SlideShare a Scribd company logo
BAB I
                                   PENDAHULUAN
   Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi
tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para
petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di
dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongan
tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha
Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di
Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, amun jika dibandingkan dengan pertanian
padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada
kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik,
banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen
   Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah satu komoditi yang
strategis dari jenis tanaman semusim Perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar,
hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.
   Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik oleh
rakyat maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau yang di produksi
di Indonesia dapat dibagi antara lain: a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu
bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst
(NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo,
disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah
   Penerimaan negara dari komoditi tembakau sangat besar yaitu dari cukai dan setiap tahun
terus meningkat, pada tahun 2007 sebesar 42 trilyun, tahun 2008 sebesar Rp. 50,2 trilyun dan
tahun 2009 ditargetkan mencapai 52 trilyun, demikian juga pada periode 5 tahun terakhir devisa
yang dihasilkan dari ekspor tembakau senilai US $ 100.627 (48.278 ton).
   Areal pertanaman di Indonesia, rata-rata setiap tahun seluas 200.000 Ha dengan produksi
170.000 Ton dengan melibatkan sekitar 600.000 KK petani. Daerah utama penyebaran untuk
memenuhi kebutuhan pabrik rokok terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa
Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Lampung dan Sulawesi Selatan, selain itu
daerah lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal di Provinsi NAD, Jambi, Sumatera
Barat, Sumatera Selatan, dan NTT.
BAB II
A. KLASIFIKASI
       Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
          Kingdom                : Plantae
          Subkingdom             : Tracheobionta
          Super Divisi           : Spermatophyta
          Divisi                 : Magnoliophyta
          Kelas                  : Magnoliopsida
          Sub Kelas              : Asteridae
          Ordo                   : Solanales
          Famili                 : Solanaceae
          Genus                  : Nicotiana
          Spesies                : Nicotiana tabacum L.
B. MORFOLOGI
  1.   Daun
              Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung
       pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing,
       sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang
       menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri
       atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah.
       Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai.
  2. Akar
              Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak
       ke pusat bumi.
              Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan
       akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki
       bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah
       menyerap air,dan subur.
3. Batang
              Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi
     kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang
     ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas
     batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang
     sekitar 5 cm.
C. VARIETAS
  1. Jenis Tembakau Cerutu
              Di Indonesia tembakau cerutu ini dihasilkan oleh 3 tempat atau daerah lama
     dan satu tempat daerah baru. Di Jawa sebagai penghasil tembakau cerutu ialah daerah
     Besuki Jaawa Timur yang berpusat di Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah
     antara Solo dan Yogya yang berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan
     Yogya yang dikenal dengan daerah Vorstlanden
     a) Tembakau Deli
                 Tembakau Deli merupakan kualitas terbaik dari tembakau cerutu jenis
        pembungkus di seluruh dunia. Adapun ciri khas dari tembakau ini adalah tipis dan
        elastis dengan warna cerah.
                 Budidaya tembakau ini terletak di tanah tanah hitam berdebu dengan kadar
        humus rata – rata 16% dan kurang asam (pH 5.00 – 5.6) dan sebagian lagi di
        tanah tanah sedimenter dan tanah tanah alluvial yang pada pengendapannya
        terlihat bahan bahan yang dasitis
     b) Tembakau Besuki
                 Yang dimaksud dengan tembakau Besuki disini adalah tipe tembakau
        cerutu yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan.
        Tembakau Besuki memiliki sifat sifat berdaun tipis dan empuk dengan aroma
        yang baik
     c) Tembakau Vorstenlands
                 Budidaya tembakau ini pada umumnya terletak di lereng lereng kaki
        gunung Merapi sebelah Tenggara. Tanah – tanahnya terdiri dari tulvulkanis, yang
        terbanyak adalah tanah tanah abu muda yang berwarna kelabu.
2. Jenis Tembakau Sigaret
   a) Tembakau Virginia
              Tembakau Virginia merupakan bahan utama bagi pembuatan rokok atau
      sigaret putih. Tembakau ini tidak begitu membutuhkan tanah yang subur,
      iklimnya pun kurang khas. Jadi tembakau ini agak mempunyai penyesuaian baik
      terhadap iklim maupun tanah.
   b) Jenis Tembakau Sigaret lainnya
      οƒ˜ Tembakau Turki
                  Tembakau Turki merupakan nama yang diberikan pada segolongan
          tembakau yang sejak berabad abad termahsyur di seluruh dunia oleh karena
          mempunyai sifat – sifat kualitas yang khas. Keunggulan dari tembakau ini
          terletak pada aroma yang sangat baik dan spesifik, sehingga karenanya disebut
          ―aromatic tobaccoβ€–
3. Tembakau Pipa
          Satu – satunya tempat hingga kini yang mampu menghasilkan tembakaupipa
   adalah Lumajang (Jawa Timur)
          Ciri khas dari varietas ini adalah tinggi ramping mirip dengan varietas cerutu
   Besuki dan Vorstlanden dengan daun daun duduk. Ada dua tipe pada tembakau pipa
   ini, yaitu tipe jembel putih dan tipe kasturi
4. Tembakau Asepan
          Tembakau tipe ini adalah sejenis tembakau yang pengolahan daunnya
   dilakukan dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna yang gelap,
   daunnya tebal, berat, kuat dan berminyak
5. Tembakau Asli atau Tembakau Rakyat
          Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli ialah tembakau yang ditanam
   oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian, penanaman dan pengolahan daunnya.
          Tembakau tipe ini pada umumnya ditanam pada akhir musim hujan sehingga
   pemanenannya jatuh di musim kemarau.
D. SYARAT TUMBUH
  1. Suhu dan Iklim
               Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering
       ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman
       tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap
       mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya
       kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah
       hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah
       hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat
       menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah.
       Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka
       dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk
       pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau
       dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada
       varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman
       tembakau adalah 0 - 900 mdpl.
  2.   Tanah
               Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang
       baik sehingga dapat meningkatkan drainase, pH antara 5-6.
               Tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau dapat juga diadakan dua
       golongan, yaitu jenis tembakau yang memerlukan tanah yang subur (misalnya,
       tembakau cerutu di daerah Besuki, Klaten, Kedu, dan Deli). Sedangkan untuk
       golongan lain (misalnya tembakau untuk sigaret dan kretek di daerah Bojonegoro,
       Madura) dapat dipergunakan tanah yang tidak begitu subur, asalkan diadakan
       tindakan tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tanah dan pengairannya.
BAB III
                             TEKNIK BUDIDAYA
a. PEMBIBITAN
  οƒ˜ Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
  οƒ˜ Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
  οƒ˜ Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur
     dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai
     adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag
  οƒ˜ Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur
     dan 60 cm sisi Barat.
  οƒ˜ Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu
     dikeringanginkan.
  οƒ˜ Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang
     dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan
     akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat
     disemaikan.
  οƒ˜ Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam
     0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
  οƒ˜ Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari.
  οƒ˜ Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah
     semai.
b. PERSEMAIAN
         Umur bibit yang baik untuk dipindahkan ke pertanaman antara 38 – 45 hari,
  pencabutan bibit dapat dilakukan beberapa kali dan memilih bibit yang paling baik.
  Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya harus segera ditanam
  (setelah jam 14.00) pada keadaan normal panjang bibit telah mencapai 20 cm.
c. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  οƒ˜ Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1
     minggu
  οƒ˜ Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan
     arah membujur antara timur dan barat.
οƒ˜ Lakukan pengapuran jika tanah masam
  οƒ˜ Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha
  οƒ˜ Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan
     induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram
     bedengan.
     Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA
     untuk menyiram + 10 meter bedengan.
  οƒ˜ Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg secara
     merata ke bedengan
d. PENANAMAN
         Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat,
  sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang
  penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau
  rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya
  dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm.
  Cara penanamannya yaitu dengan cara Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit
  sedalam leher akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.
e. PEMELIHARAAN
  1. Penyulamanan
     Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan
     diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
  2. Penyiangan
     Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu
     sekali.
3. Pemupukan
     Dosis tergantung jenis tanah dan varietas


                                         Dosis Pupuk Makro (kg/ha)
             Waktu Pemupukan
                                       Urea/ZA     SP - 36       KCl
        Saat Tanam                         -         300           -
        Umur 7 HST                       300           -         150
        Umur 28 HST                      300           -         150
        TOTAL                            600         300         300


        Ket : HST = hari setelah tanam
  4. Pengairan
             Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4
     lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap
     3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering.
  5. Pemangkasan
             Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk
     pucuk, pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah
     bunga
f. PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT DAN GULMA
  1. Hama
     οƒ˜ Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan
        dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar
        sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural
        VITURA
     οƒ˜ Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang
        terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun
        sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.
οƒ˜ Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang
      berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat,
      sanitasi kebun, semprot PESTONA.
   οƒ˜ Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul
      bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian:
      sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA
   οƒ˜ Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang
      disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR.
   οƒ˜ Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus),
      orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang
      banci (Engytarus tenuis).
2. Penyakit
   οƒ˜ Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala:
      batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai
      hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar,
      pencegahan awal dengan Natural GLIO.
   οƒ˜ Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak-
      bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan
      lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang
      terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO.
   οƒ˜ Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat
      bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan
      mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah
      tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot
      Natural GLIO.
   οƒ˜ Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak-
      bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di
      persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan
      membakar tanaman yang terserang.
οƒ˜ Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas
       namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan.
       Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO.
    οƒ˜ Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk
       (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus).
       Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi
       kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar.
g. PANEN DAN PASCA PANEN
  1. PANEN
            Pada umur 70 hari sesudah ditanam daun kelihatan semu kuning keemasan,
    salah satu tanda bahwa daun sudah mulai masak dan dapat dimulai dengan pemetikan
    pertama kali.
            Daun dipetik 2 – 3 lembar daun tiap kali petik. Sesudah pemetikan yang
    pertama, ditunggau 5 – 7 hari, kemudian dilakukan pemetikan yang kedua, dan
    seterusnya, tiap kali petik diselingi 4 – 7 hasi masa tidak ada pemetikan
            Jarak waktu ini dapat disesuaikan dengan keadaan, misalnya hujan yang turun,
    keadaan tanaman tembakau ,. Pemetikan dilakukan sedemikian rupa sehingga daun
    tidak rusak atau terkena tanah atau kotoran lainnya. Daun yang sudah dipetik
    hendaknya segera ditutup dengan karung atau kain supaya terlindung terhadap sinar
    matahari. Jangan terjadi daun ditumpuk terlalu banya atau terlalu tinggi dan terlalu
    lama.
            Daun yang masih muda atau yang diserang penyakit jangan dicampur dengan
    daun yang baik. Kalau daun masih basah karena embun, perlu ditunggu dahulu
    sampai embunnya menjadi kering sebelum dipetik. Namun seringkali tidak dapat
    menunggu sampai embun kering sama sekali, sebab daun tembakau cerutu tidak
    boleh dipetik terlalu siang. Daun yang masih agak basah yang sudah dipetik ini perlu
    digantung dan diangin anginkan di tempat yang tedh dulu dan tidak boleh ditumpuk
  2. PASCA PANEN
    a) Pengeringan
               Daun tembakau yang sudah dipetik perlu dikeringkan menjadi krosok atau
       tembakau rajangan
Ada berbagai cara untuk mengeringkan daun:
      οƒ˜ Tembakau        rakyat   masih     banyak    yang     dikeringkan   dengan
          menggantungkan daun di dinding rumah atau di atas rumpu
      οƒ˜ Tembakau rakyat yang bermutu lebih baik dikeringkan dengan
          menggantungkan glantang pada plantangan bamboo di bawah sinar
          matahari langsung. Hasilnya lebih memuaskan, namun karena dikeringkan
          di bawah sinar matahari langsung, mutunya masih belum sempurna
      οƒ˜ Tembakau yang dirajang (bukan lembaran) dikeringkan dengan berbagai
          cara. Di antaranya ada yang dikeringkan di atas api (digarang) kemudian
          dikeringkan lagi di sinar matahari penuh (tembakau garangan). Dan ada
          juga yang dikeringkan langsung di bawah sinar matahari tanpa digarang di
          atas api (tembakau pepean)
      οƒ˜ Tembakau Virginia dikeringkan dengan cara lain lagi, yaitu dengan udara
          panas di dalam sutau ruangan tertutup. Lembaran daun yang diglantang
          dimasukkan omprongan dan digantungkan pada bamboo (plantangan)
      οƒ˜ Pengeringan tembakau yang kehujanan di masa petik ini dilakukan tidak
          di bawah sinar matahari penuh, melainkan di dalam ruangan yang teduh,
          yaitu di dalam suatu gudang atap yang dibuat dari bamboo lebar kira –
          kira 16m dan panjang 22m.
b) Pemeraman
          Krosok kering yang baru keluar dari gedung pengering, masih belang,
   warnanya belum menarik dan belum memiliki bau dan aroma yang dikehendaki.
   Untuk mendapatkan sifat sifat krosok yang diperlukan untuk cerutu dan sigaret,
   perlu diadakan pemeraman dengan menumpuk krosok, sehingga dalam tumpukan
   krosok terdapat suhu tertentu yang dapat memperbaiki sifat sifat krosok, sehingga
   setelah beberapa kali dibolak balik terdapat krosok yang masak.
c) Pemilihan
          Krosok yang sudah keluar dari gudang fermentasi selanjutnya perlu dipilih
   pilih supaya krosok yang sama mutu warna dan panjangnya dapat disendirikan.
   Masing masing partai krosok yang sama sifatnya dibungkus dan diberi merk
sendiri sendiri sehingga tiap bungkusan berisi krosok yang merata dan sama
   sifatnya
d) Penyimpanan dan pengiriman
          Bungkusan tembakau yang masing masing berisi krosok seberat 80 – 1β€”
   kg dan dibungkus dengan tikar (glanse) perlu disimpan dalam keadaan sebaik –
   baiknya sehingga mutunya tidak mundur atau rusak. Selama penyimpanan harus
   dijaga kelembaban dan panasnya ruangan. Tumpukan bungkusan tembakau yang
   terlalu tinggi dapat merusak krosok. Tumpukan lebih dari 7 tingkat harus
   dihindari.
          Selama penyimpanan tembakau di dalam gudang, bungkusan tembakau
   yang ditumpuk tumpuk secara harus dibongkar dan diganti dengan tumbukan
   yang baru supaya bungkusan krosok secara bergili terdapat di ketinggian yang
   lain di dalam tumpukan
          Selama pengiriman, baik di dalam ruangan kapal maupun di dalam
   gerbong kereta api dan lain lain alat angkutan selalu harus dijaga kebersihan dan
   keamanan terhadap bahaya kebakaran, pencemaran bau yang tidak diingnkan.
DAFTAR PUSTAKA

AnonymousA.             2010.        http://pematangtahalo.blogspot.com/2010/01/budidaya-
     tembakau.html
Anonymous B. 2010. http://www.murasmanrahman.com/node/677
                C
Anonymous           .     2010.     http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-
     tembakau.html
                D
Anonymous       .       2010.     http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya-
     tembakau.html
Anonymous E. 2010. http://tuturpamuji.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false-
     en-us-x-none.html
Abdullah, Ahmad. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta
Djojosoediro, Slamet. 1979. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Usaha Nasional.
     Surabaya

More Related Content

What's hot

5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
Muhammad Sabrin
Β 
Manajemen perkebunan
Manajemen perkebunanManajemen perkebunan
Manajemen perkebunanFebrina Tentaka
Β 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Benny Benny
Β 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
galang7813
Β 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
Fony Farizal
Β 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Nestri Yuniardi
Β 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Sri Wahyuni
Β 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Begawan Lereng Muria
Β 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Zul Rapi
Β 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compdjojosumarto
Β 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Purwandaru Widyasunu
Β 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Abdul Hakim, Agricurtural Extension
Β 
Powerpoint talas
Powerpoint talasPowerpoint talas
Powerpoint talas
belongstoj2000
Β 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
Sinergi Inspiration
Β 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
andrewahyu04
Β 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
Astrijyt
Β 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanwika_wibowo
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
Β 

What's hot (20)

Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Β 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
Β 
Manajemen perkebunan
Manajemen perkebunanManajemen perkebunan
Manajemen perkebunan
Β 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Β 
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida NabatiBrosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Brosur Penyuluhan Pestisida Nabati
Β 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
Β 
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Pertanian Organik (Organic Agriculture)
Β 
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Sistem integrasi sapi kelapa sawit (siska)
Β 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
Β 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Β 
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawitPanduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Panduan Perencanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit
Β 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida comp
Β 
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian TerpaduBahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Bahan Kuliah Pertanian Terpadu Bab 3 Prinsip Dasar Pertanian Terpadu
Β 
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekaranganMateri inovasi pemanfaatan pekarangan
Materi inovasi pemanfaatan pekarangan
Β 
Powerpoint talas
Powerpoint talasPowerpoint talas
Powerpoint talas
Β 
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
Β 
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa SawitDesain perkebunan Kelapa Sawit
Desain perkebunan Kelapa Sawit
Β 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
Β 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Β 

Viewers also liked

Budidaya cengkeh (BTOR)
Budidaya cengkeh (BTOR)Budidaya cengkeh (BTOR)
Budidaya cengkeh (BTOR)
De Nur
Β 
Teknik budidaya tembakau
Teknik budidaya tembakauTeknik budidaya tembakau
Teknik budidaya tembakau
Jecko D
Β 
Feasibility+rokok1
Feasibility+rokok1Feasibility+rokok1
Feasibility+rokok1Harris Afdhal
Β 
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhanBab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
azkiafataya
Β 
Makalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman palaMakalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman pala
Photo Setudio Planet solo grand mall
Β 
Makalah pemuda pelopor pangan
Makalah pemuda pelopor panganMakalah pemuda pelopor pangan
Makalah pemuda pelopor panganMakrus Kusnan
Β 

Viewers also liked (7)

Budidaya cengkeh (BTOR)
Budidaya cengkeh (BTOR)Budidaya cengkeh (BTOR)
Budidaya cengkeh (BTOR)
Β 
Budidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkehBudidaya tanaman cengkeh
Budidaya tanaman cengkeh
Β 
Teknik budidaya tembakau
Teknik budidaya tembakauTeknik budidaya tembakau
Teknik budidaya tembakau
Β 
Feasibility+rokok1
Feasibility+rokok1Feasibility+rokok1
Feasibility+rokok1
Β 
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhanBab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
Bab 3 klasifikasi hewan dan tumbuhan
Β 
Makalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman palaMakalah budidaya tanaman pala
Makalah budidaya tanaman pala
Β 
Makalah pemuda pelopor pangan
Makalah pemuda pelopor panganMakalah pemuda pelopor pangan
Makalah pemuda pelopor pangan
Β 

Similar to Budidaya tembakau

pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdfpdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
bungaipantai26
Β 
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JahePedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Warta Wirausaha
Β 
Jahe
JaheJahe
Jahe
Aris Sam
Β 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatAbi Hutomo
Β 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
Febrina Tentaka
Β 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panilisujononasa
Β 
Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
Bambang Riyadi
Β 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahafifauliya
Β 
Sumary project.pptx
Sumary project.pptxSumary project.pptx
Sumary project.pptx
LabkomnscCilamaya
Β 

Similar to Budidaya tembakau (12)

pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdfpdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
pdf. PPT. TEMBAKAU_compressed.pdf
Β 
A
AA
A
Β 
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya JahePedoman Teknis Budidaya Jahe
Pedoman Teknis Budidaya Jahe
Β 
Jahe
JaheJahe
Jahe
Β 
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklatkelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
kelompok1 tugas pertanian tanaman coklat
Β 
Tanaman kakao
Tanaman kakaoTanaman kakao
Tanaman kakao
Β 
Tanaman kakao
Tanaman kakaoTanaman kakao
Tanaman kakao
Β 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
Β 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
Β 
Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
Β 
Budidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanahBudidaya kacang tanah
Budidaya kacang tanah
Β 
Sumary project.pptx
Sumary project.pptxSumary project.pptx
Sumary project.pptx
Β 

More from afifauliya

Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukafifauliya
Β 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelaiafifauliya
Β 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1afifauliya
Β 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob webafifauliya
Β 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanafifauliya
Β 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitasafifauliya
Β 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologiafifauliya
Β 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidiafifauliya
Β 

More from afifauliya (9)

Tksdl
TksdlTksdl
Tksdl
Β 
Laporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupukLaporan akhir pembuatan pupuk
Laporan akhir pembuatan pupuk
Β 
Tentang kedelai
Tentang kedelaiTentang kedelai
Tentang kedelai
Β 
Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1Poliploidi 1.1
Poliploidi 1.1
Β 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
Β 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
Β 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
Β 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
Β 
Poliploidi
PoliploidiPoliploidi
Poliploidi
Β 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Β 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
Β 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
Β 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
Β 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
JokoPramono34
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Β 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
Β 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
Β 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Β 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
Β 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Β 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
Β 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Β 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Β 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
Β 
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Komunitas Belajar dalam Sekolah.Mari Melakukan Identifikasi! Apakah kombel Ib...
Β 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Β 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Β 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Β 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
Β 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Β 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
Β 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
Β 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Β 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Β 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Β 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
Β 

Budidaya tembakau

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Penanaman dan penggunaan tembakau di Indonesia sudah dikenal sejak lama. Komoditi tembakau mempunyai arti yang cukup penting, tidak hanya sebagai sumber pendapatan bagi para petani, tetapi juga bagi Negara Tanaman Tembakau merupakan tanaman semusim, tetapi di dunia pertanian termasuk dalam golongan tanaman perkebunan dan tidak ermasuk golongan tanaman pangan. Tembakau (daunnya) digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Usaha Pertanian tembakau merupakan usaha padat karya. Meskipun luas areal perkebunan tembakau di Indonesia, diperkirakan hanya sekitar 207.020 hektar, amun jika dibandingkan dengan pertanian padi, pertanian tembakau memerlukan tenaga kerja hampir tiga kali lipat. Seperti juga ada kegiatan pertanian lainnya, untuk mendapatkan produksi tembakau dengan mutu yang baik, banyak faktor yang harus diperhatikan. Selain faktor tanah, iklim, pemupukan dan cara panen Sebagaimana diketahui tanaman tembakau merupakan merupakan salah satu komoditi yang strategis dari jenis tanaman semusim Perkebunan. Peran tembakau bagi masyarakat cukup besar, hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan. Berbagai jenis tembakau dengan berbagai kegunaannya diusahakan di Indonesia, baik oleh rakyat maupun oleh perusahaan, secara garis besar berdasarkan iklim tembakau yang di produksi di Indonesia dapat dibagi antara lain: a) Tembakau musim kemarau/Voor-Oogst (VO), yaitu bahan untuk membuat rokok putih dan rokok kretek; b) Tembakau musim penghujan/Na-Oogst (NO), yaitu jenis tembakau yang dipakai untuk bahan dasar membuat cerutu maupun cigarillo, disamping itu juga ada jenis tembakau hisap dan kunyah Penerimaan negara dari komoditi tembakau sangat besar yaitu dari cukai dan setiap tahun terus meningkat, pada tahun 2007 sebesar 42 trilyun, tahun 2008 sebesar Rp. 50,2 trilyun dan tahun 2009 ditargetkan mencapai 52 trilyun, demikian juga pada periode 5 tahun terakhir devisa yang dihasilkan dari ekspor tembakau senilai US $ 100.627 (48.278 ton). Areal pertanaman di Indonesia, rata-rata setiap tahun seluas 200.000 Ha dengan produksi 170.000 Ton dengan melibatkan sekitar 600.000 KK petani. Daerah utama penyebaran untuk memenuhi kebutuhan pabrik rokok terdapat di Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Lampung dan Sulawesi Selatan, selain itu
  • 2. daerah lainnya hanya untuk memenuhi kebutuhan lokal di Provinsi NAD, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan NTT.
  • 3. BAB II A. KLASIFIKASI Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae Genus : Nicotiana Spesies : Nicotiana tabacum L. B. MORFOLOGI 1. Daun Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai. 2. Akar Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulubulu akar. perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air,dan subur.
  • 4. 3. Batang Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm. C. VARIETAS 1. Jenis Tembakau Cerutu Di Indonesia tembakau cerutu ini dihasilkan oleh 3 tempat atau daerah lama dan satu tempat daerah baru. Di Jawa sebagai penghasil tembakau cerutu ialah daerah Besuki Jaawa Timur yang berpusat di Kabupaten Jember dan Bondowoso, dan daerah antara Solo dan Yogya yang berpusat di Kabupaten Klaten dan antara Klaten dan Yogya yang dikenal dengan daerah Vorstlanden a) Tembakau Deli Tembakau Deli merupakan kualitas terbaik dari tembakau cerutu jenis pembungkus di seluruh dunia. Adapun ciri khas dari tembakau ini adalah tipis dan elastis dengan warna cerah. Budidaya tembakau ini terletak di tanah tanah hitam berdebu dengan kadar humus rata – rata 16% dan kurang asam (pH 5.00 – 5.6) dan sebagian lagi di tanah tanah sedimenter dan tanah tanah alluvial yang pada pengendapannya terlihat bahan bahan yang dasitis b) Tembakau Besuki Yang dimaksud dengan tembakau Besuki disini adalah tipe tembakau cerutu yang ditanam pada musim kemarau dan dipanen pada musim penghujan. Tembakau Besuki memiliki sifat sifat berdaun tipis dan empuk dengan aroma yang baik c) Tembakau Vorstenlands Budidaya tembakau ini pada umumnya terletak di lereng lereng kaki gunung Merapi sebelah Tenggara. Tanah – tanahnya terdiri dari tulvulkanis, yang terbanyak adalah tanah tanah abu muda yang berwarna kelabu.
  • 5. 2. Jenis Tembakau Sigaret a) Tembakau Virginia Tembakau Virginia merupakan bahan utama bagi pembuatan rokok atau sigaret putih. Tembakau ini tidak begitu membutuhkan tanah yang subur, iklimnya pun kurang khas. Jadi tembakau ini agak mempunyai penyesuaian baik terhadap iklim maupun tanah. b) Jenis Tembakau Sigaret lainnya οƒ˜ Tembakau Turki Tembakau Turki merupakan nama yang diberikan pada segolongan tembakau yang sejak berabad abad termahsyur di seluruh dunia oleh karena mempunyai sifat – sifat kualitas yang khas. Keunggulan dari tembakau ini terletak pada aroma yang sangat baik dan spesifik, sehingga karenanya disebut ―aromatic tobaccoβ€– 3. Tembakau Pipa Satu – satunya tempat hingga kini yang mampu menghasilkan tembakaupipa adalah Lumajang (Jawa Timur) Ciri khas dari varietas ini adalah tinggi ramping mirip dengan varietas cerutu Besuki dan Vorstlanden dengan daun daun duduk. Ada dua tipe pada tembakau pipa ini, yaitu tipe jembel putih dan tipe kasturi 4. Tembakau Asepan Tembakau tipe ini adalah sejenis tembakau yang pengolahan daunnya dilakukan dengan cara mengasap. Tembakau ini mempunyai warna yang gelap, daunnya tebal, berat, kuat dan berminyak 5. Tembakau Asli atau Tembakau Rakyat Yang dimaksud dengan istilah tembakau asli ialah tembakau yang ditanam oleh rakyat, mulai dari pembuatan persemaian, penanaman dan pengolahan daunnya. Tembakau tipe ini pada umumnya ditanam pada akhir musim hujan sehingga pemanenannya jatuh di musim kemarau.
  • 6. D. SYARAT TUMBUH 1. Suhu dan Iklim Tanaman tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman (tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau dataran tinggi, curah hujan ratarata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32,30 C. Tanaman tembakau dapat tumbuh pada dataran rendah ataupun di dataran tinggi bergantung pada varietasnya. Ketinggian tempat yang paling cocok untuk pertumbuhan tanaman tembakau adalah 0 - 900 mdpl. 2. Tanah Tanah gembur, remah, mudah mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat meningkatkan drainase, pH antara 5-6. Tanah yang sesuai dengan tanaman tembakau dapat juga diadakan dua golongan, yaitu jenis tembakau yang memerlukan tanah yang subur (misalnya, tembakau cerutu di daerah Besuki, Klaten, Kedu, dan Deli). Sedangkan untuk golongan lain (misalnya tembakau untuk sigaret dan kretek di daerah Bojonegoro, Madura) dapat dipergunakan tanah yang tidak begitu subur, asalkan diadakan tindakan tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tanah dan pengairannya.
  • 7. BAB III TEKNIK BUDIDAYA a. PEMBIBITAN οƒ˜ Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam. οƒ˜ Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput οƒ˜ Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang yang telah dicampur dengan Natural GLIO (50%). Dosis pupuk untuk setiap meter persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada polybag οƒ˜ Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat. οƒ˜ Benih direndam dalam POC NASA 5 cc per gelas air hangat selama 1-2 jam lalu dikeringanginkan. οƒ˜ Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kertas merang atau kain yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan. οƒ˜ Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis. οƒ˜ Semprot POC NASA (2-3 tutup/tangki) selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari. οƒ˜ Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai. b. PERSEMAIAN Umur bibit yang baik untuk dipindahkan ke pertanaman antara 38 – 45 hari, pencabutan bibit dapat dilakukan beberapa kali dan memilih bibit yang paling baik. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari dan pada sore harinya harus segera ditanam (setelah jam 14.00) pada keadaan normal panjang bibit telah mencapai 20 cm. c. PENGOLAHAN MEDIA TANAM οƒ˜ Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1 minggu οƒ˜ Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan barat.
  • 8. οƒ˜ Lakukan pengapuran jika tanah masam οƒ˜ Siram SUPERNASA dengan dosis : 10 - 15 botol/ha οƒ˜ Alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. Alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan. οƒ˜ Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet dicampur pupuk kandang matang 25-50 kg secara merata ke bedengan d. PENANAMAN Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus rapat, sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50 cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud. Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x 90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm. Cara penanamannya yaitu dengan cara Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari. e. PEMELIHARAAN 1. Penyulamanan Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama. 2. Penyiangan Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
  • 9. 3. Pemupukan Dosis tergantung jenis tanah dan varietas Dosis Pupuk Makro (kg/ha) Waktu Pemupukan Urea/ZA SP - 36 KCl Saat Tanam - 300 - Umur 7 HST 300 - 150 Umur 28 HST 300 - 150 TOTAL 600 300 300 Ket : HST = hari setelah tanam 4. Pengairan Pengairan diberikan 7 HST = 1-2 lt air/tanaman, umur 7-25 HST = 3-4 lt/tanaman, umur 25-30 HST = 4 lt/tanaman. Pada umur 45 HST = 5 lt/tanaman setiap 3 hari. Pada umur 65 HST penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sangat kering. 5. Pemangkasan Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali. Sedangkan untuk pucuk, pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bunga f. PENGENDALIAN HAMA, PENYAKIT DAN GULMA 1. Hama οƒ˜ Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat, penggenangan sesaat pada pagi/sore hari , semprot Natural VITURA οƒ˜ Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah. Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot PESTONA.
  • 10. οƒ˜ Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot PESTONA. οƒ˜ Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun, pemberian GLIO diawal tanam, PESTONA οƒ˜ Kutu - kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid, Natural BVR. οƒ˜ Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik (Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis). 2. Penyakit οƒ˜ Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar. Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar, pencegahan awal dengan Natural GLIO. οƒ˜ Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae. Gejala: timbul bercak- bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas, pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati. Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar, semprotkan Natural GLIO. οƒ˜ Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae. Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian: desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO. οƒ˜ Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes. Gejala: timbul bercak- bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
  • 11. οƒ˜ Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala: mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman terserang, semprot Natural GLIO. οƒ˜ Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu (Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut dan dibakar. g. PANEN DAN PASCA PANEN 1. PANEN Pada umur 70 hari sesudah ditanam daun kelihatan semu kuning keemasan, salah satu tanda bahwa daun sudah mulai masak dan dapat dimulai dengan pemetikan pertama kali. Daun dipetik 2 – 3 lembar daun tiap kali petik. Sesudah pemetikan yang pertama, ditunggau 5 – 7 hari, kemudian dilakukan pemetikan yang kedua, dan seterusnya, tiap kali petik diselingi 4 – 7 hasi masa tidak ada pemetikan Jarak waktu ini dapat disesuaikan dengan keadaan, misalnya hujan yang turun, keadaan tanaman tembakau ,. Pemetikan dilakukan sedemikian rupa sehingga daun tidak rusak atau terkena tanah atau kotoran lainnya. Daun yang sudah dipetik hendaknya segera ditutup dengan karung atau kain supaya terlindung terhadap sinar matahari. Jangan terjadi daun ditumpuk terlalu banya atau terlalu tinggi dan terlalu lama. Daun yang masih muda atau yang diserang penyakit jangan dicampur dengan daun yang baik. Kalau daun masih basah karena embun, perlu ditunggu dahulu sampai embunnya menjadi kering sebelum dipetik. Namun seringkali tidak dapat menunggu sampai embun kering sama sekali, sebab daun tembakau cerutu tidak boleh dipetik terlalu siang. Daun yang masih agak basah yang sudah dipetik ini perlu digantung dan diangin anginkan di tempat yang tedh dulu dan tidak boleh ditumpuk 2. PASCA PANEN a) Pengeringan Daun tembakau yang sudah dipetik perlu dikeringkan menjadi krosok atau tembakau rajangan
  • 12. Ada berbagai cara untuk mengeringkan daun: οƒ˜ Tembakau rakyat masih banyak yang dikeringkan dengan menggantungkan daun di dinding rumah atau di atas rumpu οƒ˜ Tembakau rakyat yang bermutu lebih baik dikeringkan dengan menggantungkan glantang pada plantangan bamboo di bawah sinar matahari langsung. Hasilnya lebih memuaskan, namun karena dikeringkan di bawah sinar matahari langsung, mutunya masih belum sempurna οƒ˜ Tembakau yang dirajang (bukan lembaran) dikeringkan dengan berbagai cara. Di antaranya ada yang dikeringkan di atas api (digarang) kemudian dikeringkan lagi di sinar matahari penuh (tembakau garangan). Dan ada juga yang dikeringkan langsung di bawah sinar matahari tanpa digarang di atas api (tembakau pepean) οƒ˜ Tembakau Virginia dikeringkan dengan cara lain lagi, yaitu dengan udara panas di dalam sutau ruangan tertutup. Lembaran daun yang diglantang dimasukkan omprongan dan digantungkan pada bamboo (plantangan) οƒ˜ Pengeringan tembakau yang kehujanan di masa petik ini dilakukan tidak di bawah sinar matahari penuh, melainkan di dalam ruangan yang teduh, yaitu di dalam suatu gudang atap yang dibuat dari bamboo lebar kira – kira 16m dan panjang 22m. b) Pemeraman Krosok kering yang baru keluar dari gedung pengering, masih belang, warnanya belum menarik dan belum memiliki bau dan aroma yang dikehendaki. Untuk mendapatkan sifat sifat krosok yang diperlukan untuk cerutu dan sigaret, perlu diadakan pemeraman dengan menumpuk krosok, sehingga dalam tumpukan krosok terdapat suhu tertentu yang dapat memperbaiki sifat sifat krosok, sehingga setelah beberapa kali dibolak balik terdapat krosok yang masak. c) Pemilihan Krosok yang sudah keluar dari gudang fermentasi selanjutnya perlu dipilih pilih supaya krosok yang sama mutu warna dan panjangnya dapat disendirikan. Masing masing partai krosok yang sama sifatnya dibungkus dan diberi merk
  • 13. sendiri sendiri sehingga tiap bungkusan berisi krosok yang merata dan sama sifatnya d) Penyimpanan dan pengiriman Bungkusan tembakau yang masing masing berisi krosok seberat 80 – 1β€” kg dan dibungkus dengan tikar (glanse) perlu disimpan dalam keadaan sebaik – baiknya sehingga mutunya tidak mundur atau rusak. Selama penyimpanan harus dijaga kelembaban dan panasnya ruangan. Tumpukan bungkusan tembakau yang terlalu tinggi dapat merusak krosok. Tumpukan lebih dari 7 tingkat harus dihindari. Selama penyimpanan tembakau di dalam gudang, bungkusan tembakau yang ditumpuk tumpuk secara harus dibongkar dan diganti dengan tumbukan yang baru supaya bungkusan krosok secara bergili terdapat di ketinggian yang lain di dalam tumpukan Selama pengiriman, baik di dalam ruangan kapal maupun di dalam gerbong kereta api dan lain lain alat angkutan selalu harus dijaga kebersihan dan keamanan terhadap bahaya kebakaran, pencemaran bau yang tidak diingnkan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA AnonymousA. 2010. http://pematangtahalo.blogspot.com/2010/01/budidaya- tembakau.html Anonymous B. 2010. http://www.murasmanrahman.com/node/677 C Anonymous . 2010. http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya- tembakau.html D Anonymous . 2010. http://budidaya-id.blogspot.com/2010/01/teknik-budidaya- tembakau.html Anonymous E. 2010. http://tuturpamuji.blogspot.com/2010/01/normal-0-false-false-false- en-us-x-none.html Abdullah, Ahmad. 1982. Budidaya Tembakau. CV Yasaguna. Jakarta Djojosoediro, Slamet. 1979. Petunjuk Praktis Menanam Tembakau. Usaha Nasional. Surabaya