20 tersebar dari
Sumatra bagian utara ke Jawa (Cipanas, Lembang)
Cacar daun teh (Exobasidium vexans) diduga dari Srilangka
menyebar ke Indonesia dan menghancurkan tanaman the
sejak pertengahan abad 20
17. Kasus Patogen dan Penyakit Terbawa Benih
di Indonesia
Cacar daun teh (Exobasidium vexans)
Akar gada (Plasmodiophora brassicae)
Bunchy Top pada pisang
Antraknosa cabai (Colletotrichum capsici)
Antraknosa kedelai (C. truncatum)
Hawar daun (Helminthosporium spp) pada jagung
Nematoda sista kuning (Globodera sp) pada kentang
Phoma lingam pada kubis diTawangmangu
Nekrosa (Phoma sp) pada tomat di Kuningan
20. Black Rot of Crucifers
(Xanthomonas campestris pv. campestris)
21.
22.
23.
24.
25. Gejala pada benih kedelai
yang berasosiasi dengan
virus:
Soybean Mosaic virus (SMV)
Bean Pod Mottle virus
(BPMV)
Tobacco Streak virus (TSV)
26.
27. Lokasi Patogen pada Benih
• Dipermukaan benih
Kontaminasi
• Melalui proses infeksi
• Patogen mapan dan bertahan
Di dalam
Jaringan Benih
• Patogen pada sisa tanaman
• Struktur khusus
Terbawa bebas
bersama benih
28. Hubungan antara patogen dan benih
INFECTED : Patogen terbawa secara internal dan
berada di dalam jaringan benih
INFESTED: Patogen terbawa sebagai kontaminan
pada permukaan benih, Patogen secara terpisah
terbawa bersama benih
29. Benih dan Kejadian Penyakit Tanaman
Benih sebagai struktur perbanyakan tanaman merupakan
wahana penyebaran patogen yang efektif
Patogen terbawa benih : kontaminasi, infeksi, bebas dalam
kemasan
30. PEMINDAHAN PATOGEN LEWAT
BENIH
Patogen yang terbawa biji pada prinsipnya dapat
dibedakan;
Biji yang terinfeksi (infected), patogen yg.menginfeksi
biji mengadakan penetrasi pd.jaringan atau biji atau
dapat juga menetap dlm. bentuk istirahat
Biji yang Mengalami kontaminasi (infested) patogen
biasanya terjadi di permukaan biji
Biji biji tercampur dengan jaringan tanaman
yg.terinfeksi patogen .
31. Pola hubungan patogen terbawa
benih dan penyebaran di lapang
Patogen terbawa benih dan tertular melalui benih
Patogen terbawa benih bersifat tular benih dan tular tanah
Patogen terbawa benih bersifat tular benih dan tersebar
melalui udara
Patogen bersifat tular benih dan tular serangga
Patogen bersifat tular benih dan tular nematoda
33. Cendawan Patogen Terbawa Benih
Kelompok terbesar patogen terbawa dan tertular benih.
Sebagian besar penyakit tanaman disebabkan oleh
cendawan.
Sering menimbulkan gejala busuk benih, rebah kecambah,
lodoh pada bibit, busuk akar dan batang, hangus, hawar
daun
Sebagian menunjukan gejala khas dan sebagaian besar
tidak menunjukan gejala pada benih
Terbawa benih dalam bentuk spora dorman seperti
chlamidospore dan oospora, struktur sklerotia
34. Cendawan Patogen Terbawa
Benih
Morfologi
Multiselular (banyak sel), eukariotik (berinti sejati), berbentuk benang(filamen). Hifa
membetuk miselium. Dibentuk struktur spora dan penyangga spora .
Cara infeksi
Secara aktif menembus sel/jaringan tanaman, atau melalui luka, lubang alami tanaman,
dan bantuan serangga
Struktur bertahan
Spora bertahan (dorman) seperti klamidospora, oospora, sklerotia
Penyebaran
Melalui angin, air, benih, bahan perbanyakan vegetatif,tanah dan lain lain
Gejala yang ditimbulkan
Bercak daun, hawar, klorosis, layu pembuluh, busuk akar,
Tanda penyakit berupa struktur seperti spora, hifa, tubuh buah
35. Cendawan Patogen Terbawa
Benih
Umumnya perkembangannya lambat
Dapat terjadi pada suhu/ lengas nisbi udara yang lebih
luas batas batasnya.
Beberapa Cendawan telah diketahui menyerang biji
bijian seperti: Padi, Jagung, Sorghum, Barley, Kacang
kacangan
Genus yang penting: Fusarium, Helminthosporium,
Alternaria, Cladosporium,Aspergillus, Phoma,
Cephalothecum, Ophiobolus, Stenphyllium, Rhizopus
dan Penicilium.
36. Penicillium sp:
mematikan embrio
menimbulkan perubahan warna pada biji
perubahan biokimia
menghasilkan racun bagi manusia & hewan
Aspergillus sp
dapat meluas di pewrmukaan biji
dapat mematikan embrio
menyebabkan perubahan kimia
menghasilkan racun terhadap manusia dan hewan.
37. Cendawan lapangan (field fungi): sebelum panen &
bersifat parasit (mis:Alternaria, Curvularia,
Drechslera, Fusarium, Cercospora
Cendawan simpanan: (storage fungi): di penyimpanan
bersifat saprofit/parasit fakultatif (mis: Penicillium,
Aspergillus, Chaetomium).
38. Cendawan Lapangan:
1. Menyerang biji biji prapanen/pada waktu panen
2. Membutuhkan k.a dalam keseimbangan dengan RH
lebih dari 90%
3. Sebagian besar tdk memproduksi toksin, dan tdk
begitu berperan thd kerusakan biji yang disimpan
Cendawan pasca panen:
1. Menyerang biji bijian terutama selama penyimpanan
2. Memerlukan ka.dalam keseimbangan dgn RH 65 –
90%
3. Sebagian besar dpt tumbuh pd substrat dgn tekanan
osmosis tinggi dan memproduksi toksin.
40. TERJADINYA INFEKSI DAN KONTAMINASI
PADA BIJI-BIJI YANG DISIMPAN
Satu patogen dengan patogen lain berbeda, contoh:
ada 3 patogen lewat biji yang menyebabkan infeksi
sistemik pada Barley berbeda dalam
perkembangannya & infeksinya.
Ustilago nuda (loose smut) infeksi pada bunga,
menetapo sebagai hifa dorman dlm embrio
U.hordei (covered smut), patogen kontaminan pd
permukaan dari lapisan kulit bag luar
Drechslera graminae (barly leaf stripe) , patogen
menetap sebagai hifa dorman di dalam lapisan kulit
bag luar.
41. Bakteri Patogen Terbawa Benih
Organisme prokariotik
Sering menimbulkan penyakit busuk benih, layu, busuk
basah, busuk pada pangkal batang, hawar, pustule
42. Morfologi
Terdiri satu sel, prokariotik, Berbentuk batang, dinding sel terbungkus
kapsul, mempunyai flagela (sejenis ekor untuk bergerak)
Gejala yang ditimbulkan
Busuk lunak berlendir, bercak daun, hawar daun, busuk batang, busuk
buah, busuk biji dan umbi, kanker, kanker batang, layu pembuluh
Tanda penyakit
Lendir (Bacterial ooze) pada bagian tanaman yang menunjukan gejala
Cara infeksi
Melalui luka, lubang alami tanaman (seperti stomata, sel lenti , hidatoda)
dan serangga vektor
Kelompok bakteri tumbuhan
Genus Clavibacter, Erwinia, Pseudomonas,Xanthomonas dan Streptomyces
Bakteri Patogen Terbawa Benih
43. Virus Terbawa Benih
Sekitar 20 % virus tumbuhan yang diketahui terbawa dan
tertular melalui benih
Virus terbawa benih terjadi terutama jika tanaman induk
terinfeksi secara sistemik pada saat pembungaan dan
proses pembuahan (bisa melalui serbuk sari terinfeksi)
44. Morfologi
Virus bukan sebagai mahluk hidup karena tidak dapat melakukan metabolisme,
tetapi virus mempunyai ciri mahluk hidup karena virus mampu melakukan
perbanyakan (berkembang biak) dan mempunyai struktur asam nukleat.
Reproduksi
Sebagai Parasit obligat, virus harus “memelihara” sel tanaman agar tetap hidup,
dan “bereproduksi” secara replikasi.
Tempat bertahan
Jaringan tanaman hidup, vektor dan benih
Gejala yang ditimbulkan
Menguning, mosaik, bercak, kerdil, perubahan warna
Tanda penyakit
Hanya bisa dilihat melalui mikroskop elektron.
Penyebaran dan Penularan
Perbanyakan vegetatif, benih, serbuk sari, serangga, tungau, nematoda, cendawan,
tali putri, secara mekanik dengan sap (cairan perasan tanaman sakit yang
mengandung virus).
Virus Terbawa Benih
45. VIRUS TERBAWA BENIH
Karena kontaminasi pada kulit biji; Ex:TMV pada biji
tomat; awalnya melekat pd kulit biji, dan setelah
berkecambah virus menyerang
Virus terdapat pada jaringan embrio melalui
ovari/serbuk sari, mis.Virus kentang. Sehingga perlu
dilakukan pengujian 2 generasi secara vegetatif karena
virus terlihatnya lambat
46. 3. Pada waktu tanaman terinfeksi
- tan muda terinfeksi, makin tinggi tanm yang terinfeksi/biji yang
terinfeksi
- Beberapa virus yg penyebarannya hanya kaena terbawa benih
saja, masih belum diketahui vektornya: Barley Stripe Mosaic
virus; Southern bean mosaic virus; Rasberry bushy dwarf virus,
bertahannya sangat tergantung pada benih sehingga 100% biji
dari tan.Yang terinfeksi mengandung virus. Penularan virus
melalui benih hanya kecil, Lettuce mosaic virus (0,5%).Akan
tetapi kalau terbawa vektor dapat tersebar luas (penularan
sekunder).
47. Infeksi melalui biji pada beberapa virus - SSV = 52,5%;
SMV = 30%; CMMV = 2 – 90%; PMoV = 5%; PStV = 35%;
BGMV = 1 – 8%
Pengurangan hasil panen karena virus terbawa benih:
- SSv = 60%; PMoV/PStV = 60%;Virus mosaic kedelai = 10
– 25%
Kerugian banyak tetapi belum ada usaha uji kesehatan
benih terhadap virus dalam sertifikasi benih
48. 4. Umur biji: - cepat hilang
selama penyimpanan - dapat bertahan selama
beberapa tahun - contoh: Cherry necrotic ring spot
virus
pada tanaman prunus, penyimpanan 4
tahun, suhu 2oC ….. 60 -70%, dan
setelah tahun ke 5 ….. 5%. - Alfalfa mosaic
virus pada alfalfa setelah penyimpanan 18 tahun pd suhu
15 oC atau suhu kamar ….. Hilangnya virus hanya sedikit
49. Fakor yang mempengaruhi perbedaan biji yang terinfeksi:
- 1.Virus & strain virus….. 100% TRSV pd kedelai;
Strawberry latent ring spot pd seledri. Prosentase sedikit:
Andran potato virus pd kentang 1%; Lettuce bean mosaic
virus pd Cawpea ( 1 – 4%) - 2.Tanaman inang….
Beberapa virus yang terbawa benih banyak terdapat pd
spesies inangnya. Contoh:Tomato black ring virus
50. Kelompok hewan yang mirip dengan cacing, membutuhkan
lapisan film untuk aktivitas dan mobilitas
Nematoda pathogen dicirikan dengan stilet
Menyebabkan puru akar, bintil, gejala menguning pada
daun,
Genus yang sering terbawa benih adalah Anguina,
Aphelenchoides, Ditylenchus, Heterodera,
Rhadinaphelenchus
Nematoda Parasit Terbawa
Benih
57. Serangga Menyerang Benih/Bibit
Lalat Bibit Kacang
Ophiomya phaseoli (Diptera:Agromyzidae)
Lalat bibit kacang menyerang sejak tanaman muda muncul
ke permukaan tanah hingga tanaman umur 10 hari. Lalat
betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru
tumbuh.Telur diletakkan di dalam lubang tusukan antara
epidermis atas dan bawah keping biji atau disisipkan dalam
jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal
helai daun pertama dan kedua
58. Biologi
Telur berwarna putih seperti mutiara dan berbentuk
lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15
mm. Setelah dua hari, telur menetas dan keluar larva
Larva masuk ke dalam keping biji atau pangkal helai daun
pertama dan kedua, kemudian membuat lubang gerekan.
Selanjutnya larva menggerek batang melalui kulit batang
sampai ke pangkal batang, dan berubah bentuk menjadi
kepompong
Pada pertumbuhan penuh, panjang larva mencapai 3,75
mm. Kepompong mula-mula berwarna kuning kemudian
berubah menjadi kecoklat-coklatan
59.
60.
61. Gejala Serangan
Serangan lalat kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik
putih pada keping biji, daun pertama atau kedua. Bintik-
bintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak telur
(ovipositor) dari lalat kacang betina